1. Apeksogenesis
Suatu perawatan pulpa pada gigi yang masih vital yang bagian apeks akarnya
masih terbuka. Tujuan untuk memberi kesempatan pada akar untuk
melanjutkan perumbuhan dan menutup apeksnya. Terjadi pada gigi permanen
muda. Hampir sama dengan pulpotomi vital pada gigi sulung.
Pembentukan akar yang apeksnya masih dapat bertumbuh dengan normal,
berlaku bagi gigi yang masih imatur dimana pulpa koronal mengalami karies
atau trauma, tetapi secara klinis dapat ditentukan bahwa bagian apikal tengah
pulpa masih cukup layak dilakukan penutupan akar. Seringkali saat terpapar
ditutup dengan kalsiun hidroksida atau MTA. Bahan bisa ditempatkan di
tungkai pulpa (pulpotomi) atau sebagai pulp capping.
Menyingkirkan bagian bagian rusak yang reversibel, supaya pertumbuhan akar
dapat berlanjut sampai menutup.
STEP 2
STEP 3
1. Apeksogenesis diindikasikan pada pulpa yang masih vital yang memungkinkan apical
contriction pada gigi immature. Salahsatu mekanisme dari apeksogenesis bisa
dilakukan pulp capping atau pulpotomi. Dilakukan perawatan apeksogenesis
didasarkan pada hasil pemeriksaan objektif (tes vitalitas, tes tekan, tes perkusi).
Dilakukan perawatan pulpotomi dangkal untuk melihat berhasil atau gagal sebelum
dilakukan apeksogenesis.
2. Apeksifikasi merupakan perawatan untuk merngksang pertumbuhan lebih lanjut pada
apeks gigi permanen yang terbuka pada gigi nonvital. Merupakan perawatan
pendahuluan sebelum dilakukan pengisian pada perawatan endointrakanal. Tujuan
untuk membentuk calcyfic barrier pada 1/3 apikal yang lebar
Apeksogenesis : Suatu perawatan pulpa pada gigi yang masih vital yang bagian apeks
akarnya masih terbuka. Tujuan untuk memberi kesempatan pada akar untuk
melanjutkan perumbuhan dan menutup apeksnya.
3. Indikasi :
Gigi permanen muda vital dengan foramen apikal belum tumbuh sempurna
Peradangan ringan
Tidak ada peradangan periapikal
Pulpa terbuka sebelum 72 jam (sesegera mungkin)
Kerusakan pada pulpa koronal sedangkan pulpa radikular dalam keadaan sehat
Mahkota cukup utuh untuk dapat direstorasi
Kontraindikasi :
Indikasi Apeksifikasi :
Gigi permanen muda nonvital dengan foramen apikal belum tumbuh sempurna
Kontraindikasi apeksifikasi :
Teknik
1. Kalsium Hidroksida
Garam dasar putih yang berkristal,mudah larut yang terpisah menjadi ion
kalsium dan ion hidroksil dalam larutan, dan kandungan alkali yang tinggi
(pH11). Memiliki sifar antimikroba dan memiliki sifat merangsang
pertumbuhan jaringan keras.
Salah satu teori sifat merangsang jaringan keras pada kalsium hidroksida,
kandungan alkali tinggi yang menghasilkan lingkungan menguntungkan untuk
pengaktifan alkalin fosfatase (enzim yang terlibat dalam mineralisasi). Sifat
antimikroba adanya ion hidroksil akan menghancurkan fosfolipid sehingga
membran sel dihancurkan. Adanya kadar alkali yang tinggi akan merusak
ikatan ion sehingga protein bakteri dirubah. Ion hidroksil bereaksi dengan
DNA bakteri sehingga akan menghambat replikasinya.
2. MTA
5. Berhasil :
Tidak adanya periodontitis
Gigi tetap vital
Tidak ada resorbsi akar
Pertumbuhan akar berlanjut
Pembentukan dentin
Terlihan bridge of calcyfication dibawah CaOH2
Dapat terjadi sementosis
Kegagalan :
STEP 5