Anda di halaman 1dari 81

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah kemampuan
memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi
yang diperoleh (BSNP, 2006:139). Tujuan tersebut menempatkan pemecahan
masalah menjadi bagian yang penting dalam pelajaran matematika. NCTM
(National Council of Teacher of Mathematics) menempatkan kemampuan
pemecahan masalah sebagai tujuan utama dari pendidikan matematika.
NCTM mengusulkan bahwa memecahkan masalah harus menjadi fokus dari
matematika sekolah dan bahwa matematika harus diorganisir di sekitar
pemecahan masalah, sebagai suatu metode dari penemuan dan aplikasi,
menggunakan pendekatan pemecahan masalah untuk menyelidiki dan
memahami materi matematika, dan membangun pengetahuan matematika
baru melalui pemecahan masalah.
Kemampuan pemecahan masalah sebagai salah satu kemampuan
matematika, sangat penting untuk dikuasai. Seperti yang dikemukakan
Effendi (2012), bahwa kemampuan pemecahan masalah adalah jantungnya
matematika. Hal ini sejalan dengan NCTM (2000) yang menyatakan bahwa
pemecahan masalah merupakan bagian integral dalam pembelajaran
matematika, sehingga hal tersebut tidak boleh dilepaskan dari pembelajaran
matematika. Selanjutnya, Ellison (2009) menyatakan bahwa kemampuan
pemecahan masalah merupakan aspek penting dalam pembelajaran mandiri
dan membantu berpindah dari pengajaran yang bersifat mendidik. Semakin
banyak siswa belajar secara mandiri , maka semakin efektif pula mereka
menjadi pengajar.
Kemampuan pemecahan masalah siswa memiliki keterkaitan dengan
tahap menyelesaikan masalah matematika. Terdapat beberapa ahli yang
menggunakan teori tentang tahap pemecahan masalah, salah satunya adalah
Polya. Menurut Polya (1973: 5-15) solusi soal pemecahan masalah memuat

1
2

empat langkah fase penyelesaian, yaitu memahami masalah (understanding


the problem), menyusun rencana pemecahan masalah (devising a plan),
melaksanakan rencana (carrying out the plan), dan memeriksa kembali
(looking back). Salah satu cara untuk dapat menerapkan empat langkah fase
tersebut dapat diperoleh melalui pendidikan, karena di dalam lingkup
pendidikan dapat menemui berbagai masalah yang disajikan dalam bentuk
soal. Jika seseorang mempunyai banyak pengalaman dalam menyelesaikan
soal maka kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki akan lebih baik.
Pengalaman tersebut dapat dilakukan jika seseorang mempunyai kemauan
untuk belajar
Meskipun pemecahan masalah merupakan aspek yang penting, tetapi
kebanyakan siswa masih lemah dalam hal pemecahan masalah matematika.
Kelemahan kemampuan pemecahan masalah siswa dapat dilihat dari hasil tes
PISA (Programme for International Student Assessment) dan TIMMS
(Trends in International Mathematics and Science Study). Berdasarkan hasil
survey PISA 2009 menurut OECD (2010:131), sebanyak 49,7 persen siswa
Indonesia mampu menyelesaikan masalah rutin yang konteksnya masih
umum, 25,9 persen siswa mampu menyelesaikan masalah dengan
menggunakan rumus, dan 15,5 persen siswa mampu melaksanakan prosedur
dan strategi dalam pemecahan masalah. Sementara itu 6,6 persen siswa dapat
menghubungkan masalah dengan kehidupan nyata dan 2,3 persen siswa
mampu menyelesaikan masalah yang rumit dan mampu merumuskan, dan
mengkomunikasikan hasil temuannya. Ini berarti presentase siswa yang
mampu memecahkan masalah dengan strategi dan prosedur yang benar masih
sedikit jika dibandingkan dengan presentase siswa yang menyelesaikan
masalah dengan menggunakan rumus.
Dari hasil survey PISA dan TIMMS menunjukkan bahwa kemampuan
pemecahan masalah siswa di Indonesia masih berada di bawah siswa dari
negara-negara lain. Dengan demikian, dari hasil PISA dan TIMMS dapat kita
simpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa di Indonesia masih
kurang. Kurangnya kemampuan pemecahan siswa di Indonesia dapat dilihat
dari penelitian yang dilakukan Purnamasari (2012) tentang kemampuan
3

pemecahan masalah siswa didapatkan hasilnya sebanyak 11,77 persen siswa


memliki kemampuan pemecahan masalah dengan kategori tinggi, 35,19
persen siswa memiliki kemampuan pemecahan masalah dengan kategori
sedang, dan sebanyak 52,94 persen siswa memiliki kemampuan pemecahan
masalah dengan kategori rendah. Dari data hasil penelitian tersebut dapat
dikatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa masih rendah. Hal
ini dapat dilihat dari banyak siswa yang memiliki kemampuan pemecahan
masalah dalam kategori rendah lebih dari 50 persen.
Berdasarkan keterangan siswa, sebagian siswa mengalami masalah
pada saat menyelesaikan soal matematika. Siswa cenderung untuk
menggunakan rumus atau cara cepat yang sudah biasa digunakan daripada
menggunakan langkah-langkah prosedural dari peneyelesaian masalah
matematika.
Materi sistem persamaan linier tiga variabel adalah salah satu materi
yang diajarkan di SMA. Salah satu permasalahan yang dihadapi siswa dalam
menjawab persoalan tentang materi sistem persamaan linier tiga variabel
adalah ketika siswa dihadapkan dengan persoalan kontekstual, siswa mulai
menemukan kesulitan bagaimana cara menyelesaikan persoalan tersebut.
Sehingga terlihat bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa masih
tergolong rendah.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui
bagaimana kemampuan pemecahan masalah siswa kemampuan tinggi,
sedang, dan rendah dalam menyelesaiakan soal sistem persamaan linier tiga
variabel. Oleh karena itu, peneliti mengajukan penelitian dengan judul
“Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Dalam Menyelesaikan
Soal Sistem Persamaan Linier Tiga Variabel”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang dapat diidentifikasi beberapa masalah
sebagai berikut kemampuan pemecahan masalah sebagian siswa yang masih
kurang.
4

C. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah
diuraikan, maka diperlukan adanya fokus penelitian untuk menghindari
luasnya ruang lingkup permasalahan yang akan ditemui dalam penelitian ini.
Fokus dalam penelitian ini adalah meneliti kemampuan pemecahan masalah
siswa dengan tahapan Polya dalam menyelesaikan soal matematika pada
meteri sistem persamaan linier tiga variabel.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah yang dapat dirumuskan
adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah siswa yang berkemampuan
tinggi dalam menyelesaikan soal pada materi sistem persamaan linier tiga
variabel?
2. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah siswa yang berkamampuan
sedang dalam menyelesaikan soal pada materi sistem persamaan linier
tiga variabel?
3. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah siswa yang berkemampuan
rendah dalam menyelesaikan soal pada materi sistem persamaan linier
tiga variabel?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa yang
berkemampuan tinggi dalam menyelesaikan soal pada materi sistem
persamaan linier tiga variabel?
2. Untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa yang
berkamampuan sedang dalam menyelesaikan soal pada materi sistem
persamaan linier tiga variabel.
3. Untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa yang
berkemampuan rendah dalam menyelesaikan soal pada materi sistem
persamaan linier tiga variabel.
5

F. Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini mampu memberikan beberapa manfaat untuk
berbagai kalangan, antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Secara umum penelitian ini dapat memberikan pengetahuan pada
siswa dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam menyelesaikan soal pada materi sistem persamaan linier tiga
variabel
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Dari hasil penelitian ini guru diharapkan untuk memahami dan
mengarahkan siswanya dalam belajar matematika seperti
menganalisis soal, memonitor proses, dan mengevaluasi hasil.
b. Bagi Siswa
Dari hasil penelitian ini siswa diharapkan untuk
mengoptimalkan kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki
siswa dalam menyelesaikan soal.
c. Bagi Peneliti
Dari hasil peneltian ini diharapakan peneliti dapat memberikan
informasi mengenai tingkat kemampuan pemecahan siswa dalam
menyelesaikan soal.
6

BAB II

TELAAH PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR

A. Landasan Teori

1. Masalah
Menurut Polya (1973: 154-155) menjelaskan masalah matematika
dalam dua jenis, yaitu masalah mencari (problem to find) dan masalah
membuktikan (problem to prove). Masalah mencari yaitu masalah yang
bertujuan untuk mencari, menentukan, atau mendapatkan nilai objek
tertentu yang tidak diketahui dalam soal dan memberi kondisi yang
sesuai. Sedangkan masalah membuktikan yaitu masalah dengan suatu
prosedur untuk menentukan suatu pernyataan benar atau tidak.
Sedangkan menurut Posamentier (2009: 2) menjelaskan bahwa sebuah
masalah adalah suatu situasi yang dihadapi peserta didik yang
membutuhkan solusi dan untuk mendapatkan jawaban tidak secara
langsung diketahui.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa masalah
matematika ada dua jenis yaitu masalah mencari dan masalah
membuktikan. Dalam meneyelesaikan masalah matematika
membutuhkan solusi dan untuk mendapatkan solusi tersebut harus
melalui beberapa prosedur.

2. Kemampuan Pemecahan Masalah


Menurut Memnun (2012) Pemecahan masalah adalah metode
ilmiah yang memerlukan penggunaan pemikiran kritis, berpikir kreatif
dan reflektif, keterampilan analisis dan sintesis.
Putri (2010) Pemecahan masalah merupakan suatu proses kognitif
dalam mencari solusi atau cara penyelesaian yang tepat untuk mencapai
suatu tujuan
Menurut Lestari dan Yudhanegara (2015:84) kemampuan
pemecahan masalah adalah kemampuan menyelesaikan masalah rutin,

6
7

non rutin, rutin terapan, rutin non-terapan, dan masalah non-rutin non-
terapan dalam bidang matematika. Masalah rutin adalah masalah yang
prosedur penyelesaiaannya sekadar mengulang secara algoritmik.
Masalah non-rutin adalah masalah yang prosedur penyelesaiannya
memerlukan perencanaan penyelesaian, tidak sekadar menggunakan
rumus, teorema, atau dalil. Masalah rutin terapan adalah masalah yang
dikaitkan dengan dunia nyata atau kehidupan sehari-hari Masalah rutin
non-terapan adalah masalah rutin yang prosedur penyelesaiannya
melibatkan berbagai algoritma matematika. Masalah non-rutin terapan
adalah masalah yang penyelesaiannya menuntut perencanaan dengan
mengaitkan dunia nyata atau kehidupan sehari-hari. Masalah non-rutin
non-terapan adalah masalah yang hanya berkaitan dengan hubungan
matematika semata.
Polya (1973: 3) mendefinisikan bahwa pemecahan masalah sebagai
usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan. Menurut Rosdiana &
Misu (2013), pemecahan masalah telah didefinisikan sebagai proses
kognitif tingkat tinggi yang memerlukan modulasi dan kontrol lebih dari
ketrampilan rutin atau dasar.
Fatmawati, Mardiyana, Triyanto (2014) menjelaskan dalam
pemecahan masalah melibatkan mengidentifikasi masalah,
mengeksplorasi alternatif solusi, melaksanakan alternatif atau solusi yang
dipilih, dan mendatangkan suatu hasil yang disebut kesimpulan.
Syaiful (2012), mengungkapkan bahwa (1) kemampuan pemecahan
masalah merupakan tujuan umum pengajaran matematika; (2) pemecahan
masalah meliputi metode, prosedur, dan strategi merupakan proses inti
dan utama dalam kurikulum matematika; dan (3) pemecahan masalah
merupakan kemampuan dasar dalam belajar matematika.
Pada saat memecahkan masalah matematika, siswa dihadapkan
dengan beberapa tantangan seperti kesulitan dalam memahami soal. Hal
ini disebabkan karena masalah yang dihadapi bukanlah masalah yang
pernah dihadapi siswa sebelumnya. Ada beberapa tahap pemecahan
masalah yang dikenalkan oleh para matematikawan dan para pengajar
8

matematika seperti tahap pemecahan masalah menurut Polya, Krulik dan


Rudnick, serta Dewey. Ellison (2009) menyatakan bahwa bukanlah
sebuah pengajaran mengenai strategi yang dapat menyebabkan perbedaan
dalam memecahkan masalah, lebih dari itu, mempraktikan penyelesaian
masalah yang kemudian menjadikan sebuah perbedaan. Pemecahan
masalah diakui oleh Anderson (2009) sebagai ketrampilan hidup yang
penting yang melibatkan berbagai proses termasuk menganalisis,
menafsirkan, penalaran, memprediksi, mengevaluasi, dan merefleksikan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
pemecahan masalah dalam matematika adalah aktivitas untuk mencari
peneyelesaian dari masalah matematika yang dihadapi dengan
menggunakan semua bekal pengetahuan yang dimiliki.

3. Langkah-langkah Pemecahan masalah


Menurut Polya (1973:5), ada empat tahap pemecahan masalah
yaitu; (1) memahami masalah, (2) merencanakan pemecahan, (3)
melaksanakan rencana, (4) memeriksa kembali. Pemecahan masalah
Polya dapat dilihat pada gambar berikut:

Understand The Problem

Looking back Devise a Plan

Carry out the plan

Gambar 2.1 tahap kemampuan pemecahan masalah Polya

(Polya,1973:5)
9

Menurut Polya (1973: 5-17), empat tahap pemecahan masalah Polya


dirinci sebgai berikut:

a. Memamahami masalah (understand the problem)


Tahap pertama pada penyelesaian masalah adalah memahami
soal. Siswa perlu mengidentifikasi apa yang diketahui, apa saja yang
ada, jumlah, hubungan dan nilai-nilai yang terkait serta apa yang
sedang mereka cari. Beberapa saran yang dapat membatu siswa
dalam memahami masalah yang kompleks: (1) memberikan
pertanyaan mengenai apa yang diketahui dan dicari, (2) menjelaskan
masalah yang sesuai dengan kalimat sendiri, (3) menghubungkannya
dengan masalah lain yang serupa, (4) fokus pada bagian yang
penting dari masalah tersebut, (5) menggembangkan model, dan (6)
menggambar diagram.
b. Membuat rencana (devise a plan)
Siswa perlu mengidentifikasi operasi yang terlibat serta
strategi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang
diberikan. Hal ini bisa dilakukan siswa dengan cara seperti: (1)
menebak, (2) mengembangkan model, (3) mensketsa diagram, (4)
menyederhanakan masalah, (5) mengidentifikasi pola, (6) membuat
tabel, (7) eksperimen dan simulasi, (8) bekerja terbalik, (9) menguji
semua kemungkinan, (10) mengidentifikasi sub-tujuan, (11)
membuat analogi, dan (12) mengurutkan data/informasi
c. Melaksanakan rencana (carry out the plan)
Apa yang diterapkan jelaslah tergantung pada apa yang telah
direncanakan sebelumnya dan juga termasuk hal-hal berikut: (1)
mengartikan informasi yang diberikan ke dalam bentuk matematika,
dan (2) melaksanakan strategi selama proses dan penghitungan yang
berlangsung. Secara umum pada tahap ini siswa perlu
mempertahankan rencana yang sudah dipilih. Jika semisal rencana
tersebut tidak bisa terlaksana, maka siswa dapat memilih cara atau
rencana lain.
10

d. Melihat kembali (looking back)


Aspek-aspek berikut perlu diperhatikan ketika mengecek
kembali langkah-langkah yang sebelumnya terlibat dalam
menyelesaikan masalah, yaitu: (1) mengecek kembali semua
informasi yang penting yang telah teridentifikasi, (2) mengecek
semua penghitungan yang sudah terlibat, (3) mempertimbangkan
apakah solusinya logis, (4) melihat alternatif penyelesaian yang lain,
dan (5) membaca pertanyaan kembali dan bertanya kepada diri
sendiri apakah pertanyaannya sudah benar-benar terjawab.
Sementara itu, menurut Carson (2007: 21-22) menyebutkan
ada lima tahap yang dapat dilakukan dalam memecahkan masalah
menurut Krulik dan Rudnick yaitu sebagai berikut:
a. Membaca (read)
Aktifitas yang dilakukan siswa pada tahap ini adalah
mencatat kata kunci, bertanya kepada siswa lain apa yang
sedang ditanyakan pada masalah, atau menyatakan kembali
masalah ke dalam bahasa yang lebih mudah dipahami .
b. Mengeksplorasi (explore)
Proses ini meliputi pencarian pola untuk menentukan
konsep atau prinsip dari masalah. Pada tahap ini siswa
mengidentifikasi masalah yang diberikan, menyajikan masalah
ke dalam cara yang mudah dipahami. Pertanyaan yang digunkan
pada tahap ini adalah, “seperti apa masalah tersebut”?. Pada
tahap ini biasanya dilakukan kegiatan menggambar atau
membuat tabel.
c. Memilih suatu strategi (select a strategy)
Pada tahap ini, siswa menarik kesimpulan atau membuat
hipotesis mengenai bagaimana cara menyelesaikan masalah
yang ditemui berdasarkan apa yang sudah diperoleh pada dua
tahap pertama.
d. Menyelesaikan masalah (solve the problem)
11

Pada tahap ini semua keterampilan matematika seperti


menghitung dilakukan untuk menemukan suatu jawaban.
e. Meninjau kembali dan mendiskusikan (review and extend)
Pada tahap ini, siswa mengecek kembali jawabannya dan
melihat variasi dari cara memecahkan masalah.
Sedangkan Carson (2007) menyebutkan tingkat pemecahan
masalah menurut Dewey adalah sebagai berikut:
a. Menghadapi masalah (confront problem), yaitu merasakan suatu
kesulitan. Proses ini bisa meliputi menyadari hal yang belum
diketahui, dan frustasi pada tidak kejelasan situasi.
b. Pendefinisian masalah (define problem), yaitu mengklarifikasai
karakteristik-karakteristik situasi. Tahap ini meliputi kegiatan
mengkhususkan apa yang diketahui dan yang tidak diketahui,
menemukan tujuan-tujuan, dan mengidentifikasi kondisi-kondisi
yang standar dan ekstrim.
c. Penemuan solusi (inventory several solution), yaitu mencari
solusi. Tahap ini bisa meliputi kegiatan memperhatikan pola-
pola, mengidentifikasi langkah-langkah dalam berencana, dan
memilih atau menemukan algoritma.
d. Konsekuensi dugaan situasi (conjecture consequence of
solution), yaitu melakukan rencana atas dugaan solusi. Seperti
menggunakan algoritma yang ada, mengumpulkan data
tambahan, melakukan analisis kebutuhan, merumuskan kembali
masalah, mencoba untuk situasi-situasi yang serupa, dan
mendapatkan hasil (jawaban).
e. Menguji konsekuensi (test concequences), yaitu menguji apakah
definisi masalah cocok dengan situasinya. Tahap ini bisa
meliputi kegiatan mengevaluasi apakah hipotesis-hipotesisnya
sesuai?, apakah data yang digunakan tepat?, apakah analisis
sesuai dengan tipe yang ada?, apakah hasilnya masuk akal?, dan
apakah rencana yang digunakan dapat diaplikasikan di soal yang
lain?.
12

Berdasarkan tahap pemecahan masalah yang telah diuraikan


sebelumnya, disimpulkan bahwa aktivitas pemecahan masalah dari
Polya, Dewey, serta Krulik dan Rudnick hampir sama. Sementara
itu, perbandingan dari tahap-tahap pemecahan masalah menurut
Polya, Krulik dan Rudnick, serta Dewey, menurut Carson (2007)
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.1 perbedaan tahap pemecahan masalah
Tahap-tahap Pemecahan Masalah
Krulik dan Rudnick Polya Dewey
 Membaca (read)  Memahami  Menghadapi
masalah masalah
(understand (confront the
the problem) problem).

 Mengeksplorasikan  Membuat  Pendefinisian


(explore) rencana (define
(devise a plan) problem)
 Perumusan
(formulation)
 Memilih suatu  Melaksanakan  Mencobakan
strategi (select a rencana (carry (test)
strategy) out the plan)
 Meninjau kembali  Melihat  Evaluasi
dan mendiskusikan kembali (evaluation)
(review and extand) (looking back)

Dalam penelitian ini, langkah-langkah pemecahan masalah


yang digunakan adalah langkah-langkah pemecahan masalah
menurut Polya. Menurut Sukayasa (2012) Langkah-langkah
pemecahan masalah menurut Polya lebih populer digunakan dalam
memecahkan masalah matematika dibandingkan yang lainnya.
Mungkin hal ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain: (1)
13

langkah-langkah dalam proses pemecahan masalah yang


dikemukakan oleh Polya cukup sederhana; (2) aktivitas-aktivitas
pada setiap langkah yang dikemukakan Polya cukup jelas dan; (3)
langkah-langkah pemecahan masalah menurut Polya telah lazim
digunakan dalam memecahkan masalah matematika. Menurut
Karatas & Baki (2013), dalam proses pemecahan masalah ketika
langkah-langkah pemecahan masalah yang Polya sarankan dilakukan
dengan sukses dan efisien, kemampuan pemecahan masalah dan
prestasi siswa meningkat secara signifikan. Oleh karena itu, dalam
pembelajaran matematika siswa harus diberi kegiatan dalam
lingkungan belajar yang diperkaya dengan kegiatan pemecahan
masalah.
Hal ini dimaksudkan supaya siswa lebih trampil dalam
menyelesaikan masalah matematika, yaitu terampil dalam
menjalankan prosedur-prosedur dalam menyelesaikan masalah
secara cepat dan cermat.
Sementara itu, indikator dari tahap pemecahan masalah
menurut Polya yang akan diteliti pada penelitian ini sebagai berikut:
Tabel. 2.2. Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah dengan
Tahap Polya
No Tahap Pemecahan Indikator
Masalah
1. Memahami Masalah 1. Mampu menentukan dan
menuliskan apa yang diketahui dan
ditanyakan pada soal serta mampu
memodelkan kalimat matematika
2. Mampu menentukan keterkaitan
antara informasi yang diketahui
untuk menjawab apa yang
ditanyakan pada soal.
3. Mampu memodelkan kalimat
matematika ke dalam bentuk
14

matematika
2. Membuat rencana 1. Mampu menentukan konsep-
penyelesaian konsep, rumus-rumus atau metode
yang salaing menunjang.
2. Mampu menggunakan semua
informasi yang ada pada soal.
3. Mampumerencanakan
penyelesaian masalah
3. Melaksanakan 1. Mampu melakukan perhitungan
rencana penyelesaian dengan semua data yang
diperlukan termasuk konsep,
rumus, metode atau persamaan
yang sesuai.
2. Mampu melaksanakan langkah-
langkah rencana penyelesaian.
4. Memeriksa kembali 1. Mampu memeriksa dan menelaah
kembali dengan teliti setiap
langkah pemecahan masalah yang
dilakukan.

4. Materi Sistem Persamaan Linier Tiga Variabel


Materi pokok sistem persamaan linier tiga variabel dipelajari oleh
siswa kelas X semester ganjil. Kompetensi dasar pada materi sistem
persaman linier tiga variabel antara lain menyusun sistem persamaan
linear tiga variabel dari masalah kontekstual, dan Menyelesaikan
masalah kontekstual yang berkaitan dengan sistem persamaan linear tiga
variabel
Bentuk umum persamaan linier dengan tiga variabel, 𝑥, 𝑦, dan 𝑧
dapat dinyatakan sebagai berikut.
𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐𝑧 = 𝑑 dengan 𝑎, 𝑏, 𝑐, dan 𝑑 ∈ ℝ
Sementara, sistem persamaan linier dengan tiga variabel adalah
sistem persamaan dengan bentuk sebagai berikut.
15

𝑎1 𝑥 + 𝑏1 𝑦 + 𝑐1 𝑧 = 𝑑1
𝑎2 𝑥 + 𝑏2 𝑦 + 𝑐2 𝑧 = 𝑑2
𝑎3 𝑥 + 𝑏3 𝑦 + 𝑐3 𝑧 = 𝑑3
dengan 𝑎1 , 𝑎2 , 𝑎3 , 𝑏1 , 𝑏2 , 𝑏3 , 𝑐1 , 𝑐2 , 𝑐3 , 𝑑1 , 𝑑2 dan 𝑑3 adalah bilangan-
bilangan real.
𝑥 = 𝑥0 , 𝑦 = 𝑦0 , dan 𝑧 = 𝑧0 yang memenuhi sistem persamaan di
atas merupakan penyelesaiannya. Himpunan penyelesaiannya ditulis
sebagai 𝑥0 , 𝑦0 , 𝑧0 .
Penyelesaian sistem persamaan linier dengan tiga variabel dapat
dilakukan dengan cara yang sama seperti pada sistem persamaan linier
dua variabel, yaitu dengan metode gabungan eliminasi dan substitusi.
a. Menyelesaikan Sistem Persamaan Linier Tiga Variabel dengan
Metode Eliminasi.
Langakah-langkah untuk menentukan penyelesaian sistem
persamaan linier tiga variabel dengan metode eliminasi adalah
sebagai berikut.
1) Samakan koefisien dari varibel yang akan dieliminasi dengan
cara mengalikan kedua persamaan dengan bilangan yang sesuai.
2) Lakukan operasi penjumlahan atau pengurangan untuk
mendapatkan solusinya.
b. Menyelesaikan Sistem Persamaan Linier Tiga Variabel dengan
Metode Substitusi.
Metode substitusi berarti menggantikan atau menyatakan salah
satu bariabel dalam variabel yang lain. Langkah-langkah untuk
menyelesaiakan sistem persamaan linier tiga variabel dengan metode
substitusi adalah sebagai brikut.
1) Ubahlah satu varibel sebagai fungsi dari variabel lainnya pada
salah satu persamaan.
2) Substitusi variabel pada langkah 1 ke persamaan lainnya.
c. Menyelesaikan Sistem Persamaan Linier Tiga Variabel dengan
Metode Gabungan Eliminasi dan Substitusi.
Metode ini dilakukan dengan cara mengeliminasi salah satu
variabel, kemudian dilanjutkan dengan mensubstitusi hasil dari
16

eliminasi tersebut. Metode ini dpandang sebagai metode yang paling


efektif dalam penyelesaian sistem persamaan linier.

B. KERANGKA BERPIKIR
Setiap siswa memiliki kemampuan pemecahan masalah yang berbeda.
Kemampuan pemecahan masalah yang tinngi akan memudahkan siswa dalam
memecahkan soal. Pemecahan masalah juga tidak hanya dalam bentuk soal,
tetapi dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah lepas dari masalah.
Dalam dunia pendidikan, pemecahan masalah matematika merupakan hal
yang sangat penting. Secara garis besar langkah-langkah pemecahan masalah
menurut Polya (1973) adalah undestanding the problem, devinising plan,
carring out the plan, dan looking back yang diartikan sebagai memahami
masalah, membuat perencanaan, melaksanakan rencana, dan melihat kembali
hasil yang diperoleh. Menurut Wardani dan Kurniawan (2014)
mengungkapkan bahwa sebuah soal pemecahan masalah biasanya memuat
suatu situasai yang dapat mendorong seseorang untuk menyelesaikannya akan
tetapi anak tersebut tidak secara langsung dapat menyelesaikannya. Hal
tersebut menunjukkan bahwa dalam memecahkan suati soal pemecahan
masalah membutuhkan konsep serta ketrampilan yang baik.
Meskipun pemecahan masalah sangat penting, tetapi kemampuan
pemecahan masalah siswa masih kurang. hal ini terlihat dari hasil PISA dan
TIMSS, hasil penelitian dan wawancara dengan guru matematika. Hasil PISA
(Programme for International Student Assessment) menunjukkan bahwa
jumlah siswa yang mampu melaksanakan prosedur dan strategi dalam
pemecahan masalah lebih sedikit daripada jumlah siswa yang mampu
mengerjakan dengan menngunakan rumus. Selain itu, hasil TIMSS (Trends in
International Mathematics and Science Study) menunjukkan bahwa
kemampuan pemecahan masalah siswa di indonesia masih berada di bawah
standar. Berdasarkan wawancara dengan guru matematika, diperoleh bahwa
siswa masih mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah matematika.
Karena kemampuan pemecahan masalah sangat penting dalam
pembelajaran matematika, maka penting bagi guru untuk mengetahui
17

kemampuan pemecahan masalah siswa. Kemampuan pemecahan masalah


siswa yang akan diteliti ialah kemampuan menerapkan teorema atau rumus
dalam menyelesaikan soal tersebut dengan cara memahami soal terlebih
dahulu kemudian dari soal tersebut siswa dapat merumuskan secara
matematis.
Berdasarkan hal tersebut maka sangat penting untuk mengetahui
kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki siswa pada pembelajaran
matematika. Para Guru harus mengetahui hasil pembelajaran yang telah
dilakukan terutama dalam hal ini adalah kemampuan pemecahan masalah
siswa. Ini dapat menjadi bahan evaluasi untuk proses pembelajaran
matematika selanjutnya, sehingga kualitas pembelajaran matematika semakin
membaik. Jadi dengan adanya analisis ini, dimaksudkan untuk membantu
guru agar dapat mengetahui kemampuan pemecahan masalah dalam
menyelesaikan soal pada materi sistem persamaan linier tiga variabel.
18

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif
dengan menggunakan data berupa tulisan dan lisan.

A. Lokasi dan Sasaran Penelitian


Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Jakenan,
dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. Siswa sebagai subjek penelitian telah belajar dan mendapatkan
pelajaran mengenai materi yang ditentukan peneliti.
b. Subjek penelitian mudah diwawancarai.
c. Subjek penelitian berpotensi untuk diperoleh informasi sedalam-
dalamnya.

B. Waktu Pelaksanaan Penelitian


Waktu pelaksanaan penelitian di SMA Negeri 1 Jakenan ini dilaksanakan
pada semester ganjil tahun ajaan 2017/2018.

C. Penentuan Subjek Penelitian


Subjek penelitian yang dipilih adalah subjek penelitian yang dapat
memberikan informasi sebanyak mungkin dalam penelitian ini. Penentuan
subjek penelitian didasarkan pada data prestasi belajar siswa yang diperoleh
dari guru dan dengan didukung data tes awal yang diberikan. Setelah itu dari
data prestasi belajar tersebut dipilih tiga siswa dari masing-masing kelompok
yaitu satu siswa yang berkemampuan tinggi, satu siswa yang berkemampuan
sedang, satu siswa yang berkemampuan rendah.
Selanjutnya siswa yang telah dipilih masing-masing kelompok tersebut
diberikan soal untuk untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah.
Setelah itu, melakukan wawancara tiap siswa dari masing-masing kelompok.

18
19

Siswa Kelas X SMA

Meminta data prestasi belajar siswa dari guru dan didukung


data hasil tes awal untuk menentukan subjek penelitian

Menentukan siswa yang berkemampuan tinggi,


sedang, rendah.

Satu siswa yang Satu siswa yang Satu siswa yang


berkemampuan tinggi berkemampuan sedang berkemampuan rendah

Selesai

Gambar 3.1 Alur penentuan subjek penelitian.

D. Instrumen Penelitian

1. Tes
a. Materi dan Bentuk tes
Materi yang digunakan untuk menyusun soal tes adalah materi
sistem persamaan linier tiga variabel pada kelas X SMA yang
berbentuk soal uraian.
20

b. Langkah-langkah Penyusunan Alat Tes


1) Melakukan pembatas terhadap materi yang diujikan
2) Menentukan bentuk soal tes. Soal tes kemampuan pemecahan
masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal bentuk
uraian.
3) Menentukan jumlah butir soal..
4) Menyusun kisi-kisi soal tes uji coba kemampuan pemecahan
masalah.
5) Menyusun soal tes uji coba kemampuan pemecahan masalah
berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat.
6) Mengujikan soal tes uji coba kemampuan pemecahan masalah
pada kelas uji coba.
7) Menganalisis data hasil uji coba untuk mengetahui validitas,
reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda pada setiap butir
soal.
a) Validitas
Validitas berkaitan dengan ketepatan alat ukur terhadap
aspek-aspek yang diukur sehingga benar-benar mengukur
apa yang seharusnya diukur. Sebuah data dikatakan valid
jika sesuai dengan keadaan nyatanya. Agar perangkat tes
valid, maka dilakukan validitas yaitu dengan menggunakan
rumus korelasi product moment, yaitu sebagai berikut.
𝑁 𝑋𝑌 − 𝑋 𝑌
𝑟𝑥𝑦 =
𝑁 𝑋2 − 𝑋 2 𝑁 𝑌2 − 𝑌 2

(Arikunto, 2012: 87)


Dimana:
𝑟𝑥𝑦 : koefisien korelasi product moment
𝑁 : banyaknya peserta
𝑋 : jumlah skor item
𝑌 : jumlah skor total
𝑋2 : jumlah kuadrat skor item
𝑌2 : jumlah kuadrat skor total
21

𝑋𝑌 : jumlah perkalian skor item dan skor total


Hasil 𝑟𝑥𝑦 yang diperoleh dikonsultasikan dengan
𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 product moment dengan signifikansi 5%.
Jika 𝑟𝑥𝑦 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka instrumen tes tersebut
dikatakan valid, namun jika sebaliknya maka butir soal
tersebut tidak valid.
b) Reliabilitas
Suatu tes dikatakan reliabel jika dapat memberikan
hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali atau dengan
kata lain tes akan dikatakan reliabel jika hasil tes tersebut
menunjukkan ketetapan. Untuk menentukan reliabilitas tes
bentuk uraian dapat digunakan rumus berikut.
𝑛 𝜎𝑖 2
𝑟𝑖𝑖 = 1−
𝑛−1 𝜎𝑡 2
Keterangan:
𝑟𝑖𝑖 : reliabilitas yang dicari
𝜎𝑖 2 : jumlah varians skor tiap-tiap item
𝜎𝑡 2 : varians total
(Arikunto, 2012: 122)
Tolak ukur yang digunakan untuk menginterpretasikan
derajat reliabilitas adalah sebagai berikut.
𝑟𝑖𝑖 ≤ 0.20 : derajat reliabilitasnya sangat rendah
0.20 ≤ 𝑟𝑖𝑖 ≤ 0.40 : derajat reliabilitasnya rendah
0.40 ≤ 𝑟𝑖𝑖 ≤ 0.60 : derajat reliabilitasnya sedang
0.60 ≤ 𝑟𝑖𝑖 ≤ 0.80 : derajat reliabilitasnya tinggi
Nilai 𝑟𝑖𝑖 yang diperoleh kemudian dikonsultasikan
dengan r product moment pada tabel dengan ketentuan jika
𝑟𝑖𝑖 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka tes tersebut reliabel.
c) Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran itu digunakan untuk mengetahui
suatu butir soal termasuk dalam kategori soal sukar, sedang,
22

atau mudah. Rumus yang digunkan untuki mencari tingkat


kesukaran soal uaraian adalah sebagai berikut.
Jumlah skor siswa peserta tes pada tiap soal
Rata-rata = banyak siswa yang mengikuti tes
Rata −rata
TK (Tingkat Kesukaran)= skor maksimum tiap soal

Untuk membandingkan tingkat kesukaran digunakan tola


ukur sebagai berikut:
Kriteria:
0,00 ≤ 𝑇𝐾 < 0,31: soal sukar
0,31 ≤ 𝑇𝐾 < 0,71: soal sedang
0,71 ≤ 𝑇𝐾 ≤ 1,00: soal mudah
(Arifin, 2016: 134)
d) Daya Pembeda
Langkah-langkah menghitung daya pembeda item soal
pada penelitian ini sebagai berikut.
(1) Menghitung jumlah skor total tiap siswa.
(2) Menurutkan skor total mulai dari skor terbesar sampai
dengan skor terkecil.
(3) Menetapkan kelompok atas dan kelompok bawah. Jika
jumlah siswa banyak (di atas 30) dapat dietapkan 27
persen.
(4) Menghitung rata-rata skor untuk masing-masing
kelompok (kelompok atas maupun kelompok bawah)
(5) Menghitung daya pembeda soal dengan rumus:
𝑋 𝐾𝐴+𝑋 𝐾𝐵
(6) DP = Skor Maksl

Keteranganan:
DP : Daya pembeda
𝑋𝐾𝐴 : Rata-rata kelompok atas
𝑋𝐾𝐵 : Rata-rata kelompok bawah
Skor Maks : Skor maksimum
(7) Membandingkan daya pembeda dengan kriteria sebagai
berikut:
23

0,40 ke atas : Sangat baik


0,30 − 0,39 : Baik
0,20 − 0,29 : Cukup, soal perlu perbaikan
0,19 ke bawah : Kurang baik, soal harus dibuang
(Arifin, 2016: 133)

8) Menentukan butir soal yang memenuhi syarat berdasarkan


analisis data hasil uji coba.
9) Melaksanakan tes kemampuan masalah.

Mulai

Membuat kisi-kisi soal tes

Menyusun soal tes sesuai kisi-kisi

Menentukan kriteria penilaian

Menghitung validasi soal tes

Soal tes valid Soal tes tidak valid

Selesai

Gambar. 3.2. Langkah-langkah penyusunan tes tertulis

2. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara digunakan sebagai acuan dalam melakukan
wawancara kepada subjek penelitian setelah selesai menyelesaikan soal
tes kemampuan pemecahan masalah yang diberikan. Pedoman
24

wawancara ini bersifat semiterstruktur. Menurut Sugiyono (2015:320)


Wawancara semiterstruktur sudah termasuk dalam kategori in-depth
interview, di mana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan
dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah
untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak
yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya.

Mulai

Menyusun pedoman wawancara

Membuat daftar pertanyaan wawancara

Validasi ahli daftar pertanyaan


wawancara

Pertanyaan wawancara yang Pertanyaan wawancara


valid yang tidak valid

Selesai

Gambar. 3.3. Langkah-langkah penyusunan pedoman wawancara.

E. Teknik Sampling
Teknik sampling dalam penelitian kualitatif sangat jauh berbeda dengan
penelitian nonkualitatif. Pada penelitian non kualitatif sampel dipilih dari
suatu populasi sehingga sampel benar-benar mewakili ciri-ciri suatu populasi
dan digunakan untuk mengadakan generalisasi. Namun pada penelitian
kulaitatif sampling digunakan untuk menajaring sebanyak mungkin informasi
dari berbagai sumber dan bentuknya (Moleong, 2002:223).
25

Pada penelitianini dipakai sampel bertujuan atau purposive sampling


karena pada penelitian kualitatif tidak ada sampel acak. Peneliti mengambil
subjek penelitian beberapa siswa kelas X SMA Negeri 1 Jakenan. Pemilihan
ini didasarkan pada hasil dari nilai ulangan harian dari guru dan didukung
hasil tes awal. Setelah itu peneliti mengelompokkan siswa ke dalam kategori
kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Peneliti mengambil satu siswa dari
masing-masing kategori berpatokan dari nilai ulangan yang dilakukan oleh
guru dan pendapat guru matematika yang mengampu kelas X di SMA
tersebut dan didukung nilai dari tesa awal yang dilakukan oleh peneliti.
Berikut adalah langkah-langkah dalam mengelompokan siswa berdasarkan
kemmapuan:
1. Menjumlahkan skor siswa
2. Mencari nilai rata-rata (Mean) dan simpangan baku (standar deviasi).
Rumus mean atau rata-rata
𝑋
𝑀𝑒𝑎𝑛 =
𝑁
(Arikunto, 2013:299)
Rumus simpangan baku atau standar deviasai
2
𝑋2 𝑋
𝑆𝐷 −
𝑁 𝑁

(Arikunto, 2013: 299)

F. Teknik Pengumpulan Data


Sumber data dari penelitian kualitatif dicari dan dikumpulkan langsung
oleh peneliti. Hal ini dimaksudkan karena penelitian ini ingin mengetahui
bagaimana kemampuan pemecahan masalah siswa dalam menyelesaikan soal
pada materi sistem persamaan linier tiga variabel kelas X SMA. Peneliti
berperan sebagai instrumen utama dalam mengumpulkan data, yang dibantu
dengan instrumen bantu pertama yaitu tes tertulis dan instrumen bantu kedua
yaitu pedoman wawancara. Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam
peneltian ini adalah sebagai berikut:
26

1. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data nama siswa yang
diperlukan sebagai data penelitian. Dan digunakan untuk mengabadikan
semua hal-hal penting yang dilakukan saat penelitian, sehingga semua
kegiatan dapat terekam dengan baik.

2. Tes
Metode tes dilakukan dalam dua tipe. Tipe yang pertama adalah tes
awal yang dlakukan untk mencari subjek penelitian.Dan tipe yang kedua
digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan pemecahan
masalah siswa dalam menyelesaiak soal. Materi yang diambil dalam soal
tes adalah materi tentang sistem persamaan linier tiga variabel kelas X
semester ganjil.

3. Wawancara
Menurut Moleong (2007:186) wawancara adalah percakapan dengan
lakukan oleh dumaksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak,
yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan
tersebut. Wawancara dalam penelitiana ini digunakan untuk memperoleh
data secara langsung mengenai alur berfikir siswa dalam memecahkan
masalah.
Materi wawancara dalam penelitian ini berisi tentang letak dan tingkat
kemampuan pemecahan masalah berdasarkan langkah Polya dalam
mengerjakan soal yang diberikan oleh peneliti. Dengan dilakukan
wawancara intensif terhadap subjek penelitian, peneliti akan memperoleh
keterangan dari subjek mengenai langkah-langkah pemecahan masalah
yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal. Dalam penelitian ini
wawancara digunkan untuk mengkasji lebih dalam kemampuan
pemecahan masalah.
27

G. Teknik Analisis Data


Adapun untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa,
dilakukan teknik analisis data deskriptif kualitatif mengikuti langkah-langkah
yang ditempuh oleh Miles and Huberman (dikutip oleh Sugiyono, 2015: 338)
dengan tahapan-tahapan berikut:

1. Reduksi Data
Tahap reduksi data dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Memilih tiga siswa untuk dijadikan sebagai subjek penelitian. Ketiga
siswa tersebut terdiri dari satu siswa berkemampuan tinggi, satu
siswa berkemampuan sedang, satu siswa berkemampuan rendah.
Data tersebut diperoleh dari data prestasi siswa.
b. Melakukan tes tulis terhadap tiga siswa tersebut.
c. Mengoreksi hasil tes tertulis setiap langkah demi langkah dari
masing-masing hasil pekerjaan siswa tersebut. Hasil pekerjaan ketiga
siswa tersebut dianalisis pemecahan masalahnya dengan berpedoman
pada tahapan pemecahan masalah matematika dengan model Polya.
d. Melakukan wawancara kepada tiga siswa tersebut. Dengan
instrumen wawancara yang telah dipersiapkan oleh peneliti.
e. Hasil wawancara disederhanakan menjadi susunan bahasa yang baik
dan rapi.

2. Penyajian Data
Tahap penyajian data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Menyajikan hasil pekerjaan siswa dari tes tertulis yang sudah
dilaksanakan siswa.
b. Menyajikan hasil wawancara yang sudah direkam.
Kemudian hasil pekerjaan siswa dan hasil wawancara
dianalisis, kemudian disimpulkan yang berupa data temuan, sehingga
mampu menjawab permasalahan dalam penelitian ini.
28

3. Verifikasi
Verifikasi adalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang
utuh sehingga mampu menjawab pertanyaan penelitian dan tujuan
penelitian. Dalam penelitian ini, verifikasi dilakukan dengan cara
membandingkan hasil pekerjaan siswa dan hasil wawancara maka dapat
ditarik kesimpulan pemecahan masalah siswa dalam menyelesaikan soal
pada materi sistem persamaan linier tiga variabel.

H. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data


Setelah data yang ada dianalisis sampai ditemukan jawaban dari
pertanyaan penelitian, selanjutnya tinggal memeriksa keabsahan temuan.
Untuk menentukan keabsahan temuan (kredibilitasnya) diperlukan teknik
pemeriksaan.
Menurut Moleong (2007: 327) untuk menentukan keabsahan temuan ada
beberapa teknik pemeriksaan yaitu: 1) perpanjangan keikutsertaan, 2)
ketekunan pengamatan, 3) triangulasi, 4) pengecekan sejawat, 5) kecukupan
referensi, 6) kajian kasus negatif, dan 7) pengecekan anggota. Pemeriksaan
keabsahan temuan dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi.
Teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data itu. Pada penelitian ini keabsahan data
yang dilakukan dengan triangulasi metode. Triangulasi metode yaitu
membandingkan data dari subjek ke-i secara tertulis dari hasil metode tes
dengan data dari subjek ke-i dari hasil wawancara. Data hasil triangulasi yang
sama merupakan data subjk yang valid. Sedangkan data yang berbeda akan
direduksi atau dijadikan temuan lain dalam penelitian.
29

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Persiapan penelitian
Sebelum mengadakan penelitian sangat perlu dilakukan persiapan
agar hasil yang dicapai benar-benar maksimal. Persiapan yang dilakukan
sebelum mengadakan penelitian antara lain:
a. Koordinasi dan perijinan penelitian
Peneliti melakukan koordinasi dan perijinan kepada pihak-pihak
sekolah SMA N 1 Jakenan. Peneliti terlebih dahulu melakukan
koordinasi untuk mengetahui diperbolehkan atau tidak mengadakan
penelitian di sekolah tersebut.
b. Melakukan observasi awal
Langkah ini dilakukan untuk menanyakan kepada guru mata
pelajaran matematika mengenai materi pelajaran Sistem Persamaan
Linier Tiga Variabel di kelas X diajarkan dalam sekolah SMA N 1
Jakenan.
c. Diskusi dengan guru mata pelajaran matematika
Setelah mendapatkan perijinan bahwa akan melakukan
penelitian di SMA N 1 Jakenan kemudian peneliti melakukan diskusi
bersama guru mata pelajaran matematika mengenai beberapa hal:
1) Mananyakan jadwal mengajar materi Sistem Persamaan Linier
Tiga Variabel di kelas X
2) Menyusun rencana jadwal akan dilakukannya penelitian.
d. Penyusunan tes dan wawancara
Setelah melakukan diskusi bersama guru mata pelajaran
matematika di SMA N 1 Jakenan maka peneliti menyusun tes tertulis
dan pedoman wawancara untuk mengetahui:

29
30

1) Gambaran kemampuan pemecahan masalah siswa kelas X


MIPA SMA N 1 Jakenan dalam menyelesaikan soal pada materi
sistem persamaan linier Tiga variabel.
Tes tertulis dan pedoman wawancara yang telah dibuat oleh
peneliti kemudian didiskusikan kembali kepada guru mata pelajaran
29 layak atau tidaknya tes dan wawancara
untuk meminta persetujuan
yang akan diberikan kepada siswa yang akan diteliti.

2. Hasil Penelitian
a. Hasil Penelitian Sekolah
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 26-28 September 2017
bertempat di SMA N 1 Jakenan Pati. Setelah instrumen dinyatakan
siap diujikan kepada subjek yang telah ditunjuk oleh peneliti sebagai
subjek penelitian dengan jumlah siswa tiga orang, yaitu siswa yang
berkemampuan tinggi, sedang, rendah. Tes dilaksanakan pada
tanggal 28 September 2017. Tes tersebut terdiri dari tiga soal uraian.
b. Hasil Pengembangan Instrumen Tes
Pada penelitian ini, soal merupakan alat bantu untuk mengetahui
kemampuan pemecahan masalah matematika dalam menyelesaikan
soal dalam bentuk tertulis. Instrumen ini telah diujicobakan dengan
siswa kelas X MIPA 5. Soal uraian diujikan pada 18 September
2017. Pada tahap ini dilakukan ujicoba kepada 33 siswa kelas X
MIPA 5. Hasil uji coba ini dilakukan untuk mengetahui soal tes yang
digunakan apakah tergolong baik atau tidak. Soal yang tergolong
baik lalu diteruskan kepada subjek penelitian.
Soal terdiri atas 5 butir soal uraian. Dalam penelitian ini, tes
merupakan instrumen mendukung dalam mengumpulkan deksripsi
data untuk melihat kemampuan pemecahan masalah siswa dalam
menyelesaikan soal. Waktu pengerjaan 90 menit. Berikut ini adalah
data hasil analisis datauji coba soal yang meliputi:
31

1) Validitas Soal
Analisis validitas dilakukan dengan mencari koefisien
korelasi 𝑟𝑥𝑦 tiap butir soal dengan nrumus korelasi product
moment. Analisis validitas dilakukan untuk mengetahui apakah
soal yang disusun sudah dapat mengukur apa yang hendak
diukur (valid) atau tidak. Nilai 𝑟𝑥𝑦 yang dihasilkan kemudian
dikonsultasikan dengan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yang didapat dari tabel product
momen dengan taraf signifikansi 5% dan 𝑁 = 33 . Sehingga
didapat nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,361. Rumus yang dipakai menggunakan
korelasi product moment sebagai berikut (Arikunto, 2012: 87):
𝑁 𝑋𝑌 − ( 𝑋)( 𝑌)
𝑟𝑋𝑌 =
2 2
{𝑁 𝑋 2 ) − ( 𝑋) . {𝑁 𝑌 2 ) − ( 𝑌)

Hasil perhitungan validitas soal tercantum pada tabel antara lain:


𝑟𝑋𝑌 >𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
Tabel 4.2 Validitas Butir Soal Uji Coba
No. Soal 𝑅𝑥𝑦 𝑅𝑡𝑎𝑏 𝑒𝑙 Keterangan Kesimpulan
1 0,86 0,344 𝑟𝑥𝑦 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Valid
2 0,91 0,344 𝑟𝑥𝑦 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Valid
3 0,82 0,344 𝑟𝑥𝑦 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Valid
4 0,93 0,344 𝑟𝑥𝑦 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Valid
5 0,94 0,344 𝑟𝑥𝑦 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Valid

2) Reliabilititas Soal
Reliabilitas menunjukan pada tingkat kepercayaan suatu
instrumen yang dapat dipercaya (sudah reliabel) akan
menghasilkan data yang dipercaya pula. Setelah hasil uji coba
diperoleh dilakukan perhitungan dengan rumus Alpha sebagai
berikut (Arikunto, 2012: 122):
𝑘 𝜎𝑏2
𝑟11 = 1−
𝑘−1 𝜎𝑡2
32

Dari hasil perhitungan analiss data pada soal yang telah


diuji cobakan dengan menggunakan rumus Alpha dengan taraf
signifikan 5% dan 𝑁 = 33 yaitu 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,344 dan 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
0,75 maka diperoleh 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sehingga dapat dikatakan
signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tes
tersebut reliabel.
3) Analisis Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran soal dinyatakan dengan indeks
kesukaran (TK) menggunakan rumus tingkat kesukaran untuk
soal uraian dengan dua tahapan yaitu mencari rata-rata
kemudian mencari tingkat kesukaran dengan rumus sebagai
berikut (Arifin, 2012:134):
a) Menghitung rata-rata skor untuk tiap butir soal dengan
rumus:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑠𝑜𝑎𝑙
Rata-rata= 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

b) Menghitung tingkat kesukaran dengan rumus:


𝑟𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎
Tingkat kesukaran= 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑠𝑜𝑎𝑙

c) Membandingkan tingkat kesukaran dengan kriteria berikut:

0,00 – 0,30 = sukar


0,31 – 0,70 = sedang
0,71 – 1,00 = mudah
Tabel 4.3 Hasil Analisis Taraf Kesukaran
No Rata-rata Skor TK Kriteria
soal Maksimum
1 9,18 10 0,918 Mudah
2 9 10 0,9 Mudah
3 8,24 10 0,824 Mudah
4 5,85 10 0,585 Sedang
5 2,91 10 0,291 Sukar
33

4) Daya Pembeda

Untuk menghitung daya pembeda soal digunakan rumus :


𝑋𝐾𝐴 − 𝑋𝐾𝐵
𝐷𝑃 =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠
Untuk Membandingkan daya pembeda dengan kriteria sebagai
berikut:
0,40 ke atas : Sangat baik
0,30 − 0,39 : Baik
0,20 − 0,29 : Cukup, soal perlu perbaikan
0,19 ke bawah : Kurang baik, soal harus dibuang
(Arifin, 2016: 133)

Analisis daya pembeda dilakukan dengan tujuan untuk


mengetahui kemampuan soal dalam membedakan siswa yang
termasuk kelas berkemampuan tinggi dan siswa yang termasuk
kelas berkemampuan rendah.
Tabel 4.4 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal
Butir Soal Nilai DP Kriteria
1 0,2 Cukup
2 0,3 Cukup
3 0,3 Sangat Baik
4 0,6 Sangat Baik
5 0,47 Sangat Baik
c. Instrumen Pedoman Wawancara
Instrumen bantu penelitian yang kedua adalah pedoman
wawancara. Pedoman wawancara ini memang dipakai sebagai acuan
untuk melakukan wawancara, namun pertanyaan wawancara tidak
sepenuhnya sama persis dengan pertanyaan yang ada pada pedoman.
Pertanyaan bisa melebar sesuai jawaban subjek, namun masih dalam
topik yang sama dan tidak melenceng dari tujuan. Pedoman
wawancara ini dirancang sesuai dengan indikator pemecahan
masalah menurut Polya. Karena fokus penelitiannya adalah
34

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam menyelesaikan soal


yang dilihat dari tahapan pemecahan masalah menurut Polya.
d. Pebentuan Subjek
Untuk menentukan subjek penelitian, pada tanggal 27 September
2017 penenliti melakukan tes awal terhadap siswa kelas X MIPA 5
SMA Negeri 1 Jakenan tahun ajaran 2017/2018 yang berjumlah 36
siswa. Dari Hasil tes tersebut terbentuklah populasi siswa
berkemampuan tinggi, sedang rendah. Berikut adalah kriteria siswa
berdasarkan nilai tes data awal dan ulangan harian dari guru.
Tabel 4.5 Kriteria Pengelompokan Kemampuan Berdasarkan Nilai
Ulangan Harian dari Guru.
Skor Kelompok
≤ 99,7 Tinggi
81,1 < 𝑆 > 99,7 Sedang
≥ 81,4 Rendah
Tabel 4.6 Kriteria Pengelompokan Kemampuan Berdasarkan Nilai
Tes Awal.
Skor Kelompok
≤ 99,88 Tinggi
49,17 < 𝑆 > 99,88 Sedang
≥ 49,17 Rendah
e. Pengumpulan Data Penelitian
Pengumpulan data dalam penelitian ini, tes tertulis atau
instrumen soal yang diujikan pada siswa yang dipilih sebagai subjek
penelitian pada hari Kamis, 28 September 2017 pukul 09.15-10.15
WIB di perpustakaan. Setelah tes tertulis dilaksanakan selanjutnya
dilakukan wawancara kepada siswa yang terpilih. Wawancara ini
dilakukan berdasarkan kesepakatan subjek dengan peneliti. Agar
tidak menganggu kegiatan sekolah maupun kegiatan yang lainnya
maka kegiatan wawancara ini dilaksanakan sesuai kesepakatan
dengan subjek peneliti. Adapun daftar kegiatan wawancara disajikan
dalam tabel berikut ini:
35

Tabel 4.7. Daftar Kegiatan Wawancara


No Hari Pukul Subjek
1. Jumat, 29 September 2017 10.00-10.15 S-SA
2. Jumat, 29 September 2017 11.30-11.50 S-ADT
3. Jum’at, 29 September 2017 11.50-12.20 S-AMK
Kegiatan tes tertulis dan wawancara pada penelitian ini,
didokumentasi dengan menggunakan kamera dan handphone. Hal ini
bertujuan agar data yang dikumpulkan tidak diragukan dalam
penelitian.

3. Analisis Data
a. Paparan dan Analisis Data Kemampuan Tinggi dengan Subjek SA
1) Data hasil kerja subjek SA dalam menyelesaikan nomor 1
a) Hasil pengerjaan tes kemampuan pemecahan masalah
(1) Memahami Masalah

Gambar 4.1. Jawaban subjek memahami masalah


Pada tahap memahami masalah ini SA menuliskan
apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan secara
lengkap dan tepat, SA juga mampu menjelaskan masalah
sesuai dengan kalimat sendiri, sehingga dapat diprediksi
bahwa SA mampu memahami masalah.
(2)Merencanakan Penyelesaian

Gambar 4.2. Jawaban subjek merencanakan


penyelesaian
36

Pada tahap merencanakan penyelesaian yang


dilakukan SA adalah menuliskan persamaan sesuai
dengan permasalah yang terdapat dalam soal nomor 1.
Sehingga dari sini terlihat bahwa SA mampu
mnyederhanakan masalah dalam mengerjakan soal,
mampu mencari sub-tujuan (hal-hal yang perlu dicari
sebelum menyelesaikan masalah) dan mampu
mengurutkan informasi.
(3) Melaksanakan Rencana Penyelesaian

Gambar. 4.3. jawaban subjek melaksanakan rencana


penyelesaian
37

Pada tahap melakukan rencana penyelesaian yang


dilakukan SA adalah subjek SA menggunakan metode
substitusi untuk menyelesaikan soal nomor 1. Yang
pertama mengubah persamaan 2: 2𝑎 + 3𝑏 = 19000
3
menjadi 𝑎 = 9500 − 2 𝑏 yang dijadikan sebagai

persamaan 4, kemudian dari persamaan 3: 𝑏 + 𝑐 = 6250


menjadi 𝑐 = 6250 − 𝑏 yang dijadikan sebagai persaman
5, setelah itu mensubstitusikan persamaan 4 dan 5 ke
persamaan 1 sehingga memperoleh nilai b,
mensubstitusikan nilai b ke persamaan 5 sehingga
memperoleh nilai c, untuk memperoleh nilai a caranya
dengan mensubstitusikan nilai b ke persamaan 4. Dari
sini terlihat bahwa SA mampu melaksanakan rencana
penyelesaian sesuai dengan apa yang direncanakan, dan
menghitungnya dengan tepat.
(4) Melihat Kembali Proses dan Hasil

Gambar. 4.4. Jawaban Siswa Memeriksa Kembali


Pada tahap memeriksa kembali, yang dilakukan SA
adalah menjawab sesuai dengan pertanyaan yang ada
pada soal, yaitu mencari jenis beras yang paling mahal
harganya, menuliskan kembali hasil perhitungannnya.
Sehingga dari sini terlihat bahwa subjek SA mampu
mengecek sumua informasi dan perhitungan yang terlibat
dengan tepat.
b) Hasil Wawancara
Berikut ini adalah penggalan wawancara dengan subjek
SA pada nomor 3 soal tes kemampuan pemecahana masalah.
Peneliti : Selamat pagi?
38

S-SA : Pagi
Peneliti : Namya siapa?
S-SA : Nama saya Shinta Apriliani
Peneliti : Saya mau wawancara soalyang kemarin ya?
S-SA : Iya
Peneliti : Apakah kamu paham dengan soal yang kemarin
yang nomor 1
S-SA : Paham
Peneliti : Apa saja yang diketahui dari soal nomor 1
tersebut?
S-SA : Misal jenis beras A dimisalkan dengan variabel a,
jenis beras B dimisalkan dengan variabel b, dan jenis beras C
dimisalkan dengan c.
Peneliti : Bisakah kamu menjelaskan maksud dari soal ini
yang nomor satu?
S-SA : Jika diketahui 𝑎 + 2𝑏 + 3𝑐 = 19500, 2𝑎 + 3𝑏 =
19000, 𝑏 + 𝑐 = 6250 manakah beras yang paling mahal?
Peneliti : Bagaimana cara kamu dalam menyelesaikan soal
tersebut?
S-SA : Dengan metode substitusi
Peneliti : Gimana? Coba jelaskan
S-SA : Dari persamaan 2: 2𝑎 + 3𝑏 = 19000 dibuat
3
menjadi 𝑎 = 9500 − 2 𝑏 itu adalah persamaan 4, kemudian

dari persamaan 3: 𝑏 + 𝑐 = 6250, 𝑐 = 6250 − 𝑏 kemudian dari


persamaan 4 dan 5 disubstitusikan ke persamaan pertama
sehingga diperoleh harga b 𝑏 = 3500, 𝑐 = 2750, dan 𝑎 =
4250
Peneliti : Apakah kamu yakin dengan hasil pekerjaanmu ini?
S-SA : Yakin
Peneliti : Apakah setelah selesai mengerjakan kamu
memeriksa kembali pekerjaanmu?
S-SA : Iya
39

Peneliti : Saat memeriksa kembali apa yang kamu tuliskan?


S-SA : Dengan kan tadi 𝑎 , 𝑏 , dan 𝑐 sudah diketahui
kemudian dimasukkan ke persamaan pertama apakah hasilnya
sesuai apa tidak
Peneliti : Lalu perhitungaannya kamu cek lagi apa tidak?
S-SA : Iya
c) Triangulasi Data
Berdasarkan data yang diperoleh melalui tes tertulis dan
hasil wawancara pada soal nomor 1, SA memiliki
kecenderungan jawaban yang sama pada kedua metode
pengambilan data. SA mampu memahami masalah dengan
baik, mampu merencanakan penyelesaian masalah secara
lengkap, mampu melaksanakan rencana penyelesaian sesuai
dengan apa yang direncanakan dan mampu memeriksa
jawaban yang diperoleh. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa data tersebut valid.
d) Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh melalui tes tertulis dan
hasil wawancara, pada tahap memahami masalah SA
menuliskan apa yang diketahu dan apa yang ditanyakan secara
lengkap dan tepat, menjelaskan masalah sesuai dengan kalimat
sendiri. Pada tahap merencanakan penyelesaian, SA
menyeederhanakan masalah dalam mengerjakan soal, mampu
mencari sub-tujuan (hal-hal yang perlu dicari sebelum
menyelesaikan masalah) dan mampu mengurutkan informasi.
Pada tahap melaksanakan rencana penyelesaian, SA mampu
melaksanakan penyelesaian sesuai dengan apa yang
direncanakan dan menghitungnya dengan tepat. Pada tahap
memeruksa kembali, SA melakuakan pengecekan hasil
pekerjaan langkah demi langkah secara detail.
40

2) Data hasil kerja subjek SA dalam menyelesaikan soal nomor 2


a) Hasil pengerjaan tes kemampuan pemecahan masalah
(1) Memahami masalah

Gambar. 4.5. Jawaban Subjek Memahami Masalah


Pada tahap memahami masalah ini SA menuliskan
apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan secara
lengkap dan tepat, sehingga dapat diprediksi bahwa SA
mampu memahami masalah .
(2) Merencanakan penyelesaian

Gambar. 4.6. Jawaban Subjek Merencanakan Penyelesaian


Pada tahap merencanakan penyelesaian, yang
dilakukan SA adalah menentukan persamaan sesuai
dengan persamasalahan yang diketahui. Sehingga disini
terlihat bahwa SA mampu menyederhanakan masalah
dalam mengerjakan soal, mampu mencari sub-tujuan (hal-
hal yang perlu dicari sebelum menyelesaikan masalah) dan
mampu mengurutkan informasi.
(3) Melaksanakan Rencana Penyelesaian
41

Gambar. 4.7. Jawaban Subjek Melaksanakan Rencana


Penyelesaian
Pada tahap melaksanakan rencana penyelesaian, yang
dilakukan SA adalah dengan menggunakan metode
substitusi untuk menyelesaikan soal nomor 2. Pertama
dengan mengubah persamaan 𝑥 + 𝑦 = 3400 menjadi
𝑦 = 3400 − 𝑥 yang dijadikan persamaan 4, kemudian
mengubah persamaan 𝑥 + 𝑧 = 4200 menjadi 𝑧 = 4200 −
𝑥 yang dijadikan persamaan 5, substitusikan persamaan 4
dan 5 ke persamaan 1 yang menghasilkan nilai x, nilai x
disubstitusikan ke persamaan 4 menghasilkan nilai y, nilai
x disubstitusikan ke persaman 5 menghasilkan nilai z. Dari
sini terlihat bahwa SA mampu melaksanakan rencana
penyelesaian sesuai dengan apa yang direncanakan, dan
menghitungnya dengan tepat.
(4) Melihat Kembali Proses dan Hasil
42

Gambar. 4.8. Jawaban Subjek Memeriksa Kembali


Pada tahap memeriksa kembali, yang dilakukan SA
adalah menjawab sesuai dengan pertanyaan yang ada pada
soal, yaitu menentukan banyaknya lensa yang dihasilkan
setiap mesin pada satu minggu.
b) Hasil Wawancara
Berikut ini adalah penggalan wawancara dengan subjek
SA pada nomor 2 soal tes kemampuan pemecahana masalah.
Peneliti : Untuk soal nomor 2. apakah kamu paham dengan
soal nomor 2?
S-SA : Paham
Peneliti : Apa saja yang diketahui dari soal nomor 2?
S-SA : 𝑥 + 𝑦 + 𝑧 = 5700, 𝑥 + 𝑦 = 3400, 𝑥 + 𝑧 = 4200
Peneliti : Bisakah kamu menjelaskan soal tersebut dengan
kalimatmu sendiri?
S-SA : Diketahui mesin A, B, C yang saya misalkan
dengan variabel 𝑥, 𝑦, dan 𝑧 . Jika mesin 𝑥 + 𝑦 + 𝑧 bekerja
secara bersama-sama menghasilkan 5700 lensa jika hanya
mesin 𝑥 dan 𝑦 menghasilkan 3400 lensa sementara yang
bekerja hanya mesin 𝑥 + 𝑧 menghasilkan 4200 lensa.
Berapakah banyaknya lensa yang dihasilkan dari tiap-tiap
mesin setiap minggunya?
Peneliti : Bagaimana cara kamu dalam menyelesaikan soal
ini?
S-SA : Dengan metode substitusi
Peneliti : Caranya coba jelaskan?
43

S-SA : Dari persamaan 2 yang bernilai 𝑥 + 𝑦 = 3400


dibuat menjadi 𝑦 = 3400 − 𝑥 yang menghasilkan persamaan
ke 4 dari persamaan 3 yang bernilai 𝑥 + 𝑧 = 4200 dibuat
𝑧 = 4200 itu adalah persamaan ke 5. dari persamaan 4 dan 5
disubstitusikan ke persamaan 1 sehingga menghasilkan
𝑥 = 1900, 𝑦 = 1500, dan 𝑧 = 2300
Peneliti : Apakah kamu yakin dengan jawabanmu?
S-SA : Yakin
Peneliti : Apakah kamu memeriksa kembali hasil
pekerjaanmu ini?
S-SA : Iya
Peneliti : Saat memeriksa kembali apa yang kamu tulis?
S-SA : Dengan mengecek apakah persamaan 𝑥 + 𝑦 + 𝑧 =
5700 jika 𝑥 = 1900, 𝑦 = 1500, dan 𝑧 = 2300
Peneliti : Lalu perhitungannya kamu cek lagi apa tidak?
S-SA : Iya
c) Triangulasi Data
Berdasarkan data yang diperoleh melalui tes tertulis dan
hasil wawancara pada soal nomor 2, SA memiliki
kecenderungan jawaban yang sama pada kedua metode
pengambilan data. SA mampu memahami masalah dengan
baik, mampu merencanakan penyelesaian masalah secara
lengkap, mampu melaksanakan rencana penyelesaian sesuai
dengan apa yang direncanakan dan mampu memeriksa
jawaban yang diperoleh. Dengan demikian dapat disimpilkan
bahwa data tersebut valid.
d) Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh melaui tes tertulis dan
wawancara, pada tahap memahami masalah, SA menuliskan
apa yang diketahu dan apa yang ditanyakan secara lengkap dan
tepat, menjelaskan masalah sesuai dengan kalimat sendiri.
Pada tahap merencanakan penyelesaian, SA
44

menyeederhanakan masalah dalam mengerjakan soal, mampu


mencari sub-tujuan (hal-hal yang perlu dicari sebelum
menyelesaikan masalah) dan mampu mengurutkan informasi.
pada tahap memeriksa kembali, SA melakukan pengecekan
hasil pekerjaan langkah demi langkah secara detail.
3) Data hasil kerja subjek SA dalam menyelesaikan nomor 3
a) Hasil pengerjaan tes kemampuan pemecahan masalah
(1) Memahami Masalah

Gambar. 4.9. Jawaban Siswa Memahami Masalah


Pada tahap memahami masalah ini SA menuliskan
apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan secara
lengkap dan tepat, SA juga mampu menjelaskan masalah
sesuai dengan kalimat sendiri, sehingga dapat diprediksi
bahwa SA mampu memahami masalah.
(2) Merencanakan Penyelesaian

Gambar.10. Jawaban siswa Merencanakan Penyelesaian


Pada tahap merencanakan penyelesaian, yang
dilakukan SA adalah menentukan persamaan dari
permasalahan yang diketahui, ini bukti bahwa SA
mampumenebak cara penyelesaian yang akan digunakan
dalam penyelesaian yang akan digunakan dalam
45

menyelesaikan soal tersebut. SA juga mampu


menyederhanakan masalah dalam mengerjakan soal, dan
mampu mengurutkan informasi sesuai dengan apa yang
diketahui pada soal.
(3) Melaksanakan Rencana Penyelesaian

Gambar.4.11. Jawaban Siswa Melaksanakan Rencana


Penyelesaian
Pada tahap melaksanakan rencana penyelesaian, yang
dilakukan SA adalah dengan menggunkan metode
gabungan dalam menyelesaikan soal nomor 2. Pertama
dengan mengeliminasi 𝑦 dari persamaan 1 dan 3 yang
menghasilkan pesamaan 4, mengeliminasi 𝑦 dari
persamaan 2 dan 3 yang menghasilkan persamaan 5,
eliminasai 𝑧 dari persamaan 4 dan 5 mengasilkan nilai 𝑥,
nilai 𝑥 disubstitusikan ke persamaan 4 menghasilkan nilai
𝑧, kemudian nilai 𝑥 dan 𝑧 disubstitusikan ke persamaan 1
46

didapat nilai 𝑦. Dari sini terlihat bahwa SA mampu


melaksanakan rencana penyelesaian sesuai dengan apa yan
direncanakan, dan menghitungnya dengan tepat.
(4) Melihat Kembali Proses dan hasil

Gambar.4.12. Jawaban Siswa Memeriksa Kembali


Pada tahap memeriksa kembali, yang dilakukan SA
adalah menjawab sesuai dengan pertanyaan yang ada pada
soal, yaitu banyaknya setiap jenis kemeja harus diproduksi
uuntuk menggunakan semua waktu yang tersedia pada
ketiga mesin, subjek SA juga mensubstitusikan nilai
𝑥, 𝑦, dan 𝑧 ke salah satu persamaan untuk guna
membuktikan apakah hasil prhitungannya sudah benar.
Sehingga dari sini terlihat bahwa subjek SA mampu
mengecek semua informasi dan perhitungan yang terlibat
dengan tepat.
b) Hasil Wawancara
Berikut ini adalah penggalan wawancara dengan subjek
SA pada nomor 3 soal tes kemampuan pemecahana masalah.

Peneliti : Apakah kamu paham dengan soal tersebut?

S-SA : Paham

Peneliti : Apa yang diketahui dari soal nomor 3?

S-SA : Misal 𝑥 = jumlah kemeja sragam yang dibuat, 𝑦 =


jumlah kemeja kasual yang dibuat, 𝑧 = jumlah kemeja batik
printing yang dibuat.

Peneliti : Coba jelaskan inti dari soal nomor 3 ini?


47

S-SA : Sebuah perusahaan memproduksi 3 produk yaitu


kemeja sragam, kemeja kasual, dan kemeja batik printing yang
cara produksinya menggunakan mesin pemotong, mesin jahit,
dan mesin kemasan. Setiap mesin tersebut membutuhkan
waktu untuk menyelesaikan satu baju yang ditanya adalah
berapa jumlah kemeja tersebut?

Peneliti : Bagaimana cara kamu untuk menyelesaikan soal


nomor 3?

S-SA : Dengan metode gabungan

Peneliti : Coba jelaskan!

S-SA : Pertama eliminasi persamaan yang pertama dan


ketiga menghasilkan persamaan keempat kemudian eliminasi
persamaan kedua dan ketiga menghasilkan persamaan kelima
kemudian mengeliminasi persamaan keempat dan kelima dan
mendapatkan hasil 𝑥 = 30, 𝑧 = 20, dan 𝑦 = 50

Peneliti : Apakah kamu yakin dengan jawabanmu ini?

S-SA : Yakin

Peneliti : Apakah setelah selesai menggerjakan kamu


memeriksa lagi hasil pekerjaanmu?

S-SA : Iya

Peneliti : Saat memeriksa kembali pekerjaanmu apa yang


kamu tulis

S-SA : Dengan mengecek kembali apakah hasil tersebut


sesuai dengan persamaan atau tidak.

Peneliti : Lalu perhitunganmu kamu cek lagi apa tidak?

S-SA : Iya
48

Peneliti : Menurut kamu ada cara lain untuk menyelesaikan


soal ini?

S-SA : Ada seperti metode substitusi dan eliminasi

c) Triangulasi Data
Berdasarkan data yang diperoleh melaui tes tertulis dan
hasil wawancara pada soal nomor 3, SA memiliki
kecenderungan jawaban yang sama pada kedua metode
pengambilan data. SA mampu memahami masalah dengan
baik, mampu merencanakan penyelesaian masalah, mampu
melaksanakan rencana penyelesaian sesuai dengan apa yang
direncanakan dan mampu memeriksa jawaban yang diperoleh.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data tersebut valid.
d) Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh melalui tes tertulis dan
hasil wawancara pada tahap memahami masalah SA
menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan secara
lengkap dan tepat, menjelaskan masalah sesuai dengan kalimat
sendiri. Pada tahap merencanakan penyelesaian, SA
menyederhanankan masalah dalam mengerjakan soal, dan
mampu mengurutkan informasi. Pada tahap melaksanakan
rencana penyelesaian, SA mampu melaksanakan rencana
penyelesaian sesuai dengan apa yang direncanakan dan
menghitungnya dengan tepat. pada tahap memeriksa kembali,
SA melakukan pengecekan hasil pekerjaan langkah demi
langkah secara detail.
49

b. Paparan dan Analisis Data Kemampuan Sedang dengan Subjek


ADT
1) Data hasil kerja sybjek ADT dalam menyelesaikan soal nomor 1
a) Hasil pengerjaan tes kemampuan pemecahan masalah
(1) Memahami Masalah

Gambar 4.13. Jawaban Subjek Memahami Masalah


Pada tahap memahami masalah ini ADT hanya
menuliskan 𝑎 dimisalkan dengan jenis beras A,
𝑏 dimisalkan dengan jenis beras b, 𝑐 dimisalkan dengan
jenis beras c, dan menuliskan apa yang ditanyakan.
ADT tidak menjelaskan masalah sesuai dengan kalimat
sendiri, sehingga tidak dapat diprediksi bahwa ADT
mampu memahami masalah.
(2) Merencanakan Penyelesaian

Gambar.4.14. Jawaban Subjek Merencanakan


Penyelesaian
Pada tahap merencanakan penyelesaian, yang
dilakukan ADT adalah membuat persamaan dari
permasalahan yang telah diketahui yang menurutnya
akan digunakan untuk menyelesaiakan soal. Sehingga
dari sini terlihat bahwa ADT mampu menebak cara
penyelesaian yang tepat dalam mengerjakan soal.
(3) Melaksanakan Rencana Penyelesaian
50

Gambar. 4.15. Jawaban Subjek Melaksanakan Rencana


Penyelesaian
Pada tahap melaksanakan penyelesaian, yang
dilalukan ADT adalah mengerjakan soal dengan
menggunkan metode gabungan. Yang pertama
mengeliminasi 𝑎 ke persamaan 1 dan 2 yang
menghasilkan persamaan 4, kedua mengeliminasi 𝑏 ke
persamaan 4 dan 3 yang menghasilkan nilai 𝑐 ,
kemudian nilai 𝑐 disubstitusikan ke persamaan 3
menghasilkan nilai 𝑏, dan nilai 𝑐 dan 𝑏 disubstitusikan
ke persamaan 2 didapat nilai 𝑎. Dari sini terlihat bahwa
ADT mampu melaksanakan penyelesaian sesuai
dengan apa yang direncanakan, dan menghitungnya
dengan tepat dan teliti.
(4) Melihat Kembali Proses dan Hasil
51

Gambar.4.16. Jawaban Subjek Memeriksa Kembali


Pada tahap memeriksa kembali, yang dilakukan
ADT adalah menjawab sesuai pertanyaan yang ada
pada soal, yaitu menentukan harga jenis beras yang
paling mahal, mensubstitusikan nilai 𝑥, 𝑦, dan 𝑧 ke
persamaan 1. Sehingga dari sini terlihat bahwa subjek
ADT mampu mengecek semua informasi dan
perhitungan yang terlibat dengan tepat.
b) Hasil Wawancara
Berikut ini adalah penggalan wawancara dengan
subjek ADT pada nomor 1 saoal tes kemampuan
pemecahan masalah

Peneliti : Selamat pagi dek?

S-ADT : Selamat pagi mbak

Peneliti : Namanya siapa?

S-ADT : Namanya Ainun Desvita Tanti

Peneliti : Ini saya wawancara soal yang kemarin ya?

S-ADT : Iya

Peneliti : Dari soal tersebut apakah kamu paham


dengan soal yang nomor satu ini?

S-ADT : Paham

Peneliti : Apa saja yang diketahui dari soal ini nomor


1?

S-ADT : Dari soal nomor 1 ini diketahui jenis beras


a dimisalkan A, jenis beras b dimisalkan B, jenis beras c
dimisalkan C,
52

Peneliti : Bisakah kamu menjelaskan dengan kata-


katamu sendiri maksud dari soal nomor 1?

S-ADT : Soal nomor 1 itu kita diharuskan untuk


mencari harga beras jenis manakah yang paling mahal?

Peneliti : Dapatkah kamu membuat model


matematikanya?

S-ADT : Model matematikanya seperti 𝑎 + 2𝑏 +


3𝑐 = 19500, 2𝑎 + 3𝑏 = 19000, 𝑏 + 𝑐 = 6250.

Peneliti : Bagaimana cara kamu menyelesaikan soal


nomor ini?

S-ADT : Kalau saya dengan cara metode eliminasi


yaitu pertama eliminasi a dari persamaan 1 dan 2 nanti
akan menemukan persamaan ke 4 lalu eliminasi b dari
persamaan 4 dan 3 itu mendapat hasil harga beras jenis
C. lalu beras jenis C itu harganya disubstitusikan ke
persamaan 3 menghasilkan b berarti beras jenis B lalu
kedua harga beras yang sudah diketahui tersebut
disubstitusikan ke persamaan 2 dihasilkan harga jenis
beras a jadi dari penyelesaian ini kita dapat mengetahui
harga beras jenis manakah yang paling mahal .

Peneliti : Apakah kamu yakin dengan jawabanmu


ini?

S-ADT : Yakin

Peneliti : Apakah kalau kamu setelah selesai


mengerjakan kamu mengoreksi kembali hasil
pekerjaanmu?

S-ADT : Iya supaya lebih yakin lagi


53

Peneliti : Bagaimana cara kamu memeriksa kembali


hasil pekerjaanmu?

S-ADT : Dengan mensubstitusikan hasil a, b, c ke


persamaan 1.

Peneliti : Lalu perhitungannya kamu cek lagi apa


tidak?

S-ADT : Iya

c) Triangulasi Data
Berdasarkan data yang diperoleh melalui tes tertulis
dan hasil wawancara pada soal nomor 1, ADT memiliki
kecenderungan yang sama pada kedua metode
pengambilan data. ADT kurang mampu memahami
masalah, tetapi mampu merencanakan penyelesaian
masalah dengan tepat, mampu melaksnakan rencana
penyelesaian sesuai dengan apa yang direncanakan, dan
memeriksa jawaban yang diperoleh. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa data tersebut valid.
d) Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh melalui tes tertulis
dan hasil wawancara, pada tahap memahami masalah
ADT menuliskan apa yang diketahui dan apa yang
ditanyakan. Pada tahap merencanakan penyelesaian,
ADT mampu menyederhanakan masalah dalam
mengerjakan soal dan mampu merencanakan
penyelesaian dengan tepat. Pada tahap melaksanakan
rencana penyelesaian, ADT mampu melaksanakan
rencana penyelesaian sesuai dengan apa yang
direncanakan dan menghitungnya dengan tepat. Pada
tahap memeriksa kembali, ADT melakukan pengecekan
hasil pekerjaan.
54

2) Data hasil kerja subjek ADT dalam menyelesaikan soal nomor 2


a) Hasil Pengerjaan tes kemampuan pemecahan masalah
(1) Memahami Masalah

Gambar 4.17 Jawaban Subjek Memahami Masalah


Pada tahap memahami masalah ini ADT hanya
menuliskan yang diketahui dan apa yang ditanyaan.
ADT tidak menjelaskan masalah sesuai dengan kalimat
sendiri, sehingga tidak dapat diprediksi bahwa ADT
mampu memahami masalah.
(2) Merencanakan Penyelesaian

Gambar 4.18 Jawaban Subjek Merencanakan


Penyelesaian
Pada tahap merencanakan penyelesaian, yang
dilakukan ADT adalah menuliskan persamaan dari
permasalah yang diketahui yang menurutnya akan
digunakan untuk menyelesaikan soal. Sehingga dari
sini terlihat bahwa ADT mampu menebak cara
penyelesaian yang tepat dalam mengerjakan soal,
ADT mampu menyederhanakan masalah, dan
mengurutkan informasi.
(3) Melaksanakan Rencana Penyelesaian
55

Gambar 4.19 Jawaban Subjek Melaksanakan Rencana


Penyelesaia
Pada tahap melaksanakan rencana penyelesaian,
yang dilakukan ADT adalah dengan menggunakan
metode gabungnan untuk menyelesaikan soal nomor
2. Yang pertama dengan mengeliminasi 𝑥 ke
persamaan 1 dan 2 menghasilkan nilai 𝑥, nilai 𝑧
disubstitusikan ke persamaan 3 menghasilkan nilai 𝑥,
nilai 𝑥 dan 𝑧 disubstitusikan ke persamaan 2
didapatkan hasil 𝑦 . Dari sini terlihat bahwa ADT
mampu melaksanakan rencana penyelesaian sesuai
dengan apa yang direncanakan, dan menghitungnya
dengan tepat.
(4) Melihat Kembali Prose dan Hasil

Gambar 4.20 Jawaban Subjek ADT Memeriksa


Kembali
Pada tahap memeriksa kembali, yang dilakukan
ADT adalah menjawab sesuai pertanyaan yang ada
pada soal, yaitu menentukan banyaknya lensa yang
dihasilkan tiap mesin dalam satu minggu,
56

mensubstitusikan kembali nilai 𝑥, 𝑦, 𝑧 ke persamaan 1.


Sehingga dari sini terlihat bahwa subjek ADT mampu
mengecek semua informasi dan perhitungan yang
terlibat dengan tepat.
b) Hasil Wawancara
Berikut ini adalah penggalan wawancara dengan subjek
ADT pada nomor 2 saoal tes kemampuan pemecahan
masalah
Peneliti : Untuk soal nomor 2 apakah kamu paham dengan
soal nomor 2?
S-ADT : Paham
Peneliti : Apa saja yang diketahui dari soal nomor 2?
S-ADT : Yang dikatahui yaitu misal mesin A itu dimisalkan
𝑥, mesin B dimisalkan 𝑦, mesin C dimisalkan 𝑧. Di dalam 3
mesin ini menghasilkan beberapa lensa yang dihasilkan
dalam 1 minggu .
Peneliti : Bisakah kamu menjelaskan maksud dari soal
nomor 1 ini?
S-ADT : Maksud dari soal ini itu untuk mencarari berapa
banyak lensa yang dihasilkan tiap mesin dalam satu
minggu.
Peneliti : Bagaimana cara kamu dalam menyelesaikan soal
tersebut?
S-ADT : Menggunakan metode gabungan caranya yaitu
dimisalkan tadi 𝑥 + 𝑦 + 𝑧 = 5700 menjadi persamaan 1,
𝑥 + 𝑦 = 3400 persamaan 2, 𝑥 + 𝑧 = 4200 persamaan tiga .
Lalu eliminasi 𝑥 dari persamaan 1 dan 2 caranya yaitu
𝑥 + 𝑦 + 𝑧 = 5700 , 𝑥 + 𝑦 = 3400 menghasilkan 𝑧 yang
hasilnya 2300 yang itu hasil dari mesin C. Lalu hasil dari
mesin C tersebut disubstitusikan ke persamaan 3 setelah itu
𝑧 = 2300 dan 𝑥 = 1900 disubstitusikan ke persamaan 2
menghasilkan mesin B.
57

Peneliti : Apakah kamu yakin dengan jawabanmu?


S-ADT : Yakin
Peneliti : Apakah kamu setelah selesai mengerjakan sering
memeriksa kembali hasil pekerjaanmu?
S-ADT: iya
Peneliti : Saat memeriksa kembali apa yang kamu tulis?
S-ADT : Mensubstitusikan nilai 𝑥, 𝑦, 𝑧 ke persamaan 1
Peneliti : Lalu perhitungannya kamu cek atau tidak?
S-ADT : Iya
c) Triangulasi Data
Berdasarkan data yang diperoleh melaui tes tertulis dan
wawancara pada soal nomor 2, ADT memeliki
kecenderungan yang sama pada kedua metode pengambilan
data. ADT kurang mampu memahami masalah dengan baik,
tetapi mampu merencankan penyelesaian masalah, mampu
melaksanakan rencana penyelesaian sesuai dengan apa yang
direncanakan dan mampu memeriksa jawaban yang
diperoleh. Dengan demikian data dapat disimpulkan valid.
d) Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh melaui tes tertulis dan
hasil wawancara, pada tahap memahami masalah ADT
menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan,
belum mampu menjelaskan masalah sesuai dengan kalimat
sendiri. Pada tahap merencanakan penyelesaian, ADT
mampu menyederhanakan masalah dalam mengerjakan soal
dan mampu merencanakn penyelesaian dengan tepat. Pada
tahap melaksanakan rencana penyelesaian, ADT mampu
melaksanakan rencana penyelesaian sesuai dengan apa yang
direncanakan dan mengitungnya dengan tepat. Pada tahap
memeriksa kembali, ADT melakukan pengecekan hasil
pekerjaan.
58

3) Data hasil kerja sybjek ADT dalam menyelesaikan soal nomor 3


a) Hasil penegerjaan tes kemampuan pemecahan masalah
(1) Memahami Masalah

Gambar 4.21 Jawaban Subjek Memahami Masalah


Pada tahap memahami masalah ini, ADT hanya
menuliskan banyaknya kemeja sragam dimisalkan
dengan 𝑥, banyaknya kemeja kasual dimisalkan dengan
𝑦, banyaknya kemeja batik printing dimisalkan dengan
𝑧, dan menuliskan apa yang ditanyakan, tetapi ADT
belum mampu menjelaskan maksud soal susuai dengan
kalimatnya sehingga tidak dapat diprediksi bahwa ADT
mampu memahami masalah.
(2) Merencanakan Penyelesaian

Gambar 4.22 Jawaban Subjek Merencanakan


Penyelesaian
Pada tahap merencanakan penyelesaian, yang
dilakukan ADT adalah menuliskan persamaan dari
permasalahan yang diketahui. Sehingga dari sini
terlihat bahwa ADT sudah mampu menyederhanakan
masalah dari soal, dan mampu mengurutkan informasi.
(3) Melaksanakan Rencana Penyelesaian
59

Gambar 4.23 Jawaban Subjek Melaksanakan Rencana


Penyelesaian
Pada tahap melaksanakan rencana penyelesaian,
yang dilakukan ADT adalah menggunakan metode
gabungan untuk menyelesaiakan soal nomor 3. Yang
pertama mengeliminasi 𝑥 dari persamaan 1 dan
menghasilkan persaman 4 , mengeliminasi 𝑧 dari
persamaan 4 dan menghasilkan persaman 5
menghasilkan nilai 𝑦, mengeliminasi 𝑦 dari persamaan
4 dan persamaan 5 menghasilkan nilai 𝑧, nilai 𝑦 dan 𝑧
disubstitusikan ke persamaan 3 menghasilkan nilai 𝑥.
Dari sini terlihat bahwa ADT mampu melaksanakan
rencana penyelesaian sesuai dengan apa yang
direncanakan, dan menghitungnya dengan tepat.
60

(4) Melihat Kembali Prose dan Hasil

Gambar 4.24 Jawaban Subjek Memeriksa Kembali


Pada tahap memeriksa kembali, yang dilakukan
ADT adalah menjawab sesuai dengan pertanyyan yang
ada pada soal, yaitu menentukan banyaknya setiap jenis
kemeja yang harus diproduksi untuk menggunakan
semua waktu yang tersedia pada ketiga mesin, dan
mensubstitusikan hasil 𝑥, 𝑦, 𝑧 ke persamaan 1 untuk
mengecek kembali perhitungannya. Sehingga dari sini
terlihat bahwa subjek ADT mampu mengecek semua
informasi dan perhitungan yang terlibat dengan tepat.
b) Hasil Wawancara
Berikut ini adalah penggalan wawancara dengan subjek
ADT pada nomor 3 soal tes kemampuan pemecahana
masalah.

Peneliti : Untuk soal nomor 3 apakah kamu paham dengan


soal tersebut?

S-ADT : Paham

Peneliti : Apa yang diketahui dari soal nomor 3?

S-ADT : Diketahui yaitu banyaknya kemeja sragam,


banyaknya kemeja kasual, banyaknya kemeja batik.

Peneliti : Bisakah kamu menjelaskan soal tersebut dengan


kalimatmu sendiri?
61

S-ADT : Soal nomor 3 ini diminta untuk mencari


banyaknya kemeja dari masing-masing jenis yang dibuat,
dengan menggunakan mesin jahit, mesin pemotong, mesin
kemasan.

Peneliti : Dapatkah kamu membuat model matematikan?

S-ADT : Persamaan 1: 2𝑥 + 2𝑦 + 2𝑧 = 200, persamaan 2:


3𝑥 + 5𝑦 + 7𝑧 = 480, persamaan 3: 2𝑥 + 𝑦 + 3𝑧 = 170.

Peneliti : Bagaimana cara kamu menyelesaikan soal nomor


3?

S-ADT : Soal ini saya selesaikan dengan metode gabungan


persamaannya yaitu persamaan 1: 2𝑥 + 2𝑦 + 2𝑧 = 200 ,
persamaan 2: 3𝑥 + 5𝑦 + 7𝑧 = 480, persamaan 3: 2𝑥 + 𝑦 +
3𝑧 = 170 itu persamaan 3 lalu diselesaikan dengan metode
gabungan pertama eliminasi 𝑥 dari persamaan 1 dan 3
menghasilkan persamaan 4 eliminasi 𝑦 dari persamaan 2 dan
3 menghasilkan persamaan 5 lalu eliminasi 𝑧 dari persamaan
4 dan 5 dari eliminasi 𝑧 tersebut menghasilkan 𝑦 = 50 ,
eliminasi dari persamaan 4 dan 5 menghasilkan 𝑧 = 20 ,
setelah ketemu 𝑦 = 50 dan 𝑧 = 20 lalu disubstitusikan ke
persamaan 3 menghasilkan 𝑥 = 30

Peneliti : Apakah kamu yakin dengan jawabanmu ini?

S-ADT : Yakin

Peneliti : Apakah kamu setelah mengerjakan memeriksa


kembali hasil pekerjaan?

S-ADT : Iya

Peneliti : Apa yang kamu lakukan saat memeriksa kembali


hasil pekerjaanmu?
62

S-ADT : Mensubstitusikan hasil 𝑥, 𝑦, 𝑧 ke persamaan 1

Peneliti : Apakah perhitungannya kamu cek lagi?

S-ADT : Iya

c) Triangulasi Data
Berdasarkan data yang diperoleh melalui tes tertulis dan
hasil wawancara pada soal nomor, ADT memliki
kecenderungan jawaban yang sama pada kedua metode
pengambilan data. ADT kurang mampu memahami masalah
dengan baik, tetapi mampu merencanakan penyelesaian
masalah, mamapu melaksanakan rencana penyelesaian sesuai
dengan apa yang direncanakan dan mampu memeriksa
jawaban yang diperoleh. Dengan demikian dapat disimpulkan
data tersebut valid.
d) Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh melalui tes tertulis dan
hasil wawancara, pada tahp memahami masalah ADT
menuliskan apa yang diketahiu dan apa yang ditanyakan.
Pada tahap merencanakan penyelesaian, ADT sudah mampu
menyederhanakan masalah dalam mengerjakan soal. Pada
tahap melaksanakan rencana penyelesaian, ADT mampu
melaksanakan rencana penyelesaian sesuai dengan apa yang
direncanakan dan mengihitungnya dengan tepat. Pada tahap
memeriksa kembali, ADT melakukan pengecekan hasil
pkerjaan dan perhitungan dengan baik.
63

c. Paparan dan Analisis Data Kemampuan Rendah dengan Subjek


AMK
1) Data hasil kerja subjek AMK dalam menyelesaiak soal nomor 1
a) Hasil pengerjaan tes kemampuan pemecahan masalah
(1) Memahami Masalah

Gambar 4.25 Jawaban Subjek Memahami Masalah


Pada tahap memahami masalah yang dilakukan
AMK adalah menuliskan apa yang diketahui, dan tidak
menuliskan apa yang ditanyakan. Sehingga dari sini
dapat diprediksi apakah AMK mampu memahami
masalah.
(2) Merencanakan Penyelesaian

Gambar 4.26 Jawaban Subjek Merencanakan


Penyelesaian
Pada tahap merencanakan penyelesaian, yang
dilakukan AMK adalah menuliskan persamaan dari
permasalahan dalam soal. Sehingga dari sini terlihat
bahwa AMK mampu menyederhanakan permasalahan
dalam soal, dan mampu mengurutkan informasi.
(3) Melaksanakan Rencana Penyelsaian
64

Gambar 4.26 Jawaban Subjek Merencanakan


Penyelesaian
Pada tahap melaksanakan rencana penyelesaian,
yang dilakukan AMK adalah menggunakan metode
gabungan dalam menyelesaian soal nomor 1. Yang
pertama mengeliminasi 𝑥 ke persamaan 1 dan 2 yang
menghasilkan persamaan 4, kedua mengeliminasi 𝑦 ke
persamaan 4 dan 3 yang menghasilkan nilai 𝑧 ,
kemudian nilai 𝑧 disubstitusikan ke persamaan 3
menghasilkan nilai 𝑦, dan nilai 𝑧 dan 𝑦 disubstitusikan
ke persamaan 2 didapat nilai 𝑥. Dari sini terlihat bahwa
AMK mampu melaksanakan penyelesaian sesuai
dengan apa yang direncanakan, tetapi AMK tidak
menghitungnya dengan tepat dan teliti karena kasil
yang didapat salah.
(4) Melihat Kembali Proses dan Hasil

Gambar 4.28 Jawaban Subjek Memeriksa Kembali


65

Pada tahap memeriksa, yang dilakukan AMK


adalah menjawab sesuai dengan pertanyaan yand ada
pada soal, yaitu menentukan jenis beras manakah yang
paling mahal, menuliskan kembali hasil perhitungannya
walaupun hasilnya salah. Sehingga dari sini terlihat
bahwa subjek AMK belum mampu mengecek semua
informasi dengan tepat kareana ada hasil perhitungan
yang salah.
b) Hasil Wawancara
Berikut ini adalah penggalan wawancara dengan subjek
AMK pada nomor 3 soal tes kemampuan pemecahana
masalah.
Peneliti : Selamat pagi dek.
S-AMK : Pagi.
Peneliti : Namanya siapa?
S-AMK : Nama saya Arindra Mayhayatun Kholishoh
Peneliti : Saya akan wawancara tentang hasil
pekerjaan kemarin.
S-AMK : Iya
Peneliti : Untuk yang nomor satu apakah kamu
paham maksud soal nomor satu?
S-AMK : Paham
Peneliti : Apa saja yang diketahui dari soal nomor
satu tersebut?
S-AMK : Yang diketahui adalah adanya tiga jenis
beras yaitu jenis A, jenis B, dan jenis C.
Peneliti : Bisakah kamu menjelaskan inti soal nomor
satu tersebut?
S-AMK : Iya. Yaitu jika diketahui 𝑥 + 2𝑦 + 3𝑧 =
19500, 2𝑥 + 3𝑦 = 19000, 𝑦 + 𝑧 = 6200. Manakah beras
yang paling mahal?
66

Peneliti : Dapatkah kamu dapat membuat model


matematika dari soal tersebut?
S-AMK : Ya
Peneliti : Bagaimana?
S-AMK :𝑥 + 2𝑦 + 3𝑧 = 19500, 2𝑥 + 3𝑦 = 19000,
𝑦 + 𝑧 = 6200.
Peneliti : Bagaimana kamu menyelesaiakan soal
nomor satu ini?
S-AMK : Menggunakan metode gabungan.
Peneliti : Coba jelaskan
S-AMK : Yaitu dengan mengeliminasi persamaan 1
dan 2 dan mengeliminasi dari persamaan 4 dan 3 yang
kemudian disubstitusikan ke persamaan 3 sehingga
menghasilkan 𝑧 = 2550, 𝑦 = 3700,𝑥 = 3950
Peneliti : Apakah kamu yakin dengan hasil yang
kamu dapat?
S-AMK : Yakin bu
Peneliti : Apakah setelah selesai mengerjakan kamu
memeriksa kembali?
S-AMK : Iya
Peneliti : Saat memeriksa kembali apa yang kamu
tulis?
S-AMK : Yaitu dengan mensubstitusikan hasil yang
diperoleh kedalam persamaan pertama yaitu 𝑥 + 2𝑦 + 3𝑧 =
19500. Apakah hasilnya benar atau tidak
Peneliti : Lalu perhitungannya kamu cek lagi atau
tidak?
S-AMK : Iya
c) Triangulasi Data
Berdasarkan data yang diperoleh melalui tes tertuli8s
dan hasil wawancara pada soal nomor 1, AMK memeliki
kecenderungan jawaban yang sama pada kedua metode
67

pengambilan data. AMK mampu memahami


masalahdengan baik, mampu merencanakan penyelesaian
masalah dengan tepat, mampu melaksanakan rencana
penyelesaian sesuai dengan apa yang direncanakan tetapi
kurang teliti dalam melakukan perhitungan, dan mampu
memeriksa jawaban yang diperoleh. Denga demikian dapat
disimpulkan bahwa data tersebut valid.
d) Simpulan
Berdasarkan data yan diperoleh melalui tes tertulis dan
hasil wawancara, pada tahap memahami masalah AMK
menuliskan apa yang diketahui dan tetapi tidak menuliskan
apa yang ditanyakan. Pada tahap merencanakan
penyelesaian, AMK sudah mampu menyederhanakan
masalah dalam mengerjakan soal dan mampu
merencanakan penyelesain dengan tepat. Pada tahap
melaksanakan rencana penyelesaian, AMK mampu
melaksanakan rencana penyelesaian sesuai dengan apa yang
direncanakan tetapi kurang teliti dalam melakukan
perhitungan. Pada tahap memeriksa kembali, AMK
melakukan pengecekan hasil pekerjaan.
2) Data hasil kerja subjek AMK dalam menyelesaikan soal nomor
2
a) Hasil pengerjaan tes kemampuan pemecahan masalah
(1) Memahami Masalah

Gambar 4.29 Jawaban Subjek Memahami Masalah


Pada tahap memahami masalah, AMK menuliskan
apa yang diketahui dan tidak menuliskan apa yang
ditanyakan, sehingga dapat diprediksi bahwa AMK
mampu memahami masalah.
(2) Merencanakan Penyelesaian
68

Gambar 4.30 Jawaban Subjek Merencanakan


Penyelesaian
Pada tahap merencanakan penyelesaian, yang
dilakukan AMK adalah menuliskan persamaan dari
permasalahan soal nomor 2. Sehingga dari sini terlihat
bahwa AMK mampu mnyederhanan masalah dalam
soal.
(3) Melaksanakan Rencana Penyelesaian

Gambar 4.31 Jawaban Subjek Melaksanakan Rencana


Penyelesaian
Pada tahap melaksanakan rencana penyelesaian,
yang dilakukan AMK adalah dengan menggunakan
metode gabungnan untuk menyelesaikan soal nomor 2.
Yang pertama dengan mengeliminasi 𝑥 ke persamaan 1
dan 2 menghasilkan nilai 𝑥, nilai 𝑧 disubstitusikan ke
persamaan 3 menghasilkan nilai 𝑥 , nilai 𝑥 dan 𝑧
disubstitusikan ke persamaan 2 didapatkan hasil 𝑦. Dari
sini terlihat bahwa ADT mampu melaksanakan rencana
penyelesaian sesuai dengan apa yang direncanakan, dan
menghitungnya dengan tepat.
(4) Memeriksa Kembali Hasil dan Proses
69

Gambar 4.32 Jawaban Subjek Memeriksa Kembali


Pada tahap memeriksa kembali, yang dilakukan
AMK adalah menjawab sesuai dengan pertanyaan yaitu
menentukan banyaknya lensa yang dihasilkan tiap-tiap
mesin dalam satu minggu, mensubstitusikan hasil
𝑥, 𝑦, 𝑧 ke persamaan 1. Sehingga dari sini terlihat
bahwa subjek AMK mampu mengecek semua
informasi dan perhitungannya yang terlibat.
b) Hasil Wawancara
Peneliti :Apakah kamu paham denga maksud soal
nomor dua?
S-AMK : Iya
Peneliti : Apa yang diketahui dari soal nomor dua
ini?
S-AMK : Yaitu adanya tiga buah mesin yaitu A, B,
dan C.
Peneliti : Coba jelaskan inti dari soal nomor dua
dengan kata-katamu sendiri?
S-AMK : Diketahui dengan tiga buah mesin yaitu
A,B,C yang menghasilkan beberapa lensa dalam seminggu
yang kemudian ditanyakan berapa banyak lensa yang
dihasilkan tiap-tipa mesin dalam satu minggu?
Peneliti : Dapatkah kamu membuat model
matematikanya?
S-AMK : Iya. Yaitu 𝑥 + 𝑦 + 𝑧 = 5700 , 𝑥 + 𝑦 =
3400, 𝑥 + 𝑧 = 4200.
Peneliti : Bagaimana cara kamu menyelesaikan soal
nomor dua?
70

S-AMK : Dengan menggunakan metode gabungan


Peneliti : Coba jelaskan gimana?
S-AMK : Mengeliminasi dari persamaan 1 dan 2
kemudian disubstitusikan ke persamaan tiga yang kemudian
diperoleh hasil dari mesin A = 1900, mesin B =1500, dan
mesin C =2300.
Peneliti : Apakah kamu yakin dengan jawaban ini?
S-AMK : Iya
Peneliti : Setelah mengerjakan apakah kamu
memeriksa kembali hasil pekerjaanmu?
S-AMK : Iya
Peneliti : Saat memeriksa kembali apa yang kamu
tulis?
S-AMK : Mensubstitusikan tiap-tiap hasil yang
diperoleh ke dalam persamaan
Peneliti : Lalu perhitungannya kamu cek lagi apa
tidak?
S-AMK : Iya
c) Truangulasi Data
Berdasarkan data yang diperoleh melaui tes tertulis dan
hasil wawancara pada soal nomor 2, AMK memiliki
kecenderungan jawaban yang sama pada kedua metode
pengambilan data. AMK mampu memahami masalah
dengan baik, mampu merencanakan penyelesaian masalah,
mampu melaksnakan renana penyelesaian sesuai dengan
apa yang direncanakan dan mampu memeriksa jawaban
yang diperoleh. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
data tersebut valid.
d) Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh melalui tes tertulis
dan hasil wawancara, pada tahap memahami masalah AMK
menuliskan apa yang diketahui, tetapi tidak menuliskan apa
71

yang ditanyakan. Pada tahap merencanakan penyeelesaian


AMK mampu menyederhanakan masalah dalam
mengerjakan soal. Pada tahap melaksanakn rencana
penyelesaian AMK mampu melaksanakan rencana
penyelesaian sesuai dengan apa yang direncanakan. Pada
tahap memeriksa kembali AMK melakukan pengecekkan
hasil pekerjaan.
4) Data hasil kerja subjek AMK dalam menyelesaikan soal nomor
3
a) Hasil Pengerjaan tes kemampuan pemecahan masalah
(1) Memahami Masalah

Gambar 4.33 Jawaban Subjek Memahami Masalah


Pada tahap memahami masalah ini AMK
menuliskan apa yang diketahui tetapi tidak lengkap,
tetapi menulis apa yang ditanyakan. Sehingga tidak
dapat diprediksi bahwa AMK mampu memahami
masalah
(2) Merencanakan Peneyelesaian

Gambar 4.34 Jawaban Subjek Merencanakan


Penyelesaian
Pada tahap merencanakan penyelesaian, yang
dilakukan AMK adalah menuliskan persamaan dari
permasalah nomor 3. Disisni terlihat bahwa AMK
mampu menyederhanakan permasalahan dalam
mengerjakan soal, dan mampu mengurutkan informasi.
(3) Melaksanakan Rencana Penyelesaian
72

Gambar 4.35 Jawaban Subjek Melaksanakan Rencana


Penyelesaian
Pada tahap melaksanakan rencana penyelesaian,
yang dilakukan AMK adalah menggunakan metode
gabungan untuk menyelesaiakan soal nomor 3. Yang
pertama mengeliminasi 𝑥 dari persamaan 1 dan
menghasilkan persaman 4 , mengeliminasi 𝑧 dari
persamaan 4 dan menghasilkan persaman 5
menghasilkan nilai 𝑦, mengeliminasi 𝑦 dari persamaan
4 dan persamaan 5 menghasilkan nilai 𝑧, nilai 𝑦 dan 𝑧
disubstitusikan ke persamaan 3 menghasilkan nilai 𝑥.
Dari sini terlihat bahwa AMK mampu melaksanakan
rencana penyelesaian sesuai dengan apa yang
direncanakan, dan menghitungnya dengan tepat.
73

(4) Melihat Kembali Proses dan Hasil

Gambar 4.36 Jawaban Subjek Memeriksa Kembali


Pada tahap memeriksa kembali , yang dilakukan
AMK adalah menjawab sesuai dengan pertanyaan yang
ada pada soal, yaitu menentukan banyaknya setiap jenis
kemeja harus diproduksi untuk menggunakan semua
waktui yang tersedia pada ketiga mesin, menuliskan
kembali hasil pekerjaanya, mensubstitusikan nilai
𝑥, 𝑦, 𝑧 ke persamaan 1. Sehingga dari sini terlihat
bahwa subjek AMK mampu mengecek infomasi dari
perhitungan yang terlibat.
b) Hasil Wawancara
Berikut ini adalah penggalan wawancara dengan subjek
AMK pada nomor 3 soal tes kemampuan pemecahana
masalah.

Peneliti : Soal nomor tiga ya

S-AMK : Iya

Peneliti : Apakah kamu paham dengen soal nomor


tiga?

S-AMK : Iya

Peneliti : Apa yang diketahui dari soal nomor tiga?


74

S-AMK : Adanya mesin untuk membuat kemeja


sragam, kemeja kasual dan kemeja batik.

Peneliti : Coba jelaskan inti dari soal nomor tiga?

S-AMK : Inti dari soal nomor tiga adalah jika


diketahui beberapa mesin yang digunakan untuk membuat
kemeja sragam, kemeja casual, dan kemeja batik.
Berapakah hasil yang diperoleh tiap-tiap mesin tersebut?

Peneliti : Dapatkah kamu membuat model


matematikanya?

S-AMK : Iya yaitu 2𝑥 + 2𝑦 + 2𝑧 = 200, 3𝑥 + 5𝑦 +


7𝑧 = 480, 2𝑥 + 𝑦 + 3𝑧 = 170.

Peneliti : Bagaimana cara kamu menyelesaiakan soal


nomor tiga ini?

S-AMK : Dengan menggunakan metode gabungan

Peneliti : Coba jelaskan?

S-AMK : Yaitu dengan mengeliminasi pada


persamaan 1 dan 3 , mengeliminasi persamaan 2 dan 3
kemudian persamaan 4 dan 5 yang kemudian
disubstitusikan ke persamaan tiga dan dihasilkan 𝑥 = 30,
𝑦 = 50, 𝑧 = 20.

Peneliti : Apakah kamu yakin dengan hasil


pekerjaanmu ini?

S-AMK : Iya

Peneliti : Apakah seletah selesai mengerjakaan kamu


memeriksa hasil pekerjaanmu?

S-AMK : Iya
75

Peneliti : Saat memeriksa kembali apa yang kamu


tulis?

S-AMK : Dengan mesukkan hasil yang diperoleh


kedalam persamaan yang diketahui sebelumnya

Peneliti : Lalu perhitunganya kamu cek lagi apa


tidak?

S-AMK : Iya

c) Triangulasi Data
Berdasarkan data yang diperoleh melalui tes tertulis
dan hasil wawancara pada soal nomor3, AMK memilik
kecenderungan yang sama pada kedua metode pengambilan
data. AMK belum mampu memahami masalah dengan baik
karenakurang lengkap dalam menyebutkan yang diketahui,
mamapu merencanakan penyelesaian dengan baik, mampu
melaksanakan rencana penyelesaian sesuai dengan apa yang
direncanakan, dan mampu memeriksa kembali jawaban
yang diperoleh. Dengan demikian dapat disimpulan bahwa
data tersebut valid.
d) Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh melaui tes tertulis dan
hasil wawancara, pada tahap memahami masalah AMK
menuliskan apa yang diketahui tetapi tidak menuliskan apa
yang ditanyakan. Pada tahap merencanakan penyelesaian,
AMK mampu menyederhanakan masalh dalam
mengerjakan soal. Pada tahap melaksanakan rencana
penyelesaian sesuai dengan apa yang direncanakan dan
menghitungnya dengan tepat. Pada tahap memeriksa
kembali, AMK melakukan pengecekan hasil pekerjaan.
76

B. Pembahasan

1. Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Berkemampuan Tinggi


Hasil analisis data untuk siswa berkemampuan tinggi dalam
memahami masalah (understanding the problem), siswa dapat
memahami masalah dengan baik. Siswa dapat menuliskan apa yang
diketahui secara lengkap dan terurut serta apa yang ditanyakan dari soal
secara tepat. Siswa mampu menjelaskan masalah sesuai dengan kalimat
sendiri. Siswa dalam merencanakan penyelesaian (devising a plan), siswa
dapat melakukan perencanaan masalah dengan baik. Siswa mampu
menyederhanakan masalah dalam menyelesaikan soal, siswa
mengidentifikasi sub-tujuan (mencari hal-hal yang perlu dicari sebelum
menyelesaikan masalah). Siswa juga dapat menggunakan semua
informasi yang ada pada soal untuk dapat menyelesaikan soal. Selain itu
siswa siswa juga dapat menentukan metode penyelesaian soal. Pada
langkah melaksanakan rencana penyelesaian (carrying out the plan),
siswa menyelesaikan permasalahan sesuai dengan apa yang
direncanakan. Pada tahap ini siswa melakukan proses perhitungan
dengan tapat menggunakan metode substitusi dan gabungan yang telah
siswa tentukan sebelumnya. Selanjutnya adalah tahap Pada tahap
memeriksa kembali proses dan hasil (looking back), siswa selalu teliti
perhitungan dan selalu melakukan pengeecekan perhitungan. Siswa
memiliki kecenderungan meyakini jawaban yang diperolehnya benar
dengan melakukan pengecekan langkah demi langkah secara detail pada
hasil pekerjaannya. Hal ini sejalan dengan penelitian Ergene (2016) yang
menyatakan bahwa setelah siswa mendapatkan hasilnya, mereka
melakukan pengendalian proses dari awal solusi sampai akhir solusi.
Selain itu, sejalan dengan penelitian Marlina (2013) yang menyatakan
bahwa dalam pengecekan kembali hasil kerjanya. Siswa telah memeriksa
kembali hasil kerjanya, siswa telah memeriksa kembali kebenaran hasil
kerjanya pada setiap langkah dengan soal yang diinginkan. Brijal (2015)
yang menyatakan bahwa pembelajar yang sukses melihat pertanyaan
77

dengan memahami, merancang sebuah rencana, mengkomunikasikan


bagaimana melaksanakan rencana dan terakhir, dalam suatu kasus,
mereka melihat kembali.

2. Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Berkemampuan Sedang


Hasil analisis data untuk siswa berkemampuan sedang dalam
memahami masalah (understanding the problem), siswa dapat
memahami masalah dengan baik. Siswa menuliskan apa yang diketahui
dan apa yang ditanyakan secara singkat. Siswa kurang mampu
menjelaskan masalah sesuai dengan kalimat sendiri. Siswa dalam
merencanakan penyelesaian (devising a plan), siswa dapat makukan
perencanaan masalah dengan baik. Siswa mampu menyederhanakan
dalam mengerjakan soal, siswa mengidentifikasi sub-tujuan (mencari hal-
hal yang perlu dicari sebelum menyelesaikan masalah). Siswa juga dapat
menggunakan semua informasi yang ada pada soal untuk dapat
menyelesaikan soal. Selain itu siswa dapat menentukan metode
penyelesaian masalah. Pada tahap melaksanakan rencana penyelesaian
(carrying out the plan), siswa mampu melaksanakan dengan tepat. Pada
tahap ini siswa menyelesaikan permasalahan sesuai dengan apa yang
direncanakan dan melaksanakan perhitungan dengan tepat. Pada tahap
memeriksa kembali proses dan hasil (looking back), siswa memiliki
kecenderungan meyakini jawaban yang diperolehnya benar dengan
melakukan pengecekan langkah demi langkah secara detail pada hasil
pekerjaannya. Hal ini sejalan penelitian Khabibah (2016) yang
menyatakan bahwa siswa telah memahami masalah, telah mampu
menyusun rencana dan telah mampu menerapkan pemacahan masalah,
dan mampu mengecek kembali.

3. Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Berkemampuan Rendah


Hasil analisis data untuk siswa berkemampuan rendah dalam
memahami masalah (understanding the problem), siswa belum dapat
memahami masalah dengan baik. Siswa menuliskan apa yang diketahui
78

tetapi tidak menuliskan apa yang ditanyakan. Siswa kurang mampu


menjelaskan masalah sesuai dengan kalimat sendiri. Siswa dalam
merencanakan penyelesaian (devising a plan) mampu menyederhanakan
masalah dalam mengerjakan soal, siswa mengidentifikasi sub-tujuan
(mencari hal-hal yang perlu dicari sebelum menyelesaikan masalah).
Pada tahap melaksanakan rencana penyelesaian (carrying out the plan),
siswa kelompok bawah menyelesaikan permasalahan sesuai dengan apa
yang direncanakan dan melaksanakan perhitungan, tetapi kurang teliti
dalam perhitungannya karena masih ada perhitungan yang salah. Pada
tahap memeriksa kembali proses dan hasil (looking back), siswa
memiliki kecenderungan meyakini jawaban yang diperolehnya benar
karena siswa melakukan pengecekan langkah demi langkah secara detail
pada hasil pekerjaannya. Hal ini sejalan dengan penelitian Phonapichat
(2014) yang menyatakan bahwa ketika siswa tidak memahami masalah,
kemungkinan besar menebak tanpa menggunakan proses berfikir
matematis, tidak dapat menemukan apa yang harus diasumsikan,
informasi apa yang harus diselesaikan dari masalah dan kesulitan dalam
memahami kata kunci yang muncul dalam masalah sehingga tidak bisa
menafsirkannya menjadi simbol.
79

BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan peneliti dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Berkemampuan
Tinggi.
a. Siswa berkemampuan tinggi pada tahap memahami masalah, siswa
mampu menuliskan menuliskan apa yang diketahui secara lengkap,
menuliskan apa yang ditanyakan dari soal secara tepat .
b. Siswa berkemampuan tinggi pada tahap merencanakan
penyelesaian, siswa mampu menyederhanakan masalah dalam
mengerjakan soal , mengidentifikasi tujuan (mencari hal-hal yang
perlu dicari sebelum menyelesaikan masalah) secara terurut.
c. Siswa berkemampuan timggi pada tahap melaksanakan rencana
penyelesaian sesuai dengan apa yang direncanakan.
d. Siswa berkemampuan tinggi pada yahap memeriksa kembali hasil
dan proses, siswa berkemampuan tinggi memiliki kecenderungan
meyakini jawaban yang diperolehnya benar dengan melakukan
pengecekan langkah demi langkah secara detail pada hasil
pekerjaannya dan mengecek semua perhitungan yang sudah
terlibat.
2. Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Berkemampuan
Sedang
a. Siswa berkemampuan sedang pada tahap memahami masalah,
siswa melakukan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan
tetapi kurang lengkap.
b. Siswa berkemampuan sedang pada tahap merencanakan
penyelesaian, siswa mampu menyederhanakan masalah dalam
mengerjakan soal, mengidentifikasi tujuan (mencari hal-hal yang
perlu dicari sebelum menyelesaikan masalah).

78
80

c. Siswa berkemampuan sedang pada tahap melaksanakn rencana


penyelesaian siswa melakukan sesuai yang direncanakan dan
melaksanakan perhitungan dengan tepat dan teliti.
d. Siswa berkemampuan sedang pada tahap memeriksa kembali hasil
dan proses siswa berkemampuan sedang memiliki kecenderungan
meyakini jawaban yang diperolehnya benar dengan melakukan
pengecekkan langkah demi langkah secara detail pada hasil
pekerjaannya dan mengecek semua perhitungan yang terlibat.
4. Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Berkemampuan
Rendah
a. Siswa berkemampuan rendang pada tahap memahami masalah,
siswa menuliskan apa yang diketahui saja dan tidak menuliskan apa
yang ditanyakan dari soal.
b. Siswa berkemampuan rendah pada tahap merencanakan
penyelesaian, siswa mampu menyederhanakan masalah dalam
mengerjkaan soal, mengidentifikasi tujuan (mencari hal-hal yang
perlu dicari sebelum menyelesaikan masalah).
c. Siswa berkemampuan rendah pada tahap melaksanakan rencana
penyelesaian, siswa melakukan sesuai dengan apa yang
direncanakan dan melakukan perhitungan dengan tepat, tetapi
siswa berkemampuan rendah kurang teteliti dalam melakukan
perhitungan.
d. Siswa berkemampuan rendah pada tahap memeriksa kembali hasil
dan proses, siswa memliki kecenderungan meyakini jawabannnya.
Siswa berkemampuan rendah tidak melakukan pengecekkan secara
detail pada hasil pekerjaannya dan tidak mengecek semua
perhitungannya yang sudah terlibat karena masih ada hasil
pekerjaan siswa yang hasilnya salah.
81

B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas dapat diberikan saran-saran sebagai
berikut.
1. Perlu dibudayakan pengajaran mengenai pemecahan masalah matematika
siswa sejak pendidikan dasar.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan sebagai upaya untuk memperbaiki
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam menyelesaikan soal.
3. Perlu dilakaukan penelitian lanjutan menganalisis kemampuan
pemecahan masalah siswa berdasarkan kemampuan siswa dalam
kelompok dengan menggunakan masalah-masalah matematika yang
melibatkan semua inidikator dari tahap kemampuan pemecahan masalah
matematika menurut Polya.

Anda mungkin juga menyukai