Bab 1-V - 3
Bab 1-V - 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah kemampuan
memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi
yang diperoleh (BSNP, 2006:139). Tujuan tersebut menempatkan pemecahan
masalah menjadi bagian yang penting dalam pelajaran matematika. NCTM
(National Council of Teacher of Mathematics) menempatkan kemampuan
pemecahan masalah sebagai tujuan utama dari pendidikan matematika.
NCTM mengusulkan bahwa memecahkan masalah harus menjadi fokus dari
matematika sekolah dan bahwa matematika harus diorganisir di sekitar
pemecahan masalah, sebagai suatu metode dari penemuan dan aplikasi,
menggunakan pendekatan pemecahan masalah untuk menyelidiki dan
memahami materi matematika, dan membangun pengetahuan matematika
baru melalui pemecahan masalah.
Kemampuan pemecahan masalah sebagai salah satu kemampuan
matematika, sangat penting untuk dikuasai. Seperti yang dikemukakan
Effendi (2012), bahwa kemampuan pemecahan masalah adalah jantungnya
matematika. Hal ini sejalan dengan NCTM (2000) yang menyatakan bahwa
pemecahan masalah merupakan bagian integral dalam pembelajaran
matematika, sehingga hal tersebut tidak boleh dilepaskan dari pembelajaran
matematika. Selanjutnya, Ellison (2009) menyatakan bahwa kemampuan
pemecahan masalah merupakan aspek penting dalam pembelajaran mandiri
dan membantu berpindah dari pengajaran yang bersifat mendidik. Semakin
banyak siswa belajar secara mandiri , maka semakin efektif pula mereka
menjadi pengajar.
Kemampuan pemecahan masalah siswa memiliki keterkaitan dengan
tahap menyelesaikan masalah matematika. Terdapat beberapa ahli yang
menggunakan teori tentang tahap pemecahan masalah, salah satunya adalah
Polya. Menurut Polya (1973: 5-15) solusi soal pemecahan masalah memuat
1
2
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang dapat diidentifikasi beberapa masalah
sebagai berikut kemampuan pemecahan masalah sebagian siswa yang masih
kurang.
4
C. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah
diuraikan, maka diperlukan adanya fokus penelitian untuk menghindari
luasnya ruang lingkup permasalahan yang akan ditemui dalam penelitian ini.
Fokus dalam penelitian ini adalah meneliti kemampuan pemecahan masalah
siswa dengan tahapan Polya dalam menyelesaikan soal matematika pada
meteri sistem persamaan linier tiga variabel.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah yang dapat dirumuskan
adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah siswa yang berkemampuan
tinggi dalam menyelesaikan soal pada materi sistem persamaan linier tiga
variabel?
2. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah siswa yang berkamampuan
sedang dalam menyelesaikan soal pada materi sistem persamaan linier
tiga variabel?
3. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah siswa yang berkemampuan
rendah dalam menyelesaikan soal pada materi sistem persamaan linier
tiga variabel?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa yang
berkemampuan tinggi dalam menyelesaikan soal pada materi sistem
persamaan linier tiga variabel?
2. Untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa yang
berkamampuan sedang dalam menyelesaikan soal pada materi sistem
persamaan linier tiga variabel.
3. Untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa yang
berkemampuan rendah dalam menyelesaikan soal pada materi sistem
persamaan linier tiga variabel.
5
F. Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini mampu memberikan beberapa manfaat untuk
berbagai kalangan, antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Secara umum penelitian ini dapat memberikan pengetahuan pada
siswa dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam menyelesaikan soal pada materi sistem persamaan linier tiga
variabel
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Dari hasil penelitian ini guru diharapkan untuk memahami dan
mengarahkan siswanya dalam belajar matematika seperti
menganalisis soal, memonitor proses, dan mengevaluasi hasil.
b. Bagi Siswa
Dari hasil penelitian ini siswa diharapkan untuk
mengoptimalkan kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki
siswa dalam menyelesaikan soal.
c. Bagi Peneliti
Dari hasil peneltian ini diharapakan peneliti dapat memberikan
informasi mengenai tingkat kemampuan pemecahan siswa dalam
menyelesaikan soal.
6
BAB II
A. Landasan Teori
1. Masalah
Menurut Polya (1973: 154-155) menjelaskan masalah matematika
dalam dua jenis, yaitu masalah mencari (problem to find) dan masalah
membuktikan (problem to prove). Masalah mencari yaitu masalah yang
bertujuan untuk mencari, menentukan, atau mendapatkan nilai objek
tertentu yang tidak diketahui dalam soal dan memberi kondisi yang
sesuai. Sedangkan masalah membuktikan yaitu masalah dengan suatu
prosedur untuk menentukan suatu pernyataan benar atau tidak.
Sedangkan menurut Posamentier (2009: 2) menjelaskan bahwa sebuah
masalah adalah suatu situasi yang dihadapi peserta didik yang
membutuhkan solusi dan untuk mendapatkan jawaban tidak secara
langsung diketahui.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa masalah
matematika ada dua jenis yaitu masalah mencari dan masalah
membuktikan. Dalam meneyelesaikan masalah matematika
membutuhkan solusi dan untuk mendapatkan solusi tersebut harus
melalui beberapa prosedur.
6
7
non rutin, rutin terapan, rutin non-terapan, dan masalah non-rutin non-
terapan dalam bidang matematika. Masalah rutin adalah masalah yang
prosedur penyelesaiaannya sekadar mengulang secara algoritmik.
Masalah non-rutin adalah masalah yang prosedur penyelesaiannya
memerlukan perencanaan penyelesaian, tidak sekadar menggunakan
rumus, teorema, atau dalil. Masalah rutin terapan adalah masalah yang
dikaitkan dengan dunia nyata atau kehidupan sehari-hari Masalah rutin
non-terapan adalah masalah rutin yang prosedur penyelesaiannya
melibatkan berbagai algoritma matematika. Masalah non-rutin terapan
adalah masalah yang penyelesaiannya menuntut perencanaan dengan
mengaitkan dunia nyata atau kehidupan sehari-hari. Masalah non-rutin
non-terapan adalah masalah yang hanya berkaitan dengan hubungan
matematika semata.
Polya (1973: 3) mendefinisikan bahwa pemecahan masalah sebagai
usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan. Menurut Rosdiana &
Misu (2013), pemecahan masalah telah didefinisikan sebagai proses
kognitif tingkat tinggi yang memerlukan modulasi dan kontrol lebih dari
ketrampilan rutin atau dasar.
Fatmawati, Mardiyana, Triyanto (2014) menjelaskan dalam
pemecahan masalah melibatkan mengidentifikasi masalah,
mengeksplorasi alternatif solusi, melaksanakan alternatif atau solusi yang
dipilih, dan mendatangkan suatu hasil yang disebut kesimpulan.
Syaiful (2012), mengungkapkan bahwa (1) kemampuan pemecahan
masalah merupakan tujuan umum pengajaran matematika; (2) pemecahan
masalah meliputi metode, prosedur, dan strategi merupakan proses inti
dan utama dalam kurikulum matematika; dan (3) pemecahan masalah
merupakan kemampuan dasar dalam belajar matematika.
Pada saat memecahkan masalah matematika, siswa dihadapkan
dengan beberapa tantangan seperti kesulitan dalam memahami soal. Hal
ini disebabkan karena masalah yang dihadapi bukanlah masalah yang
pernah dihadapi siswa sebelumnya. Ada beberapa tahap pemecahan
masalah yang dikenalkan oleh para matematikawan dan para pengajar
8
(Polya,1973:5)
9
matematika
2. Membuat rencana 1. Mampu menentukan konsep-
penyelesaian konsep, rumus-rumus atau metode
yang salaing menunjang.
2. Mampu menggunakan semua
informasi yang ada pada soal.
3. Mampumerencanakan
penyelesaian masalah
3. Melaksanakan 1. Mampu melakukan perhitungan
rencana penyelesaian dengan semua data yang
diperlukan termasuk konsep,
rumus, metode atau persamaan
yang sesuai.
2. Mampu melaksanakan langkah-
langkah rencana penyelesaian.
4. Memeriksa kembali 1. Mampu memeriksa dan menelaah
kembali dengan teliti setiap
langkah pemecahan masalah yang
dilakukan.
𝑎1 𝑥 + 𝑏1 𝑦 + 𝑐1 𝑧 = 𝑑1
𝑎2 𝑥 + 𝑏2 𝑦 + 𝑐2 𝑧 = 𝑑2
𝑎3 𝑥 + 𝑏3 𝑦 + 𝑐3 𝑧 = 𝑑3
dengan 𝑎1 , 𝑎2 , 𝑎3 , 𝑏1 , 𝑏2 , 𝑏3 , 𝑐1 , 𝑐2 , 𝑐3 , 𝑑1 , 𝑑2 dan 𝑑3 adalah bilangan-
bilangan real.
𝑥 = 𝑥0 , 𝑦 = 𝑦0 , dan 𝑧 = 𝑧0 yang memenuhi sistem persamaan di
atas merupakan penyelesaiannya. Himpunan penyelesaiannya ditulis
sebagai 𝑥0 , 𝑦0 , 𝑧0 .
Penyelesaian sistem persamaan linier dengan tiga variabel dapat
dilakukan dengan cara yang sama seperti pada sistem persamaan linier
dua variabel, yaitu dengan metode gabungan eliminasi dan substitusi.
a. Menyelesaikan Sistem Persamaan Linier Tiga Variabel dengan
Metode Eliminasi.
Langakah-langkah untuk menentukan penyelesaian sistem
persamaan linier tiga variabel dengan metode eliminasi adalah
sebagai berikut.
1) Samakan koefisien dari varibel yang akan dieliminasi dengan
cara mengalikan kedua persamaan dengan bilangan yang sesuai.
2) Lakukan operasi penjumlahan atau pengurangan untuk
mendapatkan solusinya.
b. Menyelesaikan Sistem Persamaan Linier Tiga Variabel dengan
Metode Substitusi.
Metode substitusi berarti menggantikan atau menyatakan salah
satu bariabel dalam variabel yang lain. Langkah-langkah untuk
menyelesaiakan sistem persamaan linier tiga variabel dengan metode
substitusi adalah sebagai brikut.
1) Ubahlah satu varibel sebagai fungsi dari variabel lainnya pada
salah satu persamaan.
2) Substitusi variabel pada langkah 1 ke persamaan lainnya.
c. Menyelesaikan Sistem Persamaan Linier Tiga Variabel dengan
Metode Gabungan Eliminasi dan Substitusi.
Metode ini dilakukan dengan cara mengeliminasi salah satu
variabel, kemudian dilanjutkan dengan mensubstitusi hasil dari
16
B. KERANGKA BERPIKIR
Setiap siswa memiliki kemampuan pemecahan masalah yang berbeda.
Kemampuan pemecahan masalah yang tinngi akan memudahkan siswa dalam
memecahkan soal. Pemecahan masalah juga tidak hanya dalam bentuk soal,
tetapi dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah lepas dari masalah.
Dalam dunia pendidikan, pemecahan masalah matematika merupakan hal
yang sangat penting. Secara garis besar langkah-langkah pemecahan masalah
menurut Polya (1973) adalah undestanding the problem, devinising plan,
carring out the plan, dan looking back yang diartikan sebagai memahami
masalah, membuat perencanaan, melaksanakan rencana, dan melihat kembali
hasil yang diperoleh. Menurut Wardani dan Kurniawan (2014)
mengungkapkan bahwa sebuah soal pemecahan masalah biasanya memuat
suatu situasai yang dapat mendorong seseorang untuk menyelesaikannya akan
tetapi anak tersebut tidak secara langsung dapat menyelesaikannya. Hal
tersebut menunjukkan bahwa dalam memecahkan suati soal pemecahan
masalah membutuhkan konsep serta ketrampilan yang baik.
Meskipun pemecahan masalah sangat penting, tetapi kemampuan
pemecahan masalah siswa masih kurang. hal ini terlihat dari hasil PISA dan
TIMSS, hasil penelitian dan wawancara dengan guru matematika. Hasil PISA
(Programme for International Student Assessment) menunjukkan bahwa
jumlah siswa yang mampu melaksanakan prosedur dan strategi dalam
pemecahan masalah lebih sedikit daripada jumlah siswa yang mampu
mengerjakan dengan menngunakan rumus. Selain itu, hasil TIMSS (Trends in
International Mathematics and Science Study) menunjukkan bahwa
kemampuan pemecahan masalah siswa di indonesia masih berada di bawah
standar. Berdasarkan wawancara dengan guru matematika, diperoleh bahwa
siswa masih mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah matematika.
Karena kemampuan pemecahan masalah sangat penting dalam
pembelajaran matematika, maka penting bagi guru untuk mengetahui
17
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif
dengan menggunakan data berupa tulisan dan lisan.
18
19
Selesai
D. Instrumen Penelitian
1. Tes
a. Materi dan Bentuk tes
Materi yang digunakan untuk menyusun soal tes adalah materi
sistem persamaan linier tiga variabel pada kelas X SMA yang
berbentuk soal uraian.
20
Keteranganan:
DP : Daya pembeda
𝑋𝐾𝐴 : Rata-rata kelompok atas
𝑋𝐾𝐵 : Rata-rata kelompok bawah
Skor Maks : Skor maksimum
(7) Membandingkan daya pembeda dengan kriteria sebagai
berikut:
23
Mulai
Selesai
2. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara digunakan sebagai acuan dalam melakukan
wawancara kepada subjek penelitian setelah selesai menyelesaikan soal
tes kemampuan pemecahan masalah yang diberikan. Pedoman
24
Mulai
Selesai
E. Teknik Sampling
Teknik sampling dalam penelitian kualitatif sangat jauh berbeda dengan
penelitian nonkualitatif. Pada penelitian non kualitatif sampel dipilih dari
suatu populasi sehingga sampel benar-benar mewakili ciri-ciri suatu populasi
dan digunakan untuk mengadakan generalisasi. Namun pada penelitian
kulaitatif sampling digunakan untuk menajaring sebanyak mungkin informasi
dari berbagai sumber dan bentuknya (Moleong, 2002:223).
25
1. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data nama siswa yang
diperlukan sebagai data penelitian. Dan digunakan untuk mengabadikan
semua hal-hal penting yang dilakukan saat penelitian, sehingga semua
kegiatan dapat terekam dengan baik.
2. Tes
Metode tes dilakukan dalam dua tipe. Tipe yang pertama adalah tes
awal yang dlakukan untk mencari subjek penelitian.Dan tipe yang kedua
digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan pemecahan
masalah siswa dalam menyelesaiak soal. Materi yang diambil dalam soal
tes adalah materi tentang sistem persamaan linier tiga variabel kelas X
semester ganjil.
3. Wawancara
Menurut Moleong (2007:186) wawancara adalah percakapan dengan
lakukan oleh dumaksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak,
yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan
tersebut. Wawancara dalam penelitiana ini digunakan untuk memperoleh
data secara langsung mengenai alur berfikir siswa dalam memecahkan
masalah.
Materi wawancara dalam penelitian ini berisi tentang letak dan tingkat
kemampuan pemecahan masalah berdasarkan langkah Polya dalam
mengerjakan soal yang diberikan oleh peneliti. Dengan dilakukan
wawancara intensif terhadap subjek penelitian, peneliti akan memperoleh
keterangan dari subjek mengenai langkah-langkah pemecahan masalah
yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal. Dalam penelitian ini
wawancara digunkan untuk mengkasji lebih dalam kemampuan
pemecahan masalah.
27
1. Reduksi Data
Tahap reduksi data dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Memilih tiga siswa untuk dijadikan sebagai subjek penelitian. Ketiga
siswa tersebut terdiri dari satu siswa berkemampuan tinggi, satu
siswa berkemampuan sedang, satu siswa berkemampuan rendah.
Data tersebut diperoleh dari data prestasi siswa.
b. Melakukan tes tulis terhadap tiga siswa tersebut.
c. Mengoreksi hasil tes tertulis setiap langkah demi langkah dari
masing-masing hasil pekerjaan siswa tersebut. Hasil pekerjaan ketiga
siswa tersebut dianalisis pemecahan masalahnya dengan berpedoman
pada tahapan pemecahan masalah matematika dengan model Polya.
d. Melakukan wawancara kepada tiga siswa tersebut. Dengan
instrumen wawancara yang telah dipersiapkan oleh peneliti.
e. Hasil wawancara disederhanakan menjadi susunan bahasa yang baik
dan rapi.
2. Penyajian Data
Tahap penyajian data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Menyajikan hasil pekerjaan siswa dari tes tertulis yang sudah
dilaksanakan siswa.
b. Menyajikan hasil wawancara yang sudah direkam.
Kemudian hasil pekerjaan siswa dan hasil wawancara
dianalisis, kemudian disimpulkan yang berupa data temuan, sehingga
mampu menjawab permasalahan dalam penelitian ini.
28
3. Verifikasi
Verifikasi adalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang
utuh sehingga mampu menjawab pertanyaan penelitian dan tujuan
penelitian. Dalam penelitian ini, verifikasi dilakukan dengan cara
membandingkan hasil pekerjaan siswa dan hasil wawancara maka dapat
ditarik kesimpulan pemecahan masalah siswa dalam menyelesaikan soal
pada materi sistem persamaan linier tiga variabel.
BAB IV
A. Hasil Penelitian
1. Persiapan penelitian
Sebelum mengadakan penelitian sangat perlu dilakukan persiapan
agar hasil yang dicapai benar-benar maksimal. Persiapan yang dilakukan
sebelum mengadakan penelitian antara lain:
a. Koordinasi dan perijinan penelitian
Peneliti melakukan koordinasi dan perijinan kepada pihak-pihak
sekolah SMA N 1 Jakenan. Peneliti terlebih dahulu melakukan
koordinasi untuk mengetahui diperbolehkan atau tidak mengadakan
penelitian di sekolah tersebut.
b. Melakukan observasi awal
Langkah ini dilakukan untuk menanyakan kepada guru mata
pelajaran matematika mengenai materi pelajaran Sistem Persamaan
Linier Tiga Variabel di kelas X diajarkan dalam sekolah SMA N 1
Jakenan.
c. Diskusi dengan guru mata pelajaran matematika
Setelah mendapatkan perijinan bahwa akan melakukan
penelitian di SMA N 1 Jakenan kemudian peneliti melakukan diskusi
bersama guru mata pelajaran matematika mengenai beberapa hal:
1) Mananyakan jadwal mengajar materi Sistem Persamaan Linier
Tiga Variabel di kelas X
2) Menyusun rencana jadwal akan dilakukannya penelitian.
d. Penyusunan tes dan wawancara
Setelah melakukan diskusi bersama guru mata pelajaran
matematika di SMA N 1 Jakenan maka peneliti menyusun tes tertulis
dan pedoman wawancara untuk mengetahui:
29
30
2. Hasil Penelitian
a. Hasil Penelitian Sekolah
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 26-28 September 2017
bertempat di SMA N 1 Jakenan Pati. Setelah instrumen dinyatakan
siap diujikan kepada subjek yang telah ditunjuk oleh peneliti sebagai
subjek penelitian dengan jumlah siswa tiga orang, yaitu siswa yang
berkemampuan tinggi, sedang, rendah. Tes dilaksanakan pada
tanggal 28 September 2017. Tes tersebut terdiri dari tiga soal uraian.
b. Hasil Pengembangan Instrumen Tes
Pada penelitian ini, soal merupakan alat bantu untuk mengetahui
kemampuan pemecahan masalah matematika dalam menyelesaikan
soal dalam bentuk tertulis. Instrumen ini telah diujicobakan dengan
siswa kelas X MIPA 5. Soal uraian diujikan pada 18 September
2017. Pada tahap ini dilakukan ujicoba kepada 33 siswa kelas X
MIPA 5. Hasil uji coba ini dilakukan untuk mengetahui soal tes yang
digunakan apakah tergolong baik atau tidak. Soal yang tergolong
baik lalu diteruskan kepada subjek penelitian.
Soal terdiri atas 5 butir soal uraian. Dalam penelitian ini, tes
merupakan instrumen mendukung dalam mengumpulkan deksripsi
data untuk melihat kemampuan pemecahan masalah siswa dalam
menyelesaikan soal. Waktu pengerjaan 90 menit. Berikut ini adalah
data hasil analisis datauji coba soal yang meliputi:
31
1) Validitas Soal
Analisis validitas dilakukan dengan mencari koefisien
korelasi 𝑟𝑥𝑦 tiap butir soal dengan nrumus korelasi product
moment. Analisis validitas dilakukan untuk mengetahui apakah
soal yang disusun sudah dapat mengukur apa yang hendak
diukur (valid) atau tidak. Nilai 𝑟𝑥𝑦 yang dihasilkan kemudian
dikonsultasikan dengan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yang didapat dari tabel product
momen dengan taraf signifikansi 5% dan 𝑁 = 33 . Sehingga
didapat nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,361. Rumus yang dipakai menggunakan
korelasi product moment sebagai berikut (Arikunto, 2012: 87):
𝑁 𝑋𝑌 − ( 𝑋)( 𝑌)
𝑟𝑋𝑌 =
2 2
{𝑁 𝑋 2 ) − ( 𝑋) . {𝑁 𝑌 2 ) − ( 𝑌)
2) Reliabilititas Soal
Reliabilitas menunjukan pada tingkat kepercayaan suatu
instrumen yang dapat dipercaya (sudah reliabel) akan
menghasilkan data yang dipercaya pula. Setelah hasil uji coba
diperoleh dilakukan perhitungan dengan rumus Alpha sebagai
berikut (Arikunto, 2012: 122):
𝑘 𝜎𝑏2
𝑟11 = 1−
𝑘−1 𝜎𝑡2
32
4) Daya Pembeda
3. Analisis Data
a. Paparan dan Analisis Data Kemampuan Tinggi dengan Subjek SA
1) Data hasil kerja subjek SA dalam menyelesaikan nomor 1
a) Hasil pengerjaan tes kemampuan pemecahan masalah
(1) Memahami Masalah
S-SA : Pagi
Peneliti : Namya siapa?
S-SA : Nama saya Shinta Apriliani
Peneliti : Saya mau wawancara soalyang kemarin ya?
S-SA : Iya
Peneliti : Apakah kamu paham dengan soal yang kemarin
yang nomor 1
S-SA : Paham
Peneliti : Apa saja yang diketahui dari soal nomor 1
tersebut?
S-SA : Misal jenis beras A dimisalkan dengan variabel a,
jenis beras B dimisalkan dengan variabel b, dan jenis beras C
dimisalkan dengan c.
Peneliti : Bisakah kamu menjelaskan maksud dari soal ini
yang nomor satu?
S-SA : Jika diketahui 𝑎 + 2𝑏 + 3𝑐 = 19500, 2𝑎 + 3𝑏 =
19000, 𝑏 + 𝑐 = 6250 manakah beras yang paling mahal?
Peneliti : Bagaimana cara kamu dalam menyelesaikan soal
tersebut?
S-SA : Dengan metode substitusi
Peneliti : Gimana? Coba jelaskan
S-SA : Dari persamaan 2: 2𝑎 + 3𝑏 = 19000 dibuat
3
menjadi 𝑎 = 9500 − 2 𝑏 itu adalah persamaan 4, kemudian
S-SA : Paham
S-SA : Yakin
S-SA : Iya
S-SA : Iya
48
c) Triangulasi Data
Berdasarkan data yang diperoleh melaui tes tertulis dan
hasil wawancara pada soal nomor 3, SA memiliki
kecenderungan jawaban yang sama pada kedua metode
pengambilan data. SA mampu memahami masalah dengan
baik, mampu merencanakan penyelesaian masalah, mampu
melaksanakan rencana penyelesaian sesuai dengan apa yang
direncanakan dan mampu memeriksa jawaban yang diperoleh.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data tersebut valid.
d) Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh melalui tes tertulis dan
hasil wawancara pada tahap memahami masalah SA
menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan secara
lengkap dan tepat, menjelaskan masalah sesuai dengan kalimat
sendiri. Pada tahap merencanakan penyelesaian, SA
menyederhanankan masalah dalam mengerjakan soal, dan
mampu mengurutkan informasi. Pada tahap melaksanakan
rencana penyelesaian, SA mampu melaksanakan rencana
penyelesaian sesuai dengan apa yang direncanakan dan
menghitungnya dengan tepat. pada tahap memeriksa kembali,
SA melakukan pengecekan hasil pekerjaan langkah demi
langkah secara detail.
49
S-ADT : Iya
S-ADT : Paham
S-ADT : Yakin
S-ADT : Iya
c) Triangulasi Data
Berdasarkan data yang diperoleh melalui tes tertulis
dan hasil wawancara pada soal nomor 1, ADT memiliki
kecenderungan yang sama pada kedua metode
pengambilan data. ADT kurang mampu memahami
masalah, tetapi mampu merencanakan penyelesaian
masalah dengan tepat, mampu melaksnakan rencana
penyelesaian sesuai dengan apa yang direncanakan, dan
memeriksa jawaban yang diperoleh. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa data tersebut valid.
d) Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh melalui tes tertulis
dan hasil wawancara, pada tahap memahami masalah
ADT menuliskan apa yang diketahui dan apa yang
ditanyakan. Pada tahap merencanakan penyelesaian,
ADT mampu menyederhanakan masalah dalam
mengerjakan soal dan mampu merencanakan
penyelesaian dengan tepat. Pada tahap melaksanakan
rencana penyelesaian, ADT mampu melaksanakan
rencana penyelesaian sesuai dengan apa yang
direncanakan dan menghitungnya dengan tepat. Pada
tahap memeriksa kembali, ADT melakukan pengecekan
hasil pekerjaan.
54
S-ADT : Paham
S-ADT : Yakin
S-ADT : Iya
S-ADT : Iya
c) Triangulasi Data
Berdasarkan data yang diperoleh melalui tes tertulis dan
hasil wawancara pada soal nomor, ADT memliki
kecenderungan jawaban yang sama pada kedua metode
pengambilan data. ADT kurang mampu memahami masalah
dengan baik, tetapi mampu merencanakan penyelesaian
masalah, mamapu melaksanakan rencana penyelesaian sesuai
dengan apa yang direncanakan dan mampu memeriksa
jawaban yang diperoleh. Dengan demikian dapat disimpulkan
data tersebut valid.
d) Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh melalui tes tertulis dan
hasil wawancara, pada tahp memahami masalah ADT
menuliskan apa yang diketahiu dan apa yang ditanyakan.
Pada tahap merencanakan penyelesaian, ADT sudah mampu
menyederhanakan masalah dalam mengerjakan soal. Pada
tahap melaksanakan rencana penyelesaian, ADT mampu
melaksanakan rencana penyelesaian sesuai dengan apa yang
direncanakan dan mengihitungnya dengan tepat. Pada tahap
memeriksa kembali, ADT melakukan pengecekan hasil
pkerjaan dan perhitungan dengan baik.
63
S-AMK : Iya
S-AMK : Iya
S-AMK : Iya
S-AMK : Iya
75
S-AMK : Iya
c) Triangulasi Data
Berdasarkan data yang diperoleh melalui tes tertulis
dan hasil wawancara pada soal nomor3, AMK memilik
kecenderungan yang sama pada kedua metode pengambilan
data. AMK belum mampu memahami masalah dengan baik
karenakurang lengkap dalam menyebutkan yang diketahui,
mamapu merencanakan penyelesaian dengan baik, mampu
melaksanakan rencana penyelesaian sesuai dengan apa yang
direncanakan, dan mampu memeriksa kembali jawaban
yang diperoleh. Dengan demikian dapat disimpulan bahwa
data tersebut valid.
d) Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh melaui tes tertulis dan
hasil wawancara, pada tahap memahami masalah AMK
menuliskan apa yang diketahui tetapi tidak menuliskan apa
yang ditanyakan. Pada tahap merencanakan penyelesaian,
AMK mampu menyederhanakan masalh dalam
mengerjakan soal. Pada tahap melaksanakan rencana
penyelesaian sesuai dengan apa yang direncanakan dan
menghitungnya dengan tepat. Pada tahap memeriksa
kembali, AMK melakukan pengecekan hasil pekerjaan.
76
B. Pembahasan
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan peneliti dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Berkemampuan
Tinggi.
a. Siswa berkemampuan tinggi pada tahap memahami masalah, siswa
mampu menuliskan menuliskan apa yang diketahui secara lengkap,
menuliskan apa yang ditanyakan dari soal secara tepat .
b. Siswa berkemampuan tinggi pada tahap merencanakan
penyelesaian, siswa mampu menyederhanakan masalah dalam
mengerjakan soal , mengidentifikasi tujuan (mencari hal-hal yang
perlu dicari sebelum menyelesaikan masalah) secara terurut.
c. Siswa berkemampuan timggi pada tahap melaksanakan rencana
penyelesaian sesuai dengan apa yang direncanakan.
d. Siswa berkemampuan tinggi pada yahap memeriksa kembali hasil
dan proses, siswa berkemampuan tinggi memiliki kecenderungan
meyakini jawaban yang diperolehnya benar dengan melakukan
pengecekan langkah demi langkah secara detail pada hasil
pekerjaannya dan mengecek semua perhitungan yang sudah
terlibat.
2. Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Berkemampuan
Sedang
a. Siswa berkemampuan sedang pada tahap memahami masalah,
siswa melakukan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan
tetapi kurang lengkap.
b. Siswa berkemampuan sedang pada tahap merencanakan
penyelesaian, siswa mampu menyederhanakan masalah dalam
mengerjakan soal, mengidentifikasi tujuan (mencari hal-hal yang
perlu dicari sebelum menyelesaikan masalah).
78
80
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas dapat diberikan saran-saran sebagai
berikut.
1. Perlu dibudayakan pengajaran mengenai pemecahan masalah matematika
siswa sejak pendidikan dasar.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan sebagai upaya untuk memperbaiki
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam menyelesaikan soal.
3. Perlu dilakaukan penelitian lanjutan menganalisis kemampuan
pemecahan masalah siswa berdasarkan kemampuan siswa dalam
kelompok dengan menggunakan masalah-masalah matematika yang
melibatkan semua inidikator dari tahap kemampuan pemecahan masalah
matematika menurut Polya.