Anda di halaman 1dari 47

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN DEWASA PERTENGAHAN

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas I

Dosen Pengampu: Dedeh Husnaniyah,S.Kep,.Ns,.M.Kep

Disusun Oleh : Kelompok 7

1. Enes Astriani

2. Fahrulrozi

3. Mahari

4. Ratna Ningsih

5. Siti Khonisa

6. Faisal

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

YAYASAN INDRA HUSADA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU

Jl. Wirapati Sindang Indramayu Telp.(0234) 272020 Fax. (0234) 272558

2019
KATA PENGANTAR

Bismillahhirohmanirrohim,
Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat dan Hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Dewasa
Pertengahan” dapat selesai tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini memiliki kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, diperlukan kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat diharapkan dalam rangka perbaikan dan kesempurnaan
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan makalah ini, tidak lepas
dari dorongan dan bantuan berbagai pihak.Untuk itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada :

1. Drs. H. Turmin, B.Sc, selaku Ketua Pengurus Yayasan Indra Husada


Indramayu.
2. Heri Sugianto, S.KM., M.Kes selaku Ketua STIKes Indramayu.
3. M. Saefulloh, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Prodi Ilmu Kesehatan
STIkes Indramayu.
4. Seluruh dosen dan staf karyawan STIKes Indramayu.
5. Rekan – rekan seperjuangan.

Makalah ini disusun sebagai syarat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Keperawatan Komunitas I dengan harapan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan para pembaca sehingga Insya Allah dapat bermanfaat bagi kita
semua, Aamiin.

Indramayu, 25 Juni 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................... i


Kata Pengantar ............................................................................................... ii
Daftar Isi ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................
A. Latar Belakang .........................................................................................
B. Tujuan Penulisan .....................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................


A. Konsep Dasar Keperawatan Keluarga .....................................................
1. Pengertian ..........................................................................................
2. Ciri-ciri Keluarga ...............................................................................
3. Tipe Keluarga .....................................................................................
4. Struktur Keluarga ...............................................................................
5. Fungsi Pokok Keluarga ......................................................................
6. Peran Perawat Keluarga .....................................................................
B. Konsep Dasar Keluarga dengan Tahap Dewasa Pertengahan .................
1. Definisi ...............................................................................................
2. Upaya Meningkatkan Keluarga Bahagia Pada Usia Pertengahan .....
3. Karakteristik Keluarga Dewasa Pertengahan .....................................
4. Masalah Yang Biasa Ditemukan Keluarga Usia Pertengahan ...........
5. Tugas Perkembangan Usia Pertengahan ............................................

BAB III PENGKAJIAN KELUARGA .........................................................


BAB IV PENUTUP .......................................................................................
A. Kesimpulan .......................................................................................
B. Saran .................................................................................................

Daftar Pustaka ................................................................................................


LAMPIRAN ...................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Masa dewasa madya merupakan sebagian rentang kehidupan yang paling

sedikit dipelajari. Tahun-tahun pertengahan dianggap sebagai ruang kosong

menjemukan diantara perubahan yang lebih dramatis masa dewasa awal dan usia

tua. Fenomena yang terjadi pada fase perkembangan dewasa madya cenderung

diwarnai oleh kematian orang tua, anak terakhir meninggalkan rumah orang tua,

menjadi kakek-nenek, mempersiapkan diri untuk pensiun dan dalam kebanyakan

kasus adalah benar-benar pensiun. Banyak orang yang berada di dalam rentang

usia ini dihadapkan pada masalah kesehatan untuk pertama kalinya (Santrock,

2013).

Bagi banyak orang, usia dewasa madya adalah suatu masa menurunnya

keterampilan fisik dan semakin besarnya tanggung jawab; suatu periode dimana

orang menjadi semakin sadar akan polaritas muda-tua dan semakin berkurangnya

jumlah waktu yang tersisa dalam kehidupan; suatu titik ketika individu berusaha

meneruskan sesuatu yang berarti pada generasi berikutnya; dan suatu masa ketika

orang mencapai dan mempertahankan kepuasan dalam karirnya (Santrock, 2002).


B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Penulisan Umum
Untuk memahami aplikasi konsep dasar asuhan keperawatan dengan
tahap dewasa usia dewasa pertengahan.
2. Tujuan Penulisan Khusus
a. Mengenal masalah kesehatan pada keluarga terhadap perubahan
perkembangan pada dewasa pertengahan
b. Melakukan tindakan keperawatan kesehatan pada anggota
keluarga yang sakit, mempunyai gangguan fungsi tubuh dan atau
yang membutuhkan bantuan asuhan keperawatan
c. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian terhadap keluarga
dengan tahap perkembangan keluarga pada tahap dewasa
pertengahan.
d. Mahasiswa dapat melakukan analisa data dan merumuskan
diagnosa serta memberikan intervensi terhadap permasalahan
yang sedang dihadapi keluarga
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Keperawatan Keluarga


1. Pengertian
Pengertian keluarga akan berbeda satu dengan yang lainnya, hal ini
bergantung kepada orientasi dan cara pandang yang digunakan seseorang
dalam mendefinisikan. Ada beberapa pengertian keluarga yang perlu
diketahui, antara lain adalah ( Setiadi, 2008, hal 2 ) :
a. Bussard dan Ball ( 1966 )
Keluarga merupakan lingkungan sosial yang sangat dekat
hubungannya dengan seseorang. Dikeluarga itu seseorang dibesarkan,
bertempat tinggal, berinteraksi satu dengan yang lain, dibentuknya
nilai-nilai, pola pemikiran, dan kebiasaannya dan berfungsi sebagai
saksi segenap budaya luar, dan mediasi hubungan anak dan
lingkungannya.
b. WHO ( 1969 )
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan
melalui pertalian darah, adopsi dan perkawinan.
c. Duval ( 1972 )
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
memepertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota keluarga.
d. Helvie ( 1981 )
Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam satu rumah
tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.
e. Depkes RI ( 1988 )
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu
tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
f. Bailon dan Maglaya ( 1989 )
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena
hubungan darah, perkawinan dan adopsi, dalam satu rumah tangga
berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya.
g. UU No. 10 Tahun 1992
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami,
istri atau suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan
anaknya.
h. Sayekti ( 1994 )
Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar
perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup
bersama atau seseorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau
tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam
sebuah rumah tangga.
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat kelompok simpulkan
secara umum bahwa keluarga itu terjadi jikalau ada :
a. Ikatan atau persekutuan (perkawinan/kesepakatan)
b. Hubungan (darah/adopsi/kesepakatan)
c. Tinggal bersama dalam satu atap (serumah)
d. Ada peran masing-masing anggota keluarga
e. Ikatan emosional
2. Ciri-Ciri Keluarga
a. Menurut Robert Mac Iver dan Charles Horton (dalam Setiadi, 2008 hal. 3)
1) Keluarga merupakan hubungan perkawinan
2) Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan
hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.
3) Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama ( Nomen Clatur )
termasuk perhitungan garis keturunan
4) Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh
anggota-anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk
mempunyai keturunan dan membesarkan anak.
5) Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah
tangga.
b. Ciri Keluarga Indonesia
1) Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat
gotong royong.
2) Dijiwai oleh nilai-nilai kebudayaan ketimuran.
3) Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses pemutusan
dilakukan secsara musyawarah.
3. Tipe Keluarga
Pembagian tipe ini bergantung kepada konteks keilmuan dan orang
yang mengelompokkan menurut Setiadi, 2008.
a. Secara tradisional
Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1) Keluarga inti ( Nuclear Family ) adalah keluarga yang hanya terdiri
dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunanya atau
adopsi atau keduanya.
2) Keluarga besar ( Extended Family ) adalah keluarga inti ditambah
anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (
kakek-nenek, paman-bibi )
b. Secara modern
Berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa
individualisme maka pengelompokkan tipe keluarga selain diatas adalah :

1) Tradisional Nuclear
Keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah
ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan,
satu atau keduanya dapat bekerja diluar rumah.
2) Reconsituted Nuclear
Pembentukkan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali
suami/istri, tinggal dalam pembentukkan satu rumah dengan anak-
anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari
perkawinan baru, satu/keduanya dapat bekerja diluar rumah.
3) Nidle Age/Aging Couple
Suami sebagai pencari uang, istri dirumah/kedua-duanya bekerja
dirumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena
sekolah/perkawinan/meniti karir.
4) Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang
keduanya atau salah satu bekerja diluar rumah.
5) Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian/kematian pasanganya dan
anak-anaknya dapat tinggal dirumah atau diluar rumah.
6) Dual Carrier
Suami istri atau keduanya orang karir dan tanpa anak.
7) Commuter Married
Suami istri atau keduanya orang karir dan tinggal terpisah pada
jarak tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu-waktu
tertentu.
8) Single Adult
Wanita atau pria dewasa tinggal sendiri dengan tidak adanya
keinginan untuk menikah.
9) Three Generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
10) Institusional
Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam satu panti-panti.
11) Comunal
Satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogami
dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam persedian fasilitas.
12) Group Marriage
Satu perumahan terdiri dari orangtua dan keturunanya didalam satu
kesatuan keluarga dan tiap individu adalah menikah dengan yang
lain dan semua adalah orangtua dari anak-anak.
13) Unmarried Parent and Child
Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dihendaki, anaknya
diadopsi.
14) Cohibing Coiple
Dua orangtua atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa
menikah.
15) Gay and Lesbian Family
Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin
sama.
4. Struktur Keluarga
Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan
fungsi keluarga dimasyarakat. Struktur keluarga terdiri deari bermacam-
macam menurut Setiadi, 2008 hal. 6, diantaranya :
a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam berbagai generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ayah.
b. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui
garis ibu.
c. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga saudara
istri.
d. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga saudara
suami.
e. Keluarga kawin
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suamti atau istri.
5. Fungsi Pokok keluarga
Menurut Friedman, 1998 dalam Setiadi, 2008 hal. 6 secara umum
fungsi keluarga adalah sebagai berikut :
a. Fungsi afektif
Fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu
untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan
orang lain.
b. Fungsi sosialisasi
Fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk
berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungan dengan orang lain diluar rumah.
c. Fungsi reproduksi
Fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan
keluarga.
d. Fungsi ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara
ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu
dalam meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
e. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan
Fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota
keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi.
Sedangkan menurut Effendy, 1998 dalam Setiadi, 2008 hal. 11 ada tiga
fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya, sebagai berikut :
a. Asih
Memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan
kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh
dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
b. Asuh
Menuju keutuhan pemeliharaan dan keperawatan anak agar
kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadi
mereka anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosial, dan
spiritual.
c. Asah
Memenuhi ebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi
manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa
depannya.
Namun dengan berubahnya pola hidup agraris menjadi
industriliasi, fungsi keluarga dikembangkan menjadi :
a. Fungsi Biologis
1) Untuk meneruskan keturunan
2) Memelihara dan membesarkan anak
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi Psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4) Memberikan identitas keluarga
c. Fungsi Sosialisasi
1) Membina sosialisasi pada anak
2) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak
3) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
d. Fungsi Ekonomi
1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga
dimasa yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan
hari tua dan sebagainya.
e. Fungsi Pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,
keterampilan, dan membentuk prilaku anak sesuai dengan
bakat dan minat yang dimilikinya
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan
datang dalam memenuhi perananya sebagai orang dewasa
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat
perkembangannya.

6. Peran Perawat Keluarga


Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang
ditujukan pada keluarga sebagai unti pelayanan untuk mewujudkan
keluarga sehat. Fungsi perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan
masalah kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga
melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga (Suprajitno,
2004, hal 11).
Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga
adalah sebagai berikut (Suprajitno, 2004, hal 11) :
a. Pendidikan
Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga
agar :
1) Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara
mandiri.
2) Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga
b. Koordinator
Koordinasi diperlukan pada perawatan agar pelayanan
komperhensif dapat dicapai. Koordianasi juga diperlukan untuk mengatur
program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi
tumpang tindih dan pengulangan.
c. Pelaksanaan
Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan
keluarga dengan menggunakan metode keperawatan.
d. Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan hime visit yang
teratur untuk mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang
kesehatan keluarga.
e. Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi
masalah kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat,
hubungan perawat dan klien harus terbina dengan baik , kemampuan
perawat dalam menyampaikan informasi yang disampaikan secara terbuka
dapat dipercaya.
f. Kolaborasi
Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan
anggota tim kesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga yang
optimal.
g. Fasilisator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah
sosial ekonomi, sehingga perawat harus mengetahui sistem pelayanan
kesehatan seperti rujukan dan penggunaan dana sehat.

h. Penemu kasus
Menemukan dan mengidentifikasi masalah secar dini di masyrakat
sehingga menghindari dari ledakan kasus atau wabah.
i. Modifikasi lingkungan
Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun
masyarakat agar tercipta lingkungan sehat.
B. Konsep Dasar Keluarga dengan Tahap Dewasa Pertengahan
1. Definisi
Dewasa pertengahan merupakan usia sekitar 35-40 tahun &
berakhir sekitar 60-65 tahun (Schaie & Willis,1996 dlm Psikologi
Perkembangan). Dewasa Pertengahan adalah masa – menyesuaikan diri &
kesedaran bahawa ia bukan lagi muda & masa depannya tidak lagi
dipenuhi dengan kemungkinan-kemungkinan yg tidak terhadapi, hasilnya
membawa satu masa krisis, (Craig, 1976). Usia dewasa tengah (Middle
adulthood) disebut sebagai periode perkembangan yang dimulai kira-kira
35-45 tahun hingga memasuki usia 60an tahun. (Santrock, 1995)
Keluarga dewasa pertengahan merupakan salah satu tahap usia
pertengahan bagi orang tua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan
rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan.
Tahap ini biasanya dimulai ketika orang tua memasuki usia 45-55 tahun
dan berakhir pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-18 tahun
kemudian. Biasanya pasangan suami istri dalam usia pertengahan
merupakan sebuah keluarga inti meskipun masih berinteraksi dengan
orangtua mereka yang lanjut usia dan anggota keluarga lain dari keluarga
asal mereka dan juga anggota keluarga dari hasil perkawinan
keturunannya.
Pasangan Postparental (pasangan yang anak-anaknya telah
meninggalkan rumah) biasanya tidak terisolasi lagi saat ini, semakin
banyak pasangan usia pertengahan hidup hingga menghabiskan seluruh
masa hidupnya dan menghabiskan sebagian masa hidupnya dalam fase
postparental, dengan hubungan ikatan keluarga hingga empat generasi,
yang merupakan hal yang biasa(Troll, 1971, dalam Friedman, 1988, hal
130).
Dari definisi tentang keluarga usia dewasa pertengahan diatas,
dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga usia dewasa pertengahan adalah
keluarga yang usianya 40-60 tahun, dimulai ketika anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah
satu pasangan didalam keluarga.
2. Upaya Meningkatkan Keluarga Bahagia Pada Usia Pertengahan
Sangat diperlukan pasangan suami istri agar mampu menjalani
salah satu periode perkawinan tersebut dengan sukses untuk kemudian
menuju usia lanjut, Cukup banyak pasangan yang merasakan ganjalan atau
konflik, baik pada usia dewasa maupun periode menjelang usia lanjut. Bila
konflik itu dibiarkan, katanya, kemungkinan besar pasangan itu menderita.
Konflik itu juga dapat mengakibatkan mereka stres hingga
akhirnya meninggal tanpa kebahagiaan. Dan di usia pertengahan ini juga,
sebagian pasangan akan terus berjuang untuk mengatasi konflik mereka,
tetapi sebagian nya lagi akan tetap membiarkan terbengkalai tanpa
penyelesaian hingga meninggal. Inilah alasannya sehingga kita perlu
mempelajari lebih mendalam dan meluas mengenai perkembangan
perkawinan, khususnya ditinjau dari seksologi. Kita harapkan suami istri
akan mampu menjalani periode ini dengan sukses untuk menuju usia
lanjut."
Ada banyak faktor yang diperlukan pasangan suami istri untuk
mendapatkan kebahagiaan pada usia pertengahan, salah satunya adalah
faktor fisik. Karena itu, tiap pasangan disarankan untuk memeriksakan
kesehatannya kepada dokter secara teratur sehingga ada keyakinan bahwa
mereka tidak mengalami gangguan penyakit, seperti jantung koroner,
hipertensi, dan diabetes melitus.
Pola hidup yang baik sesuai dengan aturan kesehatan dan
kebahagiaan dan penting untuk dilakukan. Psikoseksual, juga salah satu
faktor penting untuk mereka perhatikan karena pada usia menjelang lanjut,
mereka sering jenuh dalam hubungan suami istri.
"Ketertarikan yang dulu dirasakan besar belakangan menjadi
dingin. Ini penting dicari penyebabnya, apakah fisik, psikologis, atau
seksual, hingga kehangatan antara mereka berdua dapat dipulihkan."
3. Karakteristik Keluarga Dewasa Pertengahan
Tahun pertengahan meliputi perubahan-perubahan pada
penyesuaian perkawinan (seringkali lebih baik), pada distribusi kekuasaan
antara suami dan istri (lebih merata), dan pada peran (diferensi peran
perkawinan meningkat) (Leslie dan Korman, 1989, dalam Friedman 1988).
Pada tahun-tahun ini umumnya sulit dan berat, karena masalah-
masalah penuaan, hilangnya anak, dan adanya suatu perasaan dalam diri
mereka bahwa mereka gagal menjadi membesarkan anak dan usaha kerja.
Selanjutnya, tidak jelas apa yang terjadi dengan kepuasan perkawinan dan
keluarga melewati siklus-siklus kehidupan berkeluarga. Beberapa studi
tentang kepuasan perkawinan memperlihatkan bahwa kepuasan
perkawinan menurun tajam setelah perkawinan berlangsung dan terus
menurun hingga tahun pertengahan (Leslie dan Korman, 1989, dalam
Friedman 1988).

4. Masalah Yang Biasa Ditemukan Oleh Keluarga Usia Pertengahan


Menurut fridman (1998, hal 132) pada fase ini, masalah kesehatan
yang dapat terjadi pada keluarga dewasa pertengahan yaitu :
a. Kebutuhan promosi kesehatan, istirahat yang tidak cukup, kegiatan waktu
luang dan tidur yang kurang, nutrisi yang tidak baik, program olahraga
yang tidak teratur, pengurangan berat badan hingga berat badan yang
optimum, berhenti merokok, berhenti atau mengurangi penggunaan
alkohol, pemeriksaan skrining kesehatan preventif.
b. Masalah-masalah hubungan perkawinan.
c. Komunikasi dan hubungan dengan anak-anak, ipar, dan cucu, dan orang
tua yang berusian lanjut.
d. Masalah yang berhubungan dengan perawatan : membantu perawatan
orang tua yang lanjut usia atau tidak mampu merawat diri.
e. Tugas Perkembangan
Usia pertengahan yang merupakan usia rata-rata dimana para orang tua
melepaskan anak mereka yang terakhir ditandai sebagai masa kehidupan
yang “terperangkap” yaitu terperangkap antara tuntutan kaum kaum muda
dan terperangkap antara dunia kerja dan tuntutan yang bersaing dan
keterlibatan keluarga, dimana seringkali tampaknya tidak mungkin
memenuhi tuntutan-tuntutan dari kedua bidang tersebut.
5. Tugas Pekembangan Usia Pertengahan
a. Pertahankan kesehatan individu dan pasangan usia pertengahan
Dalam masa ini upaya untuk melaksanakan gaya hidup sehat
menjadi lebih menonjol bagi pasangan, meskipun kenyataanya bahwa
mungkin mereka telah melakukan kebiasaan-kebiasaan yang sifatnya
merusak diri selama 45-64 tahun. Meskipun dapat dianjurkan sekarang,
karena “lebih baik sekarang dari pada tidak pernah” adalah selalu benar,
agaknya terlalu terlambat untuk mengembalikan begitu banyak perubahan-
perubahan fisiologis yang telah terjadi, seperti tekanan darah tinggi akibat
kurangnya olahraga, stress yang berkepanjangan, menurunnya kapasitas
vital akibat merokok.
Motivasi utama orang usia pertengahan untuk memperbaiki gaya
hidup mereka adalah karena adanya perasaan rentan terhadap penyakit
yang dibangkitkan bila seorang teman atau anggota keluarga mengalami
serangan jantung, stroke, atau kanker. Selain takut, keyakinan bahwa
pemeriksaan yang teratur dan kebiasaan hidup yang sehat merupakan cara-
cara yang efektif untuk mengurangi kerentanan terhadap berbagai penyakit
juga merupakan kekuatan pendorong yang ampuh. Penyakit hati, kanker
dan stroke merupakan dua pertiga dari semua penyebab kematian antara
usia 46 hingga 64 tahun dan sebagai penyebab kamatian urutan ke empat.
b. Hubungan serasi dan memuaskan dengan anak-anaknya dan sebayanya
Dengan menerima dan menyambut cucu-cucu mereka kedalam
keluarga dan meningkatkan hubungan antar generasi, tugas perkembangan
ini mendatangkan penghargaan yang tinggi (Duvall, 1977 dalam friedman,
1988, hal 131). Tugas perkembangan ini memungkinkan pasangan usia
pertengahan terus merasa seperti sebuah keluarga dan mendatangkan
kebahagiaan yang berasal dari posisi sebagai kakek-nenek tanpa tanggung
jawab sebagai orang tua selama 24 jam. Karena umur harapan hidup
meningkat, menjadi seorang kakek-nenek secara khusus terjadi pada tahap
siklus kehidupan ini (Sprey dan Matthews, 1982, dalam Friedman, 1988,
hal 132). Kakek nenek memberikan dukungan besar kepada anak dan cucu
mereka pada saat-saat krisis dan membantu anak-anak mereka melalui
pemberian dorongan dan dukungan(Bengston dan Robertson, 1985, dalam
Friendman, 1988, hal 132).
Peran yang lebih probelamatik adalah yang berhubungan dengan
dan membantu orang tua lansia dan kadang-kadang anggota keluarga besar
lain yang lebih tua. Delapan puluh enam persen pasangan usia pertengahan
minimal memiliki satu orang tua masih hidup(hagestad, 1988, dalam
Friedman, 1988, hal 132). Jadi, tanggung jawab memberi perawatan bagi
orang tua lansia yang lemah dan sakit-sakitan merupakan pengalaman
yang tidak asing. Banyak wanita yang merasa berada dalam “himpitan
generasi” dalam upaya mereka mengimbangi kebutuhan-kebutuhan orang
tua mereka yang berusia lanju, anak-anak, dan cucu-cucu mereka.
Berbagai peran antar generasi kelihatannya lebih bersifat ekslusif
dikalangan minoritas seperti keluarga-keluarga Asia dan Amerika Latin.
c. Meningkatkan keakraban pasangan atau hubungan perkawinan
Sekarang perkembangan tersebut benar-benar sendirian setelah
bertahun-bertahun dikelilingi oleh anggota keluarga dan hubungan-
hubungan. Meskipun muncul sebagai sambutan kelegahan, bagi kebanyak
pasangan merupakan pengalaman yang menyulitkan untuk berhubungan
satu sama lain sebagai pasangan menikah dari pada sebagai orang tua.
Wright dan Leahey (1984, dalam Friedman, 1988, hal 132) melukiskan
tugas perkembangan ini sebagai “reinvestasi identitas pasangan dengan
perkembangan keinginan independen yang terjadi secara bersamaan.
Keseimbangan dependensi-indepedensi antara pasangan perlu diuji
kembali, seperti keinginan independen lebih besar dan juga perhatian satu
sama lain yang penuh arti.
Bagi pasangan yang mengalami masalah, tekanan hidup yang
menurun dalam tahun-tahun postparental tidak mendatangkan
kebahagiaan perkawinan, melainkan menimbulkan “kebohongan”.
Menurut Kerckhoff (1976, dalam Friedman, 1988, hal 132), para konselor
perkawinan telah lama mengamati bahwa ketika timbul perselisihan dalam
perkawinan selama tahun-tahun pertengahan, seringkali berkaitan dengan
jemunya ikatan, bukan karena kualitas traumatiknya. Karakteristik umum
dari masa ini, berkaitan dengan kepuasan diri sendiri dan berada dalam
kebahagiaan yang membosankan.
Tugas – tugas perkembagan itu tadi pada dasarnya merupakan
tuntutan atau harapan sosio – kultural dimana manusia itu hidup dalam
masyarakat kita sejak dulu hingga kini tetap memiliki harapan sesuai
diatas bagian penentu sebagai orang dewasa pertengahan. Khusus
mengenai hidup berkeluarga dalam masa usia pertengahan terdapat dua hal
pokok yang mendorong terciptanya hubungan hidup berkeluarga.
kebutuhan individu pada suatu pihak dan tugas perkembangan pada lain
pihak. Pemanduan antara keduanya menimbulkan energi yang
membangkitkan gerak bagi individu orang dewasa untuk bersatu dalam
satu jalinan hubungan berkeluarga
Tugas – tugas perkembagan itu tadi pada dasarnya merupakan
tuntutan atau harapan sosio – kultural dimana manusia itu hidup dalam
masyarakat kita sejak dulu hingga kini tetap memiliki harapan sesuai
diatas bagian penentu sebagai orang dewasa pertengahan. Khusus
mengenai hidup berkeluarga dalam masa usia pertengahan terdapat dua hal
pokok yang mendorong terciptanya hubungan hidup berkeluarga.
kebutuhan individu pada suatu pihak dan tugas perkembangan pada lain
pihak. Pemanduan antara keduanya menimbulkan energi yang
membangkitkan gerak bagi individu orang dewasa untuk bersatu dalam
satu jalinan hubungan berkeluarga.
BAB III
PENGKAJIAN KELUARGA

I. Data Umum
1. Nama Keluarga (KK) : Tn. N
2. Umur KK : 53 tahun
3. Alamat dan No. Telepon : Desa Pawidean,Kec. Jatibarang-Indramayu.
4. Pekerjaan KK : PNS
5. Pendidikan KK : Sarjana
6. Tanggal Pengkajian : 17 maret 2019
7. Komposisi Keluarga :
No. Nama JK Hub. Umur Pnddkn Pekerjaan
dgn KK
1. H.Nuskanda,Mpd lk Kepala 53th S2 Guru PNS
keluarga
2. HJ. Caswiti,Spd Pr Istri 53th S1 Guru PNS
3. Riyanti,Spd Pr Anak 26th S1 Guru
honor
4. Tata Suharta Lk Menantu 28th SMA Pedagang
5. Siti Khodijah Pr Anak 21th S1 Mahasiswa

Genogram : (Tiga Generasi)

Tn. N Ny. C

Tn. T Ny. R Nn. S


8. Status Imunisasi
Status Imunisasi
No. Nama
BCG Polio DPT Hepatitis Cmpk
Tn. N √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Ny. C √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Nn. R √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Tn. T √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Nn. S √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

9. Tipe Keluarga : Extended Family (Keluarga Besar)


10. Suku : Jawa
11. Agama : Islam
12. Status Sosek Keluarga : Rp. 4.500.000,-
13. Aktivitas Rekreasi Keluarga : Sering makan-makan di luar rumah dan
jalan-jalan ke bogor,ciamis.

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Orang tua sudah bisa memenuhi kebutuhan keluarganya dan sudah
merasa tercukupi
2. Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Kebutuhan anak
3. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti
Semua keluarga sehat, terkecuali Ny. C yang menderita penyakit
diabetes mellitus,Tn.N menderita penyakit TB paru tetapi sudah
sembuh,dan saat ini menderita penyakit hernia.
4. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Bapak dari Ny. C mengalami penyakit yang sama yaitu penyakit
diabetes dan ibu dari Ny. C menderita penyakit jantung.
III. Lingkungan
1. Karakteristik Rumah

toilet Kamar
Kamar mushola mandi
Halaman depan
Gerbang depan

Ruang Tamu

Dapur
Kamar

2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW


Ny. C jarang berinteraksi dengan tetangganya.
3. Mobilitas Geografis Keluarga
Sudah mempunyai rumah sendiri
4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Mengikuti pengajian sewaktu-waktu tetapi jarang berinteraksi
dengan masyarakat sekitar
5. Sistem Pendukung Keluarga
Ekonomi tercukupi
IV. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga
Keluarga berkomunikasi baik dengan keluarga dan rekan-rekannya.
2. Struktur Kekuatan Keluarga
Dekat dengan keluarganya
3. Struktur Peran
Keluarga memiliki perannya masing-masing dan peran tersebut
dilakukan dengan baik oleh keluarganya.
4. Nilai dan Norma Budaya
Keluarga tidak menganut budaya tertentu yang mempengaruhi
kesehatan
V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
a. Gambaran diri anggota keluarga
klien mengatakan bahwa anggota keluarganya memiliki peran dan
fungsinya masing-masing dan peran tersebut dilakukan dengan
baik oleh masing-masing keluarganya.
b. Perasaan memiliki dan dimiliki keluarga
Klien mengatakan perasaannya senang karena saling bersikap
menghargai.
c. Dukungan keluarga terhadap anggota keluarga yang lain
Klien mengatakan dukungan secara moral dan material terjalin
dengan baik.
d. Kehangatan dalam keluarga
Klien mengatakan keluarganya harmonis dan setiap mempunyai
permasalahan dalam keluarga selalu didiskusikan dengan baik.
e. Bagaimana mengembangkan sikap saling menghargai.
Klien mengatakan jika mempunyai permasalah pasti akan di
musyawarahkan bersama keluarga dan keputusan di tentukan oleh
kepala keluarga.
2. Fungsi Sosialisasi
a. Tingkat pendidikan
Sarjana
b. Hubungan antar keluarga
Hubungan antara anak dan keluarga baik
c. Hubungan dengan orang lain
Hubungan dengan orang lain kurang terjalin baik.
d. Kegiatan organisasi social
Tidak pernah mengikuti kegiatan organisasi.
e. Keadaan ekonomi
Rp. 4500.000,-/ bulan
3. Fungsi Biologis
a. Keadaan kesehatan keluarga
Semua keluarga saat ini dalam keadaan sehat.
b. Kebersihan perseorangan
Bersih
c. Penyakit yang sering diderita
Ny. C sering mengalami lemas dan kesemutan dan mudah kenyang
d. Penyakit keturunan, penyakit menular dan kronis
Ny. C mengatakan ibunya menderita penyakit jantung dan ayahnya
mengalami penyakit yang sama yaitu diabetes.
e. Kecacatan
-
f. Pola makan
Makan 3x/hari
g. Pola istirahat
Ny. C mengatakan tidur siang selama 1-2 jam dan selalu tidur
ketika sudah jam 8 malam.
4. Fungsi Psikologis
a. Keadaan emosi
Ny. C mengatakan ketika sedang marah selalu dimusyawarahkan.
Dan kadang dipendam jika sedang kesal dengan anaknya.
b. Kebiasaan yang tidak sesuai dengan pola hidup sehat
Ny. C mengatakan masih suka mengkonsumsi minuman yang
manis walaupun dirinya tau menderita penyakit diabetes mellitus.
c. Pengambilan keputusan
Klien mengatakan setiap anggota keluarga selalu bercerita jika
mempunyai permasalahan.
d. Ketergantungan obat/bahan-bahan lain
Klien mengatakan selalu menyediakan obat-obatan dirumahnya
seperti : glibenclamide, Vit B. Vit C.
e. Mencari pelayanan kesehatan
Klien mengatakan jika keluarganya sakit selalu membawanya ke
klinik terdekat.
5. Fungsi Spiritual
a. Ketaatan beribadah
Klien mengatakan keluarganya taat beribadah
b. Keyakinan kesehatan
klien mengatakan optimis dirinya akan sehat dan pulih kembali.
6. Fungsi Kultural
a. Adat yang mempengaruhi kesehatan
Keluarga tidak menganut adat yang mempengaruhi kesehatan
b. Tabu-tabu
Tidak ada tabu-tabu dalam keluarga
7. Fungsi Reproduksi
Ny. C mengatakan tidak menggunakan alat kontrasepsi tetapi
menggunakan kalender untuk mengetahui masa suburnya dan di tahun
2015 Ny. C sudah menopose.
8. Fungsi Ekonomi
Keluarga mendapat gaji PNS Rp. 4.500.000/bulan
9. Fungsi Perawatan Keluarga
a. Mengenal masalah kesehatan
Keluarga cukup mengerti tentang masalah kesehatan.
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
Klien mengatakan jika keluarganya sakit selalu dirawat oleh
dirinya tapi jika sakit tidak kunjung sembuh klien akan
membawanya ke klinik terdekat.
c. Memberi perawatan pada keluarga yang sakit
klien mengatakan jika ada keluarga yang sakit beliau yang
mengurus dan memberi obat sampai sembuh.
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
klien mengatakan rumahnya selalu dibersihkan setiap hari oleh
anak yang ke-2.
e. Mempertahankan dengan menggunakan fasilitas kesehatan.
Keluarga selalu mempertahankan menggunakan fasilitas kesehatan
apabila ada keluarga yang sakit.

VI. Stress dan Koping Keluarga


1. Stressor Jangka Pendek
Pasien mengatakan apabila ada masalah selalu dimusyawarahkan dan
kadang dipendam sendiri jika sedang kesal dengan anak-anaknya
2. Stressor Jangka Panjang
Pasien mengatakan apabila ada masalah selalu dimusyawarahkan dan
kadang dipendam sendiri jika sedang kesal dengan anak-anaknya.
3. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Masalah
Klien mengatakan jika ada masalah selalu di musyawarahkan serta
menerima saat ada masalah.
4. Strategi Koping yang Digunakan
Klien mengatakan menyikapi masalah dengan kepala dingin, tawakal
serta sabar .
5. Strategi Adaptasi Disfungsional
Klien mengatakan selalu menyelesaikan masalah dengan cara positif,
dengan dibicarakan secara baik-baik agar cepat selesai.
VII. Harapan Keluarga Terhadap Perawat
1. Persepsi keluarga terhadap masalah
Ny. C mengatakan masalah akan selesai jika menggunakan cara kepala
dingin dan di musyawarahkan bersama keluarga.
2. Harapan keluarga terhadap masalah
Ny. C mengatakan ingin masalahnya cepat selesai dan orang yang
menggibahinya mendapat hidayah.
VIII. Pemeriksaan Fisik
No. Pemeriksaan Tn. N (KK) Ny. C Ny. R Tn. T Nn. S
1 TTV Td : 120/80 Td : 130/80 Td : 120/90 Td : 100/80 Td : 110/80
mmHg mmHg N : 70x/m mmHg N : 66x/mnt
N : 77x/m N : 64x/mnt S : : 36 oC N : 80x/m S : 36 oC
S : 36 oC S : 36,3 oC R :20x/m S : 36 oC R :20x/m
R :20 x/m R :20x/m R :22x/m
2 Kepala Bentuk kepala Bentuk kepala Bentuk kepala Bentuk kepala Bentuk kepala
simetris, tidak simetris, tidak simetris, tidak simetris, tidak simetris, tidak
ada lesi ada lesi ada lesi ada lesi ada lesi
3 Mata Bentuk mata Bentuk mata Bentuk mata Bentuk mata Bentuk mata
simetris, fungsi simetris, fungsi simetris, fungsi simetris, fungsi simetris, fungsi
penglihatan penglihatan penglihatan penglihatan baik penglihatan
kurang baik kurang baik kurang baik kurang baik
(Minus) (Minus) (Minus) (Minus)
4 Hidung dan Hidung simetris , Hidung simetris , Hidung simetris , Hidung simetris , Hidung simetris
mulut fungsi penciuman fungsi penciuman fungsi penciuman fungsi penciuman , fungsi
baik. Mulut baik. Mulut baik. Mulut baik. Mulut penciuman baik.
simetris, fungsi simetris, fungsi simetris, fungsi simetris, fungsi Mulut simetris,
pengecapan baik, pengecapan baik, pengecapan baik, pengecapan baik, fungsi
mukosa bibir mukosa bibir mukosa bibir mukosa bibir pengecapan
lembab, tidak da lembab, tidak da lembab, tidak da lembab, tidak da baik, mukosa
caries gigi caries gigi caries gigi caries gigi bibir lembab,
tidak da caries
gigi
5 Telinga Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris,
fungsi fungsi fungsi fungsi fungsi
pendengaran pendengaran pendengaran pendengaran pendengaran
baik, tidak ada baik, tidak ada baik, tidak ada baik, tidak ada baik, tidak ada
kelainan pada kelainan pada kelainan pada kelainan pada kelainan pada
telinga telinga telinga telinga telinga
6 Leher Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris,
warna kulit warna kulit warna kulit warna kulit warna kulit
merata, tidak ada merata, tidak ada merata, tidak ada merata, tidak ada merata, tidak
edema edema edema edema ada edema
7 Dada Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris,
tidak ada retraksi tidak ada retraksi tidak ada retraksi tidak ada retraksi tidak ada
dinding dada dinding dada dinding dada dinding dada retraksi dinding
dada
8 Abdomen Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris,
tidak ada edema, tidak ada edema, tidak ada edema, tidak ada edema, tidak ada
tidak ada lesi, tidak ada lesi, tidak ada lesi, tidak ada lesi, edema, tidak
tidak ada striae, tidak ada striae, tidak ada striae, tidak ada striae, ada lesi, tidak
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada ada striae, tidak
pembesaran pembesaran hepar pembesaran pembesaran ada pembesaran
hepar hepar hepar hepar
9 Ekstremitas Ekstremitas atas : Ekstremitas atas : Ekstremitas atas : Ekstremitas atas : Ekstremitas atas
bentuk simetris, bentuk simetris, bentuk simetris, bentuk simetris, : bentuk
tidak terdapat lengan dextra tidak terdapat tidak terdapat simetris,terdapat
edema mengalami edema edema edema pada
Ekstremitas pembengkokan Ekstremitas Ekstremitas pergelangan
bawah : bentuk Ekstremitas bawah : bentuk bawah : bentuk sinistra, warna
simetris, tidak bawah : bentuk simetris, tidak simetris, tidak kulit sawo
terdapat edema, simetris, tidak terdapat edema, terdapat edema, matang
tidak ada lesi terdapat edema, tidak ada lesi tidak ada lesi Ektremitas
tidak ada lesi bawah : bentuk
simetris, tidak
ada edema,
tidak ada lesi
10 Kulit Warna kulit sawo Warna kulit Warna kulit sawo Warna kulit sawo Warna kulit
matang, kulit kuning, kulit matang, kulit matang, kulit kuning, kulit
kering, tidak ada kering, tidak ada kering, tidak ada kering, tidak ada lembab, tidak
kelainan kulit, kelainan kulit, kelainan kulit, kelainan kulit, ada kelainan
tidak adanya lesi tidak adanya lesi tidak adanya lesi tidak adanya lesi kulit, tidak
adanya lesi
IX. ANALISA DATA
Nama : Ny.C
Umur : 53 tahun
Data Fokus Tipologi Masalah Etiologi
DS: Gangguan jarang
- Ny. C Aktual Interaksi Sosial berinteraksi
mengatakan
jarang Belum bisa
berinteraksi berinteraksi
dengan dengan sekitar
orang
sekitar Gangguan
DO: Interaksi Sosial
- Kurang tertarik
pada orang lain
- Tidak berminat
melakukan
kontak emosi dan
fisik

DS : Actual Ketidakpatuhan Diabetes Mellitus


- Ny. C
mengatakan tahu Menolak tidak
mengkonsumsi
tentang
makanan yang
penyakitnya akan
manis
tetapi masih suka
makan-makanan
yang manis
Ketidakpatuhan
DO:
- Pasien menolak
untuk berhenti
mengkonsumsi
makanan yang
manis
- Pasien acuh tak
acuh
GDS :
Ds : Potensial Kesiapan Masalah
- mengekspresikan proses keluarga
keinginan untuk peningkatan
meningkatkan keluarga Masalah
dinamika akan diatasi
keluarga secara
- Klien kekeluargaan
mengatakan
sistem dalam dengan cara
keluarganya lebih kepala
baik dari dingin
sebelumnya
Do : Kesiapan
- Menunjukkan proses
fungsi keluarga peningkatan
dalam memenuhi keluarga
kebutuhan
fisik,sosial dan
psikologis
anggota keluarga
- Menunjukkan
aktivitas untuk
mendukung
keselamatan dan
pertumbuhan
anggota keluarga
- Peran keluarga
fleksibel dan
tepat dengan
tahap
perkembangan
- Terlihat adanya
respek dengan
anggota keluarga

X. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


1. Gangguan Interaksi Sosial
2. Ketidakpatuhan
3. Kesiapan proses peningkatan keluarga

XI. SKORING MASALAH


1. Diagnosa Keperawatan
No. Kriteria Perhitungan Nilai Pembenaran
Sifat masalah : 2 x1 0,6 Tn. R
3 mengatakan
ancaman sudah lama
1. merokok
sejak duduk
dibangku
SMP
Kemungkinan 1 x2 1 Tn. R
2 mengatakan
2. masalah dapat ingin
diubah : sebagian berhenti
merokok
Potensi masalah 2 x1 0,6 Dengan
3 pasien
untuk dicegah : berusahaa
cukup untuk
berhenti
merokok
3. melalui
program
berhenti
merokok
kemungkinan
masalah
berkurang
Menonjolnya 1 x1 0,5 Tn. S merasa
2 dirinya baik-
4. masalah : tidak baik saja
perlu segers
Total nilai 2,7

2. Diagnosa Keperawatan
No. Kriteria Perhitungan Nilai Pembenaran
Sifat masalah : 1 x1 0,3 Ny. N
3
krisis
mengatakan
masih suka
makan-
makanan

1. yang asin
sedangkan
beliau
memiliki
riwayat
hipertensi
Kemungkinan 0 x2 0 Ny. N
2
masalah dapat
menolak
diubah : tidak
dapat untuk

2. berhenti
makan-
makanan
yang asin
Potensi masalah 1 x1 0,3 Karena Ny.
3
untuk dicegah :
N
rendah
3. menyukai
makanan
yang asin
Menonjolnya 2 x1 2 Masalah
2
masalah : segera
pasien

4. harus
diatasi
segera
Total nilai 2,6

3. Diagnosa Keperawatan
No. Kriteria Perhitungan Nilai Pembenaran
Sifat masalah : 3 x1 1
1. 3

2. Kemungkinan 1 x2 1
masalah dapat 2
diubah :
Potensi masalah 1 x1 0,3
3. untuk dicegah : 3

Menonjolnya 0 x1 0
4. masalah :.
2

Total nilai 2,3

XII. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Diagnosa Keperawatan I : Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
2. Diagnosa Keperawatan II : Ketidakpatuhan
3. Diagnosa Keperawatan III : Kesiapan proses peningkatan keluarga

XIII. INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA


No. Perencanaan Keperawatan
Dx Tujuan Rencana Rasional
(NOC) Tindakan (NIC)

Setelah dilakukan tindakan 1. Catat status merokok


selama 3 x 24 jam saat ini dan riwayat
diharapkan pemeliharaan merokok
kesehatan tidak efektif 2. Berikan saran yang
pasien teratasi dengan konsisten dan jelas
kriteria hasil: untuk berhenti
Indikator Ir Er merokok
1. Menggunak 2 4 3. Bantu pasien
an perilaku mengidentifikasi
yang alasan untuk berhenti
menghindar dan hambatan untuk
i resiko berhenti merokok
4. Promosikan kebijakan
2. Memonitor 2 3
yang menentapkan
lingkungan dan menegakkan
terkait lingkungan bebas
dengan asap rokok
risiko 5. Rujuk pada program
3. Memonitor 2 4 kelompok atau terapis
perilaku individu yang sesuai.
personal
terkait
dengan
resiko
4. Menghinda 2 3
ri
penggunaan
tembakau
5. Minum 3 5
delapan
gelas sehari
Setelah dilakukan tindakan 1. Rumuskan tujuan
selama 1x 24 jam dalam program
diharapkan ketidakpatuhan Pendidikan
pasien teratasi dengan kesehatan
kriteria hasil: 2. Identifikasi faktor
Indikator Ir Er internal / eksternal
1. Menanyakan 2 4 yang dapat
pertanyaan meningkatkan /
terkait mengurangi
kesehatan motivasi untuk
berperilaku sehat
2. Mencari 2 3 3. Gunakan berbagai
informasi strategi dan
kesehatan intervensi utama
dari berbagai dalam program
macam Pendidikan
sumber 4. manfaatkan system
3. Mendapatkan 2 4 dukungan sosial dan
alas an untuk keluarga untuk
melakukan meningkatkan
perilaku efektivitas gaya
sehat hidup atau
4. Mempertimb 2 3 modifikasi perilaku
angkan risiko kesehatan
/ keuntungan
dari perilaku
sehat

Setelah dilakukan tindakan 1. Diskusikan strategi 1. Agar anggota


eprawatan selama 3 X 24 normalkan kehidupan keluarga satu
jam diharapkan kesiapan keluarga dengan sama lain tidak
peningkatan proses keluarga seluruh anggota mmiliki batasan
dapat teratasi : keluarga . untuk
Dengan kriteria Hasil : 2. Tentukan proses mmembangun
keluarga yang khas. keluarga yang
3. Tentukan gangguan baik
khas pada proses 2. Untuk
keluarga. mengetahui jalan
4. Identifikasi efek kehidupan
perubahan terhadap keluarga yang
proses keluarga . disukai (khas)
5. Bantu anggota keluarga 3. Untuk
u/ menerapan stategi mengetahui
normalisasi terhadap hambatan pada
situasi yang mereka prosen
hadapi. membentuk
6. Diskusikan mekanisme keluarga yang
dukungan sosial yang khas
ada untuk keluarga . 4. Agar mengetahui
diantara
perubahan yang
baik dan tidak
baik dalam
anggota
keluarganya
5. Supaya struktur
keluarga dapat
berjalan dengan
baik dan sesuai
dengan yang
diinginkan kepala
keluarga
6. Untuk saling
mendukung dan
mempercayai
kegiatan yang
sedang dialami
oleh salah satu
dari anggota
keluarga,
bahwasanya tidak
akan
mempengaruhi
nama baik
keluarga

XIV. IMPLEMENTASI
No. Tgl/ Implementasi Ttd/ Tgl/w evaluasi Ttd/
Dx wkt N.J kt N.J
T/ MenCatat status S:
merokok saat ini O:
dan riwayat A
merokok P
R/ pasien kooperatif
T/ memberikan saran
yang konsisten dan
jelas untuk
berhenti merokok
R/ pasien kooperatif
T/ Membantu pasien
mengidentifikasi
alasan untuk
berhenti merokok
R/ pasien kooperatif
T/ memberitahu
kebijakan yang
menentapkan dan
menegakkan
lingkungan bebas
asap rokok
R/ pasien kooperatif
T/ memberitahu
tujuan dalam
program
Pendidikan
kesehatan
R/ pasien kooperatif
T/ memotivasi untuk
berperilaku sehat
R/ pasien kooperatif
T/ manfaatkan system
dukungan sosial
dan keluarga untuk
meningkatkan
efektivitas gaya
hidup atau
modifikasi perilaku
kesehatan
R/ pasien kooperatif
T/ mendiskusikan
strategi normalkan
kehidupan
keluarga dengan
seluruh anggota
keluarga .
R/ pasien kooperatif
T/ Menentukan proses
keluarga yang
khas.
R/ pasien kooperatif
T/ Menentukan
gangguan khas
pada proses
keluarga.
R/ pasien kooperatif
T/ Mengidentifikasi
efek perubahan
terhadap proses
keluarga .
R/ pasien kooperatif
T/ mendiskusikan
mekanisme
dukungan sosial
yang ada untuk
keluarga .
R/ pasien kooperatif
XV. EVALUASI
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asuhan keperawatan komunitas l ini mengenai keluarga yang sudah berada diusia
keluarga pertengahan oleh karna itu perlu dilakukan dengan adanya tambahan pengetahuan
untuk anggota keluarga dewasa pertengahan guna bermanfaat bagi keluarga tersebut dan
mengurangi angka kurangnya pengetahuan pada anggota keluarga terebut mengenai
penyakit yang sedang dialami salah satu anggota keluarga mereka dan memberi tahu
pengobatan atau pencegahanya.
B. Saran
Penulis tahu bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Maka dari itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar bisa membuat makalah yang lebih
baik untuk kedepannya.
Oleh karna itu pembelajaran keperawatan komunitas akan dikembangkan disemester
mendatang dengan komunitas ll lll Vl.
DAFTAR PUSTAKA

Setiadi.2008.Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga.Yogyakarta:Graha Ilmu


Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi.
Jakarta: Salemba Medika
Suprajitno.2004.Asuhan Keperawatan Keluarga.Jakarta:EGC
Ali, Zaidan.1999.Pengantar Perawatan Kesehatan Keluarga.Depok:Akademik
Keperawatan Raflesia

Anda mungkin juga menyukai