Rita Prasetyowati*
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai viskositas kinematik pelumas sepeda motor yang sudah terpakai
pada berbagai variasi suhu dan jarak pemakaian dan nilai viskositas kinematik pelumas mobil yang sudah terpakai pada
berbagai variasi suhu dan jarak pemakaian.Viskositas zat cair, dalam hal ini adalah pelumas kendaraan bermotor, dapat
ditentukan menggunakan viskometer Redwood .Dengan menggunakan viskometer Redwood, dapat dilakukan pengukuran
waktu alir yang diperlukan oleh 50 ml sampel pada suhu konstan. Waktu hasil pengukuran tersebut dikenal dengan
Redwood’s sec atau viskositas konvensional. Dari viskositas konvensional dapat ditentukan nilai viskositas kinematik.
Untuk pelumas sepeda motor dilakukan pengukuran viskositas pada suhu 300C, 500C, 650C dan 1000C, dengan variasi
jarak pemakaian 0 Km, 5 Km, 10 Km, 15 Km dan 20 Km. Untuk pelumas mobil dilakukan pengukuran viskositas pada
suhu 300C, 500C, 650C dan 1000C, dengan variasi jarak pemakaian 0 Km, 1000 Km, 5000 Km, dan 10000 Km. Nilai
viskositas pelumas sepeda motor pada suhu 1000C adalah 9,54 m2/s (pelumas baru), 1,15 m2/s (pemakaian 5 Km), 5,86
m2/s (pemakaian 10 Km), 8,02 m2/s (pemakaian 15 Km), dan 9,11 m2/s (pemakaian 20 Km). Nilai viskositas pelumas
mobil pada suhu 1000C adalah 6,73 m2/s (pelumas baru), 7,89 m2/s (pemakaian 1000 Km), 6,0 m2/s (pemakaian 5000
Km), dan 7,55 m2/s (pemakaian 10000 Km).
Kata kunci: viskositas, pelumas, suhu
Abstract
This study aims to determine the value of the kinematic viscosity lubricants motorcycle that has been used at
various temperatures and the use of distance. This study also aims to remedy mengtahui how the value of the kinematic
viscosity of the lubricant car that has been used in a wide range of temperature variation and distance usage. Viscosity
liquid, in this case is the lubricants, can be determined using the Redwood viscometer By using Redwood viscometer, can
be measured flow time required by 50 ml of the sample at a constant temperature. Time measurement result is known as
the Redwood's sec or conventional viscosity. Conventional viscosity can be determined from the kinematic viscosity
values. For motorcycle lubricant viscosity measured at a temperature of 30ͦ C, 50ͦ C, 65ͦ C and 100ͦ C, with the use of
distance variation 0 Km, 5 Km, 10 Km, 15 Km and 20 Km. For car lubricant viscosity measured at a temperature of 30ͦ C,
50ͦ C, 65ͦ C and 100ͦ C, with variations in the use of distance 0 km, 1000 km, 5000 km, and 10000 Km. Motorcycle
lubricant viscosity values at a temperature of 100ͦ C is 9.54 m2 / s (new lubricant), 1.15 m2 / s (use 5 Km), 5.86 m2 / s
(use of 10 Km), 8.02 m2 / s (use of 15 Km), and 9.11 m2 / s (use of 20 Km). Lubricant viscosity values at a temperature of
1000C car is 6.73 m 2 / s (new lubricant), 7.89 m2 / s (use 1,000 km), 6.0 m2 / s (use 5000 Km), and 7.55 m2 / s (use
10000 Km).
Pendahuluan
Pertumbahan kendaraan bermotor di mengurangi gesekan antara dua permukaan yang
Indonesia mengalami kemajuan yang sangat bergerak. Selain itu pelumas juga berfungsi
pesat. Dengan meningkatnya jumlah kendaraan sebagai pendingin komponen-komponen mesin,
yang ada, maka kebutuhan akan pelumas akan membantu merapatkan kompresi dan
menjadi banyak pula. Pelumas pada kendaraan membersihkan komponen mesin. Agar dapat
merupakan bagian sangat penting dalam menjalankan fungsinya dengan baik, pelumas
mengoptimalkan kerja mesin kendaraan. harus memiliki sifat viskositas (kekentalan)
Pelumas merupakan bagian yang sangat kinematika yang tinggi, titik tuang rendah,
penting, karena pelumas berfungsi untuk
Rita./ J. Sains Dasar 2015 4 (1) 42 – 48 43
volatilitas rendah serta stabil terhadap panas dan t : waktu untuk mengalirkan 50 ml cairan pada
oksidasi. suhu konstan (Redwood’s sec), satuan detik
Kekentalan merupakan salah satu unsur d : berat jenis cairan (Kg/m3)
kandungan pelumas paling rawan karena
berkaitan dengan ketebalan pelumas atau seberapa
besar resistensinya untuk mengalir. Kekentalan
pelumas langsung berkaitan dengan sejauh mana
pelumas berfungsi sebagai pelumas sekaligus
pelindung benturan antar permukaan logam [1].
Pelumas harus mengalir ketika suhu mesin
atau temperatur ambient. Mengalir secara cukup
agar terjamin pasokannya ke komponen-
komponen yang bergerak [2]. Semakin kental
pelumas, maka lapisan yang ditimbulkan menjadi
lebih kental. Lapisan halus pada pelumas kental
memberi kemampuan ekstra menyapu atau
membersihkan permukaan logam yang terlumasi.
Sebaliknya pelumas yang terlalu tebal akan Gambar 1. Bagian-bagian Viskometer
memberi resitensi berlebih mengalirkan pelumas Redwood
pada temperatur rendah sehingga mengganggu
jalannya pelumasan ke komponen yang Pelumas yang digunakan adalah pelumas
dibutuhkan [3]. Untuk itu, pelumas harus mesin sepeda motor dan pelumas mobil. Pelumas
memiliki kekentalan lebih tepat pada temperatur sepeda motor yang digunakan adalah pelumas
tertinggi atau temperatur terendah ketika mesin baru dan pelumas yang sudah terpakai pada jarak
dioperasikan. Sehingga perlu dilakukan penelitian pemakaian tertentu. Dan pelumas mobil yang
untuk mengetahui nilai viskositas pelumas digunakan adalah pelumas baru dan pelumas yang
kendaraan bermotor yang sudah terpakai pada sudah terpakai pada jarak pemakaian tertentu.
berbagai variasi suhu. Supaya kita mengetahui Untuk masing-masing jenis pelumas (pelumas
alasan mengapa kita harus mengganti pelumas sepeda motor dan pelumas mobil), diukur nilai
(oli) pada setiap jarak pemakaian tertentu. viskositasnya pada berbagai variasi suhu dan
jarak pemakaian (kilometer). Kemudian dari nilai-
nilai viskositas yang diperoleh, dapat diperoleh
Metode Penelitian kesimpulan.
Viskositas zat cair, dalam hal ini adalah
pelumas kendaraan bermotor, dapat ditentukan
menggunakan viskometer Redwood. Dengan Persiapan Sampel
menggunakan viskometer Redwood, dapat
dilakukan pengukuran waktu alir yang diperlukan
oleh 50 ml sampel pada suhu konstan. Waktu
hasil pengukuran tersebut dikenal dengan Sampel Pelumas Sampel Pelumas
Redwood’s sec atau viskositas konvensional. Sepeda Motor Mobil
Kemudian dari nilai viskositas konvensional
tersebut dapat ditentukan nilai viskositas absolut
(dinamik) dan viskositas kinematik. Nilai
viskositas absolut (dinamik) dapat ditentukan Pelumas Pelumas Pelumas Pelumas
dengan persamaan 1 dari NPL (National Physical baru terpakai baru terpakai
Laboratory).
(1) Viskositas Viskositas Viskositas Viskositas
dengan :
η : viskositas mutlak atau viskositas dinamik, Gambar 2. Diagram alir tahapan pelaksanaan
satuan Ns/m2 penelitian
44 Rita./ J. Sains Dasar 2015 4 (1) 42 – 48
16,3 ≤ VK ≤ 21,9. 25
Equation
y = Intercept +
B1*x^1 + B2*x^
2
Viskositas kinematik (m /s)
Polynomial Fit of B
Polynomial Fit of B Model Polynomial
25 Polynomial
30 dem o dem o dem o dem o dem o
Model y = Intercept +
y = Intercept + Equation B1*x^1 + B2*x^
Equation B1*x^1 + B2*x^ 2
2
25 dem o dem o d e m o Weight dem o No Weighting
dem o
Viskositas kinematik (m /s)
20 Weight No Weighting
3,17747
2
of Squares
Adj. R-Square 0,97976 20 dem o dem o d e m o Adj. R-Square
dem o 0,97542
dem o
0 0
30 40 50 60 70 80 30 40 50 60 70 80
0 0
Suhu ( C) Suhu ( C)
Gambar 4. Viskositas kinematik pelumas mesin sepeda Gambar 7. Viskositas kinematik pelumas mesin sepeda
motor pemakaian 5 Km pada berbagai variasi suhu motor pemakaian 20 Km pada berbagai variasi suhu
24
Polynomial Fit of B Dari Gambar 3,4,5,6 dan 7 dapat dinyatakan
Model Polynomial
22 d em o d em o d em o d em o
y = Intercept
dem o
B1*x^1 + B2*x^
+ bahwa nilai viskositas kinematik pelumas akan
Equation
20
Weight
2
No Weighting
menurun seiring dengan kenaikan suhu.
d em o d em o d em o d em o dem o
Penurunan nilai viskositas kinematik dapat
Viskositas kinematik (m /s)
16 d em o d em o d em o
Adj. R-Square
d em o
0,9992
dem o
Value Standard Error
didekati secara polinomial. Hal iji sesuai
14 B
B
Intercept
B1
46,34818
-0,97688
1,08689
0,04292
dengan teori bahwa viskositas akan menurun
d em o d em o d em o d em o dem o
12 B B2 0,00572 3,88651E-4
dengan naiknya temperatur.
10 d em o d em o d em o d em o dem o Untuk memperoleh nilai viskositas kinematik
8
d em o d em o d em o d em o dem o
pelumas pada suhu 100 0C dilakukan ekstrapolasi
6
terhadap grafik hubungan antara suhu dan
4
viskositas kinematik pada masing-masing jarak
30 40 50 60 70 80
Suhu ( C)
0
pemakaian. Hubungan antar suhu dan viskositas
kinemtaik didekati menggunakan polinomial.
Gambar 5. Viskositas kinematik pelumas mesin sepeda Dari ekstrapolasi tersebut diperoleh nilai
motor pemakaian 10 Km pada berbagai variasi suhu viskositas kinematik pada suhu 100 0C untuk
berbagai masing-masing pemakaian seperti pada
25
Polynomial Fit of B
Polynomial
Tabel 3.
dem o dem o dem o Model dem o dem o
y = Intercept + B
Equation 1*x^1 + B2*x^2
20
dem o dem o dem o
Weight
dem o dem o
No Weighting Tabel 3. Nilai viskositas kinematik pelumas mesin
Viskositas kinemtaik m /s)
Squares
dem o dem o dem o Adj. R-Square
dem o 0,85378
de m o
15
Value Standard Error jarak pemakaian.
B Intercept 52,8052 16,22237
dem o dem o dem o B dem o
B1 dem o
-1,27788 0,64066
B B2 0,0083 0,0058
10
Jarak pemakaian Viskositas kinematik
dem o dem o dem o dem o dem o
(Km) (m2/s)
5
dem o dem o dem o dem o dem o 0 9,54
5 1,15
0
30 40 50 60 70 80 10 5,86
Suhu ( C)
0
15 8,02
20 9,11
Gambar 6. Viskositas kinematik pelumas mesin sepeda
motor pemakaian 15 Km pada berbagai variasi suhu
46 Rita./ J. Sains Dasar 2015 4 (1) 42 – 48
0
Suhu 80 C
Tabel 4. Viskositas dinamik pelumas mesin mobil pada
0
Suhu 100 C berbagai variasi suhu dan jarak pemakaian
10 dem o dem o dem o dem o dem o
8
2
Equation
pada suhu 100 ͦC viskositas pelumas pada jarak dem o dem o dem o
Weight
dem o
No Weighting dem o
Viskositas kinematik (m /s)
Squares
dem o dem o dAdj.
e m R-Square
o dem o 0,99655d e m o
viskositas pelumas meningkat pada jarak dem o dem o dem o dem o dem o
10
pemakaian 10 Km, 15 Km dan 20 Km. Viskositas
akan meningkat dengan bertambahnya jarak 5
dem o dem o dem o dem o dem o
pemakaian.
30 40 50 60 70 80
0
Suhu ( C)
A. Pengukuran Viskositas Pelumas Mesin
Mobil Gambar 9. Viskositas kinematik pelumas mesin mobil
Pelumas mobil yang digunakan sebagai (baru) pada berbagai suhu
sampel pertama adalah pelumas salah satu jenis
mobil toyota MPV yang sangat laris. Pelumas
bekas yang digunakan diambil dari dealer resmi
mobil tersebut. Pelumas yang digunakan termasuk
dalam jenis pelumas SAE 20W-50, dengan massa
jenis 932 Kg/m3. Jenis mobil yang digunakan
selalu sama, meskipun bukan mobil yang sama.
Rita./ J. Sains Dasar 2015 4 (1) 42 – 48 47
Equation
y =dIntercept
em o
1 + B2*x^2
+ B1*x^ d em o
dengan teori bahwa viskositas akan menurun
dem o dem o
Weight
d e mSum
Residual o of
No Weighting
d e m o 0,15574 d em o
dengan naiknya temperatur.
Viskositas kinematik (m /s)
20 Squares
Untuk memperoleh nilai viskositas kinematik
2
15
dem o dem o B
B
dem o
B1
dem o
Intercept d em o
56,83211
-1,33747
1,95497
0,07721 pelumas pada suhu 100 0C dilakukan ekstrapolasi
B B2 0,00848 6,99064E-4
dem o dem o dem o dem o d em o terhadap grafik hubungan antara suhu dan
10 viskositas kinematik pada masing-masing jarak
dem o dem o dem o dem o d em o
18 Squares
2
0,99996
mobil pada suhu 100 0C untuk berbagai variasi jarak
Adj. R-Square
16 dem o dem o dem o dem o
Value
dem o
Standard Error
B Intercept 48,89012 0,25527
14 B
B
B1
B2
-1,1129
0,00684
0,01008
9,1279E-5
pemakaian.
12 dem o dem o dem o dem o dem o
10
dem o dem o dem o dem o dem o
Jarak pemakaian Viskositas kinematik
8
(Km) (m2/s)
6 dem o dem o dem o dem o dem o
0 6,73
4
2
100 7,89
30 40 50 60 70 80 5000 6,00
0
Suhu ( C) 10000 7,55
Gambar 11. Viskositas kinematik pelumas mesin mobil
pemakaian 5000 Km pada berbagai suhu 0
Suhu 80 C
0
Suhu 100 C
dem o dem o dem o dem o dem o
8
7
2
24 Polynomial Fit of B
dem o dem o dem o dem o dem o
Model Polynomial
22 dem o dem o dem o dem o
y = Intercept + B d e m o
mesin. Viskositas akan meningkat pada jarak (pemakaian 1000 Km), 6,0 m2/s (pemakaian 5000
pemakaian lebih dari 10000 Km dan selanjutnya Km), dan 7,55 m2/s (pemakaian 10000 Km).
viskositas akan meningkat sampai pada jarak
pemakaian yang menyatakan mesin aus.
Dari Gambar 13 juga dapat d|ijelaskan bahwa Ucapan Terima Kasih
pada suhu 100 ͦC viskositas pelumas pada jarak Peneliti mengucapkan terimakasih kepada
pemakaian 5 Km menurun jika dibandingkan FMIPA UNY yang telah membiayai penelitian ini
dengan pelumas baru. Pelumas menjadi lebih melalui anggaran DIPA BLU Universitas Negeri
encer karena putaran mesin. Selanjutnya Yogyakarta Tahun 2012.
viskositas pelumas meningkat pada jarak
pemakaian 10 Km, 15 Km dan 20 Km. Viskositas Pustaka
akan meningkat dengan bertambahnya jarak
pemakaian. [1] Anonim (2014). Oli Mesin. Diakses dari
http://id.wikipedia.org/wiki/oli_mesin pada
Simpulan tanggal 25 April 2014 pukul 13.00 WIB
Viskositas zat cair, dalam hal ini adalah [2] Cindianty, Zahra A., &. Dewi, Santia P.
pelumas kendaraan bermotor, dapat ditentukan (2011). Pabrik Base Oil dari Limbah Plastik
menggunakan viskometer Redwood .Dengan dengan Proses Pirolisis. Surabaya: ITS
menggunakan viskometer Redwood, dapat [3] Onyeji. (2011) The Effect of Additive on The
dilakukan pengukuran waktu alir yang diperlukan Viscosity Index of Lubricating Oil (engine
oleh 50 ml sampel pada suhu konstan. Waktu oil). IJEST (Vol, 3 No. 3, Maret 2011.
hasil pengukuran tersebut dikenal dengan Halaman 1864-1869
Redwood’s sec atau viskositas konvensional. Dari [4] Douglas, John F. et al. (2005). Fluid
viskositas konvensional dapat ditentukan nilai Mechanics. 5th. ed. Harlow: Pearson
viskositas kinematik. Untuk pelumas sepeda Education Limited
motor dilakukan pengukuran viskositas pada suhu [5] Mortier, R. M. (2010). Chemistry and
300C, 500C, 650C dan 1000C, dengan variasi jarak Technology of Lubricatns. New York:
pemakaian 0 Km, 5 Km, 10 Km, 15 Km dan 20 Springer
Km. Untuk pelumas mobil dilakukan pengukuran
viskositas pada suhu 300C, 500C, 650C dan 1000C,
dengan variasi jarak pemakaian 0 Km, 1000 Km,
5000 Km, dan 10000 Km.
Nilai viskositas kinematik pelumas sepeda
motor pada suhu 1000C adalah 9,54 m2/s
(pelumas baru), 1,15 m2/s (pemakaian 5 Km),
5,86 m2/s (pemakaian 10 Km), 8,02 m2/s
(pemakaian 15 Km), dan 9,11 m2/s (pemakaian 20
Km). Nilai viskositas pelumas mobil pada suhu
1000C adalah 6,73 m2/s (pelumas baru), 7,89 m2/s