Materi Iad Bnyak
Materi Iad Bnyak
Ulang
Ancaman
Krisis
Listrik di
Masa Depan
Oleh: Frendy Kurniawan - 4 April 2017
Saat ini, dengan masih barunya EBT, tentu tingkat rasio harga
dan biaya produksinya tidak serta merta dapat sebanding
langsung dengan batubara. Namun, dengan tingginya potensi
EBT yang Indonesia miliki dan ancaman krisis pasokan listrik
bagi masyarakat.
(tirto.id - Ekonomi)
Teknologi batubara bersih jadi solusi
krisis listrik Tanah Air
Rabu, 28 September 2016 11:54 Reporter : Idris Rusadi Putra
4
SHARES
pltu muara karang. 漏 2012 Merdeka.com/dok
BERITA TERKAIT
Berbagi di Facebook
Tweet di Twitter
Ilustrasi pemeliharaan jaringan listrik. (BP/dok)
Dalam kondisi normal, beban puncak listrik di Bali hanya 871,51 MW.
Artinya, Bali masih mampu menambah beban puncak (1.270
MWx0,9)-871,51 MW = 1.143-871,51 = 271,49 MW atau 31,15%
dari beban puncak yang ada sekarang. Jika beban puncak 80% dari
daya terpasang, sistem kelistrikan Bali masih dapat menambah
konsumen listrik 271,49 MW dibagi 80% yaitu 339,36 MW, dengan
catatan semua pemasok dalam kondisi normal.
Sambil meniti roadmap green energy dan Bali mandiri energi, saat ini
perlu solusi segera tentang pasokan energi listrik. Ketersediaan pasokan
dan keandalan sama-sama penting dengan green dan mandiri energi.
PLN harus bahu-membahu bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi
Bali, pemerintah kabupaten/kota, tokoh agama, tokoh adat, tokoh
masyarakat, dan lembaga swadaya masyarakat, untuk mewujudkan
pembangunan tower 500 kV Jawa Bali Crossing.
Berbagi di Facebook
Tweet di Twitter
Selain itu, PLN juga memiliki rencana pembangkit EBT di Bali dari
tahun 2018 -2025. Yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa
(PLTBm) letaknya tersebar dengan kapasitas 0,9 MW, PLTsa yang juga
tersebar dengan kapasitas 15 MW, PLTP Bedugul 10 MW, PLTM Ayung
2,34 MW, PLTM Tukad Daya 8,2 MW, PLTM Sunduwati 2,2 MW,
PLTM Telagawa Ayu 1 MW, PLTM Tukad Balian 2,5 MW, PLTM
Telagawaja 4 MW, PLTM Sambangan 1.852 MW, PLTP Bedugul 55
MW.
A+ A-
Share
Bisnis.com, DENPASAR – Studi kelayakan atau Feasibility
Study untuk pengerjaan proyek Pembangkit Listrik Tenaga
Sampah di TPA Suwung mulai dikerjakan dan ditarget
rampung pertengahan 2019.
Artikel atau bagian artikel ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya
sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Bantu perbaiki artikel ini dengan
menambahkan referensi yang layak. Tulisan tanpa sumber dapat dipertanyakan dan
dihapus sewaktu-waktu oleh Pengurus.
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda
dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan
tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampilkan] di bagian kanan. [tampilkan]
Pembangkit listrik tenaga sampah atau Pembangkit listrik sampah atau Pembangkit
listrik tenaga biomasa sampah adalah pembangkit listrik thermal dengan uap
supercritical steam dan berbahan bakar sampah atau gas sampah methan. Sampah
atau gas methan sampah dibakar menghasilkan panas yang memanaskan uap pada
boiler steam supercritical. Uap kompresi tinggi kemudian menggerakkan turbin uap
dan flywheel yang tersambung pada generator dinamo dengan perantara gear
transmisi atau transmisi otomatis sehingga menghasilkan listrik. Daya yang dihasilkan
pada pembangkit ini bervariasi antara 500 KW sampai 10 MW. Bandingkan dengan
PLTU berbahan bakar batubara dengan daya 40 MW sampai 100 MW per unit atau
PLT nuklir berdaya 300 MW sampai 1200 MW per unit.
Proses Kerja PLTsa terdapat dua macam yaitu: Proses pembakaran dan proses
teknologi fermentasi metana
Daftar isi
1 Proses pembakaran
1.1 Pemilahan dan Penyimpanan Sampah
1.2 Pembakaran Sampah
1.3 Pemanasan Boiler
1.4 Penggerakan Turbin dan Generator Serta Hasil
2 Teknologi Fermentasi Metana
3 Referensi
Proses pembakaran[sunting | sunting sumber]
Limbah sampah kota yang berjumlah ± 500-700 ton akan dikumpulkan pada
suatu tempat yang dinamakan Tempat Pengolahan Akhir (TPA).
Pemilahan sampah sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan PLTSa.
Sampah ini kemudian disimpan didalam bunker yang menggunakan teknologi
RDF (Refused Derived Fuel).Teknologi RDF ini berguna dalam mengubah limbah
sampah kota menjadi limbah padatan sehingga mempunyai nilai kalor yang tinggi.
Penyimpanan dilakukan selama lima hari hingga kadar air tinggal 45 % yang
kemudian dilanjutkan dengan pembakaran.
Panas yang dipakai dalam memanaskan boiler berasal dari pembakaran sampah.
Panas ini akan memanaskan boiler dan mengubah air didalam boiler menjadi uap.
Uap yang tercipta akan disalurkan ke turbin uap sehingga turbin akan berputar.
Karena turbin dihubungkan dengan generator maka ketika turbin berputar generator
juga akan berputar. Generator yang berputar akan mengahsilkan tenaga listrik yang
kan disalurkan ke jaringan listrik milik PLN. Dari proses diatas dengan jumlah sampah
yang berkisar 500-700 ton tiap harinya dapat diolah menjadi sumber energi berupa
listrik sebesar 7 Megawatt
Karena sampah dapur mengandung air 70–80%, sebelum dibakar, kandungan air
tersebut perlu diuapkan. Di sini, dengan pembagian berdasarkan sumber penghasil
sampah dapur serta fermentasi gas metana, dapat dihasilkan sumber energi baru dan
ditingkatkan efisiensi termal secara total. Pemanfaatan Gas dari Sampah untuk
Pembangkit Listrik dengan teknologi fermentasi metana dilakukan dengan dengan
metode sanitary landfill yaitu, memanfaatkan gas yang dihasilkan dari sampah (gas
sanitary landfill/LFG).
Landfill Gas (LFG) adalah produk sampingan dari proses dekomposisi dari timbunan
sampah yang terdiri dari unsur 50% metan (CH4), 50% karbon dioksida (CO2) dan
<1% non-methane organic compound (NMOCs). LFG harus dikontrol dan dikelola
dengan baik karena lanjut Dia, jika hal tersebut tidak dilakukan dapat menimbulka
smog (kabut gas beracun), pemanasan global dan kemungkinan terjadi ledakan gas,
sistem sanitary landfill dilakukan dengan cara memasukkan sampah kedalam lubang
selanjutnya diratakan dan dipadatkan kemudian ditutup dengan tanah yang gembur
demikian seterusnya hingga menbentuk lapisan-lapisan.
Untuk memanfatkan gas yang sudah terbentuk, proses selanjutnya adalah memasang
pipa-pipa penyalur untuk mengeluarkan gas. Gas selanjutnya dialirkan menuju tabung
pemurnian sebelum pada akhirnya dialirkan ke generator untuk memutar turbin.
Dalam penerapan sistem sanitary landfill yang perlu diperhatikan adalah, luas area
harus mencukupi, tanah untuk penutup harus gembur, permukaan tanah harus dalam
dan agar ekonomis lokasi harus dekat dengan sampah sehingga biaya transportasi
untuk mengangkut tanah tidak terlalu tinggi.
PLTSA ( Pembangkit
Listrik Tenaga
Sampah ) atau
BIO MASSA
PENANGGULANGAN SAMPAH
PENGOLAHAN SAMPAH
1. Pemilahan sampah
1. Pemanfaatan panas
Dioxin
Residu
Bau
Proses Konversi Thermal
Teknologi ini pun mampu mengurangi emisi gas
rumah kaca sebesar 165.404 ton ekuivalen CO2 yang
sama dengan emisi dari penggunaan 30.294 mobil bila
dibandingkan energi dari PLTU batu bara.
Landfill Gas
Tidak ada lagi sampah yang berserakan, membuat
kota lebih indah dan kehidupan lebih sehat. Sampah
ditanggulangi secara tuntas sehingga tidak ada lagi
penimbunan terbuka yang mengancam warga
bagaikan bom waktu. Dan yang terpenting pula,
berkurangnya kerusakan lingkungan.
Berdasarkan perhitungan BEP diatas, seharusnya
setelah 5 tahun dana tipping fee untuk perusahaan
bisa dikurangi karena penjualan produksi listrik dari
pembakaran sampah telah berjalan lancar.
ADVERTISEMENT
Share
Adapun teknologi termal ini dinilai cocok untuk jenis dan kondisi
sampah di Tanah Air. Selain itu, teknologi tersebut dinilai BPPT
ramah terhadap lingkungan dan memiliki potensi tingkat
komponen dalam negeri (TKDN) yang terbilang tinggi.
Baca juga: Ternyata Kemenangan Trump Ditentukan
Facebook
Indonesia
Adaptasi
Teknologi
PLTSa dari
Jepang
sampai
Skandinavia
Sampah-sampah dipilah menggunakan alat berat eskavator dan beberapa pemulung
mengawasi sampah-sampah tersebut untuk menemukan barang-barang buangan
yang berharga di area TPU Bantar Gebang, Bekasi. tirto.id/Bhaga
Baca juga:
Bagikan :
"Kalau kita tidak mulai, kapan kita mau maju. Ini penting, kita bikin saja.
Nanti kalo ini (PLTSa) sudah jadi 100 ton/hari, (selanjutnya) kita bikin
untuk kota-kota seperti Labuan Bajo, Balige, Pontianak, kota-kota yang
produksi sampahnya sekitar 100-200 ton/hari," jelas Menteri Koordinator
Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan melalui siaran pers seperti
dikutip dari Antara, Selasa (26/3).
Lihat juga:
Menurut dia, jika dapat diterapkan pada kota-kota lain di Indonesia, maka
permasalahan penyediaan lahan untuk pembuangan sampah akan teratasi.
"Ini merupakan hasil kajian BPPT dan dibangun dengan mitra lokal.
Sebagian besar peralatan merupakan produksi dalam negeri sehingga kami
dengan bangga menamakannya PLTSa Merah-Putih," ungkap Riza.
Pengelolaan sampah menjadi listrik di Bantar Gebang diharapkan bisa mengurangi maslaah dari limbah buangan
itu (CNN Indonesia/Eky Wahyudi)
"Sampah ini menurut saya masalah yang harus kita selesaikan. Kita gunakan
teknologi dalam negeri. Pilot project ini hampir seluruhnya menggunakan
Tingkat Komponen dalam negeri (TKDN)," katanya dalam siaran pers di
Jakarta, Selasa.
Lihat juga:
Peresmian itu juga dilakukan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Mohamad Nasir, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
Hammam Riza, dan Asisten Bidang Pembangunan dan Lingkungan Hidup
pemprov DKI Jakarta Yusmada Faizal.
Ikuti
"Sebagian lahan TPA yang sudah habis masa layanannya kini sudah
ditimbun tanah dan mulai ditata lansekapnya menjadi ruang terbuka
hijau," demikian siaran pers Biro Komunikasi Publik Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang diterima di Jakarta,
Selasa.
Pernyataan itu disampaikan saat Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono tiba di Bali dalam rangka
menghadiri IMF - World Bank Annual Meeting 2018 yang akan
berlangsung pada 8-14 Oktober 2018, Senin (8/10).
Drainase area TPA yang ada saat ini juga sudah tidak dapat menampung
limpasan/debit air hujan, disamping itu juga mengandung lindi, sehingga
otomatis mencemari perairan mangrove dimana beban COD/BOD sudah
di atas ambang baku mutu.
Saat ini, luas lahan TPA Sarbagita Suwung adalah 32,4 hektare, dimana
ketinggian timbunan sampah antara 15 meter - 25 meter yang
berpotensi menimbulkan longsor.
Bali juga merupakan salah satu destinasi wisata dunia sekaligus denyut
nadi utama ekonomi dan penghasil devisa negara.
Ketersediaan infrastruktur yang berkualitas seperti jalan, air bersih,
pengelolaan air limbah dan pengelolaan sampah sangat diperlukan agar
para turis dapat berwisata dengan nyaman.
FACEBOOK
TWITTER
WHATSAPP
GOOGLE+
beritabalicom
DOWNLOAD APP BERITABALI.COM