Anda di halaman 1dari 7

4/2/2019

PHYTOCHEMICAL SCREENING PENDAHULUAN


 Skrining fitokimia merupakan penelitianpendahuluan
yang bertujuan untuk mengetahuigolongan senyawa
kimia yang terkandung dalamtanaman, yang biasanya
punya aktivitas biologi,secara tepat dan teliti.
 Skrining fitokimia merupakan analisis kualitatif
terhadap senyawa-senyawa metabolit sekunder. Suatu
ekstrak dari bahan alam terdiri atas berbagai macam
metabolit sekunder yang berperan dalam aktivitas
biologinya.
 Senyawa-senyawa tersebut dapat diidentifikasi dengan
PROGRAM STUDI S1-FARMASI pereaksi-pereaksi yang mampu memberikan ciri khas
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SENIOR MEDAN
dari setiap golongan dari metabolit sekunder (Harborne,
1987).
2018/2019

CONT CONT

 Karena tujuannya untuk mengetahui golongan  Fitokimia didefinisikan sebagai studi tentang
senyawa yang terkandung dalam sampel, maka komposisi kimia dari tanaman obat atau obat phyto.
untuk ekstraksi awal harus digunakan pelarut  Ekstrak herbal dan fitokimia terstandar dalam
yang dapat melarutkansenyawa-senyawa permintaan tinggi untuk penelitian terapan serta
penggunaan komersial.
yang bersifat polar, semipolar, maupun
 Sebelum tersedianya obat-obatan sintetis, phytodrugs
nonpolar.
atau obat herbal adalah pengobatan utama
 Akan tetapi skrining fitokimia tidak hanya
 Beberapa faktor termasuk kurangnya obat-obatan
dilakukan dalam sampel (ekstrak), simplisia jg darurat, pembedahan, penelitian dan standardisasi,
dapat dilakukan dgn menambahkan pereaksi menyebabkan penurunan phytomedicine.
langsung

CONT CONT
 Dengan penemuan opium alkaloid, morfin, ahli kimia  Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah
mulai menargetkan obat-obatan herbal untuk mengidentifikasi semakin populernya
senyawa bioaktif (disebut sebagai phytochemical). phytomedicine.
 Fitokimia dapat memengaruhi kesehatan, tetapi
 Beberapa artikel dan dokumen telah
bukan nutrisi esensial. Sebagian besar phytochemical
yang digunakan dalam industri farmasi modern diterbitkan menyoroti masa depan
adalah metabolit sekunder. phytomedicine. Studi praklinis atau
 Faktor-faktor yang muncul seperti resistensi obat, nonfarmakologis yang diterbitkan dalam jurnal
efektivitas biaya dan efek samping dari obat sintetik indeks telah menunjukkan kegunaan ekstrak
telah menyebabkan kebangkitan phytomedicine. herbal dan fitokimia terstandarisasi.

1
4/2/2019

EKSTRAKSI PEMBAGIAN EKSTRAKSI


 Didefenisikan sebagai penyarian komponen-komponen
aktif dari simplisia (tanaman, hewan, pelikan (mineral)) Berdasarkan bentuk yang akan diekstraksi:
dengan menggunakan pelarut tertentu.
 Ekstraksi padat - cair, digunakan untuk
 Hasil yang diperoleh berupa ekstrak.
melarutkan zat yang dapat larut dari campurannya
 Simplisia => Bahan alamiah yang dipergunakan sebagai
obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dengan zat padat yang tidak dapat larut.
dan kecuali dikatakan lain, berupa bahan yang telah
dikeringkan
 Ekstrak => sediaan kental yang diperoleh dengan cara
mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia
menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua
atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa yang
tersisa diperlakukan sedemikian rupa sehingga
memenuhi baku yang telah ditetapkan

 Ekstraksi cair - cair, digunakan untuk memisahkan


SISTEM KONTAK GANDA
dua zat cair yang saling bercampur, dengan
menggunakan pelarut yang dapat melarutkan salah Solven Ekstrak 1 Solven Ekstrak 2
satu zat

Pemisahan Pemisahan
Pencampuran Pencampuran (Separator)
(Separator)
(Mixer) (Mixer) 2
1
1 2

Simplisia fraksinasi 1 fraksinasi 2

SIFAT PELARUT DALAM PROSES EKSTRAKSI PEMBAGIAN EKSTRAKSI


 Solut mempunyai kelarutan yang besar dalam solven,
Berdasarkan proses pelaksanaannya:
 Tidak mudah menguap pada saat ekstraksi,
 Ekstraksi berkesinambungan (Continous
 Pelarut tidak bereaksi dengan komponen aktif
extraction) => pelarut yang sama dipakai
 Mudah dipisahkan dari solut, sehingga dapat
dipergunakan kembali,
berulang-ulang sampai proses ekstraksi
selesai
 Tidak bersifat racun dan tidak mudah terbakar,
 Tersedia dan tidak mahal.  Ekstraksi bertahap (Bath extraction) =>
pelarut yang digunakan selalu yang baru
sampai proses ekstraksi selesai.

2
4/2/2019

 Ekstraksi Panas
JENIS-JENIS EKSTRAKSI a) Refluks => ekstraksi yang dilakukan pada suhu titik
didih pelarut pd waktu tertentu dengan sejumlah
 Ekstraksi Dingin pelarut tertentu secara kontiniu
a) Maserasi => pengrendaman sampel b) Soxhlet => ekstraksi dengan pelarut refluks
(simplisia; serbuk) dengan pelarut pada suhu c) Digesti => ekstraksi yang dilakukan dengan
rungan maserasi kinetic (pengadukan kontiniu) pada suhu
b) Perkolasi => proses pengaliran pelarut lebih tinggi dari suhu ruangan umumnya dilakukan
melewati sampel (simplisia; serbuk) pada pada suhu 40-50 oC
bejana percolator d) Infundasi => proses ekstraksi deilakukan dengan
cara merebus sampel pada suhu 90 oC Soxhletasi
e) Dekok => Dekoksi merupakan proses ekstraksi yang
mirip dengan proses infundasi, hanya saja infuns
yang dibuat membutuhkan waktu lebih lama (≥ 30
menit) dan suhu pelarut sama dengan titik didih air digesti

Infundasi

KONTROL MUTU SIMPLISIA


Proses pasca panen dan preparasi akhir:
 Simplisia sebagai produk pertanian atau tumbuhan 1. Untuk simplisia dari tumbuhan hasil
liar memiliki kualitas mutu yang dipengaruhi oleh: budidaya, dipengaruhi juga oleh proses GAP
 Variasi bibit: Identitas (spesies) (Good Agricultural Practice)
 Tempat tumbuh dan iklim: lingkungan (tanah dan 2. Untuk simplisia dari tumbuhan liar (wild

atmosfer), energi (cuaca, temperatur, cahaya) crop), dipengaruhi juga oleh proses
dan materi (air, senyawa organik dan anorganik) pengeringan yang umumnya dilakukan di
lapangan.
 Proses tumbuh (fertilizer, pestisida,...)
3. Penyimpanan bahan tumbuhan: berpengaruh
 Kondisi panen (umur dan cara): Periode
pada stabilitas bahan (kontaminasi biotik
pemanenan hasil tumbuhan: dimensi waktu
dan abiotik)
terkait metabolisme pembentukan senyawa
terkandung

STANDARDISASI MUTU SIMPLISIA


CONT
Acuan: Materia Medika Indonesia  Kemurnian (bebas dari kontaminasi
Kebenaran jenis (identifikasi kimia, biologis): tidak selalu mungkin
memperoleh simplisia sepenuhnya murni.
spesies tumbuhan)
 Parameter makroskopik: deskripsi morfologis simplisia
Bahan asing yang tidak berbahaya dalam
 Parameter mikroskopik: mencakup pengamatan terhadap jumlah sangat kecil pada umumnya tidak
penampang melintang simplisia atau bagian simplisia dan merugikan
terhadap fragmen pengenal serbuk simplisia  Harus bebas dari serangga, fragmen hewan/kotoran hewan
 Reaksi identifikasi: Reaksi warna untuk memastikan  Tidak boleh menyimpang bau dan warnanya
identifikasi dan kemurnian simplisia (terhadap irisan/serbuk  Tidak boleh mengandung lendir dan cendawan atau menunjukkan
simplisia) tanda-tanda pengotoran lain
 Tidak boleh mengandung bahan lain yang beracun/berbahaya

3
4/2/2019

CONT
 Aturan penstabilan: wadah, penyimpanan, trasportasi SYARAT BAKU SIMPLISIA
 Pengawetan: Simplisia nabati boleh diawetkan dengan
penambahan kloroform, karbon tetraklorida, etilenoksida atau  Kadar air: tidak lebih dari 10%
bahan pengawet lain yang cocok, yang mudah menguap dan tidak
meninggalkan sisa  Angka lempeng total: tidak lebih dari 10
 Wadah dan bungkus: tidak boleh mempengaruhi bahan yang  Angka kapang dan khamir: tidak lebih dari 10
disimpan baik secara kimia/fisika, tertutup baik dan rapat.
 Mikroba patogen: Negatif
 Penyimpanan: agar dihindari dari cahaya dan penyerapan air.
 Aflatoksin: tidak lebih dari 30 bagian per juta
 Simplisia sebagai bahan/produk yang dikonsumsi
manusia sebagai obat:
 Mutu, aman, manfaat Sari Jamu:
 Simplisia sebagai bahan dengan kandungan kimia yang  Diperbolehkan mengandung etanol tidak lebih dari 1%
bertanggungjawab terhadap respon biologis: harus v/v (20oC)
memiliki spesifikasi kimia yaitu informasi komposisi (jenis  Kadar metanol: tidak lebih dari 0,1% dari kadar etanol
dan kadarnya) senyawa kandungan.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  Faktor Kimia:


MUTU EKSTRAK  Faktor internal:
 Jenis
senyawa aktif dalam bahan
 Faktor Biologi: Bahan asal tumbuhan  Komposisi kualitatif senyawa aktif
 Identitas (spesies)
 Komposisi kuantitatif senyawa aktif
 Lokasi tumbuhan asal: lingkungan (tanah dan atmosfer), energi (cuaca,
temperatur, cahaya) dan materi (air, senyawa organik dan anorganik)  Kadar total rata-rata senyawa aktif
 Periode pemanenan hasil tumbuhan: dimensi waktu terkait metabolisme  Faktor eksternal:
pembentukan senyawa terkandung
 Metode ekstraksi
 Penyimpanan bahan tumbuhan: berpengaruh pada stabilitas bahan
(kontaminasi biotik dan abiotik)  Perbandingan ukuran alat ekstraksi
 Umur tumbuhan dan bagian yang digunakan (diameter dan tinggi alat)
 Untuk simplisia dari tumbuhan hasil budidaya, dipengaruhi juga oleh  Ukuran, kekerasan dan kekeringan bahan
proses GAP (Good Agricultural Practice)
 Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi
 Untuk simplisia dari tubuhan liar (wild crop), dipengaruhi juga oleh proses
pengeringan yang umumnya dilakukan di lapangan.  Kandungan logam berat

 Kandungan pestisida

 Mutu ekstrak berkaitan dengan senyawa kimia yang


dikandung karena respon biologis yang diakibatkan
PARAMETER NON SPESIFIK
oleh ekstrak disebabkan oleh senyawa kimia
 Ditinjau dari asalnya, senyawa kimia dalam ekstrak  Kadar air dan Susut Pengeringan
terbagi menjadi:  Kadar abu
 Senyawa kandungan asli dari tumbuhan asal: senyawa
 Sisa Pelarut
yang memang sudah ada sejak masa tumbuhan tsb
hidup  Residu Pestisida
 Senyawa hasil perubahan dari senyawa asli: Dari
 Cemaran logam berat
penelitian telah diprediksi terjadinya perubahan kimia
senyawa asli karena sifat fisikokimia yang labil  Cemaran mikroba
 Senyawa kontaminasi: polutan atau aditif
 Kadar Sari Larut Air dan Larut
 Senyawa hasil interaksi kontaminasi dengan senyawa asli
atau senyawa perubahan Etanol

4
4/2/2019

UJI KANDUNGAN KIMIA EKSTRAK


PARAMETER SPESIFIK
 Pola kromatogram: KLT, KCKT, KG
 Identitas:  Kadar Total Golongan Kandungan Kimia:
Meliputi deskripsi tata nama, bagian spektrofotometri, titrimetri, volumetri, gravimetri
tumbuhan yang digunakan dan senyawa dll:
identitas.  Golongan minyak atsiri
 Golongan steroid
 Organoleptik  Golongan tanin
Golongan flavonoid
Meliputi penggunaan panca indera untuk 

 Golongan triterpenoid (saponin)


mendeskripsikan bentuk (padat, serbuk,  Golongan alkaloid
kental, cair), warna, bau dan rasa  Golongan antrakinon

 Kandungan kimia  Kadar kandungan kimia tertentu: senyawa


Untuk memberikan gambaran awal jumlah identitas atau senyawa kimia utama atau senyawa
senyawa terkandung aktif
 Densitometer, KG, KCKT

PROSEDUR UJI FITOKIMIA  Steroid/triterpenoid


Pada plat tetes, sejumlah sampel dioles pada plat tetes,
kemudian ditambahkan asam asetat anhidrid sampai
 Terpenoid terendam selama 5 menit, kemudian ditambahkan 1 tetes
Pada plat tetes, sejumlah sampel di oles pada plat asam sulfat pekat. Diamati perubahan warna yang terjadi.
tetes kemudian ditambahkan vanillin dan 2 tetes Senyawa golongan steroid positif jika terjadi warna hijau
asam sulfat pekat (H2SO4 (p) p.a). Diamati perubahan kebiruan dan senyawa golongan triterpenoid berwarna
merah sampai ungu.
warna yang terjadi. Senyawa golongan terpenoid
positif jika terjadi warna merah sampai ungu
+
-

+
+
+

 Saponin  Fenol
Sejumlah sampel di masukkan kedalam Pada plat tetes, sejumlah sampel dioleskan
tabung reaksi, kemudian ditambahkan pada plat tetes kemudian ditambahkan
aquadest sampai terendam dan dipanaskan larutan FeCl3 (10% b/v dalam etanol).
dalam waterbath 100oC selama 15 menit. Diamati perubahan warna yang terjadi.
Setelah dingin dikocok kuat-kuat arah vertical. Senyawa golongan fenol positif jika terjadi
Senyawa golongan saponin positif jika warna hitam, ungu, hijau,
terbentuk busa yang mantap.

+
+
+

- -
-

5
4/2/2019

 Flavonoid  Tannin

Sejumlah sampel dimasukkan kedalam Sejumlah sampel dimasukkan kedalam


tabung reaksi dan ditambahkan butiran Mg. tabung reaksi. Kemudian ditambahkan
Kemudian ditambahkan HCl 2N sampai larutan HCl 2N sampai terendam dan
dipanaskan dalam waterbath 100 C
terendam dan dipanaskan pada waterbath
selama 15 menit. Setelah dingin
100 C selama 15 menit. Setelah dingin
ditambahkan 5 tetes amil alcohol.
ditambahkan 5 tetes amyl alcohol. Senyawa
Senyawa golongan tannin positif jika
golongan flavonoid positif jika terjadi warna
terbentuk warna merah-jingga pada
merah sampai jingga pada lapisan amil lapisan amil alkohol
alcohol.

- - -/+
- - -

Cara memilih Teknik pemisahan


 Alkaloid
Sejumlah sampel dibasakan dengan
1. Pilih langkah terbesar pada step pertama jika
menggunakan Ammonia 10%, kemudian di mungkin termurah. Misal ekstraksi pelarut
ekstraksi dengan pelarut organik kloroform.
Filtrat kloroform diambil dan ditambahkan HCl 2. Pilih proses pemisahan yang didasarkan pada
perbedaan sifat fisika. Misal muatan (pertukaran
2N, kemudian lapisan air diambil dan ion), ukuran (filtrasi gel, sentrifugasi)
direaksikan dengan reagen Dragendorf.
Senyawa golongan alkaloid positif jika 3. Pilih proses dimana mengeksploitasi perbedaan
terbesar sifat fisika antara analit/produk dengan
terbentuk endapan berwarna merah bata. matriks/pengotor
4. Pilih langkah termahal pada saat terakhir, misal
HPLC

- -
+

1. Diagram Alir Isolasi


2. Isolasi Senyawa Model /Lead Compound
Bahan alam
- biasanya punya efek
simplisia Penapisan fitokimia - tidak harus dominan
Ekstraksi

Ekstrak 3. Bahan Baku sediaan


Fraksinasi
Hasil ekstrak dapat digunakan untuk
Fraksi membuat sediaan
Pemisahan/ pemurnian

Isolat
4. Uji farmakologi  pada hewan coba
Karakterisasi & Identifikasi

Struktur kimia

6
4/2/2019

Bahan alam

Simplisia

Ekstrak Uji efek

Sub-fraksi
Fraksi

Sub-fraksi Sub-fraksi
Fraksi

Sub-fraksi Uji efek


TERIMAKASIH
Isolat Isolat Isolat Isolat Uji efek

Anda mungkin juga menyukai