Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Infek
Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Infek
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering diderita
oleh bayi dan anak (Depkes RI, 2008). Penyakit infeksi ini menyerang salah satu bagian
dan atau lebih dari saluran nafas, mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli
(saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan
pleura (Depkes RI, 2006).
ISPA adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia.
Hampir empat juta orang meninggal akibat ISPA setiap tahun, 98%- nya disebabkan
oleh infeksi saluran pernapasan bawah. Tingkat mortalitas sangat tinggi pada bayi,
anak-anak, dan orang lanjut usia, terutama di negara- negara dengan pendapatan per
kapita rendah dan menengah.
Keluarga memiliki peranan penting dalam melakukan upaya pencegahan dan
perawatan balita yang menderita ISPA. Ibu memiliki peranan yang cukup besar dalam
mengasuh dan merawat anak yang sakit, mengingat ibu adalah pengasuh utama anak
dalam keluarga. Adapun aktivitas perawatan yang dapat dilakukan oleh ibu pada saat
anak menderita ISPA adalah memberikan nutrisi yang tepat selama balita sakit maupun
setelah sakit, memberikan cairan yang cukup selama demam dan tidak membiarkan
anak kehausan, memberikan ramuan yang aman untuk melegakan tenggorokan dan
meredakan batuk, melakukan perawatan selama demam, dan observasi tanda-tanda
pneumonia (Nurhidayah, 2008). Selain itu, upaya pencegahan penyakit juga penting
dilakukan oleh ibu baik dengan memberikan imunisasi maupun penghindaran pajanan
asap, perbaikan lingkungan hidup dan sikap hidup sehat (Misnadiarly, 2008).
Hasil pendataan yang dilakukan oleh penulis di desa percut kecamatan deli serdang
tahun 2015 terdapat jumlah bayi dan anak-anak yang menderita penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan Akut (ISPA) diwilayah kerja puskesmas tanjung rejo desa percur
sejumlah 45 pasien.
Berdasarkan identifikasi penyakit yang sering diderita oleh bayi dan anak-anak,
maka anak dari keluarga Tn. C yang menderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) penulis mengangkat keluarga tersebut sebagai keluarga binaan. Alasan penulis
untuk mengangkat keluarga Tn. C menjadi keluarga binaan adalah penyakit yang
diderita yakni Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) berakibat terhadap fungsi paru-
paru terhadap anak tersebut. Dalam hal ini keluarga memerlukan perawatan preventif,
kuratif dan rehabilitatif sehingga keluarga tetap mampu memperhatikan kesehatan
terhadap lingkungan tempat tinggal. Hal inilah yang menjadi latar belakang
dilakukannya penelitian tentang “Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tn. C Dengan
Anggota Keluarga An. Y Menderita ISPA Di Dusun X Desa Percut Kecamatan Percut
Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang”.
1.2.Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan kperawatan pada lansia secara profesional
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuan khusus
Setelah melakukan kunjungan rumah keluarga lansia mahasiswa dapat :
1. Melakukan pengkajian keperawatan keluarga pada An. Y anggota keluarga Tn.
C dengan penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
2. Menganalisa masalah kesehatan keluarga pada An. Y anggota keluarga Tn. C
dengan penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
3. Merencanakan tindakan keperawatan berdasarkan kebutuhan keluarga keluarga
pada An. Y anggota keluarga Tn. C dengan penyakit Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA).
4. Melakukan tindakan keperawatan dalam pencegahan, penyembuhan dan
pemulihan berdasarkan masalah yang dialami keluarga keluarga pada An. Y
anggota keluarga Tn. C dengan penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA).
5. Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan pada keluarga
keluarga pada An. Y anggota keluarga Tn. C dengan penyakit Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA).
1.3.Ruang lingkup
Adapun ruang lingkup dari laporan ini adalah 15 keluarga yang didata, dan penulis
hanya mengambil 3 keluarga binaan dan 1 keluarga menjadi kasus binaan yaitu An. Y
anggota keluarga Tn. Z dengan masalah : Ketidakefektifan bersihan jalan napas An. Y
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah ISPA.
1.4.Metode penulisan
Dalam penulisan laporan ini, penulis menggunakan metode deskriptif dengan
pendekatan studi kasus yang menggunakan tehnik :
1. Wawancara
Diperoleh langsung dari pasien dengan metode tanya jawab pada keluarga Tn. C
tentang penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
2. Observasi
Pengamatan dan keterlibatan langsung terhadap kondisi pasien dalam penerapan
asuhan keperawatan keluarga dengan melakukan pemeriksaan fisik head to toe dan
pemeriksaan tanda-tanda vital.
3. Studi kepustakaan
Mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan kerawatan gerontik yaitu buku ajar
keperawatan keluarga, aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis dan
NANDA NIC-NOC.
1.5.Sistematika penulisan
Adapun sistematika penulisan laporan adalah :
BAB I : Pendahuluan meliputi latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup,
metode penulisan, sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan teoritis
2.1.Konsep medis meliputi : defenisi, etiologi, tanda dan gejala,
pencegahan.
2.2.Konsep asuhan keperawatan keluarga meliputi : pengkajian,
diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan.
BAB III : Tinjauan kasus meliputi : pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi
keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi.
BAB IV : Pembahasan meliputi pengkajian sampai evaluasi keperawatan.
Bab V : Penutup meliputi kesimpulan dan saran.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
c. Pengkajian lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
3) Mobilitas geografis keluarga
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
d. Struktur keluarga
1) Sistem pendukung keluarga
2) Pola komunikasi keluarga
3) Struktur kekuatan keluarga
4) Struktur peran
5) Nilai atau norma keluarga
e. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
2) Fungsi sosialisasi
3) Fungsi perawatan kesehatan
4) Fungsi reproduksi
5) Fungsi ekonomi
g. Pemeriksaan fisik
h. Harapan keluarga
B. Diagnosa keperawatan
Jenis diagnosa ada 3 (Padila, 2012) :
- Aktual
- Resiko
- Potensial
2.1.2. Etiologi
Infeksi saluran pernafasan akut merupakan kelompok penyakit yang komplek
dan heterogen, yang disebabkan oleh berbagai etiologi. Etiologi ISPA terdiri dari 300
lebih jenis virus, bakteri, riketsia dan jamur. Virus penyebab ISPA antara lain golongan
mikrovirus (termasuk di dalamnya virus influenza, virus pra-influensa dan virus
campak), dan adenovirus. Bakteri penyebab ISPA misalnya: streptokokus hemolitikus,
stafilokokus, pneumokokus, hemofils influenza, bordetella pertusis dan karinebakterium
diffteria (Arifin, 2009). Jumlah penderita infeksi pernapasan akut sebagian besar terjadi
pada anak. Infeksi pernapasan akut mempengaruhi umur anak, musim, kondisi tempat
tinggal, dan masalah kesehatan yang ada ( R.Haryono-Dwi Rahmawati H, 2012).
3.1.Pengkajian
3.1.1. Pengumpulan data
a. Identitas keluarga
Nama : Tn. C Pendidikan : SMP
Umur : 45 tahun Pekerjaan : Nelayan
Agama : Islam Alamat : RT 1 RW 10 Percut
Suku : Jawa
44 45
23 19 14 10
Keterangan :
: perempuan : tinggal serumah
: laki-laki : pasien
atau : meninggal
d. Tipe keluarga
1. Jenis tipe keluarga
Keluarga Tn. C merupakan tipe keluarga nukleus family karena terdiri dari
ayah, ibu dan anak.
i. Struktur keluarga
Komunikasi keluarga dilakukan secara terbuka, bahasa yang dipakai setiap hari
adalah bahasa indonesia, keluarga tidak memiliki kesulitan bahasa dalam
penerimaan pesan. Pengendalian keluarga adalah Tn. C sebagai kepala keluarga,
keputusan diambil oleh kepala keluarga melalui musyawarah dan seluruh
anggota keluarga dan tidak ada permasalahan dalam anggota keluarga. Norma
keluarga berkaitan dengan kesehatan adalah keluarga mengatakan biasanya jika
anggota keluarga sakit, hanya membeli obat ke warung atau apotik dan dirawat
dirumah.
d. Telinga
- Bentuk Telinga
Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
e. Mulut
- Keadaan Bibir lembab Lembab Lembab Lembab Lembab Lembab
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tdk ada Tdk ada Tidak ada
- Keadaan Gusi perdarahan perdarahan perdarahan perdarahan perdarahan perdarahan
gusi dan gigi gusi dan gigi gusi dan gigi gusi dan gigi gusi dan gigi gusi dan gigi
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Keadaan Lidah tanda tanda tanda tanda tanda tanda
perdarahan perdarahan perdarahan perdarahan perdarahan perdarahan
f. Leher
Tidak ada
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran
- Tiroid pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar
kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid
tiroid
g. Integumen
- Kebersihan Klien tampak Klien tampak Klien tampak Klien tampak Klien tampak Klien tampak
klien bersih bersih bersih bersih bersih bersih
Turgor kulit Turgor kulit Turgor kulit Turgor kulit Turgor kulit Turgor kulit
- Turgor
baik baik baik baik baik baik
- Kelembapan Baik Baik Baik Baik Baik Baik
h. Pemeriksaan thorax
Inspeksi
- Bentuk thorax Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
Irama teratur,
Irama teratur Irama teratur Irama teratur Irama teratur Irama teratur
terdengar suara
dan tidak ada dan tidak ada dan tidak ada dan tak ada dan tidak ada
- Pernafasan tambahan dan
suara suara suara suara suara
ada ronchi
tambahan tambahan tambahan tambahan tambahan
basah
i. Pemeriksaan Paru
Getaran suara Getaran suara Getaran suara Getaran suara Getaran suara Getaran suara
- Palpasi terdengar terdengar dg terdengar dg terdengar terdengar terdengar dan
dengan teratur teratur teratur teratur teratur teratur
Bunyi
- Perkusi Bunyi resonan Bunyi resonan Bunyi resonan Bunyi resonan Bunyi resonan
resonan
Suara nafas Suara nafas Suara nafas Suara nafas Suara nafas Suara nafas
- Auskultasi
teratur teratur teratur tidak teratur teratur teratur
j. Abdomen
Inspeksi
- Bentuk
Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
Abdomen
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Benjolan
benjolan benjolan benjolan benjolan benjolan benjolan
Palpasi
- Tanda nyeri Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
tekan nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Benjolan
benjolan benjolan benjolan benjolan benjolan benjolan
k. Muskuloskeletal /Ekstremitas
- Kesimetrisan Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
- Kekuatan Otot Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Analisa data
Do :
- An. Y tampak sesak
dan sulit
mengeluarkan
dahaknya.
- An. Y tampak lemas.
- Tampak mengeluarkan
ingus dari hidung.
- Pada pemeriksaan
auskulasi terdengar
ada suara tambahan
dan ronchi basah.
- RR : 24 x/i
2. Ds : Kurang informasi Kurang
- Keluarga mengatakan pengetahuan
biasanya jika anggota keluarga tentang
keluarga sakit, hanya pencegahan
membeli obat ke penyakit ISPA
warung atau apotik
dan dirawat dirumah.
- Keluarga mengatakan
tidak pernah
mendengar tentang
penyakit yang
mengganggu
pernapasan atau
penyakit ISPA.
- Keluarga mengatakan
tidak mengetahui
penyakit yang terjadi
pada anak.
Do :
- Keluarga tampak
bingung saat ditanya
tentang penyakit
ISPA.
- Keluarga tampak
banyak bertanya
tentang penyakit
anaknya.
- Keluarga tidak mau
membawa anak
berobat ke puskesmas
karena jauh dari
tempat tinggalnya.
3. Ds : Keluarga tidak Ketidakmampuan
- Keluarga mengatakan memanfaatkan keluarga
tidak mengerti syarat pemeliharaan memodifikasi
rumah sehat. lingkungan rumah lingkungan
- Keluarga mengatakan
pembuangan air
limbah keluarha ke
tanah dibelakang
rumah.
Do :
- Jarak sumur dan
jamban sekitar 7 m.
- Perabotan dan alat
masuk dapur tampak
berantakan.
- Rumah tampak gelap
dan pencahayaan tiap
ruangan dirumah
kurang baik.
- Baju banyak yang
bergantung.
- Banyak sampah
dipembuangan air
limbah keluarga.
- Jarak rumah ke
kandang ternak kurang
baik >10 m.
- Kandang ternak
tampak kotor.
Prioritas masalah
3.2.Diagnosa keperawatan
Tanggal
No. Diagnosa keperawatan Paraf
Ditemukan Teratasi
1. Ketidakefektifan bersihan jalan 9 Desember 2015
napas An. Y berhubungan data
ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah ISPA yang
ditandai dengan Ny. M
D
mengatakan bahwa An. Y saat
E
ini sedang batuk dan pilek sudah
S
3 minggu. Ny. M sudah membeli
I
obat diapotik dan diminum
tetapi belum juga sembuh. Ny.
Y
M mengatakan kalau anak batuk
A
biasanya diberi jeruk nipis
N
campur kecap, kadang dibiarkan
T
juga sampai batuk tidak datang
I
lagi. Ny. M mengatakan jika
anak tidak dapat menahan batuk
dimalam hari dan pagi hari. An.
Y tampak sesak dan sulit
mengeluarkan dahaknya. An. Y
tampak lemas, tampak
mengeluarkan ingus dari hidung,
pada pemeriksaan auskulasi
terdengar ada suara tambahan
dan ronchi basah, RR : 24 x/i.
2. Kurang pengetahuan keluarga 9 Desember 2015
tentang pencegahan penyakit
ISPA berhubungan dengan
kurang informasi yang ditandai
dengan keluarga mengatakan
biasanya jika anggota keluarga
sakit, hanya membeli obat ke
warung atau apotik dan dirawat
dirumah. Keluarga mengatakan
tidak pernah mendengar tentang
penyakit yang mengganggu
pernapasan atau penyakit ISPA.
Keluarga mengatakan tidak
mengetahui penyakit yang
terjadi pada anak. Keluarga
tampak bingung saat ditanya
tentang penyakit ISPA. Keluarga
tampak banyak bertanya tentang
penyakitnya. Keluarga tidak
mau membawa anak berobat ke
puskesmas karena jauh dari
tempat tinggalnya.
3. Ketidakmampuan keluarga 9 Desember 2015
memodifikasi lingkungan
berhubungan dengan keluarga
tidak memanfaatkan
pemeliharaan lingkungan rumah
yang ditandai dengan keluarga
mengatakan tidak mengerti
syarat rumah sehat. Keluarga
mengatakan pembuangan air
limbah keluarha ke tanah
dibelakang rumah. Jarak sumur
dan jamban sekitar 7 m.
Perabotan dan alat masuk dapur
tampak berantakan. Rumah
tampak gelap dan pencahayaan
tiap ruangan dirumah kurang.
Baju banyak yang bergantung.
Banyak sampah dipembuangan
air limbah keluarga. Jarak rumah
ke kandang ternak kurang baik
<10 m, kandang ternak tampak
kotor.
3.3.Intervensi keperawatan
Masalah Evaluasi
No. Diagnosa keperawatan Sasaran Tujuan Intervensi keperawatan Paraf
keperawatan Kriteria Standar
1. Gangguan Ketidakefektifan An.Y anggota Setelah dilakukan 1. Kaji pengetahuan tentang Respon Keluarga
jalan napas bersihan jalan napas keluarga Tn.C tindakan ISPA verbal mampu
An. Y berhubungan keperawatan 2. Beri motivasi keluarga tentang mengatasi
data ketidakmampuan keluarga Tn. C untuk mengemukakan penyakit penyakit
keluarga mengenal dapat mengenal pendapatnya tentang ISPA. ISPA. ISPA.
masalah ISPA. penyakit ISPA. 3. Diskusikan bersama D
keluarga mengenai E
pengertian penyebab dan S
gejala ISPA. I
4. Bimbing keluarga untuk
menjelaskan ulang
pengertian penyebab tanda
dan gejala ISPA.
5. Beri reinforcement positif
atas jawaban yang
diberikan.
2. Kurang Kurang pengetahuan Keluarga Tn. Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat pengetahuan Respon Keluarga
pengetahuan keluarga tentang C tindakan keluarga tentang penyakit verbal mampu
tentang pencegahan penyakit keperawatan ISPA. tentang mencegah
penyakit. ISPA berhubungan keluarga di 2. Beri penjelasan tentang pemanfaatan penyakit
dengan kurang harapkan : penyakit ISPA. fasilitas ISPA.
informasi. keluarga mampu 3. Motivasi keluarga dalam pelayanan
memanfaatkan mengambil keputusan kesehatan.
fasilitas untuk membawa An. Y ke
kesehatan. posyandu atau ke Y
puskesmas. A
4. Beri kesempatan kepada N
keluarga untuk bertanya T
tentang hal yang belum I
dimengerti.
5. Berikan pujian atas
kemampuan keluarga.
3. Lingkungan Ketidakmampuan Keluarga Tn. Setelah 1. Kaji pengetahuan klien Respon Keluarga
yang kotor keluarga memodifikasi C melakukan tentang pengertian sanitasi verbal mampu
dan tidak lingkungan tindakan lingkungan. tentang melakukan
sehat. berhubungan dengan keperawatan 2. Beri penyuluhan tentang syarat-syarat kebersihan
keluarga tidak keluarga Tn. C kesehatan lingkungan dan rumah sehat rumah dan
memanfaatkan mampu menjaga syarat-syarat rumah sehat. dan lingkungan
pemeliharaan kebersihan 3. Diskusikan dengan lingkungan dengan baik.
lingkungan rumah. lingkungan keluarga penyakit yang yang sehat.
rumah. ditimbulkan karena
lingkungan yang kotor.
4. Motivasi keluarga untuk
memelihara dan
menciptakan lingkungan
rumah yang sehat.
5. Motivasi keluarga untuk
menata perabotan rumah
tangga dengan baik.
6. Berikan kesempatan
kepada keluarga
menanyakan hal yang
belum dimengerti
7. Berikan reinforcement pada
hasil diskusi dengan
keluarga.
3.4.Implementasi keperawatan
4.1.Pengkajian
Pengkajian dari kasus ini terdiri dari 3 tahap yaitu pengumpulan data, pengolahan
data dan analisa data. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung terhadap
keluarga. Tahap ini dapat terjadi berkat adanya kerjasama antara keluarga dan juga
penulis. Namun ada hal yang mungkin belum dijumpai karena keterbatasan waktu dan
keterbatasan pengolahan data. Tahap pengkajian terdiri atas struktur dan sifat keluarga,
faktor sosial budaya ekonomi, faktor lingkungan, riwayat kesehatan/riwayat medis.
Pada kasus penulis hanya mendapatkan pengkajian struktur dan sifat keluarga, faktor
sosial budaya ekonomi dan faktor lingkungan, faktor riwayat kesehatan/medis tidak
ditemukan oleh penulis didalam kasus.
4.2.Diagnosa Keperawatan
Menurut Friedmen ditemukan 3 kelompok masalah yakni kondisi tidak/kurang
sehat, kondisi yang mengancam, dan situasi krisis. Sedangkan pada kasus penulis
menemukan 3 diagnosa pada keluarga Tn. C dan ketiga masalah tersebut tergolong
kondisi yang mengancam. Untuk kondisi tidak/kurang sehat dan situasi krisis penulis
tidak menemukannya didalam kasus. Adapun diagnosa yang diperoleh penulis dalam
kasus yakni :
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas An. Y berhubungan data
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah ISPA.
2. Kurang pengetahuan keluarga tentang pencegahan penyakit ISPA
berhubungan dengan kurang informasi.
3. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan berhubungan dengan
keluarga tidak memanfaatkan pemeliharaan lingkungan rumah.
4.3.Intervensi Keperawatan
Tahap perencanaan ini, penulis menemukan kesenjangan antara teori dengan kasus,
dimana ada perencanaan dalam teori tetapi tidak ditemukan dalam kasus. Seperti
masalah keluarga Tn. C. Adapun kesenjangan antara kasus dan teori yakni:
Diagnosa 1 : Ketidakefektifan bersihan jalan napas An. Y berhubungan data
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah ISPA.
Pada teori dilakukan pembuatan jendela yang baik yang sesuai dengan syarat
kesehatan akan tetapi dalam kasus penulis tidak melakukan pembuatan jendela
dikarenakan waktu yang terbatas dan dana.
Diagnosa 2 : Kurang pengetahuan keluarga tentang pencegahan penyakit ISPA
berhubungan dengan kurang informasi.
Pada teori rencana ini diharapkan keluarga sudah dapat mengetahui pencegahan
penyakit ISPA sehingga tidak terjadi penularan pada anggota keluarga yang lain.
Diagnosa 3 : Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan berhubungan
dengan keluarga tidak memanfaatkan pemeliharaan lingkungan rumah.
Pada teori rencana ini diharapkan keluarga sudah dapat mengetahui dan mengerti
syarat-syarat rumah sehat dan lingkungan yang sehat.
4.4.Implementasi Keperawatan
Semua rencana dapat terlaksana denga baik tetapi tidak semua rencana dapat
terlaksana dalam satu hari, namun rencana yang belum terlaksana pada hari pertama
akan direncanakan pada hari berikutnya.
Adapun alasan rencana tidak dapat direalisasikan pada hari yang sama dikarenakan
keterbatasan waktu dan keterbatasan penulis dalam melaksanakan tindakan
keperawatan. Namun dari seluruh rencana tindakan dapat terealisasikan selama 3 hari
karena kerja sama yang baik antara penulis dengan keluarga pada hari berikutnya.
4.5.Evaluasi
Tahap evaluasi yang digunakan penulis adalah evaluasi formatif yaitu evaluasi yang
dilakukan selama proses asuhan keperawatan, dan evaluasi sumatif yaitu evaluasi akhir
dari 3 kali kunjungan yang dilakukan penulis. Setelah melakukan asuhan keperawatan
selama 3 kali kunjungan dalam 3 hari penulis menemukan perubahan perilaku dan
kemauan yang positif dari keluarga untuk meningkatkan kesehatan.
BAB 5
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
a. Pengkajian
Pada tahap pengkajian, penulis banyak mendapat kesenjangan antara
teoritis dengan kasus langsung dilapangan dimana pada teoritis terdapat fungsi keluarga
dalam peningkatan dan pemeliharaan kesehatan tetapi pada masyarakat secara langsung
penulis mengamati serta mendata keluarga menjalankan tugas dan fungsinya tidak
sesuai dengan kesehatan keperawatan yaitu masalah pengolahan sampah, pembuangan
air limbah, lingkungan kotor yang tidak memenuhi syarat kesehatan dan perilaku
merokok dimana penyebab masalah itu adalah kurang pengetahuan keluarga dalam
bidang kesehatan keluarga dan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah.
b. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan ditegakkan berdasarkan masalah yang ada dan dilengkapi
dengan data yang terkumpul dari keluarga. Penulis menemukan 3 diagnosa dari data
yang ada pada teori yakni:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas An. Y berhubungan data
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah ISPA.
2. Kurang pengetahuan keluarga tentang pencegahan penyakit ISPA
berhubungan dengan kurang informasi.
3. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan berhubungan dengan
keluarga tidak memanfaatkan pemeliharaan lingkungan rumah.
c. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, penulis terlebih dahulu membuat prioritas masalah
dengan mempertimbangkan berat ringannya masalah, sumber daya keluarga dan
ketidakmampuan keluarga dalam mengatasi/mengenal masalah dan memodifikasi
lingkungan rumah. Pada tahap ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori
pada kenyataannya penulis membuat rencana tindakan dan disesuaikan dengan masalah
yang berdampak pada setiap keluarga, dimana rencana asuhan ini penulis membuat
kesepakatan dengan keluarga dalam mengarahkan pelaksanaan.
d. Implementasi keperawatan
Pelakasanaan tindakan keperawatan dapat dilakukan secara berkesinambungan
karena adanya kerja sama yang baik antara penulis dengan keluarga.
e. Evaluasi
Tindakan yang dilakukan secara berkesinambungan ini masalah teratasi semua. Dari
3 diagnosa yang ditemukan penulis dapat teratasi, semua hal ini terjadi karena adanya
kerja sama yang baik antara penulis dan keluarga.
5.2.Saran
1. Bagi puskesmas dan petugas kesehatan
Diharapkan dapat melakukan asuhan keperawatan pada keluarga yang tidak
memiliki rumah yang sehat. Dan dapat memberikan penyuluhan tentang rumah
sehat.
2. Bagi mahasiswa
Agar mempunyai persiapan untuk ke lapangan dan menguasai teori tentang
Asuhan keperawatan keluarga. Sehingga dapat mempermudah mahasiswa dalam
praktek lapangan.