Anda di halaman 1dari 6

A.

PENGANTAR SISTEM PERSAMAAN LINEAR


1. Persamaan Linear
Sebuah garis yang terletak pada bidang xy dapat dinyatakan secara aljabar dalam suatu
persamaan berbentuk:
a1 x  a2 y  b
Di mana a1, a2 dan b adalah konstanta real , dan a1 dan a2 tidak keduanya nol. Secara umum
umum persamaan linear dengan n variabel x1, x2,..., xn dapat dinyatakan dalam bentuk

a1 x1  a2 x2  ...  an xn  b

Di mana a1, a2,..., an dan merupkan konstanta real. Variabel- variabel dalam persamaan
linear seringkali disbut sebagai faktor yang tidak diketahui.
Persamaan linear tidak mengandung hasil kali atau akar dari variabel . seluruh varaibel
hanya ada dalam bentuk pangkat pertama dan bukan merupakan argumen dari fungsi- fungsi
trigonometri, logaritma, atau eksponensial. Berikut contoh persamaan:

x  3y  7 .........(1)
1
y x  3 z  1 .........(2)
2
x1  2 x 2  3 x3  x 4  7 .........(3)

x3 y 5 .........(4)

3 x  2 y  z  xz  4 .........(5)
y  sin x .........(6)

Persamaan 4,5, dan 6 bukan merupakan persamaan linear.


Untuk mencari solusi suatu persamaan linear kita dapat menetapkan nilai sebarang untuk x
dan menyelesaikan persamaan tersebut untuk memperoleh y, atau kita dapat menetapkan
sebarang y dan menyelesaiakn untuk mendapatkan x.
Contoh:

4x  2 y  1

 Untuk x  2 , maka:
4(2) – 2y = 1
8 – 2y = 1
-2y = -7
7
y =
2
 Untuk y = 2, maka
4x – 2(2) = 1
4x – 4 =1
4x =5
5
x =
4
2. Sistem Linear
Sejumlah tertentu persamaan linear dalam variabel x1, x2, ... , xn disebut sistem
persamaan linear atau sistem linea1r, urutan sejumlah bilangan s1, s2, ... , sn merupakan solusi
dari sistem persamaan tersebut jika x1 = s1, x2, = s2, ... , xn = sn . Merupakan solusi dari setiap
persamaan di dalam sistem persamaan.

Contoh:
4 x1  x 2  3x3  1
3x1  x 2  9 x3  4

Memiliki solusi x1  1, x2  2, x3  1, karena nilai- nilai tersebut memenuhi kedua


persamaaan . Tetapi, x1  1, x2  8, x3  1 bukan merupakan solusi karena nilai- nilai
tersebut hanya memenuhi persamaan pertama pada sistem persamaan tersebut.
Ada tidaknya solusi dalam suatu sistem persamaan linear dapat dilihat dari
kemungkinan berikut:

Grafik 1 Grafik 2 Grafik 3

 Grafik 1 menunjukkan garis sejajar, yang berarti kedua garis tidak berpotongan , sebagai
konsekuensinya sistem tidak memiliki solusi.
 Grafik 2 menunjukkan garis berpotongan di satu titik, sebagai konsekuensinya sistem
memiliki solusi.
 Grafik 3 menunjukkkan gari ssaling berimpit, yang berarti jumlah titik potongnya tak
terhingga dan sebagai konsekuensi terdapat tak terhingga banyaknya solusi untuk sistem
tersebut.

Setianp sistem persamaan linear dapat tidak memiliki solusi, memiliki tepat satu solusi
atau memiliki tak terhingga banyaknya solusi.

Suatu sistem sebarang dari m persamaan linear dengan n faktor yang tidak diketahui
dapat ditulis sebagai:

a11 x1  a12 x 2  a13 x3  ...  a n x n  b1


a 21 x1  a 22 x 2  a 23 x3  ...  a 2 n x n b 2
...........................................................
a m1 x1  a m 2 x 2  a m3 x3  ....  a mn x n  bm

Di mana x1 , x 2, ..., x n adalah faktor yang tidak diketahui, a dan b adalah konstanta.
3. Matriks yang Diperbesar
Jika kita dapat mengingat lokasi- lokasi dai +, X, dan =, maka suatu sistem persamaan
linear yang terdiri dai m persamaan linear dengan n faktor yang tidak diketahui dapat
disingkat dengan hanya menuliskan deretan bilangan- bilangan dalam jjaran segiempat
panjang.
 a11 a12 ... a1n b1 
a a 22 ... a 2 n b2 
 21
 ... ... ... ... 
 
a m1 am2 ... a mn bm 

Ini disebut matriks yang diperbesar. Contoh:


x1  x 2  2 x3 9
2 x1  4 x 2  3x3  1
3x1  6 x 2  5 x3  0

Adalah
1 1 2 9 
2 4  3 1
 
3 6  5 0

Ketika menyusun suatu matriks yang diperbesar, faktor- faktor yang tidak diketahui
harus ditulis dengan urutan yang sama untuk setiap persamaan dan konstanta harus berada
pada bagian paling kanan.
B. OPERASI BARIS ELEMENTER (OBE)
1. Perkalian skalar ≠0 dengan baris
Misal:
3x + 4y + 5z = 7
6x + y + 3z = 1
5x + 2y + 5z = 2
Matriks diperbesar:

3 4 5 7 
 
6 1 3 1 
5 2 5 2

21 28 35 49
 
b 7   6 1 3 1 
 5 2 5 2 
2. Pertukaran Baris
6 1 3 1 
 
b1  b2 3 4 5 7 
5 2 5 2
3. Penjumlahan Baris dengan Penggandaan Baris Lain
21 7 14 10
 
a. b1 + 3b2  6 1 3 1 
 5 2 5 2 

 3 4 5 7
 
b. b2 + 3b2 21 7 18 7 
 5 2 5 2

C. ELIMINASI GAUSS DAN GAUSS-JORDAN


1. Bentuk Eselon
Syarat:
1. Jika suatu baris tidak seluruhnya tidak terdiri dari 0, maka bilangan ak nol pertama pada
baris itu adalah 1. Bilangan 1 ini disebut 1 utama.
2. Jika terdapat baris yang seluruhnya terdiri dari nol, maka baris-baruis ini akan
dikelompokkan bersama pada bagian paling bawah dari matriks.
3. Jika terdapat dua baris berurutan yang tidak seluruhnya tidak terdiri dari nol, maka 1 utama
pada baris yang lebih rendah terdapat pada kolom yang lebih kanan dari 1 utama pada baris
yang lebih tinggi.
4. Setiap kolom yang memiliki 1 utama memiliki nol pada tempat-tempat lainnya.

Matriks yang memiliki sifat 1,2, dan 3 disebut dengan bentuk eselon baris, sedangkan matriks
yang memenuhi keempat syarat di atas disebut dengan bentuk eselon baris tereduksi.

2. Bentuk umum Eliminasi Gauss


Untuk menyelesaikan eliminasi Gauss, maka dapat diselesaikan dengan mengubah
matriks diperbesar ke dalam bentuk matriks segitiga atas yang merupakan salah satu bagian
dari bentuk eselon baris.
1 a b d 
 
0 1 c e 
0 0 1 f 
(Membentuk matriks segitiga atas)
Contoh:
1. a + b + 2c = 8
-a ˗ 2b + 3c = 1
3a - 7b + 4c = 10
Jawab:
Matriks diperbesar:

1 1 2 8
  b2 + b1
 1  2 3 1  b  3b
 3  7 4 10 3 1

1 1 2 8 
   b2
 0  1 5 9 
b  10b2
0  10  2  14 3
1 1 2 8 
  1
 0 1  5  9   b3
52
0 0  52  104

1 1 2 8 
 
 0 1  5  9 
0 0 1 2 

Jadi, a+b+2c = 8
b-5c = -9
c =2
b = -9+5(2) = 1
a = 8 – 1 – 2.2 = 3

2. x – y + 2z – w = -1
2x + y – 2z – 2w = -2
-x + 2y – 4z + w = 1
3x – 3w = -3
Jawab:
Matriks diperbesar:
 1  1 2  1  1
  b 2 2b1
2 1  2  2  2
  b b
 1 2  4 1 1  3 1
  b4  3b1
 3 0 0  3  3

1  1 2  1  1
 
 0 3 6 0 0 
 b  b3
0 1  2 0 0  2
 
0 3  6 0 0 

1  1 2  1  1
 
 0 1  2 0 0  b3  3b2

0 3  6 0 0  b4  3b2
 
0 3  6 0 0 

1  1 2  1  1
 
 0 1 2 0 0 

0 0 0 0 0
 
0 0 0 0 0 

Jadi, x – y + 2z – w = -1
y – 2z =0
y = 2z
x – 2z + 2z – w = -1
x = -1 + w = w – 1
Solusinya :  z=t, w=p, x=p – 1
3. Bentuk umum Gauss-Jordan
Untuk menyelesaikan eliminasi Gauss-Jordan, maka dapat diselesaikan dengan
mengubah matriks diperbesar ke dalam bentuk matriks identitas yang merupakan salah satu
bagian dari bentuk eselon baris tereduksi.
1 0 0 d 
 
0 1 0 e 
0 0 1 f 
(Membentuk matriks identitas)

Contoh:
1. x + y + 2z = 8
-x – 2y + 3z = 1
3x – 7y + 4z = 10
Jawab:
Matriks diperbesar:
1 1 2 8
  b2  b1
 1  2 3 1  b  3b
 3  7 4 10 3 1

1 1 2 8 
 
 0  1 5 9   b2
0  10  2  14

1 1 2 8 
  b b
 0 1 5 9  1 2
b  10b2
0  10  2  14 3

1 0 7 17 
  1
 0 1  5  9   b3
52
0 0  52  104

1 0 7 17 
  b1  7b3
 0 1  5  9 
b  5b3
0 0 1 2  2

1 0 0 3 
 
 0 1 0 1 
0 0 1 2
 Solusinya x = 3
y=1
z=2

Anda mungkin juga menyukai