PHE WMO mengelola dan mengolah limbah berdasarkan Kebijakan Penurunan dan
Pemanfaatan Limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3), serta Kebijakan 3R Limbah Padat
Bukan B3. Limbah padatan B3 dikelola dan diolah dengan melibatkan pihak ketiga berizin, disertai
prosedur ketat.
Limbah cair yang dihasilkan akan diolah terlebih dahulu sebelum dialirkan ke badan air
agar aman bagi lingkungan dan memenuhi baku mutu parameter yang ditentukan oleh Pemerintah.
Air limbah domestik diolah melalui Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan air terproduksi
diolah melalui unit hydrocyclone. Sebagian air teproduksi diinjeksikan kembali ke dalam sumur
untuk memelihara tekanan reservoir.
Pengelolaan dan pengolahan limbah dilakukan oleh Fungsi Produksi dan bertanggung
jawab kepada Vice President Operasi.
Volume limbah B3 yang dihasilkan di tahun 2016, seluruhnya (100%) diserahkan oleh
pihak ketiga untuk dikelola. Tidak ada limbah B3 yang didaur ulang maupun diproses dengan
metode lain. Limbah B3 yang dihasilkan, antara lain:
1. Catridge dan toner
2. Rags & hand gloves contaminated
3. Drum bekas terkontaminasi
4. Kaleng kosong
5. Plastik terkontaminasi
6. Baterai bekas pakai
7. Kerak besi
8. Lampu bekas pakai
9. Elektronik bekas pakai
10. Filter udara bekas pakai
11. Filter oil bekas pakai
12. Cat bekas
13. Insulasi bekas
14. Sludge minyak
15. Oli bekas
16. Bahan kimia bekas/ kedaluarsa
17. Air terkontaminasi
18. Glycol bekas pakai
1. Pengurangan (Reduction)
Program diet kertas
Penggantian pallet kayu dengan pallet plastik
Reduksi sampah anorganik
Penggantian snack box kardus dengan plastic
2. Pemanfaatan (Reuse)
Komposting sampah organic
3. Kontribusi terhadap masyarakat
Daur ulang kertas bekas
Pemanfaatan pallet kayu
Kelompok daur ulang Karang Taruna Sidorukun
MGB ( Minyak Goreng Bekas) to BBA (Bahan Bakar Alternatif)
Pengangkutan Limbah B3
Kegiatan pengelolaan dan pengolahan limbah B3 menyertakan kegiatan pengangkutan, yakni:
1. Pengangkutan dari Penghasil di anjungan lepas pantai ke tempat penyimpanan sementara
di Lamongan menggunakan kapal laut yang memiliki izin pengangkutan limbah B3.
2. Pangangkutan dari tempat penyimpanan sementara di ORF dan Lamongan ke fasilitas
pengolahan, menggunakan truk yang memiliki izin pengangkutan limbah B3.
Pengolahan Limbah Cair dan Pembuangan Air
Limbah berbentuk cairan dihasilkan dari kegiatan operasi difasilitas anjungan lepas pantai,
fasilitas pengumpul (ORF) di daratan dan kegiatan pendukung di perkantoran. Secara umum,
pengelolaan dan pengolahan limbah dilakukan dengan prinsip untuk digunakan kembali dan
dialirkan ke badan air, setelah diolah pada fasilitas instalasi pengolahan air limbah (IPAL).
Dari total air terproduksi, sebagian besar dikelola dengan cara disuntikkan kembali ke
dalam reservoir, untuk menjaga tekanan reservoir. Sisa air terproduksi juga diolah menggunakan
fasilitas air pusing (hydrocylone), dan kemudian dialirkan kembali ke laut. Wilayah laut yang
menjadi tujuan pembuangan olahan air limbah bukan merupakan kawasan perairan dilindungi,
sehingga tidak ada spesies dengan nilai keanekaragaman hayati tinggi yang terpengaruh.
PHE WMO menerapkan pemeriksaan berkala dan berkesinambungan untuk memastikan
kualitas hasil olahan air limbah telah memenuhi baku mutu. Secara umum, kualitas hasil olahan
air limbah telah memenuhi baku mutu yang ditetapkan Pemerintah di dalam Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup No. 19 Tahun 2010 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan/atau
Kegiatan Minyak dan Gas serta Panas Bumi, dan izin pembuangan air limbah ke laut untuk PHE
WMO dengan Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 118 Tahun 2011.