Anda di halaman 1dari 16

DIPONEGORO LAW JOURNAL

Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016


Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

KAJIAN TERHADAP KEPAILITAN NOTARIS DI INDONESIA

Ryan Sanjaya*, Etty Susilowati, Siti Mahmudah


Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro
E-mail : ryansan155@gmail.com

ABSTRAK

Notaris adalah pejabat umum yang berwenang membuat akta otentik dan kewenangan lainnya
yang diatur dalam Undang-Undang. Dalam praktik notaris dapat dikenakan pengaturan kepailitan
sebagaimana diatur di dalam Undang-Undang Kepailitan. Notaris yang dinyatakan pailit dapat
berkedudukan sebagai orang pribadi atau sebagai notaris yang menjalankan profesi atau jabatannya.
Apabila notaris berkedudukan sebagai orang pribadi menyebabkan si pailit demi hukum kehilangan
haknya untuk berbuat bebas terhadap kekayaannya yang termasuk dalam kepailitan, begitu pula hak
untuk mengurusnya, sejak tanggal putusan pailit diucapkan. Bagi debitor yang menjabat sebagai
notaris, putusan pailit tersebut tidak hanya menyebabkan ia kehilangan hak untuk berbuat dan
mengurus harta kekayaannya yang masuk dalam boedel pailit saja, tetapi lebih dari itu dapat
menyebabkan ia diberhentikan dari jabatannya sebagai notaris.
Tujuan Penelitian untuk mengetahui bagaimana pengaturan kepailitan debitor yang menjabat
sebagai notaris, mengetahui akibat putusan pailit terhadap jabatan notaris sebagai debitor dan
mengetahui masalah apa saja yang ada dalam proses pengajuan pemberhentian seorang notaris, yang
sebagai orang pribadi telah dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan
hukum tetap.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode yuridis normatif yang bersifat deskriptif
analisis. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer dan bahan
hukum sekunder.
Berdasarkan analisis kualitatif, dalam pengaturan kepailitan subjek hukum adalah orang pribadi
atau badan hukum, sehingga jabatan notaris tidaklah dapat dipailitkan, apabila notaris tersebut
dipailitkan diluar kewenangannya sebagai notaris maka notaris hanya berkedudukan sebagai
pengusaha atau pebisnis saja tidak dalam jabatannya sebagai notaris. Akibat dari kepailitan terhadap
debitor yang menjabat sebagai notaris, tidaklah menyebabkan ia diberhentikan dari jabatannya dengan
tidak hormat sebagai notaris. Notaris pailit menurut Pasal 12 huruf a Undang-Undang Jabatan Notaris
yaitu jika notaris tersebut dituntut ganti rugi oleh para pihak/penghadap, karena akta yang dibuat
dihadapan/oleh notaris ternyata melanggar ketentuan Undang-Undang Jabatan Notaris tersebut. Belum
adanya peraturan pelaksana yang jelas mengenai pemberhentian notaris yang dinyatakan pailit telah
memberikan penafsiran yang berbeda-beda sehingga sulit untuk menentukan tolak ukuran yang tepat
mengenai masalah tersebut.

Kata Kunci : Kepailitan, Jabatan Notaris.

ABSTRACT

Notary is a public official authorized to make authentic act and other authorities stipulated in the
act. In the practice of notaries may be subject to bankruptcy arrangement as set forth in the act.
Notaries who declared bankruptcy can be located as individual or as a notary practicing a profession
or position. If the notary server as a private person caused the bakrupcty by law lose their right to act
freely against the wealth that is included in the bankruptcy ,as well as the right to take care of it, from
the date of the bankruptcy decision is pronounced. For debtors who served as a notary, the bankrupcty
decision is not only caused it to lose the right to do and take care of his assets include in the
bankruptcy boedel course, but more than that can cause it to be removed from office as a notary.

1
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Objective research is to find out how the arrangement of the bankruptcy debtor that served as a
notary public, knowing the result of the bankrupcty decision to the office of the notary as a debtor and
determine what problems exist in the process of filing the dismissal of a notary, who as a private
person has been declared bankrupt by a court decision that has the force of law permanent.
The method used is a method normative, descriptive analysis. This study uses secondary data
consists of primary legal materials and secondary law.
Based on qualitative analysis, in a bankrupty setting legal subject is a natural person or a legal
entity, so it can not be bankrupted notary office, the notary when bankrupted outside the authority as a
notary public notary only serves as a businessman or businessman just is not in his capacity as a
notary. As a result of the bankruptcy of the debtor that served as a notary, not caused it to be removed
from office with no respect as a notary. Notary bankruptcy according to article 12 point a of law
notary if the notary liable for compensation by the parties because the deed made before/by a notary
was found to violate the provisions of the law of the notary. The absence of implementating regulations
are clear regarding the dismissal of the notary declared bankrupt has given different interpretations
that it is difficult to determine the exact size of the decline of the issue.

Keywords : bankrupctcy, notary.

ditugaskan atau dikecualikan kepada


1. PENDAHULUAN pejabat lain atau orang lain yang
A. Latar Belakang ditetapkan oleh undang-undang (Pasal
Notaris adalah pejabat umum yang 15 Undang-Undang Jabatan Notaris).
berwenang untuk membuat akta Menurut Polak dan Molengraaff
autentik dan kewenangan lainnya yang dalam H.M.N Purwo Sutcipto
diatur di dalam Undang-undang (Pasal memberikan perbedaan prinsip antara
1 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 30 pekerjaan seorang notaris dan
Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris). menjalankan suatu perusahaan.
Notaris sebagai suatu jabatan Menurut Polak, perusahaan ialah
menjalankan sebagian tugas Negara keseluruhan perbuatan, yang dilakukan
dalam bidang hukum keperdataan secara tidak terputus-putus , dengan
dengan kewenangan untuk membuat terang-terangan , dalam kedudukan
akta-akta otentik yang diminta oleh tertentu dan untuk mencari laba.
para pihak yang menghadap notaris. Sedangkan menurut Prof Molengraaf,
Notaris berwenang membuat akta perusahaan adalah keseluruhan
autentik mengenai semua perbuatan, perbuatan yang dilakukan secara terus-
perjanjian, dan penetapan yang menerus, bertindak keluar, untuk
diharuskan oleh peraturan perundang- mendapatkan penghasilan, dengan cara
undangan dan/atau yang dikehendaki memperniagakan barang-barang,
oleh yang berkepentingan untuk menyerahkan barang-barang, atau
dinyatakan dalam akta autentik, mengadakan perjanjian-perjanjian
menjamin kepastian tanggal perdagangan.1
pembuatan akta, menyimpan akta,
memberikan grosse, salinan dan
kutipan akta, semuanya itu sepanjang 1
H.M.N. Purwo Sutcipto, Pengertian
pembuatan akta itu tidak juga Pokok Hukum Dagang Indonesia Jilid

2
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Notaris dan perusahaan sama-sama Tahun 2004 tentang Kepailitan dan


melakukan kegiatannya secara terus- PKPU yaitu debitor yang mempunyai
menerus, terang-terangan, dan dalam dua atau lebih kreditor dan tidak
kedudukan tertentu. Menurut Polak membayar lunas sedikitnya satu utang
baru ada perusahaan, bila diperlukan yang telah jatuh waktu dan dapat
adanya perhitungan-perhitungan ditagih.
tentang laba dan rugi yang dapat Pasal 12 huruf a UUJN Nomor 30
diperkirakan, dan segala sesuatu itu Tahun 2004 menyatakan bahwa
dicatat dalam pembukuan.2 seorang notaris diberhentikan dari
Sebagaimana pendapat Polak jabatannya dengan tidak hormat karena
diatas, pada perusahaan unsur laba dinyatakan pailit berdasarkan putusan
merupakan unsur mutlak, sedangkan pengadilan yang telah memperoleh
pada pekerjaan notaris unsur laba tidak kekuatan hukum tetap. Jika menyimak
merupakan unsur mutlak. Notaris pasal tersebut, apakah notaris yang
menjalankan pekerjaannya tidak diberhentikan dari jabatannya dengan
bertujuan untuk mencari keuntungan tidak hormat dari jabatannya adalah
atau laba, ia bekerja atas dasar kualitas karena menjalankan bisnis atau usaha.
keahliannya , meskipun ia memperoleh Penulis menitikberatkan penulisan ini
bayaran atas jasanya, tetapi besarnya kepada sanksi yang diberikan kepada
telah ditetapkan dalam UUJN (Pasal notaris berupa pemberhentian tidak
36 UUJN), sehingga notaris hormat dari jabatannya menurut Pasal
bersangkutan tidak dapat menetapkan 12 huruf a UUJN.
sendiri besarnya jasa atas kemauan Substansi Pasal 12 huruf a UUJN
sendiri. Notaris juga tidak membuat tidak ada penjelasannya apakah notaris
pembukuan layaknya perusahaan dari dinyatakan pailit dan atau dalam
jasa yang diterimanya dalam penundaan pembayaran (Surseance
pembuatan akta, sehingga dari Van Betaling) tunduk kepada
pendapat para ahli tersebut diambil Failliessement Verordening
suatu kesimpulan bahwa notaris sebagaimana dimuat dalam Staatsbald
tidaklah menjalankan suatu Tahun 1905 Nomor 217 juncto
perusahaan. Staatsblad Tahun 1905 Nomor 348
Dalam praktik orang yang atau kepada Peraturan Pemerintah
berprofesi sebagai notaris ada yang Pengganti Undang-Undang tentang
menjalankan bisnis atau usaha diluar Kepailitan yang kemudian ditetapkan
jabatannya, yang berakibat dapat menjadi undang-undang berdasarkan
dipailitkannya orang yang berprofesi Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1998
sebagai notaris tersebut apabila dan telah diubah menjadi Undang-
memenuhi syarat sebagaimana Pasal 2 Undang Nomor 37 Tahun 2004
Ayat 1 Undang-Undang Nomor 37

1, Pengetahuan Dasar Hukum


Dagang, Djambatan-91 hal. 14 .
2
Ibid, hal 15 .

3
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

tentang Kepailitan dan Penundaan Akibat hukum dari notaris yang


Pembayaran Utang.3 telah dinyatakan pailit oleh pengadilan
Berdasarkan Pasal 2 Ayat (1) UUK seperti yang telah diatur di dalam Pasal
Nomor 37 Tahun 2004 orang pribadi 12 huruf a Undang-Undang Nomor 30
yang berprofesi sebagai notaris yang Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris ,
menjalankan bisnis atau usaha dapat berbeda dengan ketentuan yang diatur
saja dipailitkan, namun apakah ia di dalam Undang-Undang Nomor 37
harus kehilangan jabatannya sebagai Tahun 2004 tentang Kepailitan dan
notaris. Dalam Undang-Undang PKPU. Akibat hukum kepailitan di
Nomor 37 Tahun 2004 tentang dalam Undang-Undang tersebut
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban tidaklah seperti yang diatur di dalam
Pembayaran Utang, debitur yang dapat Undang-Undang Jabatan Notaris,
dinyatakan pailit adalah debitur orang- dimana sampai dapat memberhentikan
perorangan dan debitur badan hukum ( seseorang dari jabatannya. Disini
Pasal 1 Angka 11 UUK). Undang- debitur hanya tidak cakap dalam
Undang Kepailitan menunjukkan mengurus harta kekayaannya sehingga
bahwa yang dapat dinyatakan pailit hak-hak lain dari debitur tetap dapat
adalah badan hukum dan orang melakukan perbuatan hukum yang
perorangan. lain. Hak-hak lain disini itu adalah
Debitor pailit demi hukum notaris yang telah dinyatakan pailit
kehilangan haknya untuk mengurus berhak dan juga cakap untuk
dan melakukan perbuatan kepemilikan menjalankan kewenangannya sebagai
terhadap harta kekayaannya yang pejabat. Tetapi menurut Undang-
termasuk dalam kepailitan (Pasal 24 Undang Jabatan Notaris Nomor 30
UUK). Kehilangan hak bebasnya Tahun 2004 mengatur bahwa notaris
tersebut hanya terbatas pada harta yang telah dinyatakan pailit maka akan
kekayaannya dan tidak terhadap status diberhentikan secara tidak hormat dari
pribadinya. Debitor yang berada dalam jabatannya, sehingga dapat dikatakan
status pailit tidak hilang hak-hak bahwa notaris dianggap telah tidak
keperdataannya selaku warga Negara cakap dalam menjalankan
Indonesia, ia pula dianggap masih kewenangannya sebagai notaris.
cakap untuk melaksanakan hak-haknya Sanksi yang diberikan menurut
seperti melangsungkan perkawinan, Pasal 12 huruf a UUJN jelas sangat
hak politik, hak mejadi pejabat dan merugikan bagi notaris. Dari ketentuan
hak privat lainnya.4 diatas dapat dillihat bahwa jabatan
notaris bukan termasuk ke dalam
subjek kepailitan. Notaris sebagai
3
Habib Adjie, Hukum Notaris suatu jabatan, maka suatu hal yang
Indonesia, PT Refika Aditama, tidak logis jika notaris sebagai jabatan
Bandung, 2008, hal 64 . resmi dikenakan pengaturan kepailitan
4
M.Hadi Shubhan, Hukum Kepailitan, dan PKPU. Dengan demikian
Kencana Prenadamedia Group, ketentuan yang tersebut dalam
Jakarta, 2008, hal 165 . Undang-Undang Nomor 37 Tahun

4
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

2004 tidak berlaku untuk notaris untuk masyarakat.6 Data/materi ini diperoleh
menerapkan Pasal 12 huruf a UUJN.5 secara langsung dari para responden
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas melalui penelitian lapangan yaitu para
penulis tertarik meneliti permasalahan notaris-notaris yang ada di Indonesia.
ini menjadi sebuah penelitian dengan Penelitian yuridis empiris
judul “KAJIAN TERHADAP merupakan penelitian lapangan
KEPAILITAN NOTARIS DI (penelitian terhadap data primer) yaitu
INDONESIA”. suatu penelitian meneliti peraturan-
peraturan hukum yang kemudian
B. Rumusan Masalah digabungkan dengan data dan perilaku
Berdasarkan uraian tersebut diatas, yang hidup ditengah-tengah
maka dapat disimpulkan masalah yang masyarakat.
akan diangkat dalam penelitian ini Spesifikasi dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut : bersifat deskriptif (descriptive
1. Bagaimana pengaturan tentang research) karena peneliti sudah
kepailitan debitor yang mendapatkan atau mempunyai
menjabat sebagai notaris di gambaran yang berupa data awal
Indonesia? tentang permasalahan yang akan
2. Bagaimana akibat putusan diteliti.7
pailit terhadap jabatan notaris Dalam Penelitian ini penulis akan
sebagai debitor ? menggambarkan secara jelas yang
menjadi pokok permasalahan dan
C. Tujuan Penelitian mempertegas hipotesa-hipotesa agar
1. Untuk mengetahui bagaimana dapat membantu di dalam memperkuat
pengaturan tentang kepailitan teori-teori lama, yang terkait dengan
debitor yang menjabat sebagai Kajian Terhadap Kepailitan Notaris di
notaris di Indonesia. Indonesia.8
2. Untuk mengetahui bagaimana Jenis data yang dipergunakan
akibat putusan pailit terhadap adalah data primer dan data sekunder.
jabatan notaris sebagai debitor. Data primer adalah data yang
dihasilkan dari penelitian lapangan
II. METODE yang diperoleh langsung dari
Metode pendekatan penelitian ini responden penelitian yang terkait
adalah metode pendekatan yuridis
6
empiris. Penelitian yuridis empiris Abdulkadir Muhammad, Hukum dan
adalah penelitian hukum mengenai Penelitian Hukum, Citra Aditya
pemberlakuan atau implementasi Bakti, Bandung, 2004, hal 134.
7
ketentuan hukum normatif secara in Suratman, H.Philps Dillah, Metode
action pada setiap peristiwa hukum Penelitian Hukum, Alfabeta CV,
tertentu yang terjadi dalam Bandung, 2015 hal 47.
8
Soerjono Soekanto, Pengantar
Penelitian Hukum, Univeraitas
5
Habib Adjie, Opcit, hal 67. Indonesia, Jakarta, 2014, hal 10 .

5
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

dengan notaris dan data sekunder yang yang berkaitan dengan materi
dihasilkan dari studi kepustakaan. Data penelitian.
sekunder yang diperoleh dari  Penelitian Lapangan
penelitian kepustakaan yang terdiri Yaitu pengumpulan data secara
dari: langsung dari pihak-pihak terkait
 Bahan Hukum Primer yaitu notaris , agar memperoleh
Bahan hukum primer adalah bahan dan menghimpun data primer atau
hukum yang mempunyai otoritas.9 data yang relevan dengan objek
Bahan hukum yang berkaitan yang akan diteliti, maka dilakukan
dengan masalah ini seperti Undang- wawancara dengan mengajukan
Undang No 37 Tahun 2004 tentang pertanyaan kepada responden
Kepailitan dan Penundaan secara lisan dan terstruktur dengan
Kewajiban Pembayaran Utang dan menggunakan alat pedoman
Undang-Undang No 30 Tahun 2004 wawancara.
tentang jabatan notaris.
Analisis dilakukan dengan cara
 Bahan Hukum Sekunder analisis kualitatif, yaitu dengan cara
Bahan hukum sekunder adalah menguraikan hasil penelititan secara
semua publikasi tentang hukum terperinci dalam bentuk kalimat per
yang merupakan dokumen yang kalimat sehingga memperoleh
tidak resmi.10 yang memberikan gambaran umum yang jelas dari
penjelasan dan petunjuk mengenai jawaban permasalahan yang akan
bahan hukum primer seperti buku- dibahas dan dapat ditemukan suatu
buku referensi, jurnal hukum, hasil- kesimpulan .11
hasil penelitian karya ilmiah yang
relevan dengan penelitian ini. Data yang diolah adalah data
kualitatif yang meghasilkan data
Teknik yang dipergunakan dalam deskriptif analisis, yaitu apa yang
pengumpulan data dilakukan melalui 2 dinyatakan oleh responden secara
(dua) cara, yaitu : tertulis atau lisan dan perilaku nyata
 Penelitian Kepustakaan akan dikaitkan dengan peraturan-
Yaitu pengumpulan data sekunder peraturan yang ada terkait dengan
baik berupa peraturan perundang- pengaturan kepailitan terhadap notaris,
undangan yang berlaku dan yang diteliti dan dipelajari adalah
dokumen yang berkaitan dengan obyek penelitian yang utuh.12
objek yang akan diteliti maupun
teori-teori dan asas-asas hukum

9
Burhan Ashshofa, Metode Penelitian
11
Hukum. PT Rineka Cipta, Jakarta, Suratman, Philips Dillah, Opcit, hal
1998,hal 47. 81 .
10 12
Ibid, hal 54. Soerjono Soekanto, Opcit , hal 12 .

6
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

III. HASIL DAN PEMBAHASAN diberhentikan dengan tidak hormat


A. Pengaturan Tentang dari jabatannya merupakan ranah
Kepailitan Debitor Yang hukum sanksi administratif.
Menjabat Sebagai Notaris Di Penjatuhan sanksi tersebut diatur
Indonesia. dalam suatu peraturan perundang-
undangan agar mengikat dan dapat
1 Pengaturan Kepailitan dipaksakan. Dalam Undang-Undang
Pada Undang-Undang Jabatan Notaris Nomor 30 Tahun 2004
Nomor 30 Tahun 2004 diatur mengenai dua jenis sanksi,
tentang Jabatan Notaris. antara lain :

Notaris sebagaimana diatur dalam a. Sanksi perdata


Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang
Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Pasal 84 Undang-Undang Nomor
Notaris merupakan pejabat umum 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris
yang berwenang untuk membuat akta menyebutkan bahwa, “Tindakan
autentik dan memiliki kewenangan pelanggaran yang dilakukan oleh
lainnya sebagaimana dimaksud dalam notaris terhadap ketentuan
Undang-Undang. Undang-Undang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16
Jabatan Notaris yang merupakan ayat (1) huruf i, Pasal 16 ayat (1) huruf
produk hukum legislatif mengatur k, Pasal 41, Pasal 44, Pasal 48, Pasal
semua hal menyangkut fungsi dan 49, Pasal 50, Pasal 51 atau Pasal 52
tugas seorang notaris di dalam yang mengakibatkan suatu akta hanya
menjalankan jabatannya. Demikian mempunyai kekuatan pembuktian
halnya dengan norma kepailitan yang sebagai akta di bawah tangan atau
diatur di dalam Pasal 12 huruf a suatu akta menjadi batal demi hukum
Undang-Undang Jabatan Notaris. dapat menjadi alasan bagi pihak yang
menderita kerugian untuk menuntut
Apabila notaris dalam menjalankan penggantian biaya, ganti rugi, dan
kewenangannya tidak sesuai dengan bunga kepada notaris. Notaris dalam
Undang-Undang khususnya UUJN, menjalankan kewenangannya dalam
maka notaris telah menyimpang dari membuat akta otentik harus menjamin
kewenangannya dan dapat dijatuhkan bahwa akta yang dibuatnya telah
sanksi terhadapnya. Ketentuan Pasal sesuai dan tidak bertentangan dengan
12 huruf a Undang-Undang Nomor 30 aturan-aturan hukum yang telah
Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris ditentukan untuk melindungi
menyebutkan bahwa notaris kepentingan-kepentingan dari para
diberhentikan dengan tidak hormat pihak.
dari jabatannya atas usul Majelis
Pengawas Pusat (MPP) karena Hal ini menimbulkan adanya suatu
dinyatakan pailit berdasarkan putusan hubungan hukum antara notaris dan
pengadilan yang telah memperoleh para penghadap. Sanksi perdata
kekuatan hukum tetap. Notaris berlaku terhadap perbuatan-perbuatan

7
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

yang menimbulkan kerugian bagi para


pihak. Pelanggaran-pelanggaran Sanksi administratif menjadi salah
terhadap ketentuan Pasal 84 Undang- satu pembahasan dalam Undang-
Undang Jabatan Notaris sehingga Undang Jabatan Notaris dikarenakan
mengakibatkan akta otentik bahwa notaris sebagian kedudukannya
terdegradasi menjadi akta di bawah adalah sebagai pejabat umum yang
tangan atau batal demi hukum juga tunduk pada hukum administrasi.
merupakan salah satu bentuk Sanksi-sanksi yang diatur dalam Pasal
perbuatan melawan hukum yang diatur 85 Undang-Undang Jabatan Notaris,
dalam Pasal 1365 Kitab Undang- antara lain :
Undang Hukum Perdata. Penilaian a. Teguran lisan;
terhadap akta tersebut tidak dapat b. Teguran tertulis;
dilakukan oleh Majelis Pengawas, c. Pemberhentian sementara;
Notaris atau para pihak, tetapi harus d. Pemberhentian dengan hormat;
dilakukan melalui prosedur gugatan ke e. Pemberhentian dengan tidak
pengadilan umum. hormat.

Para pihak yang menilai atau Pemberian sanksi berupa teguran


mengetahui adanya pelanggaran lisan maupun tertulis merupakan
terhadap ketentuan Pasal 84 Undang- kewenangan dari Majelis Pengawas
Undang Jabatan Notaris wajib Wilayah berdasarkan pada ketentuan
membuktikan dalilnya berdasarkan Pasal 73 ayat (1) huruf e Undang-
Pasal 163 HIR dan Pasal 1865 Kitab Undang Jabatan Notaris. Teguran
Undang-Undang Hukum Perdata. secara lisan ataupun tertulis bukan
Apabila pengadilan memutuskan merupakan jenis sanksi administratif
bahwa akta tersebut memiliki kekuatan melainkan merupakan suatu prosedur
pembuktian sebagai akta di bawah sebelum dilakukan sanksi berupa
tangan atau menjadi batal demi paksaan pemerintah. Kewenangan
hukum, maka berdasarkan putusan dalam menjatuhkan sanksi
pengadilan tersebut notaris dapat administratif dimiliki oleh Majelis
dituntut penggantian biaya, ganti rugi, Pengawas Wilayah dan Majelis
maupun bunga kepada notaris. Dalam Pengawas Pusat. Sebagaimana 125
hal gugatan yang diajukan tersebut diatur dalam Pasal 77 huruf c dan
tidak terbukti dan ditolak, maka akta huruf d Undang-Undang Jabatan
tersebut tetap memiliki kekuatan Notaris, maka Majelis Pengawas Pusat
pembuktian sempurna dan notaris berwenang dalam hal :
dapat mengajukan gugatan kepada a. Menjatuhkan sanksi pemberhentian
para pihak guna mempertahankan hak sementara;
dan kewajiban notaris dalam b. Mengusulkan pemberian sanksi
menjalankan tugas jabatannya dalam berupa pemberhentian dengan tidak
menyelenggarakan akta. hormat kepada Menteri.
Undang-Undang Jabatan Notaris
b. Sanksi administratif khususnya di dalam ketentuan Pasal 12

8
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

huruf a Undang-Undang Jabatan 2. Pengaturan Kepailitan


Notaris menjatuhkan sanksi Debitor Yang Berprofesi
pemberhentian secara tidak hormat Sebagai Notaris menurut
pada notaris yang dinyatakan pailit Undang-Undang Nomor 37
berdasarkan putusan pengadilan yang Tahun 2004 tentang
telah berkekuatan hukum tetap. Hal ini Kepailitan dan PKPU.
berlaku bagi notaris yang menjalankan Subyek hukum kepailitan dalam
jabatan dan kewenangannya dalam Undang-Undang Kepailitan Nomor 37
pembuatan akta dapat pula diputus Tahun 2004 adalah debitor, debitur
pailit berdasarkan atas perbuatan disini dapa terdiri dari orang atau
melawan hukum. Dalam kapasitasnya badan pribadi, maupun badan hukum,
sebagai pejabat umum, maka maka berdasarkan hal tersebut pihak-
kepailitan sebagai akibat dari adanya pihak yang bisa dinyatakan pailit
perbuatan melawan hukum merupakan adalah:
bentuk pemberian sanksi perdata  Orang Pribadi
berupa penggantian biaya, ganti rugi
maupun bunga yang tidak mampu Menurut lampiran Pasal 1 Ayat (1)
dipenuhi oleh notaris karena berada UUK jo Pasal 2 Ayat (1) UUK Nomor
dalam keadaan insolvensi sehingga 37 Tahun 2004, debitor yang
diputus pailit. mempunyai dua atau lebih kreditor dan
tidak membayar lunas sedikitnya satu
Selama proses kepailitan, notaris utang yang telah jatuh waktu dan dapat
dijatuhi sanksi administratif berupa ditagih, dinyatakan pailit dengan
pemberhentian sementara yang diatur putusan pengadilan yang berwenang
dalam Pasal 9 ayat (1) Undang- sebagaimana dimaksud Pasal 2, baik
Undang Jabatan Notaris. Sebelum atas permohonan sendiri, maupun atas
adanya putusan pemberhentian permintaan seorang atau lebih
sementara tersebut, notaris dapat kreditornya. Debitor disini dapat
mengajukan pembelaan diri di hadapan terdiri dari orang atau badan pribadi
Majelis Pengawas secara berjenjang. yang bisa berupa manusia maupun
Dalam hal putusan pailit menyatakan badan hukum seperti Perseroan
bahwa permohonan pernyataan pailit Terbatas, yayasan atau yang lainnya.
ditolak, maka notaris dapat diangkat
kembali menjadi notaris oleh menteri  Debitur Yang Menikah.
setelah dipulihkan haknya berdasarkan
Pasal 10 Ayat (1) Undang-Undang Di dalam lampiran UUK Pasal 3 jo
Jabatan Notaris. Tetapi apabila Pasal 4 Nomor 37 Tahun 2004,
putusan menyatakan bahwa notaris disebutkan bahwa permohonan
dinyatakan pailit, maka Majelis pernyataan pailit yang diajukan oleh
Pengawas Pusat mengusulkan kepada debitor yang menikah, harus ada
Menteri agar notaris diberhentikan persetujuan suami atau istrinya,
dengan tidak hormat.

9
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

apabila diantara mereka ada mempunyai kewajiban untuk


pencampuran harta. mempertanggungkan jawabkan
Lebih lanjut di dalam Pasal 119 kepailitan tersebut. Dan terhadap
KUHPerdata menyebutkan bahwa pernyataan pailit yang dimintakan oleh
mulai saat perkawinan dilangsungkan persero atau suatu firma, maka
demi hukum berlakulah persatuan pengadilan yang berwenang adalah
bulat antara kekayaan suami dan istri, pengadilan yang daerah hukumnya
sekedar mengenai itu dengan meliputi tempat kedudukan hukum
perjanjian kawin tidak diadakan firma tersebut.
ketentuan lain. Oleh Karena itu, bagi
mereka yang menikah berdasarkan  Harta Warisan.
KUHPerdata, untuk mengajukan
permohonan pailit haruslah ada Berdasarkan ketentuan lampiran
persetujuan suami atau istrinya kecuali Undang-Undang Kepailitan Nomor 37
diantara mereka ada perjanjian kawin. Tahun 2004 Pasal 197, maka harta
kekayaan orang yang meninggal dunia
 Badan Hukum harus dinyatakan dalam keadaan pailit,
apabila seseorang atau beberapa
Badan hukum sebagai subyek kreditor mengajukan permohonan dan
hukum yang mempunyai kekayaan menguraikan secara singkat
terpisah dari kekayaan perseroan juga pernyataan bahwa orang yang
dapat dinyatakan pailit. Dengan meninggal itu berada dalam keadaan
pernyataan pailit, organ badan hukum berhenti membayar utang-utangnya,
tersebut akan kehilangan hak untuk ataupun pada saat meninggal, harta
mengurus kekayaan badan hukum peningglannya tidak cukup untuk
tersebut. Perngurusan harta kekayaan membayar utang-utangnya.
badan hukum yang dinyatakan pailit
beralih pada kuratornya. Oleh Karena Permohonan kepailitan terhadap
itu, menurut lampiran Pasal 24 harta warisan ini dapat diajukan hanya
Undang-Undang Kepailitan Nomor 37 oleh satu orang kreditor, melalui
Tahun 2004 maka gugatan hukum pengadilan niaga wilayah hukum
yang bersumber pada hak dan tempat meninggalnya debitor yang
kewajiban harta kekayaan debitor bersangkutan. Permohonan tersebut
pailit harus diajukan pada kuratornya. diajukan dalam waktu 3 bulan setelah
adanya penerimaan warisan, atau
Dalam lampiran Pasal 113 dalam waktu 6 bulan setelah
Undang-Undang Kepailitan, apabila meninggalnya debitor yang
yang dinyatakan pailit suatu Perseroan bersangkutan. Dan pernyataan pailit
Terbatas (PT), koperasi atau badan tersebut mengakibatkan harta
hukum lain seperti perkumpulan atau kekayaan orang yang meninggal
yayasan yang mempunyai status badan dipisahkan demi hukum dari harta
hukum, maka pengurus yang kekayaan para ahli warisnya, seperti

10
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

yang diatur dalam Pasal 1107 hari) setelah debitor meninggal (Pasal
KUHPerdata. 208 UUK Nomor 37 Tahun 2004).

Dalam UUK Nomor 37 Tahun B. Pengaturan Akibat Putusan


2004 mengenai kepailitan yang Pailit Terhadap Jabatan Notaris
berhubungan dengan harta warisan ini Sebagai Debitor.
diatur dalam bagian tersendiri secara
lebih rinci yaitu pada Bagian 1 Akibat Putusan Pailit
Kesembilan dengan titel kepailitan Debitor Yang Berprofesi
harta peninggalan mulai dari Pasal 207 Sebagai Notaris Dalam
sampa dengan Pasal 211 UUK Nomor Menjalankan Profesi Atau
30 Tahun 2004. Jabatannya

Dalam pasal 207 disebutkan bahwa Terhadap akibat putusan pailit


harta kekayaan orang yang meninggal terhadap debitor yang berprofesi
dunia harus dinyatakan dalam keadaan sebagai notaris dalam menjalankan
pailit, apabila dua atau lebih kreditor profesi atau jabatannya, dari hasil
mengajukan permohonan untuk itu dan wawancara yang penulis lakukan
secara singkat dapat membuktikan kepada notaris Muhammad Isyah,
bahwa : Notaris di Cilegon13, berpendapat
a. Utang orang yang meninggal, bahwa akibat dari kepailitan terhadap
semasa hidupnya tidak dibayar debitor yang berprofesi sebagai notaris
lunas. tersebut, tidaklah menyebabkan dapat
b. Pada saat meninggalnya orang diberhentikan dengan tidak hormat
tersebut, harta peninggalannya dari jabatannya menurut Pasal 12
tidak cukup untuk membayar huruf a UUJN. Kepailitan bukan
utangnya. merupakan sebuah kriminalitas dan
kepailitan merupakan hal yang
Permohonan harus diajukan ke manusiawi artinya dapat terjadi pada
pengadilan yang daerah hukumnya setiap orang. Notaris adalah jabatan,
meliputi tempat tinggal terakhir Jadi bukan selaku notaris yang
debitor yang meniggal. Berikutnya ahli dipailitkan akan tetapi sebagai debitor
waris harus dipanggil untuk di dengar yang mempunyai utang. Akibat hukum
mengenai permohonan tersebut dengan bagi debitor yang berprofesi sebagai
surat juru sita, dimana surat panggilan notaris ditinjau dari Undang-Undang
tersebut harus disampaikan di tempat Kepailitan tidaklah menyebabkan
tinggal terakhir debitor yang notaris tidak dapat menjalankan
meninggal, tanpa keharusan profesinya karena tidak termasuk
menyebutkan nama masing-masing dalam objek kepailitan, Jadi tidaklah
ahli waris, kecuali nama mereka itu tepat apabila debitor yang berprofesi
dikenal. Permohonan pernyataan pailit
13
harus diajukan kepada pengadilan Muhammad Isyah, Notaris,
paling lambat 90 (Sembilan puluh Wawancara tanggal 21 Juli 2016 .

11
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

sebagai notaris yang dipailitkan debitor sehubungan dengan


menurut Undang-Undang Kepailitan pekerjaannya, perlengkapannya,
Nomor 37 Tahun 2004 dikaitkan alat-alat medis yang dipergunakan
dengan Pasal 12 huruf a UUJN Nomor untuk kesehatan, tempat tidur dan
30 Tahun 2004 yang mengakibatkan perlengkapannya yang
notaris diberhentikan dari jabatannya dipergunakan oleh debitor dan
dengan tidak hormat. keluarganya, dan bahan makanan
untuk 30 hari bagi debitor dan
Akibat kepailitan dalam Undang- keluarganya, yang terdapat di
Undang Nomor 37 Tahun 2004 tempat itu.
tentang Kepailitan dan PKPU diatur 2) Segala sesuatu yang diperloeh oleh
pada bagian tersendiri , yaitu bab 11, debitor dari pekerjaannya sendiri
bagian kedua mulai dari Pasal 21 sebagai penggajian atau dari suatu
sampai dengan Pasal 64, sedangkan jabatan atau jasa , sebagai upah,
pada UUK Nomor 4 Tahun 1998 pensiun, uang tunggu atau uang
diatur dalam bagian kedua, mulai dari tunjangan, sejauh yang ditentukan
Pasal 19 sampai dengan Pasal 62, dan oleh hakim pengawas.
pada prinsipnya keduanya mengatur 3) Uang yang diberikan kepada
hal yang sama, bahwa akibat hukum debitor untuk memenuhi suatu
dari pernyataan pailit bagi debitur kewajiban memberi nafkah
(orang atau badan hukum). menurut Undang-Undang.

Debitor pailit demi hukum Berdasarkan Pasal 22 huruf b


kehilangan haknya untuk mengurus Undang-Undang Kepailitan Nomor 37
dan melakukan perbuatan Tahun 2004 tersebut dijelaskan bahwa
kepemilikkan terhadap harta segala sesuatu yang diperoleh debitur
kekayaannya yang termasuk dalam dari pekerjaannya sendiri sebagai
kepailitan. Kehilangan hak bebasnya penggajian dari suatu jabatan atau jasa,
tersebut hanya terbatas pada harta sebagai upah, pensiun, uang tunggu
kekayaannya dan tidak terhadap status atau uang tunjangan sejauh yang
pribadinya. Debitor yang dalam status ditentukan oleh hakim pengawas.
pailit tidak hilang hak-hak Sehingga dapat dilihat terkait dengan
keperdataanya lainnya serta hak-hak Pasal 22 huruf b Undang-Undang
lain selaku warga negara seperti hak Kepailitan ini bahwa segala sesuatu
politik dan hak privat lainnya. yang diperoleh notaris sebagai debitur
pailit yang berasal dari penggajian dari
Undang-Undang Kepailitan jabatan yang dijalaninya atau upah
mengecualikan beberapa hal yang yang di dapat dari jabatan yang
tidak termasuk dalam harta pailit ( dijalaninya tidak dapat dimasukkan ke
Pasal 22 Undang-Undang Kepailitan ), dalam objek pailit.
yaitu : Dengan demikian, apabila ada
1) Benda, termasuk hewan yang pihak yang mengaitkan antara
benar-benar dibutuhkan oleh kepailitan dengan hal-hal diluar harta

12
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

kekayaan debitor pailit adalah tidak notaris untuk membayar ganti rugi,
tepat. Kepailitan bukan suatu vonis bunga dan lain-lainnya kepada
kriminal serta bukan bukan suatu vonis penggugat, maka harta benda notaris
yang menjadikan debitor pailit tidak yang telah disita, dapat dilelang, dan
cakap dan tidak wenang terhadap uang lelang untuk membayar ganti
segala-galanya. rugi, penggantian biaya dan biaya
Debitor yang berprofesi sebagai lainnya kepada penggugat. Jika dengan
notaris yang dinyatakan pailit hanya lelang tersebut notaris sudah tidak
tidak cakap dalam mengurus harta mempunyai harta benda apapun lagi,
kekayaannya saja sehingga hak-hak maka notaris sudah pailit dan dapat
lain dari debitur tetap cakap dalam dijadikan dasar untuk memberhentikan
melakukan perbuatan hukum yang notaris dari jabatannya sesuai dengan
lain. Hak-hak lain disini itu adalah Pasal 12 huruf a UUJN Nomor 30
notaris yang telah dinyatakan pailit Tahun 2004.
berhak dan juga cakap untuk Berdasarkan substansi putusan
menjalankan kewenangannya sebagai Mahkamah Agung Nomor:702
pejabat. K/Sip/1973, 5 September 1973, jika
2. Akibat Notaris Yang Melakukan akta yang dibuat dihadapan atau oleh
Perbuatan Melawan Hukum notaris bermasalah oleh para pihak
Dalam Membuat Akta. sendiri, maka hal tersebut menjadi
Menurut Astri Apsari Fauziah urusan para pihak sendiri, notaris tidak
Notaris di Cilegon Banten, dalam perlu dilibatkan, dan notaris bukan
wawancaranya dengan penulis pada pihak dalam akta. Jika dalam kasus
tanggal 18 Juli 2016,14 Seorang notaris seperti ini yaitu akta dipermasalahkan
yang dinyatakan pailit menurut Pasal oleh para pihak sendiri dan para pihak
12 huruf a UUJN Nomor 30 Tahun yang menghadap notaris ingin
2004 yaitu jika notaris tersebut melakukan pengingkaran atau ingin
dituntut ganti rugi oleh para mengingkari akta yang dibuat notaris
pihak/penghadap, karena akta yang yaitu:
dibuat di hadapan/oleh notaris ternyata a. Hari, tanggal, bulan dan tahun
melakukan wanprestasi atau perbuatan menghadap
melawan hukum, yang mengakibatkan b. Waktu menghadap
kerugian bagi para pihak tersebut dan c. Tanda tangan yang tercantum
notaris wajib untuk membayar ganti dalam minuta akta
rugi, agar gugatan tersebut tidak sia-sia d. Merasa tidak pernah
maka dapat dijatuhkan sitaan menghadap
(conservatoir beslag) atas benda e. Akta tidak ditandatangani di
bergerak milik notaris. Jika putusan hadapan notaris
pengadilan telah memperoleh kekuatan f. Akta tidak dibacakan
hukum tetap mewajibkan kepada g. Alasan lain berdasarkan
formalitas akta
14
Astri Apsari Fauziah, Notaris, Pengingkaran terhadap akta notaris
Wawancara tanggal 18 Juli 2016 . dilakukan dengan cara menggugat

13
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

notaris ke Pengadilan Negeri, maka dituntut ganti kerugian sebagaimana


para pihak tersebut wajib dimaksud dalam Pasal 84 UUJN
membuktikan hal-hal yang Nomor 30 Tahun 2004 timbul karena
diingkarinya dan notaris wajib pelanggaran yang dilakukan oleh
mempertahankan aspek-aspek tersebut, Notaris terhadap ketentuan
sehingga dalam kaitan ini perlu sebagaimana dimaksud Pasal 16 Ayat
dipahami dan diketahui kaidah hukum (1) huruf i, Pasal 16 Ayat (1) huruf k,
notaris yaitu akta notaris sebagai akta Pasal 41, Pasal 44, Pasal 48, Pasal 49,
otentik mempunyai kekuatan Pasal 50, Pasal 51 atau Pasal 52, yang
pembuktian yang sempurna, sehingga mengakibatkan suatu akta hanya
jika ada orang/pihak yang menilai atau mempunyai kekuatan sebagai akta
menyatakan bahwa akta tersebut tidak dibawah tangan atau suatu akta
benar, maka orang/pihak yang menilai menjadi batal demi hukum.
atau menyatakan tersebut wajib
membuktikan penilaian atau IV. KESIMPULAN
pernayataannya sesuai aturan hukum. Dari apa yang telah diuraikan
Jika gugatan terhadap pengikaran diatas pada bab-bab terdahulu, maka
tersebut tidak terbukti, maka akta dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai
notaris tersebut tetap berlaku dan berikut :
mengikat para pihak dan pihak-pihak 1. Pengaturan Kepailitan Debitor
yang terkait sepanjang tidak dibatalkan Yang Menjabat Sebagai Notaris
oleh para pihak sendiri atau di Indonesia.
berdasarkan putusan pengadilan,
demikian pula jika gugatan tersebut a. Notaris dikategorikan sebagai
terbukti, maka akta notaris subjek hukum orang pribadi,
terdegradasi kedudukannya dari akta dan bukan badan hukum,
otentik menjadi akta dibawah tangan, sehingga jika ia dipailitkan
sebagai akta dibawah tangan maka maka hanya dalam kapasitas
nilai pembuktiannya tergantung para debitor atau orang pribadi tidak
pihak dan hakim yang menilainya. Jika dalam jabatan.
pedegradasian kedudukan akta tersebut b. Jabatan notaris tidaklah dapat
ternyata merugikan pihak yang dipailitkan, sebab Undang-
bersangkutan dan dapat dibuktikan Undang Nomor 37 Tahun 2004
oleh pengugat , maka penggugat dapat tentang Kepailitan dan
menuntut ganti rugi kepada notaris Penundaan Kewajiban
yang bersangkutan, jika notaris tidak Pembayaran Utang telah
dapat membayar ganti rugi yang memberikan pengaturan yang
dituntut tersebut berdasarkan putusan jelas tentang subjek hukum
pengadilan yang telah mempunyai yang dipailitkan ,yaitu orang
kekuatan hukum yang tetap maka pribadi dan badan hukum.
notaris sudah pailit.
Perbuatan melawan hukum
tersebut yang dilakukan notaris dapat

14
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

2. Pengaturan Akibat Putusan SARAN


Pailit Terhadap Jabatan Notaris 1. Sebaiknya masalah kepailitan
Sebagai Debitor. bagi notaris sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 huruf
a. Notaris pailit menurut Pasal 12 a Undang-Undang Nomor 30
huruf a Undang-Undang Tahun 2004 tentang Jabatan
Nomor 30 Tahun 2004 tentang Notaris, lebih diperjelas lagi
Jabatan Notaris adalah jika pengaturannya melalui
notaris tersebut dituntut ganti Peraturan Pemerintah (PP),
rugi oleh para meskipun saat ini sudah ada
pihak/penghadap, karena akta Peraturan Menteri Nomor
yang dibuat di hadapan/oleh M.01-HT.03.01 Tahun 2006,
notaris ternyata melanggar akan tetapi peraturan tersebut
ketentuan pasal 84 UUJN, yang juga masih belum memberikan
mengakibatkan kerugian bagi pengaturan yang jelas dan
para pihak tersebut dan notaris terperinci.
wajib untuk membayar ganti 2. Ikatan Notaris Indonesia (INI)
rugi. sebagai wadah organisasi bagi
b. Akibat kepailitan menurut para notaris, hendaknya dapat
Undang-Undang Nomor 37 memberikan solusi dan jalan
Tahun 2004 tentang Kepailitan keluar terhadap masalah ini
dan Penundaan Kewajiban dan bila perlu dimasukkan ke
Pembayaran Utang adalah dalam agenda-agenda rapat
menyebabkan seorang INI, untuk dibahas dalam rapat
kehilangan hak untuk berbuat organisasi.
bebas terhadap harta
kekayaannya saja, tetapi tidak V. DAFTAR PUSTAKA
kehilangan hak untuk
menjalankan profesi dan Daftar-daftar buku :
jabatannya.
c. Undang-Undang Nomor 30 M.Shubhan, Hadi. 2008. Hukum
Tahun 2004 tentang Jabatan Kepailitan. Jakarta: Kencana
Notaris adalah Undang-Undang Prenadamedia Group.
khusus yang mengatur tentang H.M.N. Sutcipto, Purwo. Pengertian
notaris di dalam menjalankan Pokok Hukum Dagang Indonesia
profesi atau jabatannya. Jilid 1, Pengetahuan Dasar Hukum
Sehingga akibat kepailitan Dagang. Djambatan.
menurut Pasal 12 huruf a Ranggawidjaya, Rosjidi.1998.
Undang-Undang Nomor 30 Pengantar Ilmu Perundang-
Tahun tentang Jabatan Notaris Undangan Indonesia. Bandung:
juga berlaku khusus bagi Mandar Maju.
notaris.

15
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Budiono, Herlien. 2013. Kumpulan Abdulkadir Muhammad. 2004. Hukum


Tulisan Hukum Perdata di Bidang dan Penelitian Hukum. Bandung :
Kenotariatan. Bandung: PT. Citra Citra Aditya Bakti.
Aditya Bakti. Ashshofa, Burhan.1998. Metode
A. Kohar. 1983. Notaris Dalam Penelitian Hukum. Jakarta: PT
Praktek. Bandung: Alumni RINEKA CIPTA.
Bandung . Dyah Ochtorina Susanti, Aan Efendi.
Adjie, Habib. 2009. Hukum Notaris 2014. Penelitian Hukum. Jakarta:
Indonesia. Bandung: PT REFIKA Sinar Grafika.
ADITAMA. Suratman, H.Philps Dillah. 2015.
Jono. 2008. Hukum Kepailitan. Metode Penelitian Hukum.
Jakarta: sinar Grafika. Bandung: Alfabeta CV.
Andasasmita, Komar. 1991. Notaris I Soerjono Soekanto. 2014. Pengantar
Peraturan Jabatan, Kode Etik, Penelitian Hukum. Jakarta:
Asosiasi Notaris/Notariat. Univeraitas Indonesia
Bandung: Ikatan Notaris Indoesia UU NO 30 TAHUN 2004 tentang
Jawa Barat. Jabatan Notaris
Tan Thong Kie. 1994. Studi Notariat UU NO 37 TAHUN 2004 tentang
dan Serba-Serbi Praktek Notaris. Kepailitan dan Penundaan
Jakarta: PT Ichitar Baru Van Kewajiban Pembayaran Utang.
Hoeve.
Muhammad Adam. 1985. Ilmu
Pengetahuan Notariat. Bandung:
Sinar Baru.
Soegondo Notodisoerjo 1982. Hukum
Notariat di Indonesia. Jakarta: CV
Rajawali.
Hartini, Rahayu. 2007. Hukum
Kepailitan. Malang: Universitas
Muhammadiyah.
Etty S. Suhardo. Diktat Kepailitan.
Adrian Sutedi. 2009. Hukum
Kepailitan. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Sudikno Mertokusumo. 2006. Hukum
Acara Perdata Indonesia.
Yogyakarta: Liberty.
M. Nur Rasaid. 2008. Hukum Acara
Perdata. Jakarta: Sinar Grafika.
R.Supomo. 1980. Hukum Acara
Perdata Pengadilan Negeri.
Jakarta: Pradnya Paramita.

16

Anda mungkin juga menyukai