ABSTRAK
Notaris adalah pejabat umum yang berwenang membuat akta otentik dan kewenangan lainnya
yang diatur dalam Undang-Undang. Dalam praktik notaris dapat dikenakan pengaturan kepailitan
sebagaimana diatur di dalam Undang-Undang Kepailitan. Notaris yang dinyatakan pailit dapat
berkedudukan sebagai orang pribadi atau sebagai notaris yang menjalankan profesi atau jabatannya.
Apabila notaris berkedudukan sebagai orang pribadi menyebabkan si pailit demi hukum kehilangan
haknya untuk berbuat bebas terhadap kekayaannya yang termasuk dalam kepailitan, begitu pula hak
untuk mengurusnya, sejak tanggal putusan pailit diucapkan. Bagi debitor yang menjabat sebagai
notaris, putusan pailit tersebut tidak hanya menyebabkan ia kehilangan hak untuk berbuat dan
mengurus harta kekayaannya yang masuk dalam boedel pailit saja, tetapi lebih dari itu dapat
menyebabkan ia diberhentikan dari jabatannya sebagai notaris.
Tujuan Penelitian untuk mengetahui bagaimana pengaturan kepailitan debitor yang menjabat
sebagai notaris, mengetahui akibat putusan pailit terhadap jabatan notaris sebagai debitor dan
mengetahui masalah apa saja yang ada dalam proses pengajuan pemberhentian seorang notaris, yang
sebagai orang pribadi telah dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan
hukum tetap.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode yuridis normatif yang bersifat deskriptif
analisis. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer dan bahan
hukum sekunder.
Berdasarkan analisis kualitatif, dalam pengaturan kepailitan subjek hukum adalah orang pribadi
atau badan hukum, sehingga jabatan notaris tidaklah dapat dipailitkan, apabila notaris tersebut
dipailitkan diluar kewenangannya sebagai notaris maka notaris hanya berkedudukan sebagai
pengusaha atau pebisnis saja tidak dalam jabatannya sebagai notaris. Akibat dari kepailitan terhadap
debitor yang menjabat sebagai notaris, tidaklah menyebabkan ia diberhentikan dari jabatannya dengan
tidak hormat sebagai notaris. Notaris pailit menurut Pasal 12 huruf a Undang-Undang Jabatan Notaris
yaitu jika notaris tersebut dituntut ganti rugi oleh para pihak/penghadap, karena akta yang dibuat
dihadapan/oleh notaris ternyata melanggar ketentuan Undang-Undang Jabatan Notaris tersebut. Belum
adanya peraturan pelaksana yang jelas mengenai pemberhentian notaris yang dinyatakan pailit telah
memberikan penafsiran yang berbeda-beda sehingga sulit untuk menentukan tolak ukuran yang tepat
mengenai masalah tersebut.
ABSTRACT
Notary is a public official authorized to make authentic act and other authorities stipulated in the
act. In the practice of notaries may be subject to bankruptcy arrangement as set forth in the act.
Notaries who declared bankruptcy can be located as individual or as a notary practicing a profession
or position. If the notary server as a private person caused the bakrupcty by law lose their right to act
freely against the wealth that is included in the bankruptcy ,as well as the right to take care of it, from
the date of the bankruptcy decision is pronounced. For debtors who served as a notary, the bankrupcty
decision is not only caused it to lose the right to do and take care of his assets include in the
bankruptcy boedel course, but more than that can cause it to be removed from office as a notary.
1
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
Objective research is to find out how the arrangement of the bankruptcy debtor that served as a
notary public, knowing the result of the bankrupcty decision to the office of the notary as a debtor and
determine what problems exist in the process of filing the dismissal of a notary, who as a private
person has been declared bankrupt by a court decision that has the force of law permanent.
The method used is a method normative, descriptive analysis. This study uses secondary data
consists of primary legal materials and secondary law.
Based on qualitative analysis, in a bankrupty setting legal subject is a natural person or a legal
entity, so it can not be bankrupted notary office, the notary when bankrupted outside the authority as a
notary public notary only serves as a businessman or businessman just is not in his capacity as a
notary. As a result of the bankruptcy of the debtor that served as a notary, not caused it to be removed
from office with no respect as a notary. Notary bankruptcy according to article 12 point a of law
notary if the notary liable for compensation by the parties because the deed made before/by a notary
was found to violate the provisions of the law of the notary. The absence of implementating regulations
are clear regarding the dismissal of the notary declared bankrupt has given different interpretations
that it is difficult to determine the exact size of the decline of the issue.
2
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
3
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
4
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
2004 tidak berlaku untuk notaris untuk masyarakat.6 Data/materi ini diperoleh
menerapkan Pasal 12 huruf a UUJN.5 secara langsung dari para responden
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas melalui penelitian lapangan yaitu para
penulis tertarik meneliti permasalahan notaris-notaris yang ada di Indonesia.
ini menjadi sebuah penelitian dengan Penelitian yuridis empiris
judul “KAJIAN TERHADAP merupakan penelitian lapangan
KEPAILITAN NOTARIS DI (penelitian terhadap data primer) yaitu
INDONESIA”. suatu penelitian meneliti peraturan-
peraturan hukum yang kemudian
B. Rumusan Masalah digabungkan dengan data dan perilaku
Berdasarkan uraian tersebut diatas, yang hidup ditengah-tengah
maka dapat disimpulkan masalah yang masyarakat.
akan diangkat dalam penelitian ini Spesifikasi dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut : bersifat deskriptif (descriptive
1. Bagaimana pengaturan tentang research) karena peneliti sudah
kepailitan debitor yang mendapatkan atau mempunyai
menjabat sebagai notaris di gambaran yang berupa data awal
Indonesia? tentang permasalahan yang akan
2. Bagaimana akibat putusan diteliti.7
pailit terhadap jabatan notaris Dalam Penelitian ini penulis akan
sebagai debitor ? menggambarkan secara jelas yang
menjadi pokok permasalahan dan
C. Tujuan Penelitian mempertegas hipotesa-hipotesa agar
1. Untuk mengetahui bagaimana dapat membantu di dalam memperkuat
pengaturan tentang kepailitan teori-teori lama, yang terkait dengan
debitor yang menjabat sebagai Kajian Terhadap Kepailitan Notaris di
notaris di Indonesia. Indonesia.8
2. Untuk mengetahui bagaimana Jenis data yang dipergunakan
akibat putusan pailit terhadap adalah data primer dan data sekunder.
jabatan notaris sebagai debitor. Data primer adalah data yang
dihasilkan dari penelitian lapangan
II. METODE yang diperoleh langsung dari
Metode pendekatan penelitian ini responden penelitian yang terkait
adalah metode pendekatan yuridis
6
empiris. Penelitian yuridis empiris Abdulkadir Muhammad, Hukum dan
adalah penelitian hukum mengenai Penelitian Hukum, Citra Aditya
pemberlakuan atau implementasi Bakti, Bandung, 2004, hal 134.
7
ketentuan hukum normatif secara in Suratman, H.Philps Dillah, Metode
action pada setiap peristiwa hukum Penelitian Hukum, Alfabeta CV,
tertentu yang terjadi dalam Bandung, 2015 hal 47.
8
Soerjono Soekanto, Pengantar
Penelitian Hukum, Univeraitas
5
Habib Adjie, Opcit, hal 67. Indonesia, Jakarta, 2014, hal 10 .
5
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
dengan notaris dan data sekunder yang yang berkaitan dengan materi
dihasilkan dari studi kepustakaan. Data penelitian.
sekunder yang diperoleh dari Penelitian Lapangan
penelitian kepustakaan yang terdiri Yaitu pengumpulan data secara
dari: langsung dari pihak-pihak terkait
Bahan Hukum Primer yaitu notaris , agar memperoleh
Bahan hukum primer adalah bahan dan menghimpun data primer atau
hukum yang mempunyai otoritas.9 data yang relevan dengan objek
Bahan hukum yang berkaitan yang akan diteliti, maka dilakukan
dengan masalah ini seperti Undang- wawancara dengan mengajukan
Undang No 37 Tahun 2004 tentang pertanyaan kepada responden
Kepailitan dan Penundaan secara lisan dan terstruktur dengan
Kewajiban Pembayaran Utang dan menggunakan alat pedoman
Undang-Undang No 30 Tahun 2004 wawancara.
tentang jabatan notaris.
Analisis dilakukan dengan cara
Bahan Hukum Sekunder analisis kualitatif, yaitu dengan cara
Bahan hukum sekunder adalah menguraikan hasil penelititan secara
semua publikasi tentang hukum terperinci dalam bentuk kalimat per
yang merupakan dokumen yang kalimat sehingga memperoleh
tidak resmi.10 yang memberikan gambaran umum yang jelas dari
penjelasan dan petunjuk mengenai jawaban permasalahan yang akan
bahan hukum primer seperti buku- dibahas dan dapat ditemukan suatu
buku referensi, jurnal hukum, hasil- kesimpulan .11
hasil penelitian karya ilmiah yang
relevan dengan penelitian ini. Data yang diolah adalah data
kualitatif yang meghasilkan data
Teknik yang dipergunakan dalam deskriptif analisis, yaitu apa yang
pengumpulan data dilakukan melalui 2 dinyatakan oleh responden secara
(dua) cara, yaitu : tertulis atau lisan dan perilaku nyata
Penelitian Kepustakaan akan dikaitkan dengan peraturan-
Yaitu pengumpulan data sekunder peraturan yang ada terkait dengan
baik berupa peraturan perundang- pengaturan kepailitan terhadap notaris,
undangan yang berlaku dan yang diteliti dan dipelajari adalah
dokumen yang berkaitan dengan obyek penelitian yang utuh.12
objek yang akan diteliti maupun
teori-teori dan asas-asas hukum
9
Burhan Ashshofa, Metode Penelitian
11
Hukum. PT Rineka Cipta, Jakarta, Suratman, Philips Dillah, Opcit, hal
1998,hal 47. 81 .
10 12
Ibid, hal 54. Soerjono Soekanto, Opcit , hal 12 .
6
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
7
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
8
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
9
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
10
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
yang diatur dalam Pasal 1107 hari) setelah debitor meninggal (Pasal
KUHPerdata. 208 UUK Nomor 37 Tahun 2004).
11
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
12
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
kekayaan debitor pailit adalah tidak notaris untuk membayar ganti rugi,
tepat. Kepailitan bukan suatu vonis bunga dan lain-lainnya kepada
kriminal serta bukan bukan suatu vonis penggugat, maka harta benda notaris
yang menjadikan debitor pailit tidak yang telah disita, dapat dilelang, dan
cakap dan tidak wenang terhadap uang lelang untuk membayar ganti
segala-galanya. rugi, penggantian biaya dan biaya
Debitor yang berprofesi sebagai lainnya kepada penggugat. Jika dengan
notaris yang dinyatakan pailit hanya lelang tersebut notaris sudah tidak
tidak cakap dalam mengurus harta mempunyai harta benda apapun lagi,
kekayaannya saja sehingga hak-hak maka notaris sudah pailit dan dapat
lain dari debitur tetap cakap dalam dijadikan dasar untuk memberhentikan
melakukan perbuatan hukum yang notaris dari jabatannya sesuai dengan
lain. Hak-hak lain disini itu adalah Pasal 12 huruf a UUJN Nomor 30
notaris yang telah dinyatakan pailit Tahun 2004.
berhak dan juga cakap untuk Berdasarkan substansi putusan
menjalankan kewenangannya sebagai Mahkamah Agung Nomor:702
pejabat. K/Sip/1973, 5 September 1973, jika
2. Akibat Notaris Yang Melakukan akta yang dibuat dihadapan atau oleh
Perbuatan Melawan Hukum notaris bermasalah oleh para pihak
Dalam Membuat Akta. sendiri, maka hal tersebut menjadi
Menurut Astri Apsari Fauziah urusan para pihak sendiri, notaris tidak
Notaris di Cilegon Banten, dalam perlu dilibatkan, dan notaris bukan
wawancaranya dengan penulis pada pihak dalam akta. Jika dalam kasus
tanggal 18 Juli 2016,14 Seorang notaris seperti ini yaitu akta dipermasalahkan
yang dinyatakan pailit menurut Pasal oleh para pihak sendiri dan para pihak
12 huruf a UUJN Nomor 30 Tahun yang menghadap notaris ingin
2004 yaitu jika notaris tersebut melakukan pengingkaran atau ingin
dituntut ganti rugi oleh para mengingkari akta yang dibuat notaris
pihak/penghadap, karena akta yang yaitu:
dibuat di hadapan/oleh notaris ternyata a. Hari, tanggal, bulan dan tahun
melakukan wanprestasi atau perbuatan menghadap
melawan hukum, yang mengakibatkan b. Waktu menghadap
kerugian bagi para pihak tersebut dan c. Tanda tangan yang tercantum
notaris wajib untuk membayar ganti dalam minuta akta
rugi, agar gugatan tersebut tidak sia-sia d. Merasa tidak pernah
maka dapat dijatuhkan sitaan menghadap
(conservatoir beslag) atas benda e. Akta tidak ditandatangani di
bergerak milik notaris. Jika putusan hadapan notaris
pengadilan telah memperoleh kekuatan f. Akta tidak dibacakan
hukum tetap mewajibkan kepada g. Alasan lain berdasarkan
formalitas akta
14
Astri Apsari Fauziah, Notaris, Pengingkaran terhadap akta notaris
Wawancara tanggal 18 Juli 2016 . dilakukan dengan cara menggugat
13
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
14
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
15
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
16