Anda di halaman 1dari 7

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Supaya untuk mengatasi penyebab utama kematian yang di dukung kebijakan

dan sistim yang efektif dalam mengatasi berbagai kendala yang timbul selama ini .

dua pertiga dari angka kematian bayi di dominasi oleh angka kematian neonatus,

penyebab dari kematian AKN dinegara berkembang maupun di Indonesia kurang

lebih sama.

Berdasarkan data yang di peroleh dari RSUD Muyang Kute Redelong tahun

2012 sampai dengan bulan oktober 2016 penyebab angka kematian neonatal

disebabkan oleh asfeksia berat 27%, BBLR 20,7%, prematur 18%, bronco pneumonia

5,4%, kelainan kongginital 4,5%, respiratory distres syndrum 4,5%, hypotermi 2,7%.

Ketujuh hal tersebut diatas seharusnya dapat dihindari, kendala yang dihadapi masih

berkisar antara keterlambatan pengembilan keputusan merujuk dan tidak diberikan

dengan dengan cepat tindakan yang akan dilakukan.

Mengingat angka kematian bayi yang masih tinggi maka hubungan sangat erat

dengan mutu penanganan ibu hamil / ANC yang kurang baik dan kurangnya

memberikan konseling pada ibu hamil sewaktu masa kehamilannya, dan kurangnya

pengetahuan ibu tantang resiko kehamilan.

2. TUJUAN

a. Tujuan umum

Meningkatkan mutu palayanan kesehatan pada bayi secara terpadu dalam

upaya menurunkan angka kematian bayi (AKB) di Rumah Sakit Umum

Daerah Muyang Kute Redelong

1
b. Tujuan khusus

 Melaksanakan dan mengembangkan standar Pelayanan pada bayi

secara terpadu dan paripurna

 Meningkatkan fungsi Rumah Sakit dalam perawatan metode kangguru

(PMK) pada bayi BBLR.

 Meningkatkan fungsi Rumah Sakit sebagai pusat rujukan pelayanan

kesehatan ibu dan bayi bagi sarana pelayanan kesehatan lainnya.

 Meningkatkan fungsi Rumah Sakit sebagai model dan pembina teknis

dalam pelaksanaan inisiasi menyusui dini (IMD), rawat gabung dan

pemberian asi eksklusif.

 Terwujudnya Rumah Sakit Umum Daerah Muyang Kute Redelong

menjadi Rumah Sakit Sayang Ibu.

3. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

NO. KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN

1. Pemberian asi OD (Asi yang  Memberikan edukasi kepada ibu tentang


diberikan langsung dari ibunya) pentingnya asi eksklusif dan mengajarkan
kepada ibu bagaimana cara menyusui yang baik
dan benar
 Ruang NICU tidak boleh dikunjungi oleh
keluarga selain kedua orangtuanya saja.
 Bagi orangtua yang masuk melihat bayinya
wajib mencuci tangan dengan cara enam
langkah dengan cairan hand wash

2
2. Bayi yang kurang dari BB 2500  Akan di catat bayi berat badannya kurang dari
g akan dirawat dalam metode 2500 g
kangguru  Jika bayi yang kurang dari berat badan 2500 g
tidak ada keluhan maka akan dirawat gabung
dengan ibunya.
 Akan diajarkan kepada ibu bagaimana cara
metode kangguru yang baik dan benar.
 Jika bayi yang sakit maka akan dirawar dirawat
di ruang NICU akan tetapi tetap diberikan asi
eksklusif.
 Bayi yang sakit akan dirawat di dalam incubator
untuk mencegah hipotermi pada bayi.

3. Suction ( membersihkan jalan  Jika bayi yang baru lahir mengalami gangguan
nafas ) pernafasan dilakukan suction berkala
 Memantau pernafasan bayi
 Memantau warna kulit dan pasang satu rasi
untuk mengetahui jumlah oksigen yang masuk
keparu

4. Photo theraphy  Dilakukan pada bayi yang hyper biliribin


 Memantau warna kulit
 Memantau input dan output ( cairan yang masuk
dan keluar )
 Memberi asi yang adikuat
 Menutup mata alat alat vital dengan
menggunakan karbon
Memberi konseling pada keluarga tentang
tindakan yang dilakukan

5. Pemasangan CIPAP  Dilakukan pada bayi dengan retraksi dada yang


positif
 Memantau pernafasan bayi
 Memantau retraksi dada
 Memantau warna kulit
 Melakukan section berkala
Memberi konseling pada keluarga untuk
tindakan yang dilakukan

6. Incubator  Jika bayi mengalami hipotermi maka akan


dihangatkan dengan cara memasukkan badan
bayi setengah kedalam plastik dan kedalam
incubator
 Mengajarkan ibunya cara metode kanguru
 Memantau suhu tubuh bayi
 Mamantau warna kulit

3
7. R J P ( resusitasi jantung paru )  Dilakukan pada bayi yang henti nafas dan henti
jantung
 Pada bayi yang apnu
 Memantau pernafasan bayi
 Memasang oksigen

8. Membuat rujukan untuk bayi Jika bayi tidak dapat teratasi maka bayi tersebut dirujuk
yang sakit ke RSUD rujukan ( RSUD Datu Beru )

4. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Bayi yang lahir di Rumah Sakit baik di ruang Ponek maupun di Ok ( kamar

oprasi ), ruang Ponek atau ruang Ok tersebut akan meng oncall Ruang INCU, Ruang

NICU tersebut langsung mempersiapkan alat alat yang dibutuhkan oleh bayi baru

lahir seperti alat section, ambu, oksigen, dan alat penghangat bayi seperti Infan

warmer.

Setelah bayi di ruang NICU baru perawat / bidan mengoncall dr jaga / dr IGD dan

membersihkan bayi yang baru masuk .

Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dr dan perawatan pada bayi, jika kondisi

bayi dalam keadaan baik maka bayi akan dibawa kepada ibunya agar segera

mendapatkan asi secara eksklusif. Hal ini akan dilakukan sesegera mungkin dan

sesering mungkin untuk memicu produksi asi dari ibu dan juga agar bayi dapat

merasakan kehangatan dari ibu sehingga dapat meningkatkan daya tahan bayi .

Sedangkan bayi bayi yang kurang sehat / bugar akan tetap di opserfasi di

Ruang NICU dan di rawat di dalam Incubator serta dikosultasikan ke dr spesialis

anak untuk mandapatkan penanganan yang lebih lanjut dan lebih baik, apabila bayi

perlu penanganan serta perlu pemakaian alat bantu yang tidak ada di RSUD Muyang

Kute Redelong maka bayi tersebut akan dirujuh ke RSUD Datu Beru Takengon yang

sudah memiliki sarana dan prasarana yang lebih memadai.

4
Kemudian perawat / bidan memberitahu kepada keluarga tentang syarat syarat

pembuatan BPJS dan menandatangani infornt consent,

Adapun syarat syarat pembuatan KK ( kartu keluarga ) yang baru adalah :

 Surat keterangan kelahiran

 Buku nikah surat rawatan

 Kartu keluarga asli

Syarat pembuatan BPJS :

 Kartu keluarga baru yamg sudah dimasukkan nama bayinya

 Rekening listrik

 Surat keterangan tidak mampu dari kepala desa

 Surat keterangan Dinas Sosial

5. Sasaran

Tercatatnya dan terpantaunya semua bayi yang beresiko tinggi seperti aspiksia

berat, BBLR, resiko infersi, Bronco pneomonia, kelainan kongginital lainnya. Bayi

yang lahirnya mendapatakan penanganan yang optimal dan sesuai dengan SOP

sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian pada bayi.

6. Jadwal kegiatan

NO Rincian Kegiatan Bulan


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Pencatatn jumlah bayi yang masuk ke            
Ruang NICU
2. Penata laksanaan asi od            
3. Penata laksanaan metode kangguru            
pada bayi BBLR
4. Pencatatan jumlah bayi yang gawat    
darurat
5. Mencatat jumlah bayi yang dirujuk            
6. Mencatat jumlah bayi yang meninggal            
7. epaluasi            

5
7. EVALUASI PENCATATAN DAN PELAPORAN

Pelaporan merupakan sistim atau metode yang dilakukan untuk melaporkan

segala bentuk kegiatan yang ada kaitannya dengan bayi baru lahir. Laporan

yang dibaut oleh Ruang NICU terdiri dari :

a. Laporan harian

Laporan harian dibuat oleh perawat atau bidan di ruangan

b. Laporan bulanan

Laporan bulanan berbentuk sensus harian yang

Di laporkan setiap bulannya berbentuk

 Pasien masuk

 Pasien pindahan

 Pasien dirujuk

 Total pasien yang dirawat

 Pasien pulang paksa

 Pasien keluar

 Lama dirawat

 Lama perawatan

 Banyaknya pasien yang masih di rawat

Evaluasi diadakan setiap tiga bulan sekali untuk mengetahui kendala

kendala yang dihadapi ketika melaksanakan kegiatan tersebut.

6
Adapun kendala yang dihadapi ketika melaksanakan program tersebut adalah :

 Kurangnya sarana dan prasarana diruang NICU

 Kursi untuk ibu menyusui

 Sandaran kaki untuk ibu menyusui

 Kain/gendongan untuk metode kanguru care

 Bantal untuk menyangga tubuh bayi disaat menyusui

 Alat peraga/pantom boneka untuk konseling ibu menyusui

 Poster/gambar untuk konseling cara menyusui yang baik dan

benar, untuk ibu menyusui

 Sandal untuk pengunjung

 Baju untuk pengunjung

 Baju dan kelengkapan bayi yang dirawat

 Alat untuk pegangan baju bayi

 Alat cipep yang kurang baik

Mohon ditambah/pelatihan untuk pemasangan alat-alat yang ada diruang

NICU

 Incubator yang kurang baik

 Kurangnya pelatihan dan penyelenggaraan bagi Bidan/Perawat Ruang

NICU

 Pelatihan Asfiksia pada Neonatorum

 Pelatihan penanganan bayi BBLR

 Pelatihan konseling menyusui

 Pelatihan penanganan bayi kejang

 Pelatihan penanganan kegawat daruratan

Anda mungkin juga menyukai