Anda di halaman 1dari 10

Jurnal APLIKASI Volume 13, Nomor 2, Agustus 2015

ISSN.1907-753X

Evaluasi Struktur Bangunan Gedung Beton Bertulang


Berusia 50 Tahun Bedasarkan SNI 1726 2012 dan SNI 2847 2013

Afif Navir Refani1, Harun Alrasyid2, Mudji Irmawan2


1
Program Studi Diploma Teknik Sipil FTSP ITS, Surabaya
2
Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS, Surabaya
Email: navir@ce.its.ac.id

Abstract
This study describes the assessment of 50-year-old reinforced concrete building based on the latest
Indonesia building codes. The case study was the Cipta building located in Merdeka Barat,
Jakarta. Field survey and test laboratory were conducted to observe the current condition of
building structure. One destructive test and three non-destructive tests were performed to obtain the
existing concrete compressive strengths and the number of bar that applied in structure elements.
Based on actual material strengths, the 3-dimensional structure analysis were applied to evaluate
the nominal strength of reinforced concrete elements. In this assessment, the Cipta building was
evaluated based on the requirement for special moment resisting of reinforced concrete frame. The
observation result showed that the Cipta building was still safe to resist the gravity load. On the
other hand, this building structure did not satisfy the requirement for special resisting frame. This
research exhibited that the 50-year-old reinforced concrete building was only designed for gravity
load.
Keywords: building assessment, reinforced concrete, special moment frame, 50-year-old building

Abstrak
Penelitian ini membahas penilaian bangunan beton bertulang yang berusia 50 tahun
berdasarkan standar perencanaan bangunan terbaru. Studi kasus yang dipakai adalah gedung
Cipta yang terletak di Merdeka Barat, Jakarta. Survei lapangan dan uji laboratorium
dilakukan untuk mengamati kondisi terkini dari struktur bangunan. Satu tes destruktif dan
tiga tes non-destruktif dilakukan untuk mendapatkan kekuatan tekan beton aktual dan jumlah
tulangan yang terpasang dalam elemen struktur. Berdasarkan kekuatan material eksisting,
analisis struktur 3 dimensi yang diterapkan untuk mengevaluasi kekuatan nominal elemen
beton bertulang. Dalam penilaian ini, gedung Cipta dievaluasi berdasarkan persyaratan
struktur rangka pemikul momen khusus. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa bangunan
Cipta masih aman untuk menahan beban gravitasi. Disisi lain, struktur bangunan ini tidak
memenuhi persyaratan untuk struktur rangka pemikul momen khusus. Penelitian ini
menunjukkan bahwa bangunan beton yang berusia 50 tahun diperkuat hanya didesain untuk
beban gravitasi.
Kata kunci: assesmen bangunan, beton bertulang, Struktur Rangka Pemikul Momen Khusus
(SRPMK), bangunan 50 tahun.

1. Pendahuluan bangunan yang berat apabila bangunan


Negara Indonesia terletak pada batas tersebut tidak didesain dengan standar
empat lempeng tektonik bumi yang perencanaan yang ada. Pada tahun 2012
sangat aktif yaitu lempeng Eurasia, Badan Standar Nasional (BSN) menge-
India, Australia, dan Pasifik. Keempat luarkan standar perencanaan gempa
lempeng ini menjadikan Indonesia me- terbaru SNI–1726–2012 yang menggan-
rupakan salah satu negara yang mem- tikan standar sebelumnya SNI-1726-
punyai intensitas tinggi terhadap gempa 2002. Perubahan yang mendasar dalam
bumi. Gempa bumi dengan intensitas standar ini adalah penggunaan peta zona
tinggi dapat menyebabkan kerusakan gempa baru dan juga termasuk tata cara

Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini Halaman 17
Volume 13, Nomor 2, Agustus 2015 Jurnal APLIKASI
ISSN.1907-753X

perhitungan beban gempa. SNI-1726- nan bedasarkan material eksisting dan


2002 direncanakan bedasarkan pada menggunakan SNI 1726 2002 dan SNI
gempa rencana dengan periode ulang 2847 2002. Evaluasi kondisi eksisting
500 tahun. Asumsi tersebut didasarkan bangunan yang dilakukan para peneliti
pada probabilitas kejadian 10% dalam ini dilakukan pada bangunan yang
kurun waktu 50 tahun. Sedangkan SNI- usianya kurang lebih baru 10 – 15
1726-2012 dibuat bedasarkan periode tahun. Adapun penelitian mengenai
ulang 2500 tahun yang didasarkan pada kondisi eksisting pada gedung dengan
probabilitas kejadian 2% dalam kurun usia 50 tahun dan didasarkan SNI
waktu 50 tahun. Perbedaan periode gempa dan beton terbaru belum pernah
ulang ini menyebabkan adanya pening- dilakukan. Sehingga diperlukan suatu
katan gaya gempa rencana yang harus kajian evaluasi bangunan dengan umur
diberikan pada struktur. Di tahun 2013 50 tahun dengan standar perencanaan
BSN juga mengeluarkan standar peren- yang terbaru.
canaan beton bertulang SNI-2847 2013 Pada studi kali ini akan dilakukan
yang menggantikan standar sebelumnya assesmen terhadap kondisi bangunan
SNI-2847-2002. Untuk pendetailan gedung beton bertulang yang usianya 50
Struktur Rangka Pemikul Momen Khu-
tahun. Sebagai studi kasus, evaluasi
sus pada SNI-2847-2013 tidak berbeda kondisi eksisting bangunan akan dila-
dengan SNI-2847-2002. kukan pada Gedung Cipta yang terletak
Pada bangunan gedung beton bertulang di Jalan Merdeka Barat Jakarta. Eva-
yang telah beroperasi selama atau lebih luasi struktur bangunan meliputi pe-
dari 50 tahun, adanya dua standar ngambilan sampling material pada
perencanaan yang baru yaitu SNI-1726- kondisi aktual, analisa struktur dengan
2012 dan SNI-2847-2013 menyebabkan beban gempa SNI-1726-2012, evaluasi
bangunan struktur beton bertulang ter- penampang beton bertulang bedasarkan
sebut perlu dievaluasi kembali kean- SNI-2847-2013.
dalannya. Hal ini disebabkan karena Gedung Cipta merupakan salah satu
perencanaan bangunan pada saat 50 bangunan yang terletak dalam komplek
tahun yang lalu belum terdapat tekno- perkantoran Kementrian Perhubungan.
logi pemetaan gempa yang semutakhir Bangunan ini dibangun pada tahun 1961
saat ini. Selain itu penelitian mengenai dan beroperasi sejak 1962 mempunyai 7
pendetailan beton tahan gempa juga lantai dan 1 lantai basement. Panjang
belum banyak. Evaluasi kondisi eksis- dan lebar bangunan masing – masing
ting bangunan beton bertulang bedasar- adalah 72 m dan 18 m. Luas bangunan
kan SNI telah dilakukan oleh Christia- per lantai adalah 12.193 m2 Struktur
wan et al. (2008); Darmawan et al.
bangunan adalah struktur beton bertu-
(2014); Husin and Darmawan (2013); lang dan rangka atap yang terbuat dari
Madutujuh et al. (2013); Marsiano and baja. Gambar 1 dan 2 menunjukkan
Setiawan (2009); Winarsih (2010). Para tampak dan denah dari Gedung Cipta.
peneliti tersebut mengevaluasi bangu-

Halaman 18 Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini
Jurnal APLIKASI Volume 13, Nomor 2, Agustus 2015
ISSN.1907-753X

Mutu beton ( fc' ) yang dipakai adalah untuk tulangan ulir dan 240 MPa untuk
25 MPa. Sedangkan untuk mutu baja tulangan polos.
tulangan yang dipakai adalah 400 MPa

Gambar 1. Tampak Gedung Cipta


A B C D E F G H I J K

(a)
A B C D E
LANTAI 1 F G H I J K

SCALE 1 : 250

(b)
Gambar 2. (a) Denah lantai 1LANTAI 3
; (b) Denah lantai 2-7 Gedung Cipta
SCALE 1 : 250
Secara arsitektural Gedung Cipta masih Dalam mengevaluasi Gedung Cipta
dalam kondisi yang baik. Seluruh terdapat berberapa tahapan yang perlu
bentuk finishing mulai dari dinding, dilakukan. Adapun tahapan tersebut
plafond masih dalam bentuk yang adalah sebagai berikut:
sangat baik. Tidak terjadi kerusakan  Survei pendahuluan
yang cukup signifikan. Dalam survei pendahuluan ini akan
2. Metodologi dikumpulkan data – data atau dokumen
teknis mengenai sistem struktur gedung.

Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini Halaman 19
Volume 13, Nomor 2, Agustus 2015 Jurnal APLIKASI
ISSN.1907-753X

Parameter dan kriteria perencanaan 2013), tes hammer (ASTM C805/C805-


yang telah dipakai dalam perencanaan M - 13a 2013), tes ultrasonic (ASTM
terdahulu juga dikumpulkan dan dieva- C597 - 09 2009), dan test rebar locator.
luasi. Tes pengambilan inti beton untuk
mengetahui kuat tekan beton aktual
 Survei kondisi lapangan dan penge-
pada tiap elemen struktur. Tes hammer
tesan di laboratorium
dan ultrasonic ditujukan untuk menge-
Survei kondisi lapangan bertujuan
tahui keseragaman dan kepadatan beton
untuk mengetahui kondisi material yang
pada elemen struktur. Tes rebar locator
aktual. Untuk mengetahui hal tersebut
untuk mengetahui jumlah tulangan yang
perlu dilakukan pengambilam sampel di
terpasang pada tiap elemen struktur.
lapangan. Ada empat tes yang dilaku-
Gambar 3 menunjukkan proses pe-
kan untuk mengetahui kondisi material
ngambilan sampling untuk masing –
beton atau besi yaitu tes pengambilan
masing tes.
inti beton (ASTM C42/C42M - 13

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 3. (a) Tes pengambilan inti beton ; (b) Tes hammer; (c) Tes ultrasonic; (d) Tes
Rebar Locator

 Analisa Struktur gaya – gaya dalam pada analisa struktur


Setelah survei pengambilan sampel data akan dipakai pada analisa penampang
dan pengujian di laboratorium maka untuk diketahui apakah kapasitas
langkah selanjutnya adalah melakukan penampang dengan kondisi material
analisa struktur. Pada analisa struktur aktual masih dapat menahan gaya –
menggunakan program SAP 2000. Hasil gaya dalam tersebut.

Halaman 20 Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini
Jurnal APLIKASI Volume 13, Nomor 2, Agustus 2015
ISSN.1907-753X

Evaluasi survei pengambilan data di dan pelat masih dalam kondisi yang
lapangan: baik. Tidak ditemukan retak – retak
 Pengamatan visual kondisi struktur yang membahayakan pada seluruh
gedung elemen struktur.
Pengamatan visual kondisi elemen  Pengujian kuat tekan inti beton
struktur gedung dilakukan untuk me- Jumlah benda uji ini, beton yang
ngetahui apakah pada elemen tersebut diambil dalam survei lapangan adalah
terdapat retak – retak yang membaha- sebanyak 6 buah. Tiap – tiap elemen
yakan struktur. Untuk kondisi struktur struktur pelat dan balok diambil masing
pada Gedung Cipta pada umumnya – masing tiga titik. Tabel 1 menun-
masih dalam kondisi cukup baik. Untuk jukkan hasil evaluasi mutu beton.
lantai basement semua balok, kolom,

Gambar 4. Permodelan analisa struktur

Tabel 1. Hasil pengujian inti beton


Sample Core Drill Ket
Uraian Sat
Core 1 Core 2 Core 3 Core 4 Core 5 Core 6
Lokasi Benda Uji Pelat Balok Pelat Lt. Balok Balok Pelat
Lt.4 Lt.2 Atap Lt.7 Lt.3 Lt.3
Teg tekan Beton ( f bl ) MPa 22.03 28.42 18.89 18.77 26.77 18.95
Teg tekan Beton rata-rata 3
MPa 23.17 22.03 21.48 21.50
benda uji terdahulu ( f br )
Teg tekan Beton rata-rata
MPa 21.48
( f br )
Teg Karakteristik ( f c' ) MPa 25.00
fc 0  0.85 f c
'
MPa 21.25
fc1  0.75 f c
'
MPa 18.75
Kontrol f c 0 terhadap rata - Ok
MPa 21.48 > 21.25
rata
Kontrol f c1 terhadap mutu Ok
MPa 18.77 > 18.75
terendah

Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini Halaman 21
Volume 13, Nomor 2, Agustus 2015 Jurnal APLIKASI
ISSN.1907-753X

Dari hasil pengujian silinder beton tegangan yang dihasilkan dari rata –
didapat bahwa benda uji silinder Core 4 rata nilai rebound tes hammer. Nilai
mempunyai nilai kuat tekan terendah kuat tegangan tekan beton maksimum
sebesar 18,77 MPa sedangkan Core 2 diperoleh dari hasil rebound rata- rata
merupakan benda uji silinder dengan pada elemen kolom yaitu sebesar 33,78
nilai kuat tekan tertinggi sebesar 28,42 MPa. Sedangkan untuk nilai tegangan
MPa. Nilai kuat tekan rata benda uji tekan beton minimum didapat dari
silinder beton dari elemen struktur elemen pelat sebesar 28,41 MPa.
untuk balok dan pelat adalah sebesar Sedangkan untuk nilai rata – rata
21,48 MPa. Hasil pengujian beton tegangan tekan diambil dari nilai rata –
silinder menujukkan bahwa kuat tekan rata tegagan tekan beton yang paling
beton silinder memenuhi persyaratan kecil yaitu sebesar 30,14 MPa. Dari
mutu aktual sebesar 25 MPa. hasil pengetesan hammer didapat bahwa
 Pengujian kuat tarik baja tulangan kuat tekan beton yang ada masih
Pengujian kuat tarik tulangan digunakan memenuhi kuat tekan yang disyaratkan
untuk mengetahui kuat tarik baja yaitu 25 MPa. Hasil pengujian hammer
tulangan pada kondisi aktual. Jumlah ini sesuai dengan hasil pengujian kuat
benda uji tulangan yang dites adalah tekan pada inti beton.
sebanyak enam buah yang terdiri dari  Pengujian Ultrasonik
tiga tulangan ulir dan tiga tulangan Pada pengujian ultrasonic jumlah
polos. Dari hasil pengetesan tarik sample yang diambil adalah sebanyak
tulangan didapat bahwa rata – rata kuat 50 titik dengan rincian sebagai berikut:
tarik tulangan ulir adalah 391 MPa. pelat 16 titik, balok 19 titik, dan kolom
Sedangkan rata – rata kuat tarik 15 titik. Tabel 3 menunjukkan hasil
tulangan polos adalah 242 MPa. pengujian ultrasonic pada tiap – tiap
 Pengujian Hammer elemen struktur. Pada tabel tersebut
Pengujian Hammer test dilakukan pada ditunjukkan bahwa kepadatan beton
120 titik dengan rincian sebagai berikut: pada masing - masing elemen struktur
pelat 48 titik, balok 42 titik, dan kolom masih cukup baik.
30 titik. Tabel 2 menunjukkan nilai

Tabel 2. Hasil pengujian hammer test


fc’ rata – rata fc’minimum fc’maximum
Uraian
(MPa) (MPa) (MPa)
Nilai tegangan pada struktur pelat 30.14 28.41 31.28
Nilai tegangan pada struktur balok 31.01 29.84 32.38
Nilai tegangan pada struktur kolom 31.77 30.38 33.78

Tegagan karateristik 25

Kontrol f c 0 terhadap rata – rata ( f c 0  0.85 f c' ) 30.14 > 21.25

Kontrol f c1 terhadap mutu terendah ( fc1  0.75 fc' ) 28.41 > 18.75

Halaman 22 Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini
Jurnal APLIKASI Volume 13, Nomor 2, Agustus 2015
ISSN.1907-753X

Tabel 3. Hasil pengujian tes ultrasonik


No Uraian Minimum Maximum Rata-rata
2232 s 4149 s 2922s
1 Pengukuran kepadatan beton pada pelat
Cukup Baik Cukup
2320 s 4902 s 3134 s
2 Pengukuran kepadatan beton pada balok
cukup baik sekali cukup baik
2309 s 4831 s 3157 s
3 Pengukuran kepadatan beton pada kolom
cukup baik sekali cukup Baik
Klasifikasi kecepatan rambatan : V < 2130 s Kurang ; 2130 < V < 3060 s Cukup; 3060 < V < 3670 s
Cukup baik; 3670 < V < 4570 s Baik; V > 4570 s Baik sekali;

 Pengujian Rebar locator respons spectrum. Susunan kombinasi


Pengujian rebar locator berfungsi untuk beban mengikuti SNI-2847-2013.
mengetahui jumlah tulangan yang bera- Pada evaluasi kapasitas penampang,
da dalam elemen struktur. Tabel 4 stuktur Gedung Cipta diasumsikan se-
menunjukkan jumlah tulangan pada tiap bagai struktur rangka pemikul momen
elemen struktur yang didapat dari khusus. Sehingga perhitungan analisa
pengujian rebar locator. Jumlah tula- kapasitas penampang mengikuti persya-
ngan pada tiap elemen struktur ini akan ratan dari pasal 21.5 SNI-2847-2013.
dievaluasi bedasarkan mutu material Tabel 5 menunjukkan analisa penam-
pada kondisi eksisting. pang pada elemen struktur balok dan
kolom. Kuat nominal momen M n
3. Hasil dan Pembahasan dihitung bedasarkan ekuivalen stress
Untuk analisa struktur Gedung Cipta block dari SNI-2847-2013. Perhitungan
dilakukan untuk mengevaluasi kondisi tersebut menggunakan kekuatan mate-
eksisting Gedung Cipta. Perhitungan rial aktual. Angka rasio lebih dari 1
kekuatan penampang akan dilakukan menunjukkan bahwa kapasitas penam-
dengan kekuatan material aktual dan pang lebih kecil dari beban yang
dibandingkan dengan hasil gaya – gaya bekerja. Dari Tabel 5 ditunjukkan bah-
dalam pada analisa struktur. Mutu beton wa kapasitas nominal lentur balok B1
yang dipakai dalam analisa kali ini dan B2 lebih kecil daripada beban yang
adalah 21,48 MPa. Sedangkan mutu bekerja. Kombinasi beban yang menye-
tulangan baja yang dipakai adalah 242 babkan gaya – gaya dalam ini lebih
MPa untuk tulangan polos dan 391 MPa besar dari kapasitas penampang adalah
untuk tulangan ulir. Struktur bangunan kombinasi beban yang mengandung
Gedung Cipta dimodelkan dalam beban gempa. Sedangkan untuk beban
bentuk tiga dimensi dengan program gravitasi rasio kapasitas lentur masih
bantu SAP 2000. lebih besar daripada beban bekerja. Hal
ini sesuai dengan kondisi di lapangan
Permodelan beban yang diberikan dimana tidak ditemui retak – retak
meliputi beban mati, beban hidup, berlebihan akibat beban gravitasi. Se-
beban gempa, dan benan angin. Beban hingga secara teoritis struktur Gedung
gempa dimodelkan dengan analisa Cipta dapat rusak tapi tidak runtuh

Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini Halaman 23
Volume 13, Nomor 2, Agustus 2015 Jurnal APLIKASI
ISSN.1907-753X

ketika beban gempa melanda. Hal ini mutu tulangan aktual sedangkan
ditunjukkan bahwa hanya balok B1 dan AshSNI merupakan luas tulangan confi-
B2 yang rasio kapasitas lenturnya lebih nement yang dihitungan dengan persa-
dari 1. Sedangkan rasio kapasitas lentur maan (21-4) dan (21-5) dari SNI-2847-
dari kolom K1 dan K2 lebih dari 1 2013. Dari perhitungan tersebut didapat
menujukkan bahwa kapasitas lentur bahwa kebutuhan confinement pada
kedua kolom lebih besar dari gaya – kolom K1 dan K2 kurang dari yang
gaya dalam yang bekerja pada kolom disyaratkan oleh SNI-2847-2013. Se-
tersebut, terutama beban gempa. Ve hingga dapat disimpulkan bahwa
merupakan gaya geser yang bekerja Struktur Gedung Cipta tidak memenuhi
akibat momen M pr . Vn merupakan persyaratan pendetailan Struktur Rang-
gaya nominal geser yang dihitung dari ka Pemikul Momen Khusus.
penjumlahan persamaan (11-4) dan (11- Bedasarkan hasil pengamatan ini bahwa
15) dari SNI-2847-2013. Dari Tabel 5 struktur bangunan yang berusia 50
tersebut didapat bahwa kapasitas geser tahun cenderung didesain untuk mene-
nominal balok Bk1, Bk2 dan kolom K2 rima beban gravitasi. Adapun diperlu-
kurang dari gaya geser yang disebabkan kan penelitian lanjutan untuk menge-
probable moment. Ash merupakan luas tahui detailing pada struktur bangunan
tulangan confinement terpasang dengan yang berusia lebih dari 50 tahun.
Tabel 4. Hasil pengujian rebar locator
Item Dimensi Tulangan Longitudinal Tulangan Tranversal
(mm) Lokasi Tumpuan Lapangan Lapangan Tumpuan
B1 (Balok Induk Atas 5 D 16 3 D 16
Melintang) 350 x 600 Bawah 5 D 16 5 D 16 10 - 100 10 - 100
Lantai 1 – 7
B2 (Balok Induk Atas 5 D 16 3 D 16
Memanjang) 350 x 600 Bawah 5 D 16 5 D 16 10 - 100 10 - 100
Lantai 1 – 7
B3 (Balok Anak Atas 4 D 13 3 D 13
Memanjang) 300 x 400 Bawah 4 D 13 4 D 13 10 - 100 10 - 100
Lantai 1 – 7
B4 (Balok Anak Atas 3 D 13 3 D 13
Melintang) 250 x 400 Bawah 3 D 13 3 D 13 10 - 100 10 - 100
Lantai 1 – 7
Bk1 (Balok Konsol Atas 5 D 16
Melintang) 350x 600 Bawah 5 D16 10 - 100 10 - 100
Lantai 1 – 7
Bk2 (Balok Konsol Atas 5 D 16
Memanjang) 350x 600 Bawah 5 D 16 10 - 100 10 - 100
Lantai 1 – 7
K1 (Kolom Utama)
600 x 600 20 D 19 10 - 100
Lantai 1 – 7
K2 (Kolom Utama)
400 x 1200 18 D 19 10 - 100
Lantai 1 – 7
Kped (Kolom
Pedestal) 300 x 300 8 D16 10 - 100
Lantai Atap
Pelat 120 10 -100

Halaman 24 Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini
Jurnal APLIKASI Volume 13, Nomor 2, Agustus 2015
ISSN.1907-753X

Tabel 5. Hasil analisa penampang


Mn Mu Mu Vn Ve Ash
Balok Ve
(kNm) (kNm) Mn (kN) Vn AshSNI
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
B1 180 258 1.43 136 83 0.61 -
B2 180 245 1.36 136 69 0.51 -
B3 60 49 0.82 90 23 0.25 -
B4 45 42 0.93 90 34 0.37 -
Bk1 180 118 0.65 136 138 1.01 -
Bk2 180 118 0.65 136 138 1.01 -
K1 766 366 0.48 595 810 0.73 0.08
K2 476 359 0.75 860 774 1.11 0.04
Mn : Kapasitas Momen suatu penampang; M u : Momen Ultimit yang bekerja pada penampang;
Vn : kapasitas geser suatu penampang; Ve : gaya geser yang bekerja akibat moment M pr ; Ash : Luas
tulangan confinement yang terpasang; AshSNI : Luas tulangan confinement bedasarkan SNI 2847
2013.

4. Simpulan Daftar Pustaka


Struktur gedung Cipta dianalisa dan ASTM C42/C42M - 13. (2013). Stan-
dievaluasi bedasarkan persyaratan dart Test Method for Obtaining
SRMPK Beton Bertulang SNI-2847- and Testing Drilled Cores and
2013. Dalam analisa struktur kondisi Sawed Beams of Concrete.
geometris kemiringan struktur juga ASTM International. West Con-
diikutsertakan. Dari hasil analisa shohocken, Pa.
struktur dan penampang maka dapat ASTM C597 - 09. (2009). Standard
diambil berberapa hasil kesimpulan Test Method for Pulse Velocity
sebagai berikut: Through Concrete. ASTM Inter-
1. Dari analisa struktur yang telah national. West Conshohocken,
dilakukan didapat bahwa struktur Pa.
Gedung Cipta masih aman untuk ASTM C805/C805M - 13a. (2013).
menerima beban gravitasi. Namun Standard Test Method for
tidak memenuhi persyaratan sistem Rebound Number of Hardened
rangka pemikul momen khusus dari Concrete. ASTM International,
SNI-2847-2013 yang digunakan West Conshohocken, Pa.
pada daerah dengan resiko gempa Christiawan, I., Triwiyono, A., and
cenderung tinggi seperti di Jakarta Christady, H., (2008). Evaluasi
2. Hasil penelitian ini menunjukkan Kinerja dan Perkuatan Struktur
bahwa struktur bangunan yang telah Gedung Guna Alih Fungsi Ba-
berusia 50 tahun cenderung didesain ngunan. Forum Teknik Sipil.
untuk menerima beban gravitasi dan 17(1), 725-738.
minim memperhitungkan kapasitas Darmawan, M. S., Bayuaji, R., Husin,
gedung dalam menerima beban N. A., and Nugraha, R. B.,
lateral (gempa). (2014). Case Study of Remai-

Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini Halaman 25
Volume 13, Nomor 2, Agustus 2015 Jurnal APLIKASI
ISSN.1907-753X

ning Service Life Assessment of SNI-2847-2002. Tata Cara Perhitungan


a Cooling Water Intake Con- Struktur Beton Untuk Bangunan
crete Structure in Indonesia. Gedung, Departemen Pemuki-
Advances in Civil Engineering, man dan Prasana Wilayah, Ban-
2014, 1-16. dung.
Husin, N. A., and Darmawan, M. S., SNI-2847-2013. Persyaratan Beton
(2008). Evaluasi Struktur Ge- Struktural Untuk Bangunan Ge-
dung Bank Papua Cabang Ma- dung (SNI 2847:2013), Badan
nokwari Pasca Gempa 7 Januari Standar Nasional. Jakarta.
2008. Proc., ATPW, Institut Winarsih, T., (2010). Asesmen Kekua-
Teknologi Sepuluh Nopember, tan Struktur Bangunan Gedung.
62-71. Master Thesis, Universitas Se-
Madutujuh, N., Prawiranegara, J., belas Maret. Surakarta.
Ariadi, and Natalius, D., (2013).
Audit Kekuatan Struktur dan
Perkuatan Struktur Pasca Gem-
pa. Proc., HASTAG.
Marsiano, and Setiawan, F., (2009).
Evaluasi Struktur Gedung Head
Office PT. TMMN. Sainstech,
19(1), 16-21.
Setiawan, A. A., (2014). Studi Perban-
dingan Gaya Geser Dasar
Seismik Bedasarkan SNI 03-
1726 2002 dan SNI 03-1726
2012 Studi Kasus Struktur
Gedung Grand Edge Semarang.
Jurnal Teknik Sipil Dan Peren-
canaan 16(2), 95-104.
SNI-1726-2002. Standar Perencanaan
Ketahanan Gempa Untuk Struk-
tur Bangunan Gedung, Departe-
men Pemukiman dan Prasanana
Wlayah. Bandung.
SNI-1726-2012. Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa Untuk Struk-
tur Bangunan Gedung dan Non
Gedung (SNI 1726:2012), Ba-
dan Standar Nasional

Halaman 26 Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini

Anda mungkin juga menyukai