Anda di halaman 1dari 6

ISSN 2087-2658

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika


(SENAPATI 2016)
Denpasar – Bali, 27 Agustus 2016

Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan Lahan


Perkebunan dan Kehutanan di Kabupaten Buleleng
I Nyoman Mayun Tri Sanjaya, I Gede Mahendra Darmawiguna, Gede Saindra Santyadiputra
Jurusan Pendidikan Teknik Informatika-Fakultas Teknik dan Kejuruan
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Bali
1115051021@undiksha.ac.id, mahendra.darmawiguna@undiksha.ac.id, gsaindras@undiksha.ac.id

Abstrak— Pelaksanaan pemetaan komoditas lahan ditunjuk dan/atau ditetapkan oleh pemerintah untuk
perkebunan masih mengalami kesulitan dalam menentukan dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.[2]
lokasi serta koordinat di masing-masing komoditas
perkebunan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Berdasarkan uraian di atas pemanfaatan lahan perkebunan
membangun sebuah sistem informasi geografis yang dapat di Kabupaten Buleleng menurut Badan Pusat Statistik
membantu dalam memperoleh informasi tentang penyebaran Provinsi Bali tahun 2013 adalah 31.874 Ha tanaman
komoditas lahan perkebunan dan kehutanan di Kabupaten perkebunan yang dominan berupa perkebunan kopi, yaitu
Buleleng serta pemetaan terhadap komoditas lahan 12.795,41 Ha dan jenis tanaman perkebunan yang juga cukup
perkebunan dan kehutanan yang ada di Kabupaten Buleleng. banyak ditanam adalah kelapa dan cengkeh, masing-masing
Pengembangan sistem informasi geografis untuk pemetaan 8.743 Ha dan 6.787 Ha.[3] Berdasarkan laporan status
lahan perkebunan dan kehutanan di Kabupaten Buleleng ini lingkungan hidup Kabupaten Buleleng pada tahun 2010, luas
menggunakan metode SDLC (System Development Life Cycle) kawasan hutan di Kabupaten Buleleng pada tahun 2010
dan yang digunakan adalah Model Waterfall atau sekuensial mencapai 51.436,21 Ha. Dari luas tersebut, 31.936,32 Ha
linier yang mengusulkan sebuah pendekatan kepada (62,09%) diantaranya berupa hutan lindung. Sisanya
perkembangan perangkat lunak yang sistematik dan sekuensial berstatus sebagai Taman Nasional, Hutan Produksi (HP dan
yang mulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh HPT), dan Taman Wisata.[2]
analisis, desain, kode, pengujian, dan pemeliharaan. Sistem
informasi geografis untuk pemetaan lahan perkebunan dan Analisa terhadap penyebaran lahan perkebunan dan
kehutanan di Kabupaten Buleleng telah berhasil kehutanan Kabupaten Buleleng sangat diperlukan karena
diimplementasikan dengan baik. Sistem informasi geografis dengan mengetahui persebaran lahan perkebunan dan
untuk pemetaan lahan perkebunan dan kehutanan di kehutanan di Kabupaten Buleleng maka dinas terkait dapat
Kabupaten Buleleng menampilkan rute perkebunan atau memberikan informasi dan rekomendasi pemanfaatan lahan
kehutanan yang dipilih sesuai keinginan pengguna. Informasi yang sesuai pada masyarakat. Namun dalam pelaksanaan
yang ditampilkan sistem sesuai dengan peta yang dipilih oleh pemetaan komoditas lahan perkebunan setiap tahunnya masih
pengguna. Peta yang ditampilkan disesuaikan dengan kategori mengalami kesulitan dalam menentukan lokasi serta
yang ditentukan oleh pengguna. Terdapat 3 pengguna sistem
koordinat di masing-masing komoditas perkebunan. Data
pada sistem informasi geografis untuk pemetaan lahan
tentang komoditas-komoditas perkebunan yang ada di
perkebunan dan kehutanan di Kabupaten Buleleng. Admin
memiliki tampilan tersendiri untuk melakukan manipulasi atau Kabupaten Buleleng masih disajikan dalam bentuk data
proses pengolahan data sistem. Pengguna terdaftar dan statistik dan belum ada peta digital. Masyarakat juga harus
pengunjung memiliki tampilan sama untuk menggunakan datang ke Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten
sistem. Pengguna terdaftar merupakan pemilik perkebunan Buleleng untuk mendaftarkan perkebunan atau sekedar
yang mendaftarkan perkebunan ke dalam sistem. mencari informasi tentang perkebunan dan kehutanan di
Kabupaten Buleleng.
Kata kunci— Perkebunan, Kehutanan, SIG, Pemetaan
Mengarah pada permasalahan yang telah disebutkan maka
dapat disimpulkan bahwa Dinas Kehutanan dan Perkebunan
I. PENDAHULUAN Kabupaten Buleleng memerlukan sebuah aplikasi yang dapat
Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan membantu dalam memperoleh informasi tentang penyebaran
tanaman tertentu pada tanah dan/atau media tumbuh lainnya komoditas lahan perkebunan dan kehutanan di Kabupaten
Buleleng serta pemetaan terhadap komoditas lahan
dalam ekosistem.[1] Sedangkan hutan adalah hamparan lahan
perkebunan dan kehutanan yang ada di Kabupaten Buleleng
di mana hidup sumber daya hayati yang didominasi oleh
dengan menggunakan sistem informasi geografis.
pepohonan yang dapat menciptakan iklim mikro wilayah
sekitarnya. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang

Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, 297
Universitas Pendidikan Ganesha,
Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali,
Telp. (0362) 27213, http://pti.undiksha.ac.id/senapati
ISSN 2087-2658
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika
(SENAPATI 2016)
Denpasar – Bali, 27 Agustus 2016

II. KAJIAN TEORI Model Waterfall atau sekuensial linier mengusulkan


sebuah pendekatan kepada perkembangan perangkat lunak
A. Pemetaan yang sistematik dan sekuensial yang mulai pada tingkat dan
Pemetaan adalah suatu teknik yang secara mendasar kemajuan sistem pada seluruh analisis, desain, kode,
dihubungkan dengan kegiatan memperkecil keruangan suatu pengujian, dan pemeliharaan.[5]
daerah yang sebagian atau seluruh permukaan bumi, atau B. Analisis Kebutuhan
benda-benda angkasa dan menyajikan dalam suatu bentuk
yang dapat mudah diobservasi, sehingga dapat dimanfaatkan Pada sistem informasi geografis untuk pemetaan lahan
untuk kepentingan komunikasi. [3] perkebunan dan kehutanan di Kabupaten Buleleng terdapat 3
jenis pengguna, yaitu admin, pengguna terdaftar dan
Dasar utama dalam pembuatan peta adalah pengadaan pengunjung. Admin mampu mengelola keseluruhan sistem.
sistem koordinat yang dapat menghubungkan antara satu titik Pengguna terdaftar mampu menambahkan data perkebunan ke
dengan titik lainnya. Sistem koordinat geografis adalah dalam sistem yang nantinya akan diproses oleh admin.
suatu sistem koordinat titik di permukaan bumi yang Pengunjung hanya mampu melihat dan mengunduh data yang
posisinya ditentukan oleh dua perpotongan dua buah garis ada pada sistem.
lengkung bumi
Pengembangan sistem juga dirancang agar dapat
B. Sistem Informasi Geografis mengimplementasikan kebutuhan non-fungsional website
Sistem Informasi Geografis atau disingkat SIG merupakan yang meliputi, Usability, Portability, Availability dan
sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki Security.
informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti C. Perancangan Arsitektur Perangkat Lunak
yang lebih sempit adalah sistem komputer yang memiliki
kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan Use Case Diagram merupakan diagram yang
menampilkan informasi bereferensi geografis atau data menggambarkan actor (pengguna atau sistem lain), use case
geospasial untuk mendukung pengambilan keputusan dalam (deskripsi fungsi dari sebuah sistem) dan relasinya.
perencanaan dan pengelolaan suatu wilayah, misalnya data
yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah
database.[4]
C. Google Earth
Google Earth merupakan sebuah program globe virtual
yang sebenarnya disebut Earth Viewer dan dibuat oleh
Keyhole, Inc. Global virtual ini memperlihatkan rumah,
warna mobil, dan bahkan bayangan orang dan rambu jalan.
Resolusi yang tersedia tergantung pada tempat yang dituju,
tetapi kebanyakan daerah (kecuali beberapa pulau) dicakup
dalam resolusi 15 meter.
D. Google Maps API (Application Programming Interface)
Google Map adalah sebuah jasa peta global virtual gratis
dan online yang disediakan oleh Google dan dapat ditemukan
di http://maps.google.com. Google Map memberikan layanan
untuk menunjukkan jalan-jalan yang ada di seluruh dunia.
Bentuknya seperti peta yang umum, tetapi Google Map hanya
menunjukkan jalan-jalan saja, dan tidak menunjukkan nama Rancangan Use Case Diagram
gunung, sungai, ataupun batas-batas daerah yang biasa
ditemukan di peta umum.
Gambar 1 merupakan Use Case Diagram sistem
III. METODOLOGI PENELITIAN informasi geografis untuk pemetaan lahan perkebunan
dan kehutanan di Kabupaten Buleleng. Gambar 1
A. Analisis Masalah dan Usulan Solusi menggambarkan actor (pengguna atau sistem lain), use
Pengembangan sistem informasi geografis untuk case (deskripsi fungsi dari sebuah sistem) dan relasinya
pemetaan lahan perkebunan dan kehutanan di Kabupaten D. Perancangan Basis Data
Buleleng ini menggunakan metode SDLC (System
Development Life Cycle).

298 Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan,
Universitas Pendidikan Ganesha,
Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali,
Telp. (0362) 27213, http://pti.undiksha.ac.id/senapati
ISSN 2087-2658
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika
(SENAPATI 2016)
Denpasar – Bali, 27 Agustus 2016

Perancangan basis data perangkat lunak adalah tahapan menu bar, login form pada sidebar dan tombol register untuk
penentuan struktur data yang diperlukan dan yang akan diolah mendaftar sebagai pemilik perkebunan.
dalam sistem yang sedang dikembangkan. Perancangan basis
data dapat dilihat seperti Gambar 2

Rancangan Halaman Utama Backend

Gambar 4 merupakan rancangan halaman utama admin


Rancangan Basis Data untuk sistem informasi geografis pemetaan lahan perkebunan
dan kehutanan di Kabupaten Buleleng yang memiliki 7 menu
E. Perancangan Antarmuka Website pada sidebar.
Perancangan antarmuka perangkat lunak sistem informasi
geografis untuk pemetaan lahan perkebunan dan kehutanan di
Kabupaten Buleleng merupakan proses pembuatan antarmuka
yang akan digunakan untuk interaksi antara Admin dengan
pengunjung. Pada sistem informasi geografis untuk pemetaan
lahan perkebunan dan kehutanan di Kabupaten Buleleng
terdapat 5 (lima) rancangan antarmuka meliputi; Halaman
Login, Halaman Admin, Halaman Peta, Halaman Utama, dan
Halaman Daftar Perkebunan.

Rancangan Halaman Login Admin

F. Kode dan Implementasi


Pada tahap ini rancangan yang telah dibuat
diimplementasikan dengan menggunakan perangkat lunak
yang telah ditentukan. Rancangan tersebut diterjemahkan ke
dalam suatu bahasa pemrograman tertentu. Sistem informasi
geografis untuk pemetaan lahan perkebunan dan kehutanan di
Rancangan Halaman Utama Frontend
Kabupaten Buleleng ini dibangun menggunakan software
Adobe Dreamweaver CS 6, QuantumGIS untuk pemetaannya
Gambar 3 merupakan rancangan halaman utama untuk dan untuk database menggunakan MySQL.
sistem informasi geografis pemetaan lahan perkebunan dan G. Pengujian
kehutanan di Kabupaten Buleleng yang memiliki 5 menu pada
Pengujian yang dilakukan pada sistem informasi geografis
untuk pemetaan lahan perkebunan dan kehutanan di
Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, 299
Universitas Pendidikan Ganesha,
Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali,
Telp. (0362) 27213, http://pti.undiksha.ac.id/senapati
ISSN 2087-2658
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika
(SENAPATI 2016)
Denpasar – Bali, 27 Agustus 2016

Kabupaten Buleleng ini dengan mengakses website sistem 2) Batasan Implementasi Perangkat Lunak
untuk diuji baik dari segi logika maupun fungsional. Adapun batasan dari implementasi Sistem Informasi
Geografis untuk Pemetaan Lahan Perkebunan dan Kehutanan
Dalam hal ini terdapat lima jenis pengujian yaitu black box
di Kabupaten Buleleng ini sebagai berikut;
testing, white box testing, uji ahli media, uji isi dan uji respons
pengguna. Black box testing adalah pengujian yang dilakukan a. Jenis komoditas yang ditampilkan hanya cengkeh,
hanya mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan kopi robusta, kopi arabika, dan kelapa.
memeriksa fungsional dari perangkat lunak. White box testing b. Data detail perkebunan dan kehutanan dapat di
adalah meramalkan cara kerja perangkat lunak secara rinci, tambahkan ke sistem jika sudah di nyatakan valid
karenanya logicalpath (jalur logika) perangkat lunak akan oleh petugas lapangan Dinas Perkebunan dan
dites dengan menyediakan test case yang akan mengerjakan Kehutanan Kabupaten Buleleng.
kumpulan kondisi dan atau pengulangan secara spesifik.
3) Implementasi Arsitektur Perangkat Lunak
Uji media dilakukan untuk memvalidasi terhadap
ketepatan tata letak bentuk dari sistem yang dirancang. Uji isi
ini bertujuan untuk mengetahui isi yang terkandung di dalam
sistem informasi geografis untuk pemetaan lahan perkebunan
dan kehutanan di Kabupaten Buleleng apakah sudah sesuai
dengan data yang terdapat di Dinas Perkebunan dan
Kehutanan Kabupaten Buleleng. Terdapat tiga jenis uji
respons pengguna yaitu sebagai admin, pemilik perkebunan
dan masyarakat.

IV. PEMBAHASAN
A. Implementasi Perangkat Lunak
Implementasi perangkat lunak sistem informasi geografis
untuk pemetaan lahan perkebunan dan kehutanan di
Kabupaten Buleleng ini terdiri dari lingkungan implementasi
perangkat lunak, batasan implementasi perangkat lunak,
Beberapa Implementasi Arsitektur Perangkat Lunak
implementasi arsitektur perangkat lunak, implementasi
struktur data perangkat lunak serta implementasi layar
Gambar 6 merupakan implementasi dari Sistem Informasi
antarmuka perangkat lunak.
Geografis untuk Pemetaan Lahan Perkebunan dan Kehutanan
1) Lingkungan Implementasi Perangkat Lunak di Kabupaten Buleleng. Dalam pengimplementasian, sistem
Implementasi sistem informasi geografis untuk pemetaan informasi geografis untuk pemetaan lahan perkebunan dan
lahan perkebunan dan kehutanan di Kabupaten Buleleng dapat kehutanan di Kabupaten Buleleng digunakan oleh 3 jenis
diakses pada lingkungan perangkat lunak dan perangkat keras pengguna. Pengguna admin merupakan pengguna yang
sebagai berikut: memiliki hak akses secara menyeluruh terhadap sistem.
Pengguna terdaftar merupakan pengguna yang sudah
a. Perangkat Lunak mendaftarkan perkebunan ke sistem dan memiliki hak akses
Dalam proses pembangunan sistem informasi ke sistem untuk melakukan manipulasi perkebunan yang
geografis untuk pemetaan lahan perkebunan dan pengguna terdaftar masukkan ke dalam sistem informasi
kehutanan di Kabupaten Buleleng menggunakan geografis untuk pemetaan lahan perkebunan dan kehutanan di
beberapa software seperti Quantum GIS, Google Kabupaten Buleleng. Pengunjung merupakan pengguna yang
Earth, dan Google Maps API. hanya dapat melihat peta perkebunan dan kehutanan yang
b.Perangkat Keras ditampilkan sistem. pengguna terdaftar, pengunjung dan
Pembuatan peta pada sistem informasi geografis admin
untuk pemetaan lahan perkebunan dan kehutanan di 4) Implementasi Struktur Data Perangkat Lunak
Kabupaten Buleleng menggunakan aplikasi QGIS.
Dalam hal ini aplikasi QGIS memiliki kebutuhan
minimum Windows XP (atau gunakan yang terbaru),
RAM 1 GB dan Prosesor 1,6 GHz.
Sistem juga bisa diakses menggunakan handphone.
Handphone yang digunakan untuk mengakses sistem
memiliki sistem GPS.

300 Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan,
Universitas Pendidikan Ganesha,
Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali,
Telp. (0362) 27213, http://pti.undiksha.ac.id/senapati
ISSN 2087-2658
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika
(SENAPATI 2016)
Denpasar – Bali, 27 Agustus 2016

Tampilan Tambah Perkebunan

Implementasi Relasi Antar Tabel

5) Implementasi Layar Antarmuka Perangkat Lunak

Tampilan Beranda Admin

Gambar 10 merupakan tampilan halaman utama admin.


Tampilan Peta Perkebunan Menu dashboard digunakan untuk mengetahui aktivitas
pengguna sistem dan melakukan validasi terhadap pengelola
Gambar 8 merupakan tampilan peta perkebunan, pada peta perkebunan baru. Menu data master hutan digunakan untuk
dapat dilihat beberapa komoditas perkebunan seperti cengkeh, memanipulasi data hutan yang meliputi jenis hutan dan
kopi arabika, kopi robusta dan kelapa. Pengguna dapat kawasan hutan. Menu data master perkebunan digunakan
memilih salah satu komoditas yang ada. Untuk melakukan untuk memanipulasi data perkebunan yang meliputi desa,
penambahan perkebunan pemilik perkebunan melakukan kecamatan dan jenis komoditas. Menu perkebunan digunakan
login pada form login dan kemudian muncul menu baru pada untuk melakukan insert peta perkebunan agar tampil pada
menu bar untuk melakukan proses manipulasi peta halaman peta perkebunan. Menu kehutanan digunakan untuk
perkebunan. Tampilan tambah perkebunan tampak seperti melakukan insert peta kehutanan agar tampil pada halaman
gambar 9. peta kehutanan. Menu pengelola perkebunan digunakan untuk
melakukan manipulasi pengelola perkebunan.
B. Pengujian Perangkat Lunak
Pengujian yang dilakukan pada sistem informasi geografis
untuk pemetaan lahan perkebunan dan kehutanan di

Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, 301
Universitas Pendidikan Ganesha,
Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali,
Telp. (0362) 27213, http://pti.undiksha.ac.id/senapati
ISSN 2087-2658
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika
(SENAPATI 2016)
Denpasar – Bali, 27 Agustus 2016

Kabupaten Buleleng ini dengan mengakses website sistem c. Uji Ahli Media
untuk diuji baik dari segi logika maupun fungsional. Berdasarkan hasil analisa rata-rata Interpretasi Skor
Indeks hasil respon ahli media secara umum dapat
1) Tujuan Pengujian Perangkat Lunak
disimpulkan bahwa sistem informasi geografis untuk
Tujuan pengujian sistem informasi geografis untuk
pemetaan lahan perkebunan dan kehutanan di Kabupaten
pemetaan lahan perkebunan dan kehutanan di Kabupaten Buleleng sangat sesuai untuk diimplementasikan dengan
Buleleng, yaitu : interpretasi skor indeks sebesar 87%.
a. Uji Black Box dan White Box d. Uji Isi
 Menguji kebenaran proses sistem informasi Berdasarkan hasil analisa rata-rata Interpretasi Skor
geografis untuk pemetaan lahan perkebunan dan Indeks hasil respon uji isi secara umum dapat disimpulkan
kehutanan di Kabupaten Buleleng. bahwa sistem informasi geografis untuk pemetaan lahan
 Menguji keresponsifan tampilan website terhadap perkebunan dan kehutanan di Kabupaten Buleleng sangat
perangkat keras yang digunakan untuk mengakses sesuai untuk diimplementasikan agar dapat meningkatkan
 Menguji kebenaran proses algoritma sistem pelayanan Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten
informasi geografis untuk pemetaan lahan Buleleng dengan interpretasi skor indeks sebesar 87.5%.
perkebunan dan kehutanan di Kabupaten
Buleleng.
V. SIMPULAN
b. Uji Ahli Media
 Menguji kelayakan dari sistem dari segi desain dan Berdasarkan hasil analisis, implementasi dan pengujian
pada sistem informasi geografis untuk pemetaan lahan
fungsionalitas sistem.
perkebunan dan kehutanan di Kabupaten Buleleng dapat
2) Evaluasi Hasil Pengujian Perangkat Lunak ditarik kesimpulan sebagai berikut,
a. Uji Black Box 1. Sistem informasi geografis untuk pemetaan lahan
Berdasarkan hasil pengujian Uji Blacx Box login admin, perkebunan dan kehutanan di Kabupaten Buleleng
menunjukkan kesesuaian antara butir-butir yang diuji dengan dirancang menggunakan metode SDLC (System
hasil yang didapat. Berdasarkan hasil pengujian Uji Blacx Box Development Life Cycle) model waterfall. Perancangan
halaman admin, menunjukkan kesesuaian antara butir-butir sistem mengimplementasikan usability, portability,
yang diuji dengan hasil yang didapat. Berdasarkan hasil availability, security.
pengujian Uji Blacx Box halaman utama, menunjukkan
kesesuaian antara butir-butir yang diuji dengan hasil yang 2. Sistem informasi geografis untuk pemetaan lahan
didapat. perkebunan dan kehutanan di Kabupaten Buleleng
diimplementasikan dengan bahasa pemrograman
b. Uji White Box HTML, PHP dan SQL dengan menggunakan editor
Berdasarkan Pengujian White Box pada unit pengujian Notepad++. Hasil Implementasi berbentuk website yang
peta perkebunan diketahui sistem sudah melakukan proses dapat diakses secara real time.
algoritma dengan benar.
Berdasarkan Pengujian White Box pada unit pengujian
DAFTAR PUSTAKA
rute lokasi perkebunan diketahui sistem sudah melakukan
proses algoritma dengan benar sesuai perintah yang [1] Republik Indonesia. (2004). Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan. Jakarta: Sekretariat
dimasukkan. Negara Republik Indonesia.
Berdasarkan Pengujian White Box pada unit pengujian [2] Pemerintah Kabupaten Buleleng. (2010). Laporan Status Lingkungan
register pengguna terdaftar diketahui sistem sudah melakukan Hidup Daerah Kabupaten Buleleng. Buleleng: Pemerintah Kabupaten
Buleleng.
proses algoritma dengan benar.
[3] Widmantara, I. M. (2013, January 7). Pemetaan Lahan Kritis di
Berdasarkan Pengujian White Box pada unit pengujian Kecamatan Banjar,Kabupaten Buleleng. Diambil kembali dari
mugnisulaeman.blogspot.com:
peta kehutanan diketahui sistem sudah melakukan proses http://mugnisulaeman.blogspot.com/2013/01/arti-pengertian-
algoritma dengan benar. pemetaan.html
Berdasarkan Pengujian White Box pada unit pengujian [4] Suseno, A., & Agus, R. (2012). Penggunaan Quantum GIS dalam
Sistem Informasi Geografis. Bogor: -
rute lokasi kehutanan diketahui sistem sudah melakukan
proses algoritma dengan benar sesuai perintah yang [5] Pressman, A., & Roger, S. (2012). Rekayasa Perangkat Lunak-
Pendekatan Praktisi. Yogyakarta: -.
dimasukkan.

302 Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan,
Universitas Pendidikan Ganesha,
Jl. Udayana Kampus Tengah, Singaraja – Bali,
Telp. (0362) 27213, http://pti.undiksha.ac.id/senapati

Anda mungkin juga menyukai