Titrasi
Titrasi adalah cara analisis yang memungkinkan kita untuk mengukur jumlah
pasti dari suatu larutan dengan mereaksikannya dengan larutan lain yang telah
diketahui konsentrasinya. Setelah mempelajari materi stoikiometri larutan dan
penentuan pereaksi pembatas, maka kita bisa mempelajari titrasi dengan lebih
mudah. Kalian telah mengetahui bukan bahwa reaksi antara asam dan basa
akan membentuk garam dan air. Apabila HCl direaksikan dengan NaOH, maka
akan terbentuk garam NaCl dan H2O. Reaksi ionisasinya bisa dituliskan sebagai
berikut.
1. Cara Titrasi
Untuk lebih mudah belajar cara titrasi, coba kalian perhatikan langkah-
langkah berikut ini.
Langkah 1 :
Langkah 2 :
Langkah 3 :
Langkah 4 :
Proses titrasi, yaitu larutan yang berada dalam buret diteteskan secara
perlahan-lahan melalui kran ke dalam erlenmeyer. Erlenmeyer igoyang-
goyang sehingga larutan penitrasi dapat larut dengan larutan yang berada
dalam erlenmeyer. Penambahan larutan penitrasi ke dalam erlenmeyer
dihentikan ketika sudah terjadi perubahan warna dalam erlenmeyer.
Perubahan warna ini menandakan telah tercapainya titik akhir titrasi (titik
ekuivalen).
Langkah 5 :
N1 x V1 = N2 x V2
Keterangan :
N1 = normalitas larutan yang dititrasi (titran)
V1 = volume titran
N2 = normalitas larutan yang menitrasi (penitran)
V2 = volume penitran
N = n x M (dengan n = valensi asam/basa dan M molaritas larutan)
Contoh Soal :
Untuk menetralkan 50 mL larutan HCl diperlukan 20 mL larutan 0.25 M
NaOH. Tentukan kemolaran larutan HCl.
Jawab:
NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
mol HCl = 20 x 0,25 = 5 mmol
3. Jenis Titrasi
Contoh titrasi asam kuat dengan basa kuat adalah titrasi 25 mL larutan
HCl 0,1 M dengan NaOH 0,1M. Kurva titrasinya akan akan
memperlihatkan bahwa di sekitar titik ekivalen terlihat garis kurva naik
tajam,yang mengartikan bahwa pada daerah tersebut, penambahan
sedikit NaOH telah menimbulkan perubahan pH yang besar. Oleh karena
itu, indikator dimasukkan pada larutan asam yang akan dititrasi bukan
pada larutan basa
Contoh titrasi antara basa lemah dengan asam kuat adalah titrasi 25 mL
NH4OH dengan HCl 0,1M. Titrasi ini mirip dengan titrasi asam lemah
dengan basa kuat, tetapi kurva yang terjadi kebalikannya, cenderung
turun.
Titrasi dilakukan untuk larutan asam dan basa. Apa yang terjadi selama
penambahan penitrasi ke dalam larutan asam ataupun basa? Kalian akan
segera tahu setelah membaca uraian berikut.
Jika kalian perhatikan saat melakukan kegiatan di atas, larutan yang berada
di dalam erlenmeyer adalah basa, sehingga pHnya > 7. Saat dititrasi dengan
asam, tentu pH akan turun sampai terjadi titik ekivalen. Perubahan pH
larutan secara visual dapat dilihat dengan semakin samarnya warna pink
dari larutan dalam erlenmeyer hingga akhirnya menjadi bening.
Contoh Soal:
Penyelesaian :
B. Tujuan Percobaan
1) Menentukan konsentrasi larutan NaOH yang dititrasi dengan HCl.
2) Membuat grafik titrasi.
C. Alat dan Bahan Percobaan
Alat :
erlenmeyer 250 mL
pipet gondok 25 mL
pipet tetes
buret 25 mL
Bahan :
Volume pH Penitran
penintran
0
5
10
...
...
F. Pembahasan
B. Tujuan Percobaan
Alat
erlenmeyer 250 mL
pipet
pipet gondok 25 mL
buret 25 mL
labu ukur
corong gelas
Bahan :
NaOH 0,1 M
asam cuka perdagangan
fenolftalein
aquades
D. Langkah Percobaan
1) Ambil 10 mL larutan asam cuka perdagangan dengan pipet gondok
kemudian masukkan ke dalam labu ukur100 mL, encerkan hingga
volume tanda batas.
2) Ambil 10 mL larutan encer (dari labu ukur), kemudian maukkan ke
dalam erlenmeyer 25 mL dan tambahkan 2 tetes indikator fenolftalein ke
dalamnya.
3) Lakukan titrasi dengan larutan standar NaOH 0,1M hingga terjadi
perubahan warna menjadi merah muda (hati-hati dalam meneteskan,
jangan sampai kelebihan sehingga warnanya menjadi merah tua).
4) Catat volume NaOH yang dibutuhkan.
5) Lakukan langkah 2-4 sebanyak 3 kali.
E. Hasil Percobaan
dengan:
G. Kesimpulan
ppm = jumlah bagian spesies / satu juta bagian sistem dimana spesies itu
berada
Atau lebih gampangnya ppm adalah satuan konsentrasi yang dinyatakan dalam
satuan mg/Kg, Kenapa? karena 1 Kg = 1.000.000 mg betul kan? Untuk satuan
yang sering dipergunakan dalam larutan adalah mg/L, dengan ketentuan
pelarutnya adalah air sebab dengan densitas air 1 g/mL maka 1 liter air memiliki
masa 1 Kg betul kan? jadi satuannya akan kembali ke mg/Kg.
Contoh, kandungan Pb dalam air sungai adalah 20 ppm artinya dalam setiap Kg
air sungai terdapat 20 mg Pb. Kandungan karbon dalam baja adalah 5 ppm
artinya dalam 1 Kg baja terdapat 5 mg karbon. Air minum mengandung yodium
sebesar 15 ppm, bisa diartikan bahwa setiap liter minum tersebut terdapat 5 mg
yodium.
Contoh: 1 liter air beratnya 1kg. Densitasnya: 1kg/liter atau = 999881 ppm.
Bila yang ditanyakan menyangkut numerical fraction, ppm kependekan dari part
per million yang lengkap dengan notasi, ppm-v atau ppm-w. Bila tanpa notasi,
dianggap ppm-v (by volume). Yang bisa tercampur pengertian weight dengan
volume, seperti mg/L, dan hanya anggapan umum, hanya untuk zat induk
dengan berat-jenis satuan bulat. Seperti air murni, yang berat-jenisnya 1kg/L.
Bila yang ditanyakan menyangkut numerical fraction, ppb kependekan dari part
per billion.
Yang lengkap dengan notasi, ppb-v atau ppb-w. Bila tanpa notasi, dianggap
ppm-v (by volume). Yang bisa tercampur pengertian weight dengan volume dan
hanya anggapan umum, hanya untuk zat induk dengan berat-jenis satuan bulat.
Seperti air murni, yang berat-jenisnya 1kg/L.
1. Sebanyak 24,95 gram tembaga (II) sulfat hidrat dipanaskan dalam tabung
reaksi sehingga seluruh hidrat menguap yang diketahui melalui identifikasi
perubahan warna kristal yang jmenjadi biru tuat. Kristal tembaga (II) sulfat
anhidrat tersisa tinggal 15,59 gram. Tentuan jumlah air kristal dalam
senyawa tersebut?
Jawab: Dimisalkan air kristal yang terdapa dalam senyawa tembaga (II)
sulfat tersebut sebanyak a, maka reaksi pemanasannya dapat digambarkan
melalui reaksi berikut CuSO4.aH2O → CuSO4 + aH2O
massa air = massa tembaga (II) sulfat hidrat – massa tembaga(II) sulfat
anhidrat massa air = 24,95 – 15,95 = 9 gram mol
CuSO4 = massa CuSO4/ Mr CuSO4 = 15,95/159,5 = 0,1 mol
Mol H2O = [koefisien H2O / koefisien CuSO4] x mol CuSO4 = a/1 x 0,1 = 0,1
a mol dari mol H2O tersebut dapat ditentukan berapa jumlah mol H2O dalam
senyawa hidrat tersebut
mol H2O = massa H2O / Mr H2O 0,1 a = 9/18 0,1 a = 0,5 a = 5 Jadi jumlah
molekul air krital dalam senyawa tersebut adalah 5 sehingga rumus
senyawanya adalah CuSO4.5H2O dengan nama tembaga(II) sulfat
pentahidrat.
2. Sebanyak 5 gram hidrat dari tembaga(II) sulfat (CuSO4.5 H2O) dipanaskan
sampai semua air kristalnya menguap. Jika massa padatan tembaga(II)
sulfat yang terbentuk adalah 3,2 gram, tentukan rumus hidrat tersebut!
(Ar Cu = 63,5, S = 32, O = 16, dan H = 1).
Jawab:
Massa H2O = 5 gram – 3,2 gram = 1,8 gram
Mol CuSO4 = 3,2/160 = 0,02 mol
Mol H2O = 1,8/18 = 0,1 mol
Perbandingan mol CuSO4 : H2O
= 0,02 mol : 0,1 mol
=1:5
Karena perbandingan mol = perbandingan koefisien, maka x = 5.
Jadi, rumus hidrat tersebut adalah CuSO4.5 H2O
B. Landasan Teori
Elektrolisis adalah penguraian suatu elektrolit oleh arus listrik. Pada
sel elektrolisis, reaksi kimia akan terjadi jika arus listrik dialirkan
melalui larutan elektrolit,yaitu energi listrik ( arus listrik ) diubah
menjadi energi kimia ( reaksi redoks ). Sel eleltrolisis memiliki 3 ciri
utama,yaitu :
a) Ada larutan elektrolit yang mengandung ion bebas. Ion – ion ini
dapat memberikan atau menerima electron sehingga electron
dapat mengalir melalui larutan.
b) Ada 2 elektroda dalam sel elektrolisis.
c) Ada sumber arus listrik dari luar,seperti baterai yang mengalirkan
arus listrik searah ( DC ).
Elektroda yang menerima electron dari sumber arus listrik luar disebut
Katoda, sedangkan elektroda yang mengalirkan electron kembali ke
sumber arus listrik luar disebut Anoda. Katoda adalah tempat
terjadinya reaksi reduksi dan anoda adalah tempat terjadinya reaksi
oksidasi. Katoda merupakan elektroda negative karena menangkap
electron sedangakan anoda merupakan elektroda positif karena
melepas electron.
Dalam sel, reaksi oksidasi reduksi berlangsung dengan spontan, dan
energi kimia yang menyertai reaksi kimia diubah menjadi energi
listrik. Bila potensial diberikan pada sel dalam arah kebalikan dengan
arah potensial sel, reaksi sel yang berkaitan dengan negatif potensial
sel akan diinduksi. Dengan kata lain, reaksi yang tidak berlangsung
spontan kini diinduksi dengan energi listrik. Proses ini disebut
elektrolisis. Pengecasan baterai timbal adalah contoh elektrolisisis
C. Alat dan Bahan
1) Larutan Tembaga II Sulfat (CUSO4) 0.5 M
2) Larutan Kalium Iodida (KI) 0.5 M
3) Elektroda Carbon
4) Indikator Phenolptalein (PP)
5) Larutan Amilum
6) Pipa U
7) Kabel listrik
8) Power supply
D. Langkah Kerja
a. Elektrolisis larutan kalium iodida (KI)
1) Menyediakan alat dan bahan.
2) Menyusun rangkaian sesuai dengan gambar berikut.
3) Mengisi pipa U dengan larutan kalium iodida (KI) sebanyak ±
50 mL.
4) Menyalakan power supply kurang lebih selama 5 menit dan
mengamati perubahan yang terjadi di Katoda dan Anoda.
5) Mencatat hasil pengamatan tersebut.
6) Mengambil larutan dari Katoda sebanyak 10 mL dan menaruh
ke dalam 2 tabung reaksi. Memberi keterangan pada tabung
reaksi I dan II.
7) Mengambil larutan dari Anoda sebanyak 10 mL dan menaruh
ke dalam 2 tabung reaksi. Memberi keterangan pada tabung
reaksi I dan II.
8) Memberi indikator fenolftalein pada tabung reaksi baik dari
larutan Anoda maupun Katoda, masing-masing sebanyak 5 mL
pada tabung reaksi berlabel I.
9) Memberi amilum pada tabung reaksi baik dari larutan Anoda
maupun Katoda, masing-masing sebanyak 5 mL pada tabung
reaksi berlabel II.
10) Mencatat hasil pengamatan tersebut.
b. Elektrolisis larutan tembaga (II) sulfat (CuSO4)
1) Menyediakan alat dan bahan.
2) Menyusun rangkaian sesuai dengan gambar berikut
3) Mengisi pipa U dengan larutan tembaga (II) sulfat (CuSO4)
sebanyak ± 50 mL.
4) Menyalakan power supply kurang lebih selama 5 menit dan
mengamati perubahan yang terjadi di Katoda dan Anoda.
5) Mencatat hasil pengamatan tersebut.
E. Hasil Percobaan
ElektRolisis Larutan KI
Cairan dari Perubahan selama Perubahan Perubahan
elektrolisis setelah +PP setelah +
amilum
Katoda Ada banyak Warna Warna
gelembung di menjadi ungu menjadi
elektroda keruh
Anoda Terjadi perubahan Warna Warna lebih
warna pada menjadi lebih bening
larutan menjadi coklat
kecoklatan
ElektRolisis Larutan CuSO4
Larutan KI
Anoda : 2I – → I2 + 2e
2H2O + 2I – 2OH – + I2
Sebagaimana reaksinya :
(Oksidasi 2I –).
Pada elektrolisis CuSO4 di elektroda ruang katoda terdapat
endapan dan anoda tidak terdapat endapan (namun banyak
gelembung). Hal tersebut menunjukkan, pada katoda terjadi
reduksi Cu2+ yang menghasilkan endapan Cu dan pada anoda
terjadi oksidasi H2O yang menghasilkan gas oksigen (O2).
G. Kesimpulan
1. Pada saat larutan KI dielektrolisiskan terhadap elektroda C pada
elektroda di ruang anoda terbentuk gelembung O2.
2. Endapan yang terjadi pada elektrolisis larutan CuSO4 diruang