Anda di halaman 1dari 15

Asuhan Keperawatan pada Anak Jalanan

Oleh Syifa Widya Rahmasari, 1606888986, FIK UI 2016


Focus Group 2 – KKMP kelas A

Anak jalanan adalah anak yang bekerja atau hidup di jalan yang tidak memiliki
orang yang lebih dewasa untuk melindungi mereka, tidak memiliki tempat untuk hidup,
dan tidur di manapun mereka mau (Aptekar & Stoecklin, 2014). Fenomena anak
jalanan ini banyak terjadi di Indonesia, khususnya di Kota Depok. Dengan adanya
fenomena seperti ini akan memicu beberapa permasalahan yang dapat berdampak pada
anak atau pada lingkungannya. Sebagai seorang perawat, hendaknya kita memberikan
asuhan keperawatan pada anak jalanan. Sama seperti pemberian asuhan keperawatan
pada individu, pada anak jalanan dilakukan lima proses keperawatan dengan konsep
Community as Partner (CAP), dari mulai pengkajian hingga evaluasi. Berikut ini
adalah penjelasan dari masing-masing tahapan terkait proses keperawatan:

1. Pengkajian
Pengkajian Data
Data Inti Data Inti
1. Riwayat 1. Depok adalah sebuah kota di
- Berapa lama tinggal di provinsi Jawa Barat yang
Depok? mendapat status administrative
- Apakah terjadi perubahan pada tahun 1982, yang kemudian
daerah atau tidak serta sejak 20 April 1999 Depok
bagaimana sejarah daerah ditetapkan menjadi kota dengan
tersebut? jumlah penduduk sebesar 63.693
2. Demografi jiwa (tahun 2013).
- Berapa usia anak dan remaja 2. Kelompok usia sekolah (umur 5-
yang hidup sendiri atau 14 tahun) berjumlah 170.377
dengan keluarganya? (perempuan) dan 178.126 (laki-
3. Etnisitas laki) dengan jumlah
- Apa saja etnis yang ada di keluarga/rumah tangga sebanyak
Depok? 634.071 rumah tangga.
4. Nilai dan Keyakinan
- Apakah terdapat tempat 3. Terdapat tiga etnis yang paling
ibadah seperti gereja, masjid, banyak dianut oleh warga depok,
pura, dan kuil atau tidak? yaitu betawi (36,7%), jawa
Apakah hal tersebut terlihat (33,7%), sunda (16,5%).
homogeny atau tidak? 4. Nilai dan Keyakinan
- Bagaimana kondisi - Warga Depok memeluk
lingkungan? agama Islam (71%), Kristen
- Apakah ada nilai-nilai (12%), Katolik (10%),
budaya pada masyarakat Budha (5%) dan Hindu (2%)
tersebut? dengan jumlah masjid 121,
gereja 23, dan pura 3.
- Kondisi lingkungan di kota
Depok sangat tinggi toleransi
umat beragamanya, tidak ada
pertikaian antar agama.
- Banyak nila-nilai budaya
yang tertanam di kota
Depok, dalam hal ini betawi
sangat berpengaruh,
contohnya pada bahasa yang
digunakan oleh mayoritas
warga Depok adalah bahasa
betawi.
Data Subsistem
1. Lingkungan Fisik 1. Lingkungan fisik
- Bagaimana kondisi - Kota Depok adalah kota
lingkungan yang terlihat? dengan pemukiman yang
- Bagaimana kulitas udara, padat, jika dilihat secara fisik
flora, penetapan daerah kualitas udara di kota Depok
zonasi, ruang, daerah hijau, cukup baik dengan
hewan, manusia, struktur kelembaban rata-rata 25%
buatan manusia, keindahan dan kecepatan angin rata-rata
alam, air, dan iklim? 14,5 knot.
- Dapatkan atau kembangkan - Temperatur di Depok
peta daerah dengan ukuran berkisar 24,3-33oC.
tertentu. - Sebanyak 67,5% penduduk
2. Pelayanan Kesehatan dan Sosial sudah mendapatkan akses air
bersih layak pakai.
- Bagaimana kondisi tempat - Tersedia beberapa taman
pelayanan kesehatan? kota yang dibuat oleh
- Apakah terdapat pemerintah Kota Depok,
ketersediaan klinik, rumah seperti Taman Merdeka.
sakit, kantor praktisi, layanan - Banyak anak jalanan yang
kesehatan masyarakat, dinas tinggal di pinggir jalan,
kesehatan rumah, pusat taman kota, atau diemperan
gawat darurat, fasilitas toko dengan kondisi yang
layanan sosial dan layanan kotor dan kumuh.
kesehatan mental atau tidak? 2. Pelayanan kesehatan dan sosial
- Apakah terdapat sumber - Fasilitas kesehatan sudah
daya di luar masyarakat yang memadai dengan tersedia
dapat diakses atau tidak? Puskesmas di tingkat
3. Ekonomi kelurahan dan kecamatan,
- Apakah terdapat industri, klinik kesehatan dan rumah
toko dan tepat kerja atau sakit. Depok juga sudah
tidak bagi anak jalanan yang memiliki RSUD sendiri.
bekerja? - Pelayanan kesehatan pada
- Apa saja yang dilakukan anak sekolah juga sudah
anak jalanan dalam berjalan dengan baik, karena
memenuhi pada tahun 2016 pelayanan
perekonomiannya? kesehatan di sekolah
4. Transportasi dan Keamanan mencapai 94,7%
- Apakah terdapat jenis - Tetapi masih belum ada
transportasi umum dan pelayanan kesehatan khusus
pribadi? untuk menangani fenomena
- Apakah terdapat jenis anak jalanan
layanan perlindungan yang 3. Ekonomi
tersedia, seperti polisi dan - Banyak anak jalan yang
pemadam kebakaran? putus sekolah, sehingga tidak
- Apa saja jenis kejahatan banyak industri atau tempat
yang terjadi di sekitar anak pekerjaan yang mau
jalanan? menerima anak jalanan.
5. Politik dan Pemerintahan - Pekerjaan yang sering
- Apakah terdapat tanda-tanda dilakukan anak jalanan
aktivitas politik atau tidak, berupa berjualan asongan
seperti poster-poster terkait (5%), mengamen (10%),
anak jalanan? buruh bangunan (15%),
mencopet (20%), dan
- Bagaimana masyarakat mengemis (50%). Jumlah
terlibat dalam pengambilan penghasilan berkisar
keputusan di unit Rp10.000-Rp30.000/hari.
pemerintahan daerah terkait 4. Transportasi dan Keamanan
kebijakan anak jalanan? - Depok adalah kota yang
6. Komunikasi strategis karena dekat dengan
- Apakah terdapat area umum Ibu Kota Jakarta, sehingga
untuk kelompok berkumpul aksesnya juga mudah dan
atau tidak? sangat terjangkau.
- Apakah masyarakat memiliki - Terdapat kantor polisi sektor
televisi dan radio atau tidak di setiap kecamatan di
serta hal yang ditonton dan Depok dan terdapat dua unit
didengar? pemadam kebakaran yang
7. Pendidikan ada di Depok.
- Apakah terdapat sekolah, - Terdapat 324 kasus
perpustakaan, kegiatan kejahatan di jalanan
ekstrakurikuller dan pihak sepanjang Januari sampai
kesehatan sekolah atau Juli 2018 dengan 156 kasus
tidak? pencurian dengan
- Apakah anak sekolah pemberatan, 110 kasus
mengikuti kegiatan pencurian bermotor roda
ekstrakurikuller atau tidak? dua, 44 kasus pencurian
- Apa saja masalah utama bermotor roda empat, dan 10
pendidikan dan angka putus kasus perampasan.
sekolah di Depok? 5. Politik dan Pemerintahan
8. Rekreasi - Pemerintah kota Depok
- Apakah terdapat tempat sudah membuat program
untuk berekreasi dan fasilitas terkait anak yang dituangkan
apa yang terdapat pada dalam lima program, yaitu
tempat rekreasi? pemenuhan hak sipil dan
kebebasan anak, lingkungan
keluarga dan pengasuhan,
pendidikan, kesehatan, dan
perlindungan khusus.
6. Komunikasi
- Komunikasi yang dilakukan
oleh warga Depok sudah
berkembang dengan baik.
Hampir seluruh warga
Depok sudah memiliki
telepon genggam dan dengan
mudah dapat mengakses
banyak media komunikasi
disana.
- Terdapat pula tempat
berkumpul seperti taman
kota dan pasar yang biasanya
dimanfaatkan juga oleh anak
jalanan sebagai tempat
berkumpul.
7. Pendidikan
- Terdapat 735 sekolah yang
berada di Depok, dengan
pembagian TK/RA (105),
SD/MI (335), SMP/MTs
(182), dan SMA/MA (113)
dengan jumlah 475 sekolah
yang menyediakan
perpustakaan di sekolahnya.
Selain itu, depok juga
memiliki perpustakaan
umum sendiri yang dapat
diakses oleh siapapun.
- Setiap sekolah diwajibkan
memiliki ekstrakurikuller,
tapi hanya 70% dari anak
sekolah yang mengikuti
kegiatan tersebut.
- Permasalahan utama di
Depok adalah tinginya anak
putus sekolah, dengan
prevalensi mencapai 49% .
8. Rekreasi
- Sudah tersedia taman kota di
Kota Depok, tetapi banyak
disalah gunakan oleh anak
jalanan untuk menjadi
tempat berkumpul dan
melakukan hal-hal yang
negative.

Persepsi
1. Residen Persepsi masyarakat:
- Tanyakan pada beberapa Anak jalanan akan berkumpul dengan
individu dari berbagai anak jalanan lainnya. Mereka
kelompok, seperti orang tua, berkumpul untuk saling bercerita,
pemuda, dan ibu rumah melakukan pekerjaan bersama-sama
tangga mengenai perasaan untuk memenuhi kebutuhannya. Mereka
dan hal yang diidentifikasi juga memiliki keinginan untuk dibantu
sebagai kekuatan dan orang lain tanpa dikekang.
masalah dari masyarakat
tersebut?
2. Pernyataan Persepsi
- Pernyataan general mengenai
kesehatan komunitas
masalah kesehatan jiwa pada
anak jalanan.
- Kekuatan, masalah, dan
risiko masalah yang
diidentifikasi.

2. Analisis Data
Data Masalah Keperawatan
Data Objektif: Domain 1: Promosi Kesehatan
- 49% anak di Depok Kelas 2: Manajemen Kesehatan
mengalami putus sekolah Perilaku Kesehatan Cenderung
- 65% anak yang keluar dari Berisiko (00188)
rumah pernah merokok,
minum-minuman keras,
bahkan mencopet,
pembegalan hingga
perampokan.
- Kesulitan ekonomi dengan
prevalensi pekerjaan yang
sering dilakukan anak
jalanan berupa berjualan
asongan (5%), mengamen
(10%), buruh bangunan
(15%), mencopet (20%), dan
mengemis (50%). Jumlah
penghasilan berkisar
Rp10.000-Rp30.000/hari.
Data Subjektif:
- Kurang adanya penyuluhan
sosial terkait perilaku dan
gaya hidup anak
Data Objektif: Domain 9: Koping atau Toleransi Stres
- 27% anak usia sekolah dan Kelas 2: Respon Koping
remaja di Depok dengan Koping Komunitas Tidak Efektif
tingkat kedua tertinggo (00077)
setelah usia produktif
- 49% anak di Depok
mengalami putus sekolah
- 65% anak yang keluar dari
rumah pernah merokok,
minum-minuman keras,
bahkan mencopet,
pembegalan hingga
perampokan.
- 80% anak usia sekolah dan
remaja sering sakit kepala,
merasa tidak ada arah untuk
masa depan serta kurang
percaya diri
- 13.540 jiwa anak jalanan di
Depok
- 21% kasus pelanggaran
terjadi pada anak-anak akibat
pengasuhan alternative dan
keluarga
- 51% anak jalanan mengalami
tingkat stress, 35%
kecemasan berlebihm dan
14% merasa rendah diri
Data Subjektif:
- Putus sekolah karena tidak
ada biaya dan malu dengan
kondisi perekonomian.

3. Diagnosis Keperawatan
Berdasarkan dengan pengkajian tersebut, diambil tiga diagnosis utama pada
kasus tersebut, diantaranya:
1. Perilaku kesehatan cenderung berisiko
2. Koping komunitas tidak efektif
3. Rencana Asuhan Keperawatan
Data Diagnosis Keperawatan NOC NIC
Data Objektif: Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi
- 27% anak usia
sekolah dan remaja 00077 Koping Prevensi Primer Prevensi primer
di Depok dengan Komunitas 130202 Identifikasi pola 5510 Pendidikan kesehatan
tingkat kedua Tidak Efektif koping tidak mengenai konsekuensi
tertinggo setelah 130208 efektif menjadi anak jalanan
usia produktif Modifikasi gaya 5620 Pengajaran proses penyakit
- 49% anak di Depok hidup untuk yang akan timbul saat menjadi
mengalami putus 130223 mengurangi stress anak jalanan
sekolah Menghasilkan 5310 Membangun harapan
- 65% anak yang perilaku untuk 5250 Dukungan membuat
keluar dari rumah 1862 mengurangi stress keputusan
pernah merokok, Manajemen stress
minum-minuman
keras, bahkan Prevensi Prevensi Sekunder
mencopet, 2204 Sekunder 5230 Peningkatan koping
pembegalan hingga Membina 5240 Konseling
perampokan. hubungan dalam 5270 Dukungan emosional
- 80% anak usia perawatan pasien 6487 Managemen lingkungan:
sekolah dan remaja mencegah kekerasan
sering sakit kepala, 5480 Terapi kelompok (TSNS)
merasa tidak ada
arah untuk masa
depan serta kurang
percaya diri
- 13.540 jiwa anak Prevensi Tersier Prevensi Tersier
jalanan di Depok 1510 Menunjukkan 7910 Rujukan
- 21% kasus perannya 8100 Pertukaran informasi
pelanggaran terjadi 1502 Keterampilan 7960 Pemeliharaan kesehatan
pada anak-anak interaksi sosial
akibat pengasuhan
alternative dan
keluarga
- 51% anak jalanan
mengalami tingkat
stress, 35%
kecemasan
berlebihm dan 14%
merasa rendah diri
Data Subjektif:
Putus sekolah karena
tidak ada biaya dan
malu dengan kondisi
perekonomian.
Data Objektif: 000188 Perilaku Prevensi Primer Prevensi Primer
- 49% anak di Depok kesehatan 1805 Pengetahuan: 6610 Identifikasi risiko
mengalami putus cenderung perilaku sehat 5510 Pendidikan kesehatan
sekolah
berisiko 1832 Pengetahuan: 8880 Perlindungan lindungan
- 65% anak yang
keluar dari rumah promosi kesehatan berisiko
pernah merokok, 1855 Pengetahuan: gaya 8700 Pengembangan program
minum-minuman hidup sehat 5520 Fasilitas belajar
keras, bahkan 1600 Kepatuhan 4920 Mendengarkan secara aktif
mencopet, perilaku 5370 Peningkatan/penambahan
peran
pembegalan hingga 1602 Perilaku promosi
perampokan. kesehatan
- Kesulitan ekonomi 1603 Pencarian perilaku
dengan prevalensi sehat
pekerjaan yang 1606 Partisipasi dalam
sering dilakukan pengambilan
anak jalanan berupa keputusan
berjualan asongan perawatan
(5%), mengamen kesehatan
(10%), buruh Prevensi Prevensi Sekunder
bangunan (15%), Sekunder 8100 Konsultasi
mencopet (20%), 1902 Kontrol risiko: 4310 Terapi aktivitas
dan mengemis penggunaan 4350 Manajemen perilaku
(50%). Jumlah alkohol 4360 Modifikasi perilaku:
penghasilan berkisar 1903 Kontrol risiko: kemampuan sosial
Rp10.000- penggunaan 4400 Terapi bermain
Rp30.000/hari. tembakau 6484 Manajemen lingkungan:
Data Subjektif: 2005 Status kesehatan komunitas
- Kurang adanya
pelajar 5450 Dukungan kelompok
penyuluhan sosial
2700 Kompetensi
terkait perilaku dan
komunitas
gaya hidup anak.
1705 Orientasi
kesehatan
Prevensi Tersier Prevensi Tersier
2012 Status 5020 Mediasi konflik
kenyamanan: 5900 Distraksi
sosiakultur
Perilaku berhenti
merokok
Dukungan sosial
2000 Kualitas hidup
2005 Status kesehatan
pelajar
2001 Kesehatan
spiritual
Daftar Pustaka

Aptekar , L., & Stoecklin, D. (2014). Street Children and Homeless Youth a Cross-Cultural
Perspective. London: Springer Science Business Media Dordrecht.
Bulechek, G., M., Butcher, H., K., Dochterman, J., M., & Wagner, C., M. (2013). Nursing
Interventions Classification (NIC). Sixth Edition. Oxford: Elsevier Inc.
Herdman, T., H. & Kamitsuru, S. (2018). NANDA International Nursing Diagnoses: Definitions
& Classification, 2018-2020. Oxford: Wiley Blackwell.
Moorhead, S., Jhonshon, M., Maas, M., L., & Swanson, E. (2013). Nursing Outcomes
Classification (NOC). Fifth Edition. Oxford: Elsevier Inc.

Anda mungkin juga menyukai