299 521 1 PB PDF
299 521 1 PB PDF
ABSTRAK
Maraknya informasi sampah yang beredar di dunia maya menjadikan sebuah
tantangan bagi pengelola perpustakaan dan lembaga informasi lainnya untuk
memberikan informasi yang berkualitas serta informasi yang mampu menjawab
kebutuhan para pengguna. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui
kegiatan berjejaring antar perpustakaan dan lembaga informasi lainnya yang ada di
Indonesia mengingat kapasitas dan kualitas informasi yang dimiliki oleh
perpustakaan dan lembaga informasi tersebut sangat beraneka ragam dan telah
melalui proses prosedur dan seleksi dari para pengelolanya. Salah satu jaringan
perpustakaan yang terbesaar saat di Indonesia adalah Indonesia OneSearch.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi sistem jaringan informasi
dan perpustakaan yang dikelola oleh Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas). Metode
penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan
pendekatan studi kasus pada Indonesia OneSearch. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa berbagai manfaat yang diperoleh dengan adanya sistem jaringan informasi
yaitu interoperabilitas yang sangat mudah memberikan kesempatan berbagai institusi
untuk bergabung dalam sistem jaringan informasi dengan berbagai keanekaragaman
bentuk dan format informasi serta aplikasi yang dimiliki; manfaat lainnya adalah
memberikan akses satu pintu untuk memudahkan pencarian informasi bagi
masyarakat dengan berbagai fitur hasil pencarian dan fasilitas lainnya. Adapun yang
menjadi tantangan dari pengembangan Indonesia OneSearch ini adalah keberlanjutan
program dan pengembangannya itu sendiri yang saat ini masih bergantung dengan
pendanaan dari pemerintah dalam hal ini Perpusnas.
Kata kunci: perpustakaan, sistem jaringan informasi, Indonesia One Search
PENDAHULUAN
Setiap perpustakaan memiliki keterbatasan dalam melayani setiap kebutuhan
pengguna dan dalam menyediakan berbagai informasi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan
bahwa tidak ada perpustakaan ataupun lembaga informasi yang dapat memenuhi seluruh
kebutuhan pengguna. Ditambah lagi dengan kondisi perpustakaan dalam sebuah negara
berkembang yang berhadapan dengan masalah usangnya informasi, minimnya anggaran
biaya, sumber daya manusia yang tidak kompeten dan profesional, serta kebijakan yang
kurang berpihak pada perpustakaan.
Perkembangan pesat teknologi informasi dan komunikasi juga membawa perubahan
terhadap pengelolaan manajemen perpustakaan serta manajemen pengelolaan koleksi.
Mayoritas seluruh perpustakaan dan lembaga informasi lainnya yang ada di Indonesia
minimal telah menerapkan sistem otomasi perpustakaan untuk pengelolaan koleksi yang
mereka miliki. Bahkan banyak lembaga penelitian dan perguruan tinggi telah mengelola
konten digital yang dihasilkan masing-masing institusinya dengan penggunaan berbagai
aplikasi mulai dari perpustakaan digital, repository institusi ataupun pengelolaan jurnal
elektronik.
Berdasarkan data tahun 2009 yang dirilis US market survey on the library automation
industry, menunjukkan bahwa permintaan produk sistem informasi seperti IR (Institutional
Repository), ERMS (Electronic Resource Management System) dan Portal Perpustakaan
Menurut Rowley (1993:302), tujuan utama dari jaringan perpustakaan yaitu, “Central
objectives of network are to: reveal the contents of a large number of libraries and to make
these resources available to individual libraries and users. The key agencies in networking
are: large national libraries or centralized cataloguing services and cooperative venture set
up by groups of libraries”. Berdasarkan pendapat Rowley di atas dapat disimpulkan bahwa
tujuan dari jaringan perpustakaan adalah agar sumber daya yang ada pada sejumlah
perpustakaan dapat diakses dan digunakan oleh anggota jaringan baik oleh perpustakaan itu
sendiri maupun oleh pengguna perpustakaan.
Jaringan informasi menurut Soeatminah (1992:53) adalah perpustakaan atau pusat
informasi yang sejenis bekerja sama untuk saling memakai dan memberi informasi yang
dimilikinya. Definisi di atas merupakan konsep utama dari sebuah jaringan informasi, sebab
yang menjadi inti atau komoditi adalah informasi. Sedangkan definisi jaringan informasi
menurut Luwarsih dalam Setiarso (1997:28) adalah sistem terpadu dari badan-badan yang
bergerak dalam bidang pengolahan informasi seperti perpustakaan, pusat dokumentasi, pusat
analisis dokumentasi, pusat informasi, dan sejenisnya dengan tujuan menyediakan data dan
informasi yang berkaitan tanpa memperhatikan bentuk maupun asal informasi/data untuk
keperluan masyarakat pemakai.
Dari pengertian yang diungkapkan oleh Luwarsih bahwa menyediakan data dan
informasi yang berkaitan tanpa memperhatikan bentuk maupun asal informasi/data untuk
keperluan masyarakat pemakai dirasakan kurang relevan lagi untuk kondisi saat ini, sebab
informasi yang ada sekarang ini begitu banyak dan kita perlu menyeleksi informasi tersebut
baik bentuk maupun asal informasi tersebut.
Menurut Surachman (2011) bahwa adanya perkembangan signifikan dalam
implementasi otomasi perpustakaan dan sistem jaringan informasi menuai keprihatinan.
Ternyata perkembangan dari waktu ke waktu „proyek-proyek‟ (implementasi hanya didasari
oleh adanya dukungan finansial saja) beberapa jaringan perpustakaan digital ini mengalami
pasang surut bahkan ada yang sampai „mati suri‟. Salah satu faktor yang penting terkait
permasalahan tersebut adalah masalah interoperabilitas antara pengguna jaringan, disamping
tentunya faktor-faktor lain seperti ‟sustainability‟, masalah kebijakan, akses oleh pengguna,
dan masalah teknis lainnya.
Kajian ini dimaksudnya untuk mengetahui sejauh mana implementasi sistem jaringan
informasi pada Indonesia One Search (IOS) dilihat tujuan, fungsi, kativitas dan manfaat dari
adanya jaringan ini serta dikaji dari sisi interoperabilitas.
METODE
Menurut Pendit (2003:195), penelitian kualitatif pada umumnya dirancang untuk
kemberikan pengalaman senyatanya dan menangkap makna sebagaimana yang tercipta di
Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi, ada beberapa poin
pembahasan tentang implementasi sistem jaringan informasi pada IOS.
4. Aspek Keberlanjutan
Adapun yang menjadi tantangan dari pengembangan Indonesia OneSearch ini adalah
keberlanjutan program dan pengembangannya itu sendiri yang saat ini masih bergantung
dengan pendanaan dari pemerintah dalam hal ini Perpusnas. Hal ini juga berdasarkan hasil
survey pada Lokakarya Pengembangan Otomasi Perpustakaan bagi Perpustkaan Perguruan
Tinggi dan Instansi se-Jawa yang menunjukkan bahwa yang menjadi kekhawatiran dari
aktivitas jaringan informasi pada IOS adalah keberlanjutan dari sistem jaringan informasi itu
sendiri. Sampai saat ini menjadi sebuah permasalahan yang mendasar di Indonesia bahwa
berbagai implementasi jaringan perpustakaan mayoritas tidak berkembang dan berkelanjutan.
Menurut informasi yang diperoleh dari informan bahwa Perpusnas sebagai institusi
yang mengembangkan IOS mulai melakukan “transfer of knowledge” dari inisiator One
Search kepada para IT dan Tim Otomasi untuk mencegah kekhawatiran ketidakberlanjutan
IOS, dimana pengembangan selanjutnya tidak selalu bergantung pada inisiator awalnya dan
secara kelembagaan IOS sudah masuk ke dalam Rencana Strategis (Renstra) Perpustakaan
Digital Nasional Perpusnas. Namun yang belum menjadi focus perhatian dari Perpusnas
adalah dukungan kajian terhadap road map yang telah dibuat serta kajian terhadap hasil dari
implementasi yang telah dilakukan selama tahun 2015 sampai dengan 2016. Pengembangan
IOS di Perpusnas juga telah memiliki Road Map sampai pada tahun 2020. Seperti tergambar
pada gambar di bawah ini:
Penutup
1. Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas diperoleh kesimpulan, antara lain berbagai
manfaat yang diperoleh dengan adanya sistem jaringan informasi yaitu interoperabilitas yang
sangat mudah memberikan kesempatan berbagai institusi untuk bergabung dalam sistem
jaringan informasi dengan berbagai keanekaragaman bentuk dan format informasi serta
aplikasi yang dimiliki; memudahkan pertukaran informasi koleksi digital dengan
menggunakan protokol OAI-PMH; manfaat lainnya adalah memberikan akses satu pintu
untuk memudahkan pencarian informasi bagi masyarakat dengan berbagai fitur hasil
pencarian serta perluasan layanan informasi kepada pemustaka. Pada aspek semantic
interoperabilitas, terlihat belum adanya standardisasi penulisan katalog sesuai dengan
standard penulisan cantuman bibliografi pada setiap instansi perpustakaan atau lembaga
informasi lainnya dalam penulisan standard cantuman bibliografi; Guna mendukung
keberlanjutan dan keajegan IOS diperlukan kebijakan yang komprehensif serta berbagai
peraturan yang perlu dilengkapi dan disempurnakan guna mendukung implementasi IOS ini
sebagai bagian dari program nasional dengan penanggung jawab utama adalah Perpusnas
serta komitmen untuk terus menerus mengembangkan IOS; IOS sampai saat ini menjadi satu-
satunya aplikasi yang dapat menyatukan berbagai institusi perpustakaan, lembaga informasi
lainnya dengan beragam disiplin ilmu dengan kekhasan masing-masing informasi yang
dimiliki. Adapun yang menjadi tantangan dari pengembangan Indonesia OneSearch ini
adalah keberlanjutan program dan pengembangannya itu sendiri serta yang belum menjadi
focus perhatian dari Perpusnas adalah dukungan kajian terhadap road map sampai tahun 2020
yang telah dibuat serta kajian terhadap hasil dari implementasi yang telah dilakukan selama
tahun 2015 sampai dengan 2016..
2. Rekomendasi
Perpustakaan nasional segera mungkin membuat kajian secara komprehensip terhadap
road map sampai tahun 2020 yang telah dibuat serta kajian dan evaluasi terhadap hasil dari
DAFTAR REFERENSI
Cho, Jane. (2011). “Study on a SaaS-based library management system for the korean library
network”. The Electronic Library, 29(3), 379-393. doi:http://dx.doi.org/10.1108/
02640471111141115
Koswara, Engkos. (1998). Dinamika Informasi Dalam Era Global. Bandung: Rosda.
Lal, Mannan S. M. & Manik, Bose. (1998). ”Resource Sharing and Information Networking
of Libraries in Bangladesh: A Study on User Satisfaction”. Malaysian Journal of
Library & Information Science, Vol.3, No.2, Desember 1998: 67-86.
Pendit, Putu L. (2003). Penelitian Ilmu Perpustakaan dan Informasi: Suatu Pengantar
Diskusi Epistemologi dan Metodologi. Jakarta: JIP-FSUI.
Pendit, Putu L. (2003). Penelitian Ilmu Perpustakaan dan Informasi: Suatu Pengantar Diskusi
Epistemologi dan Metodologi. Jakarta: JIP-FSUI
Rakhmat, Jalaluddin. (1997). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Ramaja Rosdakarya.
Rowley, Jennifer. (1993). Computers for Libraries. 3rd Editions. London: Library Association
Publishing.
Setiarso, Bambang. (1997). Penerapan Teknologi Informasi dalam Sistem Dokumentasi dan
Perpustakaan. Jakarta: Grasindo.
Soeatminah. (1992). Perpustakaan, Kepustakawanan, dan Pustakawan. Yogyakarta:
Kanisius.
Surachman, Arif. (2011). “Jaringan Perpustakaan Digital di Indonesia: Pembelajaran dari
IndonesiaDLN, InherentDL, Jogjalib for All, Garuda dan Jogjalib.Net”. Prosiding
Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia (KPDI) ke‐4 “Interoperabilitas Sistem
Perpustakaan Digital” di Samarinda, 8‐10 November 2011. Sumber:
http://kpdi4.pnri.go.id/Flip_KPDI4/files/res/downloads/book.pdf
Yin, Robert K. (2008). Studi Kasus: Desain dan Metode. Jakarta: Raja Grafindo Persada