Describe The Concept of Light As Ray or Geometrical Optics
Describe The Concept of Light As Ray or Geometrical Optics
Perkembangan SKSO
Perbandingan SKSO dengan yang lain
Pengertian Cahaya
Hukum Snell
Hukum Fresnel
Penjalaran Cahaya
Sistem Komunikasi Dasar
Unguided komunikasi
radio,TV, microwave,
komber, dll
Message
Transmitter
source
Guided CATV,
LAN, PSTN, dll
Speech,
voice, data, Transmission
video Noise Channel
Berfungsi untuk
mengubah sinyal
Receiver Destination
informasi agar
sesuai dengan
medium kanal Berfungsi untuk mendeteksi sinyal dari kanal,
transmisi memisahkan bagian informasi dan
membuang noise untuk diteruskan ke tujuan
3
• Optical source
Semiconductor laser or LED
• Modulator
Analog or digital
Direct modulated source or external modulator
• Set of connectors or permanent fiber splice
Join fiber lengths
• Repeater
Electronically detect and regenerate signal
• Optical amplifier
Amplify signal power
• Optical receiver (detector, preamp, logic
circuits)
Recover transmitted signal
4
5
6
7
Spektrum Frekuensi Optik
1460-1530 S-band
1530-1565 C-band
1360-1460 E-band 1565-1625 L-band
10 1260-1360 O-band 1625-1675 U-band
Monitoring
Atenuasi (dB/km)
9
Spektrum Frekuensi Optik
• Window Optik – range
frekuensi optik dimana
redaman serat optik paling
rendah range frekuensi ini
yang digunakan sebagai
carrier
Window Pertama
800 - 900 nm
Window Kedua
1300 nm
Window Ketiga
1550 nm
10
Sejarah Siskom Optik
• Komunikasi gerakan tangan, mata sebagai
detektor dan otak sebagai prosesor
• Komunikasi dengan menggunakan asap
• Lampu mengedip-kedipkan sesuai informasi
yang dikirim
• 1880, Graham Bell menemukan sistem
komunikasi cahaya disebut photophone
menggunakan cahaya matahari yang terpantul
dari sebuah cermin tipis termodulasi voice. Di
penerima cahaya matahari termodulasi itu jatuh
pada cell selenium photoconducting yang
langsung mengubahnya menjadi arus listrik
11
12
Ilustrasi Photophone
Receiver
Transmitter
Kapel Sistina
Asap hitam mengepul dari cerobong asap Kapel Sistina di Vatikan, yang
menandakan bahwa sidang para kardinal pada hari tersebut belum berhasil
menentukan Paus baru untuk memimpin Gereja Katholik sedunia.
15
EVOLUSI KOMUNIKASI OPTIK
18
19
Perkembangan SKSO
• Evolusi generasi-4 SKSO 5 Gb/s, 233 km
system with 5
optical amplifiers
1550 nm,
capacity
singlemode
direct detection
1000
1300 nm,
singlemode
100
800 nm,
multimode 1550 nm,
10 singlemode
coherent detection
1.0
0.1
1974 1976 1978 1980 1982 1984 1986 1988 1990
20
Peningkatan Bit rate – Distance Product
21
Peningkatan Kapasitas
22
Increasing Transmission Capacity per Fiber
30 Tb/s
10 Tb/s
3 Tb/s
1 Tb/s Experimental
300 Gb/s
100 Gb/s
30 Gb/s
10 Gb/s • Wide Band OA
• Non-Zero Dispersion Fiber
• Forward Error Correction
• Polarization Multiplexing
• Optical Add/Drop
23
NTT was able to achieve 69.1 Tbit/s transmission by
applying wavelength division multiplex (WDM) of 432
wavelengths with a capacity of 171 Gbit/s over a
single 240 km-long optical fiber on March 25, 2010.
24
World Wide Submarine FO Networks
26
27
South-East Asia and the Far-East
28
Overview Backbone Transport
TELKOM
Untung dan Rugi SKSO
31
Perbandingan dengan yang lain
32
Cahaya dan Propagasi Geometrik
Pengertian Cahaya
Hukum Snell
Hukum Fresnel
Teori Cahaya
c
n
v ph
Nilai n adalah :
1. Udara n = 1.00,
2. Air n = 1.33,
3. Gelas n = 1.50, dan
4. Berlian n = 2.42.
Teori Cahaya
• Pendekatan optika geometris
– Cahaya merambat lurus
– Kecepatan di ruang hampa c=1/ √(εoμo) ≈ 3 x 108 m/s
– Kecepatan di medium lain v = c/n ; n adalah indeks bias medium
– n = c/v =√(εμ)/√(εoμo)
i r ▪ Cahaya datang,
n1 cahaya pantul,
i = r
dan garis
normal terletak
pada bidang
n2
datar
▪ Sudut datang =
sudut pantul
t Cahaya terus
Teori Cahaya Cahaya datang
Cahaya pantul
i r
– Hukum SNELL
n1
mengenai pembiasan i = r
sin t n1
sin i n2 n2
n1 n2
▪ n1>n2 Cahaya terus
n2 dibelokkan menjauhi
normal n1
Teori Cahaya
– TIR (Total Internal Reflection)
1 3 4
2 Sudut terus = 90o
y
e-z
e. Gelombang elektromagnetik yang merambat dalam suatu medium konduktif akan mempunyai
karakteristik sbb:
vf < c
< di udara
f tetap
0
f. Karakteristik penting dari gelombang elektromagnetik adalah polarisasi, yaitu : pola pergerakan
medan elektrik yang diamati dari arah perambatan.
Teori Cahaya
• Pendekatan Gelombang EM
– Polarisasi gelombang EM
Polarisasi linier Polarisasi sirkular Polarisasi elips
HUKUM FRESNEL
Bidang datang : bidang tegak lurus terhadap bidang batas dan melalui arah perambatan cahaya.
θr θt Et
ρ : Koefisien refleksi
θi P : Paralelle
Ei
n1 n2
Polarisasi tegak lurus bidang datang :
ρ : Koefisien refleksi
Er
S : Senkrecht
θr θt Et
θi
Ei
n1 n2
R
2
Reflektansi : ρ : Koefisien refleksi
n2
P 0 R 0 tan B θB : Sudut BREWSTER
n1
Sudut Kritis :
n2
sin C
n1
i C sin i sin C n12 sin 2 i n22 R 1
2
Anti refleksi :
[n1n3 n22 ]2
R
[n1n3 n22 ]2
n1 n2 n3 R 0 n2 n1n3
n1 = 1 dan n2 = 1.5
1.2
1.0
REFLEKTANSI
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
1 7 13 19 25 31 37 43 49 55 61 67 73 79 85
SUDUT DATANG
Rp Rs
n1 = 1.5 dan n2 = 1
1.2
1.0
REFLEKTANSI
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
1 7 13 19 25 31 37 43 49 55 61 67 73 79 85
SUDUT DATANG
Rp Rs
Tinjauan Teori Kuantum
Teori gelombang untuk cahaya cukup untuk menjelaskan semua fenomena yang
melibatkan transmisi cahaya. Akan tetapi, dalam menjelaskan hubungan cahaya dan
materi, seperti dispersi, emisi dan absorpsi cahaya, teori gelombang dan teori partikel
tidak cukup.
Teori kuantum mengindikasikan bahwa radiasi optik mempunyai karakteristik partikel
sebagaimana karakteristik gelombang. Energi cahaya selalu mengeluarkan atau
menyerap foton atau quanta. Energi foton bergantung pada frekuensi f. Hubungan energi
dan frekuensi adalah sbb:
E hf
di mana h adalah konstanta Planck, besarnya = 6.625 x 10-34 J.s.
Ketika cahaya jatuh pada sebuah atom, sebuah foton dapat mentransfer energinya ke
sebuah electrón dalam atom tsb, sehingga membuatnya meloncat ke level energi yang
lebih tinggi. Dalam proses ini sebagian atau seluruh energi foton diberikan pada elektron.
Energi yang diserap electrón harus sama besar dengan energi yang dibutuhkan elektron
untuk melompat ke level energi yang lebih tinggi. Sebalikya elektron yang telah
tereksitasi dapat turun ke level energi yang lebih rendah dengan mengeluarkan energi
yang sama dengan energi yang digunakan untuk eksitasi.
Teori Cahaya
• Pendekatan Teori Kuantum
– Cahaya merupakan serangkaian energi yang
terkuantisasi secara diskrit yang disebut quanta
atau photons
– Energi cahaya bergantung pada frekuensi
E hf
h = konstanta Plack = 6,626 x 10-34 [J.s]
f = frekuensi [Hz]
1 eV = 1,6 x 10-19 J
Waktu pengamatan = 1s
Daya yang dihasilkan : 1 μW
Energi yang dbutuhkan untuk mendapatkan daya sebesar diatas = P.t = 1 μW . 1 s = 1 μJ (Energi total)
Energi satu photon : 2,34 x 10-19 J
Jadi jumlah photon-nya : energi total/ energi 1 photon = 1 μJ / 2,34.10-19 J = 427 x 1010 photon
Penjalaran Cahaya
Gambaran Umum Serat Optik
❖ Serat optik adalah suatu
bumbung gelombang yang berisi
dielektrik dengan indeks bias
tertentu yang digunakan untuk
merambatkan energi elektro
magnetik pada frekuensi antara Dari plastik &
coat
300 – 600 Tera Hertz (frekuensi diberi warna,
bisa > 1 lapisan
optik). Serat optik terdiri dari core
(inti) dan cladding (selubung inti). cladding
❖ Fungsi inti adalah sebagai Dari gelas
penyalur gelombang cahaya, dan core atau plastik
3
Keuntungan & Kekurangan
• Keuntungan multimode dibandingkan singlemode • Kekurangan multimode adalah menimbulkan
fiber: dispersi intermodal
– Dispersi intermodal bisa didiskripsikan sebagai
berikut: ketika pulsa optik di launch kedalam fiber,
– Radius core (jari-jari inti) yang lebih lebar daya optik didistribusikan pada semua mode yang
digunakan. Masing-masing mode bisa berpropagasi
mempermudah pada saat launching daya optik ke dengan kecepatan yang berbeda sehingga mode-
fiber (kopling) dan mempermudah pada saat mode yang membawa pulsa optik tadi datang/
penyambungan (connecting) dengan fiber yang sama sampai di fiber end dengan sedikit perbedaan waktu
(delay) hal ini menyebabkan terjadi pelebaran pulsa
– Sumber optik yang bisa digunakan pada multimode karena penjalarannya selama melalui media fiber
fiber adalah LED source, sedangkan single mode tersebut.
harus menggunakan LASER diode, dimana dengan – Efek dispersi intermodal tersebut bisa dikurangi
dengan menggunakan gradded index fiber
menggunakan LED mempunyai daya optik yang
lebih rendah, lebih mudah fabrikasi, lebih murah,
• Keuntungan singlemode fiber adalah memiliki
masa berlaku operasinya lebih lama bandwidth yang lebih lebar dan tidak ada efek
dispersi intermodal
• Step Index Single Mode
Core 8-12m
Cladding
n2 n1
Profil Indeks bias
Kelebihan Kekurangan
Dispersi minimum NA Kecil : butuh ILD
BW Lebar Sulit untuk terminasi
Sangat efisien Mahal
• Single mode Step Index
66
SI Fiber (Step Index)
• Semakin besar sudut masuk semakin n2
0
kecil sudut datang pada batas inti-kulit
1
semakin panjang lintasan dalam
serat optik. n1
67
SM Fiber (Single Mode)
Parameter penting/dasar dari SM fiber adalah MFD (Mode Field Diameter).
MFD ditentukan dari distribusi medan modus dari modus fundamental LPo1.
Pada SM fiber tidak semua cahaya yang merambat pada fiber melalui inti.
r2
2
W
E (r ) Eo e o
r : jari-jari
EO : amplitudo medan listrik pada r`= 0
WO : lebar distribusi medan listrik
68
Distribusi cahaya di SM fiber diatas panjang gelombang cut off-nya.
Untuk distribusi Gaussian MFD sebesar lebar 1/e2 dari daya optis.
69
Dua polarisasi dari modus fundamental H11 pada fiber SM
70
• Step Index Multimode
125-
a
Core 50-200m 400m
Cladding
n2 n1
Profil indeks
bias
71
Karakteristik
Serat Optik
• Karakteristik Mekanis
– Strength
– Static fatigue
• TIR (Total Internal
Reflection)
Core
Cladding
Representasi berkas multiple mode
73
Gradded-index fiber nilai indek bias core-nya menurun secara
kontinyu sesuai dengan kenaikan radial distance (r) dari
center of fiber sampai ke core-cladding boundary, kemudian
pada bagian cladding nilai index biasnya akan kontsan
n 1 2 r
n( r ) 1 a ,.............................0 r a
n1 1 2 n1 (1 ) n2 ,.................r a
Keterangan:
r : radial distance
a : jari-jari core (inti)
∆ : beda indek bias relatif
: index profile ( 1,.....∞)
n12 n22 n1 n2
2n12 n1
Soal
Plot the refractive-index profile of n1 to n2 as a function of radial distance r ≤ a for
gradded-index fibers that have α values of 1, 2, 4, 8, and ∞ (step index). Assume the
fibers have a 25-μm core radius, n1=1,48 and ∆=0,01
Serat Optik
• Bagaimana cahaya merambat dalam serat optik ?
76
Step index fiber
maks
n1
n2
NA = sin maks = n1 n2 n1 2
2 2
n12 n22 n1 n2
∆ : beda indeks bias relatif 2
2n1 n1
78
V-parameter
V 2a
n n
2
1
2
2
2a
NA
n12 n22
dengan
β : konstanta propagasi n2 / k n1
k 2 /
Mode cut off jika β/k = n2
79
Single mode fiber : V ≤ 2,405
Atau V cut off : VC = 2,405
80
81
Grafik β/k terhadap V untuk beberapa modus orde terendah
82
V-Number and Fiber Modes
2.405
Fiber Modes
84
Solid acceptance angle dari fiber :
2 2 a 2
2
2A V
M n12 n22
2
2
2
85
Daya mengalir pada Step Index
Pclad Pcore
1
P P
clad
1
P 4
M 2
P 3
Contoh :
Fiber step index a = 10 μm, n1 = 1,48; ∆ = 0,001; λ = 1,3 μm;
Hitung V; Ω; M; Pclad/P; λc;
Jika ∆ = 0,03, hitung M dan Pclad/P;
86
Grafik aliran daya pada kulit dari fiber Step Index terhadap V
87
• Graded Index
r
125-
a Core 50-100m140m
Cladding
n2 n1
Profil Indeks
bias
r
1 2 ;................0 r a
n( r )
n1
a
n1 1 2 n1 (1 ) n2 ;.......r a
n12 n22 n1 n2
2
2n1 n1
88
GI Fiber (Graded Index)
89
GI Fiber (Graded Index)
Jumlah modus :
2an1
2
M a k n
2 2
2
2 2
1
Untuk V besar Jumlah modus M = V2/4 atau setengah dari jumlah mode pada SI fiber
2
V cut off : VC 2,405 1
Untuk α = 2 pada GI :
harga VC = 3,401 atau √2 kali lebih besar dari pada SI.
Harga λC akan 1/(√2) lebih pendek dari pada SI
90
Latihan :
Fiber graded index, α = 2, a = 10 μm,
n1 = 1,48; ∆ = 0,001; λ = 1,3 μm;
Hitung n(r); NA(r); Vc; M; λc;
91