Anda di halaman 1dari 5

BPJS Kesehatan, Apa Kelebihan dan kekurangannya?

Edited by Cermati.com • 20 Januari 2016


Membahas tentang jaminan kesehatan di Indonesia saat ini memang tak selalu diidentikkan dari
BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan dan Ketenagakerjaan. BPJS saat ini
memang sedang marak dibahas dan dibicarakan oleh masyarakat. Program penjamin kesehatan
masyarakat yang berasal dari pemerintah ini memang dinilai memberikan alternatif atau solusi
lain untuk masyarakat dari asuransi kesehatan.
BPJS Kesehatan yang hadir sejak 1 Januari 2014 ini memang sengaja diluncurkan oleh
pemerintah untuk membawa angin segar bagi masyarakat Indonesia. Meskipun sistem dan
mekanisme BPJS Kesehatan di beberapa sisi masih nampak sulit dan rumit tidak seperti asuransi
konvensional, namun pemerintah beserta segenap pihak yang terkait terus berusaha membenahi
dan memperbaiki sistem agar tercipta layanan yang baik dan kepuasan bagi para peserta BPJS.
Sejak pertama kali dihadirkan, BPJS memang langsung menjadi pilihan favorit masyarakat. Tak
ayal bila beberapa hari setelah peluncuran, kantor BPJS langsung kebanjiran pendaftar. Untuk
mengantisipasi animo masyarakat yang luar biasa ini, maka kemudian pemerintah membuka
beberapa kantor cabang BPJS di beberapa kota besar di Indonesia.
Biaya kesehatan yang setiap tahun semakin tinggi memang membuat kesehatan menjadi suatu
hal yang sangat 'mewah'. Asuransi kesehatan yang ditawarkan oleh perusahaan swasta saat ini
memang terlalu mahal untuk ukuran masyarakat Indonesia. Maka, ketika BPJS ini hadir,
masyarakat sepertinya mendapatkan jalan keluar yang sebenarnya. Tapi apakah benar seperti itu?
Ternyata di dalam segala kelebihan yang ada pada BPJS, juga terdapat kekurangan atau
kelemahan. Lalu apa saja kelebihan dan kekurangan yang ada pada BPJS, terutama BPJS
Kesehatan ini? Berikut ulasannya.
a. Kelebihan dan Keuntungan BPJS Kesehatan
Dengan fenomena maraknya para pendaftar BPJS Kesehatan, maka hal ini telah menjadi bukti
bahwa BPJS menyimpan banyak kelebihan. Apa saja kelebihan BPJS Kesehatan tersebut?
 Murah
Kelebihan pertama dari BPJS Kesehatan adalah biaya atau iuran yang murah meriah. Meskipun
murah, layanan yang bisa didapat peserta dianggap tidak murahan. Biaya atau iuran pada BPJS
Kesehatan ini memang terbilang murah. Bagaimana tidak, hanya dengan premi per-bulan, untuk
kelas 1 sebesar Rp59 ribu, kelas 2 sebesar Rp49.500, dan kelas 3 sebesar Rp25.000, seseorang
sudah bisa mendapatkan layanan atau perlindungan kesehatan dari pemeriksaan, rawat inap,
pembedahan, obat dan lain sebagainya secara cuma-cuma. Dari berita dan kabar yang ada,
bahkan cuci darah dan biaya persalinan bisa didapat oleh peserta dengan gratis.

 Wajib
BPJS Kesehatan yang diselenggarakan langsung dari pemerintah atau negara ini memang sebuah
program yang diwajibkan kepada seluruh masyarakat Indonesia. Kenapa wajib? Hal ini
dikarenakan ada Undang-Undang dan peraturan pemerintah yang mengatur kewajiban ini. Secara
lebih lanjut, artinya jika seseorang ikut asuransi swasta maka Anda juga diharuskan juga
mendaftar asuransi BPJS kesehatan.

 Tanpa Medical Check Up


Apabila Anda mendaftar pada asuransi kesehatan swasta, maka Anda akan dikenai medical check
up terlebih dahulu. Dan bila Anda terkena penyakit kritis dan sudah berumur di atas 40 tahun,
maka premi Anda akan menjadi semakin mahal. Kemungkinan terburuk seperti pengajuan polis
yang ditolak juga sangat mungkin terjadi. Namun, bila Anda mendaftar BPJS, di umur berapa
pun Anda boleh mendaftar dan tanpa adanya medical check up bahkan bayi yang masih dalam
kandungan saja bisa di daftarkan.

 Dijamin Seumur Hidup


Sepertinya hanya BPJS yang berani menanggung proteksi peserta hingga seumur hidup. Dalam
pengamatan sejauh ini, diketahui asuransi swasta hanya bisa melindungi pesertanya maksimal
pada usia 100 tahun, itupun belum ada orang yang memberikan testimoni atau kabar ada asuransi
yang berani menanggung hingga umur 100 tahun tersebut.

 Tidak Ada Pengecualian


Terakhir, kelebihan BPJS Kesehatan adalah tidak adanya pengecualian. Dalam pendaftaran
asuransi swasta, seseorang yang sudah terkena penyakit kronis memang bisa saja akan
mengalami penolakan. Kalaupun diterima, premi yang dibebankan akan mahal atau bahkan polis
bisa ditolak kalau muncul kebohongan. Klaim dana juga bisa jadi sangat sulit ketika Anda
dianggap melakukan pembohongan saat mendaftar. Nah, di BPJS Anda bisa mendaftar tanpa ada
ditanyakan penyakit yang telah diderita oleh peserta

Sumber : www.cermati.com
3 Kekurangan BPJS Kesehatan dan 3 Cara Siasatinya
BPJS Kesehatan sepertinya tidak sepi dari masalah. Salah satunya masalah yang berhubungan
dengan tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan. Nasabah mengaku kalau
BPJS Kesehatan telah berulang kali memberikan pelayanan buruk dan mempersulit nasabah
untuk mendapatkan akses yang optimal.

BPJS Kesehatan juga mulai banyak menuntut dengan alasan yang tidak jelas. Entah apa
penyebabnya. Namun, kinerja ini dianggap sangat mengkhawatirkan. Bila tidak segera
diperbaiki, popularitas BPJS Kesehatan sendiri bisa rusak dalam beberapa tahun ke depan.

Meskipun sudah mendapat peringatan, beberapa BPJS Kesehatan di daerah tertentu masih
menunjukkan kinerja yang kurang memuaskan. Berikut ini adalah tiga kekurangan BPJS
Kesehatan yang masih dirasakan masyarakat sehubungan dengan pelayanan BPJS Kesehatan.

b. Kekurangan atau Kelemahan BPJS Kesehatan


Disamping kelebihan-kelebihan BPJS Kesehatan yang telah dibahas sebelumnya, BPJS juga
menyimpan beberapa kekurangan yang bisa mungkin dikarenakan sistemnya yang masih baru
dan masih diperbaiki terus menerus. Berikut beberapa kekurangan yang ada pada layanan
kesehatan BPJS Kesehatan tersebut:
 Metode Berjenjang
Kekurangan pertama dari BPJS Kesehatan adalah adanya metode berjenjang saat melakukan
klaim. Di BPJS, di luar keadaan darurat, peserta memang diharuskan memeriksakan penyakitnya
ke faskes 1 terlebih dahulu. Faskes 1 ini sendiri berupa puskesmas atau klinik. Setelah dari di
faskes 1 dan pasien memang dirasa harus ke rumah sakit, maka pasien atau peserta BPJS baru
bisa ke rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS. Namun di asuransi lain, Anda bisa
langsung memeriksakan sakit ke rumah sakit yang sudah bekerja sama.

 Hanya Indonesia
Layanan kesehatan BPJS memang hanya bisa melindungi diri di wilayah Indonesia saja. Berbeda
dengan asuransi swasta yang bisa memproteksi kesehatan pesertanya di rumah sakit yang bekerja
sama hingga di seluruh dunia.

 Antri Sana Sini


Untuk Anda yang akan mendaftar atau akan melakukan pengubahan data di kantor BPJS, maka
Anda harus bersiap dengan antrian yang panjang. Tidak hanya dalam hal mendaftar dan
melakukan perubahan data, ketika peserta juga akan berobat ke rumah sakit, maka antrian
panjang juga harus dihadapi peserta.

 Jarang Mendapatkan Kelas 1


Terakhir, kekurangan BPJS Kesehatan adalah tidak adanya kesempatan untuk mendapat fasilitas
kelas 1. Meskipun peserta telah mendaftar pada kelas 1 dan 2 namun pada kenyataan di lapangan
memang terjadi hal yang tidak sesuai. Mereka para peserta BPJS Kesehatan ini sering mendapat
fasilitas kelas 3.
Ketua Komisi IX DPR, Dede Yusuf mendukung keinginan Menteri Kesehatan Nila Moeloek
untuk mengevaluasi sistem Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Menurutnya memang
masih ada kelemahan-kelemahan dalam penyelenggaraan BPJS selama ini.

"Pada intinya, dalam hal ini kami mendukung evaluasi BPJS. Apalagi, setelah satu tahun, ya
perlu evaluasi. Juga soal administrasi dan akuntabilitas datanya dievaluasi," ujarnya saat
dihubungi Republika, Selasa (10/3) di Jakarta.

Dede melanjutkan, Komisi IX DPR menemukan setidaknya ada empat kelemahan


penyelenggaraan BPJS. Hal itu berdasarkan pengamatannya langsung ketika melakukan
kunjungan-kunjungan kerja.

Ia mengatakan kelemahan BPJS itu kebanyakan pada soal administrasi dan pelayanan. Keduanya
dirasakan masih berbelit-belit dan pengawasannya lemah. Sehingga, antrean peserta BPJS yang
hendak dilayani di rumah-rumah sakit cukup panjang.

"Pertama, karena SDM-nya kurang. Kedua, adakalanya pihak rumah sakit atau juga klinik
membuat data pelayanan yang tidak sesuai," jelasnya.

Untuk poin kedua itu, Dede Yusuf memberikan contoh. Misalnya, orang sakit yang datang sekali
ke rumah sakit. Lantas, di hari pertama itu orang ini hanya dirawat. Namun, kemudian dia
didaftarkan satu kali BPJS.

"Nantinya, hari kedua dia datang lagi, dikasih resep, tapi lantas dihitung dua kali BPJS.
Sehingga, tagihan itu membengkak," katanya.

Persoalan ketiga, lanjut politikus Partai Demokrat ini, lebih pelik lagi. Menurut Dede Yusuf, ada
banyak persoalan mengenai sistem penagihan di dalam BPJS. Sehingga, ujarnya, perlu ada
semacam divisi penagihan.
"BPJS harus mampu membuat apa yang saya sebut Divisi Penagihan. Sehingga, peserta bisa
terus membayar iuran," ujarnya.

Dede Yusuf mencontohkan, saat ini banyak peserta BPJS yang merupakan peserta mandiri atau
dari kalangan mampu. Kemudian, ketika mereka mau mendapatkan pelayanan kesehatan yang
mahal, seperti operasi jantung, mereka ikut BPJS dengan kilahan.

“Dia tahu operasi jantung itu mahal. Ikutlah BPJS. Baru satu bulan membayar, masuk (ke rumah
sakit), dia dapat operasi seharga ratusan juta. Setelah selesai, dia //nggak// teruskan lagi
pembayaran iurannya (per bulan),” jelas Dede Yusuf.

Keempat, lanjut Dede Yusuf, pihaknya meminta agar wajib ada pos pengaduan BPJS di setiap
rumah sakit atau klinik rujukan. Bagaimanapun, kata Dede Yusuf, pihaknya percaya bahwa
Divisi Pengaduan BPJS sudah berjalan. Namun, urgensi pospengaduan di tiap rumah sakit
rujukan masih perlu dibahas dalam evaluasi.

"Sehingga bila ada pasien-pasien peserta BPJS yang tidak dilayani atau dipersulit, bisa langsung
direspons saat itu juga. Kecuali kasus penuh kamar (rumah sakit), itu soal yang berbeda. Intinya,
rumah-rumah sakit yang mempersulit, perlu diberikan sanksi tegas segera," jelasnya lagi.

Terakhir, Dede Yusuf menekankan, evaluasi BPJS jangan langsung berujung pada upaya
menaikkan premi. Sebab, menaikkan premi tidak berarti menyelesaikan akar masalah.
"Menaikkan iuran premi itu opsi terakhir. Menurut saya, untuk memutuskan menaikkan premi
saja, lulusan SMA juga bisa. Tidak perlu orang-orang pintar," tandasnya.

Sumber : www.republika.com

Anda mungkin juga menyukai