09e00416 PDF
09e00416 PDF
TUGAS AKHIR
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009
ANALISA KADAR UNSUR HARA KALIUM (K) DARI TANAH
PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BENGKALIS RIAU SECARA
SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009
PERSETUJUAN
Disetujui di
Medan, juni 2008
Diketahui/disetujui oleh
Ketua Departemen Kimia FMIPA USU Dosen Pembimbing
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009
PERNYATAAN
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing – masing disebutkan sumbernya.
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009
ABSTRAK
Telah dilakukan analisis kadar unsur hara kalium (K) dari tanah perkebunan kelapa
sawit Bengkalis Riau secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) yang dilakukan di
Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), yang merupakan salah satu unsur hara yang
terpenting yang terkandung dalam tanah untuk menentukan kesuburan tanah dan
tanaman. Pengukuran kadar konsentrasi kadar unsur hara kalium (K), telah dilakukan
dengan menggunakan metode perkolasi. Pelarut yang digunakan ialah Ammonium
Asetat (CH3COOHNH4) 1 N pH 7,0. kemudian dianalisis dengan Spektrofotometri
Serapan Atom pada λ = 766,5 nm. Dari hasil analisa diperoleh konsentrasi kadar
unsur hara dari kalium (K) pada No. Lab 1, 2, 3, 4, dan 5 masing – masing adalah
2,03, 1,7, 1,2, 0,98, dan 1,9. data kadar unsur hara kalium (K) diolah dengan
menggunakan kurva kalibrasi metode least square dengan memplotkan nilai
absorbansi larutan standar kalium terhadap konsentrasi.
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009
ABSTRACT
The analysis of potassium substance contents from Bengkalis palm plantation Riau
was done in center of palm analysis by using Atomic Absorption Spectrofotometri.
The substance is one of the most important substances which is ground contained to
decide the fertinity of ground and plants. The measuring of potassium substance
contents was done by using perkolasi method. Ammonium asetat (CH3COOHNH4)
1N pH 7,0 was used as a solvent. Then analyzed by Atomic Absorption
Spectofotometri at λ = 766,5 nm. From the result of analysis, It can be obtained the
concentratre of each potassium substance contents at Lab. NO 1,2,3,4, and 5 are 2,03,
2,7, 7,2, 0,98, and 1,9. The data of potassium substance contents was processed by
using calibration method least square curve and plotted the absorption value of
potassium standard solution to the concentrate.
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009
PENGHARGAAN
Assalamu′alaikum. Wr.Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan
serta limpahan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
Kerja karya ilmiah ini disusun sebagai persyaratan untuk melengkapi tugas
akhir yang harus dipenuhi oleh mahasiswa semester 6 jurusan KIMIA ANALIS untuk
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan karya ilmiah ini tidak akan
pernah selesai tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang setulus – tulusnya kepada
Ketua dan Sekretaris Departemen Kimia FMIPA USU Ibu Dr. Rumondang Bulan
Nst,MS dan Bapak Drs. Firman Sebayang, MS, Dekan dan Pembantu Dekan FMIPA
USU , semua dosen pada Departemen Kimia FMIPA USU, khususnya Bapak Drs.
Firman Sebayang, MS selaku dosen pembimbing saya yang telah memberikan saran –
saran dan bimbingannya untuk melakukan penulisan karya ilmiah ini, dan juga untuk
kepada penulis serta rasa terima kasih kepada karyawan dan karyawati pusat
penelitian kelapa sawit yang telah memebrikan bimbingannya selama praktek kerja
lapangan. Dan rasa terima kasih yang dalam kepada Ibunda atas Doa dan kasihnya,
dan saudara – saudaraku tercinta. Semoga Tuhan Yang Maha Esa akan membalasnya
dan memberikan limpahan rahmat dan anugrah yang terbaik bagi kita.
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009
Akhir kata, penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini masih jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna penyempurnaan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini berguna
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
PERNYATAAN i
PENGHARGAAN ii
ABSTRAK iv
ABSTRACT v
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL viii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Permasalahan 2
1.3 Tujuan 2
1.4 Manfaat 3
DAFTAR PUSTAKA
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009
DAFTAR LAMPIRAN
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009
BAB I
PENDAHULUAN
dimaksud dengan unsur hara esensial apabila : (1) bila unsur hara tersebut kurang
vegetatif maupun generatif, (2) kekurangan hara tersebut tidak dapat diganti oleh
unsur lain dan (3) Unsur hara tersebut tidak dapat diganti oleh unsur lain dan (3)
Unsur hara tersebut harus secara langsung terlibat dalam gizi makanan tanaman.
Ke -16 unsur hara tersebut dapat dibedakan menjadi hara makro dan hara
mikro. Hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang
banyak, sedangkan unsur hara mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman
dalam jumlah yang sedikit, kalau banyak dapat menjadi racun bagi tanaman.
mikro terdiri dari : Fe, Mn, B, Cu, Zn, Cl dan Mo. Unsur – unsur hara tersebut ada
yang berasal dari udara dan ada yang berasal dari tanah..
Kalium adalah unsur hara makro yang banyak dibutuhkan oleh tanaman, dan
diserap tanaman dalam bentuk ion K+. Sumber utama kalium di dalam tanah berasal
dari pelapukan mineral – mineral primer seperti felspar, mika, biotit dan lain – lain.
Selain dari pelapukan mineral bahan organik seperti jerami padi, batang tembakau,
kulit kakao juga mengandung K yang tinggi yang dapat menambah K dalam tanah.
tetapi lebih banyak berperan dalam proses metabolisme tanaman seperti mengaktifkan
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009
kerja enzim, membuka dan menutup stomata (dalam pengaturan penguapan dan
Karena salah satu fungsi K dalam pembentukan pati dan sebagai transportasi
karbohidrat hasil fotosintesis, maka bila tanaman kekurangan K maka daun akan
berbecak – becak coklat seperti terbakar (nekrosis).warna coklat ini bermula dari
Pada karya ilmiah ini penulis hanya menentukan kadar unsur hara makro yaitu
kalium yang merupakan unsur hara yang memiliki peranan cukup penting dalam tanah
untuk kesuburan tanaman pada kelapa sawit. metode analisis yang dipergunakan
Serapan Atom.
1.2 Permasalahan
Apabila kadar unsur hara kalium yang terkandung di dalam tanah kurang dari pada
syarat mutu yang telah ditetapkan maka akan mengakibatkan kerusakan pada tanaman
1.3 Tujuan
1. Untuk menentukan kadar unsur hara dari Kalium pada tanah kelapa sawit
ditetapkan.
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009
1.4 Manfaat
Manfaat dari pembuiatan karya ilmiah ini adalah untuk memberikan informasi
tentang cara menganalisa kadar unsur hara K (kalium) dalam tanah kelapa sawit
secara laboratorium di pusat penelitian kelapa sawit (PPKS) Medan. Dan dengan
mengetahui kadar K dan Mg dapat diketahui apakah tanah atau tanaman kelapa sawit
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Tanah adalah salah satu sistem bumi, yang bersama dengan sistem bumi yang lain,
yaitu air alami dan atmosfer, menjadi inti fungsi, perubahan, dan kemantapan
hidup(Tejoyuwono,1998).
Bahan tanah tersusun atas empat komponen, yaitu bahan padat mineral, bahan
padat organik, air, dan udara. Bahan padat mineral terdiri atas sibir batuan dan mineral
primer, lapukan batuan dan mineral, serta mineral sekunder. Bahan padat organik
terdiri atas sisa perombakan jasad, terutama tumbuhan, zat humik, dan jasad hidup
penghuni tanah. air mengandung zat yang terlarut. Maka disebut juga larutan tanah.
udara tanah berasal dari udara atmosfer, akan tetapi mengalami perubahan susunan
bahan padat. Bahan padat membentuk kerangka tanah. air dan udara tanah mengisi
pori – pori diantara kerangka tanah. oleh karena itu menempati ruangan yang sama,
antara air dan udara tanah selalu terjadi persaingan dalam menempati pori. Dalam
tanah basah, kebanyakan pori terisi air dan dapat menyebabkan terjadinya kahat udara.
Sebaliknya, dalam tanah kering kebanyakan pori ditempati udara dan dapat
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009
2.2. Sifat Fisik Tanah
Sifat fisik tanah merujuk kepada tabiat dan perilaku mekanik termal, optik,
koloidal, dan hidrologi tanah. tabiat dan perilaku menghadirkan sejumlah parameter
kategori. Yang berdiameter lebih besar dari pada 2 cm disebut batu, berdiameter
antara 2 cm dan 2mm disebut krikil dan berdiameter lebih kecil dari pada 2 mm
disebut bahan tanah halus. Analisis fisik dan kimia menggunakan bahan tanah halus.
b. Tekstur. Tekstur tanah adalah kehalusan atau kekasaran bahan tanah pada
perabaan berkenaan dengan perbandingan berat antar fraksi tanah. jadi, adalah
ungkapan agihan besar zarah tanah atau proporsi nisbi fraksi tanah. dalam hal fraksi
lempung merajai dibandingkan dengan fraksi pasir dan debu, tanah dikatakan
bertekstur halus atau lempung. Oleh karena tanah bertekstur hakus sering bersifat
berat diolah karena sangat liat dan lekat sewaktu basah dan keras sewaktu kering,
tanah yang dirajai fraksi lempung juga disebut bertekstur berat. Sebaliknya, tanah
yang dirajai fraksi pasir disebut kasar, pasiran, atau ringan (mudah diolah, karena
longgar dan gembur). Apabila kadar ketiga fraksi tanah kira – kira berimbang, tanah
disebut bertekstur sedang. Tanah yang dirajai fraksi debu disebut bertekstur debuan.
Apabila fraksi lempung banyak dan fraksi debu cukup, akan tetapi fraksi pasir sedikit,
tanah disebut bertekstur lempung berdebuan. Dalam hal fraksi pasir banyak dan fraksi
lempung cukup, akan tetapi fraksi debu sedikit, tanah dikatakan bertekstur pasir
klasifikasi tekstur tanah yang saling berbeda dalam hal tatanama, klasifikasi tekstur
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009
tanah, dan /atau kriteria kelas tekstur tanah mengenai interval proporsi nisbi antar
fraksi tanah dalam batsan kelas tekstur. Sistem yang lebih banyak diterapkan.
Perilaku kimia tanah dapat ditaksirkan sebagai keseluruhan reaksi risiko kimia
dan kimia yang berlangsung antar penyusun tanah dan antara penyususn tanah dan
bahan yang ditambahkan kepada tanah in situ. Faktor semua kelajuan reaksi kimia
berlangsung dalam tanah berentangan sangat lebar, antara yang sangat singkat
berhitungan abad (reaksi jerapan tertentu) dan yang luar biasa lama berhitungan abad
(reaksi yang berkaitan dengan pembentukan tanah). reaksi – reaksi tanah diimbas oleh
Reaksi tanah adalah parameter tanah yang dikendalikan kuat oleh sifat – sifat
elektrokimia koloid – koloid tanah. istilah ini mengunjuk kemasan atau kebebasan
tanah, yang derajatnya ditentukan oleh kadar ion hidrogen dalam larutan tanah.
maupun ion OH-. Hukum aksi massa menyatakan bahwa hasil perkalian kadar H+
dengan kadar OH- selalu tetap, yaitu [H+] [OH-] = 10-14. maka cukup mengetahui
Kemasaman dan kebasaan tanah bersumber dari sejumlah senyawa. Air adalah
sumber kecil ion H karena disosiasi molekul H2O lemah. Sumber – sumber besar
adalah asam – asam anorganik dan organik. Proses yang menghasilkan ion H+ ialah
respirasi akar dan jasad penghuni tanah, perombakan bahan organik, pelarutan CO2
udara dalam lengas tanah, hidrolisis Al, nitrifikasi, oksidasi N2, oksidasi S, dan
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009
2.4. Pertukaran Kation
Istilah pertukaran kation lebih disukai dari pada istilah pertukaran basa karena
reaksinya juga melibatkan ion H+. Ion hidrogen adalah suatu kation, tetapi bukan basa.
Kation – kation yang terjerap dapat dipertukarkan dengan kation lainnya. Proses
penggantian ini disebut pertukaran kation. Laju reaksi pada dasarnya bersifat seketika
Jerapan dan pertukaran kation memegang peranan praktis yang sangat penting dalam
penyerapan hara oleh tanaman, kesuburan tanah, retensi hara, dan pemupukan. Kation
yang terjerap umumnya tersedia bagi tanaman melalui pertukaran dengan ion H+ yang
dihasilkan oleh respirasi akar tanaman. Hara yang ditambahkan kedalam tanah dalam
bentuk pupuk, akan ditahan oleh permukaan koloid dan untuk sementara waktu
terhindar dari pencucian. Kation – kation yang dapat mencemari air tanah dapat
tersaring oleh kegiatan jerapan koloid tanah. oleh karena itu, kompleks jerapan
dianggap sebagai gudang kation dan memberi kapasitas penyanggaan kation dalam
tanah. tamabahan pula, ia dapat memainkan peranan dalam membuat bahan kapur
menjadi tersedia bagi pertumbuhan tanaman. Batu kapur kalsit atau CaCO3, tidak larut
dalam air. Sewaktu ditambahkan pada tanah masam (tanah dengan Al tinggi), batu
Kalsium karbonat yang terbentuk bersifat larut dalam air. Ca2+ yang terdisosiasi
miliekuivalen per 100 gram. Akan tetapi, kadang – kadang bagian survey tanah,
Departemen Pertanian, AS, menggunakan satuan mili ekuivalen per 100 gram
lempung. Adalah merupakan hal yang umum dalam praktek penetapan KTK bahwa
semua kation yang dapat dipertukarkan dianalisis. KTK kemudian dihitung sebagai :
Bolt et al. (1976) berpendapat bahwa suatu koreksi tertentu diperlukan terhadap
terjerap tidak disertai oleh anion – anion. Akan tetapi kation – kation ”bebas” bisa jadi
terikut dan membawa serta anion lawan, sehingga anion – anion tersebut dapat
teranalisis bersama – sama dengan kation yang dapat dipertukarkan. Ion – ion dari
sesungguhnya. Nilai KTK tanah bervariasi menurut tipe dan jumlah koloid yang ada
Dalam analisis tanah, pengambilan contoh harus mewakili suatu areal tertentu.
Contoh tanah yang dianalisis untuk satu jenis hara hanya memerlukan beberapa gram
saja.oleh karena itu, kesalahan dalam pengambilan contoh tanah dapat menyebabkan
menggunakan sistem composite sample, yaitu percampuran contoh yang diambil dari
areal yang dikehendaki. Contoh tanah tersebut mewakili areal yang relatif agak
seragam dalam hal jenis tanah, topografi, kemiringan, dan bahan induk.
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009
Pengambilan contoh tanah umumnya dengan berjalan sambil mengambil
contoh tanah berupa irisan tipis sedalam sekitar 20 cm ( daerah perakaran ). Dari suatu
lahan yang kesuburan dan pengelolaannya relatif seragam, contoh tanah masing –
Penyebaran hara dalam tanaman tidak merata, artinya kadar suatu unsur pada
daun tidak sama dengan kadar unsur tersebut dalam tangkai daun atau pada kayu.
Seperti pengambilan contoh tanah, pengambilan contoh tanaman untuk analisis perlu
mendapat perhatian. Kesukaran timbul bila banyak macam hara dan banyak macam
tanaman yang perlu dianalisis. Misalnya, analisis yang diperlukan N, P, K, Ca, Mg,
Fe, Cu, Mn untuk tanaman kopi, jagung, kedelai, karet, dan sebagainya sehingga
Jumlah hara tanaman yang hilang karena diserap tanaman dipengaruhi oleh
produksi yang dihasilkan. Data ini memberikan gambaran hara hilang diangkut keluar
dari lahan karena terbawa organ yang dipanen. Pertumbuhan kehidupan tanaman
sangat berhubungan dengan kesuburan tanah. Dalam kaitan ini, akar tanaman
berperanan sangat penting karena fungsi akar sebagai penyerap unsur hara tanaman
dan translokasi unsur dari akar kebatang, daun, ataupun buah. Unsur hara tanaman
pada dasarnya berasal dari mineral tanah yang mengalami pelapukan dan bahan
organik yang mengalami mineralisasi. Di samping itu, akar tanaman juga mempunyai
fungsi mempercepat proses pelepasan unsur dari mineral tanah karena kemampuan
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009
akar mengeluarkan senyawa – senyawa yang melepaskan unsur dari mineral tanah.
Makin panjang dan banyak akar rambut, maka makin besar pula kemampuan tanaman
untuk meyerap unsur atau mengubah unsur menjadi tersedia untuk tanaman
(Afandi,2002).
dimaksud dengan unsur hara esensial bila : (1) bila unsur hara tersebut kurang didalam
maupun generatif, (2) kekurangan hara tersebut tidak dapat diganti oleh unsur lain dan
(3) Unsur hara tersebut harus secara langsung terlibat dalam gizi makanan tanaman.
Ke 16 unsur hara tersebut dapat dibedakan menjadi hara makro dan hara
mikro. Hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang
banyak, sedangkan unsur hara mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman
dalam jumlah yang sedikit, kalau banyak dapat menjadi racun bagi tanaman.
mikro terdiri dari : Fe, Mn, B, Cu, Zn, Cl, dan Mo. Unsur unsur hara tersebut ada yang
berasal dari udara dan ada yang berasal dari tanah ( efendi,B.2006).
Kalium (K)
Kalium (K) merupakan hara utama ketiga setelah N dan P. Kalium mempunyai
valensi satu dan diserap dalam bentuk ion K+. Kalium tergolong unsur yang mobil
dalam tanaman baik dalam sel, dalam jaringan tanaman, maupun dalam xylem dan
floem. Kalium banyak terdapat dalam sitoplasma, garam kalium berperanan dalam
tekanan osmose sel. Dalam sitoplasma kisaran konsentrasi K relatif sempit, yaitu 100
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009
– 200 mM dan dalam kloroplas lebih bervariasi, yaitu 20 – 200 mM. Peranan K dalam
mengatur turgor sel diduga berkaitan dengan konsentrasi K dalam vakuo la.
optimum untuk hampir semua enzim yang ada dalam tanaman. Bila pH turun dari 7,7
menjadi 6,5 maka aktivitas nitrat reduktase hampir berhenti. Menurut Marchner
(1986), kalium berperanan terhadap lebih dari 50 enzim baik secara langsung maupun
tidak langsung.
Mg turun. Unsur yang mempunyai pengaruh saling berlawanan dan satu sama yang
lain berusaha saling mengusir disebut antagonis. Oleh karena itu perlu ketersediaan
Bila tanaman kekuranagan K, maka banyak proses yang tidak berjalan dengan
akumulasi senyawa nitrogen dalam tanaman. Apabila kegiatan enzim terhambat, maka
akan terjadi penimbunan tertentu karena prosesnya menjadi terhenti. Misalnya, enzim
Fungsi kalium yang adalah untuk pengembangan sel dan pengaturan tekanan
osmosis. Pengembangan sel disebabkan karena vakuola mengembang 80% - 90% dari
lemahnya batang tanaman sehingga tanaman mudah roboh. Turgor tanman berkurang
sel menjadi lemah, daun tanaman menjadi kering, ujung daun berwarna coklat atau
berlangsung terus, maka nekrosis ini menjadi jaringan yang kering dan mati,
kemudian lepas dan daun menjadi berlubang. Kekurangan hara kalium menyebabkan
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009
produksi merosot, walaupun sering tidak menampakkan gejala defisiensi. Kejadian ini
karbohidrat berkurang.
Kalium tersedia dalam tanah tidak selalu tetap dalam keadaan tersedia, tetapi
masih berubah menjadi bentuk yang lambat untuk diserap oleh tanaman. Hal ini
bentuk lain. Dikerak bumi, kadar kalium cukup tinggi, yakni sekitar 2,3 % (analisis
fusion) yang kebanyakan terikat dalam mineral primer atau terfiksasi dalam mineral
sekunder dari mineral lempung. Oleh karena itu, tanah lempung sebetulnya kaya kadar
K. Pada tanah tua dan tanah abu volkanik, umumnya juga kaya kadar K sedangkan
tanah gambut kadar K sedang sampai rendah. Makin dalam dari permukaan, maka
Umumnya, unsur kalium sudah dicampur dengan pupuk atau unsur lain menjadi
% K2O = 1,2 x % K
%K = 0,83 x % K2O
Muriate (KCl)
Pupuk ini dianggap memiliki kadar hara K tinggi. Nama muriate berasal dari
asam murit, sama dengan asam klorida. Secara teoritis, pupuk ini memiliki kadar K2O
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009
dapat mencapai 60% - 62%, tetapi dalam kenyataan pupuk muriate yang
diperdagangkan hanya memiliki kadar K2O sekitar 50%. Pupuk ini berupa butiran
kecil – kecil atau berupa tepung dengan warna putih sampai kemerah – merahan.
Dalam praktek, pupuk ini lebih banyak digunakan dari pada pupuk – pupuk K yang
untuk tanaman yang peka terhadap kualitas ataupun produksi. Pupuk ini banyak
digunakan untuk perkebunan karet dan tebu, tetapi sekarang sebagian beralih ke
(Afandie,2002).
Tanaman kelapa sawit memiliki nama ilmiah Elaeis guinensis jacq. Elaeis
berasal dari kata elaion yang dalam bahasa yunani berarti minyak. Guinensis berasal
dari kata Guinea yaitu pantai barat Afrika dan jacq singkatan dari jacquin seorang
botanist dari amerika. Kelapa sawit berasal dari Afrika dan masuk ke indonesia pada
tahun 1848 yang dibawa Mauritius dan Amsterdam oleh seorang warga belanda yang
ditanam dikebun raya bogor. Perkebunan kelapa sawit pertama dibuka pada 1911,
yaitu disungai liput (Aceh), Kebun Tanah Itam Ulu dan Pulau Raja (Asahan)
Sumatera (Hadi,M.M,2004).
Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah tropika basah disekitar
lintang Utara – Selatan 120. dan kelapa sawit juga tumbuh pada beberapa jenis tanah
seperti podsolik, latosol, hidromorfik kelabu, andosol, dan alluvial. Tanah yang baik
Divisio : Tracheophyta
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009
Subdivisio : Pteropsida
Kelas : Angiospermae
Subkelas : Monocotiledone
Ordo : Cocoideae
Familia : Palmae
Genus : Elaeis
Kelapa sawit merupakan tanaman monokotil, tanaman ini berumah satu atau
monocious, dimana bunga jantan dan betina terdapat satu pohon. Bagian tanaman
kelapa sawit, yaitu akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji.
2.6.1.1. Akar
Akar pertama muncul dari biji yang telah berkecambah adalah radikula dengan
panjang 15 cm. Akar radikula tumbuh menjadi akar primer yang keluar dari bagian
bawah batang dengan arah 450 dari permukaan tanah. Akar primer akan tumbuh
menjadi akar sekunder, tersier, dan kuarter yang berada dekat dengan permukaan
tanah. Akar – akar tersebut berfungsi untuk menyerap air dan hara dari dalam tanah.
Akar sekunder dan akar tersier biasanya menyebar secara horizontal hingga
radius yang sama panjang daun, pada kedalaman kurang dari 150 cm, bahkan sebagian
muncul kepermukaan tanah. Fungsi utama akar sekunder adalah menjangkau unsur
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009
Akar rambut adalah akar yang menempel pada akar sekunder dan tersier yang
fungsi utamanya adalah menyerap air dan unsur hara dari dalam tanah
(Hadi,M.M,2004).
2.6.1.2. Batang
Batang kelapa sawit tumbuh tegak (phototropi) dan dibalut oleh pangkal daun.
Batang belum terlihat sampai kelapa sawit berumur 3 tahun karena masih terbungkus
sebagai penguat batang dan menyalurkan hara. Fungsi batang adalah untuk menimbun
hara dan pertumbuhan batang akan terlihat berubah diameternya bila terjadi flaktuasi
2.6.1.3. Daun
Daun kelapa sawit terdiri dari rachis (pelepah daun), pinnae (anak daun), dan spines
(lidi). Panjang pelepah daun bervariasi tergantung varietas dan tipenya serta kondisi
Jumlah anak daun pada satu pelepah berkisar antara 250 – 400 anak daun yang
terletak dikiri kanan pelepah daun dan panjang dibandingkan anak daun yang letaknya
diujung atau dipangkal. Setiap anak daun terdiri dari lidi dan dua helaian daun
(lamina). Luas permukaan daun tanaman dewasa dapat mencapai 15 meter. Daun
kelapa sawit berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis dan alat respirasi.
2.6.1.4. Bunga
Tanaman kelapa sawit setelah ditanam dilapangan mulai berbunga pada umur 12 – 14
bulan, tergantung dari varietas dan tipe umur bibit serta kondisi lingkungan.
Pembungaan kelapa sawit termasuk monococious artinya bunga jantan dan betina
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009
terdapat pada satu pohon tetapi tidak pada satu tandan yang sama. Tandan bunga
jantan tau tandan bunga betina keluar dari setiap ketiak pelepah kelapa sawit.
2.6.1.5. Biji
Pembentukan buah terjadi setelah bunga betina dibuahi. Buah akan matang 5-6
bulan setelah terjadi penyerbukan. Jumlah buah dalam satu tandan bervariasi,
tergantung umur tanaman. Pada tanaman dewasa satu tandan berisi 2000 buah
(brondolan). Ukuran berat buah juga bervariasi, tergantung letaknya dalam tandan.
Panjang buah dapat mencapai 5 cm dan beratnya 30 gram. Buah terdiri dari pericarp
dan biji. Pericarp terdiri dari sabut (exocarp) dan daging buah (mesocarp) yang jika
dipres akan mengeluarkan minyak. Biji dibalut dengan cangkang yang tebalnya
tergantung dari jenis tanaman induknya dan inti dapat menghasilkan minyak inti sawit
(Suyatno Risza,1994).
Metode AAS berprinsip pada absorpsi cahaya oleh atom. Atom – atom
menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat
unsurnya (Khopkar,2003).
merupakan akibat perkembangan spektroskopi pancaran nyala. Telah lama ahli kimia
menggunakan pancaran radiasi oleh atom yang dieksitasikan dalam suatu nyala
sebagai alat analitis. Dalam tahun 1955 Walsh menekankan bahwa dalam suatu nyala
yang lazim, kebanyakan atom berada dalam keadaan elektronik dasar bukannya dalam
keadaan tereksitasi. Misalnya untuk transisi yang menghasilkan garis natrium kuning
pada 589 nm, rasio banyaknya atom tereksitasi terhadap keadaan dasar, pada 2700o C,
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009
kira – kira adalah 6 x 10-4. absorpsi atom berkembang dengan cepat selama tahun
1960, instrumen komersial menjadi tersedia, dan teknik itu sekarang sangat meluas
digunakan untuk penetapan sejumlah unsur, kebanyakan logam, dan sampel yang
Pada prinsipnya tentu saja tak ada masalah yang harus dikaitkan dengan
pengukuran absorbans dari populasi atom keadaan dasar yang terkungkung dalam
suatu ruang cocok, namun terdapat jumlah kesulitan dalam memperolaeh populasi
tersebut dengan cara yang dapat diulang. Lazimnya suatu larutan yang mengandung
logam yang harus ditetapkan – misalnya Pb2+ atau Cu2+ dimasukkan kedalam nyala
sebagai suatu aerosol, suatu kabut yang terdiri dari tetesan yang sangat halus. Ketika
butiran ini maju melewati nyala, pelarutnya menguap,dan di hasilkan bintik – bintik
halus dari materi berupa partikel. Zat padat itu kemudian berdisosiasi, sekurangnya
sebagian, untuk menghasilkan atom – atom logam. Semua tahap ini berlangsung
dengan jarak beberapa sentimeter ketika partikel – partikel sampel itu diangkat dengan
kecepatan tinggi oleh gas – gas nyala. Bila disinari dengan benar, kadang – kadang
dapat terlihat tetes – tetes sampel yang belum menguap keluar dari puncak nyala, dan
gas – gas nyala itu terencerkan oleh udara yang menyerobot masuk sebagai akibat
tekanan rendah yang diciptakan oleh kecepatan tinggi itu. Karena masalah kinetik
yang serius dengan atomisasi nyala dan karena kepekaan menurun sangat banyak oleh
diencerkannya populasi atom analit oleh gas – gas dalam nyala mata telah
absorpsi atom akhir – akhir ini. Tanur ini membawa masalahnya sendiri namun
Jika suatu larutan yang mengandung suatu garam logam (atau senyawa logam)
lebih besar dari atom logam bentuk gas itu normalnya tetap berada dalam keadaan tak
terekstraksi atau dengan perkataan lain dalam keadaan dalam keadaan dasar.
Atom – atom keadaan dasar ini mampu menyerap energi cahaya yang panjang
gelombang radiasi yang akan dipancarkan atom – atom itu bila tereksitasi dari
keadaan dasar.
Jika cahaya dengan panjang gelombang resonansi itu dilewatkan nyala yang
mengandung atom – atom bersangkutan, maka sebagian cahaya itu akan diserap, dan
jauhnya penyerapan akan berbanding lurus dengan banyaknya atom keadaan dasar
yang berada dalam nyala. Inilah asas yang mendasari Spektrofotometri Serapan Atom
(SSA) (Basset,J.et.al.1994).
2.7.2. Instrumentasi
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009
A. Lampu Katoda Berongga
Lampu katoda berongga terdiri dari tabung kaca tertutup yang mengandung suatu
katoda atau anoda. Katoda tersebut berbentuk silinder berongga yang terbuat dari atau
yang permukaannya dilapisi dengan unsur yang sama dengan unsur yang akan
dianalisa. Tabung lampu tersebut diisi dengan gas mulia neon atau argon, intensitas
B. Nyala
Larutan cuplikan masuk ke dalam nyala melalui alas nyala, berupa tetesan – tetesan
yang sangat halus. Pada alas nyala ini sudah mulai terjadi penguapan air dari tetesan –
tetesan tersebut, sebagian dari larutan cuplikan akan memasuki bagian nyala yang
Pada unit kerucut dalam ini terjadi penguapan pelarut lebih lanjut dan
penguraian cuplikan menjadi atom – atom (atomisasi), dan didalam bagian ini pula
terjadi proses penyerapan sinar oleh atom – atom dan proses eksitasi. Sesudah masuk
kedalam daerah kerucut dalam, maka atom – atom akan memasuki bagian nyala yang
disebut daerah reaksi. Di dalam daerah reaksi ini, atom – atom tersebut beraksi dengan
oksigen menjadi oksida- oksida. Oksida yang terbentuk dalam daerah reaksi tersebut
C. Monokromator
memencilkannya dari garis – garis lain dan kemungkinan dari pancaran pita molekul.
Kisi difraksi pada umumnya lebih sering dugunakan karena sebaran yang dilakukan
oleh klisi lebih seragam dari pada yang dilakukan oleh prisma dan akibatnya
instrument kisi dapat memelihara daya pisah yang lebih tinggi sepanjang jangka
Detektor dapat diatur sedemikian rupa pada nilai frekuensi tertentu, sehingga tidak
(Khopkar,SM.2003).
Sistem pencatat yang digunakan pada instrument SSA berfungsi untuk mengubah
sinyal yang diterima melalui bentuk digital, berarti sistem pencatat mencegah atau
diantara pembacaan skala dan sebagainya, serta menyeragamkan tampilnya data, yaitu
dimungkinkan pembacaan langsung konsentrasi dari pada analit didalam sampel yang
dianalisis (Haswel,S.J.1991).
a) Unit atomisasi
b) Sumber radiasi
Atomisasi dapat dilakukan baik dengan nyala maupun dengan tungku. Untuk
mengubah unsur metalik menjadi uap atau hasil disosiasi diperlukan energi panas.
Temperatur harus benar – benar terkendali dengan sangat hati – hati agar proses
atomisasinya sempurna. Ionisasi harus dihindarkan dan ini dapat terjadi bila
dianalisis (Khopkar,S.M.2003).
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009
BAB 3
BAHAN DAN METODE PERCOBAAN
- Tabung perkolasi
- Cawan perkolasi
- Neraca analitis
- Alkohol 80%
- Akuadest
- Pasir kuarsa
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009
- Larutan standart baku 1000 ppm K
labu ukur 2 liter dilarutkan dengan air destilasi dan penuhkan hingga
- Alkohol 80%
dengan air destilasi hingga tanda garis dan dikocok hingga merata.
(CH3COONH4) 1 N pH 7,0
- Ditimbang 15,42 gram ammonium asetat kedalam labu ukur 200 ml,
merata.
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009
- Larutan seri standart 0, 2, 4, 8, 12 ppm K
dengan keran pengatur cepat atau lambat aliran larutan yang keluar.
diameter tabung.
766,5 nm.
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHSAN
(gram) me/100gr
= 0,04 me/100 gr
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009
4.2 Pengolahan Data
4.2.1 Penurunan Persamaan Garis Regresi Dengan Metode Kurva Kalibrasi
Hasil pengukuran absorbansi larutan standar dari suatu larutan seri standar kalium
diplotkan terhadap konsentrasi larutan standar sehingga diperoleh suatu kurva
kalibrasi berupa garis linier dapat dilihat pada lampiran. Persamaan garis regresi untuk
kurva kalibrasi ini dapat diturunkan dengan Metode Least Square :
Tabel 4.2. Penurunan Persamaan Garis Regresi dengan Metode Kurva Kalibrasi
___ ___ ___ ___ ___ ___
No Xi Yi
(Xi- X ) (Xi- X )2 (Yi- Y ) (Yi- Y )2 (Xi- X )(Yi- Y )
1. 0,000 0,000 -5,200 27,040 -0,654 0,427 3,400
2. 2,000 0,264 -3,200 10,240 -0,390 0,152 1,248
3. 4,000 0,499 -1,200 1,440 -0,155 0,024 0,186
4. 8,000 1,011 2,000 7,840 0,357 0,127 0,999
5. 12,000 1,497 6,800 46,240 0,843 0,710 5,732
Σ 26,000 3,271 0,000 92,800 0,001 1,440 11,565
___ ∑ Xi 26,000
X rata – rata ( X ) = = = 5,200
n 5
___ ∑ Yi 3,271
Y rata – rata ( Y ) = = = 0,654
n 5
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009
∑( Xi − X )(Yi − Y )
a=
∑( Xi − X ) 2
sehingga diperoleh harga a:
11,565
a= = 0,125
92,800
Harga intersept (b) diperoleh melalui substitusi harga (a) ke persamaan berikut :
Y = ax + b
b = Y – ax
= 0,654 – (0,125) (5,2)
= 0,004
Maka persamaan garis regresi yang diperoleh adalah :
Y = 0,125X + 0,004
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009
4.3. Pembahasan
yang rendah. Dimana K yang normal sesuai kriteria hara tanah besarnya 0,4 – 0,7. ini
berarti jelas tanah yang dianalisa adalah tanah gambut sehingga makin dalam dari
permukaan maka kadar K makin rendah. Berdasarkan kriteria kadar tanah tersebut,
tanah yang dianalisa dapat dikatakan kekurangan unsur hara K, yang akan
mengakibatkan gejala – gejala yang merusak tanaman kelapa sawit seperti daun
terlihat tua. Karena akan timbul bercak – bercak coklat pada seperti terbakar. Dan juga
mempengaruhi dalam pembentukan pati dan sebagai alat transportasi karbohidrat hasil
fotosintesis.
konsentrasi larutan standar kalium dengan menggunakan metode least square sehingga
Dalam analisa diperoleh bahwa kadar unsur hara K sebesar 0,04 Me/100gr.
Yang sebagaimana unsur tersebut dibawah kriteria unsur hara tanah yang baik, untuk
itu tanah tersebut perlu ditambah pupuk kalium, untuk mencukupi kadar K didalam
tanah.
Serapan Atom (SSA) pada panjang gelombang 766,5 nm. Dimana tanah tersebut
Kadar unsur hara kalium (K) pada tanah ialah 0,4 – 0,7 Me/100g, salah satu
golongan unsur hara makro yang terpenting untuk menentukan kesuburan tanah dan
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009
Dari hasil analisa diperoleh kadar unsur hara kalium (K) yang terkandung pada
sampel tanah pada No. Lab : 1, 2, 3, 4, dan 5 masing – masing adalah 0,04 Me/100g,
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
Dari data yang diperoleh dari analisa penentuan kadar unsur hara K dalam
tanah kelapa sawit di pusat penelitian kelapa sawit (PPKS) Medan, diperoleh
5.2. Saran
dipahami dan juga mengenai teknik analisanya harus benar dikuasai agar
dilakukan
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
New York.Elseiver.
ITB.
UI Press.
Erlangga.
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009
KRITERIA PENILAIAN SIFAT KIMIA TANAH
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis
Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.
USU Repository © 2009