Biogenous: Sedimen ini berasal dari organisme laut yang telah mati dan terdiri dari remah-
remah tulang, gigi-geligi, dan cangkang-cangkang tanaman maupun hewan mikro.
Komponen kimia yang sering ditemukan dalam sediment ini adalah CaCO3 dan SiO2.
Sedangkan partikel-partikel yang sering ditemukan dalam sedimen calcareous terdiri dari
cangkang-cangkang foraminifera, Cocolithophore, yang disebut globerigina ooze dan
Pteropoda, yang disebut pteropod ooze. Cangkang Diatomae dan Radiolaria merupakan
kontributor yang paling penting dari partikel Siliceous.
Hydrogenous; Sedimen ini berasal dari komponen kimia yang larut dalam air laut dengan
konsentrasi yang kelewat jenuh sehingga terjadi pengendapan (deposisi) di dasar laut.
Contohnya endapan Mangan (Mn) yang berbentuk nodul, dan endapan glauconite (hydro
silikat yang berwarna kehijauan dengan komposisi yang terdiri dari ion-ion K, Mg, Fe, dan
Si).
Cosmogenous; Sedimen ini bersal dari luar angkasa di mana partikel dari benda-benda
angkasa ditemukan di dasar laut dan mengandung banyak unsur besi sehingga mempunyai
respon magnetik dan berukuran antara 10 – 640 m (Wibisono, 2005).
2. Macam – macam diameter butiraan yang sering digunakan
Ukuran butir sedimen meripakan hal yang sangat penting dan mendasar karena ukuran
butir sedimen menceritakan banyak hal mengenai tingkat erosi provenance, mekanisme
transportasi,energi pengendapan, dan hal-hal lain yang tentunya sangat penting dalam
nterpretasi. Dan perludiketahui bahwa sedimen yang ada di permukaan bumi adalah
sedimen-sedimen dengan ukuranyang bermacam-macam dan sangatlah lebar rentang dari
ukuran tersebut walaupun sebenarnya batuan sedimen di permukaan bumi
didominasi oleh sedimen berukuran pasir (Boggs, 1995).
Untuk itu diperlukan suatu standar logaritmic ataupun geometri untuk
ukuran butir sedit e r s e b u t . U d d e n ( 1 8 9 8 ) k e m u d i a n m e m b u a t s k a l a u k u r
a n b u t i r s e d i m e n ya n g k e m u d i a n dimodifikasi oleh Wentworth pada tahun 1922
yang kemudian dikenal sebagai skala ukuran butir Udden-Wentworth (1922)dengan
rentang skala <1/256 mm hingga >1/256 mm dan terbagimenjadi 4 kelompok besar
yaitu : Lempung (< 4 μm), Lanau (4 μm – 63 μm), Pasir (63 μm – 2 mm),
Kerikil/aggregate (> 2 mm).
2. Sand, Pasir
Pasir adalah contoh bahan material butiran. Butiran pasir umumnya berukuran antara
0,0625 sampai 2 milimeter. Materi pembentuk pasir adalah 3andau3 dioksida, tetapi
di beberapa pantai tropis dan 3andau33cs umumnya dibentuk dari batu kapur.
Sangat Kasar (1-2mm),
Pasir Kasar (1/2-1mm),
Pasir Sedang(1/4-1/2mm),
Pasir Halus (1/8-1/4mm), dan
Pasir Sangat Halus(1/16-1/8mm)
2. Top set beds, lapisan ini terjadi karena telah terjadi fore set beds menyebabkan
kemiringan dasar waduk bagian hulu landai.
3. Bottom set beds, lapisan ini terbentuk atas sedimen halus yang terbawa aliran.
4. Density current set beds, lapisan ini adalah lapisan dengan partikel halus yang
diangkut sepanjang dasar sungai dan di endapkan dekat waduk.
Dalam membahas gerak butiran digunakan beberapa dasar teori yang diantaranya
adalah :
Teori White
White (1940) memberikan perumusan mengenai keseimbangan partikel (butiran)
di dasar sungai. Pernyataanya adalah bahwa gaya ganggu (disturbing force) yang
merupakan reultan gaya seret (drag force) dan gaya angkat (lift force) akan sebanding
dengan tegangan geser dasar (bottom shear stress) sungai dan luas permukaan partikel
(D2), dan gaya tahan gravitasi sebanding dengan berat partikel di dalam air.
( s w ).g.D3
0 < C ( s w ).g.D3
Dengan :
0 = w .g.h.I
s = kerapatan butiran
w = kerapatan air
g = percepatan gravitasi
D = diameter partikel
H = tinggi air
I = kemiringan dasar sungai
C = konstanta yang tergantung dari kondisi aliran, bentuk partikel dan
posisi partikel terhadap partikel lainnya
Dengan :
U = kecepatan rata-rata
U* = kecepatan geser sub-layer
D = diameter partikel
v = viskositas air
Re* = bilangan Reynold
h = tinggi air
Keseimbangan Kritis
Keseimbangan kritis adalah keseimbangan batas pada saat akan mulai terjadi gerakan.
Semua teori selain White didasarkan pada pertimbangan bahwa gaya seret berkaitan
dengan kecepatan aliran, dengan keseimbangan kritis yang dirumuskan dengan :
dimana :
=
= f
= f (Re*)