Muskulo
Muskulo
TINJAUAN PUSTAKA
2.4. Sprain
2.4.1. Definisi
Sprain adalah cidera struktur ligamen disekitar sendi, akibat gerakan
menjepit atau memutar. Fungsi ligamen adalah menjaga stabilitas,
namun masih mampu melakukan mobilitas. Ligamen yang sobek akan
kehilangan kemampuan stabilitasnya (noor, 2016).
2.4.2. Etiologi
1. Sprain terjadi ketikan sendi dipaksa melebihi lingkup gerak
sendi yang normal, seperti melingkar atau memutar
pergelangan kaki.
2. Sprain dapat terjadi di saat persendian terpaksa bergeser dari
posisi normalnya karena terjatuh, terpukul atau terkilir.
2.4.3. Manifestasi Klinis
1. Nyeri
2. Peradangan atau inflamasi
3. Ketidakmampuan menggerakan tungkai
4. Sama dengan strain tetapi lebih parah.
5. Edema dan perubahan warna.
2.4.4. Patofisiologi
Avulsion seluruh atau sebagian dari dan sekeliling sendi, yang
disebabkan oleh daya yang tidak semestinya, pemelintiran atau
dorongan pada saat berolahraga atau aktivitas kerja. Kebanyakan
kesleo terjadi pada pergelangan tangan dan kaki, jari-jari tangan dan
kaki. Pada trauma olahraga sering terjadi robekan ligament pada sendi
dan lutut. Sendi-sendi lain juga dapat terkilir jika terjadi tekanan tanpa
di selingi peredaan (Brunner & Suddart, 2012).
2.4.5. Penatalaksanaan
1. Pembedahaan : Agar sendi dapat berfungsi sepenuhnya,
pengurangan perbaikan terbuka terhadap jaringan yang
teravulsion.
2. Kemoterapi : Dengan analgetik Aspirin (100-300 mg setiap 4
jam) untuk meredakan nyeri dan peradangan kadang diperlukan
narkotika (codeine 30-60 mg per oral setiap 4 jam) untuk nyeri
hebat.
3. Elektromekanis, ada beberapa terapi :
a. Penerapan dingin dengan kantong es.
b. Pembalutan atau wrapping eskternal dengan
pembalutan, cast.
c. Posisi ditinggikan, jika yang sakit adalah bagian
ekstermitas.
d. Latihan ROM, tidak dilakukan latihan pada saat terjadi
nyeri hebat dan perdarahan.
2.5. Dislokasi
2.5.1. Definisi
Menurut Noor (2016) dislokasi adalah pindahnya permukaan sentuh tulang
yang menyusun sendi, cidera ini dihasilkan oleh gaya yang menyebabkan sendi
melampaui batas normal anatomisnya.
2.5.2. Etiologi
2.5.3. Klasifikasi
1. Dislokasi cogential : Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan.
2. Dislokasi Patologik : akibat penyakit sendi atau jaringan sekitar sendi,
misalnya tumor, infeksi, atau osteoporosis.
3. Dislokasi traumatic : kedaruratan ortopedi akibat odema, terjadi karena
trauma yang kuat sehingga dapat mengeluarkan tulang daei jaringan
disekelilingnya dan juga merusak struktur sendi, ligament, syaraf, dan
sisterm vaskular. Berdasarkan tipe kliniknya dibagi menjadi :
a. Dislokasi Akut : Umumnya terjadi pada shoulder, dan hip. Disertai
nyeri akut dan pembengkakan disekitar sendi.
b. Dislokasi Kronis : trauma dislokasi pada sendi diikuti oleh
frekuensi dislokasi yang berlanjutan dengan trauma yang minimal,
maka disebut dislokasi berulang.