Anda di halaman 1dari 21

PENGESAHAN SEKOLAH

Bandung,September 2019

SMK PU Negeri Bandung Provinsi Jawa Barat

Ketua paket keahlian


Teknik Geomatika
Pembimbing Sekolah

Moch. Edy Mulyono, S.Pd.


____Dian Nurdianti S,Pd.____
NIP. 19651221 198903 1 005
NUPTK. 9837759660220002

Kepala SMK PU Negeri Bandung


__Hasan Iskandar , M.Pd __
Pembina TK.I
NIP. 19670805 199003 1 008

PENGESAHAN INDUSTRI

Bandung, September 2018

PT. CITRA SEGARA

Pimpinan Perusahaan
Pembimbing Industi
Direktur Utama

Prio Agung Srilaksono, ST. MT. Eka Sya’bani, S.Pd.


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan ridho-Nya, sehingga
penulis dapat menyusun Laporan Praktik Kerja Industri ini dengan baik, meski sedikit kesulitan.
Laporan ini tidak dapatbtersusun begitu saja, tentunya tak lepas dari bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak
2. Bapak
3. Bapak
4. Bapak
5. Bapak.
6. Bapak
7.
8. Teman – teman dan pihak lain yang telah membantu dalam menyusun laporan ini.
Semoga budi baiknya mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT sesui dengan amal
perbuatannya. Amin.....
Penulis merasa bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan ilmu
yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan.
Akhirnya, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat baik bagi diri penulis
sendiri maupun bagi pembaca
Bandung, September 2019

Penulis

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN DARI SEKOLAH

LEMBAR PENGESAHAN DARI INDUSTRI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN


1.2. TUJUAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
1.3. WAKTU , TEMPAT , PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
1.4. BATASAN MASALAH

BAB II GAMBARAN UMUM

2.1. SEJARAH PERUSAHAAN

2.2. VISI DAN MISI PERUSAHAAN

2.3. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN


2.4. PRODUK/JASA PERUSAHAAN

BAB III URAIAN TUGAS

3.1. DESKRIPSI TUGAS PRAKTIK

3.2. HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN

3.3. HAMBATAN - HAMBATAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. KESIMPULAN

4.2. SARAN

Lampiran-lampiran

 Biodata Siswa
 Daftar Nilai
 Data Data Pendukung
o Catatan Kegiatan Harian Siswa
o Gambar Kerja
o Hasil Produk
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan

Praktik Kerja Lapangan adalah sebuah pelatihan sekaligus pembelajaran bagi siswa Sekolah
Menengah Kejuruan Pekerjaan Umum Provinsi Jawa Barat yang dilaksanakan didunia industri
sesuai kompetensi keahliannya masing masing.

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan bertujuan untuk memberikan bekal pengalaman dan
Pengetahuan praktik sebagai usaha untuk meningkatkan mutu sekolah dan mewujudkan
kesepadanan ( match ) antara pembelajaran disekolah dan di dunia industri. Dari Kegiatan Praktik
Kerja Lapangan ini diharapkan mampu menciptakan lulusan SMK yang mandiri, inovatif,
berwawasan lebih luas, keterampilan yang kompeten, dan mampu bersaing di dunia industri.

Pengisian jurnal dan penyusunan Laporan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan merupakan
bentuk fisik dari seorang siswa telah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan dan dapat dijadikan
panduan/acuan dalam melaksakan praktik kerja.

1.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan


1. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki kemampuan keahlian professional dengan
tingkat pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan
kerja
2. Siswa memperoleh kesempatan untuk meningkatkan, memperluas dan memantapkan
kemampuan keahlian
3. Meningkatkan daya kreasi dan produktifitas terhadap siswa sebagai persipan dalam
memasuki dunia industry
4. Memperkokoh kesesuaian dan kesepadanan antara sekolah dengan dunia kerja
5. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari
proses pendidikan
6. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas

1.3 Waktu, Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan

Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan dilaksankan 3 bulan mulai tanggal 1 juli sampai 30
september 2019 waktu dari pukul 08.00 – 17.00. Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan di PT.Citra
Segara yang bertempat di Jalan. H.Djoenaedi 88. RT 02/04 Bandung , Jawa Barat.

1.3 Batasan Masalah

Dalam Praktik Kerja Lapangan ini Penulis dan Rekan Penulis mendapat pengalaman
sebagai berikut:

1. pengenalan alat,

2. melancarkan Centering,

3. mempraktik alat Total Station (TOPCON),

4. melakukan pengukuran Kerangka Dasar Horizontal,

5. melakukan pengukuran Kerangka Dasar Vertikal,

6. melakukan pengukuran Detail Situasi,

7. melakukan pengamatan GPS,


8. melakukan pengukuran foto udara menggunakan Drone DJI PHANTOM 4,

9. melakukan pengukuran Bathimetri menggunakan alat Echosounder Single Beam,

10. melakukan pengukuran GPS Real Time Kinematic (RTK),

11. melakukan pengukuran GPS Handheld,

12. pengolahan data hasil pengukuran,

13. penggambaran di AutoCad Civil 3D Land Dekstop Companion,

14. pengukuran Kadaster,

15. pembuatan Peta kadaster.

Adapun yang penulis tuliskan dalam laporan ini adalah tatacara serta hasil dari pengukuran, yaitu
sebagai berikut:

1. Melakukan pengukuran topografi menggunakan Total Station,


2. Melakukan pengukuran topografi menggunakan RTK ( real time kinematik ),
3. Melakukan pengamatan GPS ( global positioning system ),
4. Melakukan pengukuran bathimetri,
5. Melakukan Fotoudara.
BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 SEJARAH PERUSAHAAN

Negara Indonesia disebut sebagai Nusantara yang artinya kepulauan, memiliki 17.504 pulau
dan luas wilayah lautan sebesar 3.273.810 km2, dengan potensi seperti ini pemerintah melakukan
pembangunan infrastruktur tidak hanya didarat saja, wilayah pesisir pun harus mendapat perhatian
khusus guna meningkatkan perekonomian Indonesia lewat pembangunan.

Tahun 2013, PT. Citra Segara dibentuk dengan semangat Nusantara ingin berkontribusi
nyata dengan cara penyediaan data-data lokasi rencana pekerjaan pemerintah yang akurat dan
presisi, contohnya adalah penyediaan peta topografi, peta bathimetri (kedalaman laut), dan
pemantauan data lingkungan laut (angin,arus, gelombang, dan pasang surut). Seiring berjalannya
waktu PT. Citra Segara merambah ke bidang Survei Geoteknik/Mekanika Tanah pada tahun 2016
dan bidang foto udara pada tahun 2017.

Selain jasa survei, PT. Citra Segara juga memberikan jasa konsultansi untuk shore
protection, jetty design, dan geotechnical issues, dengan core business seperti ini PT. Citra Segara
diharapkan dapat terus berkembang dan mempertahankan kinerja untuk menjaga kualitas data yang
dapat dipertanggung jawabkan untuk kemudian digunakan oleh klien.

2.2 VISI MISI PERUSAHAAN


VISI

Menjadi Perusahaan Engineering dan GeoSERVEI Services yang andal dengan


menawarkan layanan yang berkualitas, tepat waktu dan tepat guna kepada masyarakat dunia dengan
menggunakan keramahan Indonesia.

MISI

1. Memperkaya knowledge (pengetahuan) para pegawai agar menjadi individu profesional yang
unggul dimasing-masing bidang,

2. Menyediakan atau menambah peralatan survei yang terbaru dan tersertifikasi sebagai ujung
tombak pengambilan data dilapangan,

3. Membekali para pegawai dengan ketaqwaan guna mencapai keseimbangan dunia dan akhirat.

2.3 STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN

STRUKTUR ORGANISASI
DIREKTUR UTAMA KEUANGAN
Prio Agung Srilaksono Fuji Faujiah Wahidah

MANAGER
Eka Sya'bani

DIVISI SURVEI DIVISI PERALATAN & UMUM


Yusup Maulana Aji Adikurnia

FOTO UDARA SOIL INVESTIGATION


SURVEI TOPOGRAFI SURVEI BATHIMETRI & HIDRO
Yofi Setiana Yofi Setiana
Indriana Yusup Maulana

SURVEIOR

Gambar 1 Struktur Orgasnisasi Perusahaan

2.4 PRODUK / JASA PERUSAHAAN

PT. Citra Segara adalah konsultan engineering dan survei yang spesialisasinya adalah:
 Survei Topografi
 Survei Met-ocean: Pasang surut, arus laut, analisis gelombang laut,
 Soil investigation untuk kebutuhan perencanaan pondasi dan kelongsoran
 Aerial photogrametry survei, foto udara dan LIDAR, dan
 Hydrography survei: Pemetaan kawasan pesisir dan laut.

BAB III
URAIAN TUGAS

Pengukuran yang dipraktikan pada saat Praktik Kerja Lapangan ialah Pengukuran survei
topografi, pengamatan GPS, pengukuran bathimetri, dan foto udara.

3.1 SURVEI TOPOGRAFI

3.1.1 Pengertian

Survei topografi adalah suatu metode unutk menetukan posisi tanda-tanda buatan manusia
dan alamiah dipermukaan tanah. Pengukuran topografi dilakukan dengan metode tachymetry
mencakup objek yang dibentuk oleh alam dan buatan manusia. Pengukuran ini dilakukan dengan
mengukur titik-titik yang terdapat pada area pengukuran, sehingga gambaran umum dari keadaan
topografi pada suatu area dapat dipresentasikan dengan baik. Pengukuran dilakukan dengan
mengukur sudut dan jarak yang direkam dalam format digital untuk selanjutnya ditampilkan dalam
bentuk koordinat pada alat survei. Alat survei yang digunakan dalam pekerjaan pengukuran ini
adalah alat Electronic Total Station dengan ketelitian sudut satu detik.

3.1.2 Sejarah

Topografi (dari bahasa Yunani yaitu topos , “tempat”, dan grapho, “menulis”) adalah
bidang ilmu planet yang terdiri dari studi tentang bentuk permukaan dan fitur dari Bumi dan benda-
benda astronomi diamati termasuk planet, bulan, dan asteroid. Itu juga merupakan deskripsi bentuk
permukaan tersebut dan fitur (terutama penggambaran mereka di peta). Topografi suatu daerah juga
bisa berarti bentuk permukaan dan fitur sendiri. Survei topografi (Topograhic Surveying)yaitu
untuk memperoleh gambar topografi suatu areal atau persil, mengetahui posisi benda-benda alam
atau buatan yang ter dapat pada permukaan bumi dll.

Dalam arti lebih luas, topografi yang bersangkutan dengan detail lokal pada umumnya,
termasuk tidak hanya bantuan tapi juga fitur dan vegetatif buatan, dan bahkan sejarah dan budaya
lokal. Makna ini kurang umum di Amerika, di mana peta topografi lebih dikenal dengan kontur
elevasi.

dapat diketahui bahwa proses perpindahan bentuk bumi dan permukaannya membutuhkan
sebuah keahlian khusus. Keahlian ini dapat dilakukan oleh seorang surveyor, dan pekerjaannya
disebut survey topografi. Pekerjaan topografi meliputi dari penggambaran medan, kualitas tiga
dimensi dari permukaan, dan identifikasi bentuk lahan tertentu. Ini juga dikenal sebagai
geomorphometry.

3.1.3 Tujuan

Secara umum, tujuan Survei Topografi adalah menerapkan bagaimana cara :

 Menentukan posisi sembarang bentuk yang berbeda di atas permukaan bumi.


 Menentukan letak ketinggian (elevasi) segala sesuatu yang berbeda di atas atau di
bawah suatu bidang yang berpedoman pada permukaan air laut rata – rata/ Mean
Sea Level (MSL).
 Menentukan bentuk atau relief permukaan tanah beserta benda – benda yang ada
dipermukaan tanah tersebut.
 Menentukan panjang, arah/ sudut, dan koordinat suatu titik (posisi) dari titik lain
yang terdapat pada permukaan bumi, dan menghitung luas daerah yang telah
dibatasi suatu areal tertentu.

3.1.4 Metode Survei


Teknik atau metode survei ada 3 macam yaitu:
 Metode teresteris
Pada dasamya pemetaan topografi ini terbagi atas tiga macam pekerjaan, yaitu pengukuran
topografi, pengolahan data ukuran dan pencetakan peta.
Dalam metode teritris ini, semua pekerjaan pegukuran topografi dilakukan dilapangan
dengan menggunakan peralatan ukur seperti : Theodolit; waterpas; alat ukur jarak; serta peralatan
modem lainnya (GPS, total station dan lainya). Pengukuran topografi adalah pengukuran posisi dan
ketinggian titik-titik kerangka pemetaan serta pengukuran detail topografi, sehingga dapat
digambarkan diatas bidang datar dalam skala tertentu. Yang dimaksud dengan kerangka pemetaan
adalah jaringan titik kontrol (X, Y) dan (h) yang akan digunakan sebagai referensi pengukuran dan
titik kontrol pengukuran. (Subagio. 2000).
 Metode fotogrametris
Pengukuran detail topografi (pengukuran situasi) selain dapat dilakukan langsung
dilapangan dapat pula dilakukan dengan teknik pemotretan dari udara sehingga dalam waktu yang
singkat dapat terukur atau terpotret daerah yang seluas mungkin.

Dalam metode fotogametri ini, pengukuran dilapangan masih diperlukan khususnya untuk
menentukan titik kontrol tanah yang diprlukan dalam proses fotogametris selanjutnya.

Pada dasarnya metode fotogametris ini mencakup fotogametris metrik dan interprestasi
citra. Fotogametris metrik merupakan ilmu dan teknik pengukuran citra, sedangkan interprestasi
citra merupakan pengenalan serta identifikasi suatu objek pada foto. Dengan metode fotogametris
ini, pengukuran tidak perlu dilakukan lansung dilapangan tetapi cukup dilaksanakan di
laboratorium melalui pengukuran pada citra foto.

Untuk dapat melaksanakan pengukuran tersebut, diperlukan bebrapa titik kontrol pada
setiap foto udara. Titik kontrol ini dapat dihasilkan dari proses fotogametris selanjutnya yaitu
proses triangulasi udara yang bertujuan memperbanyak titik kontrol foto (titik kontrol minor)
beradasarkan titik kontrol tanah yang ada. (Subagio. 2000).

 Metode foto udara

Foto udara merupakan hasil pemotretan sebagian kecil permukaan bumi menggunakan
kamera udara yang dipasang di atas pesawat terbang.

Dalam setiap kali pemotretan luas daerah yang tercakup sangat sempit dibandingkan dengan
luas daerah yang akan dipotret. Agar seluruh daerah tertutupi dengan foto maka pemotretan hams
dilakukan secara periodik dan terencana. Untuk itu harus dibuat rencana jalur pesawat terbang
sedemikan rupa sehingga semua daerah dapat terfoto. (Subagio. 2000).

3.1.5 Manfaat

1. Pengukuran untuk mencari luas tanah

Luas tanah sangat diperlukan untuk keperluan jual beli, penentuan pajak, dan untuk
perencanaan pengembangan daerah, rencana jalan, rencana pengairan dan rencana transmigrasi

2.Pengukuran untuk mengetahui beda tinggi tanah


Sebelum suatu bangunan didirikan , maka terlebih dahulu harus diketahui tinggi permukaan
tanah dan rencana meratakan tanahnya sehingga dapat dihitung seberapa tanah yang gigali dan
berapa banyak urugan yang diperlukan serta untuk menentukan peil suatu bangunan yang akan
dibangunan untuk pedoman ketinggian lantai dan sebagainya.

3. Pengukuran untuk pembuatan peta

Untuk memberi petunjuk berapa jauh antara tempat A ke tempat B maka kita harus
membuat sket jalan dari tempat A ke tempat B. Gambar sket tersebut walaupun tidak sempurna
dinamakan peta.

Untuk praktisnya pemerintah mulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten , propinsi
bahkan setiap Negara mempunyai ganbar daerahnya yang disebut peta. Peta tersebut harus
digambar berdasarkan hasil pengukuran tanah, baik pengukuran secara teoritis maupun secara
fotogrametrik.

4. Pengukuran untuk merencanakan bangunan

Bila akan mendirikan rumah , maka harus ada ijin bangunan dari dinas pertanahan atau
dinas pekerjaan umum. Pada setiap rencana pembangunan daerah , pembuatan jalan, rencana irigasi
terlebih dahulu tanah yang akan dibangunan harus diukur dan disahkan oleh pemerintah daerah.
Disamping hal tersebut pekerjaan ukur tanah merupakan hal sangat penting dalam merencana
bangunan karena dapat memudahkan menghitung rencana biaya.

3.1.6 Pelaksanaan Pekerjaan

3.1.6.1 Pembuatan benchmark


Benchmark (BM) berfungsi sebagai titik referensi yang biasanya direalisasi
kan dalam bentuk patok atau tugu yang dibuat secara permanen. Titik-
titik referensi berfungsi untuk menentukan arah atau azimuth awal
pengukuran, dimana untuk memperolehnya diperlukan minimal dua buah
titik referensi. Patok BM dipasang pada tempat yang strategis, mudah
dilihat, relatif aman dari aktifitas manusia/pekerjaan sehingga
diperkirakan tidak akan terganggu baik pada saat masih dalam tahap per
encanaan maupun setelah proses pekerjaan fisik.
Benchmark (BM) yang terbuat dari beton bertulang sebanyak 2 pasang
, dengan spesifikasi 40 x 40 cm dan panjang total 100 cm
(terlihat 40 cm dari permukaan tanah).

Gambar
3.3 HAMBATAN-HAMBATAN
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 KESIMPULAN

1.2 SARAN

NO ASPEK YANG DINILAI


1 NON TEKNIS / SIKAP PREDIKAT

1.1 Tanggung Jawab (AMAT BAIK/BAIK/CUKUP)*

1.2 Motivasi (AMAT BAIK/BAIK/CUKUP)*

1.3 Kreatifitas (AMAT BAIK/BAIK/CUKUP)*

1.4 Kerjasama (AMAT BAIK/BAIK/CUKUP)*

1.5 Sikap (AMAT BAIK/BAIK/CUKUP)*

1.6 Disiplin (AMAT BAIK/BAIK/CUKUP)*


NILAI
2 TEKNIK / KEJURUAN ( 0 - 100)

2.1

2.2

2.3

2.4

2.5

SARAN PEMBIMBING :

……………………………………………………………………………………………………………
….………………………………………….……………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………….………
……………………………………………………………………………………………………………
……………….……………………….…………………………………………………………………
……………………

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai