Anda di halaman 1dari 11

PEMETAAN BAWAH PERMUKAAN DAN PERHITUNGAN

CADANGAN HIDROKARBON LAPANGAN ”KYRANI”


FORMASI CIBULAKAN ATAS CEKUNGAN JAWA BARAT
UTARA DENGAN METODE VOLUMETRIK
1 2 3
Rani Widiastuti , Syamsu Yudha , Bagus Jaya Santosa
1*
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia
kyrani_widdy@yahoo.com
2
PERTAMINA EP Region Jawa, Cirebon, Indonesia
3
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia

Abstrak
Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menentukan penyebaran reservoar
menggunakan peta bawah permukaan dan menghitung besarnya cadangan hidrokarbon dengan
metode volumetrik. Metodologi penelitian ini adalah menentukan litologi dari data log yang digunakan
sebagai dasar korelasi antar sumur dan menghitung nilai saturasi air serta porositas dengan
persamaan Archie. Kemudian nilai tersebut digunakan untuk menghitung volume reservoar dengan
metode volumetrik, sedangkan potensi cadangan hidrokarbon dihitung menggunakan persamaan IOIP.
Dari analisa data dan pembahasan diinterpretasikan bahwa Lapisan “R” merupakan lapisan produksi
yang menghasilkan minyak dari reservoar batugamping di Formasi Cibulakan Atas. Batugamping
penyusun merupakan batugamping terumbu dengan arah penyebaran Baratlaut-Tenggara.
Karakterisasi reservoar telah dilakukan dengan data sumur dan seismik, reservoar tersebut umumnya
mempunyai nilai porositas 19% dan saturasi air 20%. Hasil perhitungan cadangan dengan metode
perhitungan volumetrik dari reservoar tersebut sebesar 179.034.949,96 STB.

Kata kunci : petrofisik, volume bulk, IOIP

1. Pendahuluan berkesinambungan didalam sebuah sumur.


Well Logging merupakan data Untuk dapat melakukan interpretasi log dengan
rekaman parameter-parameter fisika dalam baik harus dipahami sifat–sifat kurva dari
lubang bor terhadap kedalaman sumur, data setiap jenis log serta kondisi–kondisi yang
logging tersebut dapat dikonversi untuk berpengaruh terhadap bentuk kurva yang
memberikan informasi secara kualitatif maupun bersangkutan. Dengan demikian, kesimpulan
kuantitatif tentang formasi batuan pada sumur yang dihasilkan diharapkan tidak jauh dari
dan jumlah cadangan minyak bumi yang dapat kondisi sebenarnya.
diproduksi. Dan dari data seismik nantinya juga Berikut ini adalah macam–macam
akan dapat diketahui penampang seismik yang wireline log yang biasa digunakan dalam
mencirikan karakteristik batuan reservoar. evaluasi suatu formasi :
Dalam menentukan petrofisik
reservoar yang terlebih dahulu dilakukan yaitu 2.1 Log Spontaneous Potential (SP)
menentukan litologi dari lapangan “Kyrani” Log SP merupakan rekaman beda
dengan menggunakan data log yang diberikan potensial formasi. Tools SP mengukur beda
kemudian dilakukan korelasi antar sumur agar potensial antara sebuah elektroda yang
dapat diketahui kondisi bawah permukaannya. ditempatkan di permukaan tanah dengan suatu
Tujuan dari penelitian ini adalah elektroda yang bergerak dalam lubang sumur.
menentukan pola penyebaran reservoar, Tools SP beroperasi berdasarkan arus listrik,
memetakan penyebaran reservoar yang maka lumpur pengeboran yang digunakan
meliputi peta time structure, peta depth harus bersifat konduktif. Dalam evaluasi
structure, peta isopach serta peta netpay, dan formasi Log Sp biasa digunakan untuk
menghitung besarnya cadangan hidrokarbon mengidentifikasi zona permeable dan non
yang terkandung di lapisan “R”. permeable serta untuk korelasi well to well

2. Wireline Logging 2.2 Log Gamma Ray (GR)


Log adalah suatu grafik kedalaman Prinsip log GR adalah perekaman
atau waktu dari satu set data yang sifat radioaktif alami bumi. Radioaktivitas GR
menunjukkan parameter yang diukur secara berasal dari 3 (tiga) unsur radioaktif utama
yang ada di dalam batuan, yaitu Uranium-U, Tanggapan alat neutron terutama
Thorium-T dan Potassium-K, yang secara mencerminkan banyaknya atom hidrogen di
kontinyu memancarkan GR dalam bentuk dalam formasi. Karena minyak dan air
pulsa-pulsa energi radiasi tinggi. Sinar gamma mempunyai jumlah hidrogen (per unit volume)
ray ini mampu menembus batuan dan yang hampir sama, neutron akan memberikan
dideteksi oleh sensor sinar gamma yang tanggapan porositas fluida dalam formasi
umumnya berupa detektor sintilasi. Setiap GR bersih. Tetapi neutron tidak dapat
yang terdeteksi akan menimbulkan pulsa listrik membedakan atom hidrogen bebas dengan
pada detektor. Parameter yang direkam adalah atom hidrogen yang secara kimia terikat pada
jumlah dari pulsa yang tercatat persatuan mineral batuan, sehingga tanggapan alat
waktu. neutron pada formasi lempung yang banyak
Kegunaan Log GR, antara lain : mengandung atom hidrogen dalam susunan
1. Evaluasi kandungan serpih (Vsh) molekulnya berakibat seolah-olah porositasnya
2. Menetukan lapisan permeabel. lebih tinggi (Adi Harsono, 1997).
3. Korelasi antar sumur.
2.6 Interpretasi Kualitatif dan Kuantitatif
2.3 Log Resistivitas Para ahli geologi telah sepakat bahwa
Resistivitas suatu medium adalah penentuan lingkungan pengendapan dapat
tahanan atau hambatan yang diberikan oleh dilihat dari bentuk kurva log terutama log
medium tersebut terhadap arus listrik yang gamma-ray (GR) dan spontaneous potensial
melaluinya, semakin besar hambatan yang (SP). Tidak adanya bentuk kurva log yang unik
diterima semakin besar pula resistivitasnya. dari setiap lingkungan pengendapan membuat
Log resistivity (log tahanan jenis) bekerja untuk interpretasi berdasarkan data tersebut sangat
merekam daya hantar listrik sebuah batuan, beresiko tinggi. Interpretasi lingkungan
semakin kecil tahanan jenis batuan, maka pengendapan yang cukup akurat didapat dari
daya hantar listriknya semakin besar. Butiran data core.
dan matrik batuan dapat dianggap tidak Interpretasi data wireline log secara
menghantarkan listrik, maka log tahanan jenis kuantitatif dengan mengamati bentuk defleksi
dapat mengetahui jenis fluida yang mengisi kurva menggunakan rumus perhitungan.
pori-pori batuan. Metode ini dapat digunakan untuk menentukan
Log resistivitas dugunakan untuk porositas, permeabilitas, saturasi air, saturasi
mengukur resistivitas batuan yang dibor serta hidrokarbon maupun kandungan shale dalam
dipakai untuk mengidentifikasi zona-zona yang reservoar. Parameter yang dihitung dalam
mengandung hidrokarbon analisis ini berupa kandungan serpih (Vsh),
Porositas (∅), dan Saturasi air (Sw).
2.4 Log Densitas
Log densitas menggunakan prinsip a. Porositas
kerja Compton Scatering. Pada kejadian Penentuan harga porositas pada
hamburan Compton, foton sinar gamma lapisan reservoar menggunakan gabungan
bertumbukan dengan elektron dari atom di harga porositas dari dua kurva yang berbeda,
dalam batuan, foton akan kehilangan tenaga yaitu porositas densitas (φD) yang merupakan
karena proses tumbukan dan dihamburkan ke hasil perhitungan dari kurva RHOB dan
arah yang tidak sama dengan arah foton awal, porositas neutron (φN) yang dibaca dari kurva
sedangkan tenaga foton yang hilang NPHI.
sebetulnya diserap oleh elektron sehingga ρ − ρb
elektron dapat melepaskan diri dari ikatan Φ D = ma ……….……(2.1)
atom menjadi elektron bebas (Adi Harsono, ρ ma − ρ f
1997).
ϕD2 +ϕN 2
Aplikasi log densitas antara lain : ϕ DN = ................(2.2)
1. Identifikasi batuan secara kuantitatif. 2
2. Identifikasi adanya kandungan gas. Dimana : φD = porositas densitas
3. Menderteminasi densitas batuan ρm = densitas matriks batuan,
batupasir 2.65 dan
2.5 Log Neutron batugamping 2.71
Log neutron termasuk juga alat ρb = densitas bulk batuan, dari
porositas dan pada prinsipnya untuk pembacaan kurva log RHOB
menentukan formasi yang porous dan ρf = densitas cairan lumpur
penentuan porositas. Alat ini disebut alat pemboran, dibaca dari data
neutron terkompensasi (Compensated Neutron header log
Tool) atau disingkat dengan CNT.
φN = porositas neutron 1. Metode Piramidal
φDN = porositas densitas neutron Metode ini digunakan bila harga
perbandingan antara kontur yang berurutan
kurang atau sama dengan 0,5 atau
b. Saturasi air A( n + 1)
Saturasi atau kejenuhan air formasi < 0,5 . Dimana persamaan yang
An
adalah rasio dari volume pori yang terisi oleh
air dengan volume porositas total (Adi digunakan adalah:
Harsono, 1997). h
Vb = × [ An + A( n + 1) + An × A(n + 1) ] ....(2.7)
a 3
F= ........................(2.3) Dimana : Vb = Bulk Volume (acre.ft)
φm
An = Luas daerah yang dikelilingi
F × Rw kontur ke-n (acre)
S w = .............(2.4) An+1 = Luas daerah yang dikelilingi
Rt
oleh kontur ke n+1 (acre)
Dimana : F = Faktor Resistivitas Formasi h = Interval kontur isopach (feet)
a = Koefisien litologi (batugamping 2. Metode Trapezoidal
a=1, batupasir a=0.65) Metode ini digunakan bila harga
φ = porositas densitas neutron perbandingan antara kontur yang berurutan
m = Faktor sementasi (batugamping A( n + 1)
lebih dari 0,5 atau > 0,5 . Dimana
m=2, batupasir m=2.15) An
Sw = Saturasi air formasi persamaan yang digunakan adalah:
F = Faktor formasi h
Rw = Resistivitas air formasi Vb = × [ An + A( n + 1)] ............(2.8)
2
Rt = Resistivitas formasi, dibaca dari
kurva resistivitas Dimana : Vb = Bulk Volume (acre.ft)
An = Luas daerah yang dikelilingi
c. Volume Shale kontur ke-n (acre)
Volume Shale merupakan kandungan An+1 = Luas daerah yang dikelilingi
shale pada formasi. oleh kontur ke n+1 (acre)
h = Interval kontur isopach (feet)
GR log − GR min
Vsh = .....(2.5)
GR max − GR min 2.8 Penentuan Cadangan Hidrokarbon
Dimana: GRlog = nilaiGR pada data log dengan metode volumetrik
GRmax = nilai GR maksimum, Pada metode ini perhitungan
GRmin = nilai GR minimum didasarkan pada persamaan volume, data-data
yang menunjang dalam perhitungan cadangan
2.7 Metode pendekatan perhitungan volume ini adalah porositas dan saturasi hidrokarbon.
bulk Persamaan yang digunakan dalam metode
Perhitungan volume reservoar volumetris adalah IGIP (Initial Gas In Place)
dilakukan dengan menggunakan persamaan atau IOIP (Initial Oil In Place).
trapezoidal atau piramidal, yang dipengaruhi 1. Initial Oil In Place ( IOIP)
rasio luas antara kontur satu dengan kontur Vb × φ × (1 − Sw)
IOIP = × 7758Bbl ......(2.9)
yang berada diatasnya. Perbandingan antara Boi
luas area diatas dan dibawah tersebut dikenal Dimana : IOIP = Initial Oil in Place (STB, Stock
dengan rasio area yang dirumuskan sebagai Tank Barrels)
berikut: 7758= Faktor konversi dari acre.ft ke
A barrels
Rasio = n +1 …….………..(2.6)
An Vb = Volume Bulk dari reservoar
Dimana : An = Luas area yang dilingkupi kontur (acre.ft)
2
n (m ) Ø = Porositas sesungguhnya (%)
An+1 = Luas area yang dilingkupi Sw = Saturasi air (%)
2
kontur n+1 (m ) Boi = Oil formation volume factor
(STB/bbls)
Pendekatan metode dalam
perhitungan bulk volume (Vb) reservoar dari 2. Initial Gas in Place (IGIP)
net isopach map yaitu: Vb × φ × (1 − Sw)
IGIP = × 43560MCF .......(2.10)
Bgi
Dimana : IGIP = Initial Gas in Place (SCF, Data yang diperoleh antara lain :
Standart Cubic Feet) - Data Log
43560 = Faktor konversi dari acre.ft Data log yang digunakan adalah 11
ke cubic.ft data log Gamma ray (GR), log Neutron, log
Vb = Volume Bulk dari reservoar density, log resistivity, dari lapangan “Kyrani”
(acre.ft) sumur “RR_15”, “RR_08”, “RR_10”, “RR_07”,
Ø = Porositas sesungguhnya (%) “RR_06”, “RR_03”, “RR_24”, “RR_29”, “RR-
Sw = Saturasi air (%) L_15”, “RR-L_01” dan “RR-L_03”.
Bgi = Gas formation volume factor - Data Penampang Seismik
(SCF/cuft) Data Penampang seismik yang
digunakan adalah data seismik 3 dimensi yang
3. Metodologi dirunning pada tahun 2004.
Tahapan Penelitian 3.3 Pengolahan dan Analisa data
Tahapan-tahapan yang dilakukan Data yang sudah terkumpul kemudian
dalam tugas akhir ini yaitu : dianalisis sebagai pedoman untuk
3.1 Studi Pustaka pembahasan. Pengolahan data tersebut
Studi pustaka ini dilakukan untuk meliputi :tahapan interpretasi, korelasi, picking
mengetahui beberapa referensi yang telah fault, picking horizon, pembuatan peta bawah
dilakukan oleh para peneliti-peneliti terdahulu permuukaan dan perhitungan cadangan
didaerah yang sama. Studi pustaka juga hidrokarbon.
dilakukan pada beberapa referensi yang a. Tahapan Interpretasi litologi
mendukung penelitian ini secara keilmuan Data yang digunakan berupa data log
sehingga dalam pembahasannya akan dan data seismik. Interpretasi ini dilakukan
ditunjang dengan latar belakang serta teori untuk mengetahui jenis litologi yang terdapat
yang kuat. Studi pustaka pada daerah pada daerah telitian, karakteristik reservoar
penelitian dilakukan secara regional agar secara vertikal, kemenerusan lapisan dan
permasalahan-permasalahan yang ada dapat penyebarannya secara horizontal yang
segera dirumuskan dan diselesaikan dalam diperoleh dari data seismik.
bentuk laporan tugas akhir. b. Tahapan Korelasi
3.2 Pengumpulan Data Korelasi log sumur pada formasi
Pengumpulan data dilakukan secara Cibulakan Atas dari data log yang digunakan
sistematis dengan memperhatikan aspek- adalah korelasi stratigrafi dengan satu lintasan.
aspek keperluan yang akan diperoleh dari data Korelasi ini membahas tentang lingkungan
tersebut. Data yang dikumpulkan meliputi data pengendapan pada Lapangan “R” berdasarkan
primer dan data sekunder sebagai pembanding sikuen stratigrafi
dan pengumpulannya akan diusahakan dan c. Tahapan picking horizon
disimpan dalam bentuk softcopy dan hardcopy Picking horizon pada data seismik
dilakukan untuk mengikuti kemenerusan
lapisan yang diteliti, yaitu lapisan “R”.
d. Tahapan Analisa Petrofisika
Analisa petrofisika dilakukan untuk
memperoleh nilai properti dari reservoar
seperti porositas, saturasi air, densitas, serta
memperkirakan kandungan fluida dalam
lapisan yang diteliti menggunakan Microsoft
Excel.
e. Pembuatan Peta bawah permukaan
Pembuatan peta-peta bawah
permukaan berdasarkan data log sumur dan
seismik yang meliputi peta time structure,
depth structure, isopach dan netpay untuk
mengetahui karakteristik dari formasi.
f. Perhitungan Cadangan
Perhitungan cadangan dilakukan
berdasarkan data petrofisika dan peta netpay,
menggunakan metode perhitungan volumetrik.
Gambar 1 Diagram alir metodologi
4. Hasil dan Pembahasan Marker FS (Flooding Surface)
4.1 Interpretasi Litologi ditentukan berdasarkan pola kurva log GR
Berikut interpretasi litologi dari sumur yang berubah dari bawah keatas secara tiba-
“RR_06” berdasarkan crossplot Log NPHI- tiba dari harga GR yang rendah–sedang
RHOB: kearah GR yang sedang-tinggi yang
menunjukkan bahwa terjadi perubahan muka
air laut secara cepat dan penyebarannya tidak
luas.
Gambar korelasi struktur pada
lapangan “Kyrani” dapat dilihat pada Lampiran
(Gambar 1).

4.3 Well-Seismic Tie


Well Seimic Tie merupakan pekerjaan
meletakkan horizon seismik (dalam skala
waktu) pada posisi kedalaman yang
sebenarnya (Vail san Mitchum, 1977) agar
dapat dikorelasikan dengan data geologi lain
dan diplotkan pada skala kedalaman dengan
memindahkan data sumur ke dalam data
Gambar 2 Crossplot Log NPHI-RHOB seismik sehingga akan diketahui
sumur “RR_06” penempatannya. Pengikatan ini bertujuan
untuk mengetahui top formasi yang diteliti pada
Lapisan R terdapat pada interval -1765mbpl penampang seismik.
sampai -1867mbpl yang merupakan Metode yang digunakan dalam well
batugamping terumbu dari Mid Main Carbonate seismic tie penelitian kali ini adalah metode
(MMC) Formasi Cibulakan Atas dengan checkshot dengan menggunakan survei
perselingan serpih dan batupasir diantaranya kecepatan (velocity survey) dan travel time.
pada interval -1700mbpl sampai -1765mbpl, - Data checkshot yang digunakan pada Well-
1867mbpl sampai -1878mbpl, -1885mbpl Seismic Tie ini adalah data dari sumur
sampai -1950mbpl. ”RR_06” (Lampiran Gambar 2).
Berdasarkan Well-Seismic Tie dapat
4.2 Korelasi dilihat bahwa lapisan R berada pada time 1725
Data log yang dianalisa adalah data TVDSS sedangkan lapisan BRF pada time
log Gamma Ray, SP, Resistivity, RHOB, NPHI, 1875 TVDSS.
dan log sonic. Korelasi yang dilakukan adalah
korelasi struktur dan korelasi stratigrafi yang 4.4 Interpretasi Struktur
menggunakan tujuh marker yaitu Marker SB1, Pada lapangan “Kyrani” terdapat 25
MFS1, FS11, FS12, SB2, FS21, MFS2. Pada struktur sesar yang dapat diinterpretasikan
korelasi stratigrafi marker MFS2 berfungsi sebagai sesar normal dengan arah relatif
sebagai datum karena dapat dijumpai disetiap Utara-Selatan dan Timurlaut-Baratdaya.
sumur pada Lapangan “Kyrani”. Didalam sistem petroleum sesar-sesar tersebut
Marker SB (Sequence Boundary) berperan sebagai perangkap struktur (structure
ditentukan berdasarkan pola kurva log GR trap), dimana hidrokarbon yang mengalami
yang berubah dari bawah keatas secara tiba- migrasi akan terjebak didalam perangkap
tiba dari harga GR yang sedang–tinggi kearah struktur tersebut. Adanya perangkap struktur di
GR yang rendah yang menunjukkan bahwa daerah telitian menyebabkan hidrokarbon yang
terjadi perubahan litologi dari imperpemeable terakumulasi didalamnya menjadi cukup besar
yang diinterpretasikan sebagai shale kelitologi (Lampiran Gambar 3)
permeabel yang diinterpretasikan sebagai
batugamping. 4.5 Picking Horizon
Marker MFS (Maximum Flooding Setelah dilakukan pengikatan data
Surface) ditentukan berdasarkan perubahan seismik dengan data sumur kemudian
nilai pada log gamma ray dari yang bernilai dilakukan picking horizon dengan melihat
rendah menjadi tinggi pada log gamma ray dan kemenerusan reflektor dengan ciri-ciri wavelet
adanya perubahan pola log dari blocky menjadi yang menandakan kemenerusan lapisan ”R”
bell shape yang menunjukkan perubahan dari pada lapangan ”Kyrani” formasi Cibulakan
batugamping terumbu menjadi batugamping Atas. Picking Horizon sangat mempengaruhi
klastik dengan sisipan shale. harga TWT (two way time) sehingga diperlukan
seismogram sintetik. Hasil picking horizon
formasi Cibulakan Atas menandakan bahwa masing-masing sumur tersebut diplotkan ke
lapisan tersebut menerus dan gelombang dalam basemap sumur yang kemudian
reflektor dipengaruhi oleh kedalaman, dihubungkan untuk kedalaman yang memiliki
porositas batuan maupun fluida yang harga yang sama (Lampiran Gambar 5).
terkandung didalamnya. Net Isopach Map merupakan peta
yang dibuat dengan data ketebalan
4.6 Time Mapping dan Time to Depth batugamping dalam lapisan reservoar.
Convertion Ketebalan ini merupakan ketebalan
Pembuatan peta struktur waktu batugamping yang tidak mengandung shale,
dilakukan setelah proses picking horizon atau batugamping bersih yang dibaca pada
selesai karena pada peta struktur waktu data kolom mku (meter kedalaman ukur). Parameter
yang digunakan adalah data seismik berupa cutoff Vsh yang digunakan pada peta sebesar
harga TWT (Two Way Time) yang didapatkan Vsh > 0,45. Harga dari ketebalan masing-
dari hasil picking horizon Hasil TWT yang masing sumur tersebut diplotkan kedalam
didapatkan tersebut kemudian diplotkan pada basemap sumur yang kemudian dihubungkan
peta baseline seismik. Masing-masing shot untuk kedalaman dengan nilai yang sama
point yang memiliki harga TWT sama dapat (Lampiran Gambar 6).
dihubungkan untuk mendapatkan garis kontur.
Pada time mapping satuan waktu 4.9 Penentuan Oil Water Contact (OWC) dan
yang digunakan masih dalam TWT (Two Way Perhitungan Volume Bulk
Time) sedangkan pada peta depth structure Zona prospek hiodrokarbon dibuat
dibutuhkan satuan waktu OWT (One Way dengan tujuan untuk mengetahui besarnya
Time). Oleh karena itu dilakukan konversi TWT area yang mengandung adanya hidrokarbon
menjadi OWT dengan cara membagi TWT serta penyebaran dari hidrokarbon tersebut.
menjadi 2 (konsep seismik refleksi). Kemudian Penentuan zona prospek hidrokarbon dilihat
satuan waktu OWT tersebut digunakan untuk dari data WC (Water Contact) atau batas
mendapatkan kecepatan (velocity) dengan kontak air dengan hidrokarbon yang
cara membagi nilai TVDSS dengan OWT. didapatkan dari data uji produksi sumur di
Setelah diperoleh nilai velocity maka Lapangan “Kyrani” serta data log.
didapatkan peta depth structure dengan cara Kontak air dengan hidrokarbon pada
mengalikan velocity dengan OWT. penelitian kali ini terdapat pada sumur “RR_07”
Time Map dan Depth Map dari pada kedalaman 1838 mbpl, dengan
Lapangan “Kyrani” dapat dilihat pada Lampiran penyebaran reservoarnya terdapat dua
Gambar 4. reservoar utama. Peta net pay dibuat dari peta
depth structure dioverlay dengan nilai
4.7 Analisa Petrofisika kedalaman oil water contact (Lampiran
Analisa petrofisik dilakukan Gambar 7).
menggunakan persamaan rumus dalam Untuk menghitung volume bulk
mencari nilai-nilai sifat fisik batuan yang dibutuhkan luas area dan ketebalan reservoar.
nantinya akan berguna dalam perhitungan Nilai luasan reservoar merupakan luasan area
cadangan hidrokarbon. Penentuan sifat fisik peta struktur kedalaman yang telah dioverlay
yang dilakukan berupa nilai porositas, dengan Oil Water Contact (OWC) dan dihitung
kandungan serpih dan saturasi air. menggunakan kertas kalkir millimeter
Pengolahannya didukung oleh data Ascii yang (Lampiran Gambar 8). Dengan persamaan
memudahkan penentuan nilai petrofisik (2.7) dan (2.8) diperoleh nilai volume bulk
dengan metode Archie secara manual sebesar 197373.03 acree-feet.
menggunakan Microsoft Excel.
Dengan persamaan (2.1) dan (2.2) 4.10 Perhitungan Cadangan Hidrokarbon
diperoleh nilai rata-rata porositas pada Lapisan dengan Metode Volumetrik
R sebesar 19%, sedangkan menggunakan Hasil penelitian mengindikasikan
persamaan (2.3) dan (2.4) diperoleh nilai rata- bahwa jenis fluida hidrokarbon yang terdapat
rata saturasi air sebesar 20%. pada lapisan “R” Formasi Cibulakan Atas
adalah minyak sehingga untuk menghitung
4.8 Pemetaan Reservoar cadangan hidrokarbon digunakan persamaan
Gross Isopach Map merupakan peta IOIP.
yang dibuat dengan data ketebalan Menggunakan persamaan (2.9)
batugamping dalam lapisan reservoar. Peta ini diperoleh estimasi cadangan hidrokarbon pada
dibuat dengan cara mengukur ketebalan yaitu Lapangan “Kyrani” sebesar 179.034.949,96
dari top lapisan reservoar hingga bottom STB.
lapisan reservoar. Harga dari ketebalan
5. Kesimpulan 6. Ucapan Terima Kasih
Berdasarkan penelitian diatas maka Penulis mengucapkan terima kasih
dapat disimpulkan : kepada Pertamina EP Region Jawa khususnya
1. Berdasarkan hasil korelasi bidang Geologi dan Geofisika untuk diskusii
menggunakan konsep sikuen dan dukungan serta masukan yang diberikan
stratigrafi pada Lapangan “Kyrani” hingga terselesaikannya makalah ini serta
ditemukan Sequence Boundary (SB), kepada kampus ITS Surabaya.
Flooding Surface (FS) dan Maximum
Flooding Surface (MFS). Sedangkan 7. Daftar Pustaka
lapisan “R” terdapat pada interval Badley, M.E, 1985, Practical Seismic
FS21 dan FS12. Interpretation, Prentice Hall,
2. Pola penyebaran reservoar pada Englewood Cliffs, New Jersey
lapangan “Kyrani” secara lateral
berarah Baratlaut-Tenggara dengan Harsono Adi, 1997, Evaluasi Formasi dan
hasil interpretasi struktur dari data Aplikasi Log,Edisi revisi -8 mei
seismik memperlihatkan bahwa 1997, Shlumberger Oil Services.
terdapat 25 sesar normal sebagai Koesoemadinata. R.P., 1980, Geologi Minyak
perangkap strukturnya dengan arah dan Gas Bumi, Edisi kedua. Jilid 1
relatif Utara-Selatan dan Timurlaut- dan 2, Penerbit ITB, Bandung
Baratdaya. .
3. Lapisan “R” adalah reservoar Mitchum, R.M, dkk, 1977, An Overview of
penghasil hidrokarbon (minyak) yang Seismic Stratigraphy,
tersusun oleh batugamping. TheAmerican Association of
Berdasarkan analisa petrofisika, nilai Petroleum Geologist, Tulsa-
rata-rata porositas reservoar sebesar Oklahoma
19% sedangkan nilai saturasi air Sukmono, S., 1999, Seismik Stratigrafi,
sebesar 20%. jurusan Teknik Geofisika Institut
4. Besarnya kandungan IOIP (Initial Oin Teknologi Bandung
In Place) pada Lapisan “R” Lapangan
Kyrani sebesar 179.034.949,96 STB.
LAMPIRAN

1. Korelasi struktur Lapangan “Kyrani”.

2. Well Seiesmic Tie sumur “RR_06”.


3. Interpretasi Struktur Lapangan “Kyrani”.

4. Time Map dan Depth Map.


5. Gross Isopach Map.

6. Net Isopach Map.


7. Overlay OWC (Oil Water Contact) pada Depth Map.

8. Plotting Area Reservoar pada milimeter untuk perhitungan Volume Bulk.

Anda mungkin juga menyukai