Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS KASUS HIV/AIDS

Oleh : Siti Maimunnah Emutz

Kasus :

Seorang ibu hamil asal Ciamis berinisial L yang terpapar virus HIV akhirnya dengan selamat
bisa melahirkan lewat operasi caesar di RSUD Kota Banjar, Jawa Barat. Proses kelahiran yang
dilakukan secara caesar ini memang SOP yang dilakukan untuk mencegah agar bayi yang
dilahirkan oleh si ibu yang postif HIV tidak ikut terpapar HIV. Wanita berinisial L ini awalnya
terdeteksi terpapar HIV oleh LSM pendamping Wisma, Ciamis dan upaya kelahirannya dirujuk
ke RSUD Ciamis. Sayangnya, RSUD Ciamis menolak menangani kelahirannya lantaran tak
memiliki sarana dan tenaga medis yang memadai guna menangani pasien yang terpapar HIV.
Oleh karena alasan itu, maka L dirujuk ke RSUD Kota Banjar yang telah tiga kali mampu
melaksanakan operasi caesar bagi ibu hamil yang terpapar HIV.
(https://daerah.sindonews.com/read/1067498/21/positif-hiv-ibu-hamil-ini-melahirkan-bayi-
di-rsud-kota-banjar-1449485825) via google.com

Analisis :

Di dalam kasus ini pertolongan ibu hamil dengan hiv/aids sudah sesuai dengan tata laksana
infeksi dalam kehamilan, tidak semua rumah sakit mampu melakukan penolongan persalinan
pada ibu dengan hiv/aids, di perlukan tenaga yang terlatih dan peralatan yang memadai untuk
melakukan pertolongan persalinan.

Ada tiga faktor utama yang berpengaruh pada penularan HIV dari ibu ke anak yaitu:
1. Faktor ibu antara lain jumlah virus dalam tubuh, jumlah sel CD4, status gizi selama hamil,
penyakit infeksi selama hamil dan gangguan pada payudara
2. Faktor bayi antara lain usia kehamilan dan berat badan bayi saat lahir, periode pemberian
ASI, adanya luka di mulut bayi
3. Faktor obstetrik antara lain jenis persalinan, lama persalinan, ketuban pecah dini dan
tindakan episiotomi (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2015).
Secara global, tanpa intervensi, tingkat penyebaran kumulatif in utero, intrapartum, dan
pascapartum HIV adalah sekitar 35-40% [ 2 ]. Dalam populasi menyusui, penularan HIV
pascapersalinan melalui menyusui menyumbang sekitar 40–45% dari seluruh penularan ibu-
ke-anak Tingkat viral load HIV ibu sejauh ini merupakan faktor yang paling prediktif untuk
penularan HIV perinatal. Viral load HIV yang lebih tinggi berkorelasi dengan risiko penularan
perinatal yang lebih besar, meskipun penularan dapat terjadi dengan viral load apa pun, bahkan
ketika viral load plasma sistemik berada di bawah tingkat deteksi [ 3 ]. Secara global, tingkat
penularan HIV dapat dikurangi menjadi kurang dari 1% pada wanita hamil yang patuh pada
cART mereka dengan penekanan virologi dan rekomendasi perinatal lainnya. Tanpa intervensi
apapun, tingkat transmisi ini mendekati 25% . Di antara wanita Hispanik / Latin dan Kaukasia,
tingkat penularan HIV tetap relatif stabil pada tahun 2012 (<2% dan 1%, resp.)

Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) perlu mendapat perhatian khusus karena vaksin
masih dalan uji coba, AIDS dapat menyerang siapa saja (pria, wanita, tua, muda, anak-anak,
janin dalam kandungan ibu yang terinfeksi, terutama usia produktif), orang yang terinfeksi HIV
menjadi pembawa dan penular virus HIV selama hidupnya walaupun penderita tampak sehat
serta kasus AIDS merupakan fenomena gunung es (menurut WHO satu kasus HIV,
tersembunyi 100-200 orang) (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2015).

Dampak HIV dalam kehamilan tidak meningkatkan morbiditas dan mortalitas ibu, namun
memiliki pengaruh yang buruk terhadap bayi. Pada wanita yang terinfeksi HIV, maka sebesar
20% akan mengalami kelahiran prematur dan 24% mengalami PJT dan angka ini dapat lebih
besar pada negara berkembang (Cunningham, et al., 2010) tentunya dengan hal ini maka secara
tidak langsung akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal.

Penelitian di Eropa memperlihatkan bahwa kehamilan memberikan pengaruh pada


progresifitas HIV. Suatu penelitian di Negara industri sebelum obat antiretrovirus tersedia tidak
memperlihatkan peningkatan frekuensi prematuritas, berat badan lahir rendah, atau
pertumbuhan janin terhambat yang berhubungan dengan HIV. Penelitian pada Negara
berkembang menunjukkan peningkatan frekuensi dari lahir premature, berat badan lahir
rendah, pertumbuhan janin terhambat,dan lahir mati pada bayi wanita yang terinfeksi HIV
dibandingkan dengan wanita tanpa HIV. Tidak ada penelitian yang menunjukkan peningkatan
kelainan pada bayi yang disebabkan dengan infeksi HIV (Wood AJ.2002)
Peran pemerintah dalam penanggulangan HIV AIDS di Indonesia ialah dengan membuka
program penanggulangan HIV AIDS. Program pemerintah dalam penanggulangan HIV AIDS
sudah disebarluaskan sejak lama. Pada awal pengenalan program sudah sering dilakukan
sosialisasi agar masyarakat semakin mengetahui definisi HIV AIDS dan tujuan pengadaan
program penanggulangan HIV AIDS.

Peran tenaga kesehatan untuk penanggulangan HIV AIDS dan upaya pencegahan HIV
AIDS dilakukan dengan cara:

1. Pemberian layanan pengobatan gratis bagi penderita HIV AIDS


2. Pengadaan kegiatan penyuluhan, pemantauan, pengendalian, dan penanggulangan HIV
AIDS
3. Pengadaan layanan konseling dan tes HIV
4. Pengadaan kampanye pencegahan penyebaran HIV AIDS
5. Pengadaan tes HIV gratis untuk masyarakat
6. Pengurangan dampak pengunaan narkotika psikotropika dan zat adiktif suntik
7. Meningkatkan integrasi antara pusat kesehatan pusat dengan daerah seperti puskesmas
8. Meningkatkan pengadaan obat ARV

Daftar Pustaka :

Kemenkes RI. 2015. Pedoman, Pelaksanaan perencaan penularan HIV dan sivilis ibu dan
anak bagi tenaga kesehatan : Kementrian Kesehatan
Martina L. Badell. 2016. Management of HIV Infection during Pregnancy in the United States:
Updated Evidence-Based Recommendations and Future Potential Practices : Infectious
Diseases in Obstetrics and Gynecology.
dr. Ketut Surya Negara, SpOG. 2012. Karakteristik Ibu Hamil Dengan Hiv : Smf Obstetri Dan
Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Muh. Rum Ramadhan Rakhman. 2017. Peran Pemerintah Daerah Dalam Pencegahan Dan
Penanggulangan Hiv-Aids : Universitas Hasanuddin Makassar
Saroh Mutaya. 2018. 8 Program Pemerintah dalam Penanggulangan HIV AIDS. (internet) <
https://dokteraids.com/>. (diakses 9 Agustus 2018)

Anda mungkin juga menyukai