Dr. Ir. Yusman Taufik, MS., *) Ir. Neneng Suliasih, MP. **)
Noviani Eka Mustikasari***)
*)
Pembimbing I **)Pembimbing II ***)Mahasiswa
1
2
menjadi pangan normal bahkan superior. Di samping itu, umbi talas merupakan
Upaya peningkatan nilai tambah melalui sumber yang baik untuk diet serat,
agroindustri, selain meningkatkan vitamin B6, dan Mn. Beberapa umbi
pendapatan juga berperan dalam talas mengandung 7 g protein/100 g
penyediaan pangan yang beragam dan umbi dan talas belitung banyak
bermutu. Aspek keamanan, mutu dan mengandung vitamin C (Anonim 2006).
keragaman merupakan kondisi yang Tepung talas mengandung
harus dipenuhi dalam pemenuhan 7,2%bb air, 1,69%bb abu, 0,41%bb
kebutuhan pangan penduduk secara lemak, 6,74%bb protein, 84,09%bb
cukup, merata dan terjangkau karbohidrat, 17,81%bb total serat
(Rachman dan Ariani, 2002). pangan, dan 367 kkal/100 gram bahan
Umbi-umbian, seperti ubi kayu, energi (Wulandari, 2011).
ubi jalar, talas, bisa dijadikan bahan Ubi jalar (Ipomoea batatas)
baku lokal yang bisa diproses menjadi merupakan salah satu tanaman yang
tepung dan pati. Tepungnya bisa mempunyai potensi besar di Indonesia.
disimpan dalam waktu lama dan dapat Areal panen ubi jalar di Indonesia tiap
diperkaya dengan vitamin dan mineral. tahun seluas 229.000 hektar, tersebar di
Sedangkan mengenai rasanya, tentu saja seluruh propinsi, baik di lahan sawah
sama lezatnya dengan tepung berbahan maupun tegalan dengan produksi rata-
baku gandum (Rukmana, 2007). rata nasional 10 ton per hektar. Ubi jalar
Konsumsi rata-rata kue kering memiliki prospek dan peluang yang
di kota besar dan pedesaan di Indonesia sangat baik untuk menjamin
adalah 0,40 kg/kapita/tahun. Olahan kue ketersediaan pangan, terutama jika
kering tidak memerlukan pengembangan produksi padi dan jagung tidak dapat
volume seperti kue basah dan rerotian, mengimbangi kebutuhan pangan
tetapi harus renyah, tidak cepat masyarakat. Ubi jalar (Ipomoea batatas)
menyerap air, tidak keras dan tidak merupakan salah satu bahan pangan
mudah hancur. Sifat-sifat tersebut sesuai sumber karbohidrat yang kaya vitamin
dengan sifat fisikokimia dan fungsional A, C dan mineral. Ubi jalar yang
tepung umbi-umbian. Tepung umbi- umbinya berwarna kuning dan orange
umbian memiliki tekstur agak kasar, banyak mengndung vitamin A.
kandungan gluten relatif rendah (< 1%) Keunggulan dari ubi jalar adalah adalah
dengan sifat amilograf tergolong mempunyai indek glikemik yang
viskositas dingin (240−620 BU) relative rendah dibandingkan dengan
(Suarni, 2009). beras. Disamping itu ubi jalar juga
Dibandingkan dengan kentang, memiliki kadar serat pangan yang tinggi
umbi talas mengandung protein (1,5- sehingga direkomendasikan sebagai
3,0%), kalsium dan fosfor lebih tinggi. makanan diet (Rukmana, 2007).
Umbi sedikit mengandung lemak dan Tepung ubi jalar mengandung
banyak mengandung vitamin A dan C. 6,77% air, 2,16% abu, 2,16% protein,
Umbi talas 98,8% dapat dicerna karena 0,83 % lemak, dan 86,95% karbohidrat
memiliki pati yang banyak mengandung (Widowati, 2001).
amilosa (20-25%), yang dapat Ubi kayu atau singkong
dipecahkan oleh gula ludah manusia. (Manihot esculenta Crantz) adalah
Tipe karbohidrat ini sangat baik untuk pohon tahunan tropika dan subtropika
orang yang memiliki masalah dari keluarga Euphorbiaceae. Ubi kayu
pencernaan, oleh karena itu tepung talas memiliki kandungan energi 146,0 kkal,
cocok digunakan untuk konsumsi bayi. protein 1,20 gram, lemak 0,3 gram,
3
karbohidrat 34,70 gram, fosfor 40,0 mg, talas, ubi jalar, dan ubi kayu sebagai
kalsium 33 mg, zat besi 1,70 mg, bahan penelitian guna menciptakan
vitamin A 0,00 SI, vitamin B 0,06 mg, produk diversifikasi pangan yang berupa
vitamin C 30 mg, dan air 62,5 g kue semprong berbasis umbi-umbian.
(Direktorat Gizi Depkes RI, 1995). Tujuan penelitian ini untuk mencoba
Produksi ubi kayu pada tahun berapa taraf perbandingan tepung umbi-
2010 mencapai 21.756.991 juta ton umbian untuk mendapatkan formulasi
dengan luas panen 1.204.933 hektar, kue semprong yang baik dengan
bahkan Indonesia pernah tercatat pencampuran setiap tepung umbi-
sebagai negara terbesar ketiga umbian. Selain itu, pilihan ini diambil
pengekspor produk singkong dunia. karena bahan baku talas, ubi jalar, dan
Tepung ubi kayu mengandung ubi kayu mudah didapatkan.
6,05% air, 2,22% abu, 1,60% protein,
Identifikasi Masalah
0,51% lemak dan 87,87% karbohidrat
Berdasarkan uraian dalam latar
(Widowati, 2001).
belakang penelitian di atas, maka
Kemampuan substitusi tepung
masalah yang dapat diidentifikasi adalah
singkong pada mie dan kue kering dapat
bagaimana karakteristik kue semprong
mencapai 50%, untuk roti mencapai
berbasis tepung talas, tepung ubi jalar,
25%, sedangkan untuk cake dapat
dan tepung ubi kayu.
mengganti 100% terigu. Dengan
demikian, peluang tepung singkong Maksud dan Tujuan Penelitian
sebagai sumber pangan sangat besar Maksud dari penelitian ini
(Fitri, 2002). adalah untuk mengetahui pengaruh
Produk kue kering pada perbandingan tepung talas, tepung ubi
umumnya berbasis terigu sehingga kayu, dan tepung ubi jalar terhadap
hampir tidak mengandung serat karakteristik kue semprong.
makanan yang dibutuhkan tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah
Padahal pengkonsumsi kue kering diversifikasi pangan dengan
tertinggi pada usia rentan penyakit pemanfaatan bahan pangan lokal umbi-
degenaratif. Karena itu, perbaikan rnutu umbian secara optimal, dan
nutrisi dari segi serat kasar kue kering meningkatkan pola konsumsi
perlu dilakukan dengan menanfaatkan masyarakat terhadap pangan non beras
umbi-umbian. Melihat banyaknya dengan pembuatan kue semprong
manfaat dari potensi sumber karbohidrat berbasis tepung talas, tepung ubi jalar,
non beras yang belum dimanfaatkan dan tepung ubi kayu.
secara optimal.
Manfaat Penelitian
Bandung sebagai produsen kue Manfaat dari penelitian yang
semprong, salah satu jenis makanan dilakukan adalah :
olahan khas Jawa Barat, mendapatkan (1) Memberikan inovasi baru dalam
tawaran ekspor sebanyak 15 ton atau penggunaan tepung talas, ubi jalar, dan
setara dengan tiga kontainer dari tepung ubi kayu sebagai bahan pada
importir di Singapura. Singapura pembuatan kue semprong.
membutuhkan kue semprong antara lain (2) Penganekaragaman produk hasil
untuk kebutuhan Imlek. Satu kontainer olahan dari talas, ubi jalar, dan ubi kayu.
itu berisi sekitar 800 karton kue (3) Meningkatkan nilai ekonomi umbi-
semprong (Hilman Hidayat, 2010). umbian lokal.
Dengan alasan itu maka peneliti merasa (4) Mengetahui karakteristik kue
tertarik untuk mengangkat pemanfaatan semprong berdasarkan perbandingan
4
tepung talas, tepung ubi jalar, dan margarin cair, dan 1 sendok teh cake
tepung ubi kayu yang paling disukai emulsifier.
konsumen. Menurut Ephine (2012),
formulasi yang tepat untuk pembuatan
Kerangka Pemikiran
kue semprong adalah 75 gram tepung
Kue semprong adalah camilan
terigu, 3 sendok makan gula halus, 1
ringan yang merupakan salah satu jenis
butir telur, 40 gram mentega cair, dan
kue kering melalui proses
150 ml santan dan 5 gram baking
pemanggangan, dengan berbagai
powder.
diversifikasi bentuk silinder, pipa, kipas
Faktor yang mempengaruhi kue
maupun mangkok, dengan variasi
semprong yaitu pada proses
beberapa rasa seperti coklat, pandan
pencampuran gula, sebaiknya gula
maupun rasa asli yaitu wijen,
dicampur dengan air mendidih
mempunyai rasa manis, gurih, dan
kemudian diaduk hingga gula mencair.
bertekstur renyah (Devy, 2011).
Faktor lainnya yang
Kue Semprong adalah salah satu
berpengaruh yaitu pada proses
jenis camilan yang bentuknya unik
pencampuran antara mentega dan telur,
seperti corong dan berwarna coklat
terlebih dahulu dilakukan pengocokan
muda, pipih memanjang; atau ada pula
pada mentega hingga berwarna putih
yang bentuknya mirip corong es
baru kemudian homogenkan dengan
krim. Rasanya manis, gurih, renyah dan
telur hingga benar-benar tercampur
enak. Berbahan dasar telur, tepung
(Ida, 2008).
beras, gula pasir, santan, dan minyak.
Menurut Suarni (2009),
Bentuk unik kue semprong dibuat
pengocokan telur kuning dilakukan
dengan cetakan tertentu, lalu kemudian
dalam waktu 2 menit dan proses
digulung atau lipat selagi adonan kue
pemanggangan pada suhu 1700C selama
masih hangat dan lunak
5 menit. Rasa produk dipengaruhi
(Nurrahman, 2012).
terutama oleh margarin dengan
Kue semprong yang bemutu
meningkatnya presentase tepung umbi-
baik maka perlu diperhatikan sifat-sifat
umbian. Rasa yang diperoleh lebih
yang mempengaruhi karakteristik kue
menunjukkan citarasa yang khas tepung
semprong, dimana karakteristik kue
umbi-umbian. Aroma tidak hanya
semprong dapat ditentukan melalui
ditentukan oleh suatu komponen, tetapi
tekstur kerenyahan, aroma, warna dan
juga oleh beberapa komponen tertentu
rasa yang akan menentukan mutu dari
yang menimbulkan bau khas. Hal ini
kue semprong tersebut (Devy, 2011).
dipengaruhi oleh perbandingan
Menurut Jatmiko (2007),
komponen bahan margarin, telur, bahan
formulasi yang tepat untuk pembuatan
tarnbahan dan jenis tepung yang
kue semprong sebanyak 360 gram
digunakan.
adalah 3 butir telur, 250 gram tepung
Menurut Ranu (2008), Gula
beras, 150 gram gula pasir, 425 cc
yang ditambahkan dalam adonan kue
santan kental, dan minyak untuk
kering akan menurunkan derajat
mengoles cetakan kue semprong.
gelatinisasi pati, kekentalan, dan
Menurut Yasa Boga (2011),
kekuatan gelnya, sehingga berpengaruh
formulasi yang tepat untuk pembuatan
terhadap kerenyahan dan tekstur kue
kue semprong adalah 4 butir telur ayam,
kering. Alasan utama menggunakan
150 gram gula pasir, 150 gram tepung
sukrosa adalah karena pada pembuatan
terigu, 1 sendok makan susu bubuk, 1
kue kering harus melalui proses
sendok teh baking powder, 100 gram
5
pembakaran dengan suhu tinggi, sukrosa daya mengembang pati ubi jalar semakin
memiliki tingkat kepekaan terhadap besar. Faktor lain yang berpengaruh
panas yang rendah. pada absorbsi air adalah kandungan
Semua varietas ubi jalar pada amilosa-amilopektin, ukuran dan bentuk
prinsipnya dapat digunakan dalam granula (Widowati, 2001).
pembuatan tepung. Ubi jalar merupakan Menurut Rahmawati (2006)
jenis umbi yang relatif tahan disimpan. konsentrasi tapioka (pati ubi kayu) yang
Semakin lama ubi jalar disimpan, biasa digunakan sebagai pengikat adalah
semakin manis rasanya. Sifat ini berbeda 10%-15%. Pada umumya pati tersusun
dengan ubi kayu, semakin lama dari 25% amilosa dan 75% amilopektin.
disimpan akan menjadi 'poyo' (wama Pati merupakan bagian terbesar dalam
kecoklatan dan rasa menjadi agak pahit) ubi jalar dan amilopektin merupakan
(Widowati, 2001). bagian terbesar dari pati ubi jalar.
Komponen utama pada tepung Langlois and Wagoner (1967) didalam
ubi jalar adalah karbohidrat dan Trifena Honestin (2007) menyatakan
sebagian besar karbohidrat tersebut bahwa kandungan amilosa pati ubi jalar
terdapat dalam bentuk pati. Pati alamiah sebesar 17,8 %.
sangat terbatas penggunaannya dalam Komponen terpenting terigu
industri pangan karena memiliki sifat yang membedakannya dengan tepung
viskositas yang tinggi, sangat kohesif, singkong adalah kandungan gluten.
stabil pada temperatur yang rendah, dan Gluten adalah protein yang bersifat
tidak stabil jika diaplikasikan pada lengket dan elastis, gluten bermanfaat
makanan dengan pH rendah untuk mengikat dan membuat adonan
(Smith, 1982). menjadi elastis sehingga mudah
Tepung ubi jalar mengandung dibentuk. Dalam proses pembuatan kue
sejumlah pigmen karotenoid. Karotenoid kering, gluten tidak dibutuhkan karena
merupakan kelompok pigmen yang proses pemasakan kue kering tidak
berwarna kuning, oranye, merah oranye. memerlukan pengembangan volume
Karotenoid terdapat dalam kloroplas (Fitri, 2002).
(0,5%) bersama-sama dengan klorofil, Komposisi pati tanaman talas
dekat dengan dinding sel palisade. pada umumnya terdiri dari amilopektin
Karotenoid bersifat larut minyak, sebagai bagian terbesar dan sisanya
sehingga kerusakan karotenoid berkaitan amilosa. Adanya informasi mengenai
dengan kerusakan lemak dalam bahan komposisi pati diharapkan dapat
pangan. Tepung ubi jalar yang menjadi data pendukung dalam
digunakan sebagai bahan baku pangan menentukan jenis produk yang akan
fungsional memiliki indeks glikemik dibuat dari pati atau tepung talas.
yang rendah sehingga tidak Penelitian pada 71 sampel umbi talas
meningkatkan kenaikan glukosa darah yang diambil dari negara Fiji, Samoa
secara cepat (Winarno, 1993). Barat dan Kepualauan Solomon,
Kadar amilosa yang tinggi pada diperoleh kadar pati rata-rata sebesar
ubi jalar akan meningkatkan absorbsi air 24,5% dan serat sebesar 1,46%
tetapi menyebabkan penurunan daya (Dias, 2004).
mengembang pati selama pemasakan. Kandungan amilosa pada talas
Kapasitas absorbs air tergantung pada berfungsi sebagai pelindung terhadap
jenis pati. Kapasitas absorbsi dari pati dehidrasi maupun mengurangi
yang berasal dari batang atau umbi lebih penyerapan minyak yang terlalu banyak.
besar dari pati biji-bijian, oleh karena itu Kadar amilosa dengan kisaran tertentu
6
Ciri khas kue semprong ialah ayakan, blender tepung (Je Jerozhi
teksturnya yang garing saat dimakan. Electrice), ayakan 80 mesh.
Suara renyah terdengar begitu gigitan Alat-alat yang digunakan dalam
pertama mengenai kue semprong. analisis kimia adalah Oven, desikator
Rasa manis serta aroma khas yang (Pyrex), botol timbang, neraca analitik
dipadukan dengan berbagai pilihan rasa (Sonita), neraca digital (Mettler Toledo),
menambah kenikmatan kue semprong erlenmeyer (Iwaki Pyrex), pipet volume
tersebut (Anonim, 2009). (Kimex-51 USA), corong, kertas saring,
gelas kimia, batang pengaduk, dan
Hipotesis Penelitian
cawan petri.
Berdasarkan latar belakang
permasalahan dan didukung oleh Metode Penelitian
kerangka pemikiran dapat diajukan Metode penelitian dilakukan
hipotesa, diduga bahwa perbandingan dalam dua tahap meliputi penelitian
tepung talas, tepung ubi jalar, dan pendahuluan dan penelitian utama.
tepung ubi kayu berpengaruh terhadap Penelitian Pendahuluan
karakteristik kue semprong. Pada penelitian pendahuluan
pertama yang dilakukan adalah
Waktu dan Tempat Penelitian
pembuatan tepung talas, tepung ubi
Penelitian ini dimulai bulan
jalar, dan tepung ubi kayu yang akan
Januari 2012 sampai dengan November
digunakan sebagai bahan baku kue
2012 di Laboratorium Penelitian Jurusan
semprong pada penelitian utama.
Teknologi Pangan, Fakultas Teknik,
Langkah-langkah yang perlu dilakukan
Universitas Pasundan, Jalan Dr.
dalam pembuatan tepung talas, ubi jalar,
Setiabudhi No. 193 Bandung.
dan ubi kayu adalah pembersihan dan
pengupasan, pengirisan, perendaman
BAHAN, ALAT DAN METODE
dalam larutan metabisulfit untuk
PENELITIAN
menghindari agar tepung yang
dihasilkan tidak suram, pengeringan dan
Bahan dan Alat Penelitian
penepungan hingga halus, dan
Bahan yang Digunakan
selanjutnya diayak dengan ukuran
Bahan utama yang digunakan
ayakan 80 mesh. Untuk lebih jelasnya,
dalam penelitian ini adalah talas varietas
proses pembuatan tepung talas, tepung
Bogor (Colocasia esculenta L), ubi jalar
ubi jalar, dan tepung ubi kayu
kuning varietas Kalasan (Ipomea batatas
ditunjukkan pada Gambar.
L), dan singkong putih varietas Adira 1
Penelitian pendahuluan yang
(Manihot esculenta).
kedua yaitu pemilihan formula yang
Bahan penunjang lain yang
bertujuan untuk menentukan formulasi
digunakan dalam penelitian ini adalah
terbaik pada tabel 10 dengan mengganti
telur, gula, soda kue (baking powder),
tepung yang digunakan pada formulasi
susu bubuk, kayu manis, dan margarin.
dengan tepung ubi jalar untuk
Bahan yang digunakan dalam
pembuatan kue semprong yang akan
analisis kimia adalah n-Hexane, H2SO4 6
digunakan pada penelitian utama dengan
N, NaOH 30%, etanol dan aquadest.
parameter respon organoleptik terhadap
Alat yang Digunakan
warna, aroma, rasa, dan tekstur terhadap
Alat-alat yang digunakan dalam
15 orang panelis dengan 4 kali ulangan,
penelitian ini adalah timbangan, pisau,
menggunakan kode tertentu dan mengisi
baskom, parutan, tunnel dryer (ARFE),
blanko formulir pengisian metode uji
hedonic dan mengolah data dalam
8
terdapat dalam bentuk pati. tepung ubi jalar : tepung ubi kayu, a7=
(Sulistiyo, 2006). tepung talas : tepung ubi jalar : tepung
Kerenyahan disebabkan oleh ubi kayu.
tingginya kandungan pati dan senyawa Respon organoleptik yaitu
pektin serta bahan kering. Pati dianggap terhadap warna, aroma, rasa, dan tekstur
mempunyai peranan paling penting (kerenyahan mouthfeel). Respon kimia
dalam hubungannya dalam kerenyahan yaitu terhadap kadar serat dan kadar air.
(Adambounou, 2008). Analisis Kimia
Kue semprong dengan 1. Kadar Air
penambahan santan dan margarine akan Berdasarkan hasil analisis
meningkatkan kadar lemak kue variansi menunjukkan bahwa adanya
semprong. Dalam pembuatan biskuit, pengaruh yang nyata pada setiap
lemak bertindak sebagai shortening perbandingan tepung talas, tepung ubi
(Anonim, 2001). Peningkatan kadar jalar, dan tepung ubi kayu terhadap
lemak dalam kue semprong akan kandungan air kue semprong pada taraf
meningkatkan kerenyahan karena 5%. Hasil uji Duncan, kadar kue
produk lebih mudah dipatahkan. semprong dapat dilihat pada Tabel 11.
Sehingga panelis tidak bisa Tabel 11. Pengaruh Perbandingan
membedakan tekstur pada masing- Tepung Talas : Tepung Ubi Jalar :
masing formula kue semprong. Tepung Ubi Kayu Terhadap Kadar Air
(%) Kue Semprong.
Produk Terpilih Penelitian Pendahuluan
Berdasarkan hasil analisis Nilai
variansi menunjukan bahwa formula kue Rata-
semprong tidak berpengaruh terhadap Perlakuan Rata
warna, rasa dan tekstur kue semprong. Kadar
Tetapi berpengaruh nyata terhadap Air
aroma kue semprong. Produk terpilih a3
ditentukan berdasarkan pertimbangan T. Talas:T. Ubi Jalar:T. Ubi
4,14 a
terhadap aroma, formula 2 lebih disukai Kayu
yaitu dengan komposisi 25 % tepung ubi (0:0:1)
jalar, 15 % gula, 17,5 % telur, dan 42,5 a6
% santan. Dan berdasarkan T. Talas:T. Ubi Jalar:T. Ubi 4,16 a
pertimbangan secara ekonomi formula 2 Kayu (0:1:1)
memiliki biaya produksi yang lebih a5
rendah jika dibandingankan dengan T. Talas:T. Ubi Jalar:T. Ubi 4,22 a
formula 1 dan 3 yang memerlukan Kayu 1:0:1)
banyak penambahan bahan baku. a2
T. Talas:T. Ubi Jalar:T. Ubi 4,26 ab
Penelitian Utama Kayu (0:1:0)
Penelitian utama merupakan a4
lanjutan dari penelitian pendahuluan. T. Talas:T. Ubi Jalar:T. Ubi 4,62 bc
Pada penelitian utama dilakukan proses Kayu (1:1:0)
pembuatan kue semprong dengan rasio a1
perbandingan tepung umbi-umbian T. Talas:T. Ubi Jalar:T. Ubi 4,79 c
dengan notasi a1= tepung talas, a2= Kayu (1:0:0)
tepung ubi jalar, a3= tepung ubi kayu, a7
a4= tepung talas : tepung ubi jalar, a5= T. Talas:T. Ubi Jalar:T. Ubi 4,81c
tepung talas : tepung ubi kayu, a6= Kayu (1:1:1)
15
Pada Tabel 11 dapat dilihat Duncan kadar serat kasar kue semprong
bahwa kandungan air pada perlakuan a3 dapat dilihat pada Tabel 12.
lebih rendah daripada perlakuan a7. Hal Tabel 12. Pengaruh Perbandingan
ini disebabkan karena pada perlakuan a7 Tepung Talas : Tepung Ubi Jalar :
merupakan tepung komposit dari Tepung Ubi Kayu Terhadap Kadar Serat
berbagai tepung umbi-umbian dan dari (%) Kue Semprong.
beberapa hasil penelitian di Indonesia Nilai Rata -
kadar air yang diperoleh tepung talas Perlakuan Rata Kadar
rata-rata sebesar 7,2%, tepung ubi jalar Serat
sebesar 6,77% dan tepung ubi kayu a3
sebesar 6,05% (Hartanti dan Prana, T. Talas : T. Ubi Jalar : 9,00 a
2003). T. Ubi Kayu (0:0:1)
Berdasarkan SNI-2973-2011 a1
tentang biskuit berjenis wafer, kadar air T. Talas : T. Ubi Jalar : 10,12 b
maksimal mencapai 5%. Hasil analisis T. Ubi Kayu (1:0:0)
kadar air kue semprong pada penelitian a5
ini telah memenuhi syarat yang T. Talas : T. Ubi Jalar : 10,97 c
ditetapkan untuk mutu biskuit berjenis T. Ubi Kayu (1:0:1)
wafer. a6
2. Kadar Serat T. Talas : T. Ubi Jalar : 11,72 d
Serat makanan (dietary fiber) T. Ubi Kayu (0:1:1)
adalah salah satu bagian dari makanan a2
yang tidak dapat dihancurkan oleh T. Talas : T. Ubi Jalar : 12,13 de
enzim-enzim pencernaan manusia. T. Ubi Kayu (0:1:0)
Komposisi kimia serat makanan a4
bervariasi tergantung dari komposisi T. Talas : T. Ubi Jalar : 12,23 e
dinding sel tanaman penghasilnya. Pada T. Ubi Kayu (1:1:0)
dasarnya komponen komponen a7
penyususn dinding sel tanaman terdiri T. Talas : T. Ubi Jalar : 13,16 f
dari selulosa, hemiselulosa, pektin, T. Ubi Kayu (1:1:1)
lignin, gum, mucilage yang kesemuanya Pada Tabel 12 dapat dilihat
ini termasuk ke dalam serat makanan. bahwa kandungan serat pada perlakuan
Serat kasar adalah senyawa yang tidak a1 lebih rendah daripada perlakuan a7.
dapat dihidrolisa oleh asam atau alkali. Hal ini disebabkan karena pada
Tetapi kadar serat kasar dalam suatu perlakuan a7 merupakan tepung
makanan dapat dijadikan indeks kadar komposit dari berbagai tepung umbi-
serat makanan, karena umumnya umbian dan dari beberapa hasil
didalam serat kasar ditemukan sebanyak penelitian di Indonesia kadar serat yang
0,2 - 0,5 bagian jumlah serat makanan. diperoleh tepung talas rata-rata sebesar
(Muchtadi, 1992). 6,67%, tepung ubi jalar sebesar 7,15%
Kadar serat kasar kue semprong dan tepung ubi kayu sebesar 4,19%
hasil penelitian bervariasi dari setiap (Hartanti dan Prana, 2003). Hal ini
perlakuan. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa kandungan serat
variansi menunjukan adanya pengaruh kasar semakin meningkat seiring dengan
yang nyata pada setiap perbandingan penambahan tepung umbi-umbian.
tepung talas : tepung ubi jalar : tepung Berdasarkan penelitian Harijono
ubi kayu terhadap kandungan serat kue (2006), kandungan serat kasar kue
semprong pada taraf 5%. Hasil uji semprong terigu tanpa penambahan
16
terbentuk oleh adanya gugus karbonil tepung talas : tepung ubi jalar : tepung
dari ikatan peptida protein yang ubi kayu terhadap aroma kue semprong
berikatan dengan gugus hidroksil tanin pada taraf 5%.
melalui ikatan kovalen. Adanya senyawa Tabel 14. Pengaruh Perbandingan
fenolik tersebut dapat menyebabkan Tepung Talas : Tepung Ubi Jalar :
terjadinya pencoklatan enzimatis. Tepung Ubi Kayu Terhadap Aroma (%)
Pengaruh nyata pada warna kue Kue Semprong.
semprong disebabkan kepekatan santan Nilai
kelapa dengan kadar lemak lebih rendah. Rata-
Perlakuan
Dengan adanya lemak yang cukup Rata
produk yang dihasilkan memiliki warna Aroma
yang lebih rendah atau mengkilap a1
(richness). T. Talas : T. Ubi Jalar : T. Ubi 3,45 a
2. Aroma Kayu (1:0:0)
Aroma dari suatu bahan a3
makanan atau minuman biasanya T. Talas : T. Ubi Jalar : T. Ubi 4,07 b
menentukan kelezatan dari makanan Kayu (0:0:1)
atau minuman tersebut, pada umumnnya a2
makanan atau minuman yang dapat T. Talas : T. Ubi Jalar : T. Ubi 4,10 c
diterima oleh hidung dan otak lebih Kayu (0:1:0)
banyak merupakan berbagai ramuan a4
atau campuran empat macam bau utama, T. Talas : T. Ubi Jalar : T. Ubi 4,20 d
yaitu harum, asam, tengik, dan hangus Kayu (1:0:1)
(Winarno, 1993). a5
Aroma merupakan salah satu T. Talas : T. Ubi Jalar : T. Ubi 4,40 e
faktor penting bagi konsumen dalam Kayu (1:1:0)
memilih produk pangan yang disukai. a6
Aroma merupakan salah satu komponen T. Talas : T. Ubi Jalar : T. Ubi 4,47 f
dari citarasa bahan pangan dan telah Kayu (0:1:1)
menjadi penentu kelezatan makanan. a7
Aroma dapat didefinisikan sebagai T. Talas : T. Ubi Jalar : T. Ubi 4,73 g
sesuatu yang dapat diamati dengan Kayu (1:1:1)
indera penciuman. Aroma yang Keterangan: Setiap huruf yang berbeda
ditimbulkan oleh makanan banyak menyatakan berbeda nyata pada taraf
menentukan kelezatan makanan 5%
tersebut. Bau yang ditimbulkan pada Tabel 14 menunjukan bahwa
umumnya disebabkan oleh perubahan- sampel a7 (Tepung Talas : Tepung Ubi
perubahan kimia dan bentuk Jalar : Tepung Ubi, 1 : 1 : 1) yaitu
persenyawaan dengan bahan lain, sebesar 4,73 memberikan aroma kue
misalnya antara asam amino hasil semprong yang lebih disukai oleh
perubahan protein dengan gula-gula panelis. Perlakuan a7 memiliki aroma
pereduksi yang membentuk senyawa khas umbi-umbian yang lebih menonjol
rasa dan aroma makanan dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
(Sudarmadji, 1996). Hal ini disebabkan karena pada
Hasil analisis uji organoleptik perlakuan a7 merupakan tepung
terhadap aroma kue semprong komposit dari tepung talas, tepung ubi
menunjukan adanya pengaruh yang jalar, dan tepung ubi kayu. Hal ini
nyata pada perlakuan perbandingan menunjukkan bahwa seiring dengan
18