A. DEFINISI
B. ETIOLOGI
C. MANIFESTASI KLINIS
D. PATOFISIOLOGI
E. KOMPLIKASI
1. Komplikasi Akut
a. Hipoglikemi
b. Efek somoggi (penurunan kadar glukosa darah pada malam hari)
2. Komplikasi Jangka Panjang
a. Penyakit arteri koroner
b. Penyakit vaskuler perifer
c. Stroke
d. Retinopati
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥126 mg/dl. Puasa adalah kondisi tidak
ada asupan kalori minimal 8 jam.
2. Pemeriksaan glukosa plasma ≥200 mg/dl 2-jam setelah Tes Toleransi
Glukosa Oral (TTGO) dengan beban glukosa 75 mg.
3. Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dl dengan keluhan klasik.
4. Pemeriksaan HbA1c ≥6,5 % dengan menggunakan metode yang
terstandarisasi oleh National Glycohaemoglobin Standarization Program
(NGSP). Catatan untuk diagnosis berdasarkan HbA1c, tidak semua
laboratorium di Indonesia memenuhi standar NGSP, sehingga harus hati-hati
dalam membuat interpretasi.
G. PENATALAKSANAAN
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan
aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi
vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai
kadar glukosa darah normal.
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan Diabetes Mellitus tipe 2:
1. Diet
2. Latihan
3. Pemantauan
4. Terapi (jika diperlukan)
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
C. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa 1 : Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan
dengan penyakit (DM)
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan maka masalah kadar
gula darah menurun dengan kriteria hasil
a. Menjalani aturan pengobatan sesuai resep
b. Melakukan prosedur yang benar untuk pengecekan kadar
gula darah
c. Memantau glukosa darah
Intervensi:
a. Monitor kadar glukosa darah sesuai indikasi
b. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia, poliuria, polidipsi, polifagi
c. Berikan insulin sesuai resep
2. Diagnosa 2 : Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan maka masalah dapat
teratasi dengan kriteria hasil
a. Nyeri yang dilaporkan
b. Mengerang dan menangis
c. Tiidak bisa tidur
Intervensi
a. Lakukan pengkajian nyeri
b. Pastikan perawatan analgesik bagi pasien dilakukan dengan pemantauan
yang ketat
c. Pantau tanda tanda vital sign
D. IMPLEMENTASI
E. EVALUASI