KARBOHIDRAT
JURUSAN FARMASI
2019/2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpah karunia-Nya, kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Mekanisme reaksi Identifikasi senyawa
Asam karboksilat dan Ester ” dengan baik.
Makalah ini disusun dlam rangka memenuhi tugas mata kuliah Kimia
Organik.Selama menyelesaikan makalah ini kami sebagai penyusun tidak terlepas dari
dorongan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak.Oleh karena itu, pada kesempatan
ini kami sebagai penyusun mengucapkan limpah terima kasih kepadasemua pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini dengan semaksimal mungkin.
Kami sebagai penyusun menyadari adanya kekurangan yang terdapat dalam makalah
ini.Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun daripembaca sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
JUDUL HALAMAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Karbohidrat
2.2.Klasifikasi Karbohidrat
2.3.Struktur Karbohidrat
2.4.Sumber karbohidrat
2.5.Pembentukan Karbohidrat
2.6.Fungsi karbohidrat
2.7.Peranan Karbohidrat
2.8.Pengaruh Faal Karbohidrat Makanan Yang Tidak Dicernakan Di Usus
2.9.Sifat-sifat Karbohidrat
3.1.Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan yang dapat dicapai,yakni sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui pengertian dan struktur karbohidrat.
2. Dapat memahami jenis-jenis karbohidrat berdasarkan klasifikasinya.
3. Dapat memahami struktur karbohidrat.
4. Dapat memahami sumber makanan yang mengandung karbohidrat.
5. Dapat memahami proses pembentukan karbohidrat
6. Dapat memahami fungsi karbohidrat
7. Dapat memahami dan mengetahui peranan karbohidrat
8. Dapat mengetahui pengaruh Faal Karbohidrat Makanan Yang Tidak
Dicernakan Di Usus
9. Dapat mengetahui sifat-sifat karbohidrat.
BAB II
KARBOHIDRAT
H H
C O H C OH
H C OH
C O
H C OH
H C OH
H
H
Monosakarida adalah gula sederhana dan merupakan unit yang paling kecil
(yang tidak dapat dipecahkan oleh hidrolisis asam kepada unit yang lebih
kecil).Monosakarida terdiri atas 3-6 atom C. Beberapa molekul monosakarida
mengandung unsur nitrogen dan sulfur.Monosakarida yang penting dalam
fisiologi ialah D-glukosa, D-galaktosa, D-fruktosa, D-ribosa, dan D-
deoksiribosa.Monosakarida digolongkan berdasarkan jumlah atom karbon
yang dikandungnya (triosa, tetrosa, pentosa, dan heksosa) dan gugus
aktifnya, yang bisa berupa aldehida atau keton.Ini kemudian bergabung,
menjadi misalnya aldoheksosa dan ketotriosa.
C3H6O3 : triosa
C4H8O4 : tetrosa
C5H10O4 : pentose
C6H12O4 : heksosa
3. Maltosa
Maltosa adalah suatu disakarida yang terbentuk dari dua molekul glukosa.
Maltosa terbentuk melalui ikatan glikosida α antara atom karbon nomor 1
dari glukosa satu dengan atom karbon nomor 4 dari glukosa yang lain. Ikatan
yang terjadi ialah antara atom karbon nomor 1 dan atom karbon -nomor 4,
oleh karenanya maltosa masih mempunyai gugus -OH glikosidik dan dengan
demikian masih mempunyai sifat mereduksi. Maltosa merupakan hasil
antara dalam proses, hidrolisis amilum dengan asam maupun dengan enzim.
Gambar: β-maltosa (ikatan antara kedua monosakarida merupakan ikatan C1-
4. Atom C nomor 1 yang tak berikatan dengan glukosa lain dalam posisi beta)
4. Selobiosa
Selobiosa merupakan unit ulangan dalam selulosa.Selobiosa tersusun dari
dua monosakarida glukosa yang berikatan glikosida β antara karbon 1
dengan karbon 4.
3. Polisakarida
Gambar: Glikoprotein
2. Mukopolisakarida
Proteoglikan atau mukopolisakarida terdiri atas rantai protein
dengan polisakarida berulang.Mukopolisakarida adalah suatu materi tipis,
kental, menyerupai jelly dan melapisi sel.
3. Glikosaminoglikan
Glikosaminoglikan adalah satuan berulang polisakarida proteoglikan
tanpa rantai proteinnya.
4. Oligosakarida
1. Monosakarida
a. Monosakarida terdiri dari satu unit gula
Monosakarida disebut juga gula sederhana, terdiri dari satu
unit gula, yaitu satu unit polihidroksi aldehida atau polihidroksi
keton. Monosakarida terdiri dari satu unit gula, maka
monosakarida tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang
sederhana.Contoh monosakarida yaitu glukosa, fruktosa, dan
galaktosa. Glukosa dan fruktosa merupakan polihidroksi aldehida
karena glukosa dan galaktosa mengandung gugus aldehid (aldosa).
Sedangkan fruktosamengandung gugus keton (ketosa).
H H
H
C O H C OH
C O
H C OH C O
H C OH
H C H H C H
HO C H
O O
H C OH
H C OH H C H
oo
O
H C O H C OH
H C OH
H C OH H C H
O H C OH
H H H H
H C OH
C O
H C OH
D-Glukosa L-Glukosa
Gambar 1.4 D-Glukosa dan L-Glukosa diperlihatkan dengan
rumus struktur berantai lurus.
Triosa Treosa
Gambar 1.5 Triosa yang memiliki 3 atom karbon dan Treosa
yang memiliki 4 atom karbon
Sedangkan monosakarida yang memiliki 5 atom karbon
(pentosa) atau 6 atom karbon (heksosa) pada kerangkanya, maka
berbentuk siklik atau cincin.
R C H + CuO Cu2O + R C OH
+
Cu2+Cu
c. Sukrosa
Gula ini biasa disebut gula tebu merupakan disakarida dari glukosa
dan fruktosa. Karbon anomer kedua unit monosakarida pada sukrosa
berikatan satu dengan yang lain, sehingga sukrosa tidak mengandung
atom karbon anomer bebas. Jadi sukrosa bukanlah gula pereduksi.
Sukrosa apabila dihidrolisis akan menghasilkan α-D-Glukosa dan β-D-
Fruktosa. Sukrosa tersusun oleh molekul glukosa dan fruktosa yang
dihubungkan oleh ikatan 1,2-α-glikosidik.
Ikatan α (14)
D-glukosa
D-glukoronat
Ikatan β (13) Ikatan β (14)
N-asetil
glukosamina
D-glukosa
Ikatan α (14)
Amilosa
Glukosa
6
5
4 1
3 2 Ikatan α(16)
6
5 D-glukosa
4 1
3 2
6 6
5 5
4 1 4 1
3 2 3 2
Ikatan α(14)
c. Selulosa
Selulosa banyak dijumpai dalam dinding sel tumbuhan.
d. Kitin
Kitin merupakan polisakarida linear dan rantainya tak bercabang
yang tersusun atas polimer N-asetil D-glukosamin yang digabungkan oleh
ikatan β(1 4). Kitin juga memiliki monomer berupa molekul glukosa
dengan cabang yang mengandung nitrogen. Kitin merupakan struktural
ekstraseluler yang berfungsi penyusun kutikula arthropoda.
D-glukosa
Ikatan β
gugus
Gugus amino
asetil
e. Peptidoglikan
Dinding bakteri terdiri dari kompleks polimer polisakarida yang
mengandung rantai berbagai asam amino, tetapi rantai asam aminonya
tidak sepanjang rantai asam amino pada protein, sehingga disebut
peptidoglikan bukan glikoprotein. Dinding sel ini terdiri dari kerangka
struktural berikatan kovalen yang mengelilingi sel secara sempurna.
Struktur ini tersusun dari rantai polisakarida panjang, paralel, dan saling
berhubungan silang terhadap sesamanya pada selang tertentu oleh rantai
polipeptida pendek. Rantai polisakarida tersebut terdiri dari unit
monosakarida N-asetil-D-glukosamin dan asam N-asetilmuramat secara
berganti-ganti dan dihubungkan oleh ikatan β(14). Setiap unit N-
asetilmuramat berlekatan dengan suatu rantai samping tetrapeptida.
Rantai samping tetrapeptida tersebut terdiri dari L-alanin, D-asam
glutamat, asam diaminopimeat, dan D-alanin.
N-asetil N-
glukosami asetilmura
β (1,4)
n mat
f. Pektin
Pektin merupakan polimer linear dari asam D-galakturonat yang
berikatan dengan α (1 4) glikosidik dengan beberapa gugus asam
karboksilat yang termetilasi. Pektin berbentuk serbuk kasar maupun
halus, warna putih kekuningan dan hampir tidak berbau. Pektin diperoleh
dari buah-buahan seperti apel dan jenis jeruk. Pektin banyak digunakan
sebagai zat pembuat jel dalam jeli buah.
α (1,4)
koumaril
alkohol
Koniferil
alkohol
Gambar 4.1 StrukturLignin
Kentang Telur
Lamanya Penyinaran
Kualitas Cahaya
b. Temperatur
c. Kadar CO2
d. Kadar Air
6 zat karbon: heksosa (C6 H12 O6) contohnya glukosa = dekstrosa (gula
anggur), fruktosa, galaktosa dan manosa.
1. Fotosintesis
Fotosintesis adalah proses pembentukan karbohidrat dari karbon dioksida (CO2
) dan air (H2 O) pada kloroplas dengan bantuan cahaya matahari. Fotosintesis
dapat dilakukan oleh tumbuhan, alga, dan bakteri yang memiliki kloroplas.
Hasil dari fotosintesis adalah molekul glukosa yang disimpan dalam bentuk
pati, amilum, atau tepung.
a. Cahaya Matahari
Cahaya matahari merupakan salah satu bentuk energi. Mata manusia dapat
melihat cahaya tampak dengan panjang gelombang 400 nm (ungu) hingga 730
nm (merah). Cahaya matahari sebenarnya merupakan campuran panjang
gelombang yang berbeda dan cahaya tampak hanyalah sebagian kecil
gelombang yang dipancarkan matahari. Cahaya tampak terdiri atas warna
pelangi dari ungu hingga merah.
b. Pigmen Fotosintesis
Pada sel eukariot, proses fotosintesis terjadi dalam organel yang disebut
kloroplas. Organel ini memiliki dua lapis membran luar. Di dalam kloroplas
terdapat tumpukan membran yang disebut tilakoid. Tilakoid merupakan
membran yang mirip kantung dan pada beberapa bagian tersusun bertumpuk
membentuk grana. Bagian matriks dari kloroplas disebut stroma
Letak kloroplas pada tumbuhan dan strukturnya
Klorofil adalah pigmen yang menyerap cahaya dengan efisiensi tinggi. Seperti
pigmen lainnya, klorofil hanya dapat menyerap sebagian cahaya tampak.
Klorofil dapat menyerap cahaya merah dan biru sangat baik, sedangkan cahaya
hijau sangat sedikit diserap. Oleh karena itulah, tumbuhan yang mengandung
klorofil terlihat berwarna hijau oleh mata kita karena cahaya hijau lebih banyak
dipantulkan.
Tumbuhan juga memiliki pigmen lain, terutama karotenoid. Pigmen karotenoid
termasuk karoten dan xantofil. Pigmen warna kuning, jingga, merah, dan ungu
ini menyebabkan bakteri, tomat dan daun memiliki warna beraneka ragam.
Pada tumbuhan dan alga terdapat dua pusat reaksi yang bekerja secara teratur.
Pusat reaksi ini ditemukan karena memiliki penyerapan panjang gelombang
cahaya yang berbeda. Fotosistem I memiliki penyerapan cahaya maksimum
700 nm, karena pada fotosistem I terdapat pigmen yang dapat menyerap
panjang gelombang maksimum 700 nm (p700). Fotosistem II memiliki
penyerapan cahaya maksimum 680 nm dengan pigmen yang dapat menyerap
panjang gelombang maksimum 680 nm (p680). Meskipun fotosistem I
ditemukan lebih dahulu, reaksi transfer elektron berawal dari fotosistem II.
Elektron bergerak dari fotosistem II ke fotosistem I.
Dapat Anda lihat bahwa fotolisis menyediakan elektron (e–). Selain itu juga,
proses ini menghasilkan oksigen (O2 ) dan pasangan proton bebas (H+) di
dalam tilakoid. Pada reaksi inilah sumber oksigen di bumi dihasilkan.
Pada reaksi ini, elektron yang dilepas fotosistem I tidak kembali lagi ke
fotosistem I. Pembentukan ATP dari reaksi nonsiklik ini disebut juga
fotofosforilasi nonsiklik.
b) Reaksi siklik
Pada beberapa kasus, terjadi pola pergerakan elektron yang berbeda. Pola ini
disebut reaksi siklik, karena elektron yang dilepaskan fotosistem I selalu
kembali pada fotosistem I. Ketika elektron melalui beberapa akseptor elektron,
energi yang dilepaskan digunakan untuk membentuk ADP menjadi ATP
Pembentukan ATP melalui reaksi siklik disebut juga fotofosforilasi siklik.
Reaksi ini dilakukan jika ATP yang dibuat kurang dan banyak terjadi pada
bakteri fotoautototrof.
2) Reaksi Gelap
Reaksi gelap merupakan langkah selanjutnya setelah reaksi terang. Reaksi ini
terjadi di stroma kloroplas. Reaksi terang telah menyediakan energi kimia pada
stroma kloroplas dalam bentuk ATP dan NADPH. Energi ini akan digunakan
untuk menghasilkan glukosa, yaitu hasil akhir reaksi fotosintesis.
b) Fase reduksi
Pada fase reduksi, NADPH mereduksi 3-fosfogliserat menjadi 3-
fosfogliseraldehid (G3P) dengan bantuan ATP. Untuk membuat 1 molekul G3P,
siklus tersebut memerlukan atom karbon dari tiga molekul CO2 . Sebenarnya
siklus ini mengambil satu karbon setiap satu siklusnya. Namun pada awal
reaksi, digunakan 3 molekul CO2 sehingga satu siklus reaksi ini menghasilkan
1 molekul G3P utuh.
a. Sumber energy
Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh.1
gram karbohidrat menghasilkan 4 kkal.Sebagian karbohidrat di dalam
tubuh berada dalam sirkulasi glukosa untuk keperluan energi segera,
sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan
yang sebagian lagi diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan
sebagai cadangan energi.
b. Pemberi rasa manis pada makanan
Karbohidrat memberi rasa manis pada makanan, khususnya
monosakrida dan disakarida.
c. Penghemat protein
Bila karbohidrat makanan tidak mencukupi maka protein akan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan
fungsi utamanya sebagai zat pembangun. Sebaliknya, bila karbohidrat
makanan mencukupi, protein terutama akan digunakan sebagai zat
pembangun.
d. Pengatur metabolisme lemak
Mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna.
e. Membantu pengeluaran feses
Karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara mengatur
peristaltic usus dan memberi bentuk pada feses. Selulosa dalam serat
makanan mengatur peristaltic usus, sedangkan hemiselulosa dan
pectin mampu menyerap banyak air dalam usus besar sehingga
memberi bentuk pada sisa makanan yang di keluarkan.
2.7 Peranan Karbohidrat
Peranan Karbohidrat Dalam Mendukung Asupan Gizi Indonesia.
Indonesia mencanangkan program pemerataan asupan gizi seimbang
di kalangan masyarakat.Masalah utama yang dicanangkan yaitu dengan
pemenuhan subsidi pangan yang bisa memenuhi standar Indonesia sehat
2025.Salah satu asupan gizi yang bisa dikaji adalah asupan karbohidrat
yang bisa menghasilkan energi bagi tubuh untuk pembakaran kalori.
Kebutuhan masyarakat Indonesia dalam asupan karbohidrat ini
sangat minim terutama masyarakat kalangan rendah.Sebagai salah satu
contoh kaum buruh petani kebanyakan memakan umbi-umbian untuk
memenuhi kebutuhan karbohidratnya.Dengan keadaan seperti ini masih
banyak kalangan bawah yang mengkonsumsi asupan karbohidrat untuk
kecukupan gizi.
Contoh: Implementasi pemerintah dalam menangani kasus
pemenuhan karbohidrat yaitu; Ibu hamil dianjurkan untuk mencukupi
kebutuhan karbohidratnya dengan mengkonsumsi makanan berserat dan
mempunyai gizi yang cukup. Contoh dalam sehari-hari khasiat blueberry
banyak mempunyai zat karbohidrat dalam pemenuhan gizi bayi dalam
kandungan ibu hamil.
2.8 Pengaruh Faal Karbohidrat Makanan Yang Tidak Dicernakan Di
Usus
1. Berat Feses
Makanan yang rendah serat menghasilkan feses yang keras dan kering
yang susah dikeluarkan dan membutuhkan peningkatan tekanan saluran
cerna yang luar biasa untuk mengeluarkannya. Makanan tinggi serat
cenderung meningkatkan berat feses.
2. Metabolisme Kolesterol
Data epidemologik menunjukkan bahwa konsumsi serat makanan
mempunyai hubungan negatif dengan insiden penyakit jantung koroner
dan batu ginjal, terutama dengan kolesterol darah. Polisakarida nonpati
larut air (pektin, gum, dan sebagainya) paling berpengaruh sedangkan
polisakarida nonpati yang tidak larut air hanya mempunyai pengaruh kecil
terhadap kadar kolesterol. Penurunan ini terutama terlihat pada fraksi LDL
(low Density Lipoprotein) yang disertai dengan penurunan kandungan
kolesterol dalam hati dan lain jaringan
Pengaruh ini dikaitkan dengan metabolisme asam empedu. Asam
empedu dan steorid netral disintesis dalam hati dari kolesterol, disekresi ke
dalam empedu dan biasanya kembali ke hati melalui reabsorpsi dalam usus
halus (siklus entero hepatik).
3. Waktu Transit
Waktu transit makanan setelah ditelan adalah waktu yang dipelrukan
makanan untyuk melalui mulut sampai ke anus. Waktu transit dalam kolon
biasanya kurang lebih sepuluh kali lebih lama daripada waktu transit dari
mulut ke awal kolon dan merupakan tahap utama yang mempengaruhi
seluruh waktu transit makanan. Waktu transit dari mulut ke bagian awal
usus besar dipengaruhi oleh pengosongan lambung dan transit dalam usus
halus.
4. Perubahan Susunan Mikroorganisme
Hubungan antara kolon dengan kekurangan serat makanan diduga karena
terjadinya perubahan pada susunan mikroorganisme dalam saluran cerna.
Mikroorganisme yang terbentuk menguntungkan pembentukan karsinogen
yang berpengaruh terhadap terjadinya kanker. Mikroorganisme ini juga
diduga mencegah atau membatasi pemecahan karsinogen yang terjadi
secara normal bila serat makanan lebih tinggi.
2.9 Sifat-sifat Karbohidrat
Beberapa Sifat Kimia Karbohidrat
1.Sifat Mereduksi
Monosakarida dan beberapa disakarida mempunyai sifat dapat mereduksi,
terutama dalam suasana basa. Sifat sebagai reduktor ini dapat digunakan
untuk keperluan identifikasi karbohidrat maupun analisis kuantitatif. Sifat
mereduksi ini disebabkan oleh adanya gugus aldehida atau keton bebas
dalam molekul karbohidrat. Sifat ini tampak pada reaksi reduksi ion-ion
logam misalnya ion Cu++ dan ion Ag+ yang terdapat pada pereaksi-pereaksi
tertentu misalnya:
Pereaksi Fehling
Pereaksi ini dapat direduksi selain oleh karbohidrat yang
mempunyai sifat mereduksi, juga dapat direduksi oleh reduktor
lain. Pereaksi Fehling terdiri atas dua larutan, yaitu larutan Fehling
A dan larutan Fehling B. Larutan Fehling A adalah larutan
CuSO4 dalam air, sedangkan larutan Fehling B adalah larutan
garam Knatartrat dari NaOH dalam air. Kedua macam larutan ini
disimpan terpisah dan baru dicampur menjelang digunakan untuk
memeriksa suatu karbohidrat.
Pereaksi Benedict
Pereaksi ini berupa larutan yang mengandung kuprisulfat,
natriumkarbonat dan natriumsitrat. Glukosa dapat mereduksi ion
Cu++ dari kuprisulfat menjadi ion Cu+ yang kemudian mengendap
sebagai Cu2O. Adanya natriumkarbonat dan natriumsitrat membuat
pereaksi Benedict bersifat basa lemah. Endapan yang terbentuk
dapat berwarna hijau, kuning atau merah bata. Warna endapan ini
tergantung pada konsentrasi karbohidrat yang diperiksa.
Pereaksi Barfoed
Pereaksi ini terdiri atas larutan kupriasetat dan asam asetat dalam
air, dan digunakan untuk membedakan antara monosakarida
dengan disakarida. Monosakarida dapat mereduksi lebih cepat
daripada disakarida. Jadi Cu2O terbentuk lebih cepat oleh
monosakarida daripada oleh disakarida, dengan anggapan bahwa
konsentrasi monosakarida dan disakarida dalam larutan tidak
berbeda banyak. Tauber dan Kleiner membuat modifikasi atas
pereaksi ini, yaitu dengan jalan mengganti asam asetat dengan
asam laktat dan ion Cu+ yang dihasilkan direaksikan dengan
pereaksi warna fosfomolibdat hingga menghasilkan warna biru
yang menunjukkan adanya monosakarida. Disakarida dengan
konsentrasi rendah tidak memberikan hasil positif. Perbedaan
antara pereaksi Barfoed dengan pereaksi Fehling atau Benedict
ialah bahwa pada pereaksi Barfoed digunakan suasana asam.
2 Pembentukan Furfural
Dalam larutan asam yang encer, walaupun dipanaskan, monosakarida
umumnya stabil. Tetapi apabila dipanaskan dengan asam kuat yang pekat,
monosakarida menghasilkan furfural atau derivatnya. Reaksi pembentukan
furfural ini adalah reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul air dari suatu
senyawa.
Pentosa-pentosa hampir secara kuantitatif semua terdehidrasi menjadi
furfural. Dengan dehidrasi heksosa-heksosa menghasilkan
hidroksimetilfurfural. Oleh karena furfural apabila direaksikan dengan α
naftol atau timol, reaksi ini dapat dijadikan reaksi pengenal untuk
karbohidrat.
3.Pembentukan Osazon
Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas
akan membentuk osazon bila dipanaskan bersama fenilhidrazin berlebih.
Osazon yang terjadi mempunyai bentuk kristal dan titik lebur yang khas
bagi masing-masing karbohidarat. Hal ini sangat penting artinya karena
dapat digunakan untuk mengidentifikasi karbohidrat dan merupakan salah
satu cara untuk membedakan beberapa monosakarida, misalnya antara
glukosa dan galaktosa yang terdapat dalam urine wanita yang sedang dalam
masa menyusui.
Pada reaksi antara glukosa dengan fenilhidrazin, mula-mula terbentuk D-
glukosafenilhidrazon, kemudian reaksi berlanjut hingga terbentuk D-
glukosazon. Glukosa, fruktosa dan manosa dengan fenilhidrazin
menghasilkan osazon yang sama.
4. Pembentukan Ester
Adanya gugus hidroksil pada karbohidrat memungkinkan terjadinya ester
apabila direaksikan dengan asam. Monosakarida mempunyai beberapa
gugus –OH dan dengan asam fosfat dapat menghedakinya menghasilkan
ester asam fosfat. Gugus hidroksil dari monosakarida bereaksi dengan asam
fosfat membentuk ester sebagai berikut :
OH OH
OH OH
5.Isomerisasi
Dalam larutan asam encer monosakarida dapat stabil, tidak demikian
halnya apabila monosakarida dilarutkan dalam basa encer. Glukosa dalam
larutan basa encer akan berubah sebagian menjadi fruktosa dan manosa.
Ketiga monosakarida ini ada dalam keadaan keseimbangan. Demikian pula,
apabila yang dilarutkan itu fruktosa atau manosa, keseimbangan antara ketiga
monosakarida akan tercapai juga. Reaksi ini dikenal sebagai transformasi
Lobry de Bruin van Eckenstein yang berlangsung melalui proses enolisasi.
6.Pembentukan Glikosida
3.1 Kesimpulan
Karbohidrat adalah makanan pokok kita, Bangsa Indonesia. Pada umumnya
sumber karbohidrat dalam makanan berasal dari beras, namun ada juga yang
berasal dari sagu, ketela pohon atau jagung. Di negara yang sudah maju, daging
merupakan menu utama dari makanan mereka. Karbohidrat dalam daging
disebut dinamakan glikogen.
ada empat jenis klasifikasi karbohidrat, antara lain:
1. Monosakrida (gula sederhana), yaitu karbohidrat yang tidak dapat
dihdrolisis lebih lanjut.
2. Disakarida, yaitu sakarida yang bila dihidrolisis menghasilkan dua
monosakarida yang sama atau berbeda.
3. Oligosakarida, yaitu sakarida yang bila dihidrolisis menghasilkan 3-8
monosakarida.
4. Polisakarida, yaitu sakarida yang bila dihidrolisis menghasilkan lebih dari
10 monosakarida.
Sumber karbohidrat adalah padi-padian atau serealia, umbi-umbian,
kacang-kacangan kering , dan gula. Hasil olahan bahan seperti bihun, mie,
roti, tepung-tepungan, sirup, selai dan sebagainya.Sebagian besar sayuran
dan buah tidak banyak mengandung karbohidrat. Sayur umbi-umbian seperti
wortel dan bit erta sayur kacang-kacangan relative lebih banyak
mengandung karbohidrat dari pada sayur daun-daunan. Bahan makanan
hewani seperti daging, ayam, ikan, telur dan susu sedikit sekali mengandung
karbohidrat.
Beberapa kesimpulan dari makalah ini adalah:
1. Karbohidrat ('hidrat dari karbon'), hidratarang,atau sakarida (dari bahasa
Yunaniσάκχαρον, sákcharon, berarti "gula") adalah segolongan
besar senyawa organik yang paling melimpah di bumi. Karbohidrat
sendiri terdiri ataskarbon, hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat memiliki
berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan
bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada
tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun
(misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewandan jamur).[1] Pada
proses fotosintesis, tetumbuhan hijau mengubah karbon
dioksida menjadi karbohidrat.
2. Fungsi utamanya sebagai sumber energi ( 1 gram karbohidrat
menghasilkan 4 kalori ) bagi kebutuhan sel-sel jaringan tubuh. Sebagian
dari karbohidrat diubah langsung menjadi energi untuk aktifitas tubuh,
dan sebagian lagi disimpan dalam bentuk glikogen di hati dan otot.
3.2 saran
Harapan kami setelah memahami isi makalah tentangKarbohidrat iniadalah
agar kita sebagai mahasiswa dapat lebih mudah memahami serta mengkaji
materi pembelajaran selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Murray RK, Granner DK, Rodwell VW, 2006, Biokimia Harper, Edisi XXVII,
Penerjemah Hartono Andry, Jakarta: EGC
Poedjiadi, Anna. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. UI-Press. Jakarta.
Stryer L, 1996, Biokimia, Edisi IV, Penerjemah: Sadikin dkk (Tim Penerjemah
Bagian Biokimia FKUI), Jakarta: EGC
Supardan, 1989, Metabolisme Lemak, Malang: Lab. Biokimia Universitas
Brawijaya