Anda di halaman 1dari 85

MAKALAH BIOKIMIA

KARBOHIDRAT

OLEH KELOMPOK 4 (TINGKAT IIC):

1.MASNA PALAN BOLEN

2. FIRGILIA JENITA SEONG

3. MARIA G.G DULI

4.SHERLY ADELIA LENDE

5. YEVENTIA AURELIA USKENAT

6. NOVI W.A LEDOH

JURUSAN FARMASI

POLTEKKES KEMENKES KUPANG

2019/2010
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpah karunia-Nya, kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Mekanisme reaksi Identifikasi senyawa
Asam karboksilat dan Ester ” dengan baik.

Makalah ini disusun dlam rangka memenuhi tugas mata kuliah Kimia
Organik.Selama menyelesaikan makalah ini kami sebagai penyusun tidak terlepas dari
dorongan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak.Oleh karena itu, pada kesempatan
ini kami sebagai penyusun mengucapkan limpah terima kasih kepadasemua pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini dengan semaksimal mungkin.

Kami sebagai penyusun menyadari adanya kekurangan yang terdapat dalam makalah
ini.Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun daripembaca sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Kupang, 12 September 2019


Tim Penyusun
DAFTAR ISI

JUDUL HALAMAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Karbohidrat

2.2.Klasifikasi Karbohidrat
2.3.Struktur Karbohidrat
2.4.Sumber karbohidrat
2.5.Pembentukan Karbohidrat
2.6.Fungsi karbohidrat
2.7.Peranan Karbohidrat
2.8.Pengaruh Faal Karbohidrat Makanan Yang Tidak Dicernakan Di Usus
2.9.Sifat-sifat Karbohidrat

BAB III PENUTUP

3.1.Kesimpulan
3.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karbohidrat adalah makanan pokok kita, Bangsa Indonesia. Pada


umumnya sumber karbohidrat dalam makanan berasal dari beras,
namun ada juga yang berasal dari sagu, ketela pohon atau jagung. Di
negara yang sudah maju, daging merupakan menu utama dari makanan
mereka. Karbohidrat dalam daging disebut dinamakan glikogen.
Karbohidrat merupakan senyawa biomolekul yang paling banyak
jumlahnya di permukaan bumi ini. Polimer karbohidrat yang tidak larut
merupakan pelindung dan membentuk dinding sel bakteri. Pada
tumbuhan senyawa ini berfungsi sebagai penopang dan pada binatang
berfungsi sebagai jaringan ikat .
Karbohidrat adalah gula. Beberapa gula sederhana, dan lainnya
lebih kompleks. Sukrosa (gula meja) dibuat dari dua gula yang lebih
sederhana yaitu glukosa dan fruktosa. Laktosa (gula susu) terbuat dari
glukosa dan galaktosa. Baik sukrosa maupun laktosa harus dipecahkan
ke dalam gula pembentuknya dengan enzim sebelum badan bisa
menyerap dan memakai mereka. Karbohidrat pada roti, pasta, padi, dan
makanan lain yang berisi karbohidrat adalah rangkaian panjang
molekul gula sederhana. Molekul ini yang lebih panjang juga harus
dibongkar oleh tubuh. Jika enzim yang diperlukan untuk mengolah
gula tertentu hilang, gula bisa menumpuk di badan, menyebabkan
masalah. Metabolisme adalah proses pengolahan (pembentukan dan
penguraian) zat -zat yang diperlukan oleh tubuh agar tubuh dapat
menjalankan fungsinya. Fungsi utama dari metabolisme karbohidrat
adalah untuk menghasilkan energi dalam bentuk senyawa yang
mengandung ikatan fosfat yang tinggi. Kelainan metabolisme
seringkali disebabkan oleh kelainan genetik yang mengakibatkan
hilangnya enzim tertentu yang diperlukan untuk merangsang suatu
proses metabolisme

Energi yang terkandung dalam karbohidrat itu pada dasarnya berasal


dari energi matahari. Karbohidrat, dalam hal ini glukosa, dibentuk dari
karbon dioksida dan air dengan bantuan sinar matahari dan klorofil dalam
daun. Selanjutnya glukosa yang terjadi diubah menjadi amilum dan
disimpan pada bagian lain, misalnya pada buah atau umbi. Proses
pembentukan glukosa dari karbon dioksida dan air disebut proses
fotosintesis.
Sumber karbohidrat nabati dalam bentuk glikogen, hanya dijumpai
pada otot dan hati dan karbohidrat dalam bentuk laktosa hanya dijumpai
di dalam susu. Pada tumbuh-tumbuhan, karbohidrat di bentuk dari basil
reaksi CO2 dan H2O melalui proses foto sintese di dalam sel-sel tumbuh-
tumbuhan yang mengandung hijau daun (klorofil). Matahari merupakan
sumber dari seluruh kehidupan, tanpa matahari tanda-tanda dari
kehidupan tidak akan dijumpai.

Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau


polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa
ini bila dihidrolisis. Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil
(sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil. Pada awalnya,
istilah karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai
rumus(CH2O)n ,yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak
terhidrasi oleh n molekul air. Namun demikian, terdapat pula karbohidrat
yang tidak memiliki rumus demikian dan ada pula yang mengandung
nitrogen, fosforus, atau sulfur. Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar
yang diperlukan tubuh makhluk hidup. Monosakarida, khususnya
glukosa, merupakan nutrient utama sel. Misalnya, pada vertebrata,
glukosa mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi seluruh sel
tubuh. Sel-sel tubuh tersebut menyerap glukosa dan mengambil tenaga
yang tersimpan di dalam molekul tersebut pada proses respirasi selular
untuk menjalankan sel-sel tubuh. Selain itu, kerangka karbon
monoksakarida juga berfungsi sebagai bahan baku untuk sintesis jenis
molekul organic kecil lainnya,termasuk asam amino dan asam lemak.
Sebagai nutrisi untuk manusia, 1 gram karbohidrat memiliki nilai energi 4
Kalori. Dalam menu makanan orang Asia Tenggara termasuk Indonesia,
umumnya kandungan karbohidrat cukup tinggi, yaitu antara 70%-80%.
Bahan makanan sumber karbohidrat ini misalnya padi-padian atau
serealia (gandum dan beras), umbi-umbian (kentang, singkong, ubi jalar),
dan gula.

Manusia membutuhkan karbohidrat dalam jumlah tertentu setiap


harinya. Walaupun tubuh tidak membutuhkan dalam jumlah yang khusus,
kekurangan karbohidrat yang sangat parah akan menimbulkan masalah.
Diperlukan sekitar 2 gram karbohidrat per Kg berat badan sehari untuk
mencegah terjadinya ketosis. Secara keseluruhan tubuh harus
mempertahankan keseimbangan tertentu dalam utilisasi karbohidrat,
lemak dan protein Karbohidrat, berdasarkan pada massa, merupakan
kelas biomolekul yang berlimpah di alam. Lebih lazim dikenal sebagai
gula, karbohidrat merupakan produk akhir utama penggabungan
fotosintetik dari karbon anorganik CO2 dalam zat hidup. Perubahan
energi matahari ini menjadi energi kinetik kimiawi dari biomolekul
menjadi karbohidrat sumber utama dari energi metabolik bagi organisme
hidup. Karbohidrat juga bertindak sebagai sumber karbon untuk sintesis
biomolekul lain dan sebagai bentuk cadangan polimerik dari energi.
Selain itu, karbohidrat merupakan komponen dari banyak bahan
sekretorik struktural dan selular serta nukleotida yang pada gilirannya
juga digunakan untuk beragam fungsi. Jadi, pada sistem kehidupan,
karbohidrat digunakan untuk banyak tujuan yang berbeda dan merupakan
contoh terkemuka dari berbagai kemampuan fungsional yang dapat
dimiliki suatu kelas biomolekul (Armstrong, 1995)
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian dari karbohidrat?
2. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis karbohidrat berdasarkan
klasifikasinya?
3.Jelaskan tentang struktur karbohidrat ?
4. sebutkan dan jelaskan sumber sumber karbohidrat!
5.jelaskan tentang pembentukan karbohidrat
6.sebutkan dan jelaskan fungsi karbohidrat
7.sebutkan peranan karbohidrat
8. bagaimana pengaruh Faal Karbohidrat Makanan Yang Tidak
Dicernakan Di Usus
9. sebutkan dan jelaskan sifat-sifat karbohidrat

1.3 TUJUAN
Adapun tujuan yang dapat dicapai,yakni sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui pengertian dan struktur karbohidrat.
2. Dapat memahami jenis-jenis karbohidrat berdasarkan klasifikasinya.
3. Dapat memahami struktur karbohidrat.
4. Dapat memahami sumber makanan yang mengandung karbohidrat.
5. Dapat memahami proses pembentukan karbohidrat
6. Dapat memahami fungsi karbohidrat
7. Dapat memahami dan mengetahui peranan karbohidrat
8. Dapat mengetahui pengaruh Faal Karbohidrat Makanan Yang Tidak
Dicernakan Di Usus
9. Dapat mengetahui sifat-sifat karbohidrat.
BAB II
KARBOHIDRAT

2.1 Pengertian Karbohidrat


Karbohidrat('hidrat dari karbon', hidrat arang) atau sakarida(dari
bahasa Yunani σάκχαρον, sákcharon, berarti "gula") adalah segolongan besar
senyawa organik yang paling melimpah di bumi.Karbohidrat memiliki
berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar
(misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan
glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada
tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur).Pada proses fotosintesis, tetumbuhan
hijau mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat.
Secara umum definisi karbohidrat adalah senyawa organik yang
mengandung atom Karbon, Hidrogen dan Oksigen, dan pada umumnya unsur
Hidrogen dan oksigen dalam komposisi menghasilkan H2O.Di dalam tubuh
karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian dari
gliserol lemak.Akan tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan
makanan yang dikonsumsi sehari-hari, terutama sumber bahan makan yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Sumber karbohidrat nabati dalam bentuk glikogen, hanya dijumpai
pada otot dan hati dan karbohidrat dalam bentuk laktosa hanya dijumpai di
dalam susu. Pada tumbuh-tumbuhan, karbohidrat di bentuk dari basil reaksi
CO2 dan H2O melalui proses foto sintese di dalam sel-sel tumbuh-tumbuhan
yang mengandung hijau daun (klorofil). Matahari merupakan sumber dari
seluruh kehidupan, tanpa matahari tanda-tanda dari kehidupan tidak akan
dijumpai.
Pada proses fotosintesis, klorofil pada tumbuh-tumbuhan akan
menyerap dan menggunakan enersi matahari untuk membentuk karbohidrat
dengan bahan utama CO2 dari udara dan air (H2O) yang berasal dari tanah.
Energi kimia yang terbentuk akan disimpan di dalam daun, batang, umbi,
buah dan biji-bijian.
Jadi, karbohidrat adalah hasil sintesis CO2 dan H2O dengan bantuan
sinar matahari dan zat hijau daun (klorofil) melalui fotosintesis.Karbohidrat
merupakan suatu molekul yang tersusun dari unsure-unsur karbon, hydrogen,
dan oksigen.Rumus umumnya adalah CnH2nOn.
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau keton atau senyawa yang
menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisa. Senyawa polihidroksi
aldehida adalah suatu makromelokul yg strukturnya ditandai dengan satu
diantara atom karbon berikatan ganda dengan atom oksigen (C=O),
membentuk gugus karbonil yang berada di ujung rantai karbon. Sedangkan,
senyawa polihidroksi keton adalah suatu makromelokul yg strukturnya
ditandai dengan satu diantara atom karbon berikatan ganda dengan atom
oksigen (C=O), membentuk gugus karbonil yang berada di tengah rantai
karbon.

H H

C O H C OH

H C OH
C O
H C OH
H C OH
H
H

Gliseraldehida, suatu aldosa Dihidriksiaseton, suatu ketosa

Karbohidrat berfungsi sebagai penghasil energi.Karbohidrat merupakan


sumber kalori bagi organisme heterotrof.Setiap gramnya menghasilkan 4
kalori.Karbohidrat banyak ditemukan pada serealia (beras, gandum, jagung,
kentang dan sebagainya), serta pada biji-bijian yang tersebar luas di alam.

2.2 Klasifikasi Karbohidrat

Menurut Hala (2013), ada empat jenis klasifikasi karbohidrat, antara


lain:
1. Monosakrida (gula sederhana), yaitu karbohidrat yang tidak dapat
dihdrolisis lebih lanjut.
2. Disakarida, yaitu sakarida yang bila dihidrolisis menghasilkan dua
monosakarida yang sama atau berbeda.
3. Oligosakarida, yaitu sakarida yang bila dihidrolisis menghasilkan 3-8
monosakarida.
4. Polisakarida, yaitu sakarida yang bila dihidrolisis menghasilkan lebih
dari 10 monosakarida.
1. Monosakarida

Monosakarida adalah gula sederhana dan merupakan unit yang paling kecil
(yang tidak dapat dipecahkan oleh hidrolisis asam kepada unit yang lebih
kecil).Monosakarida terdiri atas 3-6 atom C. Beberapa molekul monosakarida
mengandung unsur nitrogen dan sulfur.Monosakarida yang penting dalam
fisiologi ialah D-glukosa, D-galaktosa, D-fruktosa, D-ribosa, dan D-
deoksiribosa.Monosakarida digolongkan berdasarkan jumlah atom karbon
yang dikandungnya (triosa, tetrosa, pentosa, dan heksosa) dan gugus
aktifnya, yang bisa berupa aldehida atau keton.Ini kemudian bergabung,
menjadi misalnya aldoheksosa dan ketotriosa.
C3H6O3 : triosa
C4H8O4 : tetrosa
C5H10O4 : pentose
C6H12O4 : heksosa

Gambar: Klasifikasi karbohidrat menurut lokasi gugus karbonil


Monosakarida mempunyai rumus kimia (CH2O)n dimana n=3 atau
lebih. Jika gugus karbonil pada ujung rantai monosakarida adalah turunan
aldehida, maka monosakarida ini disebut aldosa.Dan bila gugusnya
merupakan turunan keton maka monosakarida tersebut disebut
ketosa.Monosakarida aldosa yang paling sederhana adalah
gliseraldehida.Sedangkan monosakarida ketosa yang paling sederhana adalah
dihidroksiaseton.
Kedua monosakarida sederhana tersebut masing-masing mempunyai
tiga atom karbon (triosa). Monosakarida lain mempunyai empat atom karbon
(tetrosa), lima atom karbon (pentosa), dan enam atom karbon (heksosa).
Heksosa, zat manis dan berbentuk kristalin, adalah salah satu monosakarida
terpenting. Beberapa contoh heksosa sehari-hari adalah gula tebu, gula
gandum, gula susu, pati, dan selulosa. Pentosa umum adalah ribosa yaitu
salah satu unit penyusun mononukleotida asam nukleat.

Gambar: Klasifikasi karbohidrat menurut jumlah atom C


Sifat-sifat monosakarida adalah:
1. Semua monosakarida zat padat putih, mudah larut dalam air.
2. Larutannya bersifat optis aktif.
3. Larutan monosakarida yg baru dibuat mengalami perubahan sudut
putaran disebut mutarrotasi.
4. Contoh larutan alfaglukosa yang baru dibuat mempunyai putaran jenis
+ 113` akhirnya tetap pada + 52,7`.
5. Umumnya disakarida memperlihatkan mutarrotasi, tetapi polisakarida
tidak.
6. Semua monosakarida merupakan reduktor sehingga disebut gula
pereduksi.
7. Kebanyakan tidak berwarna, padat kristalin (manis).
Monosakarida dengan rumus umum C6H12O6, terdiri atas unit glukosa,
fruktosa dan galaktosa. Glukosa disebut juga gula darah, galaktosa banyak
terdapat dalam susu dan yogurt, dan fruktosa banyak ditemukan dalam buah-
buahan dan madu.
Monosakarida-monosakarida penting yaitu :
a. D-glukosa
Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa karena
mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi ke arah kanan.
Monosakarida ini mengandung lima gugus hidroksil dan sebuah gugus
aldehida yang dilekatkan pada rantai enam karbon. Fungsi utama glukosa
adalah sumber energi dalam sel hidup.
Glukosa disebut juga gula anggur karena terdapat dalam buah anggur,
gula terdapat dalam darah atau dekstrosa karena memutarkan bidang
polarisasi kekanan. Glukosa merupakan monomer dari polisakarida
terpenting yaitu amilum, selulosa dan glikogen.Glukosa merupakan
senyawa organik terbanyak terdapat pada hidrolisis amilum, sukrosa,
maltosa, dan laktosa.

b. D-fruktosa (termanis dari semua gula)


Fruktosa adalah suatu ketohektosa yang mempunyai sifat memutar
cahaya terpolarisasi ke kiri dan karenanya disebut juga levulosa. Fruktosa
mengandung lima gugus hidroksil dan gugus karbonil keton pada C-2 dari
rantai enam-karbon. Molekul ini kebanyakan berada dalam bentuk
siklik.Di bawah ini merupakan bentuk fruktosa yang mengalami siklisasi
membentuk struktur cincin.
c. D-galaktosa (bagian dari susu)
Galaktosa merupakan monosakarida yang jarang terdapat bebas di alam.
Umumnya berikatan dengan glukosa dalam bentuk laktosa, yaitu gula yang
terdapat dalam susu. Galaktosa mempunyai rasa kurang manis dari pada
glukosa dan kurang larut dalarn air. Galaktosa mempunyai sifat memutar
bidang polarisasi kekanan.

Gambar: D-galaktosa (perhatikan bahwa galaktosa mengalami siklisasi


membentuk struktur cincin)

Gambar: Perbedaan pokok antara D-glukosa dan D-galaktosa


d. D-gliseraldehid (karbohidrat paling sederhana)
Karbohidrat ini hanya memiliki 3 atom C (triosa), berupa aldehid (aldosa)
sehingga dinamakan aldotriosa.

Gambar: D-gliseraldehid (gula ini hanya memiliki 3 atom C sehingga disebut


paling sederhana)
e. D-Ribosa (digunakan dalam pembentukan RNA)
Karena merupakan penyusun kerangka RNA maka ribosa penting artinya
bagi genetika bukan merupakan sumber energi. Jika atom C nomor 2 dari
ribosa kehilangan atom O, maka akan menjadi deoksiribosa yang merupakan
penyusun kerangka DNA.

Gambar: D-ribosa (gula ini memiliki 5 atom C)


Penulisan Struktur Monosakarida
1. Proyeksi Fischer
Proyeksi Fischer sangat bermanfaat dalam penulisan struktur molekul
gula (monosakarida).Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
penulisan proyeksi Fischer.Proyeksi Fischer adalah penggambaran struktur
3-D dalam bentuk 2-D (dua dimensi).Pada proyeksi Fischer rantai karbon
ditulis dari atas kebawah, dimana gugus yang paling tinggi prioritasnya
diletakkan pada bagian atas.Setiap persilangan garis mengandung satu atom
karbon. Atom atau gugus atom disebelah kiri dan kanan dari rantai karbon
berarti berada dibagian depan bidang (mengarah kedepan kearah pembaca)
dan yang bagian atas atau bawah dari atom karbon yang manjadi perhatian
berada di belakang bidang (menjauhi pembaca).
2. Proyeksi Haworth
Proyeksi Haworth ialah cara umum menggambarkan struktur lingkar
monosakarida dengan perspektif tiga dimensi sederhana.

Gambaran proyeksi Haworthstruktur glukosa (α-D-glukopiranosa)


2. Disakarida

Disakarida adalah senyawa yang terbentuk dari dua molekul


monosakarida yang sejenis atau tidak.Disakarida dapat dihidrolisis oleh larutan
asam dalam air sehingga terurai menjadi dua molekul monosakarida.
Disakarida terdiri atas unit sukrosa, maltosa, laktosa dan
selobiosa.Keempat disakarida ini mempunyai rumus molekul sama (C 12H22O11)
tetapi struktur molekulnya berbeda. Disakarida disusun oleh dua unit gula,
seperti sukrosa disusun oleh glukosa dan fruktosa, maltosa dibangun oleh dua
unit glukosa, dan laktosa dibangun oleh glukosa dan galaktosa. Disakarida-
disakarida penting yaitu:
1. Sukrosa
Sukrosa ialah gula yang kita kenal sehari-hari, baik yang berasal dari tebu
maupun dari bit.Selain pada tebu dan bit, sukrosa terdapat pula pada
turnbuhan lain, misalnya dalarn buah nanas dan dalam wortel. Dengan
hidrolisis sukrosa akan terpecah dan menghasilkan glukosa dan fruktosa.
Sukrosa terbentuk dari ikatan glikosida antara karbon nomor 1 pada glukosa
dengan karbon nomor 2 pada fruktosa.

Gambar: Sukrosa (berbeda dengan maltose laktosa, ikatan yang


menghubungkan kedua monosakarida adalah C1-2)
2. Laktosa
Laktosa merupakan hidrat utama dalam air susu hewan. Laktosa bila
dihidrolisis akan menghasilkan D-galaktosa dan D-glukosa, karena itu
laktosa adalah suatu disakarida. Ikatan galaktosa dan glukosa terjadi antara
atom karbon nomor 1 pada galaktosa dan atom karbon nomor 4 pada
glukosa.Oleh karenanya molekul laktosa masih mempunyai gugus –OH
glikosidik.Dengan demikian laktosa mempunyai sifat mereduksi dan
merotasi.

Gambar: β-laktosa (ikatan antara kedua monosakarida merupakan ikatan C1-


4)

3. Maltosa
Maltosa adalah suatu disakarida yang terbentuk dari dua molekul glukosa.
Maltosa terbentuk melalui ikatan glikosida α antara atom karbon nomor 1
dari glukosa satu dengan atom karbon nomor 4 dari glukosa yang lain. Ikatan
yang terjadi ialah antara atom karbon nomor 1 dan atom karbon -nomor 4,
oleh karenanya maltosa masih mempunyai gugus -OH glikosidik dan dengan
demikian masih mempunyai sifat mereduksi. Maltosa merupakan hasil
antara dalam proses, hidrolisis amilum dengan asam maupun dengan enzim.
Gambar: β-maltosa (ikatan antara kedua monosakarida merupakan ikatan C1-
4. Atom C nomor 1 yang tak berikatan dengan glukosa lain dalam posisi beta)

4. Selobiosa
Selobiosa merupakan unit ulangan dalam selulosa.Selobiosa tersusun dari
dua monosakarida glukosa yang berikatan glikosida β antara karbon 1
dengan karbon 4.
3. Polisakarida

Polisakarida merupakan kelas karbohidrat yang mempunyai banyak unit


monosakarida.Pada umumnya polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih
kompleks daripada monosakarida dan oligosakarida.Polisakarida dapat
dihidrolisis menjadi banyak molekul monosakarida. Polisakarida yang terdiri
atas satu macam monosakarida saja disebut homopolisakarida (contohnya kanji,
glikogen dan selulusa), sedangkan yang mengandung senyawa lain disebut
heteropolisakarida (contohnya heparin).
Rumus kimia polisakarida adalahn (C6H10O5)n. Molekul ini dapat
digolongkan menjadi polisakarida struktural seperti selulosa, asam hialuronat,
dan sebagainya. Dan polisakarida nutrien seperti amilum (pada tumbuhan dan
bakteri), glikogen (hewan), dan paramilum (jenis protozoa).
Umumnya polisakarida berupa senyawa berwarna putih dan tidak
berbentuk kristal, tidak mempunyai rasa manis dan tidak mempunyai sifat
mereduksi. Berat molekul polisakarida bervariasi dari beberapa ribu hingga
lebih dari satu juta. Polisakarida yang dapat larut dalam air akan membentuk
larutan koloid. Beberapa polisakarida yang penting di antaranya ialah amilum,
glikogen, dekstrin dan selulosa.Amilum Polisakarida ini terdapat banyak di
alam, yaitu pada sebagian besar tumbuhan.Amilum atau dalam bahasa sehari-
hari disebut pati terdapat pada umbi, daun, batang dan biji-bijian.
Polisakarida adalah senyawa dalam mana molekul-molekul mengandung
banyak satuan monosakarida yang disatukan dengan ikatan
gukosida.Polisakarida memenuhi tiga maksud dalam sistem kehidupan sebagai
bahan bangunan, bahan makanan dan sebagai zat spesifik.Polisakarida bahan
bangunan misalnya selulosa yang memberikan kekuatan pada kayu dan dahan
bagi tumbuhan, dan kitin, komponen struktur kerangka luar
serangga.Polisakarida makanan yang lazim adalah pati (starch pada padi dan
kentang) dan glikogen pada hewan.Sedangkan polisakarida zat spesifik adalah
heparin, satu polisakarida yang mencegah koagulasi darah.
Contoh-contoh polisakarida adalah
1. Amilum
Amilum terdiri dari dua macam polisakarida, yaitu amilosa dan
amilopektin.Kedua-duanya merupakan polimer glukosa.Amilosa terdiri
atas 250-3000 unit D-glukosa.Sedangkan amilopektin terdiri atas lebih
dari 1000 unit glukosa.Unit glukosa amilosa dirangkaikan dalam bentuk
linier oleh ikatan glikosida α (1-4).Amilosa mempunyai ujung non
reduksi dan ujung reduksi.Berat molekulnya bervariasi dari beberapa
ratus sampai 150.000.Amilopektin adalah polisakarida bercabang. Dalam
molekul ini, rantai pendek dari rangkaian glikosida α (1-4) unit glukosa
digabungkan dengan rangkaian glikosida lain melalui ikatan glikoda α (1-
6).

Gambar: Struktur amilosa (amilosa tidak bercabang)


Gambar: Struktur amilopektin (bandingkan dengan amilosa)
2. Asam Healuronik
Asam healuronik merupakan mukopolisakarida (heteropolisakarida)
yaitu suatu senyawa gelatin dengan berat molekul tinggi.Asam hialuronik
disusun oleh unit asam glukuronik dan asetil-glukosamin. Dua
monosakarida berbeda tersebut dirangkaikan oleh ikatan β(1 3) untuk
membentuk disakarida yang terikat β(1 4) dengan unit ulangan
berikutnya.
3. Glikogen
Glikogen merupakan bentuk cadangan glukosa pada sel-sel hewan dan
manusia yang disimpan di hati dan otot sebagai granula. Glikogen
merupakan polimer α-1 dari glukosa dan umumnya mempunyai ikatan
cabang α-1,6untuk setiap satuan glukosa.
(Gambar: struktur Glikogen)

Polisakarida lain yang dihasilkan oleh sel-sel eukariot adalah :


1. Glikoprotein
Glikoprotein adalah protein yang mengandung
polisakarida.Karbohidrat ini terikat pada protein melalui ikatan
glikosidik- ke serin, treonin, hidrosilisin atau hidroksiprolin.Glikoprotein
ialah suatu protein yang mengikat unit karbohidrat dengan ikatan
kovalen. Struktur ini memainkan beberapa peran penting di antaranya
dalam proses proteksi imunologis, pembekuan darah, pengenalan sel-sel,
serta interaksi dengan bahan kimia lain.

Gambar: Glikoprotein
2. Mukopolisakarida
Proteoglikan atau mukopolisakarida terdiri atas rantai protein
dengan polisakarida berulang.Mukopolisakarida adalah suatu materi tipis,
kental, menyerupai jelly dan melapisi sel.

Gambar: Stuktur dari mukopolisakarida

3. Glikosaminoglikan
Glikosaminoglikan adalah satuan berulang polisakarida proteoglikan
tanpa rantai proteinnya.
4. Oligosakarida

Oligosakarida ialah kelas karbohidrat yang mengandung dua hingga delapan


unit monosakarida.Setiap unit monosakarida ini dihubungkan oleh ikatan
glikosida.Oligosakarida dapat digolongkan menjadi kumpulan disakarida,
trisakarida, dan seterusnya menurut bilangan unit monosakarida yang terdapat
dalam molekulnya.
2.3 Struktur Karbohidrat

1. Monosakarida
a. Monosakarida terdiri dari satu unit gula
Monosakarida disebut juga gula sederhana, terdiri dari satu
unit gula, yaitu satu unit polihidroksi aldehida atau polihidroksi
keton. Monosakarida terdiri dari satu unit gula, maka
monosakarida tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang
sederhana.Contoh monosakarida yaitu glukosa, fruktosa, dan
galaktosa. Glukosa dan fruktosa merupakan polihidroksi aldehida
karena glukosa dan galaktosa mengandung gugus aldehid (aldosa).
Sedangkan fruktosamengandung gugus keton (ketosa).

H H
H
C O H C OH
C O
H C OH C O
H C OH
H C H H C H
HO C H
O O
H C OH
H C OH H C H
oo
O
H C O H C OH
H C OH

H C OH H C H
O H C OH

H H H H

Glukosa Galaktosa Fruktosa


Gambar 1.1 Glukosa, Fruktosa, Galaktosa. Gugus C=O yang
dilingkari menunjukkan gugus aldehid (pada glukosa dan galaktosa),
gugus keton (pada fruktosa).
b. Monosakarida dapat memutar bidang polarisasi
Semua monosakarida, kecuali dihidroksiaseton, mengandung
satu atau lebih atom karbon khiral (karbon asimetri atau tidak
simetri) yaitu atom karbon yang mengikat empat atom atau gugus
yang berlainan karena pada molekul tersebut tidak terdapat bidang
simetri, terdapat dalam bentuk isomer optik. Isomer optik adalah
rumus molekul sama tetapi berbeda arah putar cahaya
terpolarisasi, ada yang memutar ke kanan ada yang memutar ke
kiri.Molekulmonosakarida yang memutar ke kanan diberi awalan
D (dekstro), sedangkan monosakarida yang memutar ke kiri diberi

awalan L (levo). Adanya atom karbon khiral menyebabkan


monosakaridadapat memutar bidang polarisasi. Contoh aldosa
yang paling sederhana, yaitu gliseraldehida yang mengandung
hanya satu pusat kiral.

D-Gliseraldehida D-Glukosa D-Galaktosa


Gambar 1.2 Golongan D-aldosa yang mempunyai 3-6 atom
karbon, diperlihatkan dengan rumus struktur berantai lurus.
Atom karbon dalam lingkaran warna hitam merupakan pusat
khiral.

H C OH

C O

H C OH

Gambar 1.3 Dihidroksiaseton, tidak memiliki pusat khiral


Akan tetapi, karena banyak dari aldosa yang mempunyai dua
atau lebih pusat khiral, muncul awalan -D (dekstro) dan -L (levo),
digunakan untuk menujukkan konfigurasi dari karbon khiral yang
paling jauh dari atom karbon karbonil (C=O).
Sementara untuk dihidroksiaseton tidak memiliki struktur D dan L
karena tidak terdapat atom C khiral.

D-Glukosa L-Glukosa
Gambar 1.4 D-Glukosa dan L-Glukosa diperlihatkan dengan
rumus struktur berantai lurus.

Gambar 1.5 D-Glukosa, D-Galaktosa, dan D-fruktosa


diperlihatkan dengan rumus struktur berantai lurus.

c. Monosakarida dapat berbentuk terbuka (linier) atau berbentuk


cincin (siklik)
Struktur berbagai aldosa dan ketosa di tulis dalam bentuk
rantai lurus, contohnya triosa dan treosa yang memiliki 3 atom dan
4 atom karbon pada kerangkanya.

Triosa Treosa
Gambar 1.5 Triosa yang memiliki 3 atom karbon dan Treosa
yang memiliki 4 atom karbon
Sedangkan monosakarida yang memiliki 5 atom karbon
(pentosa) atau 6 atom karbon (heksosa) pada kerangkanya, maka
berbentuk siklik atau cincin.

Gambar 1.6 Glukosa dengan bentuk rantai lurus dan bentuk


cincin

Pembentukan cincin piranosa pada D-Glukosa akibat reaksi


antara aldehida dan alkohol membentuk senyawa turunan yang
disebut hemiasetal (Gambar 1.8), yang mengandung suatu atom
karbon asimetri, C-1 atom karbon pada aldehid glukosa bentuk
rantai terbuka bereaksi dengan gugus hidroksil pada C-5 yang
membentuk suatu ikatan kovalen. Senyawa cincin yang
beranggotakan 6 karbon ini disebut piranosa karena senyawa ini
menyerupai senyawa cincin dengan 6 anggota yang disebut piran.
Gambar 1.7 Pembentukan kedua bentuk D-glukopiranosa.
Jika gugus aldehida pada C1 dan gugus hidroksil pada C5
menghasilkan α-D-Glukopiranosa dan β-D-Glukopiranosa.
Gambar 1.8 Aldehida dapat bereaksi dengan alkohol
membentuk hemiasetal. Karbon karbonil menjadi atom khiral
pada reaksi ini.

Pusat asimetrik tambahan timbul sewaktu glukosa membentuk


cincin, C-1 atom karbon karbonil pada bentuk rantai terbuka
menjadi pusat asimetrik pada bentuk cincin, sehingga didapatkan
bentuk α-D-glikopiranosa dan β-D-glikopiranosa. α-D-
glikopiranosa anomer dengan β-D-glikopiranosa, anomer adalah
bentuk isomer dari monosakarida yang berbeda satu dengan
lainnya hanya dalam konfigurasi di sekitar atom karbon hemiasetal.
Tanda α (alfa) berarti bahwa gugus hidroksil terikat pada C-1
berada di bawah bidang cincin, sedangkan β (beta) berarti gugus
hidroksil di atas bidang cincin.
Gambar 1.9 Bentuk piranosa D-Glukosa (α-D-Glukopiranosa
dan β-D-Glukopiranosa)

Pada monosakarida dengan gugus keton, atom karbon C-2


fruktosa bentuk rantai terbuka dapat bereaksi dengan gugus
hidroksil pada atom karbon C-5, membentuk senyawa cincin yang
beranggotakan 5 karbon, yang menyerupai senyawa
beranggotakan-lima furan, senyawa tersebut disebut furanosa.
Pembentukan cincin furanosa pada D-Fruktosa akibat reaksi antara
keton dan alkohol membentuk senyawa turunan yang disebut
hemiketal (Gambar 2.1),

Gambar 2.0 Bentuk rantai lurus D-Fruktosa dan bentuk


cincin α-D-fruktofuranosa dan β-D-fruktofuranosa

Gambar 2.1 Keton dapat bereaksi dengan alkohol


membentuk hemiketal. Karbon karbonil menjadi atom khiral
pada reaksi ini.
Pada bentuk cincin furanosa dari fruktosa gugus hidroksilnya
terikat dengan atom C-2, sehingga terdapat pula bentuk alfa (α)
dan beta (β).

Gambar 2.2 Bentuk cincin α-D-fruktofuranosa, β-D-


fruktofuranosa, dan Gugus Furan.
d. Monosakarida merupakan gula pereduksi
Monosakarida (glukosa, fruktosa, dan galaktosa) termasuk
dalam gula pereduksi karena memiliki gugus OH yang bebas tidak
terikat dengan atom manapun, gugus OH ini terikat pada atom C
nomor 1.

D-Glukosa D-Galaktosa D-Fruktosa

Monosakarida (sebagai senyawa reduktor) mereduksi


senyawa-senyawa pengoksidasi (oksidator) seperti ferisianida,
hidrogen atau ion kupri (Cu2+). Pada reaksi ini, gula dioksidasi
pada gugus karbonil (C=O) dan senyawa pengoksidasi menjadi
tereduksi. Glukosa dan monosakarida lain yang mampu mereduksi
senyawa pengoksidasi disebut gula pereduksi.
O O

R C H + CuO Cu2O + R C OH

+
Cu2+Cu

Gambar 2.3 Monosakarida (reduktor) mereduksi Cu2+


menjadi Cu+membentuk D-Glukonat
2. DISAKARIDA
Disakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari dua monosakarida
yang berikatan kovalen terhadap sesamanya. Pada kebanyakan
disakarida, ikatan yang menghubungkan kedua monosakarida itu disebut
ikatan glikosida (glikosidik). Ikatan glikosida dibentuk jika gugus
hidroksil pada salah satu gula bereaksi dengan gugus hidroksil pada
karbon anomer pada gula yang lain. Dengan kata lain terbentuk dengan
kondensasi gugus hidroksil atom karbon nomor 1 dari suatu
monosakarida dengan gugus hidroksil dari salah satu nomor karbon (2, 4,
6) monosakarida lainnya.

Gambar 2.4 Ikatan Glikosidik pada Disakarida

Disakarida yang paling banyak terdapat di alam adalah maltosa, laktosa,


dansukrosa.
a. Maltosa

Maltosa dihasilkan dari hidrolisis pati oleh enzim β-amilase.


Maltosa mengandung dua residu Ɒ-glukosa yang dihubungkan dengan
ikatan glikosida di antara atom karbon ke 1(C-1) dari glukosa yang
pertama dan atom karbon 4 (C-4) dari glukosa yang kedua.
Gambar 2.5 Struktur Maltosa memiliki ikatan α(1→4)

Konfigurasi atom karbon anomer dalam ikatan glikosida di antara


kedua residu Ɒ-glukosa di atas adalah bentuk α, sehingga ikatan ini
dilambangkan sebagai α(1→4). Kedua residu glukosa pada maltosa
berbentuk piranosa (segi enam). Residu glukosa kedua pada maltosa
dapat berada dalam bentuk α atau bentuk β. Bentuk yang paling
banyak dijumpai adalah bentuk β. Bentuk α dibentuk oleh kerja enzim
air liur (amilase) terhadap pati. Maltosa dihidrolisa oleh enzim usus
maltosa yang spesifik terhadap ikatan α(1→4). Maltosa adalah gula
pereduksi karena gula ini memiliki gugus karbonil yang berpotensi
bebas, yang dapat dioksidasi.
b. Laktosa

Laktosa terdapat pada susu yang dihidrolisis menghasilkan Ɒ-


glukosa dan Ɒ-galaktosa. Keduanya berikatan melalui ikatan β(1→4).
Disakarida jenis ini merupakan gula pereduksi karena memiliki gugus
karbonil yang berpotensi bebas pada residu glukosa.
Gambar 2.6 Struktur Laktosa memiliki ikatan β(1→4)

Laktosa mengalami hidrolisis oleh enzim laktase dari sel-sel


mukosa usus. Pada sebagian orang yang mengonsumsi laktosa, mereka
menunjukkan gejala intoleran terhadap laktosa. Pada orang-orang
seperti ini, laktosa yang termakan dalam jumlah besar melalui susu
menyebabkan diare berair, sakit mulas, dan aliran zat makanan pada
usus menjadi abnormal. Hal tersebut karena pada orang-orang seperti
itu memiliki sedikit enzim laktase pada ususnya. Sedikitnya enzim
laktase tersebut dapat bersifat menurun kepada keturunannya.

c. Sukrosa

Gula ini biasa disebut gula tebu merupakan disakarida dari glukosa
dan fruktosa. Karbon anomer kedua unit monosakarida pada sukrosa
berikatan satu dengan yang lain, sehingga sukrosa tidak mengandung
atom karbon anomer bebas. Jadi sukrosa bukanlah gula pereduksi.
Sukrosa apabila dihidrolisis akan menghasilkan α-D-Glukosa dan β-D-
Fruktosa. Sukrosa tersusun oleh molekul glukosa dan fruktosa yang
dihubungkan oleh ikatan 1,2-α-glikosidik.

Gambar 2.7 Struktur Sukrosa memiliki ikatan α(1→2)


Sukrosa merupakan gula yang paling manis di antara ketiga jenis
disakarida yang umum dijumpai. Sukrosa dibentuk oleh banyak
tanaman tetapi tidak terdapat pada hewan tingkat tinggi. Pada banyak
tanaman, sukrosa merupakan bentuk utama dalam transport gula hasil
fotosintesis dari daun ke bagian-bagian lain tanaman. Hal ini karena
atom karbon anomernya yang terikat, jadi melindungi sukrosa dari
oksidasi atau hidrolisis oleh enzim-enzim tanaman. Hewan dibantu
enzim sukrase atau enzim invertase untuk menyerap molekul sukrosa.
Enzim tersebut mengkatalisa hidrolisis sukrosa menjadi D-glukosa
dan D-fruktosa yang dapat terserap ke dalam aliran darah.
Selain ketiga disakarida di atas, jenis disakarida lainnya, yaitu
selobiosa, dan isomaltosa.
Selobiosa merupakan disakarida yang membentuk selulosa,
mempunyai ikatan β(1→4) dan merupakan gula pereduksi.
Gambar 2.8 Struktur Selobiosa memiliki ikatan β(1→4)

Isomaltosa merupakan disakarida yang diperoleh dengan hidrolisis


beberapa polisakarida tertentu. Hampir sama dengan maltosa hanya saja
mempunyai ikatan α(1→6).

Gambar 2.9 Struktur Isomaltosa memiliki ikatan α(1→6)


3. POLISAKARIDA
Polisakarida merupakan salah satu golongan karbohidrat yang
terdiri dari rantai panjang yang mempunyai ratusan atau ribuan unit
monosakarida. Terdapat dua jenis polisakarida yaitu homopolisakarida
dan heteropolisakarida.
a. Homopolisakarida
Homopolisakarida merupakan polisakarida yang mengandung satu
jenis unit monosakarida. Contoh suatu homopolisakarida yaitu pati
yanghanya mengandung unit-unit glukosa

Ikatan α (14)
D-glukosa

Gambar 3.0 Struktur Pati (Amilosa) mengandung satu jenis


monosakarida
b. Heteropolisakarida
Heteropolisakarida merupakan polisakarida yang mengandung dua
atau lebih jenis unit monosakarida yang berbeda. Contoh suatu
heteropolisakarida yaitu asam hialuronat yang mengandung dua jenis
unit gula. Asam hialuronat ini tersusun dari asam D-glukoronat dan N-
asetilglukosamina. Kedua turunan monosakarida yang berbeda ini
dihubungkan oleh ikatan glikosida β(1,3) membentuk satu unit
disakarida yang kemudian berhubungan dengan unit disakarida yang
sama dengan ikatan glikosida β(1,4) dan seterusnya

D-glukoronat
Ikatan β (13) Ikatan β (14)

N-asetil

glukosamina

Gambar 3.1 Struktur Asam hialuronat yang mengandung dua jenis


monosakarida
a. Pati
Pati biasa dijumpai pada golongan umbi seperti kentang dan pada biji-
bijian seperti jagung. Ada dua jenis polimer glukosa yang berperan
sebagai penyusun pati,yaitu amilosa dan amilopektin.
1) Amilosa
Amilosa memiliki rantai-rantai unit D-glukosa yang panjang, tidak
bercabang, dan digabungkan oleh ikatan α(14).

D-glukosa
Ikatan α (14)

 Amilosa

Gambar 3.2 Struktur Pati (Amilosa) yang berbentuk rantai


panjang, tidak bercabang
2) Amilopektin
Amilopektin terdiri dari rantai-rantai bercabang yang dibentuk oleh
24-30 residu glukosa yang disatukan dengan ikatan glikosidik oleh
ikatan α(14) di rantai dan oleh ikatan α(16) di titik percabangan.

Glukosa

Gambar 3.3 Struktur Pati (Amilopektin) yang berbentuk rantai


bercabang

Contoh makanan dalam kehidupan sehari-hari yang mengandung


masing-masing amilosa dan amilopektin, yaitu nasi dan lemper. Jika
kita memakan nasi atau lemper akan memberikan pengaruh yang
berbeda bagi tubuh. Ketika kita memakan nasi, tubuh kita akan terasa
lebih cepat pulih tenaganya dibandingkan dengan ketika kita memakan
lemper. Hal itu terjadi seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa nasi
mengandung amilosa yang memiliki struktur yang tidak bercabang
sehingga amilosa lebih cepat dicerna dan diubah menjadi energi
dibandingkan dengan amilopektin pada lemper. Amilopektin memiliki
struktur rantai bercabang sehingga membuat proses mencerna menjadi
lebih lama karena amilopektin tidak segera diubah menjadi energi.
b. Glikogen
Glikogen banyak ditemukan pada urat hati dan urat daging. Glikogen
merupakan polisakarida bercabang dari D-glukosa dalam ikatan α(14).
Ikatan pada percabangan adalah α(16). Dibandingkan dengan
amilopektin, pada glikogen lebih banyak terdapat percabangan dan
strukturnya lebih kompak.

6
5
4 1
3 2 Ikatan α(16)
6
5 D-glukosa
4 1
3 2

6 6
5 5
4 1 4 1
3 2 3 2

Ikatan α(14)

Gambar 3.4 Struktur Glikogen yang memiliki ikatan α(14)


Contoh makanan dalam kehidupan sehari-hari yang mengandung
glikogen yaitu daging. Ketika kita memakan daging, kita merasa tenaga
kita tidak pulih begitu saja setelah mengonsumsinya. Seperti yang telah
dijelaskan diatas, hal ini terjadi karena glikogen yang terkandung didalam
daging memiliki struktur yang bercabang-cabang dan lebih kompak
dibandingkan dengan amilopektin.
Amilopektin Glikogen
Gambar 3.5 Perbandingan Struktor Amilopektin dan Glikogen.
Glikogen memiliki struktur yang bercabang-cabang dan lebih
kompak dibandingkan dengan amilopektin.

c. Selulosa
Selulosa banyak dijumpai dalam dinding sel tumbuhan.

Gambar 3.6Selulosa yang berupa Mikrofibil Selulosa pada Dinding


Sel Tumbuhan

Selulosa merupakan homopolisakarida linear tidak bercabang, terdiri dari


10.000 atau lebih unit D-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan β(14)
glikosida.
D-Glukosa

Gambar 3.7 StrukturSelulosa berbentuk rantai linier, tak bercabang

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai orang mengonsumsi


makanan seperti pecel yang salah satu sayurannya adalah genjer. Kita
tahu bahwa didalam genjer terkandung selulosa. Apabila kita
mengonsumsi selulosa maka zat akhir yang dibuang oleh tubuh juga
berupa selulosa karena didalam tubuh kita tidak terdapat enzim selulase
yang berfungsi untuk mencerna selulosa sehingga selulosa tersebut tidak
dicerna oleh tubuh. Namun untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan serat
kita perlu mengonsumsi selulosa. Serat ini biasa ditemukan pada sayur
dan buah yang mana diperlukan oleh tubuh untuk memperlancar proses
pencernaaan dan untuk membentuk sisa pencernaan yang berupa kotoran
(feses).

d. Kitin
Kitin merupakan polisakarida linear dan rantainya tak bercabang
yang tersusun atas polimer N-asetil D-glukosamin yang digabungkan oleh
ikatan β(1 4). Kitin juga memiliki monomer berupa molekul glukosa
dengan cabang yang mengandung nitrogen. Kitin merupakan struktural
ekstraseluler yang berfungsi penyusun kutikula arthropoda.
D-glukosa

Ikatan β

gugus
Gugus amino
asetil

Gambar 3.8 StrukturKitin yang tersusun atas polimer N-asetil D-


glukosamin yang digabungkan oleh ikatan β(1 4).

e. Peptidoglikan
Dinding bakteri terdiri dari kompleks polimer polisakarida yang
mengandung rantai berbagai asam amino, tetapi rantai asam aminonya
tidak sepanjang rantai asam amino pada protein, sehingga disebut
peptidoglikan bukan glikoprotein. Dinding sel ini terdiri dari kerangka
struktural berikatan kovalen yang mengelilingi sel secara sempurna.
Struktur ini tersusun dari rantai polisakarida panjang, paralel, dan saling
berhubungan silang terhadap sesamanya pada selang tertentu oleh rantai
polipeptida pendek. Rantai polisakarida tersebut terdiri dari unit
monosakarida N-asetil-D-glukosamin dan asam N-asetilmuramat secara
berganti-ganti dan dihubungkan oleh ikatan β(14). Setiap unit N-
asetilmuramat berlekatan dengan suatu rantai samping tetrapeptida.
Rantai samping tetrapeptida tersebut terdiri dari L-alanin, D-asam
glutamat, asam diaminopimeat, dan D-alanin.
N-asetil N-

glukosami asetilmura
β (1,4)

n mat

Gambar 3.9 StrukturPeptidoglikan

f. Pektin
Pektin merupakan polimer linear dari asam D-galakturonat yang
berikatan dengan α (1 4) glikosidik dengan beberapa gugus asam
karboksilat yang termetilasi. Pektin berbentuk serbuk kasar maupun
halus, warna putih kekuningan dan hampir tidak berbau. Pektin diperoleh
dari buah-buahan seperti apel dan jenis jeruk. Pektin banyak digunakan
sebagai zat pembuat jel dalam jeli buah.
α (1,4)

Gambar 4.0 Struktur Kitin dengan ikatan glikosidik dengan α (1 4)


g. Lignin
Kerangka dinding sel tumbuhan terdiri dari lapisan-lapisan serat
selulosa yang panjang, melebar dan saling bersimpangan yang lebih kuat
dari pada baja dengan diameter sama. Kerangka ini diliputi oleh matriks
seperti semen yang terdiri dari polisakarida struktural jenis lain dan bahan
polimer lain yang disebut lignin. Pada bagian berkayu dari dahan pohon,
dinding sel bersifat tebal dan mampu bertahan terhadap gaya tekanan
tinggi.
Struktur kimia lignin sangat kompleks dan tidak berpola sama. Lignin
memiliki gugus aromatik dan penyusunnya terdiri dari p-koumaril
alkohol, koniferil alkohol, dan sinapil alkohol.
Lignin dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok menurut unsur
strukturalnya, yaitu:
1. Lignin guaiasil: terdiri dari koniferil alkohol dan p-coumaryl
alkohol,terdapat pada kayu daun jarum.
2. Lignin guaiasil-siringil: terdiri darikoniferil alkohol dan sinapil
alkohol merupakan ciri kayu daun lebar dan pada kayu tropis.
p-

koumaril

alkohol

Koniferil

alkohol
Gambar 4.1 StrukturLignin

Gambar 4.2 Unit Dasar Penyusun Lignin I (p-koumaril alkohol); II


(koniferil alkohol); III (sinapil alkohol)
2.4 Sumber karbohidrat

Sumber karbohidrat adalah padi-padian atau serealia, umbi-umbian,


kacang-kacangan kering , dan gula. Hasil olahan bahan seperti bihun, mie,
roti, tepung-tepungan, sirup, selai dan sebagainya.Sebagian besar sayuran
dan buah tidak banyak mengandung karbohidrat. Sayur umbi-umbian seperti
wortel dan bit erta sayur kacang-kacangan relative lebih banyak
mengandung karbohidrat dari pada sayur daun-daunan. Bahan makanan
hewani seperti daging, ayam, ikan, telur dan susu sedikit sekali mengandung
karbohidrat.
PROTEIN NABATI PROTEIN HEWANI

Kacang-kacangan (kedelai, mede,


Ikan
almond, dll)

Kentang Telur

Jintan, Daging merah

Biji Bunga Matahari Susu

Biji Labu Daging unggas


2.5 Pembentukan Karbohidrat

Didalam pemilihan bahan baku hasil tanaman yang tepat harus


memperhatikan dari segi kandungan karbohidrat. Bahan baku hasil
tanaman yang baik yaitu yang mempunyai kandungan karbohidrat yang
tinggi sebagai sumber kalori bagi tubuh.

Untuk mengetahui apakah bahan baku tersebut mengandung karbohidrat


yang tinggi atau tidak dapat dipelajari dari sifat fisiologi dalam hal
proses pembentukan karbohidrat.

Sifat fisiologi khusus di miliki tumbuhan yaitu kemampuan untuk


menggunakan zat karbon dari udara untuk di ubah menjadi bahan
organik serta di asimilasikan di dalam tubuh tanaman. Peristiwa ini
disebut fotosintesis dan hanya berlangsung jika cukup cahaya.
Fotosintesis atau asimilasi zat karbon adalah suatu proses di mana zat-zat
anorganik H2O dan CO2 oleh klorofil di ubah menjadi zat organik
karbohidrat dengan bantuan cahaya (energi sinar-energi kimia(
karbohidrat ). Pada peristiwa respirasi energi kimia ini di ubah menjadi
tenaga kerja rangkaian proses kehidupan , di samping asimilasi zat
karbon ada asimilasi zat lemas (nitrogen) peristiwa ini berlangsung tanpa
cahaya di sebut kemosintesis yang merupakan langkah pertama dalam
rangkaian proses pembentukan protein. Protein tidak mungkin di susun
tanpa adanya hasil fotosintesis sehingga fotosintesis itu merupakan
kegiatan pokok reaksi kimia yaitu 6CO2+6H2O cahaya-klorofil
menghasilkan C6H12O6+6O2 (karbohidrat). Kebalikan dari fotosintesis
adalah respirasi/pernapasan yaitu suatu proses pembongkaran.
6CO2+6HO2 klorofil+ cahayaC6H12O6+6HO2.

Macam-macam faktor yang berpengaruh terhadap proses fotosintesa adalah ;


a. Cahaya adalah merupakan sumber energi sangat besar pengaruhnya dalam
proses fotosintesa. Pengaruhnya tergantung pada:

Intensitas Cahaya sama dengan banyaknya energi cahaya yang di


terima persatuan luas persatuan waktu makin tinggi intensitas cahaya
akan makin bertambah besar kecepatan fotosintesanya sampai suatu
faktor(dalam hal ini kadar CO2) menjadi faktor terbatas.

Lamanya Penyinaran

Kualitas Cahaya

Pada umbuhan tinggi pada umumnya kecepatan fotosintesa yang


maksimum terdapat pada daerah sinar biru dan daerah sinar merah
sedang pada kebanyakan algae kecepatan fotosintesa yang maksimum
terdapat pada daerah sinar hijau.

b. Temperatur

Sampai pada suatu titik tertentu kecepatan fotosintesa akan meningkat


dengan makin naiknya suhu. Temperature terlalu tinggi enzim menjadi
inaktif san terjadi penurunan fotosintesa.

c. Kadar CO2

d. Kadar Air

e. Pengaruh senyawa senyawa kimia tertentu seperti dalam klorofil N, K dan


Fe.
f. Pengaruh kadar oksigen, makin tinggi oksigen akan menurunkan
fotosintesa

Kabohidrat sebagai hasil pokok fotosintesis 75 % tubuh tanaman terdapat


karbohidrat. Persenyawaan karbohidrat mempunyai 2,3,4,5,6,7,8,9,10 zat
karbon dalam tanaman hanya 5 dan 6 zat karbon

6 zat karbon: heksosa (C6 H12 O6) contohnya glukosa = dekstrosa (gula
anggur), fruktosa, galaktosa dan manosa.

2,3,4 atau lebih monosakarida disebut di-tri-tetra-polysakarida (gula


majemuk)

Polisakarida yang terdiri dari pentosa seperti pentosan (araban-silan). Terdiri


dari heksosa seperti heksosan missal :glikogen-selulosa-amilum(tepung),
inulin-hemiselulosa (tidak larut dalam air tidak manis)

Gula yang terdiri dari 2 monosakarida di sebut di sakarida misalnya


selobiosa, laktosa,maltosa,sukrosa,melibiosa terdiri dari 3 monosakarida di
sebut trisakarida misalnya rafinosa,gentianosa
Anabolisme Karbohidrat –
Seperti yang telah Anda pelajari sebelumnya, anabolisme adalah proses
pembentukan atau penyusunan senyawa organik sederhana menjadi senyawa
organik kompleks. Senyawa kompleks tersebut dapat berupa karbohidrat,
lemak, dan protein. Senyawa kompleks tersebut merupakan zat makanan yang
diperlukan makhluk hidup. Anabolisme dapat terjadi melalui fotosintesis dan
kemosintesis

1. Fotosintesis
Fotosintesis adalah proses pembentukan karbohidrat dari karbon dioksida (CO2
) dan air (H2 O) pada kloroplas dengan bantuan cahaya matahari. Fotosintesis
dapat dilakukan oleh tumbuhan, alga, dan bakteri yang memiliki kloroplas.
Hasil dari fotosintesis adalah molekul glukosa yang disimpan dalam bentuk
pati, amilum, atau tepung.

Pada beberapa aspek, proses fotosintesis dapat dikatakan sebagai kebalikan


proses respirasi seluler. Fotosintesis membentuk glukosa dan menggunakan
energi matahari, sedangkan respirasi memecah glukosa untuk menghasilkan
energi.
Ilustrasi hubungan fotosintesis dan respirasi sel. Fotosintesis terjadi di kloroplas
dan menghasilkan karbohidrat. Adapun respirasi sel terjadi di mitokondria
untuk menghasilkan energi.

a. Cahaya Matahari
Cahaya matahari merupakan salah satu bentuk energi. Mata manusia dapat
melihat cahaya tampak dengan panjang gelombang 400 nm (ungu) hingga 730
nm (merah). Cahaya matahari sebenarnya merupakan campuran panjang
gelombang yang berbeda dan cahaya tampak hanyalah sebagian kecil
gelombang yang dipancarkan matahari. Cahaya tampak terdiri atas warna
pelangi dari ungu hingga merah.

Berbagai gelombang cahaya dari matahari. Hanya cahaya tampak yang


dapat dilihat mata manusia.

Permukaan benda akan tampak hitam jika menyerap semua panjanggelombang


cahaya tampak. Adapun benda yang tampak putih memantulkan semua panjang
gelombang cahaya tampak. Benda yang berwarna menyerap sebagian warna dan
memantulkan warna yang terlihat mata. Jika benda berwarna merah, ia
memantulkan cahaya merah dan menyerap cahaya lainnya. Bagaimana dengan
daun yang berwarna hijau?

b. Pigmen Fotosintesis
Pada sel eukariot, proses fotosintesis terjadi dalam organel yang disebut
kloroplas. Organel ini memiliki dua lapis membran luar. Di dalam kloroplas
terdapat tumpukan membran yang disebut tilakoid. Tilakoid merupakan
membran yang mirip kantung dan pada beberapa bagian tersusun bertumpuk
membentuk grana. Bagian matriks dari kloroplas disebut stroma
Letak kloroplas pada tumbuhan dan strukturnya

Membran tilakoid memiliki protein penting dan berperan sebagai pembawa


elektron. Akan tetapi, fungsi penting dari membran ini dalam fotosintesis adalah
kandungan pigmen yang terdapat di dalamnya, yakni pigmen klorofil.

Klorofil adalah pigmen yang menyerap cahaya dengan efisiensi tinggi. Seperti
pigmen lainnya, klorofil hanya dapat menyerap sebagian cahaya tampak.
Klorofil dapat menyerap cahaya merah dan biru sangat baik, sedangkan cahaya
hijau sangat sedikit diserap. Oleh karena itulah, tumbuhan yang mengandung
klorofil terlihat berwarna hijau oleh mata kita karena cahaya hijau lebih banyak
dipantulkan.
Tumbuhan juga memiliki pigmen lain, terutama karotenoid. Pigmen karotenoid
termasuk karoten dan xantofil. Pigmen warna kuning, jingga, merah, dan ungu
ini menyebabkan bakteri, tomat dan daun memiliki warna beraneka ragam.

Terdapat beberapa jenis klorofil, yaitu klorofil a, b, c, dan d. Klorofil a


merupakan jenis klorofil yang paling penting dalam fotosintesis. Klorofil ini
terdapat pada semua makhluk hidup yang dapat berfotosintesis. Klorofil a dapat
menyerap cahaya maksimal dengan panjang gelombang 430 nm dan 662 nm.
Klorofil b juga berperan dalam fotosintesis. Klorofil b menyerap cahaya
maksimal dengan panjang gelombang 453 dan 642 nm. Perhatikan gambar
berikut.

Penyerapan cahaya oleh klorofil a dan b


c. Mekanisme Fotosintesis
Pada awal abad ke-20, para ilmuwan menyadari bahwa fotosintesis dapat
dibedakan menjadi dua proses reaksi yang memerlukan cahaya dan reaksi yang
tidak memerlukan cahaya. Re work+of+klorofil+a,b+and+carotenoid
work+of+klorofil+a,b+and+carotenoidaksi yang memerlukan cahaya disebut
juga reaksi terang. Reaksi ini secara langsung berhubungan dengan pigmen dan
tilakoid di kloroplas. Adapun reaksi yang tidak memerlukan cahaya disebut juga
reaksi gelap, terjadi di stroma dan matriks klorofil.

Reaksi terang dan reaksi gelap pada kloroplas


1) Reaksi Terang
Proses dari reaksi terang adalah pusat fotosintesis. Pusat reaksi tersusun atas
molekul klorofil yang dikelilingi oleh molekul lain yang mampu menerima
elektron. Pusat reaksi terang disebut fotosistem yang terdiri atas kompleks
protein, klorofil, dan pigmen lain yang menyerap cahaya. Fotosistem ini
terdapat di membran tilakoid.

Pada tumbuhan dan alga terdapat dua pusat reaksi yang bekerja secara teratur.
Pusat reaksi ini ditemukan karena memiliki penyerapan panjang gelombang
cahaya yang berbeda. Fotosistem I memiliki penyerapan cahaya maksimum
700 nm, karena pada fotosistem I terdapat pigmen yang dapat menyerap
panjang gelombang maksimum 700 nm (p700). Fotosistem II memiliki
penyerapan cahaya maksimum 680 nm dengan pigmen yang dapat menyerap
panjang gelombang maksimum 680 nm (p680). Meskipun fotosistem I
ditemukan lebih dahulu, reaksi transfer elektron berawal dari fotosistem II.
Elektron bergerak dari fotosistem II ke fotosistem I.

Ketika cahaya matahari (foton) mengenai fososistem II, akan menyebabkan


elektronnya tereksitasi (keluar). Elektron ini akan digantikan oleh elektron hasil
hidrolisis dari molekul air. Peristiwa pemecahan molekul air pada fotosintesis
ini disebut fotolisis

Dapat Anda lihat bahwa fotolisis menyediakan elektron (e–). Selain itu juga,
proses ini menghasilkan oksigen (O2 ) dan pasangan proton bebas (H+) di
dalam tilakoid. Pada reaksi inilah sumber oksigen di bumi dihasilkan.

Bagaimanakah proses fotosintesis selanjutnya? Elektron yang dihasilkan akan


memasuki sistem transfer elektron. Reaksi transfer elektron ini dapat dibedakan
menjadi reaksi nonsiklik dan reaksi siklik.
a) Reaksi nonsiklik
Elektron yang tereksitasi dari fotosistem II bergerak melalui rangkaian akseptor
elektron, seperti plastoquinon, sitokrom f, dan plastosianin. Pada proses tersebut
dilepaskan energi yang ditangkap oleh ADP menjadi ATP.
Selanjutnya elektron mencapai fotosistem I.

Seperti fotosistem II, fotosistem I merupakan molekul kompleks yang dapat


melepaskan elektron yang dipicu oleh cahaya matahari. Elektron yang terlepas
dari fotosistem I segera digantikan oleh elektron dari fotosistem II.

Elektron berenergi tinggi yang dilepaskan fotosistem I akan bergerak melalui


rangkaian akseptor elektron baru. Pada akhirnya, elektron tersebut digunakan
untuk mereduksi NADP (Nicotinamide Adenine Dinucleotide Phosphate)
menjadi NADPH.

Pada reaksi ini, elektron yang dilepas fotosistem I tidak kembali lagi ke
fotosistem I. Pembentukan ATP dari reaksi nonsiklik ini disebut juga
fotofosforilasi nonsiklik.

b) Reaksi siklik
Pada beberapa kasus, terjadi pola pergerakan elektron yang berbeda. Pola ini
disebut reaksi siklik, karena elektron yang dilepaskan fotosistem I selalu
kembali pada fotosistem I. Ketika elektron melalui beberapa akseptor elektron,
energi yang dilepaskan digunakan untuk membentuk ADP menjadi ATP
Pembentukan ATP melalui reaksi siklik disebut juga fotofosforilasi siklik.
Reaksi ini dilakukan jika ATP yang dibuat kurang dan banyak terjadi pada
bakteri fotoautototrof.

2) Reaksi Gelap
Reaksi gelap merupakan langkah selanjutnya setelah reaksi terang. Reaksi ini
terjadi di stroma kloroplas. Reaksi terang telah menyediakan energi kimia pada
stroma kloroplas dalam bentuk ATP dan NADPH. Energi ini akan digunakan
untuk menghasilkan glukosa, yaitu hasil akhir reaksi fotosintesis.

Reaksi gelap memerlukan ATP, NADPH, CO2 , rangkaian enzim, serta


kofaktor yang dapat ditemukan pada stroma kloroplas. Reaksi ini dijelaskan
pertama kali oleh Melvin Calvin dan Andrew Benson. Oleh karena itu, reaksi
ini disebut juga siklus Calvin-Benson. Perhatikan gambar berikut.
a) Fase fiksasi
Berdasarkan gambar tersebut, langkah pertama siklus Calvin-Benson adalah
fiksasi CO2 dari udara oleh ribulosa bifosfat (RuBP) dengan bantuan enzim
rubisko. Fiksasi ini membentuk senyawa beratom C6. Hasil yang tidak stabil
tersebut dipecah menjadi 2 senyawa C3 (3-fosfogliserat). Oleh karena itu, setiap
3 molekul CO2 yang masuk akan menghasilkan enam molekul 3-fosfogliserat.

b) Fase reduksi
Pada fase reduksi, NADPH mereduksi 3-fosfogliserat menjadi 3-
fosfogliseraldehid (G3P) dengan bantuan ATP. Untuk membuat 1 molekul G3P,
siklus tersebut memerlukan atom karbon dari tiga molekul CO2 . Sebenarnya
siklus ini mengambil satu karbon setiap satu siklusnya. Namun pada awal
reaksi, digunakan 3 molekul CO2 sehingga satu siklus reaksi ini menghasilkan
1 molekul G3P utuh.

c) Pelepasan satu molekul G3P


Lima molekul G3P dari langkah kedua tetap berada dalam siklus. Satu molekul
G3P yang dilepaskan dari siklus merupakan hasil bersih fotosintesis. Sel
tumbuhan menggunakan dua molekul G3P untuk membentuk satu molekul
glukosa.

d) Fase regenerasi RuBP


Rangkaian reaksi kimia menggunakan energi ATP untuk menyusun kembali
atom pada lima molekul G3P (total 15 atom C). Hal tersebut untuk membentuk
tiga molekul RuBP yang akan digunakan kembali dalam siklus Calvin-Benson.
Berapa banyak molekul CO2 yang harus digunakan untuk membentuk satu
molekul glukosa dalam siklus Calvin- Benson?
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fotosintesis
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi fotosintesis pada tumbuhan.
Faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor genetis dan faktor
lingkungan

Faktor genetis menentukan sifat dasar fotosintesis suatu tumbuhan. Faktor


genetis mengatur lebar daun, jumlah daun, serta konsentrasi klorofil suatu
tumbuhan.

Faktor lingkungan mempengaruhi fotosintesis suatu tumbuhan sehingga


daun tumbuhan dari spesies yang sama dapat memiliki laju fotosintesis yang
berbeda. Faktor lingkungan dapat mempengaruhi fotosintesis tumbuhan, di
antaranya sebagai berikut.

 Faktor cahaya, sangat mempengarui fotosintesis. Jika tidak terdapat


cahaya, fotosintesis tidak terjadi. Ketika cahaya mulai tampak dan
intensitasnya semakin naik, fotosintesis pun mulai terjadi dan
lajunya naik seiring intensitas cahaya. Laju intensitas maksimum
umumnya terjadi mendekati tengah hari. Ketika cahaya matahari
bersinar sangat terang.

 Faktor suhu, mempengaruhi fotosintesis dengan adanya rentang


suhu optimal bagi fotosintesis. Suhu optimal tersebut berkisar
antara 28–30°C. Fotosintesis umumnya tidak dapat berlangsung
pada suhu di bawah 5°C dan di atas 50°C. Mengapa?

 Konsentrasi CO2 , pada tingkat di bawah 0,15 % dapat


meningkatkan laju fotosintesis. Akan tetapi, jika konsentrasi CO2
0,15% atau lebih, stomata akan menutup dan fotosintesis terhenti.
Bahkan pada beberapa tumbuhan, konsentrasi CO2 di atas normal
(0,04%) tidak lagi meningkatkan laju fotosintesis.

 Ketersediaan air berperan dalam fotosintesis. Fotosintesis dapat


terhenti jika tidak tersedia air yang menyebabkan stomata menutup
dan menghentikan laju fotosintesis.

 Ketersediaan nutrisi, berhubungan dengan pembentukan klorofil


serta kofaktor enzim-enzim fotosintesis. Jika nutrisi tersebut tidak
tersedia dapat menghambat fotosintesis.
2.6 Fungsi karbohidrat

a. Sumber energy
Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh.1
gram karbohidrat menghasilkan 4 kkal.Sebagian karbohidrat di dalam
tubuh berada dalam sirkulasi glukosa untuk keperluan energi segera,
sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan
yang sebagian lagi diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan
sebagai cadangan energi.
b. Pemberi rasa manis pada makanan
Karbohidrat memberi rasa manis pada makanan, khususnya
monosakrida dan disakarida.
c. Penghemat protein
Bila karbohidrat makanan tidak mencukupi maka protein akan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan
fungsi utamanya sebagai zat pembangun. Sebaliknya, bila karbohidrat
makanan mencukupi, protein terutama akan digunakan sebagai zat
pembangun.
d. Pengatur metabolisme lemak
Mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna.
e. Membantu pengeluaran feses
Karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara mengatur
peristaltic usus dan memberi bentuk pada feses. Selulosa dalam serat
makanan mengatur peristaltic usus, sedangkan hemiselulosa dan
pectin mampu menyerap banyak air dalam usus besar sehingga
memberi bentuk pada sisa makanan yang di keluarkan.
2.7 Peranan Karbohidrat
Peranan Karbohidrat Dalam Mendukung Asupan Gizi Indonesia.
Indonesia mencanangkan program pemerataan asupan gizi seimbang
di kalangan masyarakat.Masalah utama yang dicanangkan yaitu dengan
pemenuhan subsidi pangan yang bisa memenuhi standar Indonesia sehat
2025.Salah satu asupan gizi yang bisa dikaji adalah asupan karbohidrat
yang bisa menghasilkan energi bagi tubuh untuk pembakaran kalori.
Kebutuhan masyarakat Indonesia dalam asupan karbohidrat ini
sangat minim terutama masyarakat kalangan rendah.Sebagai salah satu
contoh kaum buruh petani kebanyakan memakan umbi-umbian untuk
memenuhi kebutuhan karbohidratnya.Dengan keadaan seperti ini masih
banyak kalangan bawah yang mengkonsumsi asupan karbohidrat untuk
kecukupan gizi.
Contoh: Implementasi pemerintah dalam menangani kasus
pemenuhan karbohidrat yaitu; Ibu hamil dianjurkan untuk mencukupi
kebutuhan karbohidratnya dengan mengkonsumsi makanan berserat dan
mempunyai gizi yang cukup. Contoh dalam sehari-hari khasiat blueberry
banyak mempunyai zat karbohidrat dalam pemenuhan gizi bayi dalam
kandungan ibu hamil.
2.8 Pengaruh Faal Karbohidrat Makanan Yang Tidak Dicernakan Di
Usus
1. Berat Feses
Makanan yang rendah serat menghasilkan feses yang keras dan kering
yang susah dikeluarkan dan membutuhkan peningkatan tekanan saluran
cerna yang luar biasa untuk mengeluarkannya. Makanan tinggi serat
cenderung meningkatkan berat feses.
2. Metabolisme Kolesterol
Data epidemologik menunjukkan bahwa konsumsi serat makanan
mempunyai hubungan negatif dengan insiden penyakit jantung koroner
dan batu ginjal, terutama dengan kolesterol darah. Polisakarida nonpati
larut air (pektin, gum, dan sebagainya) paling berpengaruh sedangkan
polisakarida nonpati yang tidak larut air hanya mempunyai pengaruh kecil
terhadap kadar kolesterol. Penurunan ini terutama terlihat pada fraksi LDL
(low Density Lipoprotein) yang disertai dengan penurunan kandungan
kolesterol dalam hati dan lain jaringan
Pengaruh ini dikaitkan dengan metabolisme asam empedu. Asam
empedu dan steorid netral disintesis dalam hati dari kolesterol, disekresi ke
dalam empedu dan biasanya kembali ke hati melalui reabsorpsi dalam usus
halus (siklus entero hepatik).
3. Waktu Transit
Waktu transit makanan setelah ditelan adalah waktu yang dipelrukan
makanan untyuk melalui mulut sampai ke anus. Waktu transit dalam kolon
biasanya kurang lebih sepuluh kali lebih lama daripada waktu transit dari
mulut ke awal kolon dan merupakan tahap utama yang mempengaruhi
seluruh waktu transit makanan. Waktu transit dari mulut ke bagian awal
usus besar dipengaruhi oleh pengosongan lambung dan transit dalam usus
halus.
4. Perubahan Susunan Mikroorganisme
Hubungan antara kolon dengan kekurangan serat makanan diduga karena
terjadinya perubahan pada susunan mikroorganisme dalam saluran cerna.
Mikroorganisme yang terbentuk menguntungkan pembentukan karsinogen
yang berpengaruh terhadap terjadinya kanker. Mikroorganisme ini juga
diduga mencegah atau membatasi pemecahan karsinogen yang terjadi
secara normal bila serat makanan lebih tinggi.
2.9 Sifat-sifat Karbohidrat
Beberapa Sifat Kimia Karbohidrat

1.Sifat Mereduksi
Monosakarida dan beberapa disakarida mempunyai sifat dapat mereduksi,
terutama dalam suasana basa. Sifat sebagai reduktor ini dapat digunakan
untuk keperluan identifikasi karbohidrat maupun analisis kuantitatif. Sifat
mereduksi ini disebabkan oleh adanya gugus aldehida atau keton bebas
dalam molekul karbohidrat. Sifat ini tampak pada reaksi reduksi ion-ion
logam misalnya ion Cu++ dan ion Ag+ yang terdapat pada pereaksi-pereaksi
tertentu misalnya:

 Pereaksi Fehling
Pereaksi ini dapat direduksi selain oleh karbohidrat yang
mempunyai sifat mereduksi, juga dapat direduksi oleh reduktor
lain. Pereaksi Fehling terdiri atas dua larutan, yaitu larutan Fehling
A dan larutan Fehling B. Larutan Fehling A adalah larutan
CuSO4 dalam air, sedangkan larutan Fehling B adalah larutan
garam Knatartrat dari NaOH dalam air. Kedua macam larutan ini
disimpan terpisah dan baru dicampur menjelang digunakan untuk
memeriksa suatu karbohidrat.

 Pereaksi Benedict
Pereaksi ini berupa larutan yang mengandung kuprisulfat,
natriumkarbonat dan natriumsitrat. Glukosa dapat mereduksi ion
Cu++ dari kuprisulfat menjadi ion Cu+ yang kemudian mengendap
sebagai Cu2O. Adanya natriumkarbonat dan natriumsitrat membuat
pereaksi Benedict bersifat basa lemah. Endapan yang terbentuk
dapat berwarna hijau, kuning atau merah bata. Warna endapan ini
tergantung pada konsentrasi karbohidrat yang diperiksa.

 Pereaksi Barfoed
Pereaksi ini terdiri atas larutan kupriasetat dan asam asetat dalam
air, dan digunakan untuk membedakan antara monosakarida
dengan disakarida. Monosakarida dapat mereduksi lebih cepat
daripada disakarida. Jadi Cu2O terbentuk lebih cepat oleh
monosakarida daripada oleh disakarida, dengan anggapan bahwa
konsentrasi monosakarida dan disakarida dalam larutan tidak
berbeda banyak. Tauber dan Kleiner membuat modifikasi atas
pereaksi ini, yaitu dengan jalan mengganti asam asetat dengan
asam laktat dan ion Cu+ yang dihasilkan direaksikan dengan
pereaksi warna fosfomolibdat hingga menghasilkan warna biru
yang menunjukkan adanya monosakarida. Disakarida dengan
konsentrasi rendah tidak memberikan hasil positif. Perbedaan
antara pereaksi Barfoed dengan pereaksi Fehling atau Benedict
ialah bahwa pada pereaksi Barfoed digunakan suasana asam.

2 Pembentukan Furfural
Dalam larutan asam yang encer, walaupun dipanaskan, monosakarida
umumnya stabil. Tetapi apabila dipanaskan dengan asam kuat yang pekat,
monosakarida menghasilkan furfural atau derivatnya. Reaksi pembentukan
furfural ini adalah reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul air dari suatu
senyawa.
Pentosa-pentosa hampir secara kuantitatif semua terdehidrasi menjadi
furfural. Dengan dehidrasi heksosa-heksosa menghasilkan
hidroksimetilfurfural. Oleh karena furfural apabila direaksikan dengan α
naftol atau timol, reaksi ini dapat dijadikan reaksi pengenal untuk
karbohidrat.

Pereaksi Molisch terdiri atas larutan α naftol dalam alkohol. Apabila


perekasi ini ditambahkan pada larutan glukosa misalnya, kemudian secara
hati-hati ditambahkan asam sulfat pekat, akan terbentuk dua lapisan zat cair.
Pada batas antara kedua lapisan itu akan terjadi warna ungu karena terjadi
reaksi kondensasi antara furfural dengan α naftol. Walaupun reaksi ini tidak
spesifik untuk karbohidrat, namun dapat digunakan sebagai reaksi
pendahuluan dalam analisis kualitatif karbohidrat. Hasil negatif merupakan
suatu bukti bahwa tidak ada karbohidrat.

3.Pembentukan Osazon
Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas
akan membentuk osazon bila dipanaskan bersama fenilhidrazin berlebih.
Osazon yang terjadi mempunyai bentuk kristal dan titik lebur yang khas
bagi masing-masing karbohidarat. Hal ini sangat penting artinya karena
dapat digunakan untuk mengidentifikasi karbohidrat dan merupakan salah
satu cara untuk membedakan beberapa monosakarida, misalnya antara
glukosa dan galaktosa yang terdapat dalam urine wanita yang sedang dalam
masa menyusui.
Pada reaksi antara glukosa dengan fenilhidrazin, mula-mula terbentuk D-
glukosafenilhidrazon, kemudian reaksi berlanjut hingga terbentuk D-
glukosazon. Glukosa, fruktosa dan manosa dengan fenilhidrazin
menghasilkan osazon yang sama.
4. Pembentukan Ester
Adanya gugus hidroksil pada karbohidrat memungkinkan terjadinya ester
apabila direaksikan dengan asam. Monosakarida mempunyai beberapa
gugus –OH dan dengan asam fosfat dapat menghedakinya menghasilkan
ester asam fosfat. Gugus hidroksil dari monosakarida bereaksi dengan asam
fosfat membentuk ester sebagai berikut :

OH OH

-CH2OH + HO-P=O -CH2-O-P=O+H2O

OH OH

5.Isomerisasi
Dalam larutan asam encer monosakarida dapat stabil, tidak demikian
halnya apabila monosakarida dilarutkan dalam basa encer. Glukosa dalam
larutan basa encer akan berubah sebagian menjadi fruktosa dan manosa.
Ketiga monosakarida ini ada dalam keadaan keseimbangan. Demikian pula,
apabila yang dilarutkan itu fruktosa atau manosa, keseimbangan antara ketiga
monosakarida akan tercapai juga. Reaksi ini dikenal sebagai transformasi
Lobry de Bruin van Eckenstein yang berlangsung melalui proses enolisasi.

6.Pembentukan Glikosida

Apabila glukosa direaksikan dengan metilalkohol, menghasilkan dua


senyawa. Kedua senyawa ini dapat dipisahkan satu dari yang lain dan
keduanya tidak memiliki sifat aldehida. Keadaan ini membuktikan bahwa
yang menjadi pusat reaksi adalah gugus –OH yang terikat pada atom karbon
nomor 1. Senyawa yang terbentuk adalah suatu asetal dan disebut secara
umum glikosida. Ikatan yang terjadi antara gugus metil dengan
monosakarida disebut ikatan glikosida dan gugus –OH yang bereaksi
disebut gugus –OH glikosidik.Glikosida banyak terdapat dalam alam, yaitu
pada tumbuhan. Bagian yang bukan karbohidrat dalam glikosida ini dapat
berupa metilalkohol, gliserol atau lebih kompleks.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Karbohidrat adalah makanan pokok kita, Bangsa Indonesia. Pada umumnya
sumber karbohidrat dalam makanan berasal dari beras, namun ada juga yang
berasal dari sagu, ketela pohon atau jagung. Di negara yang sudah maju, daging
merupakan menu utama dari makanan mereka. Karbohidrat dalam daging
disebut dinamakan glikogen.
ada empat jenis klasifikasi karbohidrat, antara lain:
1. Monosakrida (gula sederhana), yaitu karbohidrat yang tidak dapat
dihdrolisis lebih lanjut.
2. Disakarida, yaitu sakarida yang bila dihidrolisis menghasilkan dua
monosakarida yang sama atau berbeda.
3. Oligosakarida, yaitu sakarida yang bila dihidrolisis menghasilkan 3-8
monosakarida.
4. Polisakarida, yaitu sakarida yang bila dihidrolisis menghasilkan lebih dari
10 monosakarida.
Sumber karbohidrat adalah padi-padian atau serealia, umbi-umbian,
kacang-kacangan kering , dan gula. Hasil olahan bahan seperti bihun, mie,
roti, tepung-tepungan, sirup, selai dan sebagainya.Sebagian besar sayuran
dan buah tidak banyak mengandung karbohidrat. Sayur umbi-umbian seperti
wortel dan bit erta sayur kacang-kacangan relative lebih banyak
mengandung karbohidrat dari pada sayur daun-daunan. Bahan makanan
hewani seperti daging, ayam, ikan, telur dan susu sedikit sekali mengandung
karbohidrat.
Beberapa kesimpulan dari makalah ini adalah:
1. Karbohidrat ('hidrat dari karbon'), hidratarang,atau sakarida (dari bahasa
Yunaniσάκχαρον, sákcharon, berarti "gula") adalah segolongan
besar senyawa organik yang paling melimpah di bumi. Karbohidrat
sendiri terdiri ataskarbon, hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat memiliki
berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan
bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada
tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun
(misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewandan jamur).[1] Pada
proses fotosintesis, tetumbuhan hijau mengubah karbon
dioksida menjadi karbohidrat.
2. Fungsi utamanya sebagai sumber energi ( 1 gram karbohidrat
menghasilkan 4 kalori ) bagi kebutuhan sel-sel jaringan tubuh. Sebagian
dari karbohidrat diubah langsung menjadi energi untuk aktifitas tubuh,
dan sebagian lagi disimpan dalam bentuk glikogen di hati dan otot.

3.2 saran
Harapan kami setelah memahami isi makalah tentangKarbohidrat iniadalah
agar kita sebagai mahasiswa dapat lebih mudah memahami serta mengkaji
materi pembelajaran selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2000, PetunjukPraktikumBiokimiaUntuk PSIK (B)


FakultasKedokteranUniversitasGadjahMada, Yogyakarta: Lab. Biokimia FK
UGM
Guyton AC, Hall JE, 1996, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi IX,
Penerjemah: Setiawan I, Tengadi LMAKA, Santoso A, Jakarta: EGC
Kuchel Philip and B. Ralston Gregory. 2006. Biokimia. Jakarta Erlangga.

Murray RK, Granner DK, Rodwell VW, 2006, Biokimia Harper, Edisi XXVII,
Penerjemah Hartono Andry, Jakarta: EGC
Poedjiadi, Anna. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. UI-Press. Jakarta.
Stryer L, 1996, Biokimia, Edisi IV, Penerjemah: Sadikin dkk (Tim Penerjemah
Bagian Biokimia FKUI), Jakarta: EGC
Supardan, 1989, Metabolisme Lemak, Malang: Lab. Biokimia Universitas
Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai