Identitas - Alamat No HP Hari, Tanggal Jumat, 19 Oktober 2018 Waktu 13:57 No& Nama Mahasiswa Nanda Eka Putri Ayu Fajarwati
Dengan Dewan Badan Pengawas Pemilu mendengar banyak menerima pelanggaran
kampanye salah satunya dugaan dukungan calon tertentu. Lantas bisakah pelanggaran kampanye diminimalisir ? Kita akan membahasnya bersama dosen sosiologi dan ekonomi, politik, Universitas Negeri Surabaya Agus M. Fauzi Rizky Elsinta : Selamat siang pak Agus Agus M. Fauzi : Selamat siang mas Rizky Rizky Elsinta : Baik ternyata BANWASLU banyak menerima laporan pelanggaran kampanye. Salah satunya dugaan dukungan kepala daerah terkait calon tertentu ini pak Agus. Sebenernya kalau kita melihat posisi dari kepala daerah tersebut, apakah dibenarkan mereka memberikan dukungan kepada salah satu paslon yang maju pada gelaran Pilpres maupun Pileg pak Agus ? Agus M. Fauzi:Iya. Regulasi kita memang ee tidaaak seirama dengan rencana bagaimana pemilu dilaksanakan serentak. Baik pemilu lokal ataupun nasional. Mengapa saya mengatakan begitu, karena harapan pemilu serentak itu bagaimana antara pemerintahan pusat, provinsi dan daerah, bahkan legislatifnya itu terjadi sinergisitas dalam mereka ee me meraih kemenangan. Dan ketika kita hubungkan pada regulasi hari ini, kepala daerah yang terlibat dalam kampanye, mereka harus mengajukan cuti. Sehingga sekali lagi, ketika mereka tidak melakukan cuti maka hal itu tidak diperbolehkan dalam aa dalam bahasa lain yang bersangkutan melanggar, melanggar UU tentang Pemilu. Lah di sini untuk eee sebelum kita ngomong meminimalisir mas Rizky, temen-temen yang ada di elit kekuasaan khususnya legislatif dan pemerintah atau eksekutif, bagaimana hal ini tidak terulang pada pemilu 2024 yang ketika besok proses pemilunya bersamaan. Mengapa saya mengatakan jangan sampai terulang pada proses pembuatan regulasi ?. Supaya nanti betul antara pemerintahan pusat, provinsi, dan daerah itu terjadi sinergitas. Adapun sekarang adanya faktanya itu belum mengarahkan kesana, maka hal untuk meminimalisir supaya tidak terjadi eee apa, pelanggaran. Pertama, apa itu, para kepala daerah tentunya harus memastikan dirinya terlibat dari eee atau untuk kemenangan calon presiden atau tidak. Begitu juga untuk eee kemenangan legislatif dari partainya masing-masing atau tidak. Kalau kemudian memutuskan untuk iya, maka yang bersangkutan harus ee menjalankan strategi yang kedua. Yaitu segera memastikan dirinya menjadi bagian dan mengajukan cuti dalam proses kampanye tersebut. Sehingga tidak dikatakan oleh BANWASLU melanggar UU. Dan yang ketiga, pelaksanaan ketiga di lapangan, ketika sesudah cuti maka yang bersangkutan, betul memanfaatkan potensi yang dimiliki untuk kemenangan yang ada sinergitas dengannya. Dengan maksutnya sinergitas dengan partai ataupun calon presiden yang dia sekarang menjadi maksutnya berhubungan dengan posisi dia ketika terpilih menjadi kepala daerah. Sehingga dengan cara seperti itu, jika hal tersebut, saya yakin bahwa para kepala daerah sekarang yang sedang menjalankan amanahnya relatif terhindar dari pelanggaran-pelanggaran yang ada di Undang-Undang, begitu mas Rizky. Rizky Elsinta : He’em, ya. Kemudian pak Agus kemarin yang dihimbau untuk ASN dan pegawai negeri sipil lainnya untuk tidak ee berpihak kepada salah satu paslon atau netral begitu ya, ee dari masing-masing paslon. Kemudian kalau kepala daerah ini bagaimana cara kontrolnya ? Karena dari beberapa kepala daerah juga otomatis ada yang dari pengurus para partai tertentu dan sehingga akhirnya mereka dituntut untuk mensukseskan atau ee memberikan semacam perolehan suara yang yang banyak di daerah mereka menjabat, begitu pak Agus. Agus M. Fauzi:Iya. ASN jelas tidak diperbolehkan mereka terlibat dalam kampanye. Itu aturan ee sebagaimana yang dilarang. Atau bahkan temen-temen TNI POLRI menggunakan hak pilih saja lebih tidak boleh, apa lagi terlibat dalam kampanye. Eeea adapun kepala daerah, regulasinya berbeda, karena mereka seandainya ingin terlibat dalam proses kampanye, itu diperbolehkan. Kalau ASN bagaimanapun tidak boleh. Lah ketika ketika kepala daerah, yang mereka ingin berkampanye, maka caranya memang ya mereka harus mengajukan cuti diluar ee tanggungan negara. Dan mereka betul bekerja untuk kemenangan calon presiden atau ee apa calon legislatif, yang sampai saat ini politiknya sinergi. Maksutnya yang mengusung dirinya, kemudian dia mengusung partai politik yang mengusung dirinya untuk para calegnya. Jadi begitu, ada perbedaan mas Rizky. Rizky Elsinta: He’hem, artinya pak Agus, kalau memang kepala daerah ini ngin ee membantu, memberikan perolehan suara yang banyak di tempat mereka menjabat begitu. Itu mereka otomatis harus cuti terlebih dahulu ya, baru mereka bisa terlibat dalam dalam kampanye tersebut, begitu pak Agus ? Agus M. Fauzi: Betul, mereka harus cuti. Memastikan hari-hari dimana dia ee melaksanakan atau membantu kampanye tersebut. Ketika cuti itu betul dia tidak boleh menggunakna mobil dinas, atau berbagai peralatan dinas lainnya. Atau tidak boleh memakai simbol-simbol pemerintah daerah. Tidak boleh juga ee dia ituu ee memposisiskan sebagai orang yang nomor satu. Dalam artian misalkan ya di pemerintah daerah, ketika dia sebagai kepala daerah sangat mungkin beberapa partai politik baik yang mendukung calonnya ataupun tidak dalam pekerjaan sehari-hari itu mungkin sinergi. Lah di sini maka dia sudah tidak boleh berkomunikasi dengan tema pekerjaannya, sehingga kemudian orang-orang yang sementara ini dibawah kekeuasaannya itu tunduk dan patuh karena yang bersangkutan itu kepala daerah. Harus melepaskan betul dari posisi kepala daerah. Begitu mas Rizky. Rizky Elsinta : He’em baik, dan tadi disampaikan pak Agus ya. Di awal ini harusnya ada sinergi ya pak Agus ya ? Agus M. Fauzi : Iya Rizky Elsinta : Karena memang pelanggaran itu memang mau diminimalisisr begitu. Artinya dalam sudut pandang ini menurut pak Agus sendiri sejauh ini memang belum ada sinergi ya. Krenaa masih ditemukannya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh kepala daerah diii beberapa wilayah setempat, begitu pak Agus ? Agus M. Fauzi: Saya melihat pertama, ada beberapa kepala daerah, bupati, gubernur, yang mereka dalam berpolitik itu adalah ee memainkan capital. Dia yang lebih cenderung bukan ideologi partai, tetapi karena demi kepentingan yang di luar ideologi tersebut. Sehingga terjadi pada waktu ia maju sebagai kepala daerah dari partai A, ketika menjabat dari kepala daerah, kemudian ia bercerai dari partai A, kemudian menjadiii ketua atau bagian dari partai B, dan pada pemilu persiapan 2019 kemudian ia berubah lagi karena ada yang mendekati dan kemudian dia berubah. Hal inilah yang saya katakan bahwa ee para para kepala daerah yang sedang menjabat itu harus betul melepas betul posisi jabatannya sebagai kepala daerah ketika menjadi bagian-bagian yang diinginkan untuk kemenangan 2019. Sehingga nanti tidak ada semacam intervensi partai politik terhadap ee rakyatnya. Dengan menggunakan atau mengatasnamakan kepala daerah. Begiru mas Rizky. Rizky Elsinta : Iyak. Lantas bagaiman akalau memang masih ada beberapa pelanggaran yang dilakukan oleh ee kepala daerah begitu ? sisitem kontrolnya atau sistem pendukungnya sejauh ini kalau menurut pak Agus ee apakah sudah dilakukan dengan benar oleh pemerintah dan BANWASLU, pak Agus ? Agus M. Fauzi: Banwaslu menurut saya harus tegas terhadap mereka yang melanggar. Pertama, minimal mereka diberii ee apa namanya, ee administrative atau diberi keputusan mereka adalah menyalahi keputusan keadministrative. Itu akan dipublikasi dan akan pasti, meskipun dia pelanggaran administrative itu akan berefek terhadap partai politik yang sementara ini didukung begitu. capres yang sementara ini didukung, dalam bahasa lain itu adalah kontra produktif terhadap partai politik atau capres yang ada. Karena dalam proses pemenangan, yang bersangkutan itu melanggar atau melakukan pelanggaran, meskipun hanya administrative. Ketika yang bersangkutan itu sudah beberapa kali diberi peringatan administrative, dan tidak berubah maka hal peringatan yang lebih berat lagi bisa dihadirkan kepada yang bersangkutan. Tetapi saya percaya bahwa temen-temen kepala daerah ketika diberi peringatan administrative mereka akan ee lebih ee apa namanya tau diri diri. Mereka langsung sadar, dan akan mengubah pola yang selama ini ee mereka merasa tidak bersalah tetapi sebetulnya itu adalah sebuah kesalahan dalam proses kampanye, begitu mas Rizky. Rizky Elsinta : Iya baik. Jangankan kepala daerah ya pak Agus ya. Untuk beberapa tokoh nasional selevel mentri saja kadang ee mereka ini melakukan curi-curi ya dalam berkampanye. Seperti sekarang ini yang menjadi sorotan ee jari-jari kita ini kalau misalkan menunjuk angka 1 nanti dikonotasikan mendukung salah satu paslon. Angka dua begitu, menunjukkan dukungan dari masing- masing paslon. Hal-hal seperti itu menjadi ee peka di masyarakat, kemudian menjadii ee apa perbincangan di kalangan ee pengamat politik dan sebagainya. Kalau sudah seperti ini apakah ee sensisi sensitifitas dari hal-hal tersebut ee menunjukkan jari satu dan dua ini apakah ee masih dianggap wajar oleh pak Agus atau justru ee mereka yang mengartikan secara berlebihan pak Agus ? Agus M. Fauzi: Hiya. Ketika hal larangan diberlakukan oleh siapapun yang kena larangan, maka hal-hal tersebut harus diikuti dan dijalankan. Meskipun sekali lagi, mungkin akan berefek atau sebaliknya mungkin tidak berefek. Tetapi ketika hal tersebut sudah dilarang, menghindari apa yang menjadi kecurigaan lawan politik maka harus ditinggalkan. Seandainya tidak, maka ini nanti aka nee berakibat panjang kepada calonnya karena sangat mungkin hal itu akan selalu dibawa kemana-mana. Rizky Elsinta : Iya Agus M. Fauzi: Jadi menjadi pembelajaran yang sangat bagus, begitu mas Rizky.. Rizky Elsinta : Eemm, baik. Pak Agus kami juga sudah menghubungi komisioner Badan Pengawas Pemilu jawa Timur, dengan pak Angku Naevi, namun telepon kami hingga saat ini belum direspokn pak Agus. Agus M. Fauzi: Baik Rizky Elsinta : Iya. Pak Agus kemudian dari ee pak Agus selaku dari ee dosen sosiologi dan ekonomi, politik di Unesa sana. Sejauh ini apa sih pak yang seharusnya bisa dilakukan oleh BANWASLU agar ee kepala-kepala daerah ini tidak secara sengaja ataupun curi-curi ya pak ya mendukung masing-masing paslon pak ? Agus M. Fauzi: Ya. Secara sosiologi politik, maka masyarakat itu ee pengen pertama, kepastian hukum dan kepastian regulasi yang dijalankan peserta pemilu. Begitu juga terhadap para ee kepala daerah yang kepengen terlibat dalam proses pemilu. Yang kedua adalah, apapun tindakan yang dilakukan oleh elit, yang disini adalah kepala daerah, pasti akan berefek kepada rakyatnya. Khususnya adalah kepala daerah yang mempunyai nama besar di daerahnya atau kepala daerah yang belum pernah terciderai oleh berbagai kasus. Rakyatnya pasti akan hormat, dan minimal menjadi simpati dan sangat mungkin selanjutnya menjadi pendukung dari slah satu partai atau capres yang dekat dengan kepala daerah. Begitu mas Rizky. Rizky Elsinta : He’emm, ya baik. Lantas agaimana pak Agus ya ketika kepala daerah kemudian ee memberikan semacam instruksi atau pengarahan kepada ee bahwa hanya di lingkungan tempatnya bekerja begitu. Eee untuk memberikan dukungan kepada partai politik atau paslon yang ee didukung parpolnya, ini kontrolnya bagaimana pak Agus ? Agus M. Fauzi:Pertama, ketika itu diberikan kepada ee struktur di luar ASN maka hal tersebut boleh selama ee tidak terjadi pada forum-forum resmi pemerintahan. Contoh kepada kepala desa, saya piker boleh-boleh saja. Tapi ketika strukturnya itu adalah sama Rizky Elsinta : He’em ya. Kepala desa kepada perangkatnya tidak masalah untuk memberikan instruksi ee memilih atai memberikan suara ke masing-masing paslon yang didukung, begitu ya pak ya ? Agus M. Fauzi:Iya. Kalau camat, atau perangkat yang misalkan KASUBAG, KABAG, ataupun yang ada di pemerintahan, jelas hal itu dilarang. Kalau memang ee mereka, maksutnya kepala daerah pingin adaa dukungan dari rakyatnya yang ada di birokrasi di ASN, maka caranya tidak harus melakukan semacam kampanye tersebut. Tetapi cukup berkomunikasi yang baik, itu adalah simbol bahwa masyarakat maksutnya birokrasi yang dimiliknya atau struktur yang dimilikinya, maka secara tidak langsung akan simpati kepada kepala daerah. Dan jangka panjangnya akan memberikan suarnya kepada capres atau caleg yang didukung oleh kepala daerah. Sekali lagi, kadang masyarakat kita, elit kita itu tidak sabaran untuk menunggu kepastian dukungan tersebut. Sehingga harus melanggar begitu. Itu bagi saya malah berakibat tidak baik. Padahal sebetulnya masyarakat sudah punya apresiasi terhadap apa yang dilakukan olehnya. Begitu mas Rizky. Rizky Elsinta : Ya. Kadang kan kalo kita berbicara masalah ASN kan kalo kita melihat dari AFN sudah, kemudian di atasnya ee untuk kepala daerah se setingkat camat begitu ya, dilingkungan kecamatan setempat. Kemudian sudah diketahui bahwa camatnya ini merupakan pendukung dari paslon mana kan sudah bisa diketahuii pak agus ya. Kemudian data dari ee masing-masing perangkat yang dibawah ini kan terkadang sumpang begitu kan. Tidak memebrikan suaranya dan sebaginya begitu. Kalau sudah seperti ini bagaimana pak Agus ? Agus M. Fauzi: Menurut saya kalau ada ASN, atau Kabag atau kepala dinas yang sudah menjurus di dukungan, itu menurut saya harus segera diberi peringatan. Tidak cukup administrative, tetapi bahwa hal itu akan berpengaruh tidak baik dalam karirnya. Bisa-bisa beliau diberhentikan dari jabatannya, bahkan dari statusnya dia sebagai ASN. Jelas , sekali lagi ASN, dimanapun tingkatnya itu dilarang untuk terlibat dalam proses kampanye. Di sini adalah ee kepala daerah harus tau bahwa yang menjadi bawahannya tidak semuanya diperbolehkan dalam dukung-mendukung. Tetapi kalau sekali lagi, kalau kepala desa apalagi apaa, mereka jelas-jelas ada kedekatan dengan berbagai politik, meskipun tidak sama dalam satu kabupaten, ini adalah sebuah peluang emas bagi kepala daerah. Untuk melakukan pendekatan ee selanjutnya akan sangat mungkin mereka mengikuti. Selama ada kebaikan dari kepala daerah. Begitu mas Rizky. Rizky Elsinta : Ya baik. Pak Agus terakhir, ada harapan yang ingin disampaikan pak Agus ee kepada kepala-kepala daerah yang ee masih ee kedapatan ya mendukung ee salah satu paslon da-dalam gelaran kampanye menjelang pilpres 2019 dan juga pileg ini pak Agus silahkan. Agus M. Fauzi: Ya, harapan saya karena mulai 23 September sudah kampanye secara terbuka, siapapun yang diperbolehkan sebetulnya boleh untuk melakukan kampanye. Dan pada hasilnya adalah sorotan untuk kepala daerah, segera saja mengajukan cuti kampanye dan memilih hari-hari yang diperbolehkan. Sesudah itu mereka tidak harus inervensi terhadap birokrasi yang ada, begitu juga Camat yang ada, tetapi banyak peluang suara untuk capres-capresnya ataupun calon legislatifnya di luar struktur yang ada di birokrasi. Ketika itu masih saya percaya, meskipun para ASN itu tidak mendukung partai ataupun capresnya karena jumlahnya lebih banyak. Sangat mungkin yang diusung secara ee bermartabat tersebut oleh kepala daerah akan menghasilkan kemenangan, siapa pun calonnya tersebut. Rizky Elsinta : He hem. Ya baik pak Agus, terimakasih waktunya sudah menjelaskannya. Kita bersama-sama bagaimana kedepan nanti para kepala daerah ini menyadari posisinya dan ee pelanggaran-pelanggaran waktu kampanye dan pilpres nanti tidak terulang kembali pak Agus ya. Agus M. Fauzi: Terimakasih mas Rizky. Rizky Elsinta : Selamat siang pak Agus Agus M. Fauzi: Selamat siang