DISUSUN OLEH :
NAMA : LOLA YULIANTI M.
NO. ABSEN : 21
KELAS : X IPS 4
LAPORAN KEGIATAN
WAJIB KUNJUNGAN MUSEUM
“Museum Universitas Islam Indonesia dan Museum Ullen Sentalu”
Rabu, 11 September 2019
Hari, Tanggal :
Tempat : SMA Negeri 2 Playen
........................................ .......................................
ii
KATA PENGANTAR
Lola Yulianti M.
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang diadakan Wajib Kunjungan Museum ini agar siswa SMA N
2 Playen mengenal sejarah perjuangan rakyat Indonesia pada masa lalu. Siswa
SMA N 2 Playen juga diharapkan tidak menganggap Wajib Kunjungan Museum
sebagai rekreasi, tetapi menganggap Wajib Kunjungan Museum sebagai sarana
belajar sejarah dengan cara mendatangi secara langsung museum-museum yang
ada di Indonesia.
Wajib Kunjungan Museum dipilih untuk menambah ilmu pengetahuan
siswa SMA N 2 Playen tentang sejarah. Siswa SMA N 2 Playen dituntut untuk
aktif menggali informasi di museum. Wajib Kunjungan Museum dilakukan untuk
memberikan gambaran kepada siswa SMA N 2 Playen kelas X jurusan IPS tentang
sejarah perjuangan rakyat Indonesia.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Candi ini ditemukan secara tidak sengaja pada 11 Desember 2009
ketika tengah diadakan penggalian untuk fondasi proyek pembangunan
perpustakaan UII. Candi ini tekubur sekitar lima meter di bawah tanah.
Seperti Candi Sambisari, Candi Morangan, dan Candi Kedulan,
candi ini diperkirakan terkubur bersamaan akibat letusan Gunung Merapi di
dekatnya yang meletus sekitar seribu tahun yang lalu. Penemuan candi ini
merupakan penemuan arkeologi yang paling menarik di Yogyakarta baru-
baru ini, serta menimbulkan spekulasi mengenai kemungkinan adanya
candi-candi lain yang masih terkubur oleh lahar dan debu vulkanik Gunung
Merapi.
Penelitian lebih lanjut dan penggalian arkeologi dilakukan oleh
Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Yogyakarta. Candi ini jelas
bersifat Hindu Siwaistik, dan berdasarkan gaya ukiran dan arca menunjukan
bahwa candi ini dibangun pada kurun waktu abad ke-9 sampai ke-10 pada
masa Kerajaan Mataram Kuno.
Candi ini pada saat pertama kali ditemukan dikenal oleh masyarakat
luas sebagai Candi UII (Candi Universitas Islam Indonesia), karena
ditemukan di lingkungan Kampus UII. BP3 menamai candi ini Candi
Kimpulan berdasarkan nama desa setempat. Akan tetapi Yayasan Badan
Wakaf UII mengusulkan nama lain, Pustakasala yang berarti
"perpustakaan" dalam bahasa Sanskerta. Maksud penamaan ini untuk
menekankan sejarah penemuan candi di tempat yang semula hendak
dibangun perpustakaan. Nama ini juga untuk menggambarkan nuansa
pendidikan universitas, ditambah lagi arca Ganesha yang ditemukan di situs
dikenal sebagai dewa ilmu pengetahuan, intelektual, dan kebijaksanaan.
Candi ini jelas bersifat Hindu Siwaistik. Akan tetapi arsitektur candi
ini tidak lazim, lain daripada gaya candi-candi yang lazim ditemukan di
kawasan ini. Tidak seperti candi bergaya Jawa Tengah lainnya, tubuh candi
dan atap dari batu tidak ditemukan. Candi ini berukuran kecil dan sederhana
ukiran hiasannya. Candi ini hanya terdiri dari beberapa bujur sangkar
landasan candi berpagar serta tangga dan celah masuk berhias antefiks
berukir Kala. Ruang dalam terdapat arca Ganesha, Nandi, dan Lingga-Yoni.
Sejauh ini para ahli menduga bahwa gaya arsitektur dan sejarah
candi ini bersifat sederhana. Tubuh, tiang, dan atap candi kemungkinan
besar terbuat dari kayu atau bahan organik lainnya yang mudah lapuk dan
telah musnah tanpa meninggalkan sisa. Bentuk asli candi ini mungkin
serupa dengan pura Hindu Bali dengan atap meru yang menjulang dari
3
bahan kayu, sirap, atau atap ijuk. Tidak seperti Candi Prambanan, candi
kerajaan yang megah dan berukir indah dan mewah, Candi Pustakasala
boleh jadi hanyalah candi desa sederhana yang dibangun masyarakat umum
di suatu desa di pinggiran ibu kota kerajaan.
4
perkelompok yang nantinya akan dipandu oleh pemandu khusus yang akan
menjelaskan sejarah mengenai benda dan karakter keraton Yogyakarta dan Solo
sembari berpindah dari satu ruangan ke ruangan lainnya secara kronologis.
Untuk mendapat layanan ini, pengunjung tidak mengeluarkan biaya tambahan
karena sudah masuk dalam tiket masuk di awal.
Ruang Koleksi Museum Ullen Sentalu dibagi dalam beberapa ruang.
Yang pertama Ruang Selamat Datang (Ruang Tamu). Kemudian ada Ruang
Seni dan Gamelan yang menyimpan seperangkat koleksi gamelan. Ruang
ketiga adalah Guwo Selo Giri yang menjadi ruang pamer lukisan tokoh kunci
yang mewakili empat kerajaan Dinasti Mataram. Selanjutnya Kampung
Kambang, bangunan unik yang dibangun di atas air yang menampilkan koleksi
batik, syair, hingga album hidup GRKay. Yang terakhir adalah Ruang Sasana
Sekar Buwana dan Koridor Letja Randa yang merupakan museum outdoor
yang memamerkan patung-patung Dewa dan Dewi dari abad ke-8 dan ke-9.
Pada akhir tur wisata museum ini, wisatawan akan ditawari jamu “Ratu
Mas”, yang ramuannya dibuat dari resep rahasia tujuh ramuan herbal, yang
dibuat oleh permaisuri ke Sultan Pakubuwono X. Minuman herbal ini
menjanjikan ketampanan dan kecantikan.
Setelah mengikuti tur kurang lebih selama 1 jam, wisatawan bisa
menikmati aneka hidangan lezat di Restoran Beukenhof yang memiliki
arsitektur gothic. Beberapa hidangan yang direkomendasikan adalah Lobster
Thermidor, Breaded Chicken Tender, dan Glazed Lamb Rack. Hidangan yang
lezat, tempat yang indah, serta alam yang asri pasti akan menjadikan sesi
bersantap menjadi semakin berkesan.
Kenapa Museum Ullen Sentalu dikatakan unik? Salah satu alasannya,
karena museum ini tak menggunakan bangunan kuno atau bangunan cagar
budaya sebagai tempat untuk memajang barang koleksi, melainkan
menggunakan bangunan baru di tengah kawasan hijau di Kaliurang, lereng
Gunung Merapi.
Museum Ullen Sentalu ini merupakan museum di Jogja yang
dikelola oleh Yayasan Ulating Blencong. Di museum kebudayaan ini, Kamu
tak akan menemukan label-label yang bertuliskan penjelasan tentang koleksi
yang ditampilkan. Inilah yang justru menjadi ciri khas Museum Ullen Sentalu.
Semua penjelasan akan disampaikan langsung oleh guide atau pemandu
museum.
Pasti lebih seru mendengarkan cerita langsung dari pemandu bukan,
dari pada harus membaca tulisan yang tak bernada? Bahkan di museum ini
5
setiap pemandu harus belajar terlebih dahulu tentang sejarah masa lalu,
khususnya yang berkaitan dengan barang-barang di museum tersebut. Jadi
jangan khawatir, karena informasi yang akan Kamu dapatkan di museum
ini nggak setengah-setengah. Di beberapa ruangnya juga terdapat barang
peninggalan dari zaman Mataram. Jadi jangan heran kalau pemandu tur di sini
juga tahu tentang sejarah Mataram di masa silam.
6
Namun keempatnya ditolak, dan ia memilih untuk menikah dengan seorang
tentara.
i. Sasana Sekar Bawana, yang berisi beberapa lukisan raja Mataram.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan isi laporan Kunjungan di Museum Universitas Islam Indonesia
dan Museum Ullen Sentalu, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal di
antaranya adalah :
1. Berdirinya Universitas Islam Indonesia (UII) tidak lepas dari para founding
father yang juga merupakan tokoh-tokoh nasional seperti Moh. Natsir, Prof.
KHA. Mudzakkir, Mohamad Roem, KH. Wahid Hasyim dan Dr. Mohammad
Hatta.
2. Nama museum yang terdengar unik ini ternyata merupakan singkatan dari
sebuah kalimat bahasa Jawa “Ulating blencong sejatine tataraning
lumaku”. Kalimat tersebut bermakna nyala lampu blencong (lampu yang
dipergunakan saat pertunjukkan wayang kulit) merupakan petunjuk manusia
dalam melangkah dan meniti kehidupan.
3. Di museum Ullen Sentalu, pengunjung juga akan dengan mudah melihat
berbagai lukisan, alat musik tradisional, kumpulan foto, arsip surat, hingga
kain-kain batik yang tersimpan dengan sangat rapi dan tertata apik.
B. Saran
Berdasarkan hasil observasi wajib kunjungan, penulis dapat memberikan
saran sebagai berikut :
1. Untuk Pihak Sekolah
Durasi yang diberikan untuk wajib kunjungan kurang lama, sehingga
pihak sekolah lebih baik menambah durasi untuk kegiatan kunjungan di tahun
berikutnya. Selain itu sebaiknya objek yang dikunjungi tidak hanya ke museum
saja, tetapi juga ke tempat-tempat wisata yang menarik agar para siswa tidak
bosan.
2. Untuk Pihak Siswa-Siswi
Siswa harus sadar untuk memperhatikan dan menaati apa yang
diarahkan oleh Pembina sehingga siswa dapat memahami tata cara pembuatan
laporan dengan benar.
8
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gudeg.net/direktori/7545/museum-uii-universitas-islam-indonesia.html/
Diunduh pada 17 September 2019