Fitrah Afdhal *
Disusun Oleh
Fitrah Afdhal
G1A1218033
Universitas Jambi
Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat Clinical Science Session (CSS) yang
berjudul “Diffusion Weigthed Imaging” sebagai salaah satu syarat dalam
mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di Ilmu Bagian Radiologi di Rumah Sakit
Umum Daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada dr. Ali Imran Lubis, Sp.Rad,
yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing penulis
selama menjalani Kepaniteraan Klinik Senior di Ilmu Bagian Radiologi di Rumah
Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada referat Clinical
Science Session (CSS) ini, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan referat ini. Penulis mengharapkan semoga referat ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Fitrah Afdhal
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul..................................................................................................... i
Halaman Pengesahan .......................................................................................... ii
Kata Pengantar .................................................................................................... iii
Daftar Isi.............................................................................................................. iv
BAB I Pendahuluan .......................................................................................... 1
BAB II Tinjauan Pustaka ................................................................................. 2
2.1 Definisi Diffusion Weighted Imaging .......................................................... 2
2.2 Mekanisme Diffusion Weighted Imaging .................................................... 2
2.3 Indikasi Diffusion Weighted Imaging .......................................................... 7
BAB III Kesimpulan ......................................................................................... 8
Daftar Pustaka ..................................................................................................... 9
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
pembatasan difusi adalah secara langsung tergantung pada struktur jaringan. Pada
stroke dini segera setelah terjadinya iskemia tapi sebelum terjadinya infark atau
kerusakan permanen pada jaringan otak, sel-sel membengkak dan menyerap air
dari ruang extraseluler. Ketika sel-sel penuh oleh molekul air dan dibatasi oleh
membran, maka diffusi yang terjadi akan terbatas dan nilai rata-rata difusi pada
jaringan tersebut akan berkurang.3-5
Gambaran dengan sekuen spin echo dapat memperlihatkan struktur dengan
tanda-tanda diffusi pada jaringan. Gambaran diffusi dapat diperoleh dengan lebih
efektif dengan mengkombinasikan dua pulsa gradient yang diapplikasikan setelah
eksitasi. Pulsa gradient digunakan untuk saling mempengaruhi jika spin-spin tidak
bergerak sementara spin-spin yang bergerak tidak dipengaruhi. Ini sebabnya
mengapa pada gambaran diffusi sinyal yang mengalami atenuasi terjadi pada
jaringan normal dengan pergerakan difusi yang random, dan sinyal yang
intensitasnya tinggi terjadi pada jaringan dengan difusi yang terbatas (restriksi)
misalnya pada stroke dini. Banyaknya atenuasi tergantung pada amplitudo dan
(mungkin) arah dari aplikasi gradien difusi.3-5
Pulsa gradient dapat diaplikasikan searah dengan sumbu X,Y, dan Z. Arah
difusi pada sumbu X,Y, dan Z dikombinasikan untuk menghasilkan gambaran
difusi weighted. Ketika gradien difusi hanya diaplikasikan sepanjang sumbu Y ,
atau pada arah sumbu X, perubahan sinyal yang terjadi hanya sedikit dan mungkin
hanya merefleksikan arah difusi pada axons. Istilah isotropic diffusion dipakai
untuk menggambarkan bahwa gradien difusi diaplikasikan pada ketiga sumbu
tersebut. Gradien difusi harus sangat panjang dan sangat kuat untuk dapat
memperoleh citra dengan pembobotan difusi (diffusion weighting).3-5
Citra DWI atau biasa juga disebut sebagai citra proton density (PD)
menggunakan rangkaian pulsa spin echo. Citra ini terjadi secara kesinambungan
dengan mekanisme pembobotan citra T1 dan T2, sehingga terdapat satu proses
yang ditingkatkan dan satu proses yang diturunkan maka citra DWI yang
dihasilkan akan dominan. DWI memaparkan area yang terdifusi terbatas dalam
molekul ekstraseluler air (H2O) pada jaringan yang terdapat kelainan didalamnya.
Area dengan signal yang tinggi terlihat dalam jaringan yang terdifusi terbatas
3
(abnormal). Peningkatan sensitifitas difusi diikuti dengan peningkatan b-value
dari molekul ekstraseluler air dalam jaringan. Biasanya rentang untuk pemberian
b-value adalah 500 s/mm2 sampai 1000 s/mm2 dalam pembobotan citra DWI
serta menggunakan waktu Short TE yang panjang. Adapun b-value dapat
dirumuskan sebagai berikut:
b = γ2 G2 δ2 (Δ–δ/3)
dengan b-value (s/mm2), γ adalah gyromagnetic ratio (MHz/T), G adalah
amplitude gradien difusi (mT/m), δ adalah durasi pulsa gradien (sekon) dan Δ
adalah waktu antar pulsa-pulsa (sekon).1,2
Semakin tinggi nilai ‘b’ value maka intensitas sinyal difusi dan sensitifitas
difusi akan meningkat, intensitas sinyal difusi yang meningkat pada jaringan otak
normal akan tampak lebih gelap pada citra otak yang ditampilkan.1
Penilaian intensitas sinyal difusi pada jaringan otak normal dinilai pada
white matter dan grey matter dan jika terdapat kelainan stroke maka jaringan otak
yang difusinya terbatas akan menghasilkan intensitas sinyal yang terlihat terang
dibandingkan jaringan yang normal. Untuk pencitraan difusi jika menggunakan
sekuen multishot maka perubahan phase akan berbeda untuk garis-garis yang
berbeda pada K space dan hal ini akan menghasilkan artefak yang terlihat
sepanjang phase direction. Karena alasan ini maka citra MRI dengan pembobotan
difusi pada umumnya diperoleh dengan teknik SE-EPI yang dilakukan dengan
gradient yang kuat. Echo tambahan yang dikenal sebagai navigator echo dapat
dihasilkan dan kemudian digunakan untuk mengkoreksi artefak selama post
processing.3-5
4
Gambar 2.1 DWI b = 0.5
5
Gambar 2.2 DWI b = 5005
6
Gambar 2.3 DWI b = 1000.5
2.3 Indikasi
7
BAB III
KESIMPULAN
8
DAFTAR PUSTAKA