Anda di halaman 1dari 3

Pria Bawa Kapak Bubarkan Acara Kebaktian.

Bukti Toleransi Beragama Makin Terkikis

Terbentang dari Sabang sampai Merauke yang terdiri dari beribu-ribu pulau,
suku dan bahasa, sudah seharusnya tiap-tiap warga Indonesia paham betul betapa
pentingnya menghargai perbedaan supaya bisa hidup berdampingan. Termasuk
persoalan agama. Seperti yang diketahui bersama, isu agama tampaknya jadi makin
sensitif dan meruncing beberapa tahun belakangan ini. Orang jadi sering mengkritik
dan menghakimi orang lain dengan mengatasnamakan agama. Toleransi antar umat
beragama yang dulu seringkali digembar-gemborkan jadi kekuatan negeri ini,
sekarang tampaknya jadi barang yang begitu mahal.

Seperti kejadian beberapa waktu yang lalu, lagi-lagi jagat maya dihebohkan
dengan video yang mempertontonkan seorang pria ngamuk dengan membawa kapak
dan gergaji besi. Berdasarkan keterangan dalam video tersebut, pria yang
belakangan diketahui bernama Nasoem Sulaiman alias Joker, marah lantaran merasa
terganggu dengan kegiatan ibadah kebaktian yang sedang berlangsung di selasar
sebuah rusunawa.
Hari yang cukup mencekam bagi beberapa anak yang sedang melaksanakan
kegiatan ibadah kebaktian di Rusunawa Pulogebang. Pasalnya, baru sekitar 10 menit
ibadah berlangsung, seorang pria berparas sangar marah- marah sambal membawa-
bawa kapak dan gergaji besi. Pria yang diketahui bernama Joker itu ingin acara
tersebut segera bubar. Kegiatan ibadah anak- anak itu digelar di selasar lantai 3 blok
F Rusunawa Pulogebang, Jakarta. Dalam video yang beredar, beberapa anak bahkan
terlihat menangis karena ketakutan.

Kabarnya Joker saat itu baru pulang dari bekerja sebagai tukang
bangunan. Mendengar anak-anak yang berisik saat kebaktian, ia pun emosi

Kepada Kompas, Kepala Unit Pengelola Rusunawa Pulogebang Ageng


Darmintono mengatakan, selain sebagai penghuni tetap rusun tersebut, Joker saat itu
memang terdaftar sebagai tukang yang mengerjakan renovasi di lantai 6. Saat baru
pulang, ia mendapati suara anak-anak yang sedang teriak-teriak. Karena merasa
terganggu, spontan ia langsung turun dan berusaha membubarkan ibadah tersebut
dengan berteriak marah serta masih membawa alat-alat kerjanya. Selain membawa
benda tajam, ia juga beberapa kali melontarkan kata-kata kasar dan cacian.

Kejadian ini kabarnya sudah ditangani pihak berwajib. Joker pun sudah
mengatakan menyesal dan meminta maaf

Sehari setelahnya, Kepala Unit Pengelola Rusun Pulogebang, Kepala Dinas


Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta, pihak kepolisian, dan
tokoh masyarakat setempat telah melakukan mediasi untuk membahas masalah ini.
Apalagi seperti dikonfirmasi Suara pembaruan, kejadian pembubaran sepihak
seperti itu sudah berlangsung tiga kali. Menurut Ageng Darmintono, Kepala Unit
Pengelola Rusun, Joker mengaku jika dirinya menyesali perbuatannya.
Permasalahan ini pun dianggap selesai setelah Joker dan warga setempat sepakat
berdamai. Tak tanggung-tanggung, pihak kepolisian juga mengancam akan
mengeluarkan Joker dari rusun kalau terbukti melakukan hal serupa lagi.

Sumber Artikel: www.suarasosmed.com, megapolitan.kompas.com, www.kompasiana.com

Anda mungkin juga menyukai