Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 11, No.

2, September 2016 29
ISSN 1858-4853

METODE NAIVE BAYES UNTUK PENENTUAN PENERIMA


BEASISWA BIDIKMISI UNIVERSITAS MULAWARMAN

Diasrina Dahri1), Fahrul Agus2), Dyna Marisa Khairina3)


1,2,3)
Program Studi Ilmu Komputer, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Universitas Mulawarman
Jalan Barong Tongkok Kampus Gunung Kelua Samarinda, Kalimantan Timur
Email : dias.rina@ymail.com1), fahrulagus@gmail.com2),

ABSTRAK

Kurang lebih 900 pendaftar beasiswa bidikmisi Universitas Mulawatman setiap tahun, menyebabkan
proses seleksinya berjalan lamban dan berpotensi tidak konsisten. Ketidakkonsistenan pada sistem penentuan
penerima menyebabkan tujuan penyelenggaraan beasiswa menjadi kabur, tidak transparan dan tidak tepat
sasaran. Penelitian ini bertujuan untuk membantu bagian proses seleksi dengan membuat aplikasi perangkat
lunak sistem pendukung keputusan untuk penentuan penerima beasiswa bidikmisi Universita Mulawarman.
Penentuan penerima beasiswa menggunakan beberapa kriteria antara lain: pekerjaan orang tua, penghasilan
orang tua, jumlah tanggungan, daya listrik (watt), dan nilai ujian nasional. Kelayakan calon penerima beasiswa
bidikmisi ditentukan dengan menerapkan metode Naïve Bayes. Metode ini dipilih karena mampu mempelajari
data kasus sebelumnya yag digunakan sebagai data uji. Penelitian ini telah menghasilkan sebuah aplikasi sistem
pendukung keputusan dengan tingkat akurasi sebesar 85.56%.

Kata Kunci : Beasiswa Bidikmisi, Sistem Pendukung Keputusan, Naive Bayes

1. PENDAHULUAN SPK secara umum didefinisikan sebagai sebuah


Latar Belakang sistem untuk mendukung para pengambil keputusan
Setiap lembaga pendidikan khususnya manajerial dalam situasi keputusan semiterstruktur.
universitas, terdapat banyak sekali jenis beasiswa SPK dimaksudkan menjadi alat bantu bagi para
yang ditawarkan kepada mahasiswanya. Salah satu pengambil keputusan untuk memperluas kapabilitas
jenis beasiswa yang ditawarkan Universitas mereka, namun tidak untuk menggantikan penilaian
Mulawarman yaitu beasiswa bidikmisi. Program mereka [12].
beasiswa ini diperuntukkan bagi para siswa SPK tidak dimaksudkan untuk
SMA/SMK/MA/MAK berprestasi yang telah lulus mengotomatisasikan pengambilan keputusan, tetapi
jalur SNMPTN, SMMPTN, dan SBMPTN di semua memberikan perangkat interaktif yang
jurusan Universitas Mulawarman namun berasal memungkinkan pengambilan keputusan untuk
dari orangtua/wali yang kurang mampu secara melakukan berbagai analisis menggunakan model-
ekonomi. model yang tersedia [8]. Model konseptual SPK
Calon penerima beasiswa bidikmisi yang dijelaskan pada Gambar 1. Adapun komponen –
mencapai lebih dari 900 calon dari semua jalur, komponen dari SPK yaitu :
menyebabkan proses penyeleksian secara manual 1. Data Management
dirasa kurang efektif, baik dalam mencapai tujuan Termasuk database, yang mengandung data
maupun dalam waktu penyeleksiannya. Dengan yang relevan untuk berbagai situasi dan diatur
demikian dibutuhkan suatu sistem yang dapat oleh software yang disebut Database
merekomendasi pihak penyeleksi beasiswa Management System (DBMS).
bidikmisi dalam membuat keputusan penerima 2. Model Management
beasiswa dengan cepat dan juga tepat sasaran. Melibatkan model finansial, statistikal,
Pada sistem yang dibuat, selanjutnya untuk management science, atau berbagai model
probabilitas tidak layak mendapatkan beasiswa kualitatif lainnya, sehingga dapat memberikan
akan didefinisikan sebagai C0 sedangkan untuk ke sistem suatu kemampuan analitis, dan
kelas layak mendapatkan beasiswa akan manajemen perangkat lunak yang dibutuhkan.
didefinisikan sebagai C1. Sistem pendukung 3. Communication
keputusan yang dibangun diharapkan dapat User dapat berkomunikasi dan memberikan
membantu tim penyeleksi penerima beasiswa perintah pada DSS melalui subsistem ini. Ini
bidikmisi dalam memilih penerima beasiswa yang berarti menyediakan antarmuka.
tepat sasaran. 4. Knowledge Management
Subsistem optional ini dapat mendukung
2. LANDASAN TEORI subsistem lain atau bertindak atau bertindak
2.1 Sistem Pendukung Keputusan sebagai komponen yang berdiri sendiri.
Decision Support System atau Sistem
Pendukung Keputusan yang biasa disingkat dengan
30 Vol. 11, No. 2, September 2016 Jurnal Informatika Mulawarman
ISSN 1858-4853

- Seleksi Masuk Perguruan Tinggi


Negeri (SNMPTN);
- Seleksi Bersama Masuk Perguruan
Tinggi Negeri (SBMPTN);
- Seleksi mandiri di 1(satu) PTN.
2. PTS dengan pilihan seleksi masuk di 1
(satu) PTS.

2.3 Metode Naïve Bayes


Naïve Bayes merupakan metode probabilistik
pengklasifikasian sederhana berdasarkan Teorema
Bayes dimana pengklasifikasian dilakukan melalui
training set sejumlah data secara efisien [3]. Naïve
bayes mengasumsikan bahwa nilai dari sebuah
Gambar 1. Model konseptual SPK input atribut pada kelas yang diberikan tidak
(Sumber : Subakti , 2002) tergantung dengan nilai atribut yang lain [11].
Teorema Bayes sendiri dikemukakan oleh ilmuwan
2.2 Beasiswa Bidikmisi Inggris Thomas Bayes, yaitu memprediksi peluang
Dijelaskan di dalam Pedoman di masa depan berdasarkan pengalaman di masa
Penyelenggaraan Bantuan Biaya Pendidikan sebelumnya sehingga dikenal sebagai Teorema
Bidikmisi oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Bayes. Dimana persamaan Teori Bayes tersebut
Tinggi, Program Bantuan Biaya Pendidikan adalah:
Bidikmisi yang dimulai peluncuran programnya
pada tahun 2010 ini adalah bantuan biaya | = (1)
pendidikan bagi calon mahasiswa tidak mampu
secara ekonomi dan memiliki potensi akademik Dimana :
baik untuk menempuh pendidikan di perguruan X : Data dengan kelas yang belum diketahui
tinggi pada program studi unggulan sampai lulus C : Hipotesis data X merupakan suatu kelas
tepat waktu. spesifik
Adapun persyaratan bagi para calon pendaftar P (C|X) : Probabilitas hipotesis C berdasar kondisi
beasiswa bidikmisi [2]: X (probabilitas posterior)
1. Siswa SMA/SMK/MA/MAK atau bentuk lain P(C) : Probabailitas hipotesis C (probabilitas
yang sederajat yang akan lulus pada tahun prior)
2014; P(X|C) : Probablitas X berdasarkan kondisi pada
2. Lulusan tahun 2013 yang bukan penerima hipotesis C
Bidikmisi dan tidak bertentangan dengan P(X) : Probabilitas X
ketentuan penerimaan mahasiswa baru di
masing-masing perguruan tinggi; Untuk menjelaskan teorema Naive Bayes,
3. Usia paling tinggi pada saat mendaftar adalah perlu diketahui bahwa proses klasifikasi
21 tahun; memerlukan sejumlah petunjuk untuk menentukan
4. Tidak mampu secara ekonomi dengan kriteria: kelas apa yang cocok bagi sampel yang dianalisis
a. Siswa penerima Beasiswa Siswa Miskin tersebut [9]. Karena itu, teorema bayes pada
(BSM); persamaan (1) disesuaikan menjadi persamaan (2) :
b. Pemegang Kartu Pengaman Sosial (KPS)
atau sejenisnya; …. ∨
c. Pendapatan kotor gabungan orangtua/wali | 1… = (2)

(suami istri) sebesar-besarnya
Rp3.000.000,00 per-bulan. Untuk Dimana Variabel C merepresentasikan kelas,
pekerjaan nonformal/informal pendapatan sementara variabel X1 ... Xn merepresentasikan
yang dimaksud adalah rata-rata karakteristik petunjuk yang dibutuhkan untuk
penghasilan per bukan dalam satu tahun melakukan klasifikasi atau kriteria. Maka rumus
terakhir; dan atau tersebut menjelaskan bahwa peluang masuknya
d. Pendapatan kotor gabungan orangtua/wali sampel karakteristik tertentu dalam kelas C
dibagi jumlah anggota keluarga sebesar- (Posterior) adalah peluang munculnya kelas C
besarnya Rp750.000,00 setiap bulannya; (sebelum masuknya sampel tersebut, seringkali
5. Pendidikan orang tua/wali setinggi-tingginya disebut prior), dikali dengan peluang kemunculan
S1 (Strata 1) atau Diploma 4. karakteristik-karakteristik sampel pada kelas C
6. Berpotensi akademik baik berdasarkan (disebut juga likelihood), dibagi dengan peluang
rekomendasi kepala sekolah. kemunculan karakteristik-karakteristik sampel
7. Pendaftar difasilitasi untuk memilih salah satu secara global ( disebut juga evidence). Karena itu,
diantara PTN atau PTS dengan ketentuan: rumus diatas dapat pula ditulis secara sederhana
1. PTN dengan pilihan seleksi masuk: pada persamaan (3) :
Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 11, No. 2, September 2016 31
ISSN 1858-4853

! " # Keterangan :
= !$ #! %!
(3)
P : Peluang
Xi : Atribut ke-i
Nilai Evidence selalu tetap untuk setiap kelas xi : Nilai atribut ke-i
pada satu sampel. Nilai dari posterior tersebut C : Kelas yang dicari
nantinya akan dibandingkan dengan nilai nilai cj : Sub kelas C yang dicari
posterior kelas lainnya untuk menentukan ke kelas µ : Mean, menyatakan rata-rata dari seluruh
apa suatu sampel akan diklasifikasikan. Penjabaran atribut
lebih lanjut rumus Bayes tersebut dilakukan dengan σ : Standar Deviasi, menyatakan varian dari
menjabarkan (C|X1,…,Xn) menggunakan aturan seluruh atribut
perkalian sebagai berikut : > : 3.141592654
: 2.718281828
| 1, … , = 1, … , |
1| 2, … , | , 1 Naïve Bayes merupakan metode yang
1| 2| , (1 3, … , | , 1, 2 menggunakan pendekatan probabilitas untuk
1| 2| , 1 3, … , | , 1, 2, 3 menghasilkan klasifikasi. Metode ini
1| … | , 1, 3, … , −1 menggabungkan probabilitas term dengan
probabilitas kategori untuk menentukan
Dapat dilihat bahwa hasil penjabaran tersebut kemungkinan kategori berhasil. Dari penjelasan
menyebabkan semakin banyak dan semakin mengenai algoritma naïve bayes, dapat disimpulkan
kompleksnya faktor-faktor syarat yang langkah-langkah pengerjaan Naïve Bayes adalah
mempengaruhi nilai probabilitas, yang hampir [3]:
mustahil untuk dianalisa satu persatu. Akibatnya, Tentukan data latih dan data uji yang ingin
perhitungan tersebut menjadi sulit untuk dilakukan. diklasifikasikan. Menghitung P(Ci) yang
Disinilah digunakan asumsi independensi yang merupakan probabilitas prior untuk setiap sub kelas
sangat tinggi (naïf), bahwa masing-masing kriteria C yang akan dihasilkan menggunakan persamaan:
(X1,X2,…,Xn) saling bebas (independen) satu
sama lain. Dengan asumsi tersebut, maka berlaku ?
persamaan (4) : = @
(7)

∩ + + Dimana Si adalah jumlah data training dari


| + = =
+ + kategori Ci, dan s adalah jumlah total data training.
Menghitung P(Xi|Ci) yang merupakan probabilitas
= posterior Xi dengan syarat C menggunakan
persamaan (5). Apabila xi merupakan data numerik,
Untuk i /= j, sehingga maka untuk mengitung P(Xi|Ci) menggunakan
distribusi gaussian yang terdapat pada persamaan
| , + = ∨ (4) (6).
Memaksimalkan P(Xi|Ci).P(Ci) untuk
Dari persamaan (4) dapat disimpulkan bahwa mendapatkan kelas C yang ingin diklasifikasikan
asumsi independensi naïf tersebut membuat syarat dengan cara mengalikan P(X|Ci) dan P(Ci) untuk
peluang menjadi sederhana, sehingga perhitungan semua kemungkinan klasifikasi :
menjadi mungkin untuk dilakukan. Selanjutnya
penjabaran P(C|X1,…,Xn) dapat disederhanakan ∏/ | ….(8)
menjadi persamaan (5) :
2| 3| … Dengan kata lain, hasil yang ditetapkan ke
| 1, … , = 1| dalam kelas Ci adalah yang mempunyai
=∏ / | (5) P(Xi|Ci)P(Ci) maksimum.
Keterangan :
∏/ | = Perkalian rating antar atribut 2.4 Flowchart Diagram Proses Perhitungan
Metode Naïve Bayes
Persamaan (5) merupakan model dari teorema Bagan alir (flowchart) merupakan teknik
Naïve Bayes yang selanjutkan akan digunakan analistis yang digunakan untuk menjelaskan aspek-
dalam proses klasifikasi. Untuk klasifikasi dengan aspek system informasi secara jelas, tepat dan logis
data kontinyu atau numeric digunakan rumus [7]. Diagram alir dari proses perhitungan dengan
Densitas Gauss : menggunakan metode Naïve Bayes dapat dilihat
7 897:9; <
pada Gambar 2.
= 0 | = 1+ <=<9; (6)
2345 6
32 Vol. 11, No. 2, September 2016 Jurnal Informatika Mulawarman
ISSN 1858-4853

masuk ke halaman utama website beasiswa


bidikmisi.

b. Halaman Utama
Setelah user berhasil login, yang muncul di
awal adalah halaman utama website beasiswa
bidikmisi sebagai menu pertama. Halaman utama
bisa dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Tampilan Halaman Utama Website


Beasiswa Bidikmisi

c. Halaman Isi Biodata


Pada halaman ini, user diharuskan mengisi
Gambar 2. Flowchart Diagram Proses Perhitungan biodata yang tersedia. Biodata tersebut kemudian
Metode Naïve Bayes akan dihitung oleh sistem dengan menggunakan
metode Naïve Bayes. Hasil rekomendasi
3. HASIL PENELITIAN DAN layak/tidak layak user mendapat beasiswa akan
PEMBAHASAN langsung terlihat pada website administrator setelah
A. Implementasi Sistem user mengklik “Simpan” pada menu Isi Biodata.
Implementasi Sistem merupakan tahapan Lebih jelasnya tentang halaman Isi Biodata dapat
realisasi yang dilakukan setelah rancangan aplikasi. dilihat pada gambar 5.
Implementasi dilakukan untuk mengetahui hasil
dari rancangan sistem yang telah dibangun.
3.1 Desain Sistem User
a. Halaman Login
Menu halaman Login dibuat untuk calon
penerima beasiswa bidikmisi (user) jalur SNMPTN
di Universitas Mulawarman agar dapat masuk ke
halaman utama website beasiswa bidikmisi.
Tampilan halaman login user dapat dilihat pada
Gambar 5. Halaman Isi Biodata User
gambar 3.

3.2 Desain Sistem Admin


a. Halaman Login Administrator
Menu halaman login dibuat untuk admin
sebagai pengelola website beasiswa bidikmisi.
Tampilan halaman login admin dapat dilihat pada
gambar 6.

Gambar 3. Form Login User

Pada form login terdapat nomor peserta,


password, dan security code yang harus diisi oleh
user serta tombol “Login” untuk masuk ke halaman
utama website beasiswa bidikmisi. Jika nomor Gambar 6. Form Login Administrator
peserta, password, dan security code yang diisi user
benar, maka setelah mengklik “Login”, user akan Pada form login admin, terdapat username dan
password yang harus diisi oleh admin. Jika
username dan password yang diisi oleh admin
Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 11, No. 2, September 2016 33
ISSN 1858-4853

benar, maka setelah mengklik “Login”, admin akan e. Halaman Hasil Sistem
masuk ke halaman utama administrator. Halaman hasil sistem digunakan admin untuk
melihat hasil rekomendasi sistem apakah calon
b. Halaman Utama Administrator peserta tersebut layak/tidak layak mendapatkan
Halaman admin hanya dapat diakses oleh user beasiswa. Tampilan halaman hasil sistem dapat
yang mempunyai hak akses sebagai admin. Seorang dilihat pada gambar 10.
admin dapat melakukan berbagai pengaturan
terhadap website beasiswa bidikmisi, antara lain
mengelola pengumuman dan data user. Halaman
utama administrator dapat dilihat pada gambar 7.

Gambar 10. Halaman Hasil Sistem

B. Pengujian Sistem
Menyusun Kriteria dalam Bentuk Tabel Aturan
Tabel aturan dibuat untuk menentukan
Gambar 7. Halaman Utama Website Administrator penilaian dari masing-masing kriteria yang ada
disajikan pada Tabel 1. Dari kriteria tersebut akan
c. Halaman Data Calon Peserta diperoleh hasil layak/tidak layak calon penerima
Halaman data calon peserta digunakan admin beasiswa mendapatkan beasiswa. Tabel aturan
untuk melihat data calon peserta yang telah mengisi diperoleh dari data latih yang digunakan sebagai
biodata pada website beasiswa bidikmisi. Halaman acuan pehitungan data uji.
data calon peserta dapat dilihat pada Gambar 8.
Tabel 1. Contoh Tabel Aturan

Gambar 8. Halaman Data Calon Peserta

d. Halaman Proses Data


Halaman proses data digunakan admin untuk
melihat perhitungan yang dilakukan sistem dengan
menggunakan metode Naïve Bayes berdasarkan
data yang telah diinputkan oleh calon penerima Pendefinisian Variabel dan Kemungkinan
beasiswa pada menu “Isi Biodata” yang terdapat Klasifikasi Ci merupakan kelas hasil klasifikasi
pada website beasiswa bidikmisi. Tampilan dimana terdapat C0 yang merupakan kelas tidak
halaman proses data dapat dilihat pada gambar 9. layak menerima beasiswa dan C1 yang merupakan
kelas layak menerima beasiswa. X merupakan data
testing yang terdiri atas semua kriteria pemilihan
penerima beasiswa bidikmisi yaitu Xpekerjaan
orangtua, Xpenghasilan orangtua, Xtanggungan,
Xdaya listrik, dan Xnilai ujian.

Perhitungan Probabilitas Prior (P(Ci))


Dari 278 data latih yang digunakan, diketahui
kelas C0 (Tidak Layak) sebanyak 114 data, dan
kelas C1(Layak) sebanyak 164 data. Perhitungan
Gambar 9. Halaman Proses Data probabilitas prior untuk kemungkinan kelas tidak
34 Vol. 11, No. 2, September 2016 Jurnal Informatika Mulawarman
ISSN 1858-4853

layak menerima beasiswa berdasarkan persamaan Untuk menghitung setiap kemungkinan hasil
(7) : kriteria penghasilan orang tua untuk setiap
kemungkinan X termasuk dalam kelas Ci
A (P(XJumlah tanggungan|Ci)) dapat dilihat pada
P(C0) = 0.41
3BC tabel 4.
Tabel 4. Tabel Probablitas Jumlah Tanggungan
Sedangkan perhitungan probabilitas prior
untuk kemungkinan kelas layak menerima beasiswa
P(C1) berdasarkan persamaan (7) :

FA
P(C1) = 3BC = 0.59

Perhitungan Probabilitas Posterior X bersyarat


C (P(X|Ci))
Perhitungan probabilitas posterior dilakukan Untuk menghitung setiap kemungkinan hasil
pada data latih sejumlah 278 data dengan kriteria penghasilan orang tua untuk setiap
menggunakan X yang merupakan vektor untuk kemungkinan X termasuk dalam kelas Ci (P(XDaya
kriteria pemilihan penerima beasiswa bidikmisi listrik|Ci)) dapat dilihat pada tabel 5.
yaitu Xpekerjaan orangtua, Xpenghasilan orangtua,
Xtanggungan, Xdaya listrik, dan Xnilai ujian ∑ I J6 I KL < 3NO.PCO3PO
sehingga P(X|Ci) yang dijabarkan menjadi G2 = =
∑ @! J J"#IMIK O
P(XXPekerjaan orangtua, XXPenghasilan orangtua, = 10.65117923
XXTanggungan, XXDaya listrik, dan XXNilai Tabel 5. Tabel Probabilitas Daya Listrik
ujian |Ci) dan untuk setiap X dihitung
kemungkinannya terhadap Ci.
Untuk menghitung setiap kemungkinan hasil
kriteria pekerjaan orang tua untuk setiap
kemungkinan X termasuk dalam kelas Ci
(P(XPekerjaan orangtua|Ci)) dapat dilihat pada
tabel 2.
Tabel 2. Tabel Probabilitas Pekerjaan Orang Tua
Dikarenakan kriteria nilai ujian nasional
merupakan data numerik, maka untuk menghitung
setiap kemungkinan hasil kriteria nilai ujian
nasional untuk setiap kemungkinan X termasuk
dalam kelas Ci (P(XNilai ujian|Ci)) harus dihitung
menggunakan rumus Densitas Gauss pada
persamaan (6).
Nilai Probabilitas Nilai Ujian berdasarkan
kelas tidak layak menerima beasiswa.
Untuk menghitung setiap kemungkinan hasil
Mencari Nilai Rata-rata (Q)
kriteria penghasilan orang tua untuk setiap
kemungkinan X termasuk dalam kelas Ci ∑ I J6 I P P3.OC
(P(XPenghasilan orangtua|Ci)) dapat dilihat pada Q= = A
∑@! J J"#IMI
tabel 3.
Tabel 3. Tabel Probablitas Penghasilan Orang Tua = 45.1963158

Mencari nilai varian (G2)


Mencari nilai standar deviasi (G)

G = √16.81772846 = 3.263614442

Sehingga, rumus menghitung probabilitas


kriteria nilai ujian tidak layak mendapat beasiswa
adalah:
P(XNilaiujian|C0)=
7 VW9XY9Z;9YW7[\.]^_`]\a <
<. ]b._\]]c^<` (11)
√34O.3FOF AAA3

Nilai Probabilitas Nilai Ujian berdasarkan


kelas layak menerima beasiswa.
Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 11, No. 2, September 2016 35
ISSN 1858-4853

Mencari Nilai Rata-rata (Q) Tabel 7. Tabel Contoh Pengolahan Data Uji
∑ I J6 I BBFO.CF
Q = = = 47.34060976
∑@! J J"#IMI FA

Mencari nilai varian (G2)


∑ I J6 I KL < 3BA .3CdBOd
G2 = =
∑ @! J J"#IMIK FO Tahapan perhitungan contoh data uji tersebut
= 16.81772846 dilakukan sebagai berikut:
a. Pendefinisian variabel
Mencari nilai standar deviasi (G) Berdasarkan tabel 7, dapat dibuat definisi data
G = √16.81772846 = 4.100942387 uji X sebagai berikut:
X = {XPekerjaanOrangtua=Buruh, XPenghasilanOrangtua =750.001-
Sehingga, rumus menghitung probabilitas 1.000.000, XJumlahtanggungan=6, XDayalistrik=900,
kriteria nilai ujian layak mendapat beasiswa adalah: XNilaiujian=47.1}.
P(XNilai ujian|C1)
7 VW9XY9Z;9YW7[c.`[b_b^c_ <
<. ]_.a]cc<a[_
b. Pendefinisian Probabilitas Prior P(Ci)
= (12)
√34A. NNdA3OCB Hasil pendefinisian Probabilitas prior
dilakukan berdasarkan persamaan (7) menghasilkan
C. Pengujian Akurasi Sistem definisi untuk kelas tidak layak mendapatkan
Dilakukan uji coba terhadap 368 data, dimana beasiswa (P(C0)) diketahui sebesar 0.41 dan hasil
278 data digunakan sebagai data latih dan 90 data pendefenisian Probabilitas prior untuk kelas layak
digunakan sebagai data uji. Berdasarkan uji coba mendapatkan beasiswa (P(C1)) diketahui sebesar
yang telah dilakukan serta melakukan perbandingan 0.59.
terhadap data sebenarnya, tentunya akan terdapat
perbedaan. Dari perbedaan tersebut, akan dihitung c. Perhitungan Probabilitas posterior X dengan
nilai galat (error) dan nilai akurasinya. Nilai akurasi syarat Ci (P(X|Ci))
inilah yang akan menentukan kualitas dari aplikasi Untuk perhitungan data uji X pada tabel 10
yang telah dibuat. yang terklasifikasi ke dalam kelas tidak layak
Untuk menghitung tingkat akurasi sistem: menerima beasiswa P(X|C0) diketahui nilainya
Jumlah data uji = 90 untuk masing-masing kriteria adalah 0.035087719,
Jumlah data rekomendasi benar = 77 0.140350877, 0.02615789, 0.456140351.
Jumlah data rekomendasi salah = 13 Sedangkan untuk P(XNilai ujian|C0) harus dihitung
terlebih dahulu menggunakan persamaan (11).
eJf I"#IMI ! f! #I@ @I I"
Nilai Galat = x 100% P(XNilaiujian|C0) =
eJf I"#IMIJ6 7 VW9XY9Z;9YW7[\.]^_`]\a <
O <. ]b._\]]c^<`
= x 100% √34O.3FOF AAA3
dN
= 14.44%
7 [c.]7[\.]^_`]\a <
P(XNilai ujian|C0) = <. ]b._\]]c^<`
eJf I"#IMI ! f! #I@ g! I √34O.3FOF AAA3
Akurasi = x 100% `._<[b]`\``
eJf I"#IMIJ6
BB = 0.122239403 <].`b<`\a[\
= x 100% N.ANACOCFBO3
dN = 0.122239403
= 85.56% = 0.1449087284
Setiap nilai kriteria tersebut kemudian
Dari hasil pengujian yang dilakukan, aplikasi dikalikan:
SPK seleksi penerima beasiswa bidikmisi P(X|C0) = P(XPekerjaanOrangtua=Buruh|C0) x
mempunyai nilai galat sebesar 13.33 % dan tingkat P(XPenghasilanOrangtua=750.001- 1.000.000|C0) x
akurasi sebesar 86.67%. P(XJumlahtanggungan=6|C0) x P(XDayalistrik=900|C0) x
P(XNilaiujian=47.1|C0)
Perhitungan Manual
Berikut akan dicontohkan uji coba = 0.035087719 x 0.140350877 x 0.02615789
perhitungan manual untuk seleksi penerima x 0.456140351 x 0.1449087284
beasiswa bidikmisi dengan menggunakan metode = 0.0000085660
Naïve Bayes. Untuk melakukan perhitungan,
dibutuhkan masukan data uji yang diambil secara Untuk perhitungan data uji X yang
acak sebagai berikut. terklasifikasi ke dalam kelas layak menerima
beasiswa P(X|C1) diketahui nilainya untuk masing-
Tabel 6. Tabel Contoh Masukan Data Uji masing kriteria adalah 0.158536585, 0.280487805,
0.115853659, 0.243902439. Sedangkan untuk
P(XNilai ujian|C1) harus dihitung terlebih dahulu
menggunakan persamaan (12).
36 Vol. 11, No. 2, September 2016 Jurnal Informatika Mulawarman
ISSN 1858-4853

P(XNilaiujian|C1)= 2. Website dapat dikembangkan dengan tidak


7 VW9XY9Z;9YW7[c.`[b_b^c_ < hanya menghitung calon peserta yang terdapat
<. ]_.a]cc<a[_
√34A. NNdA3OCB di jalur SNMPTN, tetapi bisa dibuat
7 [c.]7[c.`[b_b^c_ < penambahan jalur SBMPTN atau jalur
P(XNilai ujian|C1) = <. ]_.a]cc<a[_
√34A. NNdA3OCB SMMPTN.
b.b\ca^`b\
= 0.17931583 ``._`\[\_^<
= 0.17931583 N.NNB 3 d O 5. DAFTAR PUSTAKA
= 0.097448218
Setiap nilai kriteria tersebut kemudian [1] Bustami. 2014. Penerapan Algoritma Naïve
dikalikan: Bayes Untuk Mengklasifikasi Data Nasabah
P(X|C1) = P(XPekerjaanOrangtua=Buruh|C1) x Asuransi. Jurnal Informatika. Vol. 8 No. 1.
P(XPenghasilanOrangtua=750.001- 1.000.000|C1) x Aceh.
P(XJumlahtanggungan=6|C1) x P(XDayalistrik=900|C1) x [2] Dikti. 2014. Pedoman Penyelenggaraan
P(XNilaiujian=47.1|C1) Bantuan Biaya Pendidikan Bidikmisi. Jakarta :
= 0.158536585 x 0.280487805 x 0.115853659 x Dikti.
0.243902439x 0.097448218 [3] Hadiyani. Eka Pratiwi. 2013. "Rancang
= 0.0001224456 Bangun Sistem Pendukung Keputusan Untuk
Pemilihan Anggota Terbaik AIESEC
Surabaya Dengan Menggunakan Metode
d. Pemaksimalan P(X|Ci)P(Ci)
Perhitungan pemaksimalan untuk Naive Bayes". Fakultas Sains dan Teknologi.
kemungkinan klasifikasi ke dalam kelas tidak layak Universitas Airlangga.
mendapat beasiswa adalah dengan mengalikan hasil [4] Kadir, Abdul. 2008. Tuntunan Praktis Belajar
P(X|C0) dengan P(C0): database Menggunakan MySQL. Yogyakarta:
P(C0|X) = P(X|C0) x P(C0) Andi Offset.
= 0.0000085660 x 0.41 [5] Kendall K. E & J. E. Kendall. 2003. Analisis
= 0.0000035121 dan Perancangan Sistem. Alih Bahasa oleh
Perhitungan pemaksimalan untuk Thamir Abdull Hasedh Al-Hamdany. Edisi 5.
kemungkinan klasifikasi ke dalam kelas layak. Jilid 1. Jakarta: Penerbit Pre Hallindo.
mendapat beasiswa adalah dengan mengalikan hasil [6] Khairina, D.M., Awang, H.K., & Welly, A.
P(X|C1) dengan P(C1): 2014. Implementation Of Naïve Bayes
P(C1|X) = P(X|C1) x P(C1) Methods In Recruitments Ship Officer.
= 0.0001224456 x 0.59 Prosiding Seminar Nasional Sains dan
= 0.0000722429 Teknologi Informasi. ISSN: 2355-536X.
Dari perhitungan di atas didapatkan hasil Makassar.
P(C0|X) adalah 0.0000035121 sedangkan P(C1|X) [7] Krismiaji. 2010. Sistem Informasi Akuntasi
adalah 0.000722429. Berdasarkan persamaan (8), Edisi 3. Yogyakarta: AMP YKPN.
dibuktikan bahwa P(C1|X) > P(C0|X), maka untuk [8] Kusrini. 2007. Konsep Aplikasi Sistem
contoh data uji X diklasifikasikan masuk ke dalam Pendukung Keputusan. Yogyakarta : Andi.
kelas layak menerima beasiswa bidikmisi. [9] Natalius, Samuel. 2010. Metoda Naïve Bayes
Classifier dan Penggunaannya pada
Klasifikasi Dokumen. Sekolah Teknik Elektro
4. KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat dan Informatika Institut Teknologi Bandung.
diambil kesimpulan sebagai berikut: Bandung.
1. Telah dibuat aplikasi Seleksi Penerima [10] Subakti, Irfan. 2002. Sistem Pendukung
Beasiswa Bidikmisi Universitas Mulawarman Keputusan. Institut Teknologi Sepuluh
dengan menggunakan metode Naïve Bayes. November. Surabaya.
2. Penelitian ini berhasil menerapkan metode [11] Tan, Pang-Ning., Steinbach, Michael., dan
Naïve Bayes untuk membantu menyeleksi Kumar, Vipin. 2006. Introduction to Data
penerima beasiswa bidikmisi, dengan tingkat Mining. Pearson Education. Boston.
akurasi sebesar 85.56%. [12] Turban, E., Aronso, J.E., & Liang, T.P. 2005.
Sistem pendukung Keputusan dan Sistem
Cerdas. Terjemahan Dwi Prabantini.
SARAN
Adapun beberapa saran yang dapat diajukan Yogyakarta : Andi.
antara lain: [13] Wasiati, Hera., Wijayanti, Dwi. 2014. Sistem
1. Website dapat dikembangkan dalam bentuk Pendukung Keputusan Penentuan Kelayakan
dinamis dan tentunya dapat dikembangkan ke Calon Tenaga Kerja Indonesia Menggunakan
tahapan yang lebih kompleks dan terperinci, Metode Naïve Bayes (Studi Kasus: Di PT.
termasuk pada penambahan kriteria-kriteria Karyatama Mitra Sejati Yogyakarta).
penunjang pemilihan keputusan agar hasil yang Indonesian Journal on Networking and
didapat lebih maksimal. Security Volume 3 No 2. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai