Anda di halaman 1dari 12

BAB III

PELAKSANAAN PROYEK

A. Pendahuluan
Pada dasarnya sumber daya proyek dikelompokkan menjadi 5 kelompok,
yaitu sebagai berikut :
1. Manusia (Man)
2. Bahan bangunan (Material)
3. Mesin/peralatan (Machine)
4. Metode/cara kerja (Methode)
5. Modal/uang (Money)
Sumber daya tersebut di atas pada umumnya tidak tersedia dengan melimpah
sehingga dapat menjadi kendala bagi pencapaian tujuan. Dengan proses
manajemen. Kendala-kendala tersebut dapat ditanggulangi dengan efektif dan
efisien.

B. Bahan Bangunan

Bahan bangunan merupakan unsur utama yang memegang peranan penting


dalam keberlangsungan suatu proyek/pekerjaan sipil, sehingga diperlukan suatu
ketentuan teknis dari suatu bahan bangunan agar dapat digunakan sebagai pedoman
dalam pelaksanaan konstruksi. Bahan bangunan yang dipakai harus dipilih dari
bahan yang berkualitas untuk memperoleh hasil yang maksimal.
Dalam pelaksanaanya banyak sekali bahan-bahan yang digunakan agar
pembangunan dapat dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun.
Dibawah ini adalah beberapa bahan bangunan yang paling dominan digunakan
dilihat dari volume dan banyaknya kebutuhan yang diperlukan adalah sebagai
berikut :

1. Bore pile 120 cm dan 180 cm

Bore pile saat ini banyak digunakan di Indonesia sebagai pondasi bangunan,
seperti jembatan, gedung bertingkat, pabrik atau gedung-gedung industri, menara,
dermaga, bangunan mesin-mesin berat, dll. Dimana semuanya merupakan
konstruksi-konstruksi yang memiliki dan menerima beban yang relatif berat.
Penggunaan Bore pile untuk konstruksi biasanya bertitik tolak pada beban berat
yang akan ditahan oleh pondasi, kedalaman tanah keras dan gaya gesek tanah.
Pondasi Bore pile adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk
menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ke tanah
penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu. Bore pile bentuknya panjang dan
besar ukuran diameter Bore pile sesuai kebutuhan yang di butuhkan untuk menahan
beban dan menyalurkan beban ke tanah yang keras. Bahan utama dari tiang adalah
baja (steel), dan beton. Bore pile yang terbuat dari bahan ini adalah dibor ke dalam
tanah dan dihubungkan dengan pile cap (poer).
Pada Proyek Jalan Tol BECAKAYU 2A Ujung ini digunakanlah jenis
pondasi Bore pile dengan variasi ukuran diameter sesuai kebutuhan beban yang
akan ditahan oleh pondasi.
Dikarenakan begitu pentingnya peranan dari pondasi Bore pile tersebut,
maka jika pembuatannya dibandingkan dengan pembuatan pondasi lain, pondasi
Bore pile ini mempunyai beberapa keuntungan sebagai berikut :
a. Mudah saat mengangkut peralatan.
b. Tidak mengganggu bangunan disekitar.
c. Pengoprasian yang mudah.
d. Kedalaman dan diameter pondasi sesuai dengan kebutuhan.
Secara umum pemakaian pondasi Bore pile dipergunakan apabila tanah
dasar dibawah bangunan tersebut tidak mempunyai daya dukung (bearing capacity)
yang cukup untuk memikul berat bangunan dan beban diatasnya, juga bila letak
tanah keras yang memiliki daya dukung yang cukup untuk memikul berat dari
beban bangunan diatasnya terletak pada posisi yang sangat dalam, dan pengaruh
gaya gesek tanah terhadap pondasi Bore pile. Dalam pengerjaan proyek ini dipakai
jenis pondasi Bore pile dengan diameter 120 cm dan 180 cm yang dikerjakan oleh
subcon dari PT.Trocon Indah Perkasa.
Gambar III.1 Pondasi Bore pile Diameter 120 cm

2. Besi Tulangan

Besi tulangan merupakan besi yang digunakan untuk penulangan konstruksi


beton atau yang lebih dikenal sebagai beton bertulang. Beton bertulang yang
mengandung batang tulangan dan direncanakan berdasarkan anggapan bahwa bahan
tersebut bekerja sama dalam memikul gaya-gaya. Beton bertulang bersifat unik
dimana dua jenis bahan yaitu besi tulangan dan beton dipakai secara bersamaan.
Tulangan menyediakan gaya tarik yang tidak dimiliki beton dan mampu menahan
gaya tekan. Secara umum besi beton tulangan mengacu pada dua bentuk yaitu besi
polos (plain bar) dan besi ulir (deformed bar/BJTD). Besi polos adalah besi yang
memiliki penampang bundar dengan permukaan licin atau tidak bersirip. Besi ulir
atau besi tulangan beton sirip adalah batang besi dengan bentuk permukaan khusus
berbentuk sirip melintang (puntir/sirip ikan) atau rusuk memanjang (sirip
teratur/bambu) dengan pola tertentu, atau batang tulangan yang dipilin pada proses
produksinya. Sirip-sirip melintang sepanjang batang baja tulangan beton harus
terletak pada jarak yang teratur. Serta mempunyai bentuk dan ukuran yang sama.
Bila diperlukan tanda atau huruf-huruf pada permukaan baja tulangan beton, maka
sirip melintang pada posisi di mana angka atau huruf dapat di abaikan . Sirip
melintang tidak boleh membentuk sudut kurang dari 45 derajat terhadap sumbu
batang, apabila membentuk sudut antara 45 sampai dengan 75 derajat, arah sirip
melintang pada satu sisi atau kedua sisi dibuat berlawanan. Bila sudutnya di atas 70
derajat arah berlawanan tidak diperlukan.
Secara umum berdasarkan SNI 03-2847-2002 tentang Tata cara
perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung, baja tulangan yang
digunakan harus tulangan ulir. Baja polos diperkenankan untuk tulangan spiral atau
tendon. Di samping mutu baja beton BJTP 24 dan BJTD 40 seperti yang ditabelkan
itu, mutu baja yang lain dapat juga spesial dipesan. Tetapi perlu juga diingat, bahwa
waktu didapatnya lebih lama dan harganya jauh lebih mahal. Guna menghindari
kesalahan pada saat pemasangan, lokasi penyimpanan baja yang spesial dipesan itu
perlu dipisahkan dari baja BJTP 24 dan BJTD 40 yang umum dipakai. Sifat-sifat
fisik baja beton dapat ditentukan melalui pengujian tarik. Sifat fisik tersebut adalah:
kuat tarik (fy) ,batas luluh/leleh, regangan pada beban maksimal, modulus elastisitas
(konstanta material), (Es)

a. Tulangan Polos

Baja tulangan ini tersedia dalam beberapa diameter, tetapi karena ketentuan
SNI hanya memperkenankan pemakaiannya untuk sengkang dan tulangan spiral,
maka pemakaiannya terbatas. Saat ini tulangan polos yang mudah dijumpai adalah
hingga diameter 16 mm, dengan panjang 12 m.

Gambar III.2 Tulangan Polos Ø13 dan Ø16


b. Tulangan Ulir

Berdasarkan SNI, baja tulangan ulir lebih diutamakan pemakaiannya untuk


batang tulangan struktur beton. Hal ini dimaksudkan agar struktur beton bertulang
tersebut memiliki keandalan terhadap efek gempa, karena akan terdapat ikatan yang
lebih baik antara beton dan tulangannya.

Gambar III.3 Tulangan Ulir D25

3. Beton

Sebuah bangunan yang baik, tidak dapat dikatakan sempurna jika belum
memenuhi 5 aspek, yakni aspek estetika atau keindahan dimana hal ini menjadi
nilai tambah bagi sebuah bangunan, aspek kekuatan dimana konstruksi dan struktur
dari bangunan menjadi tameng utama untuk memberi rasa aman bagi pemiliknya,
aspek manfaat dimana sebuah bangunan seharusnya mempunya manfaat dan fungsi
yang jelas dikarnakan apalah artinya bangunan jika tidak mempunyai manfaat dan
aspek efisiensi dimana perencanaan suatu bangunan harus benar benar matang serta
dibuat semurah dan seefisien mungkin namun tetap aman dan nyaman digunakan.
Dari kelima aspek diatas, yang akan menjadi titik berat pembahasan disini
adalah aspek kekuatan bangunan. Kekuatan bangunan yang dimaksud disini adalah
perencanaan konstruksi dan struktur yang baik agar dapat memikul beban
bangunan, baik itu beban bangunan yang membebani maupun beban dari bangunan
itu sendiri sehingga bangunan aman dan nyaman ditempati. Dari berbagai macam
struktur bangunan, beton atau juga disebut batu cair adalah salah satu struktur
bangunan yang penting untuk diperhatikan sehingga nantinya tidak ada kesalahan
yang dapat menyebabkan hal hal yang fatal.
Beton adalah sebuah bahan bangunan yang komposit yang terdiri dari
kombinasi agregat mineral pengisi pasir, kerikil, air dan pengikat semen Portland.
Pada saat ini, beton merupakan bahan bangunan yang paling banyak digunakan
dalam struktur bangunan di dunia. Beton digunakan dalam pembuatan jalan dan
perkerasan badan jalan, struktur bangunan, fondasi bangunan, jembatan jembatan
penyeberangan maupun tembok blok.

Membuat beton sebenarnya tidaklah sederhana hanya


sekedar
mencampurkan bahan-bahan dasarnya untuk membentuk
campuran yang
plastis sebagaimana sering terlihat pada pembuatan bangunan
sederhana.
Tetapi jika ingin membuat beton yang baik, dalam arti memenuhi
persyaratan
yang lebih ketat karena tuntutan yang lebih tinggi, maka harus
diperhitungkan dengan seksama cara-cara memperoleh adukan
beton segar
yang baik dan menghasilkan beton keras yang baik pula. Beton
segar yang
baik ialah beton segar yang dapat diaduk, dapat diangkut, dapat
dituang,
dapat dipadatkan, tidak ada kecenderungan untuk terjadi
pemisahan kerikil
dari adukan maupun pemisahan air dan semen dari adukan. Beton
keras yang
baik adalah beton yang kuat, tahan lama, kedap air, tahan aus,
dan kembang
susutnya kecil (Tjokrodimulyo 1996 : 2) Pada pembangunan
jalan ini diguanakan beton dengan (f’c) 30 Mpa yang di datangkan
dari Batching Plant milik PT. Pionirbeton yang merupakan supplier
beton di proyek Jalan Tol BECAKAYU 2A Ujung.

Gambar III.4 Beton

C. Peralatan Proyek

Peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan suatu proyek, baik alat berat
maupun alat ringan sangat menunjang dalam penyelesain suatu pekerjaan, alat
proyek ini digunakan untuk :
1. Meningkatkan kualitas suatu pekerjaan
2. Meningkatkan efisiensi dan produktifitas pekerjaan serta menghemat biaya
3. Mempercepat waktu penyelesaian pekerjaan
Dalam manajemen ini perlu diperhatikan masalah pengelolaan peralatan
proyek yang terdiri dari penyewaan, pembelian, dan masalah perawatan alat. Hal ini
untuk mengefektifkan keberadaan alat di lapangan. Adapun data-data yang perlu
diperhatikan adalah waktu pendatangan alat, lama penggunaan dan kondisi alat baik
melalui penyewaan maupun pembelian atau milik sendiri. Khusus alat-alat yang
dipinjam harus dicek kesesuaiannya dengan perjanjian peminjaman. Dan dalam
pembuatan perjanjian peminjaman harus jelas sehingga tidak merugikan salah satu
pihak. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi jenis alat yang diperlukan dalam
suatu proyek adalah sebagai berikut :
1. Besar kecilnya proyek
2. Metode pelaksanaan yang digunakan di lapangan
3. Jenis pekerjaan
4. Jenis dan besarnya volume pekerjaan yang ada
5. Jumlah waktu yang tersedia untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut
6. Kondisi dan keadaan di lapangan
7. Kapasitas kerja alat, biaya operasional dan jumlah unit yang tersedia
8. Kualitas hasil pekerjaan yang dihasilkan sehingga sesuai dengan keinginan
pemilik proyek
Berikut adalah alat-alat yang digunakan dalam proyek pembangungan
Jembatan Kolonel Sunandar :

1) Excavator

Ekskavator atau excavator (mesin pengeruk) adalah salah satu alat berat yang
terdiri dari mesin di atas roda khusus yang dilengkapi dengan lengan (arm), alat
pengeruk (bucket), keranjang dan rumah rumah dalam sebuah wahana putar dan
digunakan untuk penggalian (akskavasi).. Dilain hal, beberapa pekerjaan lain
dalam aplikasi excavator adalah; loading/unloading material dan lifting.
Excavator dilengkapi dengan beberapa attachment untuk aplikasi lain seperti
memindahkan tanah, mengangkat tanah dalam bucket dan ditaruh ke dump truck.
Pemilihan alat bergantung dari kemampuan alat tersebut pada suatu kondisi
lapangan tertentu. Perbedaan setiap alat gali adalah pada benda yang di bagian
depan, tetapi semua alat tersebut mempunyai kesamaan pada alat penggerak
yaitu roda ban atau crawler. Alat beroda crawler umumnya dipilih jika alat
tersebut akan digunakan pada permukaan kasar atau kurang padat. Selain itu juga
karena alat tersebut di dalam pengoprasiannya tidak perlu melakukan banyak
gerak.
Gambar III.5 Excavator

2) Crane

Crane adalah salah satu alat berat (heavy equipment) yang digunakan sebagai
alat pengangkat dalam proyek kontruksi. Crane bekerja dengan mengangkat
material yang akan dipindahkan, memindahkan secara horizontal, kemudian
menurunkan material ditempat yang diinginkan. Alat ini memilki bentuk dan
kemampuan angkat yang besar dan mampu berputar hingga 360 derajat dan
jangkauan hingga puluhan meter. Crane biasanya digunakan dalam pekerjaan
pekerjaan proyek, pelabuhan, perbengkelan, industri, pergudangan dll. Dalam
pengerjaan proyek dipakailah jenis crawler crane yang merupakan pesawat
pengangkat material yang biasa digunakan pada lokasi proyek pembangunan
dengan jangkauan yang tidak terlalu panjang. Tipe ini mempunyai bagian atas
yang dapat bergerak 360 Derajat. Dengan roda crawler maka crane tipe ini dapat
bergerak didalam lokasi proyek saat melakukan pekerjaannya.

Gambar III.6 Crane

3) Rotary Drilling

Rotary Drilling adalah salah satu alat berat untuk pengeboran yang
digunakan untuk berbagai variasi diameter, dimulai dari diameter 0,6 meter
sampai dengan 2,5 meter, dan juga kedalaman peneboran yang dapat
mencapai kedalaman 80 meter, dilengkapi dengan Kelly Bar Interloking
yang didesign dengan ketebalan lebih tebal dari biasanya agar tidak mudah
terplintir sewaktu pengeboran dilakukan, ditambah dengan mata bor
dirancang dengan bahan khusus yang dapat membelah batu biasa, batu
gunung bahkan batu granit sekalipun. Alat ini juga saangat efisien dalam
kegiatan pengeboran didalam proyek karena Rotary Drilling dilengkapi
dengan roda rantai dan mampu berputar 360º sehingga mempermudah
Rotary Drilling bergerak bebas ketitik yang akan dibor.
Gambar III.7 Rotary Drilling

4) Total Station

Total Station (TS) adalah alat yang digunakan dalam pemetaan dan konstruksi
bangunan. Total Station merupakan alat pengukur jarak dan sudut (sudut
horisontal dan sudut vertikal) secara otomatis. TS dilengkapi dengan chip
memori, sehingga data pengukuran sudut dan jarak dapat disimpan untuk
kemudian di download dan dioah secara komputasi. Total Station merupakan
semacam teodolit yang terintegrasi dengan komponen pengukur jarak elektrolit
(electronic distance meter (EDM)) untuk membaca jarak dan kemiringan dari
instrument ke titik tertentu.
Gambar III.8 Total Station

Anda mungkin juga menyukai