Anda di halaman 1dari 29

Rev.

28-05-06 75

MODUL II – B
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN ANSIETAS

Tsunami, gempa dan konflik yang berkepanjangan telah membawa dampak yang sangat
besar terhadap kesehatan fisik maupun psikologis pada masyarakat NAD dan Nias. Salah
satu contoh dampak psikologis adalah timbulnya ansietas.

Pengalaman kehilangan orang yang dicintai, harta benda dan lingkungan sosial saat
tsunami, gempa dan konflik dapat menyebabkan masyarakat NAD dan Nias rentan
mengalami ansietas.

Pada modul ini akan dibahas tentang asuhan keperawatan klien yang mengalami ansietas
dan koping individu tidak efektif.

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini saudara diharapkan mampu:
1. Melakukan pengkajian pasien dengan ansietas
2. Menetapkan diagnosa keperawatan pasien dengan ansietas
3. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan ansietas
4. Melakukan tindakan keperawatan pada keluarga pasien ansietas
5. Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam menangani masalah
ansietas
6. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasien dengan ansietas

B. Pengkajian Pasien dengan Ansietas

1. Pengertian

Ansietas adalah perasaan was-was, kuatir, atau tidak nyaman seakan-akan terjadi
sesuatu yang dirasakan sebagai ancaman. Ansietas berbeda dengan rasa takut.
Rev. 28-05-06 76

Takut merupakan penilaian intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya,


sementara ansietas adalah respons emosional terhadap penilaian tersebut.

Ansietas terbagi menjadi tiga macam yaitu: ansietas ringan, yang disebabkan
oleh ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang
menjadi waspada; ansietas sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan
pada hal yang dirasakan penting dan mengesampingkan hal yang lain sehingga
perhatian hanya pada hal yang selektif namun dapat melakukan sesuatu dengan
terarah; ansietas berat adalah jika seseorang mengalami pengurangan lapang
persepsi sehingga cenderung memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik
dan tidak dapat berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk
mengurangi ketegangan. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk
dapat memusatkan pada suatu area lain.

Ketika mengalami ansietas, individu menggunakan berbagai mekanisme koping


atau cara penyelesaian masalah, dan jika tidak dapat mengatasi ansietas secara
sehat dapat menyebabkan perilaku yang patologis, sehingga mengalami koping
individu yang tidak efektif.

Koping individu tidak efektif adalah keadaan dimana seorang individu mengalami
atau berisiko mengalami ketidakmampuan dalam menangani ansietas karena tidak
mempunyai kemampuan secara fisik, perilaku maupun kognitif.

2. Penyebab
Ansietas dapat disebabkan oleh:
a. Adanya perasaan takut tidak diterima dalam satu lingkungan
tertentu
b. Adanya pengalaman traumatis seperti trauma akan perpisahan,
kehilangan atau bencana
c. Adanya rasa frustrasi akibat kegagalan dalam mencapai tujuan
Rev. 28-05-06 77

d. Adanya ancaman terhadap integritas diri, meliputi ketidakmampuan fisiologis


atau gangguan terhadap kebutuhan dasar
e. Adanya ancaman terhadap konsep diri: identitas diri, harga diri, dan
perubahan peran.

3. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala pada Ansietas
Respons fisik yang mungkin ditemukan:
a. Sering napas pendek
b. Nadi dan tekanan darah naik
c. Mulut kering
d. Anoreksia
e. Diare/konstipasi
f. Gelisah
g. Berkeringat
h. Tremor
i. Sakit kepala
j. Sulit tidur
Respons kognitif:
a. Lapang persepsi menyempit
b. Tidak mampu menerima rangsang luar
c. Berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya
Respons perilaku dan emosi:
a. Gerakan tersentak-sentak
b. Bicara berlebihan dan cepat
c. Perasaan tidak aman

B. Tanda dan Gejala pada Koping Tidak Efektif


Apabila individu sudah mengalami koping yang tidak efektif maka tanda dan gejala yang
dijumpai adalah:
Rev. 28-05-06 78

a. Mengungkapkan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah atau meminta


bantuan
b. Menggunakan mekanisme pertahanan yang tidak sesuai
c. Ketidakmampuan memenuhi peran yang diharapkan: mengalami ketegangan
peran, konflik peran
d. Mengungkapkan tentang kesulitan kehidupan
e. Tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar: makan minum, kebersihan diri,
istirahat dan tidur, berdandan
f. Perubahan dalam interaksi sosial: menarik diri, tergantung, manipulatif, impulsif
g. Perilaku destruktif: merusak diri, penyalahgunaan zat
h. Sering sakit
i. Rasa khawatir kronis
j. Berbohong atau memanipulasi

C. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data-data yang ditemukan pada saat pengkajian, maka diagnosa
keperawatan:
1. Ansietas
2. Koping Individu Tidak Efektif

D. Tindakan Keperawatan
Saudara dapat memilih tindakan keperawatan berikut sesuai dengan kondisi pasien

1. Ansietas
a. Tindakan keperawatan untuk pasien:
1) Tujuan:
a) Pasien mampu mengenal ansietas
b) Pasien mampu mengatasi ansietas melalui tehnik relaksasi
c) Pasien mampu memperagakan dan menggunakan tehnik relaksasi untuk
mengatasi ansietas
Rev. 28-05-06 79

2) Tindakan keperawatan:
a) Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar
pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi.
Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling percaya
adalah:
(1) Mengucapkan salam terapeutik
(2) Berjabat tangan
(3) Menjelaskan tujuan interaksi
(4) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien
b) Bantu pasien mengenal ansietas:
(1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya.
(2) Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas
(3) Bantu pasien mengenal penyebab ansietas
(4) Bantu klien menyadari perilaku akibat ansietas
c) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa
percaya diri:
(1) Pengalihan situasi
(2) Latihan relaksasi:
(a) Tarik napas dalam
(b) Mengerutkan dan mengendurkan otot-otot
(3) Hipnotis diri sendiri (latihan 5 jari)
d) Motivasi pasien melakukan tehnik relaksasi setiap kali ansietas muncul
Sp 1 Pasien :
- Membina hubungan saling percaya
- Membantu pasien mengenal ansietas
- Mengajarkan tehnik relaksasi dengan pengalihan situasi.
- Memasukan ke jadual kegiatan harian pasien
Orientasi:

“Assalamualaikum pak, perkenalkan nama saya AW, panggil saya ibu A, saya perawat
yang akan merawat bapak dan datang kerumah bapak seminggu dua kali, yaitu hari rabu
dan Sabtu jan 10.00 pagi. “Nama bapak siapa, suka dipanggil apa?”
“Bagaimana perasaan bapak hari ini? Oh, jadi bapak merasa tidak nyaman?”, “Baiklah
Rev. 28-05-06 80

pak, kita akan berbincang-bincang tentang perasaan yang bapak rasakan. “Berapa lama
kita bincang-bincang? “Bagaimana kalau 30 menit”.”Dimana tempatnya pak?
Bagaimana kalau disini saja?”

Kerja:
“Apa yang bapak rasakan?, “Bagaimana perasaan itu bisa muncul?”. “Apa yang bapak
lakukan jika perasaan cemas itu muncul?”. “Oh, jadi bapak mondar-mandir dan banyak
bicara jika perasaan cemas dan tidak nyaman itu muncul”.”Ada peristiwa apa sebelum
cemas itu muncul? “Atau adakah hal-hal yang bapak pikirkan sebelumnya?” “Jadi
bapak akan merasa cemas jika ada pekerjaan bapak yang belum bisa bapak selesaikan.
Bisa kita diskusikan apa yang membuat pekerjaan bapak tidak selesai? Oh, jadi bapak
merasa beban kerja yang diberikan diluar kesanggupan bapak untuk menyelesaikannya. .
“Apakah sebelumnya bapak pernah mendapatkan beban kerja yang tinggi pula? Apakah
bapak bisa menyelesaikan pekerjaan tersebut? Wah, baik sekali, berarti dulu bapak
mampu menyelesaikan pekerjaan yang banyak. Bagaimana cara bapak menyelesaikan
pekerjaan itu waktu dulu?”. Baiklah pak, saya akan mengajarkan satu cara mengatasi
kecemasan bapak yaitu dengan mengalihkan ke hobi atau kegiatan yang Bapak senangi
seperti, mendengarkan musik, atau jalan-jalan di pantai. Aktivitas tersebut merupakan
cara untuk menukar suasana dan akhirnya dapat menurunkan kecemasan bapak. “Apa
hobi bapak? “, Oh bapak senang bercocok tanam di halaman!”Nah, bapak bisa jalan-
jalan di sekeliling rumah sambil memperhatikan tanaman bapak. Kira-kira jam berapa
bapak akan melakukan kegiatan ini setiap harinya? Jadi bapak akan melakukannya sore
sesudah sholat ashar.

Terminasi:
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bincang-bincang?”, Baiklah pak, jangan lupa
nanti jam empat atau jika nanti bapak merasa cemas coba bapak jalan-jalan ke
sekeliling rumah dan perhatikan tanaman-tanaman yang bapak tanam”. “Dua hari lagi
saya akan datang untuk mengajarkan latihan relaksasi, jam 10.00 yah Pak,
Assalamualaikum Wr Wb.”

Sp 2 Pasien:
- Mengevaluasi latihan pengalihan situasi
- Mengajarkan dan melatih latihan relaksasi tarik napas dalam
- Memasukan ke jadual kegiatan harian
Orientasi:
“Assalamualaikum Pak Ahmad, bagaimana perasaan bapak hari ini?’ Apakah bapak
sudah melatih cara mengalihkan situasi untuk menghilangkan kecemasan Bapak?’, Bisa
saya lihat jadual kegiatan harian bapak?“ Bagus sekali. Apakah perasaan cemas
berkurang? Hari ini saya akan mengajarkan bapak tentang latihan relaksasi dengan
tehnik tarik napas dalam.” Berapa lama kita akan berlatih pak? “Bagaimana jika 30
menit?” Dimana kita diskusi? “Bagaimana jika di taman bunga bapak?”
Rev. 28-05-06 81

Kerja:
Pak, coba bapak ulangi lagi apa yang bapak rasakan jika cemas muncul?”Ya, jadi bapak
merasa seluruh badan bapak tegang, baik fikiran maupun fisik, Nah, latihan relaksasi ini
bermanfaat untuk membuat fisik bapak relak atau santai. Dalam latihan ini bapak harus
memusatkan pikiran dan perhatian bapak pada pernapasan, gerakan mengembang dan
mengempisnya otot dada bapak saat bernapas . Bisa kita mulai pak?” Sekarang bapak
silahkan duduk bersila seperti saya. Pertama-tama: bapak tarik napas perlahan-lahan,
dalam hitungan satu, bapak pikirkan bahwa udara memasuki bagian bawah paru-paru
bapak, pada hitungan dua bapak bayangkan udara mengisi bagian tengah paru-paru
bapak dan pada hitungan tiga bapak bayangkan seluruh paru-paru bapak sudah terisi
dengan udara, setelah itu tahan napas dalam hitungan tiga setelah itu bapak
hembuskan udara melalui mulut dengan meniup udara perlahan-lahan. Nah, sekarang
bapak lihat saya mempraktekkanya. “Sekarang coba bapak praktekkan! “Wah, bagus
sekali bapak sudah mampu melakukannya. “ Ayo kita latih kembali selama lima sampai
10 kali. Bagus sekali.
Terminasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah latihan tarik napas dalam ini?”Jadi sudah berapa
cara yang kita pelajari untuk mengatasi kecemasan bapak, bisa bapak sebutkan?” Bagus
sekali.” Jam berapa bapak akan berlatih cara ini? Mari kita masukan ke jadual harian
bapak.”Setiap kali bapak mulai merasa cemas, bapak bisa langsung praktekkan cara ini.
Dan latih juga sesuai jadual yang sudah bapak buat. “Lusa saya akan datang lagi untuk
mengajarkan latihan yang lain yaitu dengan mengendurkan dan mengencangkan seluruh
otot bapa agar terasa rileks dan nyaman. Seperti biasa pak Jam 10.00 WIB.
Assalamualaikum Pak ahmad.

Sp 3 Pasien :
- Mengevaluasi latihan tarik napas dalam
- Mengajarkan dan melatih latihan mengerutkan dan mengendurkan otot
- Memasukan ke jadual kegiatan harian

Orientasi:
““Assalamualaikum Pak Ahmad, bagaimana perasaan bapak hari ini?’ Apakah bapak
sudah melatih kembali cara napas dalam untuk menghilangkan kecemasan Bapak?’Bisa
saya lihat jadual kegiatan bapak? Wah, bagus sekali, bagaimana perasaannya, lebih
baik?
“Hari ini kita akan mendiskusikan tentang latihan relaksasi dengan relaksassi otot.”
Berapa lama kita akan berlatih pak? “Bagaimana jika 30 menit?” Dimana kita diskusi?
“Bagaimana jika di ruang tamu ini saja?”
Kerja:
Dalam melakukan latihan relaksasi mengerutkan dan mengendurkan otot, yang perlu
diperhatikan adalah konsentrasi bapak terhadap gerakan-gerakan otot. Bapak jangan
memikirkan hal yang lain saat latihan ini hanya fokus pada otot, Baik Pak, kita mulai,
posisi duduk saja, namun harus santai. Otot yang akan kita latih mulai dari otot muka
sampai otot kaki. Baik pak kita mulai silahkan bapak kerutkan otot muka seperti ini,
Rev. 28-05-06 82

kemudian kendurkan, lagi pak?” kerutkan otot muka, kendurkan, Baik sekali, Nah
sekarang otot pungung pak, kerutkan otot punggung, kendurkan, mari kita ulangi sampai
tiga kali. Sekarang otot perut yah pak, silahkan kerutkan……kendurkan, Lagi pak,
sampai bapak merasa nyaman. Nah sekarang otot tangan yah Pak,
kerutkan….kendurkan. nah sekarang yang terakhir otot kaki, silahkan bapak kerutkan
kemudian kendurkan. Bagus sekali.
Terminasi:
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita latihan? Coba sebutkan berapa cara yang
dipelajari. Nah sekarang masukkan lagi cara barusan dalam jadwal.
”Hari Rabu depan saya akan mengajarkan bapak satu cara lagi yaitu dengan
menghipnotis diri sendiri. Jamnya sama ya, sampai jumpa. Assalamu’alaikum.

Sp 4 Pasien:  semua kata hipnotis dihilangkan


- Mengevaluasi latihan mengerutkan dan mengendurkan otot
- Mengajarkan dan melatih latihan relaksasi dengan tehnik diri sendiri (latihan 5
jari)
- Memasukan ke jadual kegiatan harian

Orientasi:
“Assalamualaikum Pak Ahmad, bagaimana perasaan bapak hari ini?’ Apakah bapak
sudah melatih 3 cara yang sudah kita pelajari? Cara mana yang paling bapak sukai?
Apakah cara itu dapat mengurangi kecemasan Bapak?’, “ Pak, hari ini kita akan
mendiskusikan tentang latihan relaksasi dengan menghipnotis diri sendiri atau latihan 5
jari.” Berapa lama kita akan berlatih pak? “Bagaimana jika 30 menit?” Dimana kita
diskusi? “Bagaimana jika di ruang ini saja?”
Kerja:
Baiklah Pak, Kita akan mulai latihan lima jari. Latihan ini berguna untuk mensugesti
pikiran bapak agar tidak terfokus pada kecemasan. Latihan ini berguna untuk
meningkatkan semangat, menimbulkan kedamain di hati bapak, dan dapat bapak lakukan
setiap kali bapak merasa tegang.” Bapak bisa lakukan latihan ini dengan berbaring,
mata ditutup, lingkungan harus tenang atau sunyi sehingga bapak bisa konsentrasi.
Baiklah Pak, langkah pertama, bapak sentuhkan ibu jari dengan telunjuk, sambil
melakukannnya, bapak kenang saat bapak merasa sehat, menikmati kegiatan fisik yang
menyenangkan, misalkan bapak bayangkan ketika bapak baru saja selesai mengikuti
pertandingan bulu tangkis dan bapak menjadi pemenangnya. Kedua, bapak sentuhkan
ibu jari bapak dengan jari tengah, sambil melakukannya, kenang saat bapak bersama
dengan orang yang Bapak sayangi (anak,orang tua, pasangan hidup,sahabat), Ketiga,
sentuhkan ibu jari bapak dengan jari manis dan bayangkan ketika bapak pertama
menerima pujian yang paling berkesan. Terakhir sentuhkan ibu jari bapak dengan
kelingking dan bayangkan bapak berada di satu tempat yang paling bapak sukai,
misalnya pantai, bayangkan bapak berjalan disekeliling pantai, kembangkan imajinasi
bapak. Nah, bapak masih ingat apa yang harus bapak bayangkan tiap ibu jari
bersentuhan dengan jari lainnya?” Sekarang silahkan bapak coba, saya akan mememani
bapak disini. Sudah Pak?’Bagus sekali bapak nampak santai saat melakukan latihan
ini.”
Rev. 28-05-06 83

Terminasi:
Bagaimana perasaan bapak setelah mempraktekkannya sendiri? Apa bapak merasa
rileks? .Coba bapak sebutkan lagi ada berapa cara yang sudah kita pelajari untuk
mengatasi cemas bapak. Seperti cara latihan yang lain, bapak bisa melakukan latihan
ini sendiri setiap kali bapak merasa tegang dan sesuai jadual. Seperti cara yang lain,
jam berapa akan bapak latih cara ini, silahkan bapak masukan ke dalam jadual kegiatan
harian bapak. Baiklah Pak, “Saya rasa latihan kita cukup, dua hari lagi saya akan
datang untuk melihat apakah kecemasan bapak sudah benar-benar berkurang.
“Assalamualaikum Pak!”

b.Tindakan keperawatan untuk keluarga


1) Tujuan:
e) Keluarga mampu mengenal masalah ansietas pada anggota keluarganya
f) Keluarga mampu memahami proses terjadinya masalah ansietas
g) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami ansietas
h) Keluarga mampu mempraktekkan cara merawat pasien dengan ansietas
i) Keluarga mampu merujuk anggota keluarga yang mengalami ansietas
2) Tindakan keperawatan
a) Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
b) Diskusikan tentang proses terjadinya ansietas serta tanda dan gejala
c) Diskusikan tentang penyebab dan akibat dari ansietas
d) Diskusikan cara merawat pasien dengan ansietas dengan cara mengajarkan
tehnik relaksasi :
(1) Mengalihkan situasi
(2) Latihan relaksasi : napas dalam, mengerutkan dan mengendurkan otot
(3) Menghipnotis diri sendiri (latihan 5 jari)
e) Diskusikan dengan keluarga perilaku pasien yang perlu dirujuk dan
bagaimana merujuk pasien

Sp 1 Keluarga:
- Membina hubungan saling percaya
- Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga
Rev. 28-05-06 84

- Menjelaskan proses terjadi, tanda dan gejala, penyebab ansietas pada


pasien
Orientasi:
“Assalamualaikum bu, perkenalkan nama saya AW, panggil saya ibu A, saya perawat
yang akan merawat bapak ahmad dan akan datang kerumah ibu seminggu dua kali,
yaitu hari rabu dan Sabtu jan 10.00 pagi. “Nama Ibu siapa, suka dipanggil apa?”
“Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Apa yang ibu rasakan selama merawat bapak
Ahmad?’, “Baiklah bu, kita akan berbincang-bincang kondisi bapak Ahmad. “Berapa
lama kita bincang-bincang? “Bagaimana kalau 30 menit”.”Dimana tempatnya bu?
Bagaimana kalau disini saja?”

Kerja:
“Menurut ibu apa yang diderita bapak Ahmad?” Yah, ibu benar, bapak Ahmad
menderita cemas yaitu adanya perasaan tidak nyaman, tidak berdaya dan tidak menentu,
Menurut ibu apa yang menyebabkan pak Ahmad menderita kecemasan?. Oh, begitu, jadi
bu, kecemasan muncul akibat adanya adanya perasaan takut tidak diterima di
lingkungan, adanya rasa frustasi karena tidak dapat mencapai tujuan dan adanya
ancaman terhadap diri pak Ahmad, contohnya adalah rasa takut akan tidak mampu
menjadi kepala rumah yang baik. Saat Pak Ahmad cemas, perilaku apa yang sering
muncul?” Selain perilaku yang ibu sebutkan tadi, tanda lain yang sering pula muncul
secara fisik adalah: sering napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, tidak napsu
makan, diare atau sulit buang air besar, dan tampak gellisah. Untuk tingkat konsentrasi
akan terlihat bahwa persepsi menyempit, tidak mampu menerima rangsang dari luar dan
hanya berfokus pada yang menjadi perhatian pak Ahmad. Sementara untuk perilaku dan
emosi akan terlihat adanya gerakan yang tersentak-sentak, bicara cepat dan berlebihan,
sulit tidur dan adanya perasaan tidak aman. Yach. Jadi Pak Achmad cemas. Dan perlu
dibantu agar teratasi

Terminasi:
“ Bagaimana perasaan ibu setelah kita diskusi?’ Bisa ibu ulangi lagi apa itu cemas dan
apa penyebab serta tanda-tandanya. Bagus sekali ibu sudah mampu menyebutkan. Nanti
ibu pikirkan lagi apa saja tanda dan gejala saat bapak Ahmad menderita cemas dan
kalau sudah terjadi ingatkan dia melakukan cara yang sudah kami ajarkan. Dua hari
lagi saya akan datang lagi untuk menjelaskan bagaimana cara merawat cemas Pak
Achmad, jam sepuluh yah Bu!”Assalamualaikum Wr Wb

Sp 2 Keluarga : Mengajarkan cara merawat pasien dengan latihan relaksasi


Orientasi:
Assalamualiakum Ibu, Bagaimana perasaan ibu hari ini?” Apakah Ibu melihat tanda-
tanda cemas pada Bapak Bapak Ahmad? Baiklah Bu, sesuai dengan kesepakan kita, hari
ini akan berbincang-bincang tentang cara merawat pak Ahmad yang mengalami
kecemasan. “Berapa lama kita akan diskusi Bu? Bagaimana kalau 30 menit. Di ruang
Rev. 28-05-06 85

tamu aja ya Bu?”

Kerja:
“Bu, untuk mengatasi kecemaan ada empat cara yang dapat kita lakukan, yaitu
pengalihan situasi, latihan tarik napas dalam, latihan relaksasi otot dan tehnik hipnotis
lima jari. Latihan- latihan ini berguna untuk mengurangi kecemasan, dan membuat kita
lebih rileks. Cara pertama yaitu dengan pengalihan situasi. Saat Pak Ahmad mulai
cemas coba ibu ajak pak Ahmad jalan-jalan ke tempat yang pak Ahmad sukai dan aman,
misalnya pak Ahmad kan suka berkebun yah Bu?, Cara kedua adalah dengan latihan
tarik napas dalam dimana ibu bantu pak Ahmad menarik napas dalam-dalam dalam
hitungan tiga, kemudian tahan napas dalam hitungan tiga dan terakhir keluarkan napas
sambil meniup dalam hitungan tiga. Pak Ahmad sudah dilatih Bu. Cara yang ketiga
adalah dengan latihan relaksasi otot, dimana pak Ahmad diminta mengerutkan dan
mengendurkan otot-ototnya dari otot bagian atas sampai otot paling bawah. Cara yang
keempat adalah dengan hipnotis diri sendiri dengan menggunakan kelima jari kita.
Caranya adalah pak Ahmad diminta untuk menyentuh ibu jari dan telunjuk sambil
membayangkan saat selesai berolah raga, kemudian ibu jari menyentuh jari tengah
sambil membayangkan ketika sedang jatuh cinta, menikah dan lainnya. Kemudian pak
Ahmad ibu minta untuk menyentuh ibu jari dengan jari tengah sambil membayangkan
saat pertama kali mendapat pujian yang palingberkesan terakhir sentuhkan ibu jari
dengan kelilingking dan bayangkan ketika berada di temapt yang paling kita sukai.
Kegiatan ini harus dilakukan di tempat yang tenang dan nyaman. Bagaimana Bu, sudah
jelas? Jadi ada 4 cara yang dapat Ibu bantu dilakukan pak Ahmad, dan semua sudah
masuk jadwal harian Pak Ahmad Tolong Ibu ingatkan untuk dilakukan dan beri pujian.
Terminasi:
Bagaimana perasaan ibu setelah kita diskusi tentang cara merawat pak ahmad?”Ibu
bisa mengingat-ingat cara cara tadi, ini saya berikan leaflet yang bisa ibu baca. Dua
hari lagi saya akan datang lagi,saya akan menemani ibu untuk mempraktekkan langsung
satu cara untuk mengatasi kecemasan.”Cara mana yang ibu pilih?” Oh, Jadi kita akan
latihan cara tarik napas dalam dulu, baiklah bu, untuk hari ini saya rasa cukup. “ada
yang masih ingin ibu diskusikan dengan saya?” Jika tidak, saya pamit Bu,
“Assalamualaikum. Sampai jumpa.”

Sp 3 Keluarga: Melatih keluarga merawat pasien dengan ansietas (tarik napas


dalam)
Orientasi:
Assalamualiakum Ibu, Bagaimana perasaan ibu hari ini?”apakah ibu sudah hapal cara-
cara merawat Bapak Ahmad melalui tehnik relaksasi?baiklah Bu, sesuai dengan
kesepakan kita, hari ini saya akan menemani ibu melatih pak ahmad cara tarik napas
dalam “Berapa lama kita akan latihan Bu? Bagaimana kalau 30 menit? Mana Pak
Ahmad? Ya, mari kita duduk bersama di sini.
Kerja
Rev. 28-05-06 86

Sebelumnya perawat sudah membuat kontrak dengan pasien.


Assalamualaikum Pak Ahmad, seperti yang suster katakan hari ini suster akan menemani
istri bapak untuk melatih bapak cara tarik napas dalam. Bapak bersedia kan?’” Silahkan
ibu mencoba. Wah, bagus sekali ibu sudah mampu melatih bapak Ahmad dengan benar.
Perawat dan keluarga pamit meninggalkan pasien
Terminasi:
Bagaimana perasaan ibu setelah melatih Pak Ahmad? Ibu bisa melatih cara ini setiap
kali ibu melihat pak Ahmad cemas. Dua hari lagi saya akan datang lagi,saya akan
menemani ibu untuk mempraktekkan langsung satu cara lain untuk mengatasi
kecemasan.”Cara mana yang ibu pilih?” Oh, cara menghipnotis tehnik lima jari, baiklah
bu, untuk hari ini saya rasa cukup. “ada yang masih ingin ibu diskusikan dengan saya?”
Jika tidak, saya pamit Bu, “Assalamualaikum.

Sp 3 keluarga ini diulangi untuk tehnik relaksasi yang lain


Sp 4 Keluarga : Merujuk pasien dengan ansietas
Orientasi:
“Assalamualaikum bu, bagaimana keadaan ibu hari ini? Sudah ibu latih kembali pak
Ahmad untuk mengatasi cemasnya?, “Wah, bagus sekali. Bagaimana kondisi Pak
ahmad? Jadi sudah tidak cemas ya? Hari ini saya akan menjelaskan tentang perilaku
bapak Ahmad yang harus segera ibu rujuk dan bagaimana cara merujuk,”Apa ibu masih
ingat? Dimana kita akan bicara? Berapa lama Bu?”
Kerja:
“Apa ibu masih ingat tanda dan gejala pak Ahmad jika cemasnya muncul?,”Bisa ibu
ulangi lagi?”Nah bu jika ibu melihat tanda-tanda seperti napas pendek, rasa tercekik
dan berdebar, sakit dada, pucat, hipotensi,tidak mampu berfokus pada hal lain, tidak
dapat berfikir logis, mengamuk dan marah,ketakutan, teriak-teiak, perilaku tidak
terkendali dan persepsinya kacau, Sebaiknya ibu langsung bawa pak Ahmad ke
puskesmas, disana saya akan membantu ibu mengatasi perilaku pak Ahmad, atau ibu
bisa bertemu perawat CMHN yang lain yaitu pak Saleh,dan juga bisa diperiksa dokter,
mungkin perlu makan obat. Jika kondisi pak Ahmad tidak membaik, kita akan rjuk pak
Ahmad ke RSU terdekat, disana ada psikiater yang akan menangani pak Ahmad.
Terminasi:
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita diskusi?’ Baik bu, jangan lupa jika pak Ahmad
sudah menunjukkan perilaku yang sudah kita diskusikan tadi, langsung ibu rujuk..
Baiklah bu, karena kondisi bapak Ahmad sudah membaik dan keluargapun sudah
mempunyai kemampuan untuk merawat pak Ahmad secara mandiri, Saya tidak lagi
datang kerumah ibu, Jika ada sesuatu ibu bisa menghubungi saya di puskesmas.
“Assalamualaikum bu,”
Rev. 28-05-06 87

2. Koping individu tidak efektif


a.Tindakan keperawatan untuk pasien:
1) Tujuan:
a) Pasien mampu mengenal koping individu tidak efektif
b) Pasien mampu mengatasi koping individu tidak efektif
c) Pasien mampu memperagakan dan menggunakan koping yang konstruktif
untuk mengatasi ansietas
2)Tindakan keperawatan
a) Kaji status koping yang digunakan oleh klien:
(1) Tentukan kapan mulai terjadi perasaan tidak nyaman, gejala, hubungannya
dengan peristiwa dan perubahannya.
(2) Kaji kemampuan untuk menghubungkan fakta-fakta pengalaman dan
perilakunya
(3) Dengarkan dengan cermat dan amati ekspresi wajah, gerakan tubuh,
kontak mata, posisi tubuh, intonasi dan intensitas suara
(4) Tentukan risiko terhadap membahayakan diri sendiri dan tindakan yg
dibutuhkan
b) Berikan dukungan jika pasien mengungkapkan perasaannya
(1) Jelaskan bahwa perasaan-perasaan yg dimilikinya memang sulit
(2) Jika individu menjadi pesimis,upayakan untuk lebih memberikan harapan,
pandangan realistis
c) Motivasi untuk melakukan evaluasi perilakunya sendiri
(1) Apa yang positif pada dirinya?
(2) Apa yang perlu ditingkatkan?
(3) Apa yang dipelajari tentang dirinya dan self reinforcement.
e) Bantu klien untuk memecahkan masalah dengan cara yang konstruktif
(1) Identifikasi masalah yang dirasakan
(2) Identifikasi penyebab masalah
Rev. 28-05-06 88

(3) Gali cara pasien menyelesaikan masalah di masa lalu


(4) Diskusikan beberapa cara menyelesaiakan masalah
(5) Diskusikan keuntungan dan kerugian dari setiap pilihan
(6) Bantu pasien memilih cara penyelesaian masalah yang berhasil
f) Ajarkan alternatif koping yang konstruktif seperti:
(1) Bicara terbuka dengan orang lain untuk kekuatan sosial
(2) Kegiatan fisik untuk pemulihan kekuatan fisik
(3) Melakukan cara berfikir yang konstruktif untuk kemampuan kognitif
(4) Melakukan aktivitas konstruktif untuk kekuatan psikomotor

Sp 1 Pasien:
- Membina hubungan saling percaya
- Membantu pasien mengenal koping yang tidak efektif
- Mengajarkan koping yang konstruktif: bicara terus terang dengan orang lain
Orientasi:
“Assalamualaikum pak, perkenalkan nama saya A, panggil saya ibu A, saya perawat
yang akan merawat bapak dan datang kerumah bapak seminggu dua kali, yaitu hari rabu
dan Sabtu jan 10.00 pagi. “Nama bapak siapa, suka dipanggil apa?”
“Bagaimaa persaan bapak hari ini? Oh, jadi bapak merasa kesal dan orang lain
memusuhi bapak?”, “Baiklah pak, kita akan berbincang-bincang tentang perasaan yang
bapak rasakan. “Berapa lama kita bincang-bincang? “Bagaimana kalau 20
menit”.”Dimana tempatnya pak? Bagaimana kalau disini saja?”

Kerja:
Sejak kapan bapak sering merasa kesal dan orang lain memusuhi bapak?” Sebelumnya
apakah bapak mempunyai masalah?”Oh, jadi bapak merasa ada perasaan tidak
nyaman dan cemas sebelum bapak kesal. Apa yang sudah bapak lakukan untuk
mengurangi kecemasan bapak tersebut?’Oh, jadi bapak belum melakukan apa-apa
untuk mengatasi kecemasan bapak. Pak, perilaku kesal,marah dan bermusuhan
bapak itu sebenarnya muncul akibat bapak tidak mendapatkan cara yang sehat
untuk mengatasi kecemasan bapak.”Pak, dengan. marah dan memusuhi orang lain
apakah masalah bapak selesai?’ Apakah kemarahan dan sikap bermusuhan dapat
mengurangi kecemasan bapak?’ Jadi, apa yang dapat simpulkan dari perilaku
bapak? Bagus sekali, jadi bapak sekarang sudah menyadari bahwa dengan marah
dan bermusuhan tidak akan menyelesaikan ataupun mengurangi kecemasan bapak,
malah akan menambah masalah baru. Sebelum ini, apakah bapak pernah
mempunyai masalah. dimana bapak berhasil mengatasi masalahnya?” Boleh saya
tau masalah apa itu pak? “ bagaimana cara bapak menyelesaikannya?” Oh, jadi
dulu kalau ada masalah, bapak lebih banyak mendekatkan diri pada Allah dan
Rev. 28-05-06 89

berdoa saat sholat malam, Perasaan bapak menjadi tenang?’ Bagus sekali pak,
apakah bapak punya cara yang lain?’. Oh, bapak juga dulu jika ada masalah pergi
memancing ikan? Menurut bapak, apa keuntungan cara memancing ikan dan
berserah diri pada Allah?, yah, baik sekali, apa yang bapak sebutkan. Pa, Jika saat
ini masalah bapak berhubungan dengan orang lain. Apakah dengan cara yang
bapak miliki tadi masalah bisa teratasi?’bagaimana orang yang sedang
bermasalah dengan bapak tersebut tau?”. Pak, untuk melegakan perasaan bapak,
sebaiknya bicarakan masalah bapak dengan orag lain. Bapk bisa bicara dengan
saya, atau dengan orang yang bapak nyaman bicara dengannya. Dengan siapa
bapak dekat?, oh dengan istri bapak? Bagimana kalau nanti kita berlatih untuk
mengungkapkan perasaan bapak pada istri bapak?’.

Terminasi:
“ Bagaimana perasaan bapak setelah kita diskusi?. Jika, bapak merasa kesal atau
marah, bapak bisa kembali memakai cara yang bapak miliki selama ini yaitu
mendekatkan diri pada Allah dan bicara terus terang dengan orang lain. Dua hari lagi
saya akan datang mendiskusikan tentang kegiatan bermanfaat yang dapat bapak
lakukan.”

Sp 2 Pasien :
- Mengevaluasi pelaksanaan tehnik bicara terus terang dengan orang lain
- Mengajarkan koping konstruktif: melakukan kegiatan yang konstruktif
- Memasukan ke jadual kegiatan harian
Orientasi:
“Assalamualaikum Pak, bagaimana perasaan bapak hari ini? “ Apakah muncul kembali
perasaan kesal bapak selama kita tidak bertemu?” Sudah bapak ungkapkan perasaan
bapak tersebut pada orang lain? Baiklah pak, hari ini kita kita akan mendiskusikan
tentang kegiatan bermanfaat yang biasa bapak lakukan dan langsung kita buat jadual
kegiatannya. Berapa lama kita diskusi? Dimana tempatnya Pak?’
Kerja:
Kegiatan apa yang biasa bapak lakukan untuk mengisi waktu luang?”Kegiatan yang
bapak sebutkan sebaiknya kegiatan yang bapak senangi untuk dilakukan. Oh, jadi bapak
senang memancing dan berkebun, selain itu apa masih ada kegiatan lain yang bapak
sukai?”. Baiklah pak, bagaimana kalau sekarang kita membersihkan kebun, apakah
bapak bersedia.
Dampingi pasien membersihkan kebun, sambil mendampingi alihkan perhatian pasien
pada kegiatan yang sedang dilakukan dan berikan reinforcemen positif.
“Bagus sekali bapak bisa mencabuti rumput-rumput yang ada di kebun Menurut bapak,
perlukah kita mebersihkan kebun setiap hari?, jam berapa bapak ingin
melaksanakannya?’Oh, Jam 09 pagi,mau berapa kali seminggu? sekarang saya tulis di
jadual kegiatan ini yah Pak. Untuk kegiatan memancing, hari apa dan jam berapa bapak
ingin lakukan? Oh, pukul empat sore. Saya masukkan ke jadual juga yah Pak.
Terminasi:
Rev. 28-05-06 90

Bagaimana perasaan bapak setelah saya dampingi membersihkan kebun


bapak?”Sebaiknya bapak lakukan kegiatan yang sudah kita susun. Dua hari lagi saya
akan datang untuk melihat pelaksanaan jadual kegiatan bapak dan kita akan latihan
cara lain

Sp 3 Pasien:
- Mengevaluasi jadual kegiatan harian
- Mengajarkan koping konstruktif: melakukan kegiatan yang konstruktif
- Mengajarkan koping konstruktif : kegiatan fisik /olah raga
- Memasukkan ke jadual kegiatan harian

Orientasi:
“Assalamualaikum pak, bagaimana perasaan bapak hari ini?” Sudah bapak lakukan
kegiatan yang kita susun dua hari yang lalu? Bisa saya lihat? Wah, bagus sekali Pak,
hari ini kita akan diskusi tentang kegiatan lain yang bisa bapak lakukan. Berapa menit
pak? Bagaimana kalau di ruangan ini saja pak.

Kerja: ->>> sesuaikan Untuk kegiatan olah raga


“Kemarin bapak sebutkan tentang kegiatan yang bapak senangi adalah berkebun,
Bagiamana kalau saya dampingi bapak untuk ?
Wah, bagus sekali, bapak sangat terampil dalam merawat kebun bunga ini. Menurut
bapak, apakah perlu kegiatan ini dilakukan setiap hari? Jam berapa bapak ingin
melakukannya? Bagimana jika pukul tujuh pagi, karena pukul itu udara masih segar dan
belum panas. Bagaimana Pak?’Saya masukkan ke jadual yah pak?”Pak, selain kegitan
yangbapak senangi, bapak juga dapat melakukan olah raga yang bapak sukai? Olah
raga apa yang bapak sukai? Oh, bapak suka lari pagi, jam berapa bapak ingin
melakukannya?

Terminasi:
“Bagaimana perasaan bapak setelah diskusi?”Coba bapak sebutkan lagi jadual kegiatan
bapak. Nanti bapak tetap lakukannya kegiatan-kegiatan ini, karena kondisi bapak
semakin membaik dan keluarga bapak sudah mampu mendampingi bapak, saya tidak lagi
datang ke rumah bapak. Jika ada sesuatu bapak bisa datang ke puskesmas

b. Tindakan untuk keluarga


1) Tujuan:
a) Keluarga mampu mengenal masalah koping tidak efektif pada anggota
keluarganya
b) Keluarga mampu memahami proses terjadinya masalah koping tidak efektif
Rev. 28-05-06 91

c) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami koping tidak


efektif
d) Keluarga mampu mempraktekkan cara merawat pasien dengan koping tidak
efektif
e) Keluarga mampu merujuk anggota keluarga yang mengalami koping tidak
efekif

2) Tindakan keperawatan
a) Diskusikan tentang pengertian koping tidak efektif
b) Diskusikan tentang tanda dan gejala koping tidak efektif
c) Diskusikan tentang penyebab dari koping tidak efektif
d) Diskusikan cara merawat pasien dengan koping tidak efektif dengan cara:
(1) Membantu pasien mengenal koping yang tidak efektif
(2) Mengajarkan pasien mengembangkan koping yang sehat
(a) bicara dengan orang lain
(b) Melakukan aktivitas yang konstruktif
(c) Olah raga
e) Dampingi keluarga menerapkan cara merawat pasien langsung pada pasien
f) Diskusikan bagaimana cara merujuk anggota keluarga jika sudah tidak
dapat ditangani di rumah.
Sp 1 Keluarga:  cocokkin dengan kegiatan pasien
- Membina hubungan saling percaya
- Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala an penyebab dari koping tidak efektif

Orientasi:
“ Assalamualaikum bu, Nama saya AW, biasa dipanggil ibu A, saya perawat yang akan
merawat Bapak Aziz, nama ibu siapa?”Suka dipanggil apa?’ Baiklah ibu Ratih, apa yang
ibu rasakan selama merawat Bapak Azis? Baiklah Bu, bagaimana jika sekarang kita
berbincang-bincang tentang kondisi Bapak Azis, Berapa lama kita bisa berdiskusi bu?
“Bagaimana jika 30 menit? Dimana kita bisa diskusi bu?, Bagaimana kalau di ruang
tamu ini saja.

Kerja:
Apa yang Ibu rasakan menjadi masalah dalam merawat Pak Aziz?
Bu, perilaku bapak Aziz biasa kita sebut koping yang tidak efektif, Koping adalah cara
Rev. 28-05-06 92

seseorang mengatasi masalahnya. Jadi bapak Aziz sudah tidak tepat dalam mengatasi
masalahnya sehingga masalahnya tidak selesai dan Pak Aziz berperilaku seperti yang
ibu sebutkan lagi, yaitu marah-marah dan bersikap bermusuhan. Penyebab dari
terjadinya masalah ini adalah ketidakmampuan bapak Aziz menghadapi kecemasannya.
Perilaku yang sering tampak pada pasien adalah:adanya rasa kuatir yang kronis,
cemas, mengatakan ketidakmampuan mengatasi masalahnya, gangguan dalam
berinteraksi dengan orang lain, sering berbohong, sering sakit, sering bersikap
bermusuhan dan sering kali tidak mampu untuk berterus terang. Menurut ibu Ratih, kira-
kira mana dari tanda-tanda yang kita diskusikan tadi ada pada pak Azis?”.
Terminasi:
“ Bagaimana perasaan ibu setelah kita diskusi?’ Bisa ibu ulangi lagi apa itu koping tidak
efektif dan apa penyebab serta tanda-tandanya. Bagus sekali ibu sudah mampu
menyebutkan. Nanti ibu pikirkan lagi apa saja tanda dan gejala lain pada bapak Azis .
Dua hari lagi saya akan datang lagi untuk menjelaskan bagaimana cara merawat pasien
dengan koping tidak efektif, jam sepuluh yah Bu!”Assalamualaikum Wr Wb

Sp 2 Keluarga: Mengajarkan cara merawat pasien dengan koping individu tidak


efektif

Fase Orientasi:
‘Assalamualaikum bu, Bagaimana perasaan ibu hari ini?’ Apa sudah ibu temukan tanda
lain pada bapak azis yang mengalami koping tidak efektif?’ Bu, sesuai dengan
kesepakatan kita, saya akan menjelaskan tentangn bagaimana cara merawat pasien
dengan koping tidak efektif, Dimana kita bisa diskusi bu?”bagaimana kalau kita diskusi
selama 20 menit dan temapatnya disina saja.”
Fase Kerja:
“Hal pertama yang perlu ibu lakukan untuk mengatasi koping tidak efektif pada bapak
Azis adalah menyadarkan beliau akan koping yang tidak efektif tersebut. Ibu bisa
mendiskusikan kembali tentang penyebab masalah pada bapak Azis kemudian diskusikan
pula mengapa bapak azis menggunakan koping menyangkal semua permasalahannya
sehingga membuat pak Azis bermusuhan dengan lingkungan sekitarnya termasuk ibu.
Setelah itu ibu bantu pak Azis untuk menilai apakah pola kopingnya itu baik, dan bisa
menyelesaikan masalahnya?,” Ibu, setelah beliau menyadari pola kopingnnya yang tidak
efektif, coba ibu diskusikan dengan beliau tentang pola koping yang dulu dimiliki beliau,
misalnya dulu apabila ada masalah bapak Azis selalu bercerita pada orang lain tentang
masalahnya. Selain koping yangn sehat yanng dimiliki pak Azis, ibu bisa menganjurkan
pak Azis menggunakan koping lai seperti olah raga, dan melakukan aktivitas yang sehat,
misalnya melakukan hobi.
Fase Terminasi:
Bagaimana perasaan ibu setelah kita diskusi?”Bisa ibu sebutukan lagi bagaimana cara
merawat pak Azis, Bagus sekali ibu sudah mampu menjelaskan ulang. Bu, bagaimana
jika dua hari lagi, jam 10.00 saya datang kembali untuk mendampingi ibu merawat
bapak Azis, bagaimana kalau kita latih cara pertama yaitu dengan latihan bicara dengan
orang lain?”Apakah ibu bersedia, Baiklah Bu, Saya pamit dulu, assalamualaikum.”
Rev. 28-05-06 93

 fase diapus ya

Sp 3 Keluarga: Melatih keluarga menerapkan cara merawat pasien dengan koping


tidak efektif langsung pada pasien

Fase Orietasi:
“Assalamualaikum bu, Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apakah ibu sudah mengingat
kembali cara-cara merawat bapak Azis seperti yang kita diskusikan dua hari yang lalu?”
Baiklah bu, sesuai dengan kesepakatan kita, hari ini saya akan mendampingi ibu melatih
pak Azis menggunakan koping yang sehat selama 30 menit, dimana akan kita latih bu?”,
bagaimana kalau di ruangan tamu ini saja.

Fase Kerja:
Sebelumnya perawat sudah membuat kontrak dengan pasien.
Assalamualaikum Pak Azis, seperti yang suster katakan hari ini suster akan menemani
istri bapak untuk melatih bapak bagaimana mendiskusikan masalah bapak, sehingga
bapak bisa menemuka jalan keluar yang sehat. Bapak bersedia kan?’” Silahkan ibu
mencoba. Wah, bagus sekali ibu sudah mampu melatih bapak Aziz dengan benar.
Perawat dan keluarga pamit meninggalkan pasien

Fase Terminasi:
Bagaimana perasaan ibu setelah melatih pak Azis?”Ibu bisa melatih cara ini setiap kali
ibu melihat pak Azis mempunyai masalah. Dua hari lagi saya akan datang lagi,saya akan
menjelaskan tentang bagaiman cara merujuk bapak Azis jika kondisinya tidak
memungkinkan dirawat di rumah, baiklah bu, untuk hari ini saya rasa cukup. “ada yang
masih ingin ibu diskusikan dengan saya?” Jika tidak, saya pamit Bu, “Assalamualaikum.

Sp 4 Keluarga: merujuk pasien dengan koping tidak efektif

Fase Orientasi:
“Assalamualaikum ibu, Bagaimana perasaan ibu hari ini?, Apakah ibu sudah mulai
mempraktekkan cara-cara yang kita diskusikan kemarin? Wah, bagus sekalil, Bu, sesuai
rencana dan kesepatan kita sebelumnya, hari ini saya akan menjelaskan tentang kondisi
apa saja yang harus ibu perhatikan dari bapak Azis. Berapa lama kita berdiskuasi?’
Dimana tempatnya?’

Fase Kerja:
Bu, jika kondisi bapak Azis tetap tidak berubah dan perilakunya semakin tidak terarah,
atau pak Azis tidak dapat menemukan pola penyelesaian yang baik, Sebainya ibu bawa
pak Azis ke puskesmas, “Ibu dapat menemui saya disana.” Disana akan ada dokter
umum selain saya yang akan membantu pak Azis. “Jika perilakunya masih seperti itu,
kita akan merujuk pak Azis ke RSU dimana disana ada dokter ahli jiwa yang akan
membantu pak Azis.
Rev. 28-05-06 94

Fase Terminasi:
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita diskusi?’ Bisa ibu sebutkan lagi perilaku-perilaku
bapak Azis yang perlu dirujuk? Bagus sekali, ibu bisa menjelaskan ulang. Baiklah bu,
karena kondisi bapak Ahmad sudah membaik dan keluargapun sudah mempunyai
kemampuan untuk merawat pak Ahmad secara mandiri, Saya tidak lagi datang kerumah
ibu, Jika ada sesuatu ibu bisa menghubungi saya di puskesmas. “Assalamualaikum bu,”
Rev. 28-05-06 95

E. Evaluasi
1. Evaluasi kemampuan pasien dan keluarga dengan masalah ansietas
PENILAIAN KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA
DENGAN MASALAH ANSIETAS

Nama Pasien :
PKM :
Nama Perawat :
Petunjuk pengisian:
1. Berilah tanda (V) jika pasien dan keluarga mampu melakukan kemampuan di bawah ini.
2. Tuliskan tanggal setiap dilakukan supervisi
Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl
No Kemampuan
A Pasien
1 Membina hubungan saling percaya
2 Menyebutkan penyebab ansietas
3 Menyebutkan situasi yang
menyertai ansietas
4 Menyebutkan perilaku terkait
ansietas
5 Melakukan tehnik pengalihan
situasi
6 Melakukan tehnik tarik napas
dalam
7 Melakukan tehnik relaksasi otot
8 Melakukan tehnik lima jari
B Keluarga
1 Menyebutkan pengertian ansietas
2 Menyebutkan tanda dan gejala
ansietas
3 Menyebutkan penyebab ansietas
4 Menyebutkan latihan relaksasi
5 Melatih pasien tehnik pengalihan
situasi
6 Melatih pasien tehnik tarik napas
dalam
7 Melatih pasien tehnik relaksasi otot
8 Melatih pasien tehnik hipnotis lima
jari
9 Menyebutkan perilaku pada pasien
yang perlu segera dirujuk
10 Menyebutkan cara merujuk
Rev. 28-05-06 96

2. Evaluasi pasien dan keluarga terhadap diagnosa Koping Individu Tidak Efektif
PENILAIAN KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA
DENGAN MASALAH KOPING INDIVIDU TIDAK EFEKTIF

Nama Pasien :
PKM :
Nama Perawat :
Petunjuk pengisian:
1. Berilah tanda (V) jika pasien dan keluarga mampu melakukan kemampuan di bawah ini.
2. Tuliskan tanggal setiap dilakukan supervisi
Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl
No Kemampuan
A Pasien
1 Menyebutkan penyebab koping
yidak efektif
2 Menyebutkan mekanisme koping
yang konstruktif yang pernah
dimiliki
3 Melatih kembali koping konstruktif
yang pernah dimiliki
4 Menggunakan koping baru: Bicara
pada orang lain
5 Menggunakan koping baru:
melakukan kegiatan yang
konstruktif
6 Menggunakan koping baru: olah
raga
B Keluarga
1 Menyebutkan pengertian koping
tidak efektif
2 Menyebutkan tanda dan gejala
koping tidak efektif
3 Menyebutkan penyebab koping
tidak efektif
4 Membantu pasien mengenal
masalah koping tidak efektif
5 Melatih pasien bicara pada orang
lain sebagai koping
6 Melatih pasien melakukan olah
raga
7 Melatih melakukan aktivitas yang
konstruktif
8 Menyebutkan cara merujuk
Rev. 28-05-06 97

3. Evaluasi kemampuan perawat untuk diagnosa ansietas

No Kemampuan Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl

Sp 1 P
1 Membina hubungan saling percaya
2 Membantu pasien mengenal ansietas
3 Mengajarkan tehnik relaksasi dengan
pengalihan situasi
Nilai Sp 1 P
Sp 2 P
1 Mengevaluasi pelaksanaan JKH
2 Mengajarkan tehnik relaksasi dengan
tarik napas dalam
3 Memasukkan ke JKH
Nilai Sp 2 P
Sp 3 P
1 Mengevaluasi pelaksanaan JKH
2 Mengajarkan tehnik relaksasi dengan
mengerutkan dan mengendurkan otot
3 Memasukkan ke JKH
Nilai Sp 3 P
Sp 4 P
1 Mengevaluasi pelaksanaan JKH
2 Mengajarkan tehnik relaksasi dengan
hipnotis diri sendiri
3 Memasukkan ke JKH
Nilai Sp 4 P
Sp 1 K
1 Membina hubungan saling percaya
2 Menjelaskan pengertian ansietas
3 Menjelaskan penyebab ansietas
4 Menjelaskan tanda dan gejala ansietas
Nilai Sp 1 K
Sp 2 K
1 Mengajarkan cara merawat pasien
dengan ansietas : Pengalihan situasi
2 Mengajarkan cara merawat pasien
dengan ansietas : tarik napas dalam
3 Mengajarkan cara merawat pasien
Rev. 28-05-06 98

dengan ansietas : mengerutkan dan


mengendurkan otot
4 Mengajarkan cara merawat pasien
dengan ansietas : hipnotis diri sendiri
Nilai Sp 2 K
Sp 3 K
1 Mengajarkan keluarga melatih pasien
mengatasi ansietas: pengalihan situasi
2 Mengajarkan keluarga melatih pasien
mengatasi ansietas: tarik napas dalam
3 Mengajarkan keluarga melatih pasien
mengatasi ansietas: mengerutkan dan
mengendurkan otot
4 Mengajarkan keluarga melatih pasien
mengatasi ansietas : hipnotis diri
sendiri
Nilai Sp 3 K
Sp 4 K
1 Mengajarkan keluarga merujuk pasien
dengan ansietas
2 Nilai Sp 4 K
Rev. 28-05-06 99

4. Evaluasi kemampuan perawat untuk diagnosa koping individu tidak efektif

No Kemampuan Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl

Sp 1 P
1 Membina hubungan saling percaya
2 Membantu pasien mengenal koping
tidak efektif
3 Mengajarkan koping konstruktif :
bicara terbuka dengan orang lain
4 Memasukan ke JKH
Nilai Sp 1 P
Sp 2 P
1 Mengevaluasi pelaksanaan JKH
2 Mengajarkan koping konstruktif :
melakukan kegiatan
3 Memasukkan ke JKH
Nilai Sp 2 P
Sp 3 P
1 Mengevaluasi pelaksanaan JKH
2 Mengajarkan koping konstruktif :
latihan fisik/olah raga
3 Memasukkan ke JKH
Nilai Sp 3 P
Sp 1 K
1 Membina hubungan saling percaya
2 Menjelaskan pengertian koping tidak
efektif
3 Menjelaskan penyebab koping tidak
efektif
4 Menjelaskan tanda dan gejala koping
tidak efektif
Nilai Sp 1 K
Sp 2 K
1 Mengajarkan cara merawat pasien
dengan koping tidak efektif: bicara
terbuka dengan orang lain
2 Mengajarkan cara merawat pasien
dengan koping tidak efektif:
Rev. 28-05-06 100

melakukan aktivitas yang konstruktif


3 Mengajarkan cara merawat pasien
dengan koping tidak efektif: latihan
fisik/olah raga
Nilai Sp 2 K
Sp 3 K
1 Mengajarkan keluarga melatih pasien
mengatasi koping tidak efektif: bicara
terbuka dengan orang lain
2 Mengajarkan keluarga melatih pasien
mengatasi koping tidak efektif:
melakukan aktivitas yang konstruktif
3 Mengajarkan keluarga melatih pasien
mengatasi koping tidak efektif: latihan
fisik/olah raga
Nilai Sp 3 K
Sp 4 K
1 Mengajarkan keluarga merujuk pasien
dengan koping tidak efektif
Nilai Sp 4 K
Rev. 28-05-06 101

F. Pendokumentasian
1. Dokumentasi hasil pengkajian

Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan:________________________________


IV.3. keluhan fisik:_______________________________________________________
VI.4. Alam perasaan:
Sedih Kuatir
Ketakutan Gembira berlebihan
Putus asa
Jelaskan:___________________________________________________________

VIII. Mekanisme Koping


Adaptif Maladaptif
Bicara dengan orang lain Minum alkohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebih
Tehnik relaksasi Bekerja berlebihan
Aktivitas konstruktif Menghindar
Olah raga Mencederai diri
Lainnya:__________________ Lainnya:__________________
Masalah keperawatan:____________________________________________________

IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan


Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik______________________________
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik______________________________
Masalah dengan pendidikan, spesifik_________________________________________
Masalah dengan pekerjaan, spesifik___________________________________________
Masalah dengan perumahan, spesifik__________________________________________
Masalah ekonomi, spesifik_________________________________________________
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik______________________________
Masalah lainnya, spesifik______________________________
Masalah keperawatan:_______________________________________________
Rev. 28-05-06 102

2. Dokumentasi hasil asuhan keperawatan


CATATAN KEPERAWATAN DI KOMUNITAS (CMHN)
Nama Pasien : Ibu Isti
Nama Puskesmas : Kuto Baro
No RM : 090876
Tanggal : 15 Mei 2006

DATA : Pasien nampak gelisah, mondar-mandir, banyak bicara dan pikiran


hanya berfokus pada anaknya yang tidak mengunjunginya di Bireun. Anak pasien bekerja
di Banda Aceh. Pasien mengatakan di Banda Aceh masih rawan gempa dan tsunami.
Menurut suami pasien istrinya sudah dua hari tidak napsu makan. Dari hasil observasi
tampak pasien napasnya pendek, tekanan darah 140/90 mmHg.

DIAGNOSA KEPERAWATAN: Ansietas


TINDAKAN KEPERAWATAN:
1. Mendiskusikan tentang perasaan pasien saat ini
2. Mendiskusikan tentang situasi yang menimbulkan ansietas
3. Mendiskusikan penyebab ansietas
4. Mengajarkan cara tehnik relaksasi tarik napas dalam
5. Memberikan pujian pada pasien
EVALUASI :
Subjektif : Pasien mengatakan:
- Perasaannya tidak nyaman, kuatir dan was-was, akan terjadi sesuatu pada anaknya
- Perasaan itu muncul setiap kali rindu pada anaknya
- Anak pasien yang kedua meninggal di Banda Aceh saat bencana tsunamidatang
- Anaknya sudah dua minggu tidak menelpon dirinya
- Perasaannya agak lega setelah latihan tarik napas dalam
Objektif : ekspresi tegang, tatap napas cepat, bicara mendominasi
Analisa : Masalah belum teratasi
Perencanaan :
- Memotivasi keluarga mendampingi pasien latihan tarik napas dalam
- Mengajarkan latihan relaksasi : mengerutkan dan mengerutkan otot
Tanda Tangan

Nama Perawat : Nurazimah


Rev. 28-05-06 103

Anda mungkin juga menyukai