Laporan Eksperimen Spektrum Kisi
Laporan Eksperimen Spektrum Kisi
Oleh:
ii
polikromatik dan sudut yang terbentuk dihitung. Perlakuan tersebut dilakukan
pada orde pertama dan kedua.
Eksperimen yang dilakukan tersebut memiliki pengaruh panjang
gelombang terhadap sudut yang terbentuk untuk sudut datang 00 dan 100 pada
orde pertama maupun kedua. Nilai panjang gelombang mempengaruhi sudut yang
terbentuk. Panjang gelombang semakin besar membuat sudut juga semakin besar.
Hal itu terlihat pada orde satu maupun orde dua. Jarak antar kisi memiliki
pengaruh terhadap pola difraksi yang terbentuk. Semakin besar jarak antar kisi.
maka semakin kecil panjang gelombang yang melewati kisi tersebut dan pola
difraksi semakin kecil. Perbandingan jarak antar kisi yang didapat pada
eksperimen dibandingkan dengan referensi. Jarak antar kisi yang diperoleh selama
eksperiemen memiliki nilai yang hampir mendekati dengan nilai sesuai referensi.
Sehingga jarak antar kisi eksperimen sesuai dengan nilai pada refensi. Grafik error
yang terjadi pada hubungan panjang gelombang dengan sudut menghasilkan
hubungan berbanding lurus. Semakin besar panjang gelombang maka sudut yang
dihasilkan juga semakin besar pula. Grafik hubungan sudut difraksi dengan
panjang gelombang berbanding lurus, semakin besar sudut difraksi yang terbentuk
maka semakin besar juga panjang gelombangnya.
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL. ...................................................................................................... i
RINGKASAN .................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ..........................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... viii
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan .............................................................................................................. 2
1.4 Manfaat ............................................................................................................ 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 4
2.1 Sejarah Difraksi ............................................................................................. 4
2.2 Pengertian Difraksi ....................................................................................... 5
2.3 Spektrometer .................................................................................................. 7
2.4 Daya Pisah Kisi Difraksi .............................................................................. 8
2.5 Aplikasi Difraksi ............................................................................................ 9
BAB 3. METODE EKSPERIMEN .......................................................................... 10
3.1 RancanganPenelitian .................................................................................. 10
3.2 Jenis dan Sumber Data Eksperimen ....................................................... 11
3.3 DefinisiVariabelOperasionaldanSkalaPengukura............................... 11
3.3.1 Variabel Eksperimen ............................................................................ 11
3.3.2 Skala Pengukuran ................................................................................. 12
3.4 Kerangka Pemecahan Masalah ................................................................ 13
3.4.1 Alat dan Bahan ...................................................................................... 13
3.4.2 Tata laksana Eksperimen ..................................................................... 13
iv
3.4.3 Langkah Kerja ....................................................................................... 15
3.4.4 Metode Analisis data ............................................................................ 16
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 19
4.1 Hasil ................................................................................................................ 19
4.2 Pembahasan .................................................................................................. 22
BAB 5. PENUTUP........................................................................................................ 24
5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 24
5.2 Saran............................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 25
LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................................... 26
v
DAFTAR TABEL
Halaman
0
3.1 Hasil pengamatan dengan sudut datang 𝑖 = 0 ..................................... 16
3.2 Hasil pengamatan dengan sudut datang 𝑖 = 100 ................................... 16
4.1 Hasil Pengamatan Spektrum Kisi dengan sudut datang 00 .................... 19
4.2 Hasil Pengamatan Spektrum Kisi dengan sudut datang 100 ................. 20
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Cahaya dilewatkan pada celah sempit...................................................... 6
2.2 Rangkaian alat spektrometer .................................................................... 7
3.1 Diagram Alir Rancangan Kegiatan Eksperimen .................................... 10
3.2 Diagram Simulasi Eksperimen ............................................................... 14
3.3 Susunan peralatan spektrometer ............................................................. 15
3.4 Grafik Hubungan 𝑛𝜆 terhadap 𝑠𝑖𝑛𝜃 pada orde 1. .................................. 17
3.5 Grafik Hubungan 𝑛𝜆 terhadap 𝑠𝑖𝑛𝜃 pada orde 2 ................................... 17
3.6 Grafik Hubungan 𝜃𝑛 terhadap 𝜆 pada orde 1 ......................................... 17
3.7 Grafik Hubungan 𝜃𝑛 terhadap 𝜆 pada orde 2 ......................................... 18
4.1 Grafik Hubungan λ terhadap θn pada sudut datang 00 ........................... 20
4.2 Grafik Hubungan λ terhadap θn pada sudut datang 100 ......................... 21
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
viii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan yang diperoleh dari praktikum tentang Spektrum Kisi adalah
1. Mengetahui pengaruh panjang gelombang terhadap 𝜃 untuk sudut datang 00
dan 100 pada orde 1 dan orde 2
2. Mengetahui perbandingan jarak d (jarak antar kisi) pada saat eksperimen dan
referensi
3. Mengetahui error grafik hubungan antara 𝑛𝜆(𝑛𝑚) dengan sudut (sin 𝜃) dan
error grafik 𝜃𝑛 dengan hubungan 𝜆(𝑛𝑚) pada sudut datang 00 dan 100 pada
orde 1 dan orde 2?
2
1.4 Manfaat
Manfaat yang didapat dari percobaan spektrum kisi adalah pengaplikasian
dalam spektrofotometer ultra-violet dalam menentukan zat organik dan an-organik
secara kualitatif dan kuantitatif pada air laut. Prinsip kerja dari spektrofotometri
Ultra-Violet dengan melakukan penyerapan cahaya atau energi radiasi oleh suatu
larutan. Jumlah yang terserah tersebut memungkinkan pengukuran jumlah zat
penyerap dalam larutan secara kualitatif. Ketika sumber cahaya dipancarkan
melalui mokromator. Monokromator menguraikan sinar yang masuk dari sumber
cahaya menjadi pita-pita panjang gelombang yang diinginkan untuk pengukuran
zat tertentu. Setiap gugus kromofor mempunyai panjang gelombang maksimum
yang berbeda. Setelah melalui monokromator cahaya/energi radiasi diteruskan dan
diserap oleh suatu larutan yang akan diperikas di kuvet. Setelah itu jumlah cahaya
yang diserap larutan menghasilkan signal elektrik yang dimana signal tersebut
sebanding dengan cahaya yang diserap larutan
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
4
2.2 Pengertian Difraksi
Difraksi adalah peristiwa penyebaran cahaya di sekitar suatu penghalang
seperti celah sempit yang menyebabkan pola sebaran setelah melewati celah
tersebut. Difraksi dibedakan berdasarkan penyebabnya terjadinya difraksi seperti
difraksi celah tunggal, difraksi celah ganda, dan difraksi pada banyak celah atau
difraksi pada kisi. Difraksi juga disebut sebagai pelenturan cahaya ketika suatu
cahaya melewati celah sempit. Pelenturan tersebut karena cahaya yang telah
melewati celah akan berbeda arah berdasarkan gelombang awal. Dengan begitu,
gelombang baru akan mengalami pelenturan berdasarkan cahaya pada gelombang
awal. Pelenturan cahaya tersebut bisa terjadi karena cahaya menumbuk
penghalang berupa celah, benda tajam, benda tipis, dan benda-benda lainnya. Sifat
gelombang saat merambat, dan mengenai penghalang, maka setiap muka
gelombangnya akan menjadi sumber titik cahaya yang baru (sekunder) jika
penghalangnya benar-benar sempit. Gejala difraksi terjadi akibat dari gelombang
yang terdistorsi oleh suatu penghalang yang mempunyai dimensi sebanding
dengan panjang gelombang dari gelombang datang. Pola difraksi akan semakin
jelas apabila ukuran dari penghalang mendekati panjang gelombang dari
gelombang datang (Pain, 2005)
Difraksi gelombang cahaya akan menghasilkan beberapa spektrum garis
warna karena lampu yang digunakan sebagai sumber adalah lampu merkuri
dimana bahwa lampu merkuri mempunyai spektrum warna dengan panjang
gelombang yang berbeda-beda. Sumber cahaya tersebut akan mengalami difraksi
setelah melewati kisi dan terjadi interferensi gelombang cahaya yang berasal dari
bagian-bagian suatu medan gelombang.Medan tersebut kemungkina adalah suatu
celah. Biasanya yang sering digunakan adalah kisi (banyak celah). Kisi
merupakan susunan celah-celah sempit yang jumlahnya lebih dari dua, bahkan
hingga ribuan celah per mm. Kisi menyebabkan terjadi gabungan interferensi dan
difraksi (Djuhana, 2011).
Menurut (Giancoli,2001) prinsip Huygens menerangkan terjadinya difraksi
cahaya pada celah kecil. Pada saat melewati celah kecil, muka gelombang akan
menimbulkan wavelet baru yang jumlahnya tak terhingga sehingga membuat
5
gelombang menyebar dan tidak lurus. Cahaya dari bagian tertentu akan
berinterferensi dengan cahaya pada bagian celah yang lain, dan hasil dari
intensitas cahayanya bergantung pada sudut 𝜃, sehingga saat mengenai celah atau
penghalang, cahaya akan mengalami pelenturan seperti pada gambar 2.1
Cahaya yang masuk pada sebuah kisi yang jarak celahnya diketahui
didispersikan ke dalam sebuah spketrum. Sudut-sudut deviasi dari maksimum-
maksimum kemudian diukur dengan persamaan sebagai berikut:
𝑑 sin 𝜃 = 𝑚𝜆 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 (𝒎 = 𝟎, 𝟏, 𝟐. . ) (2.1)
Dengan menggunakan sebuah kisi yang mempunyai banyak celah, maka
dihasilkan maksimum-minimum yang sangat tajam, dan sudut deviasi yang dapat
diukur dengan teliti. Setiap panjang gelombang yang dipancarkan oleh sumbernya
akan menghasilkan bayangan terpisah celah pengkolimasi dalam spektrometer
yang disebut garis spektrum. Seberkas garis yang bersesuaian dengan m=1 disebut
spektrum orde 1 (Tipler, 2001)
6
2.3 Spektrometer
Spektrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur dan menganalisa
panjang gelombang cahaya dengan akurat yaitu dengan menggunakan kisi difraksi
atau prism untuk memisahkan panjang gelombang cahaya yang berbeda.
Spektrometer cahaya terdiri dari lima komponen utama, yaitu sumber cahaya,
celah masuk, kolmator, kisi atau prisma, dan teropong (Yulianto et al, 2011).
Prinsip kerja spektrometer yaitu ketika sumber cahaya sumber melewati celah
sempit pada kolimator, sehingga cahaya jatuh pada prisma, cahaya dapat terlihat
dengan mengatur fokus pada teleskop dan diposisikan pada sudut yang sesuai
dengan puncak difraksi dari panjang gelombang yang dipancarkan sumber
(Utami, 2007).
7
2.4 Daya Pisah Kisi Difraksi
Menurut Young dan Freedman (2011), apabila dua berkas cahaya dengan 𝜆1
dan 𝜆2 . Pada persamaan berikut dengan perbedaaan yang sangat kecil sekali
(∆𝜆 = 𝜆1 − 𝜆2 ≪ 1)
jatuh pada sebuah kisi maka maksimum orde yang sama 𝜆1 dan 𝜆2 berhimpit.
Agar kedua 𝜆 dapat dibedakan secara terpisah maka maksimum 𝜆1 berhimpit
dengan minimum 𝜆2 .
Maksimum orde ke-m terjadi bila selisih 𝜙 untuk celah-celah yang berdekatan
adalah
𝜙 = 2𝜋𝑚 minimum pertama, maksimum terjadi bila
𝜙 = 2𝜋𝑚 + 2𝜋/𝑁, dimana 𝑁 adalah banyaknya celah. 𝜙 diberikan juga oleh 𝜙 =
(2𝜋𝑑 sin 𝜃)/𝜆, sehingga interval sudut 𝑑𝜃 yang sesuai dengan pertambahan
pergeseran fasa 𝑑𝜙 yang kecil dengan didiferensial persamaan :
2𝜋𝑑 cos 𝜃𝑑𝜃
𝑑𝜙 = , dimana
𝜆
8
Makin besar jumlah garis pada kisi dan makin tinggi orde dari spektrum, maka
daya pisah kisi makin besar
9
BAB 3. METODE EKSPERIMEN
Identifikasi
Permasalahan
Tinjauan Pustaka
Variabel Penelitian
Kegiatan Eksperimen
Data
Analisis
Kesimpulan
10
skala pengukuran dan referensi, kemudian mengolah hasil yang sudah didapat,
dan tahap terakhir dari praktikum eksperimen spektrum kisi adalah mengambil
kesimpulan hasil praktikum tersebut.
11
3.3.2 Skala Pengukuran
Skala pengukuran yang digunakan dalam eksperimen Spektrum Kisi
adalah
Sudut Difraksi
𝜃𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 + 𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖
𝜃𝑛 =
2
Lebar celah
𝑛𝜆
𝑑= , 𝑛 = 1,2,3, … … ..
𝑠𝑖𝑛𝜃𝑛
Deksripansi
𝑑̅ − 𝑑𝑟𝑒𝑓
(𝐷) = | | 𝑥100%
𝑑𝑟𝑒𝑓
1
𝑑𝑟𝑒𝑓 =
600
𝜕 1 𝑐𝑜𝑠𝜃
∆𝑑𝑛 = ( ) ∆𝜃 = (− ) ∆𝜃
𝜕𝜃 𝑠𝑖𝑛𝜃 𝑠𝑖𝑛2 𝜃
(𝑑 − 𝑑̅ )2
∆𝑑 = √
𝑛−1
𝑑=𝑚
1
∆𝜃 = 𝑛𝑠𝑡
2
𝜕 1
∆𝐷 = ( ) ∆𝜃 = sec 𝜃 tan 𝜃
𝜕𝜃 𝑐𝑜𝑠𝜃
Ralat Grafik
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐
𝑛𝜆 = 𝑑𝑠𝑖𝑛
𝑁 ∑ 𝑥𝑖 𝑦𝑖 − ∑ 𝑥𝑖 ∑ 𝑦𝑖
𝑚=
𝑁 ∑ 𝑥 2 𝑖 − ∑ 𝑥𝑖 2
∑ 𝑦𝑖 − 𝑚 ∑ 𝑥𝑖
𝑐=
𝑁
12
𝑁 𝑁 𝑁
1
𝐴𝑦 = √ (∑ 𝑦𝑖 2 − 𝐴 ∑ 𝑥𝑖 𝑦𝑖 − 𝐵 ∑ 𝑦𝑖 )
𝑁−
𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1
𝑁
1
𝐴𝑐 = √ ∑ 𝑥𝑖 2
𝑁−2
𝑖=1
𝜎𝑦 𝑁1/2
Δ𝑚 =
[𝑁 ∑ 𝑥 2 𝑖 − (∑ 𝑥𝑖)2 ]1/2
𝑦 ± 𝜎𝑦 = (𝑑 ± 𝜎𝑑 )𝑥 + (𝑐 ± 𝜎𝑐 )
13
Diagram Simulasi
Diagram simulasi yang digunakan dalam praktikum Spektrum Kisi adalah sebagai
berikut
Mulai
Mengamati sumber cahaya orde 1 dan orde 2 (pada sisi kiri dan kanan )
Selesai
14
3.4.3 Langkah Kerja
Langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum spektrum kisi adalah
1. Peralatan disusun seperti gambar 3.3
Keterangan:
S: sumber cahaya G: kisi difraksi
S1: celah 𝜃: sudut difraks
C:kolimator T:teropong
15
cahaya. Posisi teropong di catat dengan membaca pada skala sudut
spektrometer
6. Sumber cahaya diamati bahwa akan didifraksi oleh kisi ke dalam komponen
spektum cahaya pada orde satu, orde dua, orde tiga dst. Di sisi kiri dan sisi
kana kisi difraksi
7. Posisi sudut teropong dipindahkan, posisi sudut masing-masing spektrum
cahaya untuk orde satu dan orde dua. Posisi masing-masing spektrum cahaya
dicatat posisinya
8. Langkah (No.7) dilakukan untuk spektrum cahaya pada sisi kiri
Sudut datang (𝒊 = 𝟏𝟎𝟎 )
9. Pada pengukuran ini, posisi kisi difraksi digeser sehingga arah cahaya datang
pada susut 100 terhadap arah normal kisi,
10. Teropong diletakkan pada arah sumber cahaya (seperti langkah No.5). Posisi
sudut teropong dicatat
11. Eksperimen dilakukan seperti langkah No.6, 7, 8
16
Pengukuran Posisi sudut 𝜃 (𝑑𝑒𝑟𝑎𝑗𝑎𝑡)
Orde Spektrum 𝜃𝑟 (Kanan) 𝜃𝑙 (Kiri)
(𝑛𝜆)
(𝑠𝑖𝑛 𝜃)
(𝑛𝜆)
(𝑠𝑖𝑛𝜃)
(𝜃𝑛 )
(𝜆)
17
(𝜃𝑛 )
(𝜆)
18
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil yang diperoleh dalam eksperimen praktikum Spektrum Kisi adalah
sebagai berikut
Tabel 4.1 Hasil Tabel Pengamatan Spektrum Kisi dengan sudut datang 00
Pengukuran Sudut 𝜃 (°)
λ(nm) θn d ∆đ
Orde Spektrum 𝜃𝑟 (𝑘𝑛) 𝜃𝑖 (𝑘𝑟)
(m ± ∆m)
(đ ± ∆đ) D (%) (D ± ∆D)
4% (0,000593± 0,2582)
(1637,2 ±127,56) 4% (0,0006660,0,2660) 13625,514 ± 1893,0763
6% (0,000683± 0,26867)
0% (0,001406± 0,29320)
(1638,9 ± 26,41) 3% (0,001678± 0,339085) 2355,393 ± 119,624
2% (0,001733± 0,353553)
19
0.4
0.3
θn 0.2
Orde 1
0.1 Orde 2
0
435.8 546.1 577
λ
Tabel 4.2 Hasil Tabel Pengamatan Spektrum Kisi dengan sudut datang 100
Pengukuran Sudut 𝜃 (°)
λ(nm) θn d ∆đ
Orde Spektrum 𝜃𝑟 (𝑘𝑛) 𝜃𝑖 (𝑘𝑟)
20
1.6
1.4
1.2
1
θn 0.8
Orde 1
0.6
Orde 2
0.4
0.2
0
435.8 546.1 577
λ
21
4.2 Pembahasan
Eksperimen tentang Spektrum kisi untuk menentukan lebar celah yang
dihasilkan oleh spektrum warna dengan menggunakan variasi sudut datang
Pengambilan tersebut dilakukan di orde pertama dan kedua. Hasil pada
pengambilan sudut spektrum warna pada sudut datang 00 terhadap panjang
gelombang bahwa semakin besar panjang gelombang maka sudut yang terbentuk
semakin besar. Pada orde pertama menghasilkan semakin besar panjang
gelombang menunjukkan nilai sudut semakin besar juga. Hal senada juga dialami
orde dua dimana semakin besar panjang gelombang maka sudut juga semakin
besar. Dari kedua orde tersebut pada sudut datang 00 menunjukkan bahwa
semakin besar panjang gelombang maka sudut yang terbentuk semakin besar.
Pada sudut datang 100 mengalami kondisi yang sama dengan sudut datang 00,
dimana semakin besar panjang gelombang maka sudut difraksi yang terbentuk
semakin besar. Panjang gelombang spektrum warna mempengaruhi besarnya
sudut tersebut saat sudut datang 00 maupun 100.
Pada pengaruh jarak antar kisi terhadap pola difraksi berbanding terbalik
dimana hasil dari jarak antar kisi berpengaruh terhadap pola difraksi yang
terbentuk, dimana semakin besar jarak antar kisi. maka semakin kecil panjang
gelombang yang melewati kisi tersebut dan pola difraksi semakin kecil. Pada
sudut datang 00 rata-rata jarak antar kisi yang dihasilkan mendekati jarak antar
kisi sesuai dengan eksperimen dimana pada eksperimen jarak antar kisi bernilai
hampir sama dengan jarak yang sesuai dengan referensi. Hal sama juga didapat
pada sudut datang 100 dimana nilai dari jarak antar kisi mendekati nilai menurut
referensi. Nilai tersebut tidak jauh berbeda. Dari kedua sudut datang tersebut
dapat dikatakan jarak antar kisi sesuai dengan referensi.
Grafik error pada hubungan 𝑛𝜆 dengan sudut (𝑠𝑖𝑛𝜃) yang terbentuk pada
sudut 00 dan 100 menunjukkan saat orde pertama sudut 00 lebih besar daripada
sudut 100. Grafik orde kedua menghasikan dimana sudut 00 lebih besar daripada
sudut 100. Dari kedua grafik tersebut menunjukkan bahwa semakin besar 𝑛𝜆 maka
semakin besar juga sudut yang terbentuk. Grafik hubungan panjang gelombang
terhadap sudut difraksi pada sudut datang 00 dan 100 pada orde pertama dan
22
kedua. Hasil yang diperoleh pada sudut difraksi pada sudut datang 00
menunjukkan bahwa sudut difraksi pada orde kedua lebih besar daripada sudut
difraksi orde pertama seiring besarnya panjang gelombang. Sedangkan pada sudut
datang 100 menghasilkan data yang sama, dimana sudut difraksi orde 2 lebih besar
daripada sudut difraksi orde pertama. Sudut difraksi berbanding lurus dengan
panjang gelombang dan sudut datang serta orde. Sehingga Semakin besar panjang
gelombang maka sudut difraksi juga semakin besar.
23
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari eksperimen Spektrum kisi adalah sebagai
berikut:
1. Pengaruh panjang gelombang terhadap 𝜃 sudut 00 dan 100 pada orde 1 dan
orde 2 adalah semakin besar panjang gelombang maka 𝜃 yang terbentuk
semakin besar juga pada orde 1 maupun orde 2
2. Perbandingan jarak d (jarak antar kisi ) yang terbentuk pada saat eksperimen
dengan referensi adalah jarak antar kisi saat eksperimen mendekati nilai jarak
sesuai referensi dan dapat dikatakan sesuai dengan referensi
3. Error grafik hubungan antara 𝑛𝜆 dengan sudut adalah berbanding lurus, dimana
semakin besar 𝑛𝜆 maka semakin besar juga sudut yang terbentuk. Grafik error
hubungan panjang gelombang dengan sudut difraksi pada sudut datang 00 dan
100 pada orde 1 dan 2 adalah berbanding lurus, semakin besar sudut difraksi
yang terbentuk semakin besar panjang gelombang.
5.2 Saran
Saran yang diperoleh dalam praktikum eksperimen adalah fokus dan teliti
dalam melihat posisi spektrum agar hasil yang didapat sesuai dengan referensi.
Pemahaman mengenai kajian pustaka lebih dikuasai dengan aspek-aspek pustaka
lain yang bersangkutan agar praktikan dapat memahami praktikum. Ketelitian
dalam pengolahan data serta grafik lebih ditingkatkan agar kualitas data yang
dihasilkan sesuai menurut teori.
24
DAFTAR PUSTAKA
25
LAMPIRAN-LAMPIRAN
26
d ref ∆θ ∆dn D (D ± ∆D)
1667 0,25 3,860845 0,000593 (0,000593± 0,258225)
2,008272 0,000666 (0,0006660,0,2660444)
1,731678 0,000683 (0,000683± 0,268696)
0,780792 0,001406 (0,001406± 0,293206)
0,403835 0,001678 (0,001678± 0,339085)
0,353553 0,001733 (0,001733± 0,353553)
27
d ref ∆θ ∆dn D (D ± ∆D)
Δm Δc (m ± ∆m)
1893,077 500,452 13625,51 ± 1893,077
28
Σ 0,985846 1558,9 0,325949 821075,9 516,9544
Δm Δc (m±∆𝑚)
119,6237 39,43044 2355,393 ± 119,6237
Δm Δc (m ± ∆m)
7969,297 8402,804 4843,9894 ± 7969,297
29
Δm Δc (m ± ∆m)
9569,043 11510,7 482,8062 ± 9569, 043
0.3
θn 0.2
Orde 1
0.1 Orde 2
0
435.8 546.1 577
λ
30
Grafik Hubungan λ ( nm ) terhadap θn pada sudut
datang 10
1.5
1
θn
Orde 1
0.5
Orde 2
0
435.8 546.1 577
λ
31
Grafik error bar sudut datang 0 dan 10 orde 2
0.80
0.70
0.60
0.50
sin θ 0
d sin θ 0.40
0.30 sin θ 10
0.20
0.10
0.00
871.6000 1092.2000 1154.0000
sin θ
32