Anda di halaman 1dari 70

Ê ‘  





 ‘  
 
Tanah merupakan tempat hidup dari tanaman yang menjadikanya bagian
yang penting bagi pertumbuhan tanaman tersebut. Tanah yang baik adalah tanah
yang mampu menyediakan unsur-unsur hara secara lengkap. Namun,
pertumbuhan tanaman juga dipengaruhi faktor-faktor penunjang kesuburan tanah.
Selain harus mengandung zat organik dan anorganik, air dan udara yang tidak
kalah penting adalah pengolahan tanah yang bertujuan memperbaiki struktur
tanah.
Pengolahan tanah akan memberikan dampak perubahan terhadap tanah itu
sendiri yang secara langsung mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Hasil pengolahan yang maksimal harus dilakukan dengan suatu sistem
pengolahan yang tepat sesuai dengan keadaan yang akan diolah. Dengan hasil
pengolahan maksimal merupakan salah satu cara untuk menghasilkan produk dari
sector pertanian dengan pengolahan tanah yang tepat lebih tinggi dibandingkan
dengan tanpa pengolahan tanah. Dampaknya petani dapat meperoleh keuntungan
yang lebih baik.

‘   
Tujuan praktikum ³Pengolahan Tanah´ adalah membajak tanah dan
mengendalikan gulma yang tumbuh serta menggemburkan dan menghaluskan
tanah sehingga tanah menjadi gembur dan rata.








c
ÊÊ ‘ ʁ




Pengolahan tanah merupakan setiap manipulasi mekanik terhadap tanah
yang diperlukan untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan
tanaman. Tujuan pengolahan tanah adalah untuk menyiapkan tempat pesemaian,
tempat bertanam, menciptakan daerah perakaran yang baik, membenamkan sisa
tanaman, dan memberantas gulma. Menurut Soepardi (1979), mengatakan bahwa
mengolah tanah adalah untuk menciptakan sifat olah yang baik, dan sifat ini
mencerminkan keadaan fisik tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman. Cara
pengolahan tanah sangat mempengaruhi struktur tanah alami yang baik yang
terbentuk karena penetrasi akar atau fauna tauna, apabila pengolahan tanah terlalu
intensif maka struktur tanah akan rusak (Ibnu, 2008).
Hal yang perlu diperhatikan sebelum mengolah tanah, antara lain:
(Anonim, 2009)
1.‘ Jenis Tanaman
Setiap jenis tanaman mempunyai toleransi yang berbeda terhadap media
tanamnya. Tanaman yang dipanen pada bagian akar (seperti umbi-umbian)
memerlukan media tanah yang gembur dan dalam agar pertumbuhan umbinya
lebih besar. Demikian juga jika tanaman tersebut tidak tahan terhadap
genangan air, maka drainase harus lebih baik.
2.‘ Jenis Tanah
Jenis tanah yang bengandung lempung cenderung lebih sulit dalam
pengolahan tanah, karena jika terlalu kering atau terlalu basah akan mengeras.
Tanah berlempung diusahakan diolah pada saat air kapasitas lapang (air tidak
tergenang dan tidak meresap). Untuk tanah berpasir mengolah pada waktu
basah akan lebih mudah.
3.‘ Kemiringan lahan
Kemiringan lahan diperhatikan untuk mengatur jalannya air. Prinsipnya
adalah pada waktu mengairi, lahan dapat cepat mendapatkan air secara merata
(hemat air). Begitu juga jika mengeluarkan air, tidak ada air yang tergenang

ë
(adanya kubangan pada lahan). Pada waktu air keluar juga jangan sampai
merusak tanaman karena terlalu deras.
Prinsip tersebut dipakai untuk membuat got ataupun bedengan tanaman.
Kemiringan got atau bedengan tanaman yang baik adalah 2% sampai 7%
tergantung curah hujan, jenis tanah, lebar got/bedengan.
4.‘ Musim
Musim pada saat mengolah tanah mempengaruhi biaya dan mutu
pengolahan tanah. Pada saat lahan terlalu basah atau terlalu kering mutu
pengolahan tanah tidak sesuai harapan, bahkan kadang-kadang pengolahan
tanah tidak berguna, contohnya pada tanah lempung basah kita lakukan rotary,
tanah akan menempel pada rotary dan hasilnya sangat minim.
5.‘ Vegetasi Lahan
Vegetasi lahan adalah tumbuhan di lahan pada saat pengolahan tanah.
Idealnya pengolahan tanah dilakukan pada saat tidak ada tumbuhan diatasnya.
Alat pengolahan tanah bisa terhambat jika banyak vegetasi/tumbuhan pada
lahan, sehingga hasil tidak maksimal.
6.‘ Jenis Alat
Jenis alat seperti bajak singkal, garu, rotary harus disesuaikan dengan
jenis tanaman dan jenis tanah. Tanaman yang membutuhkan perakaran dalam
membutuhkan bajak. Sedangkan tanaman yang membutuhkan gembur dapat
mengunakan rotary.

-
ÊÊÊ ‘ 




 ‘ 
Bahan yang digunakan dalam praktikum ³Pengolahan Tanah´ adalah
1.‘ Sebidang tanah yang akan diolah.
2.‘ Tali raffia
3.‘ Bambu

‘   
Alat yang digunakan dalam praktikum ³Pengolahan Tanah´ adalah
1.‘ Cangkul
2.‘ Roll meter

r
Ê ‘  




1.‘ Petakan berukuran 3,2 x 4 m2 dibuat dengan membuat batas dengan tali raffia
dan selain petakan buat juga batasan parit diantara petakan yang dibuat.
2.‘ Bagian parit dicangkul sedalam kurang lebih 30 cm.
3.‘ Bersihkan permukaan petakan dari gulma dan bebatuan yang ada.
4.‘ Setelah bersih, tanah pada petakan dicangkul hingga gembur.
5.‘ Permukaan tanah yang telah dicangkul diratakan.

‰
 ‘ ʁ  




 ‘    
Tabel. Perbedaan Lahan Sebelum dan Sesudah Pengolahan
NO Sebelum Sesudah
1 Banyak terdapat bebatuan, sisa Lahan bersih dari bebatuan, sisa
panen dan gulma yang tumbuh panen dan gulma
2 Tanahnya padat Tanahnya menjadi gembur dan
remah
3 Aerasinya buruk Aerasinya baik
4 Tidak terdapat saluran drainase Terdapat saluran drainase berbetuk
parit disekeliling bedengan.
5 Lahanya rata Lahanya berbentuk bedengan

‘  
Praktikum pengolahan tanah menggunkan cangkul sebagai alat utama.
Pada saaat paktikum dilakukan beberapa kegiatan pengolahan antara lain:
1.‘ Penyiapan dan pembersihan lahan
Penyiapan lahan dengan membuat pola bedengan pada lahan
mengunakan tali raffia. Lahan dibersihkan dari sisa panen, gulma dan
bebetuan dilakukan secara manual.
2.‘ Pembuatan bedengan
Pembuatan bedengan bertujuan sebagai tempat tumbuh tanaman dan
mengatur jalannya air. Pembuatan bedengan dilakukan secara manual
mengunakan cangkul dengan membuat parit disekeliling bedengan.
3.‘ Penggemburan tanah
Penggemburan bertujuan meremahkan tanah supaya akar berkembang
maksimal, semakin gembur tanah akan mendukung pertumbuhan awal

Î
tanaman (perkecambahan ataupun pertumbuhan tanaman muda). Alat yang
digunakan adalah cangkul.
Tujuan pengolahan tanah, antara lain: (Soedyanto, 1988)
1.‘ Meningkatkan sifat-sifat tanah; memperbaiki struktur dan porositas tanah,
sehingga antara pemasukan air dan pengeluarannya menjadi seimbang yang
berarti cepat basah dan cepat mengering dalam artian untuk kehidupan
tanaman. Begitu pula peredaran udara menjadi optimal yang berarti akan
menjamin aktivitas biologis menjadi optimal pula.
2.‘ Pertumbuhan tanaman menjadi baik, karena dengan adanya pengolahan tanah
memungkinkan peredaran air, udara dan suhu di dalam tanah menjadi lebih
baik.
3.‘ Mempermudah penggunaan pupuk dan obat-obatan di dalam tanah. Setiap
pengolahan tanah perlu untuk mempersiapkan fisik tanah.
Tujuan pengolahan salah satunya adalah memperbaiki struktur dan tekstur
tanah. Pengaruh struktur dan tektur tanah terhadap pertumbuhan tanaman terjadi
secara langsung. Struktur tanah yang remah pada umumnya menghasilkan laju
pertumbuhan tanaman dan produksi persatuan waktu yang lebih tinggi
dibandingkan dengan stuktur tanah yang padat. Jumlah dan panjang akar tanaman
yang tumbuh pada tanah remah umumnya lebih banyak dibandingkan dengan akar
tanaman yang tumbuh pada tanah berstruktur berat. Hal ini disebabkan
perkembangan akar tanaman pada tanah padat, sebagai akibat mudahnya
intersepsi akar pada setiap pori-pori tanah yang memang tersedia banyak pada
tanah remah. Selain itu akar memiliki kesempatan untuk bernafas secara maksimal
pada tanah berpori, dibandingkan tanah yang padat (Anonim, 2008).
Pencapaian tujuan dari pengolahan tanah terlihat dari kondisi tanah yang
berubah setelah dilakukan pengolahan pada saat prkatikum. Perubahan yang
terjadi antara lain tanah yang menjadi gembur dan remah, lahan bersih dari gulma,
sisa panen dan batuan serta memiliki aerasi dan drainase yang baik. Kondisi
seperti ini diharapkan dapat menunjang pertumbuhan tanaman.
Pada jangka panjang, pengolahan tanah cenderung mempercepat
kerusakan

u
tanah. Beberapa dampak jangka panjang pengolahan tanah yang merugikan,
antara laian: (So dkk, 2000)
1.‘ Mengurangi kandungan bahan organik tanah, infiltrasi dan erosi.
Pengolahan tanah terus menerus mempercepat oksidasi bahan organik
tanah, sehingga mengurangi kandungan bahan organik, kestabilan agregat, dan
laju infiltrasi
2.‘ Memadatkan tanah.
Pemadatan tanah secara langsung terjadi akibat beban alat pengolah tanah,
dan pembentukan sistem dispersi akibat irigasi atau hujan setelah pengolahan.
Pengaruh ini lebih nyata kalau operasi pengolahan dilaukan dibawah kondisi yang
kurang tepat. Pengolahan pada kondisi terlalu kering akan menyebabkan hasil
olah terlalu halus sehingga mendorong terbentuknya sistem terdispersi, sedangkan
pengolahan pada kondisi terlalu lembab menyebabkan efek smearing, baik oleh
selip roda traktor maupun oleh geseran alat pengolah.
3.‘ Meningkatkan emisi CO2.
Kehilangan CO2 selama 4 hari pada awal musim pertanaman pada tanah
yang selalu lembab, setara dengan 90 kg dan 950 kg per hektar bahan organik
berturut-turut untuk tanah bertekstur liat dan lempung berpasir.
4.‘ Mengurangi mikrobia tanah.
Cacing tanah merupakan biota tanah penting untuk indikator kesehatan
tanah. Pengurangan populasi cacing tanah dapat mencapai 2,5 sampai 6 kali
akibat pengolahan tanah.










è
Ê ‘ ʁ




Berdasarkan praktikum ³Pengolahan Tanah´ yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa
1.‘ Pengolahan tanah yang dilakukan dengan menggunakan cangkul dapat
memberikan dampak positif terhahap sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
2.‘ Tanah setelah diolah menjadi gembur, bersih dari gulma,sisa panendan
bebatuan serta memiliki aerasi dan drainase yang baik.

^





Anonim. 2009.     
 
. http://agricoach-
inc.com/?page_id=136. Diakses pada tanggal 20 Juni 2010.

Anonim. 2009.   
 
. http://124.81.86.180/inovasi/kl070504.pdf .
Diakses pada tanggal 20 Juni 2010.

Soeyanto, dkk. 1988.   . CV Yasaguna, Jakarta.

So, HB, R. Dalal, Y. K. Chan, N. M. Menzies, D. Freebairn, 2000 



                
        . Purdue University, Indiana.

Umar, Ibnu. 2008.   


 
 Konservasi.
http://www.rudyct.com/PPS702-ipb/09145/ibnu_umar.pdf. Diakses pada
tanggal 20 Juni 2010.



















c
Ê ‘  




 ‘  
 
Kegiatan penanaman merupakan salah satu langkah dalam budidaya
tanaman. Dalam penanaman ada dua macam cara, yaitu langsung ditanam pada
media tanam dan melalui pesemaian terlebih dahulu. Menanam merupakan
pekerjaan yang sangat penting dalam usaha produksi tanam. Kekeliruan pada
tahap ini bukan saja dapat menurunkan produksi, melainkan juga dapat
menyebabkan tanaman tidak tumbuh atau mati sebelum menghasilkan. Seringkali
terjadi para petani melakukan penanaman akan tetapi hanya dengan asal tanam
saja tanpa memperhatikan langkah-langkahnya secara baik, sehingga produksi
yang dihasilkan rendah.
Oleh karena itu dalam proses penanaman harus benar-benar diperhatikan
langkah-langkahnya agar tanaman dapat tumbuh sebagai mana mestinya.
Tanaman yang ditanam dengan cara yang benar akan dapat menghasilkan
produksi yang maksimal. Dalam penanaman yang paling penting adalah waktu
tanam dan persiapan tanah. Usaha penanaman benih harus dilakukan dengan
benar dan tepat agar tanaman tumbuh baik, produksinya maksimal dan pada
akhirnya tujuan untuk dapat memperoleh keuntungan dapat tercapai.

‘   
Tujuan prkatikum ³Penanaman´ adalah mempelajari dan mempraktekkan
cara menanam tanaman semusim.

cc
ÊÊ ‘ ʁ




Menanam merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam usaha produksi
tanam. Kekeliruan yang terjadi pada tahap ini tidak saja dapat menurunkan
produksi, melainkan juga dapat menyebabkan tanaman tidak tumbuh atau mati
sebelum menghasilkan. Sehingga cara menanam perlu dipelajari dengan baik, agar
kegagalan dapat dihindari. Karena kesalahan dalam bercocok tanam hanya akan
membuang biaya, tenaga dan waktu (Soeyanto, 1988)
Hal yang perlu diperhatikan sebelum kegiatan penanaman adalah
(Anonim, 2007)
1.‘ Penentuan Jarak Tanam
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penentuan jarak tanam yakni
singkat kesuburan tanah, jenis, atau klon tanaman dan tingkat kemiringan
lahan. Pada tanah yang subur, jarak tanam biasanya lebih besar jika di
bandingkan pada tanah yang kurang subur. Jenis atau klon tanaman yang
berkanopi lebar di tanam dengan jarak yang lebih besar di bandingkan dengan
berkanopi kecil. Sedangkan, pada tanah dengan topografi berbukit miring,
biasanya jarak tanaman lebih besar karena harus mengikuti arah garis kontour.
2.‘ Saat dan Waktu Tanam
Penentuan waktu tanam berkaitan erat dengan kesediaan air di lokasi
yang bersangkutan. Tanaman harus ditanam di musim yang tepat. Tanaman
yang tidak ditanam pada musim yang tepat pertumbuhannya akan lambat, atau
mudah terserang serangan hama/ penyakit sehingga produksinya akan
berkurang. Tiap tanaman memiliki waktu tanam yang berbeda, ada tanaman
yang baik ditanam pada musim hujan, kemarau dan akhir musim hujan, atau
akhir musim kemarau.
3.‘ Sistem Tanam
Mengacu pada usaha konservasi lahan terdapat 2 pola tanam yaitu untuk
lahan dataran tinggi ditanam dengan pola monokultur, dan untuk dataran
rendah dengan pola tumpang sari.


a.‘ Penanaman dengan pola monokultur untuk dataran rendah yakni
penanaman satu jenis tanaman.
b.‘ Penanaman tumpang sari. Penanaman tanaman pokok dan diantara
tanaman pokok juga ditanam satu jenis tanaman lain misalnya

c-
ÊÊÊ ‘ 




 ‘ 
Bahan yang digunakan dalam praktikum ³Penanaman´ adalah
1.‘ Benih jagung
2.‘ Benih kacang hijau
3.‘ Furadan
4.‘ Pupuk Urea
5.‘ Pupuk SP-20
6.‘ Pupuk KCl

‘   
Alat yang digunakan dalam praktikum ³Penanaman´ adalah
1.‘ Tujal
2.‘ Penggaris
3.‘ Roll meter
4.‘ Tali raffia

cr
Ê ‘  




1.‘ Pola jarak tanam diukur dan dibuat pola menggunakan tali raffia agar lebih
mudah. Jarak tanam untuk jagung 160cm x 40cm dan kacang hijau 40cm x
20cm.
2.‘ Lubangi setiap lubang tanam yang telah dibuat polanya dengan menggunakan
tugal. Tiga lubang lagi dibuat disekitar lubang tanam untuk lubang pupuk.
3.‘ Furadan dimasukkan lebih dahulu dilubang tanam kacang hijau kemudian dua
buah benih kacang hijau dimasukkan kedalam tanah.
4.‘ Pada lubang tanaman jagung masukkan dua buah benih jagung.
5.‘ Pupuk dimasukkan kedalam masing-masing lubang pupuk. Satu lubang untuk
Urea, satu lubang untuk SP-20 dan sisanya KCl.
6.‘ Tutup semua lubang dengan tanah.


 ‘ ʁ  




 ‘    
1.‘ Kebutuhan benih Kacang Hijau
‫݇ܽݐ݁݌ݏܽݑܮ‬
σ‫ ݇ܽݐ݁݌ݎ݁݌݉ܽ݊ܽݐ ܾ݃݊ܽݑܮ‬ൌ
‫݉ܽ݊ܽݐ݇ܽݎܽܬ‬
ሺͶ ൈ ͵ǡʹሻ ݉ଶ
ൌ
ሺͶͲ ൈ ʹͲሻܿ݉ ଶ
ଵଶ଼଴଴଴௖௠ మ
=
଼଴଴௖௠ మ
= 160 lubang tanam
Jika satu lubang tanam 2 benih, maka
Kebutuhan benih = 2 × 160 lubang tanam
= 320 benih Kacang Hijau

2.‘ Kebutuhan pupuk Kacang Hijau


a.‘ Pupuk Urea
‫ݏ݅ݏ݋ܦ‬
ൌ  ൈ ‫݇ܽݐ݁݌ݏܽݑܮ‬
ͳ݄ܽ
ͷͲ݇݃
ൌ ൈ ሺͶ ൈ ͵Ǥʹ݉ଶ ሻ
ͳͲͲͲͲ݉ଶ
ൌ ͸Ͷ݃‫݉ܽݎ‬
b.‘ Pupuk SP-20
‫ݏ݅ݏ݋ܦ‬
íൌ  ൈ ‫݇ܽݐ݁݌ݏܽݑܮ‬
ͳ݄ܽ
͹ͷ݇݃
ൌ ൈ ሺͶ ൈ ͵Ǥʹ݉ଶ ሻ
ͳͲͲͲͲ݉ ଶ
ൌ ͻ͸݃‫݉ܽݎ‬
c.‘ Pupuk KCl
‫ݏ݅ݏ݋ܦ‬
2ൌ  ൈ ‫݇ܽݐ݁݌ݏܽݑܮ‬
ͳ݄ܽ


ͷͲ݇݃
ൌ ൈ ሺͶ ൈ ͵Ǥʹ݉ଶ ሻ
ͳͲͲͲͲ݉ଶ
ൌ ͸Ͷ݃‫݉ܽݎ‬

‘  
Praktikum ini terbagai atas banyak petak yang setiap petaknya ditanam
dengan pola tanam yang berbeda-beda. Kelompok kami menanam kacang hijau
dengan sistem tanam monokultur, sedangkan sistem tanam tumpang sari dengan
jagung dilakukan oleh kelompok lainnya.
Kacang hijau ( L.) merupakan salah satu komoditas tanaman
kacang-kacangan yang banyak dimakan rakyat Indonesia, seperti: bubur kacang
hijau dan isi onde-onde, dan lain-lain. Kecambahnya dikenal sebagai tauge.
Tanaman ini mengandung zat-zat gizi, antara lain: amylum, protein, besi,
belerang, kalsium, minyak lemak, mangan, magnesium, niasin, vitamin (B1, A,
dan E). Manfaat lain dari tanaman ini adalah dapat melancarkan buang air besar
dan menambah semangat hidup. Selain itu juga dapat digunakan untuk
pengobatan hepatitis, terkilir, beri-beri, demam nifas, kepala pusing/vertigo,
memulihkan kesehatan, kencing kurang lancar, kurang darah, jantung mengipas,
dan kepala pusing (Achyad dan Rasyidah, 2006).
Kacang hijau memiliki kelebihan ditinjau dari segi agronomi dan
ekonomis, seperti: (Sunantara,2000).
1.‘ Lebih tahan kekeringan
2.‘ Serangan hama dan penyakit lebih sedikit
3.‘ Dapat dipanen pada umur 55-60 hari
4.‘ Dapat ditanam pada tanah yang kurang subur
5.‘ Cara budidayanya mudah
Tanaman kacang hijau pada lahan sawah tanaman kacang hijau ditanam
pada musim kemarau setelah padi. Sedangkan dilahan tegalan dilakukan pada
awal musim hujan (Anonim, 2007). Hal ini sesuai dengan pelaksanaan praktikum.
Praktikum dilaksanakan pada lahan tegalan dan pada saat itu hujan masih turun.

cu
Menurut Suprapto dan Tateng (1988) menanam pada musim hujan terdapat resiko
besar serangan penyakit dan waktu panen.
Jarak tanam yang tepat adalah penting dalam pemanfaatan sinar secra
optimal untuk proses fotosintesisnya. Jarak tanam yang optimum dipengaruhi oleh
factor tipe varietas dan musim tanam (Suprapto dan Tateng, 1988). Benih kacang
hijau ditanam dengan cara tugal, dengan jarak 40 cm x 10 cm atau 40 cm x 15
cm, tiap lubang diisi 2 biji (Anonim, 2007). Penanaman kacang hijau pada saat
praktikum adalah dengan cara tugal, jarak tanam 40 cm x 20 cm.
Jumlah benih yang dibutuhkan dalam penanaman kacang hijau monokultur
adalah 320 benih. Jarak tanam dan luas tanaman menentukan jumlah populasi
dalam petak tersebut. Menurut Cagampang (1975) populasi tanaman pun besar
pengarunya dalam produksi tanaman.
Benih sebelum ditanam di beri Furadan. Furadan adalah insektisida atau
nematisida sistemik berbentuk butiran warna ungu, untuk mengendalikan hama-
hama pada tanaman. Jadi tujuan dari pemberian furadan adalah untuk mencegah
serangan hama dini pada benih yang baru ditanam.
Dalam praktikum yang dilakukan menggunakan pupuk Urea, KCl, dan
SP36. Pupuk tersebut mengandung unsur-unsur antara lain : (Novizan, 2002)
a.‘ Nitrogen (N)
Unsur ini punya pengaruh besar terhadap pertumbuhan batang dan daun,
terlebih pada saat tanaman mulai berbunga dan berbuah. Pemberian unsur
nitrogen tidak perlu menunggu sampai menjelang unsur tersebut diperlukan
tanaman karena biasanya tanaman dapatn menyimpan sendiri unsur nitrogen.
Pemberian pupuk yang mengandung nitrogen harus memperhatikan faktor-
faktor seperti umur tanaman, jenis-jenis tanah, banyaknya curah hujan,
kandungan bahan organik.
b.‘ Phosphor(P)
Unsur ini penting sekali sekali untuk pertumbuhan tanaman, mulai dari
perakaran, batang sampai daun. Peranan unsur phosphor di dalam dunia
pertanian amat penting sekali hingga phosphor kerap disebut sebagai The
masterkey of agriculture (kunci utama dalam pertanian). Penggunaan unsur


phosphor haruslah hati-hati karena senyawa unsur phosphor yang diberikan
dalam bentuk senyawa DS atau super phosphat dan triple phosphat tidak
mudah meresap dalam tanah. Peresapan unsur phosphor ini dapat berjalan
dengan cepat, jika tanah cukup banyak mengandung humus. Maka dari itu
penggunaan phosphor ini sebaiknya dicampur dengan pupuk kandang,
kemudian dimasukkan agak dalam ke tanah.
c.‘ Kalium (K)
Peranan unsur kalium bagi tanaman tidak kalah penting dengan unsur
yang lain. Tanaman yang kekurangan zat kalium dapat berakibat menipisnya
zat pati (hidrat arang), sehingga tanaman tidak tahan terhadap kekeringan. Hal
ini menunjukkan bahwa unsur kalium mempunyai hubungan erat dengan
sistem penghisapan dan penyimpanan air di seluruh bagian tanaman.
Kekurangan unsur kalium pada tingkat yang berat menyebabkan warna daun
nampak menguning hingga keabu-abuan dan di bagian dekat pokok tulang
daun tampak kering.
Pemupukan juga dilakukan pada tahap penanaman.‘ Guna mempertahan
hara, diajurkan memberikan pupuk 50 kg Urea, 75 kg SP36 dan 50 kg KCI per
hektar Suprapto dan Tateng (1988). Hal ini sesuai dengan pelaksanaan praktikum
yaitu Urea 50 kg/ha, SP-20 75kg/ha dan KCl 50kg/ha. Berdasarkan kebutuhan itu
dapat dihitung kebutuhan pupuk per petaknya. Pupuk perpetaknya adalah pupuk
urea 64 gram, pupuk SP-20 96 gram dan KCl 64 gram. Pupuk ini ditempatkan
pada lubang yang berbeda untuk mneghindari reaksi antar pupuk.









c^
Ê ‘ ʁ




Berdasarkan praktikum ³Penanaman´ yang telah dilakukan , dapat
disimpulkan bahwa
1.‘ Hal yang perlu diperhatikan dalam penanaman kacang hijau adalah waktu
tanam, cara tanam dan jarak tanam. Kacang hijau yang ditanam adalah dengan
sistem monokultur, jarak tanam 40cm x 20cm.
2.‘ Benih yang dibutuhkan untuk penanaman ber gantung dari luas petak, jarak
tanam dan jumlah benih per lubang.

ë





Anonim. 2007.  .
http://www.bi.go.id/sipuk/id/?id=4&no=20117&idrb=41601 . Diakses pada
tanggal 15 juni 2010.

Anonim. 2007.    !"


http://sulsel.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_content&view=ar
ticle&id=143:budidaya-kacang-hijau&catid=48:panduanpetunjuk-teknis-
leaflet&Itemid=53 . Diakses pada tanggal 20 Juni 2010.

Anwari, M. dan R. Iswanto. 2004.       !" 



 # $. Berita Puslitbangtan No. 29, April 2004; 16 hlm.

Cagampang, C. 1975. % &  '  


(   $   . Annual
Report, Taiwan.

Novizan. 2002.  " $)# Agromedia Pustaka, Jakarta.

Soeyanto, dkk. 1988.   . CV Yasaguna, Jakarta.

Sunantara, I.M.M. 2000     


   !" No. Agdex:
142/35. No. Seri: 03/Tanaman/2000/September 2000. Instalasi Penelitian
dan Pengkajian Teknologi Pertanian Denpasar, Bali

Suprapto dan Tateng. 1988.    !". PT Penebar Swadaya,


Jakarta.









ëc
Ê ‘  




 ‘  
 
Tanaman yang dibudidayakan tidak dapat dibiarkan begitu saja untuk
dapat hidup dengan baik. Maka tanaman perlu dipelihara agar tumbuh dengan
baik dan terhindar dari berbagai keadaan yang tidak menguntungkan seperti
gangguan hama penyakit, gulma, kekurangan air, gangguan alam dan lain
sebagainya yang merupakan penghambat pertumbuhan bagi tanaman, sehingga
produksi tanaman menjadi menurun. Jika produksi tanaman menurun maka
tentunya akan sangat merugikan bagi para petani. Oleh karena itu, untuk
memperoleh produksi yang maksimal maka faktor-faktor penghambat tersebut
harus ditekan serendah-rendahnya.
Pemeliharaan tanaman sangatlah penting, karena merupakan salah satu
faktor penentu dalam produktivitas tanaman dan merupakan salah stu cara untuk
menekan factor penghambat pertumbuhan tanaman. Semakin baik cara
pemeliharaan tanamannya, maka semakin tinggi pula produktivitas tanaman dan
begitu juga sebaliknya. Pemeliharaan tanaman disini dimaksudkan dengan semua
tindakan manusia yang bertujuan untuk memberi kondisi lingkungan yang
menguntungkan sehingga tanaman tetap tumbuh dengan baik dan mampu
memberikan hasil atau produksi yang maksimal. Oleh karena itu, pemeliharaan
sangatlah penting dalam proses budidaya tanaman karena merupakan salah satu
faktor utama.

‘   
Tujuan praktikum ³Pemeliharaan´ adalah melakukan pemeliharaan
tanaman dengan baik selama pertumbuhan tanaman tersebut.





ëë
ÊÊ ‘ ʁ




Pemeliharaan tanaman adalah semua tindakan manusia yang bertujuan
untuk memberi kondisi lingkungan yang menguntungkan, sehingga tanaman tetap
tumbuh dengan baik dan mampu memberikan hasil yang maksimum. Pada
prisipnya pemeliharaan tanaman menyangkut tindakan : (Soedyanto, 1988)
1.‘ Crop management
2.‘ Soil management
3.‘ Pest management
4.‘ Water management
Menurut sifatnya pemeliharaan tanaman dibedakan menjadi 2 macam,
yaitu : (Soedyanto, 1988)
1. Bersifat umum, antara lain : penyiangan, pemupukan, pemberantasan hama
dan penyebab penyakit, irigasi dan drainase.
2. Bersifat khusus, antara lain : pemangkasan, pembumbunan, dan pemberian
seresah.
Penggunaan bibit unggul, bercocok tanam yang baik, tata air yang baik,
pemupukan dengan macam dan dosis yang tepat, serta pemberantasan hama dan
penyakit. Semua itu adalah cara ± cara pemeliharaan tanaman yang sering disebut
dengan panca usaha tani ( Hendro Sunaryono,1984 ). Melakukan pemeliharaan
berarti harus mengetahui akan kebutuhan tanaman, baik pupuk, air, peptisida, dan
unsur hara yang lain. Pupuk diperlukan oleh semua tanaman budidaya untuk
pertumbuhannya, karena dalam pertumbuhannya, tanaman membutuhkan unsur ±
unsur hara atau mineral yang ada di dalam tanah (Hendro, 1984)
Tanaman membutuhkan air yang cukup, sehingga diperlukan suatu tata air
agar kebutuhan air dapat terjamin. Maksud dari tata air adalah memberikan air
atau irigasi pada tanaman, apabila tanaman kekurangan dan membuangnya
apabila kelebihan atau mengalami drainase.



ë-
ÊÊÊ ‘ 




 ‘ 
Bahan yang digunkan dalam praktikum ³Pemeliharaan´ adalah
1.‘ Pupuk Urea
2.‘ Benih kacang hijau

‘   
Alat yang digunkan dalam praktikum ³Pemeliharaan´ adalah
1.‘ Tugal
2.‘ Pancong

ër
Ê ‘  




1.‘ Lahan pertanamanya dibersihkan dari gulma.
2.‘ Jumlah benih yang tidak tumbuh atau rusak diganti dengan benih tanaman
yang baru pada saat tanaman berumur 1 minggu setelah tanam.
3.‘ Satu lubang dibuat dengan tugal disekitar tanaman.
4.‘ Pupuk urea dimasukkan kedalam lubang tersebut kemudian tutup lubangnya
dengan tanah. Ini dilakukan pada saat tanaman berumur 2 minggu setelah
tanam.

ë‰
 ‘ ʁ  




 ‘    
Benih kacang hijau yang ditanam tidak semuanya tumbuh dan ada juga
yang rusak. Benih yanga dibutuhkan untuk menggantinya adalah 46 benih.

‘  
Praktikum pemeliharaan yang dilakukan adalah pemupukan, penyiangan
dan penyulaman. Berikut adalah penjelasan masing-masing dari tindakan
pemeliharaan: (AAK, 1984)
1.‘ Penyiangan
Penyiangan merupakan kegiatan pemeliharaan tanaman yang bertujuan
untuk membersihkan gulma-gulma yang ada di sekitar tanaman yang
mengganggu 9 9 9 9 99
Penyiangan dilakukan seawal
mungkin karena kacang hijau tidak tahan bersaing dengan gulma. Penyiangan
dilakukan 2 kali pada umur 2 dan 4 minggu (Anonim, 2007)
Pelaksanaan praktikum mencabuti gulma dilakukan dengan cara manual.
Cara manual dilakukan dengan mencabuti langsung gulma-gulma tersebut
sampai akar-akarnya dengan menggunakan tangan. Penyiangan dilakukan dua
minggu sekali.
2.‘ Pemupukan
Tujuan dari pemupukan adalah membuat tanah menjadi subur dan
mensuplai unsur-unsur hara yang kurang di dalam tanah yang dibutuhkan oleh
tanaman. Pemupukan yang teratur akan menghasilkan tanah yang subur.
Pemupukan juga harus sesuai dengan dosis, apabila terlalu banyak akan
membuat tanah menjadi padat sehingga tanaman menjadi layu dan pada
akhirnya dapat menimbulkan kematian.
Pelaksanan pemupukan pada saat pemeliharaan hanya diberikan pupuk
urea saja, pada saat penanaman telah dipupuk dari separuh kebutuhan. Hal ini
disebabkan karena urea merupakan pupuk yang gampang larut dan mudah

ëÎ
mengalami pencucian sehingga jika dilakukan sekaligus menjadi boros karena
pencucian tersebut (Novizan, 2002).
3.‘ Penyulaman
Penyulaman merupakan tindakan untuk mengganti tanaman yang rusak
dan benih yang tidak tumbuh. Benih kacang hijau yang ditanam tidak
semuanya tumbuh. Benih yang ditambahkan sebanyak 46 benih. Penyulaman
dilakuakan pada saat tanaman berumur 2 minggu setelah tanam.
Penyiraman tidak dilakukan pada saat praktikum. Sebab, pada saat
penanaman masih terjadi hujan secara intensif setiap harinya hingga panen.
Penyiraman bertujuan untuk menjaga kondisi tanah tetap lembab atau menjaga
dari kekeringan tanaman yang tidak dapat balik (irreversible) dan mengakibatkan
kematian.

ëu
Ê ‘ ʁ




Berdasarkan praktikum ³Pemeliharaan´ yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa
1.‘ Pemeliharaan tanaman bertujuan untuk memelihara tanaman agar dapat
tumbuh dengan baik.
2.‘ Tindakan pemeliharaan pada kacang hijau yang telah dilakukan adalah
penyulaman, pemupukan, dan penyiangan.

ëè





AAK. 1984. (*(   . Jakarta : Kanisus

Anonim. 2007.    !"


http://sulsel.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_content&view=ar
ticle&id=143:budidaya-kacang-hijau&catid=48:panduanpetunjuk-teknis-
leaflet&Itemid=53 . Diakses pada tanggal 20 Juni 2010

Novizan. 2002.  " $)# Agromedia Pustaka, Jakarta.

Soeyanto, dkk. 1988.   . CV Yasaguna, Jakarta.

Sunarjono, Hendro. 1984.    


(! . C.V. Sinar
Baru, Bandung.


















ë^
Ê ‘  




 ‘  
 
Usaha-usaha di bidang pertanian kegiatan penanganan dan pengelolaan
tanaman penting sekali untuk diperhatikan dari sejak penyiapan lahan
penanamannya sampai kepada penyimpanan hasil-hasil tanamannya. Tanpa
memperhatikan kegiatan penanganan atau pengelolaan tersebut sudah dapat
dipastikan usaha pertanaman akan mengalami kegagalan atau kalau
menghasilkan maka hasilnya akan kurang memuaskan baik dalam kuantitas
maupun dalam kualitas.
Panen merupakan salah satu tindakan yang penting dalam uasaha budidaya
tanaman. Penanganan meliputi penanganan atau pengelolaan sebelum panen,
penanganan atau pengelolaan menjelang panen, penanganan atau pengelolaan
saat panen, penanganan atau pengelolaan lepas panen. Ticakan yang salah dari
panen maka dapat mengakibatkan kehilangan hasil dak dampaknya adalah
mengalami kerugian. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan panen yang tepat
sesuai dengan jenis tanamannya untuk menurunkan kehilangan hasil.

‘   
Tujuan praktikum ³Pengamatan dan Panen´ adalah mengamati,
menganalisis variable yang ada pada tanaman dan melakukan pemanenan.

-
ÊÊ ‘ ʁ




Sistem pertanaman ganda adalah suatu strategi produksi tanaman terdiri
atas berbagai kegiatan menigkatkan hasil tanaman per satuan luas lahan per satuan
waktu melalui penanaman beberapa jenis tanaman secara bersamaan
(   $$), berurutan ( +   $$), atau kombinasi antara tanaman
tunggal dan tanaman campuran secara berurutan pada petak lahan sama selama
setahun (Tohari, 2002).
Panen adalah proses pengambilan komponen-komponen produksi dari
tanaman yang dibudidayakan dengan tujuan untuk dikonsumsi, diolah, dipasarkan
atau digunakan untuk keperluan lainnya (Tim Penulis PS, 1996)
Kegiatan penanganan atau pengelolaan penting sekali dilakukan sejak
penyiapan lahan penanamannya sampai kepada penyimpanan dan penyiapan
hasil tanaman untuk dipasarkan. Berikut adalah penanganan panen: (Soedyanto,
1988)
1.‘ Penanganan atau pengelolaan sebelum panen.
2.‘ Penanganan atau pengelolaan menjelang panen.
3.‘ Penanganan atau pengelolaan saat panen.
4.‘ Penanganan atau pengelolaan lepas panen.
Tujuan penanganan saat panen yaitu agar diperoleh hasil yang
memuaskan, baik kualitas maupun kuantitas (sesuai dengan yang diharapkan
pasar atau konsumen) yang kesemuanya itu akan lebih menguntungkan petani
penanamnya. Dengan adanya penanganan dan pengelolaan saat panen diharapkan
nantinya adalah tidak banyak hasil yang terbuang dan tidak banyak hasil yang
rusak (Tim Penyusun PS, 1996)

-c
ÊÊÊ ‘ 




 ‘ 
Bahan yang digunakan dalam praktikum ³Pengamatan dan Panen´ adalah
1.‘ Tanaman kacang hijau
2.‘ Data hasil pengamatan tanaman jagung tumpang sari dari kelompok lain.
3.‘ Data hasil pengamatan kelas E dan F

‘   
Alat yang digunkan dalm praktium ³Pengamatan dan Panen´ adalah
1.‘ Timbangan analitik
2.‘ Mistas
3.‘ Alat tulis
4.‘ Buku catatan
5.‘ Oven
6.‘ Kertas Koran


Ê ‘  




1.‘ Pengamatan yang dilakukan adalah tinggi tanaman, luas daun, dan jumlah
daun tripoliat yang dilakukan setiap dua minggu sekali
2.‘ Pada saat panen ambil dua sampel tanaman dari setiap sudut dan di tengah
3.‘ Hitung jumlah cabang produktif dan bobot bijinya dari sample, kemudian
tanaman sample tersebut dioven hingga kering dan timbang bobot keringnya.
4.‘ Sisa tanaman dilahan, dipanen pada bagian petak efektifnya saja dan sisakan
tanaman bordernya.
5.‘ Timbanglah bobot total biji yang diperoleh dari panen petak efektif.
6.‘ Hasil yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis DMRT.

--
 ‘ ʁ  




 ‘    
 ‘    
     

a.‘ Pengamatan Ke-1 (12 April 2010)
B
I II III IV Ó
P

Monokultur 25,532 2,39 2,54 2,11 32,572

KH Tumpangsari
11 2,84 9,65 2,468 26,138
J, Manis
KH Tumpang Sari
22,49 3,667 8,25 10,4 44,807
J, Hibrida

b.‘ Pengamatan Ke-2 (26 April 2010)


B
I II III IV Ó
P

Monokultur 43,887 28,92 23,25 22,08 118,137

KH Tumpangsari
38,8 17,60 23,1 43,33 122,83
J, Manis
KH Tumpang Sari
40,46 10,725 42,96 40,68 134,825
J, Hibrida

c.‘ Pengamatan Ke-3 (10 Mei 2010)


B
I II III IV Ó
P

-r
Monokultur 97,336 66,48 76,38 74,36 314,556

KH Tumpangsari
83,4 39,83 73,12 126,87 323,22
J, Manis
KH Tumpang Sari
73,74 74,512 115,22 133,27 276,742
J, Hibrida

d.‘ Pengamatan Ke-4 (24 Mei 2010)


B
I II III IV Ó
P

Monokultur 111,38 64,58 86,14 75,63 337,76

KH Tumpangsari
110,0 57,63 99,61 265,15 532,39
Jagung Manis
KH Tumpang Sari
75,9 73,61 132,49 144,46 426,46
Jagung Hibrida

    

a.‘ Pengamatan Ke-1 (12 April 2010)
B
I II III IV Ó
P
Monokultur
50,25 30,014 26,24 26,64 133,144
Jagung Manis
Monokultur
28,97 17,55 22,11 30,64 99,27
Jagung Hibrida
Tumpangsari
80,8 24,86 45,37 60,37 211,4
Jagung Manis
Tumpang Sari
136,53 10,776 28,92 11,45 187,676
Jagung Hibrida


b.‘ Pengamatan Ke-2 (26 April 2010)
B
I II III IV Ó
P
Monokultur
290,53 259,337 172,16 197,6 919,627
Jagung Manis
Monokultur
218,96 170,4638 160,47 128,73 678,6238
Jagung Hibrida
Tumpangsari
198,0 190,58 125,08 142,82 656,48
Jagung Manis
Tumpang Sari
280,57 106,444 200,16 148,898 736,072
Jagung Hibrida

c.‘ Pengamatan Ke-3 (10 Mei 2010)


B
I II III IV Ó
P
Monokultur
528,149 595,405 434,88 435,4 1993,834
Jagung Manis
Monokultur
648,30 708,7874 392,09 543 2292,1774
Jagung Hibrida
Tumpangsari
495,9 370,78 341,85 360,72 1569,25
Jagung Manis
Tumpang Sari
673,03 311,367 435,36 681,816 2101,573
Jagung Hibrida

d.‘ Pengamatan Ke-4 (24 Mei 2010)


B
I II III IV Ó
P
Monokultur
506,1 628,835 488,04 585,36 2208,335
Jagung Manis


Monokultur
681,25 786,21 461,54 793,93 2722,93
Jagung Hibrida
Tumpangsari
506,1 426,67 942,3 998,07 2873,14
Jagung Manis
Tumpang Sari
716,003 642,038 489,02 1151,904 2998,965
Jagung Hibrida

‘     )
     

a.‘ Pengamatan Ke-1 (12 April 2010)
B
I II III IV Ó
P

Monokultur 21,38 14,74 15,09 9,8 61,01

KH Tumpangsari
17,6 13,1 11,63 13,5 55,83
J, Manis
KH Tumpang Sari
31,86 15,03 13,65 12,5 73,04
J, Hibrida

b.‘ Pengamatan Ke-2 (26 April 2010)


B
I II III IV Ó
P

Monokultur 40,35 34,84 31,52 22,84 129,55

KH Tumpangsari
36,8 26,35 21,0 27,73 111,88
J, Manis
KH Tumpang Sari
35,38 36,6 32,55 33,8 138,28
J, Hibrida

-u
c.‘ Pengamatan Ke-3 (10 Mei 2010)
B
I II III IV Ó
P

Monokultur 70,14 60,3 57,43 55,46 243,33

KH Tumpangsari
53,6 44,4 53,9 43,58 195,48
J, Manis
KH Tumpang Sari
53,47 64,34 67,45 67,3 291,85
J, Hibrida

d.‘ Pengamatan Ke-4 (24 Mei 2010)


B
I II III IV Ó
P

Monokultur 89,1 68,67 71,33 58,68 287,78

KH Tumpangsari
62,0 51,75 64,9 79,7 258,35
Jagung Manis
KH Tumpang Sari
54,45 77,4 83,2 76,80 291,85
Jagung Hibrida

    

a.‘ Pengamatan Ke-1 (12 April 2010)
B
I II III IV Ó
P
Monokultur
37,79 26,1 26,8 26,3 116,99
Jagung Manis
Monokultur Jagung
27,36 19,3 18,77 19,03 84,46
Hibrida
Tumpangsari 28,7 27,15 19,03 20,6 95,48


Jagung Manis
Tumpang Sari
79,6 23,13 18,1 23,5 144,33
Jagung Hibrida

b.‘ Pengamatan Ke-2 (26 April 2010)


B
I II III IV Ó
P
Monokultur
93,74 85,02 71,4 72,73 322,89
Jagung Manis
Monokultur
86,02 66,45 34,93 42,8 230,2
Jagung Hibrida
Tumpangsari
79,3 78,55 42,8 68,16 269,25
Jagung Manis
Tumpang Sari
89,95 69,7 64,4 62,6 286,25
Jagung Hibrida

c.‘ Pengamatan Ke-3 (10 Mei 2010)


B
I II III IV Ó
P
Monokultur
178,9 170,0 157,6 138,93 645,43
Jagung Manis
Monokultur
176,1 160,1 113,6 130,3 580,1
Jagung Hibrida
Tumpangsari
173,1 129,45 130,3 162,3 595,15
Jagung Manis
Tumpang Sari
197,0 150,8 132,18 127,74 607,72
Jagung Hibrida

-^
d.‘ Pengamatan Ke-4 (24 Mei 2010)
B
I II III IV Ó
P
Monokultur
228,3 231,8 207,6 201,93 869,63
Jagung Manis
Monokultur
267,16 252,7 191,25 190,6 901,71
Jagung Hibrida
Tumpangsari
228,3 159,6 190,6 225,8 804,3
Jagung Manis
Tumpang Sari
231,03 241,95 219,0 171,0 862,98
Jagung Hibrida

‘  !   


Bobot Kering Tanaman (G)
Bobot Kering I II III IV Ó
Tanaman
Monokultur 45,4 - 106,95 192 344,35
Jagung Manis
Monokultur 71,75 204,1 195,5 - 471.32
Jagung Hibrida
Tumpangsari 31,2 397,5 154,7 312,1 895,5
Jagung Manis
Tumpang Sari 40,5 - - - 40,5
Jagung Hibrida

r
 ‘  !  ! " 
Cabang produktif
U I II III IV ™
P
Monokultur 3,40 3,70 5,40 3,50 16,0
T,S, J,M 4,90 4,00 4,70 4,65 18,3
T,S, J,H 3,80 4,20 4,00 6,00 18,0

Bobot biji sampel (g)


U I II III IV ™
P
Monokultur 1,77 4,24 2,70 2,88 11,59
T,S, J,M 3,30 3,80 3,12 3,70 13,92
T,S, J,H 2,01 5,32 3,50 6,30 17,13

Bobot petak efektif (g)


U I II III IV ™
P
Monokultur 172,00 220,00 132,00 147,00 671,00
T,S, J,M 154,00 160,00 143,00 151,00 608,00
T,S, J,H 183,00 180,00 139,00 84,10 586,10

Bobot kering
tanaman (g)
U I II III IV ™
P
Monokultur 14,7 16,4 23,75 18,7 73,55
T,S, J,M 27,9 22,65 24,5 26,7 101,75
T,S, J,H 10,8 20,2 23,15 39,5 93,65



rc
‘   
TITLE : kacang hijau
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘ ‘‘ ‘‘
‘ ‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘    ‘
   ‘
‘  ‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 
‘‘‘‘‘‘ ‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘   ‘‘   ‘‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘ !" #‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ $‘‘‘%&&‘'()‘‘‘‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘%&&‘*(+#(,'‘‘‘‘‘ ‘
‘
‘
LUAS DAUN (CM 2)
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘
‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘-./0‘‘‘‘‘1/0.$‘‘‘‘‘1/122‘‘ ‘‘‘
/00‘
‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘-1/311‘‘‘‘‘$./20‘‘‘‘‘0/21‘‘‘‘
1./0‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘0/‘‘‘‘‘1/-$.‘‘‘‘‘2/21‘‘‘‘‘
3$/$1‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘ ‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘3/22‘‘‘‘1/-.-‘‘‘‘--/22‘‘‘‘
$0/$1$‘
‘‘‘‘‘‘‘ ‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘-/0.‘‘‘‘‘-/3..‘‘‘‘‘00/.$‘‘‘‘‘
23/1‘
‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘  ‘‘  
‘ ‘! ')‘,'  ‘
‘

 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘


 ‘
  ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$-/-31‘‘‘‘‘‘‘323/$$211‘‘‘‘‘‘‘‘‘
$/$‘)‘
   ‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘0/.02‘‘‘‘‘‘‘$2$/$$-2.‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘
4‘
 ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘-‘‘‘‘‘‘‘$./$1‘‘‘‘‘‘‘0/303 ‘
555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555
5555555555555555 ‘
 ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘0-21/$$-3. ‘

 ‘
67‘‘‘0/$8 ‘
)‘‘"‘)(&(9(6'" ‘


TABLE OF PERLAKUAN (P) MEANS FOR luas daun (cm2)
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘   /‘ ‘‘ ‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 55555555555555555555555555555555555555 5555‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘    ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘  
‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘
 ‘‘‘‘‘3/2‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 5‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ $‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘-$/220‘‘‘‘‘‘‘‘/3‘)‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ -$/-2-‘‘‘‘‘‘‘‘/$.‘)‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘02/.-‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ )‘‘"‘)(&(9(6'"‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘
:'#()‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘/ / /‘‘‘ 08‘‘‘
 8‘‘
‘‘‘‘‘‘‘‘$5‘;')‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘/13‘‘‘‘0/$00‘‘‘‘
0/$‘
‘
TABLE OF PERLAKUAN (P) MEANS FOR luas daun (cm2)
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘   /‘ ‘‘ ‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘    ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘  !" #‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘3/2‘'‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘%&&‘'()‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘-$/220‘'‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘%&&‘*(+#(,'‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘‘-$/-2-‘'‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘02/.-‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 55555555555555555555 5555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ;')‘9!!<;,‘+=‘'‘6‘!;"";#‘'#;‘"‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ )(&(9(6'"!=‘,(99;#;"‘'"‘"*;‘08‘!;7;!‘+=‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ /‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘
‘
‘
‘
‘
TINGGI TANAMAN (CM)
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘
‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘00/$‘‘‘‘‘/-3‘‘‘‘‘/3‘‘‘‘‘
-/-.0‘
‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$/011‘‘‘‘‘/.11‘‘‘‘‘2/303‘‘‘‘‘
/$3‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘/2.1‘‘‘‘‘3/‘‘‘‘‘./$‘‘‘‘‘
2/-11‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘ ‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘/0‘‘‘‘$-/33‘‘‘‘1/.‘‘‘‘
$0/$‘
‘‘‘‘‘‘‘ ‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘2/23‘‘‘‘‘$/$.‘‘‘‘‘/-3‘‘‘‘‘
/313‘
‘
‘

r-
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ANALYSIS OF VARIANCE FOR tinggi tanaman


 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘


 ‘
  ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘0$/.0.303$‘‘‘‘‘‘‘2/-0$3-‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘
4‘
   ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘0$/-$10‘‘‘‘‘‘‘2-/1-3113‘‘‘‘‘‘‘‘‘
$/.‘)‘
 ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘-‘‘‘‘‘‘‘3/.221-0‘‘‘‘‘‘‘1/03$.0 ‘
555555555555555555555555555555555555555555555555555555555 555555
5555555555555555 ‘
 ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘33/0.2-- ‘

 ‘
67‘‘‘$/-8 ‘
)‘‘"‘)(&(9(6'" ‘
‘
‘
TABLE OF PERLAKUAN (P) MEANS FOR tinggi tanaman (cm)
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘   /‘ ‘‘ ‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘    ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘  
‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘
 ‘‘‘‘0/13‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘5‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ $‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘3/3-0‘‘‘‘‘‘‘ 5-/$03$‘)‘‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘2/$-0‘‘‘‘‘‘‘‘$/3‘)‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘/2$.‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ )‘‘"‘)(&(9(6'"‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘
:'#()‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘/ / /‘‘‘ 08‘‘‘
 8‘‘
‘‘‘‘‘‘‘‘$5‘;')‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘/.1‘‘‘‘./0-3‘‘‘
/.-‘
‘
‘
TABLE OF PERLAKUAN (P) MEANS FOR tinggi tanaman (cm)
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘   /‘ ‘‘ ‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘    ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555 555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘  !" #‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘0/13‘'‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘%&&‘'()‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘3/3-0‘'‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘%&&‘*(+#(,'‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘2/$-0‘'‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 5555555555555555555555555555555 55555555555‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘/2$.‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘

rr
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ;')‘9!!<;,‘+=‘'‘6‘!;"";#‘'#;‘"‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ )(&(9(6'"!=‘,(99;#;"‘'"‘"*;‘08‘!;7;!‘+=‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ /‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘
‘
‘
‘
DAUN TRIPOLIAT (BUAH) ‘‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘
‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘-/$01‘‘‘‘‘‘/020‘‘‘‘‘‘0/$11‘‘‘‘‘‘
0/1$0‘
‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘-/11‘‘‘‘‘‘/$01‘‘‘‘‘‘0/$01‘‘‘‘‘‘
0/$11‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘/0$0‘‘‘‘‘‘/-01‘‘‘‘‘‘/111‘‘‘‘‘‘
/$0‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘ ‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘2/120‘‘‘‘‘$/20‘‘‘‘‘/01‘‘‘‘‘
/01‘
‘‘‘‘‘‘‘ ‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘0/-.$‘ ‘‘‘‘‘/03‘‘‘‘‘‘/32‘‘‘‘‘‘
/01‘
‘
‘
ANALYSIS OF VARIANCE FOR daun tripoliat
‘

 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘

 
 ‘
  ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘/.30-2‘‘‘‘‘‘‘/$232$$‘‘‘‘‘‘‘‘‘
$/1.‘)‘
   ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘/$.--2‘‘‘‘‘‘‘/00-03‘‘‘‘‘‘‘‘‘
$/‘)‘
 ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘-‘‘‘‘‘‘‘‘/3$1 3‘‘‘‘‘‘‘1/--3100- ‘
555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555
5555555555555555 ‘
 ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘1/.2$.-2 ‘

 ‘
67‘‘‘-/28 ‘
)‘‘"‘)(&( 9(6'"‘
‘
‘
TABLE OF PERLAKUAN (P) MEANS FOR daun tripoliat (buah)
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘   /‘ ‘‘ ‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘    ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘  
‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘
 ‘‘‘‘‘0/$-$0‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 5‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ $‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘0/1111‘‘‘‘‘‘‘ 51/$-$0‘)‘‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘/1201‘‘‘‘‘‘‘ 5/320‘)‘‘


‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 5555555555 55555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘/22.$‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ )‘‘"‘)(&(9(6'"‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘
:'#()‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘/ / /‘‘‘ 08 ‘‘‘
 8‘‘
‘‘‘‘‘‘‘‘$5‘;')‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘1/0-‘‘‘‘/312‘‘‘‘
$/1.3‘
‘
TABLE OF PERLAKUAN (P) MEANS FOR daun tripoliat (buah)
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘   /‘ ‘‘ ‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘   ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘  !" #‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘0/$-$0‘'‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘%&&‘'()‘‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘‘0/1111‘'‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘%&&‘*(+ #(,'‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘/1201‘'‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘/22.$‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 55555555555555555555555555555555555555555 ‘
;')‘9!!<;,‘+=‘'‘6‘!;"";#‘'#;‘"‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ )(&(9(6'"!=‘,(99;#;"‘'"‘"*;‘08‘!;7;!‘+=‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ /‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘
‘
‘
‘
INTENSITAS CAHAYA (LUX) ‘‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘
‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$./1‘‘‘‘‘$2/$31‘‘‘‘‘$./11‘‘‘‘‘
$3/$1‘
‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$/31‘‘‘‘‘$/-31‘‘‘‘‘$$/1‘‘‘‘‘
$/221‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$/0$1‘‘‘‘‘$/01‘‘‘‘‘$/$1‘‘‘‘‘
$/31‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘ ‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘20/231‘ ‘‘‘‘2$/1‘‘‘‘‘2/.01‘‘‘‘‘
2/021‘
‘‘‘‘‘‘‘ ‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$0/$-1‘‘‘‘‘$/12‘‘‘‘‘$/.3‘‘‘‘‘
$/302‘
‘
‘
ANALYSIS OF VARIANCE FOR intensitas cahaya
‘

 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘


 ‘


  ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$/.1$.2‘‘‘‘‘‘‘‘1/311.2$‘‘‘‘‘‘‘‘‘
/.‘)‘
   ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘.0/$$--2 ‘‘‘‘‘‘‘2/-0-‘‘‘‘‘‘‘
1./20‘>>‘
 ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘-‘‘‘‘‘‘‘‘‘$/-10‘‘‘‘‘‘‘‘1/$$$$ ‘
555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555
5555555555555555 ‘
 ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘11/123.2 ‘
 
 ‘
67‘‘‘‘$/28 ‘
>>‘‘)(&(9(6'"‘'"‘8‘!;7;!?‘‘)‘‘"‘)(&(9(6'" ‘
‘
‘
TABLE OF PERLAKUAN (P) MEANS FOR intensitas cahaya (lux)
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘   /‘ ‘‘ ‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘    ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘  
‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘
 ‘‘‘‘$3/-120‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 5‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ $‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$/3.20‘‘‘‘‘‘‘ 5-/211‘>>‘‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$/320‘‘‘‘‘‘‘ 5/2-11‘>>‘‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$/23$‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ >>‘‘)(&(9(6'"‘'"‘8‘!;7;!‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘
:'#()‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘/ / /‘‘‘ 08‘‘‘
 8‘‘
‘‘‘‘‘‘‘‘$5‘;')‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘1/--1‘‘‘‘/1‘‘‘‘
/2$2‘
‘
TABLE OF PERLAKUAN (P) MEANS FOR intensitas cahaya (lu x)
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘   /‘ ‘‘ ‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘    ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘  !" #‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$3/-120‘6‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘%&&‘'()‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$/3.20‘'‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘%&&‘*(+#(,'‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘$/320‘+‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘$/23$‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ;')‘9!!<;,‘+=‘'‘6‘!;"";#‘'#;‘"‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ )(&(9(6'"!=‘,(99;#;"‘'"‘"*;‘08‘!;7;!‘+=‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ /‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘
:'#()‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘/ / /‘‘‘ 08‘‘‘
 8‘‘
‘‘‘‘‘‘‘‘$5‘;')‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘1/--1‘‘‘‘/1‘‘‘‘
/2$2‘
‘
‘
‘

ru
JUMLAH CABANG PRODUKTIF (BUAH) ‘‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘
‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘.‘‘‘‘‘‘‘‘‘0‘‘‘‘‘‘‘‘‘3‘‘‘‘‘‘‘‘‘
-‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘3‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘0‘‘‘‘‘‘‘‘‘
2‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘ ‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘0‘‘‘‘‘‘‘‘
2‘
‘‘‘‘‘‘‘ ‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘1‘‘‘‘‘‘‘‘‘2‘‘‘‘‘‘‘‘‘3‘‘‘‘‘‘‘‘‘
.‘
‘
‘
ANALYSIS OF VARIANCE FOR jumlah cabang produktif
‘

 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘


 ‘
  ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘2/‘‘‘‘‘‘‘‘0/2222223‘‘‘‘‘‘‘‘‘
/‘)‘
   ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘$./-----2‘ ‘‘‘‘‘$/03‘‘‘‘‘‘‘
$-/-‘>>‘
 ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘-‘‘‘‘‘‘‘‘1/-----2‘‘‘‘‘‘‘‘/-. ‘
555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555
5555555555555555 ‘
 ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘0-/------2 ‘
 
 ‘
67‘‘‘‘/8 ‘
>>‘‘)(&(9(6'"‘'"‘8‘!;7;!?‘‘)‘‘"‘)(&(9(6'" ‘
‘
TABLE OF PERLAKUAN (P) MEANS FOR jumlah cabang produktif (buah)
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘   /‘ ‘‘ ‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 5555555555555 55555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘    ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘  
‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘
 ‘‘‘‘‘‘‘/‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 5‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ $‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘2/1‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘/ 3‘>>‘‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘0/3‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$/0‘>‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘3/2‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ >>‘‘)(&(9(6'"‘'"‘8‘!;7;!‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ >‘‘)(&(9(6'"‘'"‘08‘!;7;!‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘
‘


‘‘‘‘‘‘‘‘
:'#()‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘/ / /‘‘‘ 08‘‘‘
 8‘‘
‘‘‘‘‘‘‘‘$5‘;')‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘1/.‘‘‘‘‘‘‘$/‘‘‘‘‘‘‘
/‘
‘
TABLE OF PERLAKUAN (P ) MEANS FOR jumlah cabang produktif (buah)
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘   /‘ ‘‘ ‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘    ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘  !" #‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘/‘'‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘%&&‘'()‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘2/1‘6‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘%&&‘*(+#(,'‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘0/3‘+‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘3/2‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ;')‘9!!<;,‘+=‘'‘6‘!;"";#‘'#;‘"‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ )(&(9(6'"!=‘,(99; #;"‘'"‘"*;‘08‘!;7;!‘+=‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ /‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘
‘
‘
‘
HASIL BIJI PERTANAMAN (BUAH) ‘‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘
‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$0-‘‘‘‘‘‘‘‘$0.‘‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘ ‘‘‘‘
$-‘
‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘31‘‘‘‘‘‘‘‘20‘‘‘‘‘‘‘‘-.‘‘‘‘‘‘‘‘
3‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$2‘‘‘‘‘‘‘‘$-3‘‘‘‘‘‘‘‘$2‘‘‘‘‘‘‘‘
$-2‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘ ‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘112‘‘‘‘‘‘‘11$‘‘‘‘‘‘‘‘.3-‘‘‘‘‘‘‘
1$‘
‘‘‘‘‘‘‘ ‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘-‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$.‘‘‘‘‘‘‘‘
2‘
‘
‘
ANALYSIS OF VARIANCE FOR hasil biji pertanaman
‘

 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘


 ‘
  ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$-/.-2‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$/10-‘‘‘‘‘‘‘‘‘
/$0‘)‘
   ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘$./---2‘‘‘‘‘‘‘-1.2$/‘‘‘‘‘‘
2../3‘>>‘
 ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ -‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$1/‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘/333. ‘

r^
555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555
5555555555555555 ‘
 ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$$$2/.-2 ‘

 ‘
67‘‘‘‘/28‘
>>‘‘)(&(9(6'"‘'"‘8‘!;7;!?‘‘)‘‘"‘)(&(9(6'" ‘
‘
‘
TABLE OF PERLAKUAN (P) MEANS FOR hasil biji pertanaman (buah)
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘   /‘ ‘‘ ‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘    ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘  
‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘
 ‘‘‘‘‘‘$00/3‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 5‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ $‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘2-/‘‘‘‘‘‘‘‘‘$$1/0‘>>‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$-./3‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘/1‘>‘‘‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘/.‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ >>‘‘)(&(9(6'"‘'"‘8‘!;7;!‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘>‘‘)(&(9(6'"‘'"‘08‘!;7;!‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘
:'#()‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘/ / /‘‘‘ 08‘‘‘
 8‘‘
‘‘‘‘‘‘‘‘$5‘;')‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘/‘‘‘‘‘‘1/‘‘‘‘‘‘
0/‘
‘
TABLE OF PERLAKUAN (P) MEANS FOR hasil biji pertanaman (buah)
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘   /‘ ‘‘ ‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘    ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘  !" #‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$00/3‘'‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘%&&‘'()‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘2-/‘6‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘%&&‘*(+#(,'‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$-./3‘+‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘/.‘‘‘‘‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ;')‘9!!<;,‘+=‘'‘6‘!;"";#‘'#;‘"‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ )(&(9(6'"!=‘,(99;#;"‘'"‘"*;‘08‘!;7;!‘+=‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ /‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘
‘
‘
‘
BOBOT BIJI SAMPLE (GRAM) ‘‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘
‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘/221‘‘‘‘‘‘/231‘‘‘‘‘‘/-.1‘‘‘‘‘‘
/201‘
‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘/11‘‘‘‘‘‘/11‘‘‘‘‘‘/.11‘‘‘‘‘‘
/011‘

‰
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ $/11‘‘‘‘‘‘$/.11‘‘‘‘‘‘$/11‘‘‘‘‘‘
$/011‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘ ‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘2/131‘‘‘‘‘‘2/.31‘‘‘‘‘‘2/3.1‘‘‘‘‘‘
2/201‘
‘‘‘‘‘‘‘ ‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$/-1‘‘‘‘‘‘$/--1‘‘‘‘‘‘$/-1‘‘‘‘‘‘
$/03‘
‘

ANALYSIS OF VARIANCE FOR bobot biji sampel


 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘


 ‘
  ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘1/--1111‘‘‘‘‘‘‘1/100‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘
4‘
   ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘-/$0$--2‘‘‘‘‘‘‘/$$-13‘‘‘‘‘‘‘‘
2/-0‘>>‘
 ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘-‘‘‘‘‘‘‘‘1/.2-0111‘‘‘‘‘‘‘1/13$.-2 ‘
555555555555555555555555555555555555555555555555555555555 555555
5555555555555555 ‘
 ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘-/.1.---2 ‘

 ‘
67‘‘‘/8 ‘
>>‘‘)(&(9(6'"‘'"‘8‘!;7;! ‘

TABLE OF PERLAKUAN (P) MEANS FOR bobot biji sampel (gram)


‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘   /‘ ‘‘ ‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘    ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘  
‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘
 ‘‘‘‘‘ /220‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 5‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ $‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘/0111‘‘‘‘‘‘‘‘/20$0‘>>‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$/$20‘‘‘‘‘‘‘‘1/-311‘>‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$/003‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ >>‘‘)(&(9(6'"‘'"‘8‘!;7;!‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ >‘‘)(&(9(6'"‘'"‘08‘!;7;!‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘
:'#()‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘/ / /‘‘‘ 08‘‘‘
 8‘‘
‘‘‘‘‘‘‘‘$5‘;')‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘1/$1-‘‘‘‘1/.3‘‘‘‘
1/20.‘
‘
TABLE OF PERLAKUAN (P) MEANS FOR bobot biji sampel (gram)
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘   /‘ ‘‘ ‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘    ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘

‰c
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘  !" #‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘/220‘'‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘%&&‘'()‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘/0111‘6‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘%&&‘*(+#(,'‘‘‘‘‘‘ $‘‘‘‘‘‘‘‘‘$/$20‘+‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$/003‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ;')‘9!!<;,‘+=‘'‘6‘!;"";#‘'#;‘ "‘‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ )(&(9(6'"!=‘,(99;#;"‘'"‘"*;‘08‘!;7;!‘+=‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ /‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘
‘
‘
‘
hasil perpetak efektif (gram)
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘
‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘2/$11‘‘‘‘‘2/11‘‘‘‘‘-/.11‘‘‘‘‘
2/$11‘
‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘0/11‘‘‘‘‘0/11‘‘‘‘‘0/111‘‘‘‘‘
0/011‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘3/11‘‘‘‘‘3/011‘‘‘‘‘3/111‘‘‘‘‘
3/11‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘ ‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘01/.11‘‘‘‘‘0/$11‘‘‘‘‘./.11‘‘‘‘‘
0/111‘
‘‘‘‘‘‘‘ ‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘-/.-2‘‘‘‘‘2/1-2‘‘‘‘‘-/-‘‘‘‘‘
2/111‘
‘

ANALYSIS OF VARIANCE FOR hasil perpetak efektif

 
 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘


 ‘
  ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘1/-----2‘‘‘‘‘‘‘1/$$$$$$‘‘‘‘‘‘‘‘
/0‘>>‘
   ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘3/1----2‘‘‘‘‘‘‘./1013‘‘‘‘‘‘‘
.1/.‘>>‘
 ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘-‘‘‘‘‘‘‘‘1/103‘‘‘‘‘‘‘1/11.2$$$$ ‘
555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555
5555555555555555 ‘
 ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘3/.-----2 ‘

 ‘
67‘‘‘‘1/-8 ‘
>>‘‘)(&(9(6'"‘'"‘8‘!;7;! ‘
‘
‘
‘
‘

‰ë
TABLE OF PERLAKUAN (P) MEANS FOR hasil perpetak efektif (gram)
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘   /‘ ‘‘ ‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘    ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘  
‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘
 ‘‘‘‘2/201‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 5‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ $‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘0/111‘‘‘‘‘‘‘ 5/3201‘>>‘‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘3/$201‘‘‘‘‘‘‘‘/111‘>>‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘-/.-2‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 5555555555555555 55555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ >>‘‘)(&(9(6'"‘'"‘8‘!;7;!‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘
:'#()‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘/ / /‘‘‘ 08‘‘‘
 8‘‘
‘‘‘‘‘‘‘‘$5‘;')‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘1/1-.2‘‘‘‘1/21-‘‘‘‘
1/$030‘
‘
TABLE OF PERLAKUAN (P) MEANS FOR hasil perpetak efektif (gram)
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘   /‘ ‘‘ ‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘    ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555 555555‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘  !" #‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘2/201‘+‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘%&&‘'()‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘0/111‘'‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘%&&‘*(+#(,'‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘3/$201‘6‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘-/.-2‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 5555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘ ;')‘9!!<;,‘+=‘'‘6‘!;"";#‘'#;‘"‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ )(&(9(6'"!=‘,(99;#;"‘'"‘"*;‘08‘!;7;!‘+=‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ /‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘
‘
‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ jumlah polong hampa (buah)
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘
‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘1‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘2‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘.‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘

‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘.0‘‘‘‘‘‘‘‘3.‘‘‘‘‘‘‘‘.$‘‘‘‘‘‘‘‘
.‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘-‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘3‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘0‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘

‘
‘‘‘‘‘‘‘ ‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘$1‘‘‘‘‘‘‘‘$1-‘‘‘‘‘‘‘‘
$12‘
‘‘‘‘‘‘‘ ‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘21‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘-3‘‘‘‘‘‘‘‘‘-.‘‘‘‘‘‘‘‘‘
-.‘
‘
‘
‘

‰-
ANALYSIS OF VARIANCE FOR jumlah polong hampa


 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘

 
 ‘
  ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘3/----2‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$/3333.‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘
4‘
   ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘.03/11111‘‘‘‘‘‘020./11111‘‘‘‘‘
11/--‘>> ‘
 ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘-‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$ 2/‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘/0000- ‘
555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555
5555555555555555 ‘
 ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘.00/11111 ‘

 ‘
67‘‘‘‘/8 ‘
>>‘‘)(&(9( 6'"‘'"‘8‘!;7;! ‘
‘
‘
TABLE OF PERLAKUAN (P) MEANS FOR jumlah polong hampa (buah)
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘   /‘ ‘‘ ‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘    ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘  
‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘
 ‘‘‘‘‘‘‘‘3/1‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 5‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ $‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘.$/0‘‘‘‘‘‘‘‘‘3/0‘>>‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘-/0‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 5/0‘)‘‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘-./1‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ >>‘‘)(&(9(6'"‘'"‘8‘!;7;!‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ )‘‘"‘)(&(9(6'"‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘
:'#()‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘/ / /‘‘‘ 08‘‘‘
 8‘‘
‘‘‘‘‘‘‘‘$5‘;')‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘/0‘‘‘‘‘‘‘/2‘‘‘‘‘‘‘
0/-‘
‘
TABLE OF PERLAKUAN (P) MEANS FOR jumlah polong hampa (buah) ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘   /‘ ‘‘ ‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘    ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘  !" #‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘3/1‘'‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘%&&‘'()‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘.$/0‘+‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘%&&‘*(+#(,'‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘-/0‘'‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘-./1‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ;')‘9!!<;,‘+=‘'‘6‘!;"";#‘'#;‘"‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ )(&(9(6'"!=‘,(99;#;"‘'"‘"*;‘08‘!;7;!‘+=‘ ‘

‰r
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ /‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘
‘
‘
‘
bobot kering tanaman (gram)

‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘
‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘/211‘‘‘‘‘0/11‘‘‘‘‘/-11‘‘‘‘‘
0/$11‘
‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$2/.11‘‘‘‘‘$2/311‘‘‘‘‘$2/011‘‘‘‘‘
$2/11‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 1/311‘‘‘‘‘1/11‘‘‘‘‘1/-11‘‘‘‘‘
/111‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘ ‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘0/11‘‘‘‘‘0/111‘‘‘‘‘0$/211‘‘‘‘‘
0/011‘
‘‘‘‘‘‘‘ ‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘2/311‘‘‘‘‘2/--2‘‘‘‘‘2/0-2‘‘‘‘‘
2/3‘
‘
‘
ANALYSIS OF VARIANCE FOR bobot kering tanaman


 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘


 ‘
  ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘1/----2‘‘‘‘‘‘‘‘1/10000-‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘
4‘
   ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘-$0/-1---2‘‘‘‘‘‘$/3113‘‘‘‘‘‘
$01/.1‘>>‘
 ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘-‘‘‘‘‘‘‘‘‘1/2.3‘‘‘‘‘‘‘‘1/100- ‘
555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555
5555555555555555 ‘
 ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘-$-/0----2 ‘

 ‘
67‘‘‘‘$/8 ‘
>>‘‘)(&(9(6'"‘'"‘8‘!;7;! ‘
‘
TABLE OF PERLAKUAN (P) MEANS FOR bobot kering tanaman (gram)
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘   /‘ ‘‘ ‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘    ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘  
‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 55555555555555555 5555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘
 ‘‘‘‘/.111‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 5‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ $‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$2/-$01‘‘‘‘‘‘‘$/2$01‘>>‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘1/-$01‘‘‘‘‘‘‘ 5/$201‘>>‘‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘2/2-2‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘

‰‰
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ >>‘‘)(&(9(6'"‘'"‘8‘!;7;!‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘
:'#()‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘/ / /‘‘‘ 08‘‘‘
 8‘‘
‘‘‘‘‘‘‘‘$5‘;')‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 1/$02.‘‘‘‘1/-‘‘‘‘
1/.0-$‘
‘
TABLE OF PERLAKUAN (P) MEANS FOR bobot kering tanaman (gram)
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘   /‘ ‘‘ ‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘    ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘  !" #‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘/.111‘+‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘%&&‘'()‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$2/-$01‘6‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘%&&‘*(+#(,'‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘1/-$01‘'‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘2/2-2‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘‘
;')‘9!!<;,‘+= ‘'‘6‘!;"";#‘'#;‘"‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ )(&(9(6'"!=‘,(99;#;"‘'"‘"*;‘08‘!;7;!‘+=‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ /‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘
‘
‘ ‘

‰Î
 ‘‘‘‘‘%'& &‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘
‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘ ‘‘ ‘‘
‘ ‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘    ‘
   ‘
‘  ‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 
‘‘‘‘‘‘ ‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘   ‘‘   ‘‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘!‘%&&‘)‘‘‘‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ $‘‘!‘%&&‘*+#,‘‘‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘%&&‘)‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘%&&‘*+#,‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘
‘
‘
‘
LUAS DAUN ( CM2)‘‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘
‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘/202‘‘‘‘23/.3‘‘‘‘$31/1‘‘‘‘
/$01‘
‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘./21‘‘‘‘$1/20‘‘‘‘$0./10‘‘‘‘
2/120‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$1/$11‘‘‘‘$0/$$‘‘‘‘-/-01‘‘‘‘
.1/0.‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘0/0‘‘ ‘‘$-2/-0-‘‘‘‘$33/-0‘‘‘‘
.3/02‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘ ‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘01./3-1‘‘‘$1/11‘‘‘./.3‘‘‘
02/1‘
‘‘‘‘‘‘‘ ‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘22/-0‘‘‘‘1/113‘‘‘‘$.2/3.‘‘‘‘
./020‘

ANALYSIS OF VARIANCE FOR luas daun ‘


‘
 
 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘


 ‘
  ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$133/2.2$‘‘‘‘‘‘‘2-.-/$-02 2‘‘‘‘‘‘‘‘‘
/‘)‘
   ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘-0--/.1$2‘‘‘‘‘‘‘$33/.-22-‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘
4‘
 ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘.‘‘‘‘‘‘‘3.$/-11‘‘‘‘‘‘‘02-/.$3. ‘
555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555
5555555555555555 ‘
 ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘0‘‘‘‘‘‘‘2313/1-1.. ‘

‰u

 ‘
67‘‘‘$/18 ‘
)‘‘"‘)(&(9(6'" ‘
‘
TABLE OF PERLAKUAN (P) MEANS FOR luas daun (cm2)
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘   /‘ ‘‘ ‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘    ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘  
‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘
 ‘‘‘‘$3/‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 5‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ $‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘-$/1-‘‘‘‘‘‘‘‘/-$.‘)‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘/33‘‘‘‘‘‘‘‘‘/.‘)‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘2-/03‘‘‘‘‘‘‘‘3/13‘)‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘./2$‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ )‘‘"‘)(&(9(6'"‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘
:'#()‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘/ / /‘‘‘ 08‘‘‘
 8‘‘
‘‘‘‘‘‘‘‘$5‘;')‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘0/301‘‘‘2/$.3‘‘‘
-3/2‘
‘
TABLE OF PERLAKUAN (P) MEANS FOR luas daun (cm2)
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘   /‘ ‘‘ ‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘    ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 5555555555555555 55555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ !‘%&&‘)‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$3/‘'‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ !‘%&&‘*+#,‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘-$/1-‘'‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘%&&‘)‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘/33‘'‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘%&&‘*+#,‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘2-/0 3‘'‘‘‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘./2$‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ;')‘9!!<;,‘+=‘'‘6‘!;"";#‘'#;‘"‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ )(&(9(6'"!=‘,(99;#;"‘'"‘"*;‘08‘!;7;!‘+=‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ /‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘
‘
‘
‘
TINGGI TANAMAN (CM) ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘
‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘/-3‘ ‘‘‘$3/$1‘‘‘‘0/301‘‘‘‘
1./.2‘
‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘./-1‘‘‘‘$/-3‘‘‘‘‘3./-3‘‘‘‘‘
.0/-3‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$2/01‘‘‘‘‘.3/-33‘‘‘‘‘.0/-3‘‘‘‘
./$0‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘./.0‘‘‘‘$/.0‘‘‘‘13/$1‘‘‘‘‘
.-/$1‘

‰è
‘
‘‘‘‘‘‘‘ ‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘001/033‘‘‘‘2$/.0‘‘‘‘1./0.‘‘‘‘
$/13‘
‘‘‘‘‘‘‘ ‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘2/-2‘‘‘‘3/$3‘‘‘‘1$/.3‘‘‘‘
10/$21‘
‘
‘
ANALYSIS OF VARIANCE FOR tinggi tanaman


 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘


 ‘
  ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘1./2.0-‘‘‘‘‘‘1/0.333‘‘‘‘‘‘‘‘‘
2/00‘>>‘
   ‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘2/2.00-‘‘‘‘‘‘‘$/0230‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘
4‘
 ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘.‘‘‘‘‘‘‘$1/12$30‘‘‘‘‘‘‘-/-22- ‘
555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555
5555555555555555 ‘
 ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘0‘‘‘‘‘‘‘-.3/032321 ‘

 ‘
67‘‘‘1/8 ‘
>>‘‘)(&(9(6'"‘'"‘8‘!;7;! ‘
‘
‘
TABLE OF PERLAKUAN (P) MEANS FOR tinggi tanaman (cm)
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘   /‘ ‘‘ ‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 55555555555555 5555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘    ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘  
‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘
 ‘‘‘‘$$/3‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 5‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ $‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$/$31‘‘‘‘‘‘‘‘ 5./.1‘)‘‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘1/$‘‘‘‘‘‘‘ 5/.01‘)‘‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘3/300‘‘‘‘‘‘‘‘ 5/$.‘)‘‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘0/333‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 5555555555555 55555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ )‘‘"‘)(&(9(6'"‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘
:'#()‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘/ / /‘‘‘ 08‘‘‘
 8‘‘
‘‘‘‘‘‘‘‘$5‘;')‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘3/$-2‘‘‘‘3/21‘‘‘‘
$-/3-1‘
‘
‘
‘ ‘

‰^
TABLE OF PERLAKUAN (P) MEANS FOR tinggi tanaman (cm)
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘   /‘ ‘‘ ‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘    ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ !‘%&&‘)‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$$/3‘'‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ !‘%&&‘*+#,‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘$/$31‘'‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘%&&‘)‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘1/$‘'‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘%&&‘*+#,‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘3/300‘'‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘0/333‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ;')‘9!!<;,‘+=‘'‘ 6‘!;"";#‘'#;‘"‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ )(&(9(6'"!=‘,(99;#;"‘'"‘"*;‘08‘!;7;!‘+=‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ /‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘
‘
‘
‘
INTENSITAS CAHAYA (LUX) ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘
‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 10/-11‘‘‘‘-/011‘‘‘‘2/311‘‘‘‘
11/11‘
‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘2/11‘‘‘‘‘-/21‘‘‘‘‘0/211‘‘‘‘‘
-1/11‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘0/-21‘‘‘‘‘2/0$1‘‘‘‘‘0./011‘‘‘‘‘
3/11‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘2/$1‘‘‘‘$.2/111‘‘‘ ‘$$/11‘‘‘‘
1/111‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘ ‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘3$./331‘‘‘‘2-2/201‘‘‘‘31./11‘‘‘‘
31/11‘
‘‘‘‘‘‘‘ ‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$12/21‘‘‘‘./.3‘‘‘‘$1$/01‘‘‘‘
$1$/0$0‘
‘
‘
ANALYSIS OF VARIANCE FOR intensitas cahaya
‘

 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘


 ‘
  ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘0$/2.‘‘‘‘‘‘‘‘‘21/3$1‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘
4‘
   ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘0$3/-0‘‘‘‘‘‘31./323‘‘‘‘‘‘‘
-2/$3‘>>‘
 ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘.‘‘‘‘‘‘‘‘‘2$/3$‘‘‘‘‘‘‘‘‘./0 ‘
555555555555555555555555555555555555555555555555555555555 555555
5555555555555555 ‘
 ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘0‘‘‘‘‘‘‘0-02/0-0 ‘

Î

 ‘
67‘‘‘‘-/.8 ‘
>>‘‘)(&(9(6'"‘'"‘8‘!;7;! ‘
‘
TABLE OF PERLAKUAN (P) MEANS FOR intensitas cahaya (lux)
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘   /‘ ‘‘ ‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘    ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘  
‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘
 ‘‘‘‘3 0/11‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 5‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ $‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘-/313‘‘‘‘‘‘ 5$/.‘>>‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘2/22‘‘‘‘‘‘ 52/0$3‘>>‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘1./1‘‘‘‘‘‘‘ 520/3.2‘>>‘‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$1/12‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ >>‘‘)(&(9(6'"‘'"‘8‘!;7;!‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘
:'#()‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘/ / /‘‘‘ 08‘‘‘
 8‘‘
‘‘‘‘‘‘‘‘$5‘;')‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ./231‘‘‘‘$$/$-‘‘‘‘
/223‘
‘
TABLE OF PERLAKUAN (P) MEANS FOR intensitas cahaya (lux)
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘   /‘ ‘‘ ‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘    ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ !‘%&&‘)‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘30/11‘6‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ !‘%&&‘*+#,‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘‘-/313‘'‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘%&&‘)‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘2/22‘'‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘%&&‘*+#,‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘1./1‘+‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$1/12‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555 555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ;')‘9!!<;,‘+=‘'‘6‘!;"";#‘'#;‘"‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ )(&(9(6'"!=‘,(99;#;"‘'"‘"*;‘08‘!;7;!‘+=‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ /‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘
‘
‘
‘
BOBOT KERING TANAMAN (GRAM) ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘
‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘0/11‘‘‘‘‘/11‘‘‘‘1-/.01‘‘‘‘
.$/111‘
‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘2/201‘‘‘‘$1/11‘‘‘‘.0/011‘‘‘‘
./11‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘/$11‘‘‘‘.2/011‘‘‘‘0/211‘ ‘‘‘
$/11‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘1/011‘‘‘‘‘0/11‘‘‘‘‘/11‘‘‘‘‘
$/111‘

Îc
‘
‘‘‘‘‘‘‘ ‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘33/301‘‘‘‘-.1/11‘‘‘‘.3/01‘‘‘‘
2./$11‘
‘‘‘‘‘‘‘ ‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘2/$‘‘‘‘2$/0$0‘‘‘‘$/-$‘‘‘‘
3/311‘
‘
‘
ANALYSIS OF VARIANCE FOR bobot kering tanaman


 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘


 ‘
  ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘--./$$‘‘‘‘‘‘‘00-/23‘‘‘‘‘‘‘‘‘
$/‘)‘
   ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘2002/133‘‘‘‘‘‘‘$0./1-‘‘‘‘‘‘‘‘‘
/2.‘)‘
 ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘.‘‘‘‘‘‘‘‘0.200/.$0‘‘‘‘‘‘‘‘--./0.$ ‘
5555555555555555555555555555555 55555555555555555555555555555555
5555555555555555 ‘
 ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘0‘‘‘‘‘‘‘3$1$$/2$0 ‘

 ‘
67‘‘‘-/-8 ‘
)‘‘"‘)(&(9(6'" ‘
‘
‘
TABLE OF PERLAKUAN (P) MEANS FOR bobot kering tanaman (gram)
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘   /‘ ‘‘ ‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘    ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘  
‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘
 ‘‘‘‘‘.-/.3‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 5‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ $‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘--/‘‘‘‘‘‘‘‘-./20‘)‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$$/320‘‘‘‘‘‘‘$-/.3‘)‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$/$$0‘‘‘‘‘‘‘ 50/2‘)‘‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 5555555555555555555555 55555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$/$33‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ )‘‘"‘)(&(9(6'"‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘
‘
‘‘‘‘‘‘‘‘
:'#()‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘/ / /‘‘‘ 08‘‘‘
 8‘‘
‘‘‘‘‘‘‘‘$5‘;')‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘02/-2‘‘‘1/‘‘‘
32/$1‘
‘
TABLE OF PERLAKUAN (P) MEANS FOR bobot kering tanaman (gram)
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘   /‘ ‘‘ ‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘   ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ !‘%&&‘)‘‘‘‘‘‘‘‘$‘‘‘‘‘‘‘‘‘.-/.3‘'+‘ ‘

Îë
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ !‘%&&‘*+#,‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘--/‘'+‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘%&&‘)‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$$/320‘+‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘%&&‘*+#,‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$/$$0‘'‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555555555 ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘$/$33‘‘‘‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ 555555555555555555555555555555555555 555555‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ;')‘9!!<;,‘+=‘'‘6‘!;"";#‘'#;‘"‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ )(&(9(6'"!=‘,(99;#;"‘'"‘"*;‘08‘!;7;!‘+=‘ ‘
‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ /‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘‘ ‘
‘
‘
‘
‘
‘  
Panen dilakukan terhadap kacang hijau dan jagung yang ditanam dengan
sistem tanam tumpang sari dan monokultur. Jenis tanaman yang diusahakan
adalah kacang hijau monokultur, kacang hijau tumpangsari dengan jagung manis,
kacang hijau tumpangsari jagung hibrida, monokultur jagung hibrida dan
monokultur jagung manis. Jenis tanam monokultur dan tumpangsari di
bandingkan dengan analisis DMRT.
Parameter yang dianalisis antara lain
1.‘ Luas Daun (cm2)
Luas daun diamati terhadap kacang hijau dan jagung. Berdasarkan hasil
analisis luas daun kacang hijau pada sistem monokultur dan tumpangsari tidak
terdapat perbedaan yang signifikan. Sama halnya dengan jagung, jagung yang
monokultur dan tumpangsari pun tidak memperlihatkan perbedaan yang
signifikan.
2.‘ Tinggi Tanaman (cm)
Tinggi Tanaman diamati terhadap kacang hijau dan jagung. Berdasarkan
hasil analisis tinggi tanaman kacang hijau pada sistem monokultur dan
tumpangsari tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Sama halnya dengan
jagung, jagung yang monokultur dan tumpangsari pun tidak memperlihatkan
perbedaan yang signifikan.
3.‘ Jumlah Daun Tripoliat

Î-
Pengamatan jumlah daun tripoliat hanya dilakukan terhadap kacang hijau
saja. Jumlah daun tripoliat kacang hijau monokultur dan tumpangsari tidak
memperlihatkan perbedaan yang signifikan.
4.‘ Intensitas Cahaya
Intensitas cahaya pada tanaman kacang hijau monokultur dan tumpangsari
berdasarkan analisis menunjukan tidak ada perbedaan signifikan. Namun, pada
level 1% terdapat perbedaan signifikan diantara tumpangsari dengan jagung
hibrida dan manis. Intensitas cahaya yang paling tinggi diterima oleh kacang hijau
monokultur selanjutnya tumpangsari jagung hibrida dan terkecil tumpangsari
jagung manis. Hal ini terjadi karena adanya naungan dari tajuk jagung.
Intensitas cahaya tanaman jagung monokultur dan tumpangsari tidak
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Namun, terdapat perbedaan yang
nyata pada level 1% terhadap monokultur jagung hibrida, tumpangsari jagung
manis dan tumapangsari jagung hibrida. Intensitas cahaya yang tertinggi diperolah
oleh daun jagung monokultur (385,3 lux) dan yang terendah diperoleh oleh
tumpangsari jagung manis (47,7 lux).
5.‘ Jumlah Cabang Produktif
Jumlah cabang produktif kacang hijau tidak berbeda nyata pada sistem
monokultur dan tumpangsari. Namun, pada level 1% tumpangsari jagung masi
sangat berbeda nyata dan pada level 5 % tumpangsari jagung menunjukan
perbedaan nyata. Jumlah cabang produktif yang paling banyak ditemukan pada
tumpangsari dengan jagung manis 47 buah
6.‘ Hasil Biji Pertanaman
Hasil biji pertanaman tidak menunjukan adanya perbedaan yang signifikan
pada pertanaman kacang hijau. Namun, pada level 1% tumpangsari dengan jagung
manis menunjukan perbedaan yang sangat nyata dan pada level 5% tumpangsari
dengan jagung hibrida menunjukan perbedaan yang nyata. Hasil biji pertanaman
yang paling banyal adalah tumpangsari jagung manis 476 buah.
7.‘ Bobot Biji Sample
Bobot biji sample tanaman kacang hijau tidak menunjukan perbedaan yang
signifikan. Namun, pada level 1 % tumpangsari jagung manis terlihat perbedaan

Îr
yang sangat signifikan dan pada level 5 % tumpangsari jagung hibrida berbeda
nyata dengan monokulturnya.
8.‘ Bobot Petak Efektif
Hasil bobot panen pada petak efektif tidak berbeda secara signifikan antara
tumpangsari dan monokultur tanaman kacang hijau. Namun, pada tingkat 1%
terdapat perbedaan yang signifikan pada tumpang sari jagung manis dan hibrida.
9.‘ Jumlah Polong Hampa
Perbedaan yang tidak nyata juga terjadi pada jumlah polong hampa.
Namun, pada level 1% tumpangsari dengan jagung manis berbeda sangat nyata
dengan monokultur. Jumlah polong hampa yang paling banyak terhitung pada
tumpangsari jagung manis yaitu sebanyak 193 polong hampa.
10.‘Bobot Kering Tanaman
Bobot kering tanaman kacang hijau monokultur dan tumpang sari tidak
menunjukan perbedaan yang singnifikan. Namun, pada level 1% tupangsari baik
jagung manis dan hibrida menunjukan adanya perbedaan yang signifikan. Bobot
kering tanaman yang terbesar adalah tanaman kacang hijau yang
ditumpangsarikan dengan jagung manis yaitu 27, 6 gram.
Bobot kering tanaman jagung yang ditumpangsarikan maupun monokultur
tidak menunjukan adanya perbedaan yang signifikan.

Berdasarkan hasil analisis terdapat perbedaan yang signifikan dan tidak


signifikan. Jika signifikan maka terdapat perbedaan antara sistem tanam
monokultur dan tumpang sari. Hasil panen yang diperoleh lebih tinggi pada sistem
tanam tumpang sari dibandingkan dengan monokulur. Terjadi pula tidak
signifikan. Ketidaksignifikanya hasil dapat disebabkan karena
1.‘ Adanya factor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
2.‘ Pada saat proses budidaya terdapat gangguan dari luar yaitu hasil panen yang
hilang sehingga hasilnya tidak dapat mewakilinya.
Acara praktikum ini tidak dilakukan terhadap tanaman jagung. Hal ini
disebabkan karena jagung yang belum dipanen sudah hilang sebelum dipanen.
Oleh karena ini, tidak dapat dilihat hasil panen dari jagung manis dan hibrida

Ή
sehingga tidak terlihat produksifitas dari tanaman jagung hibrida dan jagung
manis.
Umumnya kacang hijau ini membutuhkan tanah cukup lembab untuk
perkecambahannya, sedang untuk masa pertumbuhan pertama hujan yang merata
sangat diperlukan. Mulai saat pergantian masa vegetative ke masa generative
hingga masaknya buah diperlukan iklim kering. Keadaan lembab terus menerus
tidak menguntungkan, karena mengurangi pembuahan, mengakibatkan
berkecambahnya biji dalam polong serta seragan penyakit Suprapto dan Tateng
(1988). Hal ini terjadi pada saat panen kacang hijau, sebab hingga panen masih
terjadi hujan alhasil banyak polong yang busuk dan bunganya rontok.
 Bertani secara tumpangsari adalah penanaman dua atau lebih jenis
tanaman sekaligus pada sebidang tanah yang sama dan pada hakekatnya
merupakan usaha tani yang intensif berdasarkan pemanfaatan waktu dan ruang
tumbuh (Andrews dan Kassam, 1979). Sedangkan monokultur merupakan
sistem bertanam yang hanyamengusahakan satu jenis tanaman saja. Kelemahan
monokultur yakni memberi peluang beradanya hama dan penyakit yang tidak
pernah putus, kepenatan tanah, terjadinya ledakan hama karena persediaan
makan tercukupi dan ketidakseimbangan hara (Anonim, 2007).
Menurut Sutarya Rahmad (1995) keuntungan yang didapat dari pola tanam
tumpang sari antara lain sebagai berikut :
1.‘ Mengurangi resiko kegagalan panen, karena jika salah satu tanaman tidak
memberikan hasil, masih ada kemungkinan tanaman kedua atau ketiga yang
akan memberikan keuntungan.
2.‘ Pemanfaatan tanah yang lebih baik pada satuan waktu yang sama.
3.‘ Keuntungan dari penggunaan sarana produksi dan tenaga kerja.
4.‘ Pola tanam ini mungkin dapat mempertahankan populasi serangga hama dan
infeksi virus pada tingkat yang rendah tetapi hal ini belum jelas dibuktikan
dalam percobaan.
5.‘ Pola tanam yang rapat akan mencegah erosi tanah dan menekan pertumbuhan
rerumputan.

ÎÎ
6.‘ Dengan pola tanaman campuran dari beberapa jenis tanaman yang berbeda,
maka penggunaan cahaya matahari, air dan unsur hara menjadi maksimum.
7.‘ Pengaruh naungan dari tanaman-tanaman yang tinggi dapat bermanfaat untuk
pertumbuhan beberapa jenis tanaman. Adapun penambahan beberapa pupuk
berguna untuk mempercepat perkembangan bibit atau benih. Penggunaan
pestisida berguna agar benih tidak termakan oleh serangga atau hew

Îu
Ê ‘ ʁ




Berdasarkan praktikum ³Pengamatan dan Panen´ yang telah dilaksanakan,
dapat disimpulkan bahwa
1.‘ Panen adalah proses pengambilan komponen-komponen produksi dari
tanaman yang dibudidayakan dengan tujuan untuk dikonsumsi, diolah,
dipasarkan atau digunakan untuk keperluan lainnya
2.‘ Sistem tumpangsari memberikan lebih banyak keuntungan dibandingkan
dengan sistem tanam monokultur.
3.‘ Variable pengamatan hasil dan pertumbuhan tanaman pada tumpangsari lebih
besar dari monokultur. Namun, intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman
dengan sistem monokultur lebih besar.

Îè





Andrews, D.J. and A.H. Kassam, 1976.The Importance of Multiple Cropping in
Increasing World Food Supplies. Matthias Satelly (ed). Multiple
Cropping American Society of Agronomy.Crop Science Society of
America and Soil Science of America Inc. Visconsin.

Anonim. 2007.  .


http://www.bi.go.id/sipuk/id/?id=4&no=20117&idrb=41601 . Diakses pada
tanggal 15 juni 2010.

Rahmat, Sutarya, dkk. 1995.    (' 


. Yogyakarta :
Gajah Mada University Press.

Soeyanto, dkk. 1988.   . CV Yasaguna, Jakarta.

Suprapto dan Tateng. 1988.    !". PT Penebar Swadaya,


Jakarta.

Tim Penulis PS. 1996.   ( ' 


. Penebar Swadaya:
Jakarta.

Tohari. 2002.     ,. Fakultas Pertanian Universitas Gadjah


Mada, Yogyakarta.










Î^













u

Anda mungkin juga menyukai