KEMANUSIAAN انحًذ هلل سة انعبنًٍٍ ٔانصالح ٔانغالو عهً اششف ... االَجىبء PARA JAMA’AH… ketika terjadi dialog antara sahabat Nabi yang bernama Abu Amamah dengan Rasulullah SAW. Sahabat Nabi tersebut datang kepada Nabi menanya-kan, "Ya Rasulullah ajarkanlah kepadaku suatu pekerjaan yang paling memberi manfaat bagiku di sisi Allah". Rasulullah menjawab: ِ سٔاِ انُغبئً ٔغٍش،َُّص ْٕ ِو فَبَُِّّ َال ِي ْث َم ن َّ فَ َعهَ ٍْ ُك ْى ثِبن عٍ اثً ايبيخ Artinya: "Lakukanlah puasa! sesungguhnya puasa itu tiada bandingannya". (Diriwayatkan oleh Nasai dan lainnya dari Abu Amamah). Demikian tingginya amalan ibadah puasa di sisi Allah, sehingga di dalam Hadits Qudsi yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari abu Huraerah, Allah berfirman: ْ انصٍَب ُو فَبََُِّّ نًِ َٔاَََب اَ ْج ِض ِّ ِي ث ِّ ُّك ُّم َع ًَ ِم ا ْث ٍِ اَ َد َو نَُّ اِال سٔاِ انجخبسي،انصٍَب ُو ُجُّخ ِّ َٔ Artinya: "Segala amal yang dikerjakan anak cucu Adam adalah untuk dia, kecuali puasa. Sesungguhnya puasa khusus untuk aku, dan Akulah yang akan meng-ganjarnya. Dan puasa adalah pelindung dari segala kejahatan". Dalam Hadits lain Rasulullah menyatakan: غَُخُ ُكهَّ َٓب َّ بٌ نَزَ ًََُّ ْٕا اٌَْ رَ ُك ْٕ ٌَ ان َ ض َ نَ ْٕ رَ ْعهَ ُى اُ َّيزًِ َيب فًِ َس َي ٌْضب َ َس َي Artinya: "Kalau umatku menyadari apa arti yang terkandung bulan suci Ramadhan, pastilah umatku mengharapkan seluruh tahun ini adalah bulan Ramadhan". Begitulah kebesaran bulan Ramadhan yang a'ntara lain adalah: pertama karena amalan puasa itu khusus untuk Tuhan dan yang kedua adalah puasa itu merupakan benteng kemerosotan akhlaq dan menumbuhkan sifat perikemanusiaan. Keruntuhan Akhlak kebobrokan moral yang sangat memprihatinkan selalu kita baca setiap saat di surat-surat kabar, tiada lain obat mujarabnya adalah puasa, berlatih sebulan penuh melawan hawa nafsu. Pertengkaran dan kemarahanpun harus dihindari, sebagaimana Rasulullah mengajarkan apabila terjadi pertengkaran atau kemarahan maka salah seorang hendaknya mengingatkan bahwa mereka sedang berpuasa. Kesempurnaan akhlaq dan tumbuhnya sifat perikemanusiaan memang merupakan salah satu missi Rasulullah sebagaimana sabdanya: ق ِ َ ال ْ خ َ ْ اال و س بكَ ي َ ِ َ َ ِّى ًَ رُ ال ِ ذ ُ ْ ث اََِّ ًَب ثُ ِع Artinya: "Sesungguhnya aku diutus tiada lain adalah untuk menyempurnakan akhlaq". (Riwayat Malik). Sebagaimana diketahui akhlaq ini mempunyai dua dimensi, yaitu terhadap Allah, hubungan vertikal yang sering disebut Hablun minallah dan hubungan terhadap sesama manusia yang disebut hubungan ho- rizontal atau hablun minannas. Selain hubungan manusia dengan Tuhannya dan hubungan antar manusia juga ada hubungan antara manusia dengan makhluk lainnya. Rasulullah sebagai pembawa Risalah ternyata adalah contoh teladan akhlaq yang paling paripurna, baik ucapannya maupun tindak tanduknya. Allah berfirman: َٔاََِّ َ نَ َعهًَ ُخهُ ٍق ك َع ِ ٍْ ٍقى Artinya: "Sesungguhnya kamu benar- benar berbudi pekerti yang agung". (Al Qalam 4). Akhlak Rasulullah adalah Al-Quran, sebagaimana pernah Siti Aisah R.A. tatkala ditanya tentang akhlaq dan budi pekerti Rasulullah SAW beliau menjawab: "Akhlaq Rasulullah dan budi pekertinya adalah Al Qur'an". Maksudnya sesuai dengan yang diajarkan dalam Al Qur'an. Jiwa manusia adalah sumber pangkal segala perbuatan dan kelakuan. Jika jiwa seseorang baik, maka baiklah perbuatannya, dan sebaliknya apabila jiwanya jelek dan busuk maka amal perbuatannya akan buruk dan jelek pula dan sumber jiwa adalah hati sebagaimana disabdakan Rasulullah: َ صهَ َح ا ْن َج غ ُذ َ ، ْصهَ َحذ َ إِ َرا،ض َخًة ْ غ ِذ ُيَ أَال َٔإِ ٌَّ فًِ ا ْن َج . »ت ُ أَال َٔ ِْ ًَ ا ْنمَ ْه،ُُّّغ ُذ ُكه َ َ ف، ْغ َذد َ غ َذ ا ْن َج َ َ َٔإِ َرا ف،ُُُّّكه Artinya: "Sesungguhnya dalam diri seseorang ada segumpal daging, jika daging itu baik maka menjadi baiklah seluruh tubuh, jika daging itu jelek maka jeleklah seluruh tubuh, ingat segumpal daging tersesebut adalah hati . Jiwa manusia menurut kodratnya pada tingkat pertama dapat menjadi baik atau buruk . Sebagai kekuatan pendorong ia dapat diarahkan menjadi baik atau buruk , bisa dibersihkan dan bisa pula dikotori sebagaimana firman Allah : )8( ) فَأ َ ْن َٓ ًَ َٓب فُ ُجٕ َس َْب َٔرَ ْم َٕا َْب7( ع َّٕا َْب َََٔ ْف ٍق َ ظ َٔ َيب )10( عب َْب َّ بة َيٍْ َدَ ) َٔلَ ْذ َخ9( لَ ْذ أَ ْفهَ َح َيٍْ َص َّكب َْب Artinya : Dan jiwa serta penyempurnaan ( ciptaannya ), Maka sesungguhnya Allah mengilhamkan kepada jiawa itu kepada jalan kefasikan dan ketaqwaan . Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwanya . Dan sesungguhnya merugilan orang yang mengotori jiwanya ( Asy Syam 7-10) Kita dapat saksikan dalam kehidupan sehari- hari dimana sebagian orang menonjol sifat baiknya sedangkan sebagian yang lain menonjol sifat buruknya . Hal itu sebagaimana sabda nabi Rasulullah SAW, ًِض ِخ ِخٍَب ُس ُْ ْى ف َّ ِت َٔا ْنف َّ ٍِ ٌْ بط َي َعب ِد ٌْ ٌٍ َك ًَ َعب ِد ِ َْ انز ُ َُّاَن عالَ ِو ِ ْ ًِا ْن َجب ِْهٍَِّ ِخ ِخٍَب ُس ُْ ْى ف ْ اال Artinya: Bahwasannya manusia itu adalah bagaikan tambang emas dan perak , mereka yang baik dizaman jahiliyah tetap akan baik dizaman islam. Ukuran "khair", kebaikan atau "birr" adalah- dari Allah sebagaimana halnya juga ukuran "syarr" keburukan adalah dari Allah, yaitu suatu ukuran yang tetap tidak berubah-ubah dengan perubahan pelaku, perubahan waktu, maupun perubahan suasana serta keadaan. Untuk mengetahui ukuran "khair", "birr" atau kebaikan, Allah telah jelaskan antara lain sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya: ةِ ق َٔا ْن ًَ ْ ِش ِ ش ِ ش ْ ً َ ْ ن ا مَ َ جِ ل ى ْ ُ ك ْ َ ٕ جُ ُٔ ٕا ُّ ن ٕ َ ُ ر ٌْ َ أ ش َّ ِ ج ْ ن ظاَ ٍْ َن بهللِ َٔا ْنٍَ ْٕ ِو ْاَ ِخ ِش َٔا ْن ًَالئِ َك ِخ َّ َِٔنَ ِك ٍَّ ا ْنجِ َّش َيٍْ آ َي ٍَ ث ٍٍ َٔآرَى ا ْن ًَب َل َعهَى ُحجِّ ِّ َر ِٔي ا ْنمُ ْشثَى َ ٍِِّة َٔانَُّج ِ َٔا ْن ِكزَب ًٍٍِ َٔف َ ِغبئِه َّ ٍم َٔان ِ ِ غج َّ ٍٍ َٔا ْث ٍَ ان َ غب ِك َ ًَ َٔا ْنٍَزَب َيى َٔا ْن ٌٕ ثِ َع ْٓ ِذ ِْ ْى إِ َرا َ ُصالحَ َٔآرَى ان َّض َكبحَ َٔا ْن ًُٕف َّ ة َٔأَلَب َو ان ِ انشلَب ِّ طِ ْ أَ ج ْ ن ا ٍٍ َ حِ َٔ ء ِ ا ش َّ ض َّ ان ٔ َ ءِ ب ع َ ْ ٌٍ فًِ ا ْنجَأَ صبثِ ِش َّ َعب َْ ُذٔا َٔان )177( ٌٕ َ ُص َذلُٕا َٔأُٔنَئِ َ ُْ ُى ا ْن ًُزَّم َ ٌٍ َ أُٔنَئِ َ انَّ ِز Artinya: Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang- orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. . (Al Baqarah 177). Demikian juga Firman Nya dalam Al An-am 151 ش ٍْئًةبَ ِّ ِش ِش ُكٕا ث ْ ُلُ ْم رَ َعبنَ ْٕا أَ ْر ُم َيب َح َّش َو َس ُّث ُك ْى َعهَ ٍْ ُك ْى أَال ر ٍُ الق ََ ْح غبًَةب َٔال رَ ْمزُهُٕا أَ ْٔال َد ُك ْى ِيٍْ إِ ْي ٍق َ َٔثِب ْن َٕانِ َذ ٌْ ٍِ إِ ْح ش َيب ظَ َٓ َش ِي ُْ َٓب َٔ َيب ِ َٕ َََ ْش ُصلُ ُك ْى َٔإٌَِّب ُْ ْى َٔال رَ ْم َشثُٕا ا ْنف َ اح ك َرنِ ُك ْى ِّ َّللاُ إِال ثِب ْن َح َّ ظ انَّزًِ َح َّش َو َ ثَطَ ٍَ َٔال رَ ْمزُهُٕا انَُّ ْف َ ُصب ُك ْى ثِ ِّ نَ َعهَّ ُك ْى رَ ْعمِه )151( ٌٕ َّ َٔ Artinya:"Katakanlah: Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Allah yaitu: janganlah ka-mu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua ibu bapak, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rizki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati perbuatan- perbuatan keji, baik yang nampak maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (se-bab) yang benar. Demikian itu diperintahkan oleh Tuhanmu supaya kamu memahami (nya)". Disamping ayat 151 surat Al-an'am dalam ayat berikutnya yaitu ayat 152, Allah berfirman yang artinya: غ ٍُ َحزَّى ٌَ ْجهُ َغ َ ٍى إِال ثِبنَّزًِ ِْ ًَ أَ ْح ِ َِٔال رَ ْم َشثُٕا َيب َل ا ْنٍَز غب إِال ف ََ ْف ًة ُ ِّغ ِط ال َُ َكه ْ ِاٌ ثِب ْنم َ ٍض َ ًِ ش َّذُِ َٔأَ ْٔفُٕا ا ْن َك ٍْ َم َٔا ْنُ َأ َّ بٌ َرا لُ ْشثَى َٔثِ َع ْٓ ِذ َِّللا َ ع َع َٓب َٔإِ َرا لُ ْهزُ ْى فَب ْع ِذنُٕا َٔنَ ْٕ َك ْ ُٔ )152( ٌٔ َ صب ُك ْى ثِ ِّ نَ َعهَّ ُك ْى رَ َز َّك ُشَّ َٔ أَ ْٔفُٕا َرنِ ُك ْى "Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat sehingga sampai dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah berlaku adil kendatipun dia adalah kerabat (mu) dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperingatkan Allah kepadamu agar kamu ingat". Tidak hanya Al-Quran Rasulullah di dalam Hadistnya juga menganjurkan kegiatan-kegiatan kemanusiaan yang antara lain sebagaimana dalam sabdanya: َ َّ ََف،ة ان ُّذ ٍََْب ُظ َّللا ِ ظ َعٍْ ُي ْؤ ِي ٍقٍ ُك ْشثَخًة ِيٍْ ُك َش َ َّ« َيٍْ ََف غ َش َعهَى ِ َع ُُّْ ُك ْشثَخًة ِيٍْ ُك َش َّ ٌَ ٍْ َٔ َي،ة ٌَ ْٕ ِو ا ْنمٍَِب َي ِخ ،غ َش َّللاُ َعهَ ٍْ ِّ فًِ ان ُّذ ٍََْب َٔ ْاَ ِخ َش ِحَّ ٌَ ،غ ٍقش ِ ُي ْع Artinya: "Barang siapa yang melapangkan kehidupan duniawi orang mukmin, Allah akan melapangkan ke- hidupan orang itu di hart kiamat. Dan barang siapa yang meringankan kesusahan orang mukmin, Allah akan menghilangkan kesusahan orang itu di dunia dan akhirat". (Hadits Riwayat Muslim). Semoga dengan berpuasa yang dilaksanakan se-benar-benarnya Insya Allah akan menumbuhkan akhlaq yang mulia dan akan menyuburkan perbuatan-perbuatan "birr" serta juga sifat-sifat peri-kemanusiaan. Sebagai manifestasi dari pelaksanaan ajaran agama dan sekaligus dalam pengamalan salah satu sila dari Pancasila.