Anda di halaman 1dari 3

A.

Pengertian DID
Gangguan identitas disosiatif, yang dulu lebih dikenal dengan kepribadian ganda
atau Dissociative Identity Disorder, adalah suatu kondisi psikologi yang rumit di
mana penderitanya memiliki dua atau lebih kepribadian yang berbeda-beda, dan
secara bergantian mengambil alih kesadaran individu yang mengalaminya.
Disosiatif merupakan copy mechanism, bahwa seseorang menggunakan cara
tersebut untuk menghindar dan melepaskan diri dari situasi stres dan kenangan
traumatik. Cara tersebut digunakan oleh seseorang untuk memutuskan hubungan
antara dirinya dengan dunia luar, serta untuk menjauhkan diri dari kesadaran tentang
apa yang terjadi. Disosiasi dapat berfungsi sebagai mekanisme pertahanan atau
defence mechanism terhadap rasa sakit fisik dan emosional dari pengalaman traumatik
dan stres.

B. Penyebab DID
Tidak ada penjelasan pasti mengapa seseorang bisa menderita gangguan identitas
disosiatif. Meskipun banyak faktor yang terlibat dalam penyakit ini, tetapi penderita
gangguan identitas disosiatif biasanya memiliki latar belakang pengalaman traumatis,
terutama pada saat masa kecilnya. Pengalaman traumatis ini bisa berupa penyiksaan
berulang kali baik secara emosional, kekerasan fisik, maupun pelecehan seksual.
Karena pengalaman ini, seseorang kemudian seolah-olah menciptakan mekanisme
pertahanan diri dengan cara menciptakan kepribadian lain di luar kesadarannya agar
terlepas dari rasa trauma hebat yang dialaminya.
Dalam kesehariannya, kepribadian yang muncul bisa saling mengenal dan bekerja
sama. Akan tetapi dalam kasus tertentu, pribadi yang satu dengan yang lainnya tidak
saling mengenal dan sifatnya bertolak belakang. Dan penderita tidak menyadarinya.

C. Gejala
1. Karakteristik utama dari gangguan kepribadian ganda adalah munculnya dua
atau lebih kepribadian berbeda-beda yang secara bergiliran mengambil alih
atau kendali atas diri penderitanya.
2. Masing-masing dari kepribadian ini memiliki nama, pola pikir, kebiasaan,
gaya berbicara, bahkan gaya tulisan yang berbeda-beda.
3. Tanda-tanda seperti depresi, kecemasan berlebihan, sering merasa bersalah,
hingga agresif dapat muncul. Halusinasi baik audio maupun visual juga
mungkin terjadi.
4. Perubahan mood atau mood swings, serangan panik, fobia, gangguan
makan, gangguan tidur, serta sakit kepala berlebihan juga biasanya menyertai
gangguan identitas disosiatif.
5. Masalah dalam hal memori juga sering ditemui, terutama ingatan terkait
kejadian saat ini maupun masa lampau, orang yang terlibat, tempat, hingga
waktu. Masing-masing kepribadian dalam satu orang mungkin memiliki
ingatan yang berbeda dikarenakan perbedaan ingatan yang dimiliki oleh
kepribadian pasif dan kepribadian yang lebih dominan.
6. Masing-masing kepribadian biasanya muncul karena ada pemicunya. Saat
salah satu kepribadian mengambil alih, kepribadian dominan ini mungkin
mengabaikan kepribadian yang lain atau bahkan mengalami konflik
tersendiri.

D. Perbedaan DID dengan Bipolar


Memiliki ciri dan gejala yang kurang lebih sama, gangguan identitas disosiatif
sering disalahartikan sebagai gangguan bipolar.Gangguan bipolar adalah gangguan
mental yang menyerang kondisi psikis seseorang yang ditandai dengan perubahan
suasana hati yang sangat ekstrem berupa mania dan depresi, karena itu istilah medis
sebelumnya disebut dengan manic depressive. Suasana hati penderitanya dapat
berganti secara tiba-tiba antara dua kutub (bipolar) yang berlawanan yaitu
kebahagiaan dan kesedihan yang berlebihan tanpa pola atau waktu yang pasti.
Perbedaan antara gangguan bipolar dan gangguan identitas disosiatif yang utama
adalah penyebabnya. Pada gangguan identitas disosiatif, trauma di masa lampau
cenderung sebagai pencetus utama terjadinya gangguan tersebut. Sementara pada
gangguan bipolar, struktur otak, genetik, dan keturunan lebih berperan. Perubahan
antara satu kepribadian dan kepribadian lain dalam gangguan identitas disosiatif lebih
sering dipicu oleh stres psikososial, sementara pada gangguan bipolar ada pola yang
lebih jelas.
E. Terapi untuk penderita gangguan Identitas Disosiatif
1. Psikoterapi : pada orang dewasa, psikoterapi dapat berlangsung selama lima
hingga tujuh tahun. Tujuan utama dari terapi adalah ‘menyatukan’ beberapa
kepribadian yang ada sehingga menjadi satu kepribadian yang utuh.
Psikoterapi juga membantu penderita menghadapi trauma yang memicu
munculnya kepribadian lain.
2. Terapi keluarga : dilakukan untuk memberi penjelasan lebih kepada
keluarga terkait gangguan identitas disosiatif. Menginformasikan keluarga,
perubahan apa yang akan terjadi dan mengamati tanda-tanda atau gejala
perubahan kepribadian.
3. Pengobatan : meskipun tidak ada obat khusus yang dapat menyembuhkan
gangguan identitas disosiatif, tetapi gejala-gejala yang muncul seperti
kecemasan berlebih dan depresi dapat diatasi dengan antidepresan.

Anda mungkin juga menyukai