NAMA : ……………………………………...........
TINGKAT : XII
PROG. KEAHLIAN : ........................................ ...........
NO. INDUK : …………………………………………....
ALAMAT RUMAH : .........……………………………………..
.........……………………………………..
.........……………………………………..
.........……………………………………..
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Illahi yang telah memberikan nikmat sehat wal’afiat
hingga kita dapat terus beraktifitas seperti sekarang ini.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua fihak yang telah membantu
tersusunnya buku panduan yang sangat sederhana ini, khususnya kepada Kepala Sekolah, Wakil-
wakil Kepala Sekolah, Sekretaris Sekolah dan rekan-rekan dewan Guru SMK Binakarya Mandiri .
Kami menyadari tiada gading yang tak retak , oleh karena itu kami menunggu kritik dan
saran dari berbagai fihak demi kesempurnaan buku ini.
Mudah-mudahan bekal disiplin dan ilmu yang telah diberikan selama ini akan mampu
menjadi modal kuat untuk menghadapi segala rintangan dan tantangan.
Sekali lagi saya ucapkan selamat dan sukses, mudah-mudahan Tuhan selalu menyertai setiap langkah
kita. Amin…………….
Bekasi, 09 Desember 2013
Mengetahui : Penulis
Kepala SMK Binakarya Mandiri
1. Menanamkan Iman, Taqwa serta sikap professional pada seluruh komponen sekolah.
Untuk mencapai tujuan yang diharapkan tentu tidak hanya melalui materi pelajaran secara
teoritis saja, tetapi lebih menekankan pada praktek nyata realisasi dalam kehidupan sehari-hari.
Evaluasi Belajar Tahap Akhir untuk kelas XII, merupakan puncak proses belajar mengajar dan
sekaligus merupakan tolak ukur keberhasilan siswa selama tiga tahun di SMK Binakarya Mandiri
Yayasan Islam Bani Taqwa khususnnya dan tingkat Nasional pada umumnya.
Uji Praktek agama ini merupakan rangkaian dari pelaksanaan UAS, khususnya bidang studi
Agama Islam yang materinya telah ditetapkan dan diserahkan pada sekolah masing-masing sesuai
dengan kemampuan sekolah dengan berpedoman pada juklak dan juknis yang diberikan Dinas
Pendidikan Kota Bekasi.
1. Siswa tidak memperoleh materi keilmuan secara teoritis saja tetapi juga mampu mempraktekan
ajaran islam dalam kehidupan sehari-sehari
2. Mempersiapkan seluruh siswa agar memiliki kompetensi keagamaan yang utuh sehingga siswa
tidak hanya memahami konsep tetapi juga realisasinya dalam kehidupan
3. Insan kamil siswa yang sempurna dan paripurna sesuai dengan tujuan
MATERI AL QUR’AN
1. Surat yang dibaca : Surat An Nisa dan Surat Ali Imran (Satu ayat/pilih salah satu)
2. Hafalan surat-surat pendek :
2.1. Wajib Hafal : Surat Al Fatihah dengan artinya
2.2. Tambahan/Pilihan : Surat At Takaatsur s/d An Naas
SHOLAT JENAZAH
”Aku niat sholat atas mayat laki-laki ini, empat takbir, fardlu kifayah dengan ma’min / imam
karena Allah Ta’ala”.
”Aku niat sholat atas mayat Perempuan) ini, empat takbir, fardlu kifayah dengan ma’min / imam
karena Allah Ta’ala”.
4.3.4. Setelah takbir keempat membaca do’a untuk yg ditinggalkan (laki-laki/perempuan). Sbb :
1. Niat
Niat wudhu' adalah ketetapan di dalam hati seseorang untuk melakukan serangkaian ritual yang
bernama wudhu' sesuai dengan apa yang ajarkan oleh Rasulullah SAW dengan maksud ibadah.
Sehingga niat ini membedakan antara seorang yang sedang memperagakan wudhu' dengan orang
yang sedang melakukan wudhu'. Kalau sekedar memperagakan, tidak ada niat untuk melakukannya
sebagai ritual ibadah. Sebaliknya, ketika seorang berwudhu', dia harus memastikan di dalam hatinya
bahwa yang sedang dilakukannya ini adalah ritual ibadah berdasar petunjuk nabi SAW untuk tujuan
tertentu.
2. Membasuh Wajah
Para ulama menetapkan bahwa batasan wajah seseorang itu adalah tempat tumbuhnya rambut
(manabit asy-sya'ri) hingga ke dagu dan dari batas telinga kanan hingga batas telinga kiri.
4. Mengusap kepala
Yang dimaksud dengan mengusap adalah meraba atau menjalankan tangan ke bagian yang diusap
dengan membasahi tangan sebelumnya dengan air. Sedangkan yang disebut kepala adalah mulai dari
batas tumbuhnya rambut di bagian depan / dahi ke arah belakang hingga ke bagian belakang kepala.
Al-Hanafiyah mengatakan bahwa yang wajib untuk diusap tidak semua bagian kepala, melainkan
sekadar ? dari kepala. Yaitu mulai ubun-ubun dan di atas telinga.
Sedangkan Al-Malikiyah dan Al-Hanabilah mengatakan bahwa yang diwajib diusap pada bagian
kepala adalah seluruh bagian kepala. Bahkan Al-Hanabilah mewajibkan untuk membasuh juga kedua
telinga baik belakang maupun depannya. Sebab menurut mereka kedua telinga itu bagian dari kepala
juga.
Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah : Dua telinga itu bagian dari kepala.
Namun yang wajib hanya sekali saja, tidak tiga kali.
Adapun Asy-syafi`iyyah mengatakan bahwa yang wajib diusap dengan air hanyalah sebagian dari
kepala, meskipun hanya satu rambut saja. Dalil yang digunakan beliau adalah hadits Al-Mughirah :
Bahwa Rasulullah SAW ketika berwudhu` mengusap ubun-ubunnya dan imamahnya (sorban yang
melingkari kepala).
6. Tartib
Yang dimaksud dengan tartib adalah mensucikan anggota wudhu secara berurutan mulai dari yang
awal hingga yang akhir. Maka membasahi anggota wudhu secara acak akan menyalawi aturan
wudhu. Urutannya adaalh sebagaimana yang disebutan dalam nash Quran, yaitu wajah, tangan,
kepala dan kaki.
Namun Al-Hanafiyah dan Al-Malikiyah tidak merupakan bagian dari fardhu wudhu`, melainkan
hanya sunnah muakkadah. Akan halnya urutan yang disebutan di dalam Al-Quran, bagi mereka
tidaklah mengisyaratkan kewajiban urut-urutan. Sebab kata penghubunganya bukan Tsumma yang
bermakna kemudian atau setelah itu.
Sunnah-sunnah Wudhu`
1. Mencuci kedua tangan hingga pergelangan tangan sebelum mencelupkan tangan ke dalam
wadah air.
2. Membaca basmalah sebelum berwudhu`
3. Berkumur dan memasukkan air ke hidung Bersiwak atau membersihkan gigi
4. Meresapkan air ke jenggot yang tebal dan jari
5. Membasuh tiga kali tiga kali
6. Membasahi seluruh kepala dengan air
7. Membasuh dua telinga luar dan dalam dengan air yang baru
8. Mendahulukan anggota yang kanan dari yang kiri
4. Menyentuh Kemaluan
Dalilnya adalah sabda Rasulullah SAW :
Dari bisrah binti Shafwan Siapa yang menyentuh kemaluannya maka harus berwudhu (HR. Ahmad)
Al-Bukhari mengomentari hadits ini sebagai hadits yang paling shahih dalam masalah ini. Dan Al-
Hakim mengatakan bahwa hadits ini shahih berdasarkan syarat dari Bukhari dan Muslim.
Para ulama kemudian menetapkan dari hadits ini bahwa segala tindakan yang masuk dalam kriteria
menyentuh kemaluan mengakibatkan batalnya wudhu. Baik menyentuh kemaluannya sendiri atau
pun kemaluan orang lain. Baik kemaluan laki-laki maupun kemaluan wanita. Baik kemaluan manusia
yang masih hidup atau pun kemauan manusia yang telah mati (mayat). Baik kemaluan orang dewasa
maupun kemaluan anak kecil. Bahkan para ulama memasukkan dubur sebagai bagian dari yang jika
tersentuh membatalkan wudhu.
Namun para ulama mengecualikan bila menyentuh kemaluan dengan bagian luar dari telapak tangan,
dimana hal itu tidak membatalkan wudhu'.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk,
sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, sedang kamu dalam keadaan junub , terkecuali
sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau
datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak
mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik ; sapulah mukamu dan
tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun. (QS. An-Nisa : 23)
Telah menjadi kebiasaan Rasulullah setelah mengucapkan salam pada setiap shalat fardhu beliau
beristighfar tiga kali, kemudian mengucapkan:
ار تكم نمَاَ َن َ نلم ن َََّ دُ نن تالم ن ُ َنَ ار تكم ن ناما نا ال نَم ن ََ نن
الم ن َُ ت ن نب ن َّ (( اللَّ ُهم ََّّ َ ن تْم ن ال
الم ن َُ نن َك ت ن
َّ مس ال
ش َنَا نتس لن ُ لنم ُ ال ُُ تلمسُ ننلنم ُ ال نْ تُم ُ نن ُ نمل نلنمِّ ُكم َءْ ش ت
نمِرٌ نم َاَال اللهم ََّّ َن نكماَْ نع َل نُما َ ن ت ن تم ن ننَن
ِ َل نُا نك ن تع ن ننَن ان تفن ُع نا الَ ُّ َك تم نس ال نَم َ ء َن نال تمل نَ ننَن ُ َّملإ ن َََّ هللَماالَ َن َلنم ن َََّ دُ ننَن ُك تع َ ن
َ مال َن َلنم ن َََّ دُ ُك تص َل
نم تالن لنم ُ الم َ ءاتالن ننلن تمل ُ الض ُْ ننلنم ُ الَّ َّ نما ُر ال نْ ن
ْن تعبُ ُ َََّ َاَّا ُ لن ُ ال َء تع نُةُ ننلن ُ الفن ت
)) نك ََ ن ال نكا َف َُ تننن
“Ya Allah, Engkaulah Yang Maha Pemberi Sejahtera, dan dari-Mu kesejahteraan, Engkau
Pemberi barakah, wahai pemilik Keagungan dan Kemuliaan. Tidak ada Ilah yang berhak disembah
kecuali Allah, yang Esa tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya kekuasaan dan segala pujian, dan Ia
Maha Kuasa atas segala sesuatu, Ya Allah tiada seorangpun yang mampu menghalangi terhadap
pemberian-Mu dan tidak ada pula yang dapat memberi sesuatu yang Engkau halangi, dan tidak ada
manfaat kekayaan seseorang dari siksa-Mu, tidak ada upaya dan kekuatan kecuali dari Allah, tidak
ada Ilah yang berhak disembah selain Allah, dan tidaklah kami beribadah kecuali kepada-Nya,
hanya milik-Nya kenikmatan, keutamaan dan sanjungan yang baik. Tidak ada Ilah yang berhak
disembah melainkan Allah dengan rasa ikhlas kami beribadah kepada-Nya walaupun orang-orang
kafir benci”.
“Allah tidak ada Ilah yang berhak disembah melainkan Dia Yang hidup tidur. Milik-Nya apa
yang ada di langit dan di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa idzin-
Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka dan mereka tidak
mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang di kehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi
langit dan bumi, Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha
Agung”. (QS. Al Baqarah: 255).
Kemudian membaca surat Al-ikhlas:
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang".
“Katakanlah: “Dialah Allah Yang Maha Esa, Allah adalah Ilah Yang bergantung kepada-Nya
segala sesuatu. Dan tiada beranak dan tiada pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang
setara dengan Dia".
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang".
“Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-
Nya dan dari kejahatan malam apabila telah datang gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita
tukang sihir yang menghembus buhul-buhul. Dan hari kejahatan orang yang dengki apabila dia
dengki".
"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang".
"Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan manusia, Rajanya manusia, Sesembahan manusia,
dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam
dada manusia dari jin dan manusia”.
Dan disunnahkan mengulang sampai tiga kali untuk tiga surat yang terakhir, khusus setelah shalat
subuh dan shalat maghrib. Hal ini berdasarkan hadits shahih dari Nabi .
Di samping itu, sesuai dengan sunnah Nabi pada setiap selesai shalat maghrib dan subuh, juga
disunnahkan membaca dzikir di bawah ini 10 kali:
(( َ َلن ن ََ دُ نن تال ن ُ َ ش َنَا نتس لن ُ لن ُ تال ُُ تلسُ ننلن ُ تال نْ تُ ُ اُ تْ َِ نناُ َُ ت ُ نن ُ نل نلنِّ ُك َءْ ن
ٌش تِر
)) َن َ ات
“Tidak ada Ilah yang berhak disembah melainkan Allah, Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-
Nya, hanya milik-Nya kekuasaan dan segala pujian. Ia yang menghidupkan dan yang mematikan dan
Dia berkuasa atas segala sesuatu”. (HR. Muslim).
Apabila ia seorang imam, sesudah mengucapkan istighfar tiga kali, dan mengucapkan:
“Allahumma antas salaam wa minkas salaam tabaarakta ya dzal jalali wal ikram” disunnahkan
mengubah posisi duduk menghadap kepada jama'ah. Setelah itu barulah ia melanjutkan dzikir sesuai
dengan yang dijelaskan di atas. Ini sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits-hadits yang cukup
banyak dari Aisyah radhiallahu 'anha dalam riwayat Muslim. Semua do’a dan dzikir tersebut
hukumnya sunnah bukan wajib.
SELAMAT UJIAN