Berdasarkan jenis kelamin, pasien diabetes terbanyak adalah pasien yang berjenis
kelamin perempuan sebanyak 28 orang, sedangkan pasien yang berjenis kelamin laki-laki
hanya 20 orang di puskesmas Lirang Singkawang Selatan I. Data yang terlampir
menunjukkan bahwa di Puskesmas Lirang Singkawang Selatan I pasien yang menderita
diabetes paling banyak ialah pasien yang berjenis kelamin perempuan. Hal ini dikarenakan
angka BMI yang cenderung lebih tinggi pada perempuan. Menurut WHO 2016, sebanyak
40% wanita yang menderita diabetes dan 39% pria yang menderita diabetes mempunyai
BMI overweight, serta sebanyak 15% wanita yang menderita diabetes dan 11% pria yang
menderita diabetes mempunyai BMI obesitas. Sedangkan menurut American Diabetic
Association, prevalensi diabetes lebih tinggi pada pasien laki-laki dari pada perempuan
pada ras Asia. 1,2,3
45
46
31 – 40 2 Pasien 4.2 %
41 – 50 12 Pasien 25 %
51 – 60 18 Pasien 37.5 %
61 – 70 13 Pasien 27.1 %
31 - 40 41 - 50 51 - 60 61 - 70 >70
Dari data tersebut didapatkan hasil pasien DM dengan BMI overweight menduduki
peringkat paling tinggi prevalensi diabetes sebanyak 22 pasien (45.8%) kemudian diikuti
oleh BMI normal sebanyak 21 pasien (43,8%) hal ini dikarenakan BMI yang tinngi
merupakan salah satu faktor resiko diabetes menurut RISKESDAS 2013. Overweight dan
obesitas merupakan faktor resiko penting terjadinya DM, karena sel lemak (adiposit)
mensekresikan hormon, leptin, gliserol, adiponektin, dan asam lemak bebas yang nantinya
akan mengakibatkan resistensi insulin sehingga mengakibatkan diabetes. 4,6
49
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Category 1
60.00%
40.00%
20.00%
0.00%
Category 1
Hipertrigliserida Normal
mortalitas dan 60% seluruh morbiditas di dunia. Diperkirakan negara yang paling
merasakan dampaknya adalah negara berkembang termasuk Indonesia. Salah satu PTM
yang menjadi masalah kesehatan yang sangat serius saat ini adalah diabetes, penderita
diabetes meningkat dari 108 juta orang pada tahun 1980 menjadi 422 juta orang pada tahun
2014. Diabetes merupakan penyebab utama dari kebutaan, gagal ginjal, serangan jantung,
stroke dan amputasi ekstremitas. Pada tahun 2015 sekitar 1,6 juta kematian karena diabetes
dan 2,2 juta kematian akibat koma hiperglikemi. WHO memperkirakan diabetes menjadi
penyebab kematian nomor tujuh di dunia pada tahun 2030.
Berdasarkan data Riskesdas 2007, kelompok obesitas meningkatkan risiko diabetes
sebesar 2,67 kali. Karakteristik obesitas abdominal menjadi faktor risiko yang lebih kuat
terhadap penyakit diabetes dibandingkan obesitas secara umum berkaitan dengan
akumulasi lemak sekitar daerah abdominal. Salah satu cara menilai massa lemak
abdominal (subkutan dan intraabdominal) adalah dengan cara pengukuran lingkar perut.
Pada obesitas abdominal terjadi penurunan adiponektin, maka proses resistensi insulin
dapat mudah terjadi. Adiponektin memiliki fungsi menghambat kerja Tumor Necrosing
Factor α (TNF-α) dalam memproduksi sitokin proinflamasi. Sitokin – sitokin ini akan
menyebabkan inflamasi di sel – sel otot sehingga menyebabkan resistensi insulin. 7,8
2. National Diabetes Statistics Report, 2017 Estimates of Diabetes and Its Burden in the
United States. National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion.
[Cited April 9, 2018]. Available from: www.diabetes.org/assets/pdfs/basics/cdc-statistics-
report-2017.pdf
3. Obesity and overweight. World Health Organization. 2018. [cited April 9, 2018]. Available
from: www.who.int/mediacentre/factsheets/fs311/en/
4. Situasi dan Analisis Diabetes. Infodatin. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan
RI. 2014; Nov 14: 4.
5. Lee PG, Halter JB. The Pathophysiology of Hyperglycemia in Older Adults: Clinical
Considerations. Diabetes Care. 2017 Apr; 40(4): 444-452.
6. Al-Goblan AS, Al-Alfi MA, Khan MZ. Mechanism linking diabetes mellitus and obesity.
Diabetes Metab Syndr Obes. 2014; 7: 587–591.
8. Diabetes. World Health Organization. 2017. [cited April 9, 2018]. Available from:
www.who.int/mediacentre/factsheets/fs312/en/