Praktikum Kimia

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 6

PRAKTIKUM KIMIA

REAKSI EKSOTERM DAN ENDOTERM

DISUSUN OLEH:

MUHAMMAD FAUZAN IKROMI

TEGAR JAYANAGA

HERNES ASKENDITA

SELLY RISKI PUTRI

FERA FADKHULIL JANNAH

JURUSAN/KELAS: XI IPA 5

SMA NEGERI 1 METRO

T.P. 2017/2018
1.Tujuan :
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui reaksi eksoterm dan endoterm

2.Dasar Teori :
Reaksi Eksoterm dan Reaksi Endoterm
Perubahan entalpi (ΔH) positif menunjukkan bahwa dalam perubahan terdapat penyerapan
kalor atau pelepasan kalor. Reaksi kimia yang melepaskan atau mengeluarkan kalor disebut
reaksi eksoterm, sedangkan reaksi kimia yang menyerap kalor disebut reaksi endoterm.
Aliran kalor pada kedua jenis reaksi diatas dapat dilihat pada gambar berikut:
A. REAKSI EKSOTERM
Reaksi eksoterm adalah reaksi yang melepaskan kalor. Reaksi eksoterm
merupakan reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan ( kalor
dibebaskan oleh sistem ke lingkungannya ) ditandai dengan adanya kenaikan suhu
lingkungan di sekitar sistem.
Contoh reaksi eksoterm adalah gamping atau kapur tohor, CaO(s) dimasukkan ke dalam
air.
CaO(s) + H2O(l) → Ca(OH)2(aq)
Selain itu, contoh reaksi eksoterm dikehidupan sehari-hari adalah membakar minyak tanah
di kompor minyak dan nyala api unggun.
Pada reaksi eksoterm , sistem membebaskan energi, sehingga entalpi sistem akan
berkurang, artinya entalpi produk lebih kecil daripada entalpi pereaksi. Oleh karena itu ,
perubahan entalpinya bertanda negatif. Sehingga p dapat dinyatakan sebagai berikut:
ΔH = Hp –Hr < 0 (negatif)
Perubahan entalpi pada reaksi eksoterm dapat dinyatakan dengan diagram tingkat energi
seperti berikut ini:
B. REAKSI ENDOTERM
Reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor. Reaksi endoterm merupakan
reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem ( kalor diserap
oleh sistem dari lingkungannya )dan ditandai dengan adanya penurunan suhu lingkungan
di sekitar sistem.
Contoh reaksi endoterm adalah pelarutan amonium khlorida, NH4Cl.
NH4Cl(s) + Air → NH4Cl(aq)
Selain itu, contoh lain dari reaksi endoterm yakni proses fotosintesis pada tumbuhan dan
asimilasi.
Pada reaksi endoterm, sistem menyerap energi. Oleh karena itu, entalpi sistem akan
bertambah. Artinya entalpi produk (Hp) lebih besar daripada entalpi pereaksi (Hr).
Akibatnya, perubahan entalpi, merupakan selisih antara entalpi produk dengan entalpi
pereaksi (Hp -Hr) bertanda positif. Sehingga perubahan entalpi untuk reaksi endoterm
dapat dinyatakan:
ΔH = Hp- Hr > 0 (Positif)
Perubahan entalpi pada reaksi endoterm dapat dinyatakan dengan diagram tingkat energi
seperti berikut ini:
Berdasarkan penyerapan kalor (ΔH Positif) dan pelepasan kalor (ΔH Negatif).
Reaksikimiadibedakanmenjadi :
Ø Reaksi Endoterm, yaitu reaksi kimia yang melibatkan penyerapan kalor.
Nilai ΔH reaksiadalahpositif (+)
Ø Reaksi eksoterm, yaitu reaksi kimia yang melibatkan pelepasan kalor.
Nilai ΔH reaksi adalah Negatif (-)
Pada reaksi endoterm, sistem menyerap energy. Oleh karena itu, entalpi system akan
bertambah. Artinya H akhir (H dari zat-zat produk reaksi) lebih besar dari pada entalpi H
awal (H dari zat-zat pereaksi). Akibatnya, perubahan entalpi (ΔH) yaitu selisih antara
entalpi (H) akhir dengan entalpi (H) awal. Sehingga nilainya bertanda positif. Hal ini
ditandai dengan menurunnya suhu lingkungan dan bertambahnya suhu pada system.
Sebaliknya pada reaksi eksoterm, system membebaskan energy, sehingga entalpi system
akan berkurang, artinya entalpi akhir lebih kecil dari entalpi awal. Oleh karena itu
perubahan entalpinya bertanda negative. Pada reaksi eksoterm ini suhu system akan
menurun dan suhu lingkungan bertambah
Dapat disimpulakn bahwa :
Reaksi eksoterm adalah reaksi kimia dengan dengan sistem pelepasan kalor. Pada
reaksi eksoterm, suhu campuran reaksi akan naik dan energi potensial dari zat – zat kimia
yang bersangkutan akan turun sehingga sistem melepaskan kalor ke lingkungannya.
Reaksi endoterm adalah reaksi kimia denggan sistem menyerap kalor dari
lingkungannya. Pada reksi ini, terjadi kenaikan energi potensial zat – zat yang berinteraksi
atau terjadi penurunan energi kinetik hingga suhu sistem turun.
3.Alat dan Bahan :
1. Tabung reaksi
2. Pengaduk
3. Gelas kimia
4. Penjepit tabung
5. Ba(OH)2.8H2O
6. NH4Cl padat
7. CaO padat
8. Kertas lakmus
4.Cara Kerja :
1. Masukkan kurang lebih 10 𝑐𝑚3 air kedalam gelas kimia dan ujilah dengan lakmus
merah.Rasakkan suhunya dengan memegang gelas tersebut .tambahkan sebongkah
CaO, biarkan sebentar dan rasakan suhunya.Ujilah dengan kertaslakmus
merah.catat hasil pengamatan.
2. Masukkan Ba(OH)2.8H2O sebanyak 1 spatula dalam tabung reaksi.Tambahkan
NH4Cl sebanyak 2 spatula .Aduk campuran tersebut lalu tutuplah menggunakan
jari jempol usahakan larutan tidak mengenai kulit.Pegang tabung dan rasakan
suhunya .Biarkan sebentar kemudian buka tabung dan cium bau gas yang
timbul(Hati hati jangan mencium langsung bau gas dari mulut tabung tetapi
kibaskan tangan anda dimulut tabung).Catat pengamatan.

5.Hasil Pengamatan

Percobaan Hasil
Air+CaO Reaksi tersebut melepaskan kalor atau
reaksinya eksoterm, ini berarti kalor hasil
reaksi lebih rendah dari pereaksi. Jika
reaksi itu dilakukan pada tekanan tetap
(terbuka) maka kalor yang dilepaskan
menyatakan perubahan entalpi ( ΔH) yang
harganya negatif.
Ba(OH)2 + NH4Cl Pada kristal barium hidroksida
(Ba(OH)2.8H2O) yang ditambahkan
dengan Kristal amonium klorida(NH4Cl)
dan di tutup dengan gabus sehingga udara
tidak dapat masuk dan keluar, kemudian
pada saat tabung di pegang terasa dingin
dan setelah gabus di buka di kipas tercium
bau yang tidak sedap.
6.Pembahasan
Pertanyaan
1. Apa perbedaan antara langkah 2(a) dan langkah 2(b) jika ditinjau dari perubahan
suhunya?
2. Jika reaksi dibiarkan beberapa jam ,apakah suhu kedua percobaan akan menjadi
sama ?jika jawabannya “ya” bagaimana hal tersebut bisa terjadi?
3. Bagaimana perpindahan kalor yang terjadi pada langkah 2(a) dan 2(b)

Jawaban
1. Jika ditinjau dari perubahan suhunya, langkah 2(a) mengalami kenaikan suhu dari
keadaan semula, sedangkan langkah 2(b) mengalami penurunan suhu dari keadaan
semula.
2. Ya, karena suhu tersebut akan bereaksi dengan suhu ruangan, sehingga
mengakibatkan suhu keduanya menjadi sama.
3. Pada perpindahan kalor yang terjadi pada percobaan 2(a) yaitu dengan
menggunakan sistem melepas kalor atau disebut juga dengan reaksi eksoterm,
sedangkan pada percobaan 2(b) menggunakan sistem menerima/menyerap kalor
atau disebut juga dengan reaksi endoterm.

7.Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka kami dapat menyimpulkan bahwa
reaksi eksoterm ditandai dengan kenaikan suhu (keadaan tabung menjadi panas, dan reaksi
endoterm ditandai dengan penurunan suhu (keadaan tabung menjadi dingin). Adapun zat
yang mengalami reaksi eksoterm setelah dilarutkan dalam air adalah CaO . Sedangkan zat
yang mengalami reaksi endoterm adalah reaksi barium hidroksida (Ba(OH)2.8H2O) yang
ditambahkan dengan Kristal amonium klorida(NH4Cl)
Larutan yang mengalami reaksi eksoterm adalah larutan , karena pada larutan tersebut
menggalami kenaikan suhu. Yang mulanya 28 C menjadi 29 C.Sedangkan larutan yang
mengalami reaksi endoterm adalah larutan oralit dan urea. Larutan tersebut pada mulanya
suhu 29 C menjadi 27 C dan Pada reaksi eksoterm entalpi(ΔH) negatif (-) sedangkan pada
reaksi endoterm entalpi (ΔH) positif (+).
8.Daftar Pusaka
https://29juni1996.wordpress.com/sma/kimia/laporan-praktikum-reaksi-eksoterm-
dan-endoterm/ (30 september 2017)
http://yolandabee.blogspot.co.id/2013/10/laporan-praktikum-kimia-reaksi-
endoterm.html
(30 september 2017)
https://masyitahkimia.wordpress.com/kimia-kelas-xi/semester-1-kls-
xi/termokimia/entalpi-dan- perubahannya/ (30 september 2017)
http://ratiarin.blogspot.co.id/2014/11/laporan-kimia-reaksi-eksoterm-dan.html
(30 september 2017)

Anda mungkin juga menyukai