Oleh :
A. Identitas Diri
Nama : Aqli Muh Nasir R
Nim : P00341014004
TTL : Waworope, 24 Oktober 1996
Suku/Bangsa : Wawonii/Indonesia
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
B. Pendidikan
1. SD Negeri 2 Waworope, Tamat tahun 2008
2. SMP Negeri 1 Wawonii Utara, Tamat tahun 2011
3. SMA Negeri 1 Wawonii, Tamat tahun 2014
Keluargaku Tersayang
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan
judul „‟Identifikasi Jamur Aspergillus Sp Pada Kacang Hijau (Phaseolus Radiatus L)
yang di Jual di Pasar Basah Mandonga Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.
Penelitian ini disusun dalam rangka melengkapi salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan program Diploma III (D III) Analis Kesehatan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Kendari.Rasa hormat yang tak terhingga dan penghargaan yang
sebesar-besarnya kepada ayah H. Muh Nasir R, dan Ibu Hj. Harpiah tercinta serta
pada kaka dan adikku tersayang Nur Bayani M. Nasir Amd. Keb, Qifra M Nasir dan
Nur Zikri M Nasir, terima kasih atas semua bantuan moril maupun materil, motivasi,
dukungan dan cintak kasih yang tulus serta doanya demi kesuksesan studi yang
penulis jalani selama menuntun ilmu sampai selesainya karya tulisi ini. Proses
penulisan karya tulis ini telah melewati perjalanan panjang, dan penulis banyak
mendapatkan petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis juga menghaturkan rasa terimakasih kepada Ibu Anita
Rosanti,ST,M.Kes selaku pembimbing I dan Ibu Reni Yunus, S.Si.,M.Sc selaku
pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, kesabaran dalam membimbing
dan atas segala pengorbanan waktu dan pikiran selama menyusun karya tulis ini.
Ucapan terimakasih penulis juga tunjukan kepada :
1. Direktur Poltekes Kemenkes Kendari Bapak Petrus,SKM.,M.Kes..
2. Kepala Kantor Badan Riset Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah
memberikan izin penelitian.
3. Ketua Jurusan Analis Kesehatan Ibu Ruth Mongan, B.Sc.,S.Pd.M.Pd..
4. Ibu Hj. St Nurhayani, S.Kp.,Ners.,M.Kep, Ibu Tuty Yuniar, S.Si.,M.Kes dan
Bapak Muhaimin Saranani, S.Kep.,Ns.,M.Sc Terimakasih atas masukan, saran
dan kritik selama menguji.
5. Bapak dan Ibu dosen Poltekes Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan
serta seluruh staf dan karyawan atas segala fasilitas dan pelayanan akademik
yang diberikan selama penulis menuntun ilmu.
6. Buat kedua orang tuaku, yang telah mengasuh mendidik, membesarkan,
memotivasi, dan mendoakan penulis sehingga dapat menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini, serta saudaraku Siti Salfia yang telah membantu memberikan support,
taklupa pula untuk adik-adik ku Jami, Indah, Alu, Lia, Ita dan Risi terimakasih
telah memberikan tawa dan candanya kepada penulis.
7. Buat seluruh teman-teman seangkatanku Arya, Nur Janah, Ichsan, Yaqub, serta
teman-teman yang lain yang tidak bisa disebutka namanya satu persatu dan
sahabat terbaikku yang selalu mensuportq Iis Ria Febriyanti. S.KM terimakasih
atas suportnya selama ini.
8. Kepada Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam terselesainya karya
tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya dengan segala kekurangan dan keterbatasan
yang ada penulis, sehingga bentuk dan isi karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih terdapat kekeliriuan, dan kekurangan. Oleh karena itu
dengan kerendahan hati penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis ini.
Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya.
Peneliti
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 5. Jumlah koloni jamur yang tumbuh Berdasarkan Pengenceran pada media
Sabouraud Dextrose Agar (SDA) .................................................................... 38
DAFTAR GAMBAR
Halaman
4. Deuteromycetes
Deuteromycetes atau fungi imperfecti, adalah fungi yang status
seksualnya belum diketahui secara pasti. Sebagian besar fungi patogen
termasuk ke dalam kelas deuteromycetes, dan memiliki sifat dimorfisme yang
khas. Penyakit yang disebabkan oleh fungi deuteromycetes meliputi infeksi
permukaan, yaitu infeksi kulit yang terbatas pada jaringan keratin yaitu kuku
dan rambut serta infeksi sistemik di bawah kulit maupun lebih dalam lagi
yang dapat menginfeksi organ dalam dan menimbulkan kerusakan fatal
(Pratiwi, 2008).
B. Tinjauan Tentang Aspergillus sp.
Aspergillus adalah suatu jamur yang termasuk dalam kelas Ascomycetes
yang dapat ditemukan dimana–mana khususnya di alam.Aspergillus tumbuh
sebagai saprofit pada tumbuh-tumbuhan yang membusuk dan terdapat pula pada
tanah, debu organik, makanan dan merupakan kontaminan yang lazim ditemukan
di rumah sakit dan laboratorium.]
Aspergillus adalah jamur yang membentuk filamen-filamen panjang
bercabang, dan dalam media biakan membentuk miselia dan
konidiospora.Aspergillus berkembang biak dengan pembentukan hifa atau tunas
dan menghasilkan konidiofora pembentuk spora. Sporanya tersebar bebas di
udara terbuka sehingga inhalasinya tidak dapat dihindarkan dan masuk melalui
saluran pernapasan ke dalam paru.
Aspergillus sp. dapat tumbuh dengan cepat, memproduksi hifa aerial
yang membawa struktur konidia yang khas yaitu konidiofora yang panjang
dengan vesikel-vesikel terminal dimana phialid menghasilkan rantai konidia
basipetal.Spesies ini diidentifikasi menurut perbedaan morfologis dalam struktur
ini, yang meliputi ukuran, bentuk, tekstur dan warna konidia (Jawetz, 2012).
Aspergillus sp merupakan organisme saprofit yang hidup bebas, diketahui
terdapat dimana-mana dan dapat tumbuh pada semua substrat. Pertumbuhanya
akan terhambat bila bahan dalam koloninya berkelompok dan berkembang
dengan konidiospora, konidiospora terbentuk secara bebas dan ujungnya
menggembung, konidia berangkai-rangkai dan bentuknya bulat, serta termasuk
dalam divisi deuteromycota. (Irianto, 2013 : 34 dan 78).
Jamur Aspergillus sp tersebar di seluruh dunia. Konidianya dapat hidup di
tanah dan di udara. Sehingga spora Jamur selalu dapat terhirup oleh Manusia.
Terjadi infeksi Aspergillus sp pada manusia lebih berperan pada faktor daya
imunitas penderita dibandingkan virulensi jamurnya sendiri. Saluran nafas atas
merupakan organ yang paling sering terkena infeksi Jamur Aspergillus sp.
(Kumala W, 2006: 22)
Aspergillus sp merupakan Jamur yang bersifat berbahaya, dapat
menghasilkan mitotoksin yang dapat menyerang sistem saraf pusat
mempengaruhi hati, dan ginjal, dapat menyebabkan gangguan pernafasan bahkan
dapat menyebabkan kematian. (Irianto, 2013 : 34 dan 78).
1. Morfologi
a) Makroskopis Aspergillus sp.
Pada media SDA, Aspergillus sp. dapat tumbuh cepat pada suhu
ruang membentuk koloni yang granular, berserabut dengan beberapa warna
sebagai salah satu ciri identifikasi.Aspergillus fumigatus koloni berwarna
hijau, Aspergillus nigerberwarna hitam dan Aspergillus flavus koloni
berwarna putih atau kuning (Jawetz, 2005)
b) Mikroskopis Aspergillus sp.
Aspergillus sp. mempunyai hifa bersekat dan bercabang, pada
bagian ujung hifa terutama pada bagian yang tegak membesar merupakan
konidiofornya.Konidiofora pada bagian ujungnya membulat menjadi
fesikel. Pada fesikel terdapat batang pendek yang disebut sterigmata
Sterigmata atau filadia biasanya sederhana berwarna atau tidak berwarna.
Pada sterigmata tumbuh konidia yang membentuk rantai yang berwarna
hijau, cokelat atau hitam (Fardiaz,1992).
c) Ciri-ciri dan sifat Aspergillus Flavus
Aspergillus Flavus merupakan Jamur yang memiliki koloni pada
saat muda berwarna putih, dan akan berubah menjadi berwarna hijau
kekuningan setelah membentuk Konidia. Kepala Konidia berwarna hijau
kekuningan hingga hingga hijau tua kekuningan, berbentuk bulat,
Konidiofor berdiding kasar, hialin. (Noverita, 2009 : 17). Jamur ini dapat
menghasilkan toksin alfatoksin B1 dan B2 yang dapat menyebabkan
hepatotoksin, karsinogenik, mutagenik. (Ahmad, 2009 : 17)
d) Morfologi dan sifat-sifat Aspergillus niger
Aspergillus niger merupakan mikroba jenis kapang mesofilik yang
tumbuh pada suhu 35ºC-37ºC (optimum), 6ºC-8ºC (minimum), 45ºC-
47ºC (maksimum), pH 2,2-8,8, kelembaban 80-90%, dan memerlukan
oksigen yang cukup (aerobik) (Fardiaz, 1992).
Aspergillus niger memiliki bulu dasar berwarna putih atau kuning
dengan lapisan konidiospora tebal berwarna coklat gelap sampai hitam.
Hifa bersekat dan memiliki banyak inti (multiseluler), kepala konidia
bulat, berwarna hitam, cenderung memisah menjadi bagian-bagian
yang lebih longgar dengan bertambahnya umur. Konidiospora memiliki
dinding yang halus, hialin tetapi juga berwarna coklat. Habitat spesies ini
kosmopolit didaerah tropis dan subtropis, dan mudah diisolasi dari tanah,
udara, air, rempah-rempah, kapas, buah-buahan, gandum, beras, jagung,
tebu, ketimun, kopi, teh, coklat serta serasah dedaunan. Morfologi dari
Aspergillus niger dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
h) Dicek pH larutan sesuai petunjuk media (pH = 5,6 ±0,2) pada suhu 25°C
l) Dikeluarkan larutan dari autoklaf , saat suhu rendah (200C) dan tekanan
telah turun (dilihat indikator autoklaf).
a. Akar
Tanaman kacang hijau berakar tunggag. Sistem perakarannya dibagi
menjadi dua, yaitu mesophytes dan xerophytes. Mesophytes mempunyai
banyak cabang akar pada permukaan tanah dan tipe pertumbuhannya
menyebar. Sementara xerophytes memiliki akar cabang lebih sedikit dan
memanjang kearah bawah.
b. Batang
Batang kacang hijau berbentuk bulat dan berbuku-buku. Ukuran
batangnya kecil, berbulu, berwarna hijau kecoklatan atau kemerahan.
Setiap buku batang menghasilkan satu tangkai daun, kecuali pada daun
pertama berupa sepasang daun yang berhadapan dan masing-masing daun
berupa daun tunggal. Batang kacang hijau tumbuh tegak dengan
ketinggian mencapai 1m. cabangnya menyebar ke semua arah.
Kacang
Hijau
Keterangan :
C. Variabel Penelitian
Variabel pada penelitian ini yaitu Kacang hijau Berdasarkan Variasi
lama penyimpanan (1 minggu, 1 bulan, dan 2 bulan) di Pasar Basah
Mandonga Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.
D. Definisi Operasional dan Kriteria Obyek
1. Untuk mengidentifikasi pertumbuhan koloni jamur maka di lakukan
pemeriksaan Makrokopis yang di lakukan dengan cara inokulasi sampel
pada media SDA (Sabouraud Dextrose Agar), dengan Kriteria Obyektif :
a. Ada : ditandai dengan koloni berbentuk seperti beludru atau
berbentuk bulat atau semi bulat, dan berwarna putih atau hijau tua
atau kuning atau hijau kekuningan atau hitam dan abu-abu.
b. Tidak Ada : ditandai dengan tidak terlihat ada koloni Jamur pada
media.
2. Untuk mengetahui jumlah koloni Jamur maka dilakukan perhitungan
koloni secara makrokopis, dengan criteria Obyektif :
a. Tidak melewati batas cemaran Jamur : jika koloni ≤ 1x104 CFU/mL.
b. Melewati batas cemaran jamur : jika koloni > 1x104 CFU/mL.
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dimaksud adalah penelitian deksriptif untuk
mengidentifikasi adanya jamur pada Kacang hijau yang dijual di Pasar Basah
Mandonga Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Analis
Kesehatan Politeknik Kesehatan Kendari.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 22 Juli 2017.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek yang diteliti (Nasir, 2011 : 188).
Populasi dalam penelitian ini adalah Kacang Hijau yang dijual di Pasar
Basah Mandonga Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti,
dimana sampel yang diteliti adalah Kacang Hijau yang dijual di Pasar
Basah Mandonga Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.Teknik
penerikan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling, dimana
pengambilan sampel dilakukan dengan sengaja (Nasir, 2011: 211).
Kriteria sampel
Inklusi :
1. Kacang Hijau yang dijual di Pasar Basah Mandonga Kota Kendari
Provinsi Sulawesi Tenggara
2. Kacang Hijau yang disimpan selama 1 minggu, 1 bulan dan 2 bulan.
Eksklusi :
1. Kacang Hijau yang tidak dijual di Pasar Basah Mandonga Kota
Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.
2. Kacang Hijau yang tidak di simpan lama.
D. Instrument Penelitian
1. Instrumen penelitian yang dibawa ke lokasi pengambilan sampel
Tabel I. Instrumen Penelitian di Lapangan
No Nama alat Kegunaannya
1 Kantong plastik sebagai wadah sampel
2 Pulpen untuk menandai identitas sampel yang
terdiri dari nama, nama pasar
menggunakan kode.
3 Kertas label Sebagai tempat untuk menulis identitas
sampel
2. Instrumen penelitian di Laboratorium
Instrument penelitian yang digunakan di Laboratorium terdiri atas alat dan
bahan yang dapat dilihat pada tebel berikut :
a. Alat Penelitian
Tabel 2. Instrumen Penelitian di Laboratorium
No Nama alat Kegunaannya
1 Autoclave Sebagai alat untuk sterilisasi alat dan
madia
2 Cawan petri Sebagai wadah media untuk pertumbuhan
jamur
3 Mikroskop Sebagai alat untuk mengamati koloni
jamur untuk mengetahui jenis jamur
4 Kaca obyek Untuk meletakan obyek yang akan
diamati
5 Cover glass Untuk menutupi koloni yang ditetesi
KOH agar lensa obyektif tidak kotor pada
saat pemeriksaan dibawa mikroskop
6 Lampu spiritus Untuk pemanasan media SDA yang telah
dilarutkan, menjaga kontaminasi jamur
pada saat diambil dari media
7 Lembar Observasi Digunakan sebagai lembar pengisian
hasil pemeriksaan yang merupakan alat
ukur hasil penelitian
8 Inkubator Sebagai alat untuk menginkubasi media
9 Tabung reaksi Sebagai wadah untuk pengenceran
sampel
10 Rak tabung Sebagai tempat tabung reaksi
11 Gelas ukur Untuk mengukur aquadest yang di
gunakan untuk melarutkan media SDA.
12 Spoit 3 mL Untuk pemipetan sampel yang telah
dilarutkan pada proses pengenceran dan
inokulasi.
13 Pipet ukur dan Untuk memipet Nacl 0,9 % sebanyak 9
karet penghisap mL ke dalam tabung reaksi untuk
disterilkan.
14 Labu erlenmeyer Sebagai wadah media yang telah
dilarutkan dengan Aquadest untuk di
panaskan.
15 Ose Untuk mengambil koloni fungi yang akan
di amati dibawah mikroskop.
16 Timbangan analitik Untuk menimbang serbuk media SDA.
17 Batang pengaduk Untuk mengaduk media saat dilarutkan.
18 Pipet tetes Untuk memipet KOH 10 %.
19 Sendok tanduk Untuk mengambil serbuk media.
20 Kaki tiga Untuk penyangga asbes pada saat
pembuatan media.
21 Asbes Untuk penyangga Erlenmeyer pada saat
pembuatan media.
22 Cover glass Untuk menutupi koloni yang di tetesi
KOH agar lensa obyektif tidak kotor pada
saat pemeriksaan di bawah mikroskop.
23 Beacker glass Untuk wadah aquadest.
24 Cawan poselin Untuk wadah sampel pada saat
penimbangan.
25 Pulpen Sebagai alat untuk menulis kode sampel
dan hasil pemeriksaan.
b. Bahan Penelitian
Tabel 3. Bahan Penelitian
No Nama Bahan Kegunaannya
1 Sampel kacang hijau Sebagai sampel penelitian
2 Media Sabouraud Medium umum untuk pertumbuhan
Dextrose Agar (SDA) jamur
3 KOH 10% Untuk pemeriksaan jenis jamur
dibawa mikroskop (untuk
memperlihatkan hifa dan spora jamur)
4 Aquades Digunakan untuk bahan pembuataan
media.
5 Kertas pH Untuk memeriksan pH aquades pada
saat pembuatan media.
6 Kapas Untuk menutup erlenmeyer pada saat
pembuatan media.
E. Prosedur Pemeriksaan Laboratorium
1. Sterilisasi alat dan bahan
Alat yang digunakan terlebih dahulu disterilkan kedalam autoclave
untuk membebaskan tiap benda atau subtansi dari semua kehidupan dalam
bentuk apapun. Alat dan bahan yang deigunakan seperti cawan petri,
erlenmeyer, kapas lidi dan media SDA dimasukan kedalam Autoclave
dengan suhu 121 º c selama 15 menit.
2. Pembuatan media inokulasi jamur
Media yang digunakan untuk inokulasi jamur yaitu Sabouraud
Dextrose Agar (SDA). Pembuatan dilakukan dengan menimbang media
Sabouraud Dextrose Agar (SDA)sebanyak 11,1 gram kemudian dilarutkan
dalam 170 ml aquadest, periksa pH aquadest terlebih dahulu (pH 5,6)
kemudian larutan tersebut dipanaskan sampai mendidih kemudian dibuat
perbanyakan sebagai tempat penanaman inokulum. Perbanyakan masal
dilakukan pada cawan petri. Setelah media dituangkan pada cawan
petri selanjutnya disterilkan dalam autoklave selama 15 menit pada
tempertatur 121 º c. Setelah media dalam cawan petri dingin, dilakukan
inokulasi dari sumber isolat pada permukaan agar.
3. Pemeriksaan Makroskopik
a. Pra analitik
1) Persiapan sampel
Sampel kacang hijau diambil dari Pasar Basah Mandonga Kota
kendari Provinsi Sulawesi Tenggara, sampel yang di ambil adalah
3 sampel yang dijual di pasar.
2) Metode
Agar sebar
3) Prinsip
Sampel diambil dengan kapas lidih steril kemudian langsung
ditanam pada media dengan cara pulasan.
4) Persiapan alat dan bahan
Alat
a) Autoclave
b) Cawan petri
c) Mikroskop
d) Kaca obyek
e) Cover glass
f) Lampu spiritus
g) Lembar observasi
h) Incubator
i) Tabung reaksi
j) Rak tabung
k) Gelas ukur
l) Spooit 3 mL
m) Pipet ukur dan karet penghisap
n) Labu Erlenmeyer
o) Ose
p) Timbangan analitik
q) Batang pengaduk
r) Pipet tetes
s) Sendok tanduk
t) Kaki tiga
u) Asbes
v) Cover glass
w) Beacker glass
x) Cawan porselin
y) Pulpen
Bahan
a) Sampel kacang hijau
b) Media SDA (Sabouraud Dextrose Agar)
c) KOH 10 %
d) NaCL 0,9 %
e) Aquadest
f) Kertas ph
g) kapas
b. Analitik
1) Inokulasi Kacang Hijau yang diduga terkontaminasi Jamur pada
media SDA.
Inolulasi Jamur di lakukan dengan metode agar sebar. Cara
kerja yang dilakukan ialah sebagai berikut :
a) Peralatan yang dipakai disiapkan dalam keadaan steril dan
semua pekerjaan dilakukan secara aseptis.
b) Specimen atau sampel yang diterima dimasukkan 1 gram
bahan tersebut ke dalam 9 mL NaCl 0,9 % yang telah
disterilkan.
c) Kocok kurang lebih 25 kali hingga homogen. Hasil dari
homogenisasi sampel merupakan pengenceran 10-1.
d) Dari larutan 10-1 dipipet 1 mL dan dimasukkan dalam tabung
NaCl 0,9 % kedua, kocok sampai homogen hingga diperoleh
pengenceran 10-2 dibuat pengenceran selanjutnya sampai
pengenceran 10-5.
e) Dari masing-masing pengenceran 10-2 – 10-5 dipipet 1 mL
secara aseptis, diteteskan pada permukaan SDA. Dilakukan
penyebaran samapi merata.
f) Seluruh cawan petri diinkubasi pada suhu 37o C (suhu ruang)
selama 72 jam.
2) Mengamati adanya koloni fungi yang tumbuh pada media SDA
(Sabouraud Dextrose Agar). Jika terlihat adanya koloni Jamur
Aspergilus Sp pada permukaan media SDA maka dilanjutkan ke
penghitungan jumlah koloni.
3) Hitung jumlah koloni pada media SDA
Penghitungan dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a) Dipilih cawan petri dari satu pengenceran yang menunjukan
jumlah koloni antara 10-150.
b) Jumlah koloni di cawan petri dari tingkat pengenceran yang
berurutan menunjukan jumlah antara 10-150, maka dihitung
jumlah koloni Jamur dan dikalikan dengan faktor pengenceran.
c) Hasil dinyatakan sebagai angka Jamur dalam mL sampel.
c. Pasca Analitik
1) Pembacaan hasil
Hasil isolasi Jamur pada media SDA (Sabouraud Dextrose Agar).
2) Jumlah koloni Jamur
F. Jenis Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari pemeriksaan di
Laboratorium Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kendari
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari literatur perpustakaan maupun pihak
terkait yang ada hubungannya dengan objek penelitian.
G. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Coding, yaitu memberikan kode pada sampel pakaian bekas yang diteliti
untuk memudahkan dalam memasukan ke program computer.
2. Editing, yaitu mengkaji dan meneliti data yang telah diperoleh.
3. Skoring adalah perhitungan secara manual dengan menggunakan kakulator
untuk presentase setiap variabel yang diteliti.
4. Tabulating, yaitu setelah data tersebut masuk kemudian dirangkap dan
disusun dalam bentuk tabel agar dapat dibaca dengan mudah.
H. Analisis Data
Data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis secara deskriptif.
Analisis data deskriptif merupakan analisis yang dipakai untuk menganalisis
data dengan mengambarkan data-data yang sudah dikumpulkan seadanya
tanpa ada maksud membuat generalisasi dari hasil penelitian. Dimana analisis
deskpritif dilakukan dengan melihat ada tidaknya koloni jamur, kemudian
menentukan jenis koloni jamur yang tumbuh pada media.
Untuk jumlah koloni Jamur dihitung dalam satuan CFU/mL, dengan
rumus :
Pb = JK x
Keterangan :
Pb = jumlah koloni jamur (CFU/mL)
JK = jumlah koloni Jamur
FP = faktor pengenceran (Asrul, 2009 : 261)
Keterangan :
Sampel A : Kacang Hijau Lama Penyimpanan 1 Minggu
Sampel B : Kacang Hijau Lama Penyimpanan 1 Bulan
Sampel C : Kacang Hijau Lama Penyimpanan 2 Bulan
Tabel diatas menunjukan bahwa, semua sampel Kacang Hijau yang diteliti telah
ditumbuhi Jamur Aspergillus niger dan Aspergillus flavus.
Tabel 5. Jumlah Koloni Jamur yang Tumbuh Berdasarkan Pengenceran
Pada Media Sabouraud Dextrose Agar (SDA).
Keterangan
(Batas Cemaran ≤ 1x
Pengenceran Jumlah
104 CFU/ mL)
Kode Koloni
No
Sampel 1 Jamur
(CFU/mL)
10-1 10-2 10-3 10-4 Tidak
melewati
melewati
1 A 14 3 1 14x103
5
2 B 18 5 3 18x103
9
3
C 22 12 8 3 17x103
Jumlah 3
Persentase (100 %) 100%
Keterangan :
Sampel A : Kacang Hijau Lama Penyimpanan 1 Minggu
Sampel B : Kacang Hijau Lama Penyimpanan 1 Bulan
Sampel C : Kacang Hijau Lama Penyimpanan 2 Bulan
Bilgrima, K. S. & R.N. Verma. 1994. Physiologi of fungi. 2nded. Vikas Publishing
House PVT Ltd., Delhi. Pp 507.
Dewi, N.D. 2016. Identifikasi Fungi pada jamu Bubuk Yang dijual di Pasar
Tradisional Kota Kendari. Analis Kesehatan poltekes Kendari : Kendari
Elliott, Tom, dkk. (2002). Mikrobiologi Kedokteran dan Infeksi Edisi 4. Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta: 110.
Gandjar, I., Sjamsuridjal, W & Oeteri, A. 2006. Mikologi Dasar dan Terapan. Jakarta.
Yayasan Obor Indonesia.
Hartono, R., Purwono. 2005. Teknik Budidaya . Kacang Hijau di berbagai kondisi
lahan dan Musim. Penebar Swadaya: Bogor.
Indrawati, Gandjar. 2006. Mikologi Dasar dan Terapan. Jakarta : Yayasan Obor
Indonesia.
Jawetz, M & Adelberg‟s. (2005). Mikrobiologi Kedokteran Jilid 2 (Edisi 2). Jakarta :
Salemba Medika: 318, 348.
Jawetz, M & Adelberg‟s. (2013). Mikrobiologi Kedokteran (Edisi 25). Jakarta: Buku
Kedokteran EGC: 655.
Noverita. (2009). Identifikasi Kapang dan Khamir Penyebab Penyakit Manusia Pada
Sumber Air Minum Penduduk Pada Sungai Ciliwung dan Sumber Air
Sekitarnya. (Online) http://biologi.unas.ac.id:8080/publikasi/kapang
%2520pd%2520air%2520minum.pdf diakses 18 Mei 2015: 17.s
Safitri, Ratu, Novel, Sinta Sasika. (2010). Medium Analisis Mikroorganisme (Isolasi
dan Kultur). Penerbit: Trans Info Media, Jakarta: 93.
Widarti. 2016. Identifikasi Jamur Aspergillus sp Pada putu Kacang Hijau yang
diperjual belikan dibeberapa Pasar di kota Makassar. Politeknik Kesehatan
Makassar: Makassar
Waluyo, Lud. (2007). Mikrobiologi Umum Edisi Revisi. Malang: UMM Press: 249.
Yuniarti, Tuty. (2012). Media dan Reagensia. Kendari: Akademi Analis Kesehatan
(Tidak untuk dipublikasikan): 2-5.
Yuliawati, T. 2016. Pasti untung dari budi daya Jamur. Agromedia : Jakarta
Lampiran 6. Proses Penelitian Identifikasi Jamur Pada Kacang Hijau
Rumus : Pb = JK x
Pengenceran 10-2
Pb = 14 x
=14.000 CFU/mL
Maka jumlah koloni Jamur dalam satuan CFU/mL untuk sampel A
yaitu :
Pb A =
= 14.000
= 14.000 atau 14 x 103 CFU/mL
Rumus : Pb = JK x
Pengenceran 10-2
Pb = 18 x
=
=18.000 CFU/mL
Maka jumlah koloni Jamur dalam satuan CFU/mL untuk sampel A
yaitu :
Pb A =
=
= 18.000
= 18.000 atau 14 x 103 CFU/mL
Rumus : Pb = JK x
Pengenceran 10-2
Pb = 22 x
=22.000 CFU/mL
Pengenceran 10-3
Pb = 12 x
=12.000 CFU/mL
Maka jumlah koloni Jamur dalam satuan CFU/mL untuk sampel A
yaitu :
Pb A =
=
Hasil pemeriksaan
Nama Jamur
Hasil Isolasi Jumlah
Kode Tgl Penanaman pengenceran Batas
No Jamur Pada Pengamatan Koloni
Sampel Pembelian Jamur Cemaran ≤
Media SDA (CFU/mL) Aspergillus Aspergillus
1 x 104
10-2 10-3 10-4 10-5 CFU/mL Niger Flavus
Media Ada
1 A 22 juli 3 x 24 Jam 14 5 3 1 14 x 103 Melewati
SDA Pertumbuhan
Media Ada
2 B 22 juli 3 x 24 Jam 18 9 5 3 18 x 103 Melewati
SDA Pertumbuhan
Media Ada
3 C 22 juli 3 x 24 Jam 22 12 8 3 17 x 103 Melewati
SDA Pertumbuhan
MASTER TABEL
IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus Sp PADA KACANG HIJAU (Phaseolus Radiatus L) YANG DI JUAL DI PASAR BASAH
MANDONGA KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2017