Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH TPAI

AIR PENDINGIN DARI AIR LAUT

Disusun oleh :
KELOMPOK 5

1. Alvin Wahyu Puspitasari 40040117060036


2. Faradiva Sansabhilla 40040117060037
3. Lisa Isnani 40040117060038
4. Lilis Dwi S. 40040117060039
5. Kristianty Via 40040117060040
6. Arifatun Nada 40040117060041

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


PROGRAM DIPLOMA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya,
makalah TPAI yang berjudul “Air Pendingin dari Air Laut“ ini dapat terselesaikan dengan
baik.
Terima kasih penyusun sampaikan kepada :

1. ,selaku dosen pembimbing mata kuliah TPAI


2. Pihak-pihak yang membantu dan tidak bisa disebutkan satu persatu.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca yang sekiranya ingin tahu lebih luas
mengenai ilmu dibidang TPAI.

Kritik dan saran dari pembaca tetap penyusun harapkan agar makalah ini lebih sempurna.

Semarang, 12 September 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................. iii
BAB I. PENDAHULUAN ..............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................................2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................3
2.1 Air Laut............................................................................................................................3
2.2 Air Pendingin ..................................................................................................................5
2.3 Pengolahan Air Laut Menjadi Air Pendingin ..............................................................7
BAB III. PENUTUP .....................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................12
Dafar Pustaka ...............................................................................................................................13

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan kebutuhan penting dalam proses produksi dan kegiatan lain
dalam suatu industri. Penggunaan air industri dapat memanfaatkan air permukaan, air
sebagai sumber air. Penggunaan air permukaan dan air tanah mengharuskan untuk
mengolah air. Air merupakan kebutuhan penting dalam proses produksi dan kegiatan
lain dalam suatu industri. Untuk itu diperlukan penyediaan air bersih yang secara
kualitas memenuhi standar yang berlaku dan secara kuantitas dan kontinuitas harus
memenuhi kebutuhan industri sehingga proses produksi tersebut dapat berjalan dengan
baik. Dengan adanya standar baku mutu untuk air bersih industri, setiap industri
memiliki pengolahan air sendiri-sendiri sesuai dengan kebutuhan industri (Hardayanti,
2006).
Air laut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5% material lainnya
seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organic dan partikel-partikel tak
terlarut. Sifat-sifat fisis utama air laut ditentukan oleh 96,5% air murni. (Annisa, 2017)

Air pendingin merupakan salah satu jenis air yang diperlukan dalam proses industri.
Kualitas air pendingin akan mempengaruhi integritas komponen atau struktur reaktor,
karena pada dasarnya air sebagai pendingin akan berhubungan langsung dengan komponen
atau struktur reaktor. Air yang digunakan sebagai pendingin harus memenuhi persyaratan
yang sesuai dengan komponen atau struktur yang dirumuskan dalam spesifikasi kualitas air
pendingin (Tejanegara, 2013). Dalam memenuhui spesifikasi dari air pendingin maka
dilakukan pengolahan terhadap air pendingin tersebut dengan berbagai metode dan
teknologi peralatan yang bervariasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian air laut?
2. Bagaimana karakteristik air laut?
3. Apa pengertian air pendingin?
4. Bagaimana spesifikasi air pendingin?

1
5. Bagaimana pengolahan air laut menjadi air pendingin?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Dapat mengetahui pengertian air laut
2. Dapat mengetahui bagaimana karakteristik air laut
3. Dapat mengetahui pengertian air pendingin
4. Dapat mengetahui bagaimana spesifikasi air pendingin

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air Laut
2.1.1 Pengertian Air Laut

Air laut merupakan larutan yang kompleks yang mengandung berbagai


macam bahan kimia organik dan anorganik. Air laut adalah air dari laut atau
samudera. Air laut memiliki kadar garam rata-rata 3,5%. Artinya dalam 1 liter
(1000 mL) air laut terdapat 35 gram garam (terutama, namun tidak seluruhnya,
garam dapur/NaCl).(Post Medya, 2019)

Air laut memiliki kadar garam karena bumi dipenuhi dengan garam mineral
yang terdapat di dalam batu-batuan dan tanah. Contohnya natrium, kalium, kalsium,
dll. Apabila air sungai mengalir kelautan, air tersebut membawa garam.Ombak laut
yang memukul pantai juga dapat menghasilkan garam yang terdapat pada batu -
batuan. Lama - kelamaan air laut menjadi asin karena banyak mengandung garam.
Air tawar lebih ringan dari air asin. (Ayano, 2018)

2.1.2 Karakteristik Air Laut


Baku Mutu Air Laut adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat,
energi atau komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang
ditenggang keberadaannya di dalam air laut.
Berikut adalah baku mutu air laut berdasarkan KEPUTUSAN MENTERI
NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 51 Tahun 2004 tentang baku mutu air
laut :

3
Berdasarkan jurnal ilmu lingkungan yang berjudul “Kajian Kualitas Air
Laut dan Indeks Pencemaran Berdasarkan Parameter Fisika-Kimia Di Perairan
Distrik Depapre, Jayapura” oleh Baigo Hamuna, dkk tahun 2018 yang mana
penelitian tersebut bertujuan untuk mengkaji status mutu air dan menentukan indeks
pencemaran berdasarkan parameter fisika-kimia di perairan Distrik Depapre,
Kabupaten Jayapura didapat hasil analisa sebagai berikut :

4
2.2 Air Pendingin
2.2.1 Pengertian Air Pendingin
Air pendingin merupakan salah satu jenis air yang diperlukan dalam proses
industri. Kualitas air pendingin akan mempengaruhi integritas komponen atau
struktur reaktor, karena pada dasarnya air sebagai pendingin akan berhubungan
langsung dengan komponen atau struktur reaktor. Air yang digunakan sebagai
pendingin harus memenuhi persyaratan yang sesuai dengan komponen atau struktur
yang dirumuskan dalam spesifikasi kualitas air pendingin (Tejanegara, 2013).
2.2.2 Spesifikasi Air Pendingin
Air pendingin mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap efisiensi
total engine serta umur engine. Apabila temperatur air pendingin masuk engine
terlalu tinggi, maka efisiensi mekanis engineakan menurun dan dikhawatirkan dapat
terjadi over - heatingi pada engine. Sedang bila temperatur air terlalu rendah, maka
efisiensi termal akan menurun (Handoyo, 1999). Proses pendinginan melibatkan
pemindahan panas dari satu substansi ke substansi yang lain. Substansi yang
kehilangan panas disebut cooled, dan yang menerima panas disebut coolant.
(Tejanegara, 2013)

5
Beberapa faktor yang membuat air menjadi coolant yang baik adalah :
1. Sangar berlimpah dan tidak mahal.
2. Dapat ditangani dengan mudah dan aman digunakan.
3. Dapat membawa panas per unit volume dalam jumlah yang besar.
4. Tidak mengembang ataupun menyusut (volumenya) pada perubahan suhu
dalam range normal.
5. Tidak terdekomposisi.
Beberapa parameter penting dalam sistem air pendingin :
1. Konduktivitas mengindikasikan jumlah dissolved mineral dalam air.
2. pH, menunjukkan indikasi dari tingkat keasaman atau kebasaan dari air.
3. Alkalinitas, berupa ion carbonate (CO3-2) dan ion bicarbonate (HCO3-).
4. Hardness / kesadahan, menunjukkan jumlah ion calcium dan magnesium yang
ada dalam air.
Pada umumnya air digunakan sebagai media pendingin karena faktor-faktor sebagai
berikut:
1. Air merupakan malcri yang dapat diperoleh dalam jumlah besar.
2. Mudah dalam pcngaturan dan pengolahan.
3. Menyerap panas yang relatif tinggi persatuan volume.
4. Tidak mudah menyusut secara berarti dalam batasan dengan adanya perubahan
temperatur pendingin.
5. Tidak terdekomposisi.
Adapun syarat-syarat air yang digunakan sebagai media pendingin:
1. Jernih, maksudnya air harus bersih, tidak terdapat partikel-parlikel kasar yaitu
batu, krikil atau partikel-partikel halus seperti pasir, tanah dan lumut yang dapat
menyebabkan air kotor.
2. Tidak menyebabkan korosi.
3. Tidak menyebabkan fouling, fouling disebabkan oleh kotoran yang terikut saat
air masuk unit pengolahan airseperti pasir, mikroba dan zat-zat organik.
(Tejanegara, 2013)

6
Berikut ini adalah standar industri terhadap air pendingin yang digunakan:

Jenis Air Kadar Maksimum


No. Limbah Parameter (mg/L) Metode Pengukuran

Standard Method 4500-


Residu Klorin 2
Cl
1. Air Pendingin
Karbon Organik SNI-06-6989.28-2005
5
Total atau APHA 5310

Tabel 2.1 Standar Industri Terhadap Air Pendingin(KEP-49/MENLH/11/2010)

Secara umum, industri menerapkan parameter air pendingin ialah sebagai


berikut:

Tabel 2.2 Parameter Air Pendingin (Setiadi, 2007)


2.3 Pengolahan Air Laut Menjadi Air Pendingin

Tahap pengolahan air laut untuk memenuhi baku mutu air laut sesuai Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 tahun 2004 :

FILTRASI NETRALISASI DEMINERALISASI

7
Kemudian air laut yang sudah sesuai dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
Nomor 51 tahun 2004 diolah kembali menjadi air pendingin meliputi, sebagai berikut :

FILTRASI DESALINASI DEMINERALISASI

1. Tahap Filtrasi

Air laut yang menjadi bahan baku utama dialirkan menuju sea water pit,
kemudian diinjeksikan sodium hipoklorit sesuai kadar yang dibutuhkan untuk
menghambat pertumbuhan biota-biota laut. Selanjutnya air laut difiltrasi
menggunakan travelling screen untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang berukuran
besar.

Dari sea water pit, air laut dialirkan menuju primary filter dengan menggunakan
sebuah pompa. Kemudian, air diinjeksi senyawa koagulan FeSO4 untuk
menggumpalkan partikel-partikel berukuran kecil menjadi partikel-partikel berukuran
lebih besar sehingga lebih mudah dilakukan proses filtrasi.

Setelah injeksi FeSO4, air kemudian dialirkan menuju ke filter pertama yang
disebut dengan Primary Filter, dengan tujuan untuk menahan suspended solids yang
terkandung di dalam air laut. Filter ini berjenis multi media filter yang berarti
menggunakan beberapa jenis komponen yang berbeda pada satu filter. Komponen-
komponen tersebut adalah antrasit pada lapisan atas, pasir pada lapisan tengah, garnet
pada lapisan paling bawah, dan gravel sebagai media pendukung. Dari primary filter air
dialirkan menuju polishing filter yang memiliki komponen sama dengan primary filter
dengan tujuan untuk lebih membersihkan air dari suspended solids yang ada.

8
Komponen Primary dan Polishing Filters

Setelah melalui proses filtrasi di primary dan polishing filter, air ditampung di
sebuah tangki bernama filter tank. Air di filter tank selain akan menuju ke proses
selanjutnya juga digunakan untuk proses backwash pada primary dan polishing filter.
Tahapan selanjutnya, air dari filter tank dialirkan menuju cartridge filter yang
memiliki clearence sebesar 5 μm dengan tujuan untuk melindungi membran reverse
osmosis dari suspended solids yang masih mungkin terkandung di dalam air.

2. Tahap Desalinasi

Air dari cartridge filter dialirkan menuju proses Desalination Reverse


Osmosis. Desalination Reverse Osmosis adalah proses filtrasi dengan menggunakan
membran semi permeable dengan jalan membalik proses Osmosis. Pada tahap ini, air
laut sudah berubah menjadi air tawar, dari konduktivitas 40.000-50.000 μS/cm sebelum
masuk proses menjadi 700-800 μS/cm di akhir proses reverse osmosis ini.

Selanjutnya air akan mengalami proses decarbonator atau proses


menghilangkan kandungan CO2 dalam air. CO2 harus dihilangkan karena ia akan
membentuk bikarbonat jika di dalam air dan dapat menurunkan pH. Proses ini dengan
jalan menghembuskan udara ke dalam tangki air sisi bawah menggunakan blower,
sehingga udara akan mengikat CO2 dalam air.

9
Setelah itu air ditampung kembali di tangki Permeate Storage Tank. Dari tangki
ini, air dialirkan ke dua jalur yaitu jalur pertama untuk digunakan sebagai potable
water dan service water, dan jalur yang kedua adalah menuju proses demineralisasi.

Air yang digunakan untuk potable dan service water mengalami proses-proses
lanjutan sebagai berikut:

a. Diinjeksi soda ash yang bertujuan untuk menaikkan pH menjadi 9,2-9,6.


b. Penambahan sodium silikat untuk membuat lapisan pasif di permukaan pipa.
c. Air untuk potable water dialirkan ke carbon filter yang bertujuan untuk
menghilangkan warna, bau, dan rasa. Kemudian diinjeksikan hipoklorit untuk
membunuh mikroorganisme air. Selanjutnya potable water masuk ke potable water
tank sebelum dapat dipergunakan secara umum.
d. Sedangkan service water dialirkan ke service tank dan dipergunakan untuk
keperluan umum serta kebutuhan pemadam kebakaran.

3. Tahap Demineralisasi
Air yang berasal dari tahap desalinasi kemudian mengalami demineralisasi..Pada
tahap demineralisasi juga menggunakan proses reverse osmosis, yang membedakan
adalah penggunaan membran semi permeable jenis yang berbeda. Air yang keluar dari
proses ini akan memiliki nilai konduktifitas sebesar hanya 20-30 μS/cm dari 1000
μS/cm pada saat sebelum proses.
Selanjutnya air dialirkan menuju mixed bed dengan tujuan menangkap ion-ion
baik positif maupun negatif yang terdapat di dalam air dengan menggunakan resin.
Resin merupakan polimerisasi dari difinil benzena dan stirine serta ditambah dengan
gugus aktif. Kation resin memiliki gugus aktif H+ sedangkan anion resin memiliki
gugus aktif OH-.

Prinsip Reverse Osmosis

10
Air hasil dari proses demineralisasi inilah yang selanjutnya dipergunakan
sebagai media kerja untuk proses siklus air - uap air. Selain itu juga dipergunakan
sebagai media kerja auxiliary cooling water dan pendingin pada stator generator.
(TechnoArt, 2015)

BAB III

11
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Air laut merupakan larutan yang kompleks yang mengandung berbagai macam
bahan kimia organik dan anorganik. Air laut memiliki kadar garam rata-rata 3,5%. Air laut
memiliki kadar garam karena bumi dipenuhi dengan garam mineral yang terdapat di dalam
batu-batuan dan tanah. Contohnya natrium, kalium, kalsium, dll. Air pendingin merupakan
salah satu jenis air yang diperlukan dalam proses industri. Kualitas air pendingin akan
mempengaruhi integritas komponen atau struktur reaktor, karena pada dasarnya air sebagai
pendingin akan berhubungan langsung dengan komponen atau struktur reaktor. Baku mutu
air laut telah ditetapkan oleh Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 tahun 2004,
sehingga tahap pengolahan air laut untuk memenuhi baku mutu yaitu dengan dilakukan
tahap filtrasi, netralisasi dan demineralisasi. Kemudian jika sudah memenuhi, untuk diolah
menjadi air pendingin dapat dilakukan pengolahan dengan tahap filtrasi, desalinasi dan
demineralisasi.

DAFTAR PUSTAKA

12
Annisa, Sitti. 2017. Makalah Oseonografi.
https://www.academia.edu/36288273/Makalah_Oseonografi. (diakses 12 September
2019)

Ayano, Tiffany. 2018. Mengapa Air Laut Asin? Ini Penjelasannya.


https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/laut/mengapa-air-laut-asin. (diakses 12 September
2019)

Hamuna, Baigo, dkk. 2018. Kajian Kualitas Air Laut dan Indeks Pencemaran Berdasarkan
Parameter Fisika-Kimia Di Perairan Distrik Depapre, Jayapura. Jurnal Ilmu Lingkungan.
Vol 16 Issue 1: 35-43. Semarang: Undip

Handoyo, Ekadewi. 1999. Pengaruh Temperatur Air Pendingin Terhadap Konsumsi Bahan
Bakar MotorDiesel Stasioner di Sebuah Huller. Surabaya: Universitas Eka Petra.

Hardayanti, Nurandani. 2006. Studi Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Bersih Untuk Kebutuhan
Domestik Dan Non Domestik. Semarang: Universitas Diponegoro.

Post medya. 2019. Mengapa Air Laut Bisa Asin? Simak Penjelasan Berikut Ini.
postmedya.com/science/mengapa-air-laut-bisa-asin-simak-penjelasan-berikut-ini/.
(diakses 12 September 2019)

Setiadi, Tjandra. 2007. Pengolahan dan Penyediaan Air. Bandung:ITB.

Technoart. 2015. Pengolahan air di pltu. http://artikel-teknologi.com/pengolahan-air-di-pltu-3-2/.


(diakses 12 September 2019)

Tejanegara, Kumara. 2013. Air Pendingin (Cooling Water) Makalah Disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah: Utilitas. https://www.academia.edu/5206679/Air_Pendingin_Cooling_
Water_Makalah_Disusun_untuk_memenuhi_tugas_mata_kuliah_Utilitas. (diakses 12
September 2019)

13

Anda mungkin juga menyukai