KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan bundelan
kimia dasar untuk kimia industri angkatan tahun 2015 ini.
Tujuan dari pembuatan bundelan ini adalah untuk memberikan gambaran hasil
mengenai pelaksanaan kegiatan praktikum selama kurang lebih satu semester ini,
serta sebagai bentuk pertanggung jawaban program studi kimia industri tentang
praktikum kimia dasar tahun 2015 yang telah dilaksanakan.
Praktikum ini merupakan salah satu matakuliah yang wajib ditempuh di Universitas
jambi. Bundelan kimia dasar ini disusun sebagai pelengkap praktikum yang telah
dilaksanakan lebih kurang satu semester ini.
Dengan selesainya laporan kerja praktek ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu
penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada : Dosen Pengampu dan Asisten
laboratorium.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari
materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan.Terimakasih.
Penulis
1
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
DAFTAR ISI
2
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
3
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
4
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
PERCOBAAN I
I. Tujuan
1. Mengetahui teknik-teknik dasar bekerja di laboratorium.
II. LandasanTeori
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikan, dosen,
dan peneliti melakukan percobaan. Bekerja di laboratorium kimia tak akan lepas dari
berbagai kemungkinan terjadinya bahaya dari berbagai jenis bahan kimia baik yang
bersifat sangat berbahaya maupun yang bersifat berbahaya (Anwar,2007).
5
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
1. Gelas Kimia (beaker) : Berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala
sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas
hingga suhu 200 . Ukuran alat ini ada yang 50 mL, 100 mL dan 2 L.
Fungsi :Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian
yang tinggi, menampung zat kimia dan memanaskan cairan, media pemanasan
cairan.
2. Labu Erlenmeyer : Berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil
dengan skala sepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L.
3. Gelas ukur : Berupa gelas tinggi dengan skala di sepanjang dindingnya. Terbuat
dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2
L.
Fungsi :Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian
tinggi dalam jumlah tertentu.
4. Pipet : alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun takaran bebas.
Jenisnya :
a. Pipet seukuran : digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu secara
tepat, bagian tengahnya menggelembung.
6
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
c. Pipet tetes : berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung bawahnya
meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna untuk mengambil cairan dalam
skala tetesan kecil.
5. Buret : berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran di ujungnya. Ukurannya
mulai dari 5 dan 10 mL (mikroburet) dengan skala 0,01 mL, dan 25 dan 50 mL
dengan skala 0,05 mL.
6. Tabung reaksi : berupa tabung yang kadang dilengkapi dengan tutup. Terbuat dari
kaca borosilikat tahan panas, terdiri dari berbagai ukuran.Fungsi : Sebagai tempat
untuk mereaksikan bahan kimia, untuk melakukan reaksi
7. Kaca arloji : terbuat dari kaca bening, terdiri dari berbagai ukuran diameter.
Fungsi : Sebagai penutup gelas kimia saat memanaskan sampel, tempat saat
menimbang bahan kimia, tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator.
8. Corong : terbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan memiliki bentuk seperti
gelas bertangkai, terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan pendek. Cara
menggunakannya dengan meletakkan kertas saring ke dalam corong tersebut.Fungsi :
Untuk menyaring campuran kimia dengan gravitasi.
9. Cawan : terbuat dari porselen dan biasa digunakan untuk menguapkan larutan.
10. Mortar dan pestle : terbuat dari porselen, kaca atau batu granit yang dapat
digunakan untuk menghancurkan dan mencampurkan padatan kimia.
11. Spatula : berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat dari
stainless steel atau alumunium.
7
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Fungsi : Untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan, dipakai untuk
mengaduk larutan.
12. Batang pengaduk : terbuat dari kaca tahan panas, digunakan untuk mengaduk
cairan di dalam gelas kimia.
13. Kawat kasa : kawat yang dilapisi dengan asbes, digunakan sebagai alas dalam
penyebaran panas yang berasal dari suatu pembakar.
14. Kaki tiga : besi yang menyangga ring dan digunakan untuk menahan kawat kasa
dalam pemanasan.
16. Bola hisap : digunakan untuk membantu proses pengambilan cairan. Terbuat dari
karet yang disertai dengan tanda untuk menyedot cairan (suction), mengambil udara
(aspirate) dan mengosongkan (empty).
8
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Masukkan cairan yang akan diukur lalu tepatkan dengan pipet tetes sampai
skala yang diinginkan. Bagian terpenting dalam membaca skala di gelas ukur tersebut
adalah garis singgung skala harus sesuai dengan meniskus cairan. Meniskus adalah
garis lengkung permukaan cairan yang disebabkan adanya gaya kohesi atau adhesi zat
cair dengan gelas ukur.
Sebelum digunakan, buret harus dibilas dengan larutan yang akan digunakan.
Cara mengisinya :
9
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Jangan pernah menghirup gas atau uap senyawa secara langsung! Gunakan
tangan dengan mengibaskan bau sedikit sampel gas ke hidung.
1. Jas Laboratorium
Alat ini untuk mencegah terjadinya kontaminasi atau menghindari
bahaya yang terjadi akibat percikan zat-zat kimia yang berbahaya.
2. Sarung tangan
Daya tahan sarung tangan terhadap bahan kimia tergantung pada bahan sarung
tangan (misalnya: karet alam; karet neoprene; karet nitrile; dll.), mutunya dan
ketebalannya.Untuk melindungi tangan dari bahan-bahan yang sangat panas
dianjurkan memakai "insulated glove" yang dibuat dari bahan sintetis.
Melindungi dari debu-debu, serat yang kecil yang berbahaya atau dan
uap atau gas yang beracun.
7. Pemadam kebakaran
Ada beberapa jenis pemadam kebakaran, seperti Air (water
extinguisher), tepung (dry powder extinguisher), C02 (Carbon dioxide
extinguisher), Halon, Busa, pasir, dan lain-lain.
10
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
III. ProsedurPercobaan
3.1 Alat dan bahaN
3.1.1 Alat
1. Gelas Piala
2. Labu Erlenmeyer
3. Pipet tetes
4. Buret
5. Labu volmetrik
6. Oven
7. Timbangan
8. Gelas arloji
9. Cawan penguap
10. Botol semprot
11. Corong pisah
12. Batang pengaduk
13. Kertas Indikator pH
14. Hot plate
3.1.2 Bahan
1. Akuades
2. Asam sulfat
3. Kalium dikromat
4. vaselin
11
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Hasil
Labuukur
Dimasukkan akuades
Hasil
12
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Neraca
Hasil
Pipet volemetrik
Hasil
13
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Zatpadat
Ditimbang
Dimasukkan dalam gelas piala
Dimasukkan akuades
Dipindahkan ke labu volumetric
Dikocok
Hasil
Buret
Dipasang ke statif
Diperiksa benar atau tidak
Dimasukkan cairan menggunakan corong
Dibuka keran buret secara perlahan
Dialirkan cairan perlahan
Hasil
14
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Tabung reaksi
Hasil
Kertassaring
Hasil
15
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Kertas indikator pH
Hasil
a. pemijaran
Bunsen
Hasil
16
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
b. pengabuan
Furnance
17
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Labu Ukur
Menampung dan mencampur
larutan kimia.
Tabung Reaksi
Menampung larutan dalam
jumlah yang sedikit
Gelas Beaker
Menampung bahan kimia atau
larutan dalam jumlah yang
banyak
Gelas Ukur
Mengukur volume larutan
18
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Pipet Ukur
Mengukur volume larutan
Pipet Tetes
Memindahkan beberapa tetes
zat cair
Botol Semprot
Menyimpan aquades dan
digunakan untuk mencuci atau
membilas alat-alat dan bahan
19
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Cawan Porselin
Wadah untuk mereaksikan atau
mengubah suatu zat pada suhu
tinggi
Kawat Nikrom
Mengidentifikasisuatu zat
dengan uji nyala
Erlenmeyer
Menyimpan dan memanaskan
larutan dan menanmpung
filtrate hasil penyaringan
Pembakar Spirtus
Membakar zat atau
memanaskan larutan
20
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Batang Pengaduk
Mengaduk larutan
Kaca Arloji
Penutup gelas kimia , tempat
menimbang bahan
Statif
Menegakkkan corong, buret
Kertas saring
Menyaring larutan
21
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Bola Hisap
Menghisap larutan yang akan
diukur
Corong
Menyaring cairan kimia
Kawat kasa
Sebagai alas penyebaran panas
22
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Buret
Mengeluarkan larutan dengan
volume tertentu
Pipet gondok
Dipakai untuk mengambil
larutan dengan volume tertentu
Kertas indicator
Menentukan pH larutan
Eksikator
Mendinginkan zat
23
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Corong Pisah
Memisahkan larutan dan gas
24
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
4.2 Pembahasan
Alat yang digunakan dalam teknik ini yaitu beberapa alat-alat yang terdapat di
laboratorium,sebelum melakukan praktikum hendaknya alat-alat yang digunakan
bersih. Adapun teknik dalam mencuci alat-alat laboratorium yaitu dengan cara alat-
alat tersebut dapat dibasahi dengan aquades,lalu alat-alat tersebut dibersihkan bila
perlu alat-alat tersebut dibersihkan dengan menggunakan alat bantu seperti sikat,agar
kotoran yang terdapat pada alat-alat tersebut dapat dibersihkan. Untuk gelas yang
dapat dimasukkan sikat,seperti labu Erlenmeyer dan gelas piala dapat dibersihkan
dengan ditambahkan sabun atau detergen. Kemudian alat-alat tersebut dibilas kembali
dengan mengggunakan aquades. Larutan yang sering di gunakan untuk mencuci
adalah larutan yang bersifat oksidasi seperti kalium dikromat dalam asam sulfat.
Pada alat pengukur volume seperti labu ukur dan tabung reaksi tertera skala
berupa garis yang menunjukkan cairan pada volume tertentu. Untuk membaca
meniscus maka dilihat bagian puncak dari cekungan atau lengkungan meniscus,
melihat meniscus yaitu saat larutan ada digaris yang menentukan volume, dengan
cara mata praktikan harus sejajar dengan tabung reaksi atau labu ukur.
25
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Teknik dasar dalam menggunakan pipet yaitu karet penghisap yang terdapat
pada pipet di pencet,kemudian pipet dicelupkan kedalam cairan,selama pencelupan
tangan praktikan dilepaskan dari karet penghisap,setelah itu cairan akan masuk
kedalam pipet. Pada saat ingin mengeluarkan cairan tersebut karet penghisap dipencet
kembali.
Untuk membuat larutan dari zat padat terlebih dahulu zat tersebut ditimbang
kedalam gelas piala kemudian akuades dimasukkan ke dalam gelas piala sedikit demi
sedikit sambil larutan di aduk dengan menggunakan batang pengaduk. Pindahkan zat
yang dibuat kedalam labu vulometrik atau gelas ukur lalu masukkan cairan sedikit
demi sedikit.
26
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
corong gelas. Saat mengisi,buret harus diletakkan dilantai agar dapat terlihat setara
dengan mata praktikan,dan agar meminimalisir resiko larutan terpercik kemata,jangan
sampai ada gelembung oleh karena itu kran harus di tutup. Lalu isi buret hingga
melebihi skala nol,kran dibuka sedikit untuk mengatur cairan agar tetap pada skala
nol.
Pada awalnya tabung dicuci bersih,lalu tabung diisi dengan larutan dan jangan
diisi lebih dari setengah,bila tabung reaksi digunakan untuk melakukan reaksi kimia
dengan cara pengocokan,pengocokan dilakukan dengan cara kesamping (bukan
keatas kebawah). Jika perlu pemanasan harus dilakukan dengan hati-hati,sebab sangat
mudah terjadi kecelakaan maka dari itu digunakan alat bantu seperti penjepit kayu
untuk menjepit tabung reaksi,kemudian tabung dipegang miring diaarahkan
berlawanan dengan wajah praktikan.
27
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Teknik ini dilakukan dengan suhu tinggi suatu zat padat.Teknik pemijaran
dilakukan dengan menggunakan sumber panas dari nyala Bunsen sedangkan
pengabuan dilakukan dengan menggunakan suhu tinggi yang bersal dari panas
kumparan listrik. Beberapa alat-alat kimia yang diperkenalkan yaitu:
28
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
10. Pipet Tetes, Digunakan sebagai alat yang digunakan untuk meneteskan atau
mengambil larutan dengan jumlah kecil.
11. Pengaduk, Digunakan sebagai alat yang digunakan untuk mengocok atau
mengaduk suatu larutan baik yang akan direaksikan maupun ketika reaksi
berlagsung.
12. Tabung Reaksi, Berguna sebagai alat yang digunakan untuk mereaksikan dua
atau lebih zat.
13. Spatula, Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk mengambil bahan-
bahan kimia dalam bentuk padatan.
14. Kawat Nikrom, Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk uji nyala dari
bebrapa zat.
15. Pipa Kapiler, Berrfungsi sebagai alat yang digunakan untuk mengalirkan gas
ke tempat tertentu dan digunakan ula dalam penentuan titik lebur suatu zat.
16. Desikator, Digunakan sebagai alat yang digunakan untuk menyimoan bahan-
bahan yang harus bebas dari air dan mengeringkan zat-zat dalam
laboratorium.
17. Kaca Arloji, Digunakan sebagai alat yang digunakan untuk penutup saat
melakukan pemanasan terhadap bahan kimia,sebagai tempat untuk
menimbang bahan-bahan kimia,untuk mengeringkan suatu bahan dalam
desikator.
18. Kertas Saring, Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk menyaring
larutan.
19. Kaki Tiga, Berfungsi sebagai alat yang digunakan sebagai penyangga
pembakar spritus.
20. Kawat Kasa, Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk alas atau untuk
menahan labu atau beaker pada waktu pemanasan spritus.
21. Rak Tabung Reaksi, Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk tempat
tabung reaksi.
22. Penjepit, Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk menjepit tabung
reaksi.
29
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
23. Mortal dan Pastle, Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk
menghaluskan zat yang masih bersifat kristal.
24. Krusibel, Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk memanaskan logam-
logam.
25. Cawan Penguap, Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk wadah
penguapan agar bahan tidak mudah menguap.
26. Klem dan Statif, Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk menjepit soklet
pada proses ekstraksi,untuk menjepit buret,untuk mrnjrpit konensor.
27. Ring, Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk menjepit corong pisah
dalam proses pemisahan dan untuk meletakkan corong pada proses
penyaringan.
28. Clay Triangel, Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk menahan wadah
pada saat pemanasan.
29. Pemanas Spritus, Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk membakar zat
atau memanaskan zat.
30. Hot Plate, Berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk memanaskan larutan.
30
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
cairan, cara membaca volume pada gelas ukur, cara menggunakan buret, cara
Kaki tiga, kawat kasa, penjepit, mortal dan palu, pipet tetes, pipet ukur, pipet
5.2 Saran
suhu larutan dan menentukan batas ukur pada alat alat laboratorium.
31
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
DAFTAR PUSTAKA
32
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
PERCOBAAN II
I. Tujuan
1. Mampu menimbang zat kimia dengan benar.
33
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
dalam keadaan tercampur. Pada proses pelarutan, tarikan antar partikel komponen
murni terpecah dan tergantikan dengan tarikan antar pelarut dengan zat terlarut.
Terutama jika pelarut dan zat terlarutnya sama-sama polar, akan terbentuk suatu
struktur zat pelarut mengelilingi zat terlarut, hal ini memungkinkan interaksi antara
zat terlarut dan pelarut tetap stabil bila komponen zat terlarut ditambahkan tidak akan
dapat larut lagi . larutan terbentuk melalui pencampuran atau lebih zat murni yang
molekulnya berinteraksi larutan dalam keadaan tercampuran perubahan alami gaya
antar molekul dari zat pelarut dan terlarut keadaan tercampuran mempengaruhi
pembentukan maupun kestabilan larutan . larutan dapat berada dalam kesetimbangan
fase dan gas , padatan atau cairan lain . kesetimbangan ini ditentukan oleh molekul
zat terlarut. Pour point adalah suhu terendah yang dinyatakan sebagai kelipatan 5oF
dimana minyak yang diamati mengalir apabila minyak didinginkan dan diperiksa
pada kondisi tertentu. Poir point yang tinggi akan mengakibatkan mesin sulit
dinyalakan pada suhu rendah. Pour point ester minyak jarak yang dihasilkan jauh
lebih rendah daripada spesifikasi yang diperbolehkan. Rendahnya nilai pour point ini
menunjukkan bahwa produk ester minyak jarak dapat digunakan pada daerah yang
sangat dingin (Oktoby, 2001:45).
34
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Pengenceran bisa menurunkan harga konsentrasi larutan. Hal itu yang menjadi
dasar pembuatan larutan di laboratorium seringnya. Dalam rumus pengenceran pun
dapat dilihat bahwa penambahan air atau zat pelarut akan menurunkan konsentrasi
larutan. Rumusnya: V1.M1 = V2.M2 jika V1 adalah volume betadine pekat dan M1
adalah konsentrasi betadine pekat. Kemudian ditambahkan pelarut untuk proses
pengenceran sehingga V2 (volume encer) maka M2 sebagai konsentrasi pengenceran
yang memiliki konsentrasi lebih kecil dari pada konsentrasi sebelumnya. Jadi intinya
pengenceran dapat menurunkan harga (Riana, 2001:65).
Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar dari
larutan. Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang
bersangkutan. Kelarutan (S) suatu endapan menurut definisi adalah sama dengan
konsentrasi molar dari larutan jenuhnya. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi
seperti suhu, tekanan, konsentrasi bahan-bahan lain dalam larutan itu, dan pada
komposisi pelarutnya (Lesdantina, 2009:69).
Larutan adalah campuran homogeny yang terdiri dari dua unsur zat atau lebih
.zat yang jumlahnya lebih sedikit disebut zat terlarut atau solute, sedangkan zat
pelarut adalah zat yang jumlahnya lebih banyak.konsentrasi merupakan pernyataan
secara kuntitatif komposisi zat terlarut dan pelarut .secara kualititatif komposisi
larutan dapat dinyatakan sebagai encer (berkonsentrasi rendah) atau pekat
(berkonsentrasi tinggi). Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air
,selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alcohol almoniak, klorofrom,
benzene, minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak
disebutkan (Gunawan .2004:31).
35
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
3.1.2 Bahan
1. Air
2. Aquades
3. Larutan Na2CO3
4. Larutan Gula Pasir
5. Larutan NaCl
6. Larutan MgPO4
7. Larutan Urea
8. Larutan KMnO4
36
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Hasil
Hasil
37
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
NaCl 250Ml
Ditimbang 5gr.
Dilarutkan dengan air hingga larutan menjadi 250 gr.
Diukur volume larutan yang dibuat.
Hasil
38
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Hasil
Hasil
39
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Hasil
40
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
41
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
4.2 Pembahasan
Campuran zat-zat yang homogen disebut larutan yang memiliki komposisi
merata atau serba sama diseluruh bagian volumenya. Suatu larutan mengandung
satu zat terlarut atau lebih dari satu pelarut.Zat terlarut merupakan komponen
yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam
jumlah yang banyak.Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan
jenuh dalam jumlah tertentu pelarut dalam temperatur konstan disebut kelarutan.
Adapun faktor yang mempengaruhi kelarutan zat padat yaitu:
1. Temperatur atau suhu, umumnya kelarutan akan naik dengan kenaikan
suhu. Meskipun beberapa hal terjadi sebaliknya.
2. Pelarut, kebanyakan garam lebih larut dalam air murni daripada pelarut
organik.
3. Ion sekutu, ion yang merupakan salah satu bahan endapan. Pada
umumnya dapat dikatakan bahwa kelarutan suatu endapan akan berkurang
jika salah satu ion sekutu terdapat dalam jumlah yang berlebihan.
4. pH kelarutan garam dari asama bergantung pada pH larutan.
5. Kompleks, dalam hal ini kelarutan mula-mula turun karena pengaruh ion
esjenis kemudiaan naik karena pembentukan kompleks menjadi nyata.
6. Konsentrasi, bila konsentrasu lebih kecil dari kelarutan, zata padat akan
terurai dan sebaliknya bila konsentrasi melibihi dari kelarutan maka akan
terjadi pengendapan.
Dalam pelarut NaCl, didalam pelarut air terjadi interaksi ion dipole antara
senyawa ion dengan molekul air.Molekul air bersifat polar dengan muatan negatif
terpusat pada atom oksigen. Pada proses pelarutan NaCl kutub negarif akan
mengapung Na+ yang bermuatan positif dan hidrogen mengapung Cl- yang
bermuatan negatif. Jika interasi ion dipole lebih besar dari gaya tarik antara ion
dan gaya antar molekul air maka proses pelarutan akan berlangsung. Dalam hal
ini akan terbentuk ion tersolvasi dari senyawa NaCl yaitu Na+ dan Cl-.
Dalam proses pembuatan larutan CH3COOH dengan menambahkan akuades
kedalam labu ukur sampai pada titik tera, terjadi reaksi ketika diencerkan. Hal ini
terjadi asam cuka bersifat pelarut protik hdrofilik (polar) mirip seperti air dan
etanol. Asam cuka memiliki konstanta dielektrik yang sedang sehingga ia bisa
42
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
melarutkan baik senyawa polar maupun senyawa non polar. Asam cuka
bercampur dengan mudah dengan pelarut pola atau non polar lainnya seperti air,
kloroform dan heksana.Sifat kelarutan dan kemudahan bercampur dari asam cuka
ini. Atom hidrogen (H) pada gugus karboksil (-COOH) dalam asam karboksilat
seperti asam cuka dapat dilepaskan sebagai ion H+ (proton), sehingga memberikan
sifat asam. Asam cuka adalah asam lemah monoprotik. Dari hasil perhitungan
massa diperoleh bahwa, massa NaCl dengan konsentrasi 1M dan volume 250mL
diperoleh massa seberat 14,625gr. Pada konsentrasi CH3COOH 25% dan ingin
diubah menjadi 20% dengan volume 250mL didaatkan volume sebesar 200mL.
Pengenceranlarutanadalahpenambahanzatpelarutkedalamsejumlahlarutan
yang konsentrasinya lebihtinggi. Pengenceran dilakukan untuk menurunkan
koinsentrasi larutan agar amandigunakan.Larutan yang biasanya tersedia dalam
konsentrasi yang sangat tinggi sedangkan senyawa yang digunakan dalam
percobaan sebagian besar harus dalam konsentrasi yang sangat rendah.
PengenceranNaCl yang memiliki mol sebesar1 M yang ingin diturunkan
menjadi.0,5 M konsentrasinya. Massa dariNaCl yang dibutuhkan untuk
diencerkan dalam 100 ml pelarut akuades (air) adalahsebesar 0,6 gram.
43
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
5.2. Saran
Hendaknya para praktikan bersifat teliti dan meminimalisir
kesalahan sekecil apapun sehingga hasil yang didapatkan lebih
akurat.
Praktikan diharapkan untuk bersabar dan tekun dalam praktikum.
44
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
DAFTAR PUSTAKA
45
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
LAMPIRAN
NaCl 100mL=0,1L
1.cari NaCl
: 0.5 x 0.1
: 0.05 mol
Mr NaCl :58,5
Mol = Gram/Mr
Gr = mol x mr
= 0,05 x 58,5
= 2,975 gram
2.Pengenceran
V1.M1 = V2.M2
V1 = 0.02L
46
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
PERCOBAAN III
I. Tujuan
1. Memperoleh pengalaman dalam mencatat dan menjelaskan pengamatan
percobaan
2. Mengembangkan keterampilan dalam menangani alat kaca dan
mengalihkan bahan kimia padat maupun cair
3. Membiasakan diri dengan tata cara keselamatan kerja di laboratorium
4. Menentukan koefisien reaksi penguraian KClO3
5. Menghitung volume molar gas oksigen dalam keadaan STP
6. Menghitung persentase O2 dalam KClO3
47
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
bergantung pada jumlah pereaksinya. Jika mol yang bereaksi diubah dengan
volume tetap, stoikiometri dapat ditentukan dari titik perubahan kalor maksimal,
yakni dengan mengeluarkan kenaikan temperatur terhadap komposisi campuran
(Sutrisno, 1986 : 247).
Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari aspek kuantitatif.
Stoikiometri juga merupakan ilmu yang mempelajari kuantitas reaktan dan produk
dalam sebuah reaksi kimia. Perhitungan stoikiometri paling baik dilakukan
dengan menyatakan kuantitas yang diketahui dan tidak diketahui dalam mol,
kemudian bila perlu dikonversi ke dalam satuan lain.
Pereaksi pembatas adalah reaktan yang adalah jumlah stoikiometri
terkecil.reaktan ini membatasi jumlah produk yang dapat dihasilkan dalam suatu
reaksi (hasil sebenarnya) mungkin lebih kecil dari jumlah maksimum yang
mungkin diperoleh (hasil teoritis). Perbedaan keduanya dinyatakan dalam persen
hasil (Lusma,1996 : 54).
Ilmu kimia mempelajari bangun (struktur) materi dan pembahasan-
pembahasan yang dialami materi ini dalam proses alamiah maupun eksperimen
yang direncanakan, seperti dalam semua ilmu pengetahuan alam, orang terus-
menerus membuat pengamatan dan menyimpulkan data yang kemudian dicatat
dengan cermat sampai dibuat kesimpulan.
Sebelum menarik kesimpulan, data hasil observasi banyak diringkas
menjadi suatu pengetahuan singkat yang disebut hokum-hukum dan fakta yang
ada dijelaskan dengan bantuan hipotesis akan suatu teori yang dirancang untuk
menyarankan mengapa dan bagaimana suatu hal dapat terjadi. Semua hal ini jika
disimpulkan menjadi suatu prosedur yang disebut penelitian ilmiah yang
melibatkan 3 langkah utama yaitu :
- Pelaksanaan percobaan dan mengumpulkan data
- Mengerjakan hipotesis untuk menghubungkan dan menjelaskan data yang
ada
- Mengerjakan teori
Hipotesis yang diajukan kadang-kadang terbukti tidak terlalu sesuai
dengan keadaan nyata dan terjadi, walaupun tidak segera ditolak (Raymond
Chang, 2004 : 246).
48
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
49
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
3.1.1 Alat
1. Tabung flourence
2. Tabung erlemeyer
3. Gelas piala
4. Pengaduk
5. Kaca arloji
6. Cawan penguap
7. Tabung reaksi
8. Gelas ukur
9. Kertas saring
10. Penjepit
11. Bunsen
12. Neraca
13. Pipet tetes
14. Pipet volume
15. Selang karet
16. Cawan krus dan tutup
17. Statif
18. Lap basah
3.1.2 Bahan
1. Glukosa 10 gram
2. KOH 0,5 M 300 ml
3. Logam tembaga
4. Asam nirat pekat 15 ml
5. Asam sulfat pekat 15 ml
6. Etanol 40 ml
7. Alkohol
8. Ammonium nitrat 3 gram
9. Serbuk zink
50
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
51
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Hasil
B. Busa Hitam
Glukosa
dimasukkan ke dalam gelas piala150 ml
ditambahkan
H2SO4 15 ml
52
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
C. Kalor
Etanol 40 ml
ditambahkan
H2O 60 ml
dimasukkan ke dalam gelas piala 150 ml
Kertas Saring
Hasil
D. Bahaya Air
Serbuk Zink
53
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
A. Panas Dingin
Amonium Klorida
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
Kalsium Klorida
H2O
Hasil
54
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
C. Paku Tembaga
Paku Besi
Dimasukkan ke dalamnya
Ditunggu beberapa menit
Dicatat hasil pengamatan
Hasil
10 ml Merkuri (II)Nitrat
20 ml Larutan KI
Hasil
55
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
A. Persiapan Alat
Hasil
56
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
B. Percobaan
Dihomogenkan
Dipadamkan apinya
Ditimbang
57
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
58
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
4.2 Pembahasan
Pada percobaan warna biru yang sirna, glukosa dilarutkan bersama KOH dan
ditambahkan metal biru , reaksi yang terjadi akibat perlakuan ini adalah glukosa
yang belum larut, dan berwarna bening menjadi berwarna biru. Setelahnya ,
diaduk dengan menggunakan batang pengaduk , yang mengakibatkan warna biru
hilang dan larutan tadi berubah atau bereaksi dari larutan biru menjadi bening
(tidak berwarna). Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa larutan biru bereaksi
dengan larutan KOH sehingga percobaan ini dapat dikatakan berhasil.
2. Busa hitam
Pada percobaan ini, asisten laboratorium memberikan sebuah demonstrasi
dengan menggunakan gula pasir ( glukosa ) yang dicampurkan dengan asam
sulfat. Ketika asam sulfat ditambahkan aatu dicampurkan kedalam glukosa, maka
asam sulfat akan mengusir atom hydrogen (H) dan oksigen (O) dari senyawa itu
karena afinitas asam sulfat yang sangat tinggi. Campuran starch (C6H12O6)n dan
asam sulfat pekat akan menghasilkan karbon dan air, dimana air sudah diserap
oleh asam sulfat H2SO4
Efek ini bisa dilihat ketika Asam Sulfat diteteskan ke dalam gula maka akan
timbul bekas hitam yang keras. Karbon akan tercium seperti bau karamel. Jadi,
yang terjadi jika hirdrokarbon dicampurkan asam sulfat adalah “reaksi dehidrasi”,
dimana air aka diusir oleh Asam Sulfatini meninggalkan atom Karbon (C).
Jadi, pada percobaan busa hitam ini jelas sekali kesamaan dan kesesuaian
dengan literatur, selama percobaan ini berlangsung praktikan mengamati reaksi
yang terjadi dan pada permukaan gelas beker terasa panasdan mengeluarkakn
aroma karamel.Dapat dikatakan dalam percobaan ini praktikan telah melakukan
percobaan dengan baik dan benar.
59
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
3. Kalor
4. Bahaya Air
Dalam percobaan pengamatan bahaya air, asisten laboratorium
mencampurkan Amonium Nitrat yang sudah di haluskan dengan serbuk zink dan
di semproti air lalu mengeluarkan asap dan bergelembung. Hal ini dikarenakan air
dapat mereaksikan Amonium Nitrat dengan serbuk zink dengan persamaan reaksi
sebagai berikut.
NH4NO3(aq) + Zn(s) N2(g) + ZnO(aq) +2 H2O(aq)
Reaksi yang terjadi pada percobaan ini adalah reaksi eksotermisyang sangat
menarikyang menghasilkan api dan banyak asap. Reaksi in seharusnya dilakukan
di lemari asam karena reaksi terjadi sangat cepat. Seng dan Amonium Nitrat
campuran dapat menyala dari air di udara.
1. Panas dan Dingin
Amonium Klorida dan Kalium Iodida dimasukkan ke dalam tabung reaksi
yang berbeda, lalu masing-masing tabung ditambahkan air. Hsilnya pada tabung
yang berisi Amonium Klorida apabila dipegang bagian bawahnya akan terasa
60
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
dingin, sedangkan Kalium Iodida terasa panas seperti persamaan reaksi sebagai
berikut.
- NH4Cl(aq) + H2O(aq) HCl(aq) + NH4OH(aq) ∆H= +
T℃ = menurun (endotrem)
- CaCl2(aq) + 2H2O(aq) Ca(OH)2(aq) + 2HCL ∆H= -
T℃ = naik (eksotrem)
Hal ini disebabkan oleh NH4Cl bersifat endotrem (menerap panas) dan
CaCl2 bersifat eksotrem(melepas panas). Jika dibandingkan dengan hasil
percobaan yang peraktikum lakukan ,maka hasilnya sesuai dngan literatur yang
menyatakan bahwa ammonium klorida bersifat menyerap kalor dan CaCl2 bersifat
melepas kalor. Jadi, percobaan yang peraktikan lakukan dapat dikatakan
terlaksana dengan baik.
2. Aktif dan tidak aktif
Paku besi dan sekeping logam kalsium di rendam dalam air maka pada
percobaan ini akan terjadi gelembung gelembung kecil lama kelamaan paku akan
jadi karatan .
3. Paku tembaga
Percobaan ini dilakukan dengan memasukkkan paku kedalam larutan
Tembaga(II)Sulfat (CuSO4),dan diamati ternyata terdapat gelembung di sekitar
paku yang dicelupkan. Awalnya paku dicelupkan, setelah beberapa menit
kemudian ternyata paku yang dicelupkan tersebut mengeluarkan gelembung-
gelembung kecil disekitar paku.
Hal ini terjadi karena pada saat paku dicelupkan kedalam larutan CuSO4 yang
mengakibatkan gelembung keluar disekitar paku. Dalam reaksi Fe(katoda) dan
Cu(anoda) dan jika reaksi ini diberi arus listrik maka persamaan reaksi
elektrolisisnya pada larutan CuSO4, jadi Fe tidak berpengaruh.
Reaksi elektrolisis : CuSO4 Cu2++ SO4
Tetapi pada percobaan ini tidak diberikan arus listrik dan hanya mencelupkan
paku dan mengamati gelembung yang muncul akibat reaksi berlangsung.
61
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Air yang mengalir dari tabung pertama melalui selang ke tabung kedua
sebagian masuk ke tabung dan sebagian lagi menetes di luar tabung. Kesalahan
kedua yaitu saat pemanasan tengah berlangsung terjadi ledakan yang
mengakibatkan selang yang seharusnya terhubung pada tabung reaksi kedua
terlepas. Kedua kesalahan tersebut terjadi karena tidak melakukan seluruh
62
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
prosedur yang tercantum dalam modul. Prosedur yang tidak dilakukan yaitu
persiapan alat yang bertujuan untuk mengetahui kebocoran pada alat.
63
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
64
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
DAFTAR PUSTAKA
65
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
LAMPIRAN
Jawaban :
1. Defenisi dari istilah-istilah di bawah ini adalah:
- Kimia merupakan cabang ilmu pengetahuan alam yang membahas tentang
unsur, senyawa, dan molekul-molekul nya alam baik organic maupun
anorganik, mempelajari materi, komposisi dan sifat-sifat alam sekitar.
- Percobaan adalah suatu usaha atau kegiatan yang menganalisis suatu
permasalahan untuk diperoleh dan diketahui hasil kebenarannya melalui
data uji yang dilakukan .
- Hipotesis adalah jawaban atau penjelasan sementara mengenai suatu
permasalahan yang kebenarannya perlu diuji .
- Ilmu adalah pengetahuan yang membahas suatu bidang yang tertata dan
sistematis serta kebenarannya dapat diuji.
- Hukum ilmiah adalah tetapan keilmiahan yang menjelaskan dan
mengungkapkan hubungan sebab akibat yang merupakan lanjutan
hipotesis yang terbukti benar dan didukung oleh fakta dan data yang tidak
terbantahkan.
66
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
- Metode ilmiah adalah prosedur atau langkah kerja yang dilakukan dalam
rangkaian penelitian, percobaan, pengamatan suatu kajian untuk
mengumpulkan kebenaran yang diuji.
- Teori adalah paham yang didasarkan atas percobaan, pengamatan,
penelitian, dan hipotesis.
2. Bahaya dari beberapa zat kimia antara lain:
- Asam pekat, dapat membuat keracunan, bila terkena kulit dapat
menyebabkan luka bakar, iritasi (alergi jangka panjang bila kanker).
- Alkohol, dalam kadar tertentu perlu hati-hati, dapat mengakibatkan
keracunan, mual-mual, mudah terbakar, bila dikonsumsi berlebihan dapat
menyebabkan kematian.
- Bahan kimia organic, menyebabkan mual, dan bila masuk sel darah akan
menyebabkan kematian.
- Kalsium klorida (CaCl2), menyebabkan gatal-gatal dan merah.
- Ammonium nitrat, bila terkena kulit akan terasa pedih dan panas.
- Air suling, jika terminum dapat membuat badan lemas (tidak perlu
ditangani dengan hati-hati).
3. Segera menetesi mata dengan air bersih yang banyak dan mengalir selama 15-
20 menit dan segera melapor kepada dosen atau asisten dosen untuk diberi
pertolongan pertama ke rumah sakit.
4. 2KClO3 2 KClO + 3O2
5. Kegunaan MnO2 adalah sebagai katalisator yakni untuk mempercepat laju
reaksi tetapi tidak mengalami perubahan.
6. Kegunaan KClO3 dalam bidang industry :
Bahan korek api
Bahan pembuat peledak
Bahan antiseptic
Bahan pembuat keramik
Bahan untuk obat kumur
Sebagai pupuk KCl
67
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
68
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Pertanyaan
1. Gas oksigen sedikit larut dalam air, apakah keadaan ini mempengaruhi
jumlah KClO3 yang terurai dalam campuran yang sudah anda laporkan?
jelaskan!
Jawab: Ya. Karena O2 akan mempengaruhi jumlah KClO3 karena bila O2
sedikit larut dalam air, maka O2 akan banyak bercampur dengan
KClO3 di mana mol di pengaruhi oleh Mr O2
2. a. Bila ketinggian air di luar tabung reaksi mengumpul gas lebih tinggi dari
pada yang diluar, apakah ini di sebabkan oleh PO2 lebih tinggi/lebih rendah
dari P udara ? jelaskan!
Jawab: Tekanan O2 lebih rendah dari tekaan udara karena PO2 reaksi
mengumpul gas yang di pengaruhi oleh suhu dan volume maka PO2
semakin tinggi volumenya maka PO2 semakin rendah dari tekanan
udara.
b. Bila anda menyertakan tekanan gas pada pertanyaan 2a, apakah volume O+2
bertambah atau berkurang ?jelaskan!
Jawab: Volume O2 semakin berkurang karena
PV = nRT
nRT
V= 𝑃
69
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
PERCOBAAN IV
I. Tujuan
1. Mengkaji kesamaan sifat unsur-unsur dalam table berkala
2. Mengamati uji nyala reaksi beberapa unsur alkali dan alkali tanah
3. Mengenali reaksi air klorin dan halida
4. Menganalisis larutan anu yang mengandung alkali atau alkali tanah dan
halida
Sifat kimia ditentukan oleh elektron valensi yaitu elektron yang terdapat
pada kulit lintasan terluar, karena elektron valensi unsur yang segolongan sama
dengan sifat kimianya sama.
70
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
golongan radioaktif. Semua golongan ini merupakan penghantar panas dan listrik
yang baik. Karena lunaknya logam ini sehingga dapat dipotong dengan pisau,
semua merupakan reduktor yang kuat dan memiliki panas jenis yang rendah
(Sukarjo,1985:373).
Logam alkali dalam keluarga golongan 1A dari tabel berkala dan logam
alkali tanah dari keluargaIIA dinamakan demikian karena kebanyakan oksigen
dan hidroksida nya termasuk diantaranya basa (alkali)yang palingkuat.
Ciri khas yang paling mencolok dari logam alkali dan alkali tanah adalah
kereaktifannya yang luar biasa besar karena logam-logam tersebut sangat aktif
sehingga logam tersebut tidakterdapat sebagai unsur, bila bersentuhan
denganudara atau air, taksatupun unsur golongan IAdanIIA didapat di alam dalam
keadaan unsur yang keadaan unsur terdapat pada keadaan ion positif (+2), unsur
yang teraksitasi, karena pemanasan ataupun karena sebab lainnya, memancar
elektromagnetik yang disebut spektrum emisi (Michael Purba,2007:14).
Halida hampir semua logam telah dikenal, termasuk flourida bahkan dari
gas mulia. Kripton, dan Xenon, Baron triflorida BF3 adalah gas yang tak bewarna
(mp-1270C dan bp-1000C)yang memiliki bau mengiritasi dan beracun.digunakan
sebagai katalis untuk poli meri kationik.
Tetra fluoborat BF4- adalah anion tetra hidrat yang berbentuk sebagai BF3
denganlogam alkali,garam perak NOBF4 serta asam bebas HBF4 mengandung
anion ini (Francis M.Miler,1984:167).
71
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Padatahun 1869, pakar kimia rusia, Dmiry Mendelev dan pakar kimia
jerman Julius Lothar Meyer, bekerj asecara terpisah menyusun table unsure-
unsure berdasarkan kemiripan sifat nya. Penyusunan table unsur-unsur dilakukan
oleh Mendelev didasarkan sifat kimia unsur (berat atom) Lothar meyer melakukan
penusunan berdasarkan sifat fisik unsur(masa jenis unsur) walaupun dasarnya
berbeda hasil yang diperoleh dari kedua ilmuan itu tidak jauh berbeda, hanya saja
Mendelav lebih dahulu mempublikasikan hasil karyanya, sehingga tabel priodik
unsur Mendelev lebih dikenal oleh masyarakat kima.
72
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
3.1.1 Alat
1. Gelas ukur
2. Tabung reakksi
3. Kawat nikrom
4. Bunsen
5. Pipet tetes
3.1.2 Bahan
1. 2 ml BaCl2 0,5M
2. 2 ml CaCl2 0,5M
3. 2 ml LiCl2 0,5M
4. 2 ml KCl2 0,5M
5. 2 ml NaCl2 0,5M
6. 2 ml SrCl2 0,5M
7. Larutan HCl pekat 12M
8. 1 ml Amonium karbonat 0,1M
9. Air suling
10. Larutan( Barium, Kalsium, Litium, Kalium, Natrium, Stronsium)
11. 1 ml Amonium fosfat 0,5M
12. Amonium sulfat 1 ml
13. 1 ml NaBr 0,5M
14. 1 ml NaI 0,5M
15. 5 tetes HNO3 6M
16. Larutan anu (X) 1 ml
17. larutan anu(Y) 1 ml
18. Amonium karbonat 1 ml
19. Amonium Sulfat 1 ml
20. Amonium Fosfat 1 ml
21. Karbon Tetraklorida 1 ml
22. Air klorin 1 ml
73
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Ditambahkan bahan
Dicatat pengamatan
Larutan (Kalsium,Litium,Kalium,Natrium,Stronsim)
Hasil
74
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Dicatat pengamatan
1 ml Larutann
Ca,Li,K,Na,Sr
Hasil
75
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Hasil
76
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Hasil
77
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
78
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
4 KCl (NH4)2CO4
5 NaCl
6 LiCl
Keterangan : EDP (Ada endapan)
C. Reaksi-Reaksi Halida
- Zat X
Warna nyala zat X adalah orange kekuningan
79
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
4.2 Pembahasan
Untuk melihat warnanya larutan BaCl2, CaCl2, LiCl, KCl, NaCl, dan SrCl
digunakan kawat nikrom dengan cara dipanaskan terlebih dahulu dan kemudian
dimasukkan kedalam larutan setelah itu dibakar kembali dan diamati perubahan
atau warna nya, pada percobaan didapat data bahwa CaCl2 bewarna kuning, tetapi
dari buku litratur didapat bahwa CaCl2 memiliki warna merah dan jingga merah,
hal itu menunjukan bahwa ada kesalahan dalam pengamatan praktikan yaitu karna
faktor warna api yang lebih dominan. Untuk BaCl2 menghasilkan warna nyalanya
merah sedangkan pada buku panduan warna nyala hijau (Keenan, 1984:117),
karena pada saat pembersihan dengan larutan HCl dan dilakukan pemanasan
kembali, kawat masih terkontaminasi zat-zat sebelumnya. SrCl2 menghasilkan
warna orange, sedangkan pada buku litratur warna nyalanya hijau, hal ini karena
praktikan salah menentukan warna dan terkontaminasi zat-zat sebelumnya.
KCl didapat warna nyala merah sedangkan pada buku panduan warna
nyala KCl yang seharusnya biru dan ungu. Hal itu disebabkan pengaruh udara dan
salahnya penentuan warna serta adana kontaminasi dari zat-zat sebelumnya NaCl
didapat warnanya merah terang, pada percobaan ini juga tidak berhasil karna uji
nyala NaCl yang seharusnya didapat adalah warna kuning (Sukardjo,1985:373).
LiCl didpat hasil warna nyala merah sedangkan pada buku panduan praktikan
juga merah sehingga dapat dikatakan percobaan ini berhasil, sebab warna yang
dihasilkan sama seperti yang didapat pada buku litratur praktikan.
Jika CaCl2 direaksikan dengan (NH4)3PO4, hasil dari percobaan adalah endapan,
karana CaCl2 dapat bereaksi dengan (NH4)3PO4 dengan reaksi sebagai berikut:
80
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
81
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
C. Reaksi-reaksi Halida
Pada penambahan zat Natrium Klorida dan gas Klorida terdapat warna
bening karna pada reaksi tetap menghasilkan gas yang sama artinya penambahan
keua gas tersebut tidak mempengaruhi apapun. Pada penambahan zat Natrium
Bromida dan gas Bromida didapat warna nyala berwarna kuning dan kedua zat
tersebut bereaksi dengan reaks:
Pada penambahan zat Natrium Iodida dan gas Klorida bewarna ungu,
kedua zat ini bereaksi dengan reaksi:
- Zat X
Warna nyala zat X adalah orange kekuningan
82
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
- Zat Y
Pada percobaan analisis larutan X dengan hasil percobaan warna nyala zat
X yaitu warna nyala unsur Na, ini berarti warna yang harus nya di hasilkan adalah
kuning dan hasil reaksi nya beraksi dengan (NH4)2CO3 , (NH4)3PO4, (NH4)2SO3,
terbentuk jel dan uji ini sama dengan percobaan unsur Alkali dan Lkali tanah yang
tidak menghasilkan endapan. Maka dapat dikatakan zatX adalah zat NaCl.
83
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
- Garam-garam pada golongan Alkali dan Akali tanh pada uji nyala dapat
dihasilkan warna yaitu,Ca warna jingga-merah, Ba warna hijau,K warna
ungu dan Na warna kuniing
- Garam-garam dari Alkali dan Lkali tanah ada yang dapat bereaksi danada
pula yang tidak dapat bereaksi dengan zat (NH4)2CO3 , (NH4)3PO4,
(NH4)2SO3. (NH4)2CO3dapat berekasi dengan CaCl2 dan BaCl2sedangkan
KCl dan NaCl tidak,sedangkan yangdapat bereaksi dengan (NH4)2SO3
adalah BaCl2sedangkan CaCl2,KCl dan NaCl tidakk dapat bereaksi
- Pada reaksi halida CCl4,air Klorin, HNO3 menghasilkan warna yang
berbeda tergantung dengan senyawa halida yang digunakan yaitu NaCl
bewarnaputih,NaBr bewarna kuning,dan NaI bewarna pekat (orange)
- Pada golongan 1A tidak terjadi pengendapan. Hal ini berarti tidak terjadi
reaksi karna golongan 1A tidak menghasilkan endapan dan membentuk
basa-basa kuat. Sedangkan golongan II A terjadi endapan karna beraksi
dalam pelarut membentuk basa lemah dan penentuan larutan anu dapat di
ketahui berdasrkan sifat nya.
5.2 Saran
Pada percobaan ini alat yang digunakan masih kuran, sehingga pelaksanan
percobaan menjadi lambat karna harus mencuci dan membersihkan alat untuk
percobaan berikut nya.sehingga percobaan kali ini berjalantidak efektif,kami
berharap agar alat dapat diperbanyak agar dapat melakukan percobaan dengan
lancer.
84
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
DAFTAR PUSTAKA
85
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
LAMPIRAN
Jawab:
CaCl2 + (NH4)2CO3 CaCO3+2NH4Cl
NaCl + C NaCl + Cl
86
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
87
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
PERCOBAAN V
RUMUS EMPIRIS SENYAWA DAN HIDRASI AIR
I. Tujuan
1. Mencari rumus empiris dari suatu senyawa dan menetapkan rumus
molekul senyawa tersebut.
Rumus yang sebenarnya dari semua unsur dalam senyawa dinamakan rumus
molekul. Untuk menghitung rumus empiris kita harus mengetahui massa tiap
unsur penyusun senyawa yang membandingkan massa secara keseluruhan.
Sehingga, kita dapat manentukan perbandingan mol unsur-unsur penyusun
senyawanya. Misalnya halogen peroksida yang mempunyai rumus nyata H 2O2 ini
berarti rumus empirisnya HO (Zulfikar,2010:16).
Jenis senyawa kimia dan rumusnya ada 2 kelas utama yaitu, senyawa molekul
dan senyawa ionik. Unit fundamental pada senyawa molekul adalah molekul.
Sedangkan, pada senyawa ionik adalah unit rumus. Satu unit rumus adalah
kumpulan terkecil dari ion yang bermuatan positif yang disebut kation, sedangkan
yang bermuatan negative disebut anion. Rumus kimia adalah gambaran simboloik
suatu senyawa yang dapat ditulis dengan beberapa cara. Jika rumua mempunyai
subskrip bilangan bulat terkecil di sebut rumus empiris. Jika rumus yang
mengatakan molekul yang sebenarnya maka disebut rumus molekul, dan jika
88
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
c. Massa atom relatif (Mr) unsur-unsur yang berkaitan di bagi dengan Ar.
dalam senyawa.
89
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Maka Mr ( CH2O )n = 60
( 12+2+16 )n = 60
30n = 60
60
n = 30
=2
Jadi, rumus molekul dari senyawa tersebut adalah C2H2O4. Ada kalanya
senyawa yang berbeda memiliki rumus molekul yang sama. Dua senyawa atau
lebih yang mempunyai rumus yang sama tetapi memiliki sifat fisik dan sifat kimia
yang berbeda yang disebut isomer (Hiskia Ahmad,dkk,1993:18).
1. Hidrasi Air
Air hidrat adalah zat padat yang mengikat beberapa molekul air sebagai
bagian dari molekul kristalnya. Hidrat adlah suatu larutan yang dapat bekerja
dengan menggunakan air sebagai pelarut dan air yang di siapkan hasil reaksi akan
diisolasikan membentuk padatan yang mengandung molekul air sebagai bagian
dari kapasitasnya. Sebagai contoh, jika Nikel ( U ) oksida ( NiO ) dilarutkan
kedalam H2SO4 encer maka,
NiO + H2SO4 NiSO4 + H2O
Kristal yang dihasilkan dari reaksi tersebut mengandung lebih dari 6 mol
air dari setiap mol nikel ( II ) sulfat ( NiSO4 ). Senyawa ini merupakan hidrat, dan
90
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
air yang ada adalah penting dari memposisinya yang terbentuk dan disebut air
hidrat, dan proses yang terjadi disebut juga hidrasi air (Yani Astuti,2004:10).
91
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
2. Neraca
3. Kertas tissue
4. Bunsen
5. Penjepit krus
6. Kaki tiga
7. Stopwatch
8. Gelas arloji
9. Pipet tetes
12. Spatula
3.2 Bahan
1. Logam tembaga
2. Asam nitrat
3. Air
4. Nitrogen
5. Pita Mg
6. Logam magnesium
7. Detergen
92
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
8. Air suling
9. Larutan HNO3
10. CuSO4.5H2O
11. NaOH
93
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Pita Mg 10-15 cm
Hasil
94
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Hasil
95
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
½ spatula CuSO4.5H2O
Diamati warnanya
Dihentikan pemanasan
96
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
1. Senyawa Tembaga
2. Hidrat
NO Percobaan Massa
(gr)
97
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
3. Reaksi Bolak-Balik
NO Percobaan Hasil
98
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
4.2 Pembahasan
Dan setelah terjadi pemanasan, bobot Mg adalah 29,58 gram dan bobot
oksida 30,96 gram. Dari data tersebut kita dapat mengetahui rumus empiris
senyawa MgO dengan cara :
n Mg : n O
29,58 30,96
:
24.3 16
1,21 : 1,93
99
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Hidrasi Air
Pada percobaan ini diperoleh massa sampel sebelum pemanasan yaitu 0,394.
Dan massa sampel setelah pemanasan 0,805. Hasil ini diperoleh dari pengurangan
antara bobot cawan di tambah dengan tutup dan ditambah dengan sampel dengan
hasil penjumlahan bobot cawan dan tutup. Kemudian, massa air yang hilang dari
contoh didapat dari selisih massa sampel sebelum pengamatan dengan massa
sampel setelah pengamatan. Berdasarkan pengamatan maka dapat dituliskan :
= 0,815 – 0,394
= 0,421
Persentase air yang hilang didapat dari massa air sampel yang hilang
dibagi massa sampel sebelum pemanasan dikali dengan 100% dan didapatlah
hasilnya 6%. Massa molar senyawa anhidrat ditentukan berdasarkan massa atom
berdasarkan penyusunnya sehingga didapat 161 gr/mol.
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa perbandingan mol antara ZnSO4
: H2O adalah 1 : 4. Maka rumus hidratnya adalah ZnSO4.4H2O.
1. Reaksi bolak-balik
100
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
- Reaksi bolak-balik adalah hasil hasil reaksi yang dapat bereaksi kembali
membentuk zat pereaksinya
5.2 Saran
101
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
DAFTAR PUSTAKA
Petrucci, Ralp, H. 2007. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern (Terjemahan)
Jilid 1 dan 2.Yogyakarta:Erlangga
102
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
LAMPIRAN
Perhitungan
perbandingan mol Mg : O
1,21 : 1,93
1:1
Jadi, rumus empiris senyawa MgO adalah MgO karena mol nya 1
:1
b. Air Hidrat
2. % air
103
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
n H2O 0,02
= = 100
𝑛 𝑠𝑒𝑛𝑦𝑎𝑤𝑎 0,002
104
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Pertanyaan prapraktek
Jawab : rumus empiris adalah struktur kimia yang paling sederhana sedangkan
rumus molekul adalah rumus yang didapatkan apabila rumus empiris dan Mr nya
diketahui
RE : CUCL2
Jawab : zat padat yang mengikat beberapa molekul air sebagian dari struktur
kristalnya
4.Suatu sampel diketahui pa hidrat berupa hidrat yaitu zink sulfat (Zn SO4).Bila
300g sampel dipanaskan hingga bobotnya tetap,Bagaimana garam hidrat ini ?
3 gr 1,692 gr 1,308 gr
ZnSO4 = xH2O
0,01 = 0,07
105
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
1 = 7
RE nya ZnSO4.7H2O
Ar S = 32 Ar O = 16 1 : 2
Jawab : % O = 74,06% O : N
Ar O = 16 5 : 2
74,06%
nO= = 4,62 mol
16
106
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
25,94%
nN== = 185 mol
14
4.Berapa gr logam zink yang akan larut dalam 1,5 kg HCl 37% dan berapa volum
gas hidrogen yang di bebaskan pada keadaan standar ?
%HCl = 37%
Mr HCl = 36,5
63%
massa Zn = 37% x 1,5 kg = 2,554 kg = 2554 gr yang akan larut
volume H2
1500
n HCl = = = 41,09 mol mol H2 = ½ (41,09) = 20,54 mol
36,5
107
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
PERCOBAAN VI
I. Tujuan
1. Mengukur daya hantar listrik berbagai jenis senyawa dan larutan pada
berbagai konsentrasi.
Larutan elektrolit sendiri masih dibagi menjadi dua yaitu larutan elektrolit
kuat dan larutan elektrolit lemah.Larutan elektrolit kuat yaitu larutan yang
memilki banyak ion atau elektron yang bersimbiosis bebas dalam larutan. Larutan
elektrolit lemah yaitu larutan yang memiliki sedikit ion atau elektron yang
bergerak bebas(Sumarjono,2002 : 5 – 6 ).
108
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Larutan elektrolit terbagi dua yaitu larutan elektrolit kuat dan elektrolit
lemah.Larutan elektrolit kuat yaitu larutan yang banyak ion negatifnya dan
mampu untuk menghantarkan arus listrik berdaya tinggi.Ciri – ciri elektrolit kuat
yaitu didalam air terionisasi sempurna, daya hantar listik kuat, dalam eksperimen
lampu menyala terang dan timbul banyak gelembung gas.Contoh elektrolit kuat
yaitu asam kuat (HCl), basa kuat (NaOH), dan garam (NaNO3).Sedangkan
elektrolit lemah yaitu larutan yang sedikit mampu untuk menghantarkan arus
listrik berdaya rendah.Ciri – cirinya didalam air terionisasi sebagian, daya hantar
listrik lemah, dalam ekperimen lampu menyala redup dan timbul sedikit
gelembung gas. Contoh asam lemah (CH3COOH), basa lemah (NH4OH), garam –
garam merkuri (Hg+2),(Firdaus Chan, 2006 : 48).
Larutan adalah campuran yang homogeny dari dua atau lebih zat.Zat yang
jumlahnya lebih sedikit disebut zat terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih
banyak disebut pelarut.
Semua zat terlarut yang larut dalam air termasuk kedalam salah satu dari
dua golongan yaitu elektrolit dan non elektrolit. Elektrolit adalah suatu zat yang
ketika dilarutkan kedalam air akan menghasilkan larutan yang dapat
109
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Ciri – ciri elektrolit kuat adalah apabila zat terlarut dianggap telah 100%
terionisasi menjadi ion – ionnya dalam larutan.Asam dan basa juga merupakan
elektrolit. Contoh larutan non elektrolit yaitu larutan urea,glukosa, glikol, dan
alcohol(Raymond Chang, 2004 : 90 – 91).
110
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
3.1.1 Alat :
2. Batang pengaduk
5. Gelas ukur 50 ml
6. Kaca arloji
7. Pipet tetes
8. Spatula
3.1.2 Bahan :
1. Akuades
2. NaCl
4. NH4OH
5. NaOH
6. HCl
7. NaBr
8. NaI
9. NH4Cl
111
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
25 ml minyak tanah
25 ml H2O
25 ml larutan
NaCl
Dimasukkan kedalam gelas beker 3
Kristal
NaCl
Dimasukkan kedalam gelas beker 4
Hasil
112
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
113
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
L = 1/R
Senyawa I (mA) V (Volt)
(ohm-1)
Minyak tanah - 1,5 -
H2O 6,82 1,5 4,55
Larutan NaCl 150 1,5 100
Kristal NaCl 3,75 1,5 2,5
HCL NH4OH
[M]
I V L I V L
0,05 18,7 1,5 12,5 0,12 1,5 12,5
0,1 166 1,5 111, 0,09 1,5 16,6
0,5 75 1,5 50 0,04 1,5 35,7
1 250 1,5 166, 0,03 1,5 41,6
114
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
115
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
4.2. Pembahasan
Larutan adalah campuran homogeny dua zat atau lebih yang saling
melarutkan diri dan masing – masing zat penyusunnya tidak dapat diedarkan lagi
secara fisik.Larutan ini terdiri dari zat pelarut dan zat terlarut.Berdasarkan daya
hantar listriknya (daya ionisasi) larutan dibagi menjadi dua macam yaitu larutan
elektrolit dan non elektrolit.
b. Basa kuat : golongan alkali dan alkali tanah seperti NaOH, KOH,
Ca(OH)2, Ba(OH)2, dll
c. Garam – garam yang mudah larut : NaCl, KI, Al2(SO4)2, NaBr, NaI, dll
Sedangkan elektrolit lemah merupakan larutan yang daya hantar listriknya lemah
dengan harga derajat ionisasi sebesar 0 < ∞ < 1, yang tergolong elektrolit lemah
adalah sebagai berikut :
Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik
karena zat terlarutnya didalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion – ion.Contoh
minyak tanah, H2O, dll.
116
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
– larutan tersebut mempunyai daya hantar listrik yang kuat, karena zat terlarutnya
didalam pelarut seluruhnya berubah menjadi ion – ion. Pada umumnya elektrolit
kuat adalah larutan garam. Dalam proses ionisasinya elektrolit kuat menghasilkan
banyak ion. Pada persamaan reaksi ionisasi elektrolit kuat ditandai dengan anak
panah satu arah ke kanan. Proses ionisasinya adalah sebagai berikut:
Untuk larutan yang tergolong elektrolit lemah adalah jeruk nipis dan
NH4OH.Pada larutan jeruk nipis dan NH4OH hanya sedikit yang terurai
(terionisasi).Oleh karena itu daya hantar listrik dari larutan tersebut menjadi
lemah. Dalam persamaan reaksi ionisasi elektrolit lemah ditandai dalam panah
dua arah (bolak – balik ) artinya tidak semua molekul terurai (ionisasi tidak
sempurna). Proses ionisasinya adalah sebagai berikut :
Sedangkan untuk larutan yang tergolong non elektrolit yaitu minyak tanah,
minyak tanah, dan Kristal NaCl.Minyak tanah dan H2O tidak dapat
menghantarkan arus listrik karena zat terlarutnya didalam pelarut tidak dapat
menghasilkan ion – ion. Kristal NaCl walaupun praktikan ketahui NaCl adalah
senyawa ion, namun saat keadaan Kristal sudah sebagai ion – ion tetapi ion – ion
itu telah terikat satu sama lain dengan rapat dan kuat sehingga tidak bergerak
bebas. Jadi, dalam keadaan Kristal (padatan) senyawa ion tidak dapat
menghantarkan listrik.
Pada senyawa NaCl dilarutkan dalam air, ion – ion yang tersusun rapat
dan terikat akan tertarik oleh molekul – molekul air dan air akan menyusup disela
butir – butir ion tersebut (proses hidrasi) yang akhirnya akan terlepas satu sama
117
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
lain dan bergerak bebas dalam larutan. Jadi, itulah sebabnya NaCl dalam bentuk
padatan termasuk zat non elektrolit, sedangkan dalam bentuk larutan termasuk
elektrolit kuat.
118
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
5.2 Saran
119
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
DAFTAR PUSTAKA
120
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
LAMPIRAN
Pertanyaan prapraktek
Jawab : perpindahan muatan dapat terjadi bila terdapat beda potensial antara satu
tempat dengan tempat yang lain dan arus listrik akan mengalir dari potensial
tinggi ke potensial rendah, dalam sebuah larutan perpindahan muatan dari tinggi
kerendahlah yang digunakan menggunakan alat multimeter.
121
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Pertanyaan pascapraktek
Jawab : larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik.
2. Bagaimana sifat dari larutan yang bersifat elektrolit kuat, elektrolit lemah,
dan non elektrolit ?
Jawab :
- Elektrolit kuat : zat elektrolit yang terurai sempurna didalam air
- Non elektrolit : tidak larut dalam air dan tidak terurai menjadi ion –
ion
3. Berikan masing – masing 3 buah contoh senyawa yang bersifat elektrolit kuat,
elektrolit lemah, dan non elektrolit !
Jawab :
- Elektrolit kuat : NaOH, NaI, NH4Cl
4. Jelaskan pengaruh jenis senyawa dan konsentrasi suatu larutan terhadap daya
hantar listrik!
Jawab : pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar lisrtrik yaitu semakin besar
konsentrasi suatu larutan maka daya hantarnya juga semakin besar, begitu pula
sebaliknya.Sedangkan pengaruh jenis senyawa terhadap daya hantar listrik yaitu
jika suatu senyawa mudah untuk terisolasi (terpisahkan) maka daya hantar
listriknya semakin tinggi.
122
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Grafik
- NH4OH
- NaI
123
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
-HCl
100
50
0
0.05 0.1 0.5 1
-NaOH
124
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
-NaCl
100
50
0
0.05 0.1 0.5 1
-NaBr
100
50
0
0.05 0.1 0.5 1
-NH4Cl
125
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
PERCOBAAAN VII
I. Tujuan
1. Memisahkan campuran dengan cara sublimasi, ekstraksi, dekantasi,
kristalasi dan kromatografi.
2. Mengendapkan barium klorida dan menentukan persentase hasildari
barium kromat.
3. Menentukan persentase barium klorida dari campuran.
4. Mendalami dan menggunakan hukum stoikiometri dalam reaksi kimia.
5. Mengembangkan keterampilan menyaring dan memindahkan endapan.
126
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
127
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Salah satu reaksi yang umumnya berlangsung daam larutan berair adalah
reaksi pengendapan yang cirinya adalah terbentuknya produk yang tak larut,atau
endapan.Endapan adalah padatan tak larut yang terpisah dari larutan. Reaksi
pengendapan biasanya melibatkan senyawa-senyawa ionik. Misalnya ketika
larutan timbal nitrat (Pb(NO3)2) ditambahkan kedalam larutan natrium iodida
(NaI), akan terbentuk endapan kuning timbal iodida (PbI2).
Pb(NO3)2(aq) + 2 NaI(aq) PbI2(s) + 2NaNO3(aq)
Natrium nitrat tertinggal dalam larutan.
Apakah endapan akan terbentuk ketika dua larutan dicampurkan atau ketika
satu senyawa ditambahkan ke dalam satu larutan ?
Hal itu bergantung pada kelarutan dari zat terlarut,yaitu jumlah maksimum zat
telarut yang akan larut dalam sejumlah tertentu palarut dalam suhu tertentu.
Dalam konteks kualitatif,ahli kimia membagi zat-zat sebagai dapat larut, sedikit
larut, atau tak dapat larut (Chang,2004:92-93)
Menurut Hendayana (2006:12)Suatu zat dapat dipisahkan dari
campurannya karena mempunyai perbedaan sifat. Hal ini dinamakan dasar
pemisahan. Beberapa dasar pemisahan campuran antara lain sebagai berikut :
1. Ukuran partikel
Bila ukuran partikel zat yang diinginkan berbeda dengan zat yang tidak
diinginkan (zat pencampur) dapat dipisahkan dengan metode filtrasi
(penyaringan). Jika partikel zat hasil lebih kecil daripada zat pencampurnya, maka
dapat dipilih penyaring atau media berpori yang sesuai dengan ukuran partikel zat
yang diinginkan. Partikel zat hasil akan melewati penyaring dan zat
pencampurnya akan terhalang.
2. Titik didih
Bila antara zat hasil dan zat pencampur memiliki titik didih yang jauh berbeda
dapat dipishkan dengan metode destilasi. Apabila titik didih zat hasil lebih rendah
128
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
daripada zat pencampur, maka bahan dipanaskan antara suhu didih zat hasil dan di
bawah suhu didih zat pencampur.
3. Kelarutan
Suatu zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda, artinya suatu zat
selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda.Dengan melihat kelarutan
suatu zat yang berbeda dengan zat-zat lain dalam campurannya, maka kita dapat
memisahkan zat yang diinginkan tersebut dengan menggunakan pelarut tertentu.
4. Pengendapan
Suatu zat akan memiliki kecepatan mengendap yang berbeda dalam suatu
campuran atau larutan tertentu. Zat-zat dengan berat jenis yang lebih besar
daripada pelarutnya akan segera mengendap.Jika dalam campuran mengandung
lebih dari satu zat yang akan kita inginkan, maka digunakan metode presipitasi.
Metode presipitasi biasanya dikombinasi dengan metode filtrasi.
129
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
3.1.2 Bahan
1. NH4Cl 0,1 gram
2. NaCl 0.1 gram
3. SiO2 0,1 gram
4. Air suling
5. Butanol
6. Asam asetat
7. K2CrO4
8. BaCl2
9. Tinta hitam,biru,merah
10. Pelarut eluen
130
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Hasil
131
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
3.2.1.2 Pemisahandengankromatogafi
Eluen
Hasil
132
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
3.2.2 AnalisisMelaluiPengendapan
BaCl2
133
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
BaCl2
Dicatat bobotnya
Dihitung prosedur A
Hasil
134
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
grzatyangterbentuk 0,26
NaCl = × 100% => NaCl = × 100% = 52%
grsampel 0,5
135
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
136
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
4.2 Pembahasan
Pemisahan dan pencampuran adalah proses pemisahan dua zat atau lebih
yang saling bercampur serta untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang
telah tercampur atau tercemar.Campuran adalah setiap contoh materi yang tidak
murni,yaitu bukan sebuah unsur atau sebuah senyawa. Susunan suatu campuran
tidak sama dengan sebuah zat, dapat bervariasi campuran dapat berupa homogen
dan heterogen. Cammpuran dapat dipisahkan melalui peristiwa fisika dan kimia.
Pemisahan secara fisika tidak mengubah zat selama pemisahan.Secara kimia, satu
komponen atau lebih direaksikan dengan zat lain sehingga dapat dipisahkan.
Campuran dapat dipisahkan menggunakan berbagai macam metode. Metode-
metode tersebut yaitu pengayakkan,penyaringan,senrifungsi,evaporasi, pemisahan
campuran dengan menggunakan magnet,sublimasi,destilasi dll.Endapan adalah
padatan tak larut yang terpisah dari laruta. Reaksi pengendapan biasanya
melibatkan senyawa-senyawa ionik.
Pada praktikum ini, praktikan melakukan pemisahan campuran dengan
beberapa metode :
A.Pemisahan dengan cara konvensional
Percobaan ini dilakukan sesuai dengan prosedur percobaan. Namun pada
percobaan ini ketersediaan bahan tidak lengkap, jadi praktikan menggunakan
NaCl 0,5 gr dan SiO2 0,5 gr. Setelah semua ditmbang dicampurkan NaCl dan SiO2
dan setelah itu diberi air. Kemudian campuran tersebut diaduk untuk melarutkan
bahan-bahan tersebut. Setelah didekantasi campuran tersebut. Pada percobaan ini
digunakan kertas saring untuk memisahkan campuran yaitu antara endapan
dengan cairan/larutan. Setelah dipisahkan antar keduantya,kemudian masing-
masing zat tersebut dipanaskan hingga tidak ada lagi ar dan berbentuk kristal. Dan
pada endapan juga dipanaskan hingga sampai benar-benar mengkristal.
Setelah masing-masing dipanaskan dan membentuk kristal. Praktikan baru bisa
menentukan endapan. Namun,perlu diketahui terlebih dahulu bahwa yang
berbentuk larutan tersebut yaitu NaCl, karena NaCl ataupun garam dapur ini larut
didalam air. Sedangkan yang berbentuk endapan adalah SiO2, karena SiO2 tidak
larut didalam air.
Untuk mengetahui persen bahan yang terpisahkan yaitu
137
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
grzatyangterbentuk
zat =
grsampel
Seperti halnya pada NaCl bobot cawan yang digunakan yaitu 64,68 gr, bobot
kaca arloji yaitu 29,48 gr. Sedangkan sampel NaCl sebelum dipanaskan 0,5 gr.
Untuk mengetahui gr zat yang terbentuk, dilakukan penimbangan setelah
pemanasan dan diperoleh hasil 94,4. Setelah mengetahui hasil penimbangan
tersebut maka praktikan dapat mencari massa zat yang terbentuk dengan cara
gr zat terbentuk = bobot awal – bobot akhir
= 94,66 – 94,4 =0,26 gr
Kemudian baru bisa dicari % bahan yang terpisahkan dengan cara :
grzatyangterbentuk
NaCl = × 100%
grsampel
0,26
NaCl = × 100% = 52%
0,5
138
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Pada spidol biru diperoleh warna ungu dengan jarak tempuh zat 1,8 cm, biru tua
dengan jarak tempuh zat 1,5 cm, dan biru tosca dengan jarak tempuh zat 1 cm.
Pada percobaan ini dilakukan untuk mengetahui Rf. Adapun Rf tersebut
merupakan perbandingan dari jarak yang ditempuh zat dan jarak yang ditempuh
pelarut.Misalnya pada spidol hitam yang menimbulakn warna orange, untuk
mengetahu Rf – nya yaitu :
Jarak yang ditempuh zat (orange)
Rf =
Jarak yang ditempuh zat pelarut
1
Rf = = 0,14
7
Dari nilai Rf tersebutlah dapat diketahui bahwa warna yang timbul orange.
Selain metode-metode tersebut, terdapat metode lain yaitu melalui
pengendapan. Pengendapan adalah proses pembentukan endapan yaitu padatan
yang dinyatakan tidak larut dalam air.Adapun analisis melalui pengendapan pada
percobaan ini yaitu :
A.Persentase hasil barium kromat
Percobaan ini dilakukan sesuai dengan prosedur percobaan. Jika pada
percobaan ini masih terbentuk endapan BaCrO4, tambahkan terus K2CrO4 tidak
terbentuk lagi.Reaksi yang terjadi yaitu
BaCl2 + K2CrO4→ BaCrO4 + 2KCl
Setelah tidak terjadi endapan, larutan dipanaskan sampai mendidih. Setelah
mendidih larutan disaring menggunakan kertas saring terlebih dahulu. Kemudian
endapan yang tersaring tersebut dikeringkan dengan cara dibakar diatas bunsen
atau menggunakan pemanasan-pemanasan dibawah sinar matahari.Pada
percobaan ini, praktikan menggunakan pemanasan dibawah sinar matahari untuk
mengeringkannya.Kemudian dicatat bobotnya. Dari hasil percobaan diperoleh
persen hasil BaCrO4.Adapun cara mencarinya menggunakan rumus
grpraktek
% hasil = × 100%
grteoritis
Diketahui : bobot BaCl2 = 1,1384gr
bobot endapan BaCrO4= 1,0134 gr
Ditanya : % hasil ?
Jawab :
139
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
koefisienyangditanya
mol BaCrO4 = × mol BaCl2
koefisienyangdiketahui
1
mol BaCrO4 = × 5,4 × 10−3 = 5,4 × 10−3
1
140
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
141
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
DAFTAR PUSTAKA
142
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
LAMPIRAN
Perhitungan
1. Pemisahan dengan Cara Konvensional
Diketahui : bobot sampel NaCl = 0,5 gr
bobot cawan + kaca arloji + NaCl (sebelum) = 94,66 gr
bobot cawan + kaca arloji + NaCl (sesudah) = 94,4 gr
Ditanya : % bahan yang terpisahkan
Jawab :
Bobot NaCl = (bobot cawan + kaca arloji + NaCl sebelum) –
(bobot cawan + kaca arloji + NaCl sesudah)
Bobot NaCl = 94,66 – 94,4 = 0,26 gr
bobot NaCl
NaCl = × 100%
mol
0,26
NaCl = × 100% = 52%
0,5
Diketahui : bobot sampel SiO2 = 0,5 gr
bobot cawan + SiO2 (sebelum)= 64,36 gr
bobot cawan + SiO2 (sesudah)= 64,02 gr
Ditanya : % bahan yang terpisahkan
Jawab :
Bobot SiO2= (bobot cawan + SiO2 sebelum) – (bobot cawan + SiO2 sesudah)
Bobot SiO2 = 64,36 – 64,02 = 0,34 gr
bobot SiO2
SiO2 = × 100%
mol
0,34
SiO2 = × 100% = 68%
0,5
143
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
b. Spidol Merah
Diketahui : Jarak yang ditempuh = 7 cm
Jarak yang ditempuh zat (orange) = 2,5 cm
Jarak yang ditempuh zat (kuning) = 2,2 cm
Ditanya : Rf..........?
Jawab
Jarak yang ditempuh zat (orange)
Rf =
Jarak yang ditempuh zat pelarut
2,5
Rf = = 0,36
7
144
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
c. Spidol Biru
Diketahui : Jarak yang ditempuh = 7 cm
Jarak yang ditempuh zat (ungu) = 1,8 cm
Jarak yang ditempuh zat (biru tua) = 1,5 cm
Jarak yang ditempuh zat (biru tosca) = 1 cm
Ditanya : Rf..........?
Jawab
Jarak yang ditempuh zat (ungu)
Rf =
Jarak yang ditempuh zat pelarut
1,8
Rf = = 0,26
7
145
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
koefisienyangditanya
mol BaCrO4 = × mol BaCl2
koefisienyangdiketahui
1
mol BaCrO4 = × 5,4 × 10−3 = 5,4 × 10−3
1
146
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Pertayaan prapraktek
147
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
148
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
2. Apakah ada cara pemisahan selain yang disebutkan dalam percobaan ini?
Jawaban: ada, yaitu filtrasi, sentrifungsi, destilasi, sedimentasi, evaporasi, eksraksi
zat cair dan destilasi bertingkat.
149
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Evaluasi.
1. Contoh magnesium klorida sebanyak 0,552gr dilarutkan dalam air dan
diendapkan denga larutanperak nitrat. Jika endapan perak klorida bobotnya
1,631gr, berapa persentase hasil?MgCl2 + 2AgNO3→ 2AgCl + Mg(NO3)2
Jawaban:
Diket : massa MgCl2= 0,552gr
Massa endapan AgCl =1,631gr
Ditanya : % AgCl?
massa 0,552
mol MgCl2 = => = 0,0058
Mr 95,3
koefisienyangditanya
mol AgCl = × mol MgCl2
koefisienyangdiketahui
2
mol AgCl = × 0,0058 = 0,0116 mol
1
2. Batugampingterutamamengandungkalsiumkarbonat.
Contohbatugampingdrolahdenganasamhidrokloridadanmemberikanreaksi
CaCO3(g)+2HCl(aq) CaCl2(aq)+H2O(g)+CO2
Larutankalsium klorida di uapkansampaikeringdanternyatamempunyaibobot
0,789 gram. Hitunglahpersentasekalsiumkromatjikacontohbatugampingbobotnya
0,75 gram!
Jawaban :
150
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Jawab :
Massa 0,789
mol CaCl2 = = = 0,007
mr 111
1
mol CaCO3 = × 0,007 = 0,007
1
0,7 gr
%hasil = = 93,3 %
0,75
151
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
PERCOBAAN VIII
I. Tujuan
II. LandasanTeori
152
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
KClO₃. Seyawa ini jika dipanaskan akan terurai menjadi KCl dan gas
oksigen. Persamaan kimianya :
KClO₃(s) → 2KCl(s) + 3O₂(g)
Penguraian kalium klorat biasa digunakan untuk membangkitkan gas
oksigen secara laboratorium, tetapi sekarang dilarang sebab dapat dijadikan
bahan baku untuk bahan peledak.
- Reaksi Pendesakan atau Pergantian (Pertukaran Tunggal)
Reaksi pendesakan atau disebut juga reaksi pertukaran tunggal adalah reaksi
dimana suatu unsur bereaksi dengan senyawa menggantikan unsur yang
terdapat dalam senyawa itu. Contoh persamaan reaksi kimia :
2Fe(s) + Cu(NO₃)₂ (aq) → Cu(s) + Fe(NO₃)₂ (aq)
- Reaksi Metatesis (Pertukaran Ganda)
153
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
berlangsungnya suatu reaksi. Proses ini mungkin terjadi secara berpisah, seperti
pada reaksi yang berlangsung secara bertahap dimana pemutusan ikatan
mendahului pembentukan ikatan baru, atom dapat berlangsung secara serentak(
Riswujanto, 2010 : 83 ).
Reaksi kimia adalah proses perubahan kimia anatara zat-zat pereaksi
(reaktan) yang berubah menjadi zat-zat hasil reaksi (produk). Pada reaksi kimia,
suatu zat berubah menjadi satu atau lebih zat lain, yang jenisnya baru. Untuk
memudahkan mempelajari materi reaksi kimia terlebih dahulu harus memahami
bagaimana penulisan reaksi kimia. Contoh : untuk menuliskan reaksi kimia yang
terjadi ketika bongkahan batu kapur yang dimasukkan ke dalam air kemudian air
menjadi panas. Persaman reaksi : CaO(s) + H₂O(l) → Ca(OH)₂(aq)(Diana
Barsasella, 2012 : 3-4).
- Identifikasi semua reaktan dan produk, kemudian tulis rumus molekul yang
benar,masing-masing dari sisi kiri dan kanan persamaan.
154
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
155
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
3.1.1 Alat
1. Sudip
2. Cawan krus
3. Bunsen
4. Tabung reaksi
5. Lemari asam
6. Pipet tetes
3.1.2 Bahan
1. Magnesium
2. Kristal CuSO₄. 5H₂O
3. Larutan AgNO₃ 0,01 M
4. Serbuk Cu
5. Larutan HCl 0,1 M dan 6 M
6. Serbuk Mg
7. Larutan Hg(NO₃)₂ 0,1 M
8. Larutan Al(NO₃)₃ 0,1 M
9. Larutan Kalium Iodida 0,1 M
10. Larutan Na₃PO₄ 1 M
11. Larutan H₂SO₄ 0,1 M dan 1 M
12. Larutan H₃PO₄ 0,1 M
13. Indikator fenolftalein
14. Larutan NaOH 0,1 M dan 10 M
15. Larutan KMnO₄ 0,1 M
16. Larutan Na₂C₂O₄ 0,1 M
17. Larutan NaHSO₃ 0,1 M
18. Kristal KMnO₄
156
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
157
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Magnesium
Hasil
Hasil
158
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Serbuk
Cu
Ditambahkan 0,1 gr ke dalam tabung reaksi
Serbuk Mg
Hasil
159
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Hasil
160
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Indikator
fenolftalein
Ditambahkan 1 tetes ke masing-masing tabung reaksi
Larutan
NaOH
Diteteskan masing-masing tabung reaksi sampai terjadi
perubahan warna
Hasil
161
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Larutan KMnO₄
Diteteskan ke dalam tabung reaksi tadi
Larutan HCl 6
M
Diisi 1 ml ke dalam tabung reaksi
Kristal KMnO₄
Ditambahkan kira-kira 1 gr ke dalam tabung reaksi
Hasil
162
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
CuSO₄.5H₂O
Dimasukkan 2 ml ke dalam tabung reaksi
Logam Zn
Ditambahkan ke dalam tabung reaksi
H₂O₂ 0,1 M
Dimasukkan 5 tetes ke dalam tabung reaksi
Dicatat pengamatan
FeCl₃ 0,1
M Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
163
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Dipanaskan 2 menit
Hasil
164
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
+ AlI₃ Hg(NO₃)₂.
165
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
6. Berubah warna
menjadi putih.
E. Reaksi Netralisasi 1. HNO₃ yang berwarna
1. HNO₃ + NaOH → NaNO₃ + bening, berubah
H₂O menjadi warna ungu
2. H₂SO₄ + 2NaOH → Na₂SO₄ muda, setelah diberi 22
+ 2H₂O tetes NaOH.
166
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
3. HCl + KMnO₄
menimbulkan bau
menyengat,
mengeluarkan uap air,
dan berubah menjadi
ungu pekat, dibawah
terdapat endapan
cokelat, volumenya
semakin berkurang.
167
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
4.2 Pembahasan
Pada percobaan kali ini akan diamati apa saja reaksi-reaksi kimia dan tanda-
tanda terjadinya reaksi. Reaksi-reaksi kimia terdiri dari reaksi penggabungan,
reaksi penguraian, reaksi penggantian tunggal, reaksi penggantian rangkap, reaksi
netralisasi, dan reaksi redoks.
Untuk reaksi penggabungan pengamatan dilakukan dengan menggunakan
bahan Mg, seujung sudip Mg dimasukkan kedalam krus dan dibakar pada nyala
Bunsen, hasil yang terjadi adalah warna Mg menjadi pudar kecokelatan
seharusnya setelah dibakar di dalam krus pada nyala Bunsen zat tersebut
memancarkan cahaya. Hal ini dinakaman reaksi penggabungan karena pada saat
Mg dibakar pada nyala Bunsen, Mg bereaksi dengan O₂ disekitar. Sehingga, zat
tersebut memancarkan cahaya. Karena reaksi penggabungan 2Mg + O₂ → 2MgO
maksudnya didalam reaksi penggabungan dua komponen reaktan berkombinasi
atau bekerja sama untuk membentuk suatu produk. Pada percobaaan ini praktikan
tidak mendapatkan hasil bahwa zat memancarkan cahaya. Hal ini dikarenakan
kesalahan prosedur yang dilakukan oleh praktikan.
Untuk reaksi penguraian, pengamatan dilakukan dengan menggunakan
bahan CuSO₄.5H₂O, seujung sudip kristal CuSO₄.5H₂O dimasukkan kedalam
tabung reaksi, kemudian dipanaskan dengan Bunsen. Hasil yang didapat oleh
praktikan adalah molekul H₂O menguap sehingga terdapat gelembung-gelembung
uap air. Kristal CuSO₄.5H₂O yang berwarna biru muda menjadi larut dan
terbentuk kristal putih. Karena reaksi penguraian adalah satu komponen reaktan
memisahkan atau terpisah kedalam dua atau lebih produk, reaksi yang trjadi
adalah CuSO₄.5H₂O(s) → CuSO₄(s) + 5H₂O(aq)
Untuk reaksi penggantian tunggal pengamatan dilakukan dengan
menggunakan bahan Cu,AgNO₃,Mg, dan HCl. Pada reaksi pertama digunakan Cu
dan AgNO₃. Sebuah tabung reaksi diisi dengan 1 ml larutan AgNO₃ 0,01 M dan
kira-kira 0,1 gr serbuk Cu dimasukkan setelah tebung reaksi diisi dengan larutan
AgNO₃ 0,01 M, hasil yang didapat oleh praktikan serbuk Cu tidak melarut atau
bercampur dengan larutan AgNO₃ 0,01 M. Untuk reaksi yang kedua digunakan
Mg dan HCl 0,1 M dan dimasukkan kira-kira 0,1 gr serbuk Mg. Hasil yang
168
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
169
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
campuran. Hal ini disebut reaksi penggantian rangkap yaitu dimana reaksi dimana
terjadi pertukaran senyawa. Reaksi yang terjadi pada percobaan ini adalah :
1. AgNO₃(aq) + KI(aq) → KNO₃(aq) + AgI(aq)
2. Hg(NO₃)₂(aq) + 2KI(aq) → 2KNO₃(aq) + AgI(aq)
3. Al(NO₃)₃(aq) + 3KI(aq) → 3KNO₃(aq) + AlI₃(aq)
4. 3AgNO₃(aq) + Na₃PO₄(aq) → Ag₃PO₄(aq) + 3NaNO₃(aq)
5. 3Hg(NO₃)₂(aq) + 2Na₃PO₄(aq) → Hg₃(PO₄)₂(s) + 6NaNO₃(aq)
6. Al(NO₃)₃(aq) + Na₃PO₄(aq) → AlPO₄(s) + 3NaNO₃(aq)
Untuk reaksi netralisasi dilakukan 3 percobaan. Tabung reaksi I diisi dengan
1 ml larutan HNO₃ 0,01 M ditambahkan 1 tetes fenol ftalein ditetesi dengan
larutan NaOH 0,1 M kemudian setelah HNO₃ direaksikan dengan PP warna
larutan bening, dan setelah ditetesi dengan NaOH sebanyak 22 tetes, warna
berubah menjadi ungu muda. Dan tabung reaksi II diisi dengan 1 ml H₂SO₄ 0,01
M dan ditambahkan 1 tetes indikator fenol ftalein. Kemudian ditetesi dengan
larutan NaOH 0,1 M, kemudian setelah H₂SO₄ direaksikan dengan PP warna
larutan bening dan setelah ditetesi dengan NaOH 42 tetes larutan berubah warna
menjadi ungu muda. Dan tabung reaksi III diisi dengan 1 ml H₃PO₄ 0,01 M dan
ditambahkan 1 tetes indikator fenol ftalein , kemudian ditetesi dengan larutan
NaOH 0,1 M. Kemudian setelah H₃PO₄, direaksikan dengan PP warna larutan
bening dan setelah ditetesi dengan NaOH sebanyak 20 tetes terjadi perubahan
warna menjadi ungu muda. Karena pada saat pencampuran zat, hasil reaksinya
terdapat H₂O. Hal tersebut dikatakan reaksi netralisasi, karena reaski netralisasi
adalah jenis khusus dari reaksi penggantian rangkap, dengan satu kation hidrogen
dan satu anion hidroksida. Pada percobaan ini reaksi yang terjadi :
1. HNO₃(aq) + NaOH(aq) → NaNO₃(aq) + H₂O(aq)
2. H₂SO₄(aq) + 2NaOH(aq) → Na₂SO₄(aq) + 2H₂O(aq)
3. H₃PO₄(aq) + 2NaOH(aq) → Na₃PO₄(aq) + 3H₂O(aq)
Untuk reaksi redoks dilakukan 3 kali percobaan. Tabung reaksi I diisi
dengan 0,5 ml larutan H₂SO₄ 6 M dan 0,5 ml larutan KMnO₄ 0,1 M. Kemudian
larutan tersebut ditetesi dengan larutan Na₂C₂O₄ 0,1 M. Setelah larutan ditetesi
Na₂C₂O₄ sebanyak 35 tetes larutan menjadi bening. Dan tabung reaksi II diisi
170
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
171
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
5.1 Kesimpulan
1. Sifat jenis reaksi dapat memudahkan untuk lebih memahami reaksi kimia.
4. Persamaan reaksi ditulis dengan benar sesuai dengan hukum kimia, yaitu zat-
zat yang terlibat dalam reaksi harus setara, baik jumlah zat maupun muatannya.
oksidasinya.
5.2 Saran
172
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
DAFTAR PUSTAKA
Barsasella,Diana. 2012. Buku Wajib Kimia Dasar. Jakarta : Trans Info Media.
173
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
LAMPIRAN
Pertanyaan prapraktek
2. Terangkan arti lambang-lambang berikut: ∆, WR, (s), (l), (g) dan (aq)
Jawab:
∆ : perubahan
WR : energi rata-rata dalam reaksi kimia
(s) : zat dalam bentuk solid(padat)
(l) : zat dalam bentuk liquid(cair)
(g) : zat dalam bentuk gas
(aq): zat dalam bentuk aquos
174
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
175
PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 2015
Pertanyaan Pascapraktek
1.Identifikasi zat-zat berikut ini. Lihat kembali hasil pengamatan Anda
a) Asap putih (A.1)
MgO (Reaksi penggabungan)
b) Cairan tak berwarna (B.1)
H₂O (Reaksi penguraian)
c) Gas yang dapat memadamkan api (B.2)
CuSO₄ (Reaksi penguraian)
d) Padatan kelabu (C.1)
Cu (Reaksi penggantian tunggal)
e) Gas yang tak berwarna (C.2)
H₂ (Reaksi penggantian tunggal)
f) Endapan jingga (D.2)
NaNO₃ (Reaksi penggantian rangkap)
g) Yang mengubah warna indikator (E.1)
NaOH (Reaksi netralisasi)
176