Anda di halaman 1dari 6

A.

Gambaran Umum
Pondok Pesantren Miftahul Huda didirikan tanggal 7 Agustus 1967 oleh almarhum KH.
Choer Afandi (dikenal dengan julukan Uwa Ajengan) bin Raden Mas Haji Abdullah , yang
terlahir pada tanggal 12 September 1921 M, beserta istri (Hj. Siti Shofiyyah).
Tercatat dengan nama Yayasan Pesantren MIFTAHUL HUDA (YAMIDA) dengan akta
notaris Tyono Roeslam NO.34/PN/76/AN. Berhubun banyak pendirinya yang telah
meninggalkan Pesantren (waktu itu pengurusnya ada dari santri senior) maka akta notaris ini
di perbaharui pada tanggal 20 Juni 1987 di hadapan notaris Tuti Asijati Abdul Ghani SH.
Cikal dian karena pergolakan perjuangan pada tahun 1947 M ketika Agresi Belanda II,
Pondok Pesantren Wanasuka tidak dapat dilanjutkan padahal santrinya mencapai 400 orang.
Kemudian tahun 1963, KH. Choer Afandi mendirikan lagi Pondok Pesantren dengan
nama Pesantren Gembongsari di Kampung Cisitu Kaler desa Pasirpanjang. Lokasinya sekitar
500 meter dari lokasi pesantren yang sekarang. Karena dilokasi ini tidak memungkinkan
untuk diperluas lokasinya, sedangkan santri bertambah terus, atas dukungan masyarakat
lokasinya dipindah ke lokasi sekarang yakni di Manonjaya, Tasikmalaya.
Pondok Pesantren Miftahul Huda difasilitasi dengan beberapa bangunan gedung, selain
masjid, terdapat gedung kelas sebanyak 5 gedung, bangunan asrama terdapat 6 gedung yang
terbagi menjadi 3 asrama laki-laki dan 3 asrama untuk perempuan. Terdapat satu kantin di
beakang pesantren dan terdapat 8 WC, 4 untuk santri laki-laki dan 4 untuk santri perempuan.
Pesantren ini dibangun di atas tanah waqaf dari Raden Hj. Mardiyah seorang aghniya di
Manonjaya. Kini, terletak di areal tanah seluas 8 hektar. Dihuni lebih dari 2.000 santri dan
memiliki 2.000 lebih cabang pesantren yang tersebar di daerah Jawa dan Sumatra. Sehingga
sangat wajar apabila nama pendiri pesantren ini menjadi nama jalan raya antar kota di
wilayah Taskmalaya.
Sepeninggalan pendiri pesantren tanggal 26 November 1994, Pesantre Miftahul Huda
dikelola langsung oleh para putra, mantu (Dewan Kyai) dan cucu (Anuarmuda) di bawah
Pimpinan Umum KH. Asep A. Maoshul Af Fandi dan dibantu oleh santri Khodimul
Ma’had/Pengabdian (santri senior yang telah menyelesaikan studi jenjang akhir dan berhasil
wisuda).

B. Sistem Pembelanjaran

1
Pondok Pesantren Miftahul Huda merupakan pesantren salafi yang mengkaji kitab-
kitab kuning (klasik) dengan sistem pendidikan semi formal denga metode sorogan dan atau
Ustadz atau Kyai yang menerangkan di depan kelas, yang berjenjang dan klasikal di pandu
dengan kurikulum dan silabus yang di susun oleh pengasuh pesantren. Masing-masing
jenjang ditempuh dalam waktu 3 tahun dengan materi pelajaran sebagai berikut:
 TINGKAT IBTIDA
Kelas 1:
Tauhid Rancang
Fiqih Rancang
Syahadatain
Tarikh Rancang
Wiridan
Asmaul Husna
Istighosah
Shalat Fardu
Baca Al-Qur’an
Baca Iqra
Bahasa Arab 1

Kelas II:
Jurmiyyah
Safinnatunnaja
Tijan Addaruri
Khulasah 1
Akhlaku lil Banina/at 1
Tashrifan
Tajwid
Bahasa Arab 2
Hapalan Jurmiyyah
Hapalan Juz’Amma

KELAS III:
Sharaf Al Kailani
Riyadul Badhi’ah

2
Majmu’atul ‘Aqidah
Akhlaku lil Banin 2-3
Khulasah 2-3
Qiyasan
Bahasa Arab 3
Hapalan Hadits Arba’in
Hapalan Juz’Amma

 TINGKAT TSANAWI

KELAS I:
Alfiyah ibnu Malik
Bajuri 1-2
Kifayatul’Awwam
Tafsir Jalalain
Riyadlhus Shalihin
Hafalan Alfiyah

KELAS II:
Jauhar Tauhid
Fathul Mu,in 1-2
Rohbiyyah
Mantiq
Isti’arah
Shahih Bukhari 1-2
Shahih Muslim 1
Hapalan Rohbiyyah
Hapalan Isti’arah

KELAS III:
Jauhar Maknun
Kharidatul Bahiyyah
Fathul Mu’min 3-4
Waraqat
Shahih Bukhari 3-4
3
Shahih Muslim 2
Kifayatul Akhyar
Hapala Jauhar Maknun

 TINGKAT MA’HADUL ‘ALI

KELAS I:
Ghayatul Wushul
‘Uqudul Juman
Fathul Wahhab
Asybah Wannajhoir
Bidayatul Mujtahid
Ihya ‘Ulumuddin

KELAS II:
Jam’ul Jawami’1
‘Uqudul Juman
Fathul Wahhab
Asybah Wannajhoir
Ihya ‘Ulumuddin

KELAS III:
Jam’ul Jawami’2
‘Uqudul Juman
Fathul Wahhab
Asybah Wannajhoir
Ihya ‘Ulumuddin

PENENTUAN KELAS BAGI SANTRI BARU MELALUI PENESTINGAN (TES) OLEH SEKSI
PENDIDIKAN DAN BERLAKU SAMA BAGI KENAIKAN KELAS.

KEGIATAN HARIAN:
1. 03.00 – 03.30 Bangun malam dan persiapan
4
2. 03.30 – 04.30 Shalat tahajjud dan membaca A Waqi’ah
3. 04.30 – 05.00 Sahalat subuh berjamaah dan pembacaan rattibul haddad
4. 05.00 – 06.00 Masuk kelas
5. 06.00 – 06.30 shalat dhuha
6. 06.30 – 07.00 Bersih-bersih
7. 07.00 – 07.30 sarapan dan persiapan masuk kelas
8. 07.30 – 09.30 Masuk kelas masin-masing
9. 09.30 – 10.00 Mujakarah
10. 10.00 – 10.30 Makan Pagi
11. 10.30 – 11.30 Qailulah/Tidur siang
12. 11.30 – 12.00 Bangun dan persiapan shalat dhuhur
13. 12.00 – 12.30 Shalat dhuhur berjama’ah
14. 12.30 – 14.30 Masuk kelas
15. 14.30 – 15.00 Persiapan shalat ashar
16. 15.00 – 15.30 Shalat ashar berjama’ah dan membaca yasin
17. 15.30 – 16.30 Masuk Kelas
18. 16.30 – 17.30 Makan Sore
19. 17.30 – 18.00 Persiapan Shalat Maghrib
20. 18.00 – 18.30 Shalat Magrib Berjama’ah
21. 18.30 – 19.30 Sorogan
22. 19.30 – 20.00 Shalat Isya Berjama’ah
23. 20.00 – 21.00 Masuk Kelas
24. 21.00 – 03.00 Tidur Malam.

C. Evaluasi Terhadap Sistem Pendidikan Pondok Pesantren


Kekurangan dari Pondok Pesantren Miftahul Huda adalah di segi keamanannya yang
kurang ketat, mengapa saya berkata demikian ? karena dalam praktiknya masih banyak santri

5
yang bisa bolos mengaji, ngotok ngowo (tinggal di rumah warga), dan meroko. Dan
perbuatan tersebut bisa menggaggu dalam proses pembelajarab
Saran dari saya, agar tingkat keamanan diperketat lagi. Bila masih ada santri yang
melakukan pelanggaran, menurut saya lebih baik diberikan sanksi yang mendidik atau sanksi
yang membuat efek jera terhadap santri yang masih bandel.

Anda mungkin juga menyukai