Anda di halaman 1dari 13

BAKTERI PENYEBAB HEALTH-CARE ASSOCIATED

INFECTIONS (HAIS)

Disusun Oleh :

Novi Sri Wahyuni P27903116066


Nurkholifah P27903116067
Riharnadi Seno Radenda P27903116071

TLM – II B
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
BANTEN
BAKTERI PENYEBAB HEALTH-CARE ASSOCIATED
INFECTIONS (HAIS)

A. Definisi Infeksi Nosokomial atau Health-care Associated Infections


(HAIs)

Infeksi yang terjadi di rumah sakit sekarang lebih dikenal dengan


Healthcare-associated infections (HAIs) dengan pengertian yang lebih luas tidak
hanya di rumah sakit tetapi juga di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat pasien dari rumah sakit
pada saat pasien menjalani proses asuhan keperawatan.
Menurut Brooker (2008) adalah infeksi yang didapat dari rumah sakit yang
terjadi pada pasien yang dirawat selama 72 jam (3 hari) dan pasien tersebut tidak
menunjukkan tanda dan gejala infeksi pada saat masuk rumah sakit.
Menurut Paren (2006) pasien dikatakan mengalami infeksi nosokomial
jika pada saat masuk belum mengalami infeksi kemudian setelah dirawat selama
48-72 jam klien menjadi terinfeksi.
Berdasarkan uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa infeksi HAIs
adalah infeksi yang diperoleh dari rumah sakit yang dapat mempengaruhi kondisi
kesehatan pasien tersebut selama dirawat maupun sesudah dirawat yang dapat
terjadi karena intervensi yang dilakukan di rumah sakit seperti kateter, dan
tindakan-tindakan operatif lainnya.

B. Contoh - contoh Kasus Healthcare-associated infections (HAIs)


1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Infeksi saluran kemih sering terjadi sesudah instrumentasi,
terutama oleh kateterisasi. Tindakan invasif lainnya seperti sistoskopi
atau tindakan operatif pada vagina. Menurut prevalensi, ISK lebih
banyak ditemukan pada pasien wanita dibanding laki-laki. Faktor
resiko lain dari ISK yakni pasien usia lanjut, wanita hamil, dan pasien
yang terpasang kateter urin. Mikroba yang sering menimbulkan
infeksi pada saluran kemih di rumah sakit (Catheter associated UTI).
Bakteri masuk kedalam kandung kemih atau saluran kemih melalui:
 Batang kateter melalui meatus uretra eksternus
 Lumen kateter
 Persambungan kateter dengan pipa penyalur urine
 Refluks urine dari kantong penampung urine
Penyebab :
Bakteri : Pseudomonas aeruginosa, dan Escherechia coli.
Manifestasi klinisnya :
 nyeri suprasimfiser
 nyeri pinggang
 disuria
 serta urine yang keruh (piuria)
a) Pseudomonas aeruginosa

Ciri – ciri :
 Pewarnaan : gram negatif
 Bentuk : batang lurus
 Ukuran 0,6 x 2 µm
 Memiliki Flagel monotrik
 Bersifat aerob obligat
 Suhu optimum 37 - 420C
Identifikasi Laboratorium :
Diagnosis : kultur, isolasi, dan pemeriksaan mikroskopik
Sampel : Urin
Media yang digunakan : Mac Conkey Agar (MCA), Media Blood Agar,
Media Nutrient Agar
Kultur Pseudomonas aeruginosa
1. Sampel ditanam pada media Nutrient agar
2. Amati koloni yang tumbuh pada media tersebut

Pada media agar nutrient, koloni bulat halus, menghasilkan pigmen


kuning kehijauan, dan menghasilkan bau : grape-like odor atau
corn taco-like odor
3. Jika hasil positif dilakukan pewarnaan gram
Pengobatan : Pemberian antibiotik (chloramphenicol dan penicillin)
b) Escherechia coli

Ciri – ciri :
 Sifat : gram-negatif
 Bentuk : batang pendek
 Diameter : 0,4-0,7mm x 1,4mm
 Pergerakan: bergerak positif
 Spora : -

Identifikasi Laboratorium :
Diagnosis : kultur
Sampel : Urine
Media yang digunakan : Mac Conkey Agar (MCA), Uji Biokimia
Kultur Escherechia coli :
1. Sampel ditanam pada media Mac Conkey Agar
2. Amati koloni yang tumbuh pada media tersebut

Pada medium ini bakteri yang memfermentasi laktose akan


menghasilkan asam sehingga koloni bakteri akan berwarna merah.
Pengobatan : Pemberian antibiotik ( fluoroquinolone, nitrofurantion)

2. Infeksi Saluran Cerna


Pada umumnya diagnosis infeksi saluran cerna sudah dapat dilihat
dengan pemeriksaan makroskopis atas feses penderita seperti adanya
darah, lendir, serta konsistensi feses lembek. Manifestasi klinis dapat
muncul setelah beberapa saat penderita mengonsumsi makanan/minuman
yang disajikan sudah terkontaminasi.
Penyebab :
Bakteri : salmonella thypi, vibrio cholerae.
Manifestasi Klinis :
 Adanya nyeri perut secara mendadak, kadang-kadang disertai nyeri
kepala
 Nausea dan muntah-muntah yang diikuti dengan diare

a) Vibrio cholerae

Ciri – ciri :
 Bakteri gram negatif
 Batang lurus dan agak lengkung
 Tidak berkapsul
 Tidak membentuk spora
 Motil
 Aerobik, anaerobik fakultatif
Identifikasi Laboratorium :
Diagnosis : kultur, isolasi, dan pemeriksaan mikroskopik
Sampel : feses atau usap rektum
Media yang digunakan : Media TCBS, Media Blood Agar Plate, dan Media
TSIA (Triple Sugar Iron)
Kultur Vibrio cholerae :
1. Sampel ditanam pada media TCBS
2. Amati koloni yang tumbuh pada media tersebut
Pada media TCBS mempunyai ciri – ciri yaitu berwarna kuning, datar,
diameter 2-3 mm, warna media berubah menjadi kuning.
3. Dlakukan pewarnaan Gram

Pengobatan : Antibiotik (Tetrasiklin dan Doksisiklin)


b) salmonella thypi

Ciri-ciri:
 Sifat : gram-negatif
 Bentuk : batang
 Diameter : 1-3,5mm x 0,5-0,8mm
 Pergerakan: -
 Spora :-
Identifikasi Laboratorium :
Diagnosis : kultur, isolasi, dan pemeriksaan mikroskopik
Sampel : darah dan urine
Media yang digunakan : Eosin Methylen Blue Agar, Mac conkey agar,
Hektoen Enteric Agar, Salmonella Shigella Agar.
Kultur salmonella thypi :
1. Sampel ditanam pada media Eosin Methylen Blue Agar/ Mac
conkey agar/ Hektoen Enteric Agar/ Salmonella Shigella Agar.
2. Amati koloni yang tumbuh pada media tersebut

(Mac Conkey Agar) (Eosin Methylen Blue Agar)

(Salmonella Shigella Agar) (Hektoen Enteric Agar)


Pengobatan : pemberian Antibiotik (fluorokuinolon, sefalosporin).

3. Infeksi Saluran Nafas Bawah


Infeksi saluran nafas bawah terdiri dari Streptococcus penumonia,
TB paru
Penyebab :
Bakteri : Mycobacterium tuberculosis, streptococcus pneumoniae.
Manifestasi Klinis :
 Batuk
 Berat badan turun
 Tidak nafsu makan
 Demam
 Sesak nafas
 Nyeri dada
 Lemah

a) Mycobacterium tuberculosis

Ciri – ciri :
 Berbentuk batang halus
 Bersifat tahan asam
 Non motil
 Tidak berspora
 Bersifat aerobik
Penyebab penyakit : TBC
Identifikasi Laboratorium :
Diagnosis : kultur, isolasi, dan pemeriksaan mikroskopik
Sampel : sputum
Media yang digunakan : Media LJ (Lowenstein Jensen)
Pewarnaan Ziehl Neelsen

 Menggunakan Pewarnaan :
 Carbol Fuchsin
 Asam Alkohol
 Methylen Blue

Kultur Mycobacterium tuberculosis :


1. Sampel ditanam pada media LJ, dibiakkan dalam suasana aerob
selama 3-8 minggu
2. Amati koloni yang tumbuh pada media tersebut

Morfologi koloni Mycobacterium tuberculosis pada media


Loewenstein Jensen adalah sebagai berikut : kasar, kering,
rapuh,putih krem, granular seperti bunga kol. Tidak berpigmen
baik pada tempat yang terang maupun gelap (buff)
Pengobatan : pemberian Obat Anti Tuberculosis (OAT)

b) Streptococcus pneumoniae

Ciri-ciri :
 Coccus, diplococcus
 Bentuk lancet
 Bakteri Gram positif
Penyebab penyakit : pneumonia
Identifikasi Laboratorium :
Diagnosis : kultur, isolasi, dan pemeriksaan mikroskopik
Sampel : Sputum
Media yang digunakan : Blood Agar Plate (BAP) dan Agar Coklat .
Kultur Streptococcus pneumoniae :
1. Sampel ditanam pada media Blood Agar Plate
2. Amati koloni yang tumbuh pada media tersebut
3. Dlakukan pewarnaan Gram

Pengobatan : pemberian antibiotik (penicillin)


DAFTAR PUSTAKA

Departemen/SMF Mikrobiologi Klnik FK UNAIR. 2015. Buku Ajar Pemeriksaan


Mikrobiologi Pada Penyakit Infeksi. Surabaya : CV Sagung Seto

Locke, Thomas d.k.k. 2013. Microbiology and Infection Diseases On The Move.
Jakarta : PT Indeks

Anda mungkin juga menyukai