Anda di halaman 1dari 12

Refrat

Docosahexaenoic Acid (DHA)

Disusun Oleh:
Elsa Noviranty
112017219

Pembimbing:
dr. Iskandar, Sp.A

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak


Periode Periode 6 Mei – 13 Juli 2019
RSUD Cengkareng
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jakarta

1
Pendahuluan

Asam Docosahexaenoic atau biasa disingkat dengan DHA merupakan salah satu struktur
yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan fungsional otak pada bayi.
Pertumbuhan otak yang pesat dalam masa pacu tumbuh otak membutuhkan bahan 60% lemak,
diantaranya Docosahexaenoic acid (DHA) yang merupakan asam lemak tak jenuh ganda rantai
panjang omega 3. Umumnya susu formula yang beredar saat ini tidak mengandung asam lemak
tak jenuh ganda rantai panjang dengan atom karbon lebih dari 18. ASI bukan hanya mengandung
asam oleat (18:2n-6) dan asam linolenat (18:3n-3) tapi juga mengandung asam arakidonat
(20:4n-6) dan DHA (22:6n-3). Pada masa janin, DHA dan asam arakidonat didapatkan melalui
transfer plasenta. Setelah lahir, diperoleh dari diet atau melalui sintesis pemanjangan rantai dan
desaturasi dari asam linoleat dan linolenat. Bayi yang hanya minum susu formula sepenuhnya
tergantung pada sintesis endogen dari asam lemak tak jenuh rantai panjang.1
DHA juga diperlukan untuk pemeliharaan fungsi otak normal pada orang dewasa.
Kandungan DHA yang terdapat dalam makanan mampu meningkatkan kemampuan belajar,
sebaliknya bila kekurangan DHA dapat dikaitkan dengan defisit dalam pembelajaran. Perputaran
DHA di otak sangat cepat, lebih dari yang disadari secara umum. Selama 50 tahun terakhir,
banyak bayi telah diberikan susu formula yang didalamnya kurang mengandung kandungan
DHA dan asam lemak omega-3 lainnya. Penurunan DHA di otak dikaitkan dengan penurunan
kognitif selama penuaan dan dapat menuju timbulnya dengan timbulnya penyakit Alzheimer
secara sporadik.2 Gizi bagi bayi merupakan hal yang penting karena pada masa ini terdapat
pertumbuhan pesat dari jaringan, termasuk pertumbuhan otak. Pertumbuhan otak yang pesat
terbentuk disebut pacu tumbuh otak (brain growth spurt) terjadi sejak dalam kandungan dan
dilanjutkan pada awal kehidupan.1
Beberapa penelitian telah membuktikan pentingnya peranan DHA pada masa penting
perkembangan otak dan ketajaman penglihatan pada anak. Oleh sebab pendekatan informasi
mengenai DHA serta manfaat struktur molekul tersebut untuk proses pertumbuhan otak bayi
perlu dibahas lebih lanjut.

2
Asam Dokosahexaenoic (DHA)
Asam dokosa heksaenoat atau lebih dikenal dengan DHA (docosa hexaenoic acid) adalah
asam lemak tidak jenuh ganda yang mempunyai 22 buah atom karbon dan 6 buah ikatan
rangkap. DHA merupakan suatu asam lemak tak jenuh ganda rantai panjang (Long-chain
polyunsaturated fatty acid = LC-PUFA). Struktur DHA adalah C22:6n-3, dengan 22 atom karbon
dan memiliki 6 ikatan rangkap pada rantai asam lemak tersebut. Letak ikatan rangkap mulai pada
atom karbon nomor 3 dari gugusan metil sehingga disebut sebagai omega 3 (n-3). Ikatan rangkap
yang pertama terletak pada atom karbon ketiga dari gugus metal terakhir, oleh karena itu
termasuk asam omega 3.1
DHA merupakan salah satu asam lemak esensial yang dapat disintesis dari asam alpha
linolenat (ALA) melalui proses elongasi dan desaturasi atau dapat diperoleh langsung dalam
bentuk DHA. DHA terutama terdapat pada hewan banyak dijumpai pada minyak ikan, terutama
ikan Tuna, Mackerel, Salmon, Sardin, Herring. DHA ditemukan juga pada ikan laut pada
umumnya, daging, sapi, telur dalam prosentasi yang lebih kecil. Sumber nabati seperti jamur,
minyak jagung, minyak kelapa juga mengandung DHA dengan jumlah yang sangat sedikit. Pada
periode tumbuh tumbuhkembang otak, kandungan AA dan DHA meningkat pada membran sel
saraf. Dengan adanya fakta ini diduga AA dan DHA berperan penting dalam proses tumbu
hkembang otak, terutama pada saat otak tumbuh dengan cepat, yaitu pada trimester ketiga
kehamilan hingga usia 2-3 tahun3

Struktur Asam Dokosahexaenoic (DHA)


DHA berasal dari asam lemak esensial. Asam lemak esensial adalah nutrisi penting yang
diperlukan untuk pertumbuhan, pemeliharaan dan fungsi dari berbagai proses fisiologis, dimana
tubuh manusia tidak dapat mensintesisnya sehingga harus diperoleh dari makanan. Asam lemak
adalah bentuk lemak yang paling sederhana, terdiri atas rantai karbon yang biasanya berjumlah
genap dengan gugus asam karboksilat pada salah satu ujungnya dan gugus metil pada ujung
lainnya. Berdasarkan ada tidaknya ikatan rangkap, asam lemak terbagi menjadi asam lemak
jenuh, asam lemak tidak jenuh tunggal dan asam lemak tidak jenuh ganda.3

3
Asam lemak esensial disebut juga dengan asam lemak tidak jenuh ganda. Ada 2 jenis
asam lemak tidak jenuh ganda yaitu asam lemak omega-3 dan asam lemak omega-6. Ikatan
rangkap pertama dari omega-3 yaitu alpha-linolenic acid (ALA) dan turunan rantai panjangnya
yaitu eicosapentaenoic acid (EPA) dan docosahexaenoic acid (DHA), berada pada posisi rantai
karbon ke-3 dari gugus metil. Ikatan rangkap pertama dari omega-6 berada pada posisi rantai
karbon ke-6 dari gugus metil, yaitu linoleic acid (LA), gamma-linolenic acid (GLA),
docosapentaenoic acid (DPA) dan arachidonic acid (AA). Keseimbangan antara kedua asam
lemak esensial ini sangat penting.3

Biosintesis DHA
Terdapat jalur metabolisme yang menghubungkan ALA dengan DHA. Jalur ini
melibatkan serangkaian reaksi pemanjangan dan desaturasi yang dikatalisis oleh enzim. Enzim
pemanjangan, yang disebut elongase berfungsi menambahkan pasangan atom karbon ke rantai
asil yang sedang tumbuh. Dalam hal ini enzim tersebut dapat mengubah asam lemak 18-karbon
menjadi asam 22-karbon. Sedangkan enzim desaturase memasukkan ikatan rangkap ke dalam
rantai asil, dan mengubah suatu asam lemak dengan 3 ikatan rangkap dalam rantai aslinya
menjadi satu dengan 6 ikatan rangkap. Reaksi-reaksi ini terjadi terutama di dalam retikulum
endoplasma. Jalur biosintesis ini terutama terjadi di dalam hati. Langkah awal di jalur adalah
konversi ALA menjadi asam stearidonic (18: 4n-3), dikatalisis oleh Δ-6desaturase, yang
umumnya dianggap sebagai reaksi ratelimiting di jalur. Δ-6-desaturase dikodekan oleh gen asam
lemak desaturase 2. Asam stearidonic diubah menjadi 20: 4 n-3 dengan penambahan 2 karbon
oleh enzim elongase-5, yang disandikan oleh asam lemak elongase 5 (Elovl5). 20: 4 n-3
kemudian dikonversi menjadi Asam Eikosapentaenoat (EPA; 20: 5 n-3) dengan memasukkan
ikatan rangkap yang dikatalisis oleh Δ-5-desaturase, yang dikodekan oleh gen asam lemak
desaturase.4

4
EPA dapat memanjang dengan elongase 2 (dikodekan oleh Elovl2) untuk membentuk
asam docosapentaenoic n-3 (DPA; 22: 5n-3) dan kemudian ke 24: 5n-3 diikuti oleh desaturasi
yang lagi-lagi menggunakan aktivitas Δ-6-desaturase untuk membentuk 24: 6n-3. Desaturasi ini
tampaknya dikatalisis oleh Δ-6-desaturase yang sama seperti pada langkah pertama jalur. 24: 5
n-3 kemudian ditranslokasi dari retikulum endoplasma ke peroksisom di mana ia mengalami satu
putaran oksidasi β untuk membentuk DHA. Penting untuk dicatat bahwa enzim yang sama aktif
dalam metabolisme keluarga asam lemak n-6, mengubah asam n-6 asam linoleat asam lemak
esensial (18: 2 n-6) menjadi asam arakidonat (20: 4n- 6) dan ke n-6 DPA (22: 5n-6). Dengan
demikian, ada persaingan antara konversi asam lemak n-6 dan n-3. Enzim pembatas laju, Δ-
6desaturase, memiliki preferensi untuk ALA daripada asam linoleat. Namun, ini mungkin lebih
dari diimbangi dengan kelimpahan asam linoleat yang lebih besar daripada ALA dalam
kebanyakan diet manusia, yang berarti bahwa metabolisme yang lebih disukai. Selain
ketersediaan substrat asam lemak esensial dan persaingan di antara mereka, sejumlah faktor lain
telah ditunjukkan untuk mengatur jalur.4

5
Seperti yang sudah dijelaskan pada literatur sebelumnya, induk dari asam lemak omega-3
adalah alpha linolenic acid (ALA). ALA dengan bantuan enzim delta-6-desaturase dapat berubah
menjadi stearidonic acid kemudian oleh enzim delta-5desaturase dikonversi tubuh menjadi
eicosapentaenoic acid(EPA) dan oleh enzim delta4-desaturase dirubah menjadi docosahexaenoic
acid (DHA). DHA (asam dokosaheksaenoat) atau yang di kenal sebagai omega-3. Proses
pembuatan DHAmaupunAA difasilitasi olehenzim desaturase dan elongase. Aktifitas kedua
enzim ini masih sangat kurangpadabayiprematurbahkanpadabayi aterm sampai usia 4-6 bulan.
Karenanya penambahan DHA dan AA pada bayi prematur sangat dianjurkandengandosis yang
mengacupada kandungan asam lemak dalamASI. Aktifitas enzim desaturase maupun elongase
dipengaruhi oleh asam lemak yang terdapat pada makanan. Minyak ikan yang mengandung
banyak DHA akan menghambat aktifitas enzim tersebut sehingga dapat menghambat
pembentukan AA. Sebaliknya minyak jagung atau safflower memacu aktifitas enzim desaturase
sehingga meningkatkan pembentukanAA.5

Transport DHA Transplasenta


Pada masa janin, DHA dan asam arakidonat didapatkan melalui transfer plasenta. Selama
hamil kebutuhan akan asam lemak esencial meningkat seiring dengan pertumbuhan janin. Pada
trimester 3 kehamilan kebutuhan janin akan AA dan DHA meningkat karena terjadi
pertumbuhan jaringan otak yang sangat cepat. Untuk mencukupi kebutuhan itu janin sepenuhnya
bergantung pada ibu melalui transfer plasenta. Plasenta bertanggungjawab atas transfer nutrisi
antara 2 sirkulasi, sirkulasi ibu dan janin. Sirkulasi ibu dan janin dipisahkan oleh suatu lapisan
tunggal dari epithelium yang terpolarisasi yaitu sinsitiotrophoblas, yang kontak langsung dengan
darah ibu. Proses transfer terjadi pada membran mikrovillus dan membran basal dari
sinsitiotrophoblas.1,6
Asam lemak melewati placenta dalam bentuk non-esterifed fatty acids (NEFA) yang
diturunkan dari lipoprotein. Lipoprotein dihidrolisasi oleh lipoproteinlipase yang terdapat pada
permukaan placenta ibu. Proses transporaasi bergantung pada gradien konsentrasi NEFA dan
basal binding site pada membran plasenta. Gradien konsentrasi NEFA antara ibu dan janin
meningkat selama kehamilan, yang mendorong transfer asam lemak ibu ke janin10. Kebutuhan
DHA pada ibu hamil belum dapat ditentukan. Menurut World’sleading expertson lipids
kebutuhan minimal DHA wanita hamil dan menyusui 300 mg perhari. Dari suatu survey nasional

6
di AS didapatkan rata-rata konsumsi DHA pada trimester akhir ibu hamil antara 0-100 mg
perhari. Kuranglebih 90 % wanita mengkonsumsi DHA dibawah rekomendasi minimum 300 mg.
Penelitian menunjukkan bahwa pemberian DHA dapat ditoleransi dan tidak menimbulkan gejala
klinik yang serius. Pada wanita hamil pemberian obat ini menimbulkan efek samping yang
ringan yaitu mual dan rasa tidak nyaman di perut. 6

Sumber Alamiah DHA


DHA ditemukan dalam jumlah yang cukup tinggi dalam makanan laut dan produk yang
berasal dari makanan laut. Dalam satu porsi makanan laut, kurang lebih 10 kali lipat kadar DHA
yaitu setara dengan 1–1,75 g DHA per porsi. Contoh ikan berlemak yang memiliki kandungan
DHA adalah makarel, salmon, trout, herring, tuna dan sarden. Sebagai perbandingan, ikan tanpa
lemak seperti cod, haddock, dan plak biasanya menyediakan sekitar 0,1-0,2 g DHA per porsi.
Meskipun tuna adalah ikan berlemak, tuna kalengan telah dihilangkan minyaknya selama
pemrosesan dan karena itu rendah kandungan asam lemak n-3 termasuk DHA.4
Daging dan lemak mamalia laut seperti anjing laut dan paus juga kaya akan asam lemak
n-3 termasuk DHA, meskipun ini biasanya tidak dimakan oleh kebanyakan manusia. DHA
ditemukan dalam jumlah sedang di dalam makanan turunan hewani seperti telur dan daging. Air
susu ibu dan susu mamalia lainnya mengandung DHA. Analisis data dari 65 studi lebih dari
2.400 wanita dari seluruh dunia memberikan konsentrasi rata-rata DHA dalam ASI sebagai
0,32% dari total asam lemak berat dengan kisaran 0,06-1,4%. Konsentrasi DHA ASI tertinggi
ditemukan di pesisir populasi dan dikaitkan dengan konsumsi makanan laut. Karena ikan
berlemak adalah sumber makanan terkaya DHA, asupan DHA sangat dipengaruhi oleh konsumsi
ikan.4
Literatur lain menyatakan bahwa dalam alam, jalur biokimia untuk membuat asam lemak
tak jenuh ganda n-3 dan n-6 (asam linoleat dan asam a-linolenat) hanya terdapat pada kloroplast
sel tumbuhan, algae dan beberapa jamur, sehingga tumbuhan merupakan sumber utama asam
lemak esensial ini. Ikan dan beberapa binatang laut tertentu mendapatkan bahan ini dari
fitoplankton dalam rantai makanannya. Selanjutnya tubuhnya mampu memproses lebih lanjut
melalui kerja enzim elongase dan desaturase sehingga minyak ikan menjadi sumber yang kaya
akan DHA khususnya ikan laut dalam seperti salmon, mackerel, herring dan tuna. Manusia juga
mempunyai sistim enzim untuk memperpanjang rantai dan desaturasi, sehingga dapat membuat

7
DHA dan asam arakidonat dari asam lemak n-3 dan n-6.20 Dengan demikian manusia dapat
memperoleh DHA dari minyak ikan maupun dari prekursornya yang terdapat dalam minyak
tumbuhan.1

Peranan DHA pada perkembangan otak


Hanya sedikit penelitian klinis mengenai peranan DHA dan perkembangan kognitif pada
bayi. Suatu penelitian membandingkan efek suplementasi asam lemak esensial pada kelompok
bayi prematur yang diberikan formula DHA dengan kelompok kontrol tanpa suplementasi.
Didapatkan pada bayi yang mendapatkan suplementasi DHA mempunyai skor yang lebih tinggi
dalam penilaian perkembangan mental dan psikomotor saat usia 18 bulan. Lemak merupakan
komponen utama penyusun otak yang terdiri dari kolesterol dan fosfolipid yang kaya asam
lemak rantai panjang. Asam lemak rantai panjang yang paling banyak didapatkan dalam
fosfolipid otak adalah AA dan DHA. Pada periode perkembangann otak, kandungan AA dan
DHA meningkat pada membran sel saraf. Dengan adanya fakta ini diduga AA dan DHA
berperan penting dalam proses perkembangan otak, terutama pada saat otak tumbuh dengan
cepat, yaitu pada trimester ketiga kehamilan hingga usia 2 sampai 3 tahun. Dalam jaringan otak,
terutama dalam bagian kelabu mempunyai kandungan DHA yang tinggi dibandingkan dengan
bagian putih.3
Penelitian yang dilakukan oleh The DHA Intake and Measurement of Neural
Development (DIAMOND) hasil ini menunjukkan bahwa keseimbangan DHA / ARA dapat
menjadi faktor penting dalam pemberian DHA pada hasil kognitif dan perkembangan pada masa
bayi dan anak usia dini. Hasil DIAMOND menunjukkan efek yang signifikan, bermakna, dan
tahan lama dari pemberian susu formula tambahan DHA pada bayi sejak lahir hingga usia 12
bulan.7 Proses metabolisme DHA pada neuron sudah dimulai sejak masa perkembangan otak.
DHA pada sel neuron bersumber dari DHA plasma darah yang bersumber dari makanan atau
proses biosíntesis di hati dan síntesis local di otak. Diantara sel saraf terdiri dari sel neuron,
astrosit, mikroglia dan aligomikroglia yang mampu mensintesis DHA adalah astrosit. Sel neuron
sebagai target DHA tidak dapat melakukan síntesis oleh karena tidak adanya enzim desaturase.
Pada trimester tiga kehamilan kebutuhan janin akan DHA meningkat karena terjadi pertumbuhan
otak yang sangat cepat. Untuk mencukupi kebutuhan itu janin sepenuhnya tergantung pada ibu
melalui tranfer placenta. Konsentrasi DHA pada bayi baru lahir mempunyai korelasi dengan

8
status DHA ibu, sehingga dengan berlanjutnya kehamilan status DHA pada ibu hamil semakin
berkurang, sedangkan semakin berat bayi kadar DHA yang dibutuhkan janin semakin besar.
Pada periode tumbuh kembang otak kandungan DHA meningkat pada membran sel saraf.
Dengan adanya fakta ini diduga DHA berperan penting dalam proses tumbuh kembang otak
terutama pada saat otak tumbuh dengan cepat yaitu trimester ketiga kehamilan.6
Dalam neuron, DHA berperan sebagai bagian struktural non mielin dari membran
neuron, yaitu AA terdistribusi di fosfolipid membran sekeliling badan sel, sedangkan DHA
sangat banyak didapatkan di membran presinaptik. Selama pertumbuhan otak, neuron
berdiferensiasi membentuk akson dan dendrit yang akan diakhiri dengan pertumbuhan growth
cones. Proses perpanjangan akson dan transformasi membutuhkan komposisi asam lemak,
khususnya DHA. Suatu penelitian mendapatkan bahwa DHA berperan pada membran growth
cones. Pada saat cadangan DHA sangat terbatas, membran sel neuron menjadi prioritas utama
dalam perkembangan sel, diikuti perpanjangan akson dan growth cone, pada akhirnya sangat
membantu dalam transfer impuls antar jaringan.3 DHA dalam membran neuron berperan sebagai
modulator untuk mengontrol pelepasan dan penyerapan kembali neurotransmiter serta transmisi
sinaptik. DHA berperan penting dalam pengaturan neurotransmiter dalam sistem impuls saraf
dan pertumbuhan neuron khususnya growth cone dan sinaptogenesis. Bayi yang mengkonsumsi
ASI atau formula yang mengandung DHA akan menunjukkan developmental quotient (DQ)
yang lebih tinggi, kemampuan memecahkan masalah yang lebih baik. Kadar DHA di dalam
plasma dan fosfolipid eritrosit juga lebih tinggi, tetapi penilaian fungsi kognitif kedua kelompok
pada usia 2 tahun tidak menunjukkan perbedaan jika dibandingkan dengan bayi yang
mengkonsumsi formula tanpa dan DHA.3
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kekurangan makanan ibu dari asam
docosahexaenoic (DHA), vitamin D, asam folat dan yodium berhubungan dengan berbagai hasil
kesehatan janin dan / atau bayi yang buruk yang sebagian besar memengaruhi perkembangan dan
/ atau fungsi otak pada masa bayi dan sering sepanjang hidup. Oleh karena itu, asupan nutrisi ibu
yang memadai sangat penting ketika berencana untuk hamil dan selama kehamilan dan
menyusui.Tinjauan literatur saat ini dilakukan untuk meringkas manfaat potensial dari
suplementasi ibu dengan DHA, vitamin D, asam folat dan yodium selama kehamilan dan / atau
menyusui untuk perkembangan dan / atau fungsi otak janin dan / atau bayi. 8

9
Peranan DHA pada ketajaman penglihatan
Sejumlah penelitian menilai efek suplementasi asam lemak esensial terhadap fungsi
penglihatan. Asam lemak esensial terutama sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan
normal janin dan bayi, juga untuk perkembangan otak dan penglihatan. Bayi cukup bulan
cenderung tergantung akan DHA untuk pematangan fungsi optimal dari retina. Peran omega-3
bagi perkembangan ketajaman penglihatan adalah pada tingginya konsentrasi DHA dalam
selaput fotoreseptor retina dan neuron yang merupakan indikasi pentingnya DHA dalam fungsi
membran, termasuk transduksi sinyal, neurotransmisi, dan neurogenesis. Dengan sifat
ketidakjenuhannya yang tinggi, DHA juga dapat mempengaruhi fluiditas membran retina,
ketebalan membran dan deformabilitas sehingga juga akan mempengaruhi aktivitas protein
transmembran. Fosfolipid yang mengandung DHA memiliki hubungan yang kuat dengan
rodopsin, yaitu fotopigmen yang penting untuk proses transduksi.3
Pengembangan retina manusia membutuhkan kompleks interaksi jaringan saraf dan
pembuluh darah yang dimulai pada awal kehamilan dan berlanjut hingga pertengahan masa
kanak-kanak. Proses yang terlibat dalam pematangan retina yaitu termasuk sel batang dan
kerucut serta migrasi fotoreseptor. Selama perkembangan janin semua tipe sel di retina muncul
dalam gradien pusat-ke-periferal. Mitosis dalam fovea berhenti pada usia postmenstrual (PMA)
14 minggu tetapi berlanjut di batas terluar ke PMA setidaknya 29 minggu. Pada 20-22 minggu
PMA, pusat dan pertengahan batang perifer dan kerucut mulai berdiferensiasi, dan pada 28
minggu semua lapisan sel hadir. Migrasi fotoreseptor kerucut menuju lubang foveal dan
pergerakan sel-sel ganglion menjauh dari foveal lubang berlanjut sampai melampaui PMA 57
minggu. Karena DHA penting untuk perkembangan sel retina dan prada bayi premature
mengalami penurunan DHA selama trimester terakhir sistem penglihatan bagi banyak dari anak-
anak ini mungkin merugikan terpengaruh. 9
Pada penelitian yang telah dilakukan pada bayi cukup bulan dengan pengacakan saat
lahir, Panel menganggap bahwa konsumsi susu formula bayi yang ditambah dengan DHA sekitar
0,36% dari total asam lemak sejak lahir hingga 12 bulan dikaitkan dengan fungsi visual yang
lebih baik pada bayi cukup bulan dibandingkan dengan Konsumsi formula yang tidak didukung,
bahkan jika hubungan dosis-respons belum diuji secara langsung dan tidak semua penelitian
yang dilakukan pada dosis yang direkomendasikan mencapai kesimpulan yang sama. 10

10
Penelitian pada bayi cukup bulan menunjukkan bahwa kadar omega-3 yang rendah pada
awal kehidupan berakibat pada berkurangnya ketajaman penglihatan dan ketidakmampuan
mengenal huruf pada masa anak. Kadar asam lemak esensial yang cukup pada waktu bayi
menyebabkan perubahan permanen pada struktur dan fungsi retina dengan mempengaruhi proses
pembentukan sinaps selama periode penting dari perkembangan, kecukupan asam lemak esensial
pada masa ini memiliki efek jangka panjang pada ketajaman penglihatan.9 Penelitian uji klinis
tersamar ganda (RCT) yang dilakukan di 2 kota yaitu kota Dallas dan Kansas pada 343 bayi yang
lahir sehat dan cukup bulan, yang di bagi 4 kelompok secara acak yaitu kelompok kontrol (0%
DHA), 0.32% DHA, 0.64% DHA dan 0.96% DHA, dimana formula dengan DHA diberikan
0.64% AA. Kelompok kontrol memiliki ketajaman penglihatan yg lebih buruk dibandingkan
dengan kelompok yang menerima formula DHA (P <0.001) pada usia 12 bulan, namun tidak ada
perbedaan bermakna diantara 3 kelompok DHA yang berbeda.3

Kesimpulan
DHA merupakan salah satu asam lemak esensial yang dapat disintesis dari asam alpha
linolenat (ALA) melalui proses elongasi dan desaturasi atau dapat diperoleh langsung dalam
bentuk DHA. DHA berasal dari asam lemak esensial. Asam lemak esensial disebut juga dengan
asam lemak tidak jenuh ganda. Ada 2 jenis asam lemak tidak jenuh ganda yaitu asam lemak
omega-3 dan asam lemak omega-6. Ikatan rangkap pertama dari omega-3 yaitu alpha-linolenic
acid (ALA) dan turunan rantai panjangnya yaitu eicosapentaenoic acid (EPA) dan
docosahexaenoic acid (DHA), berada pada posisi rantai karbon ke-3 dari gugus metil. DHA
ditemukan dalam jumlah yang cukup tinggi dalam makanan laut dan produk yang berasal dari
makanan laut. Contoh ikan berlemak yang memiliki kandungan DHA adalah makarel, salmon,
trout, herring, tuna dan sarden. DHA memiliki peranan penting antara lain dalam perkembangan
otak serta ketajaman pengelihatan pada bayi.

11
Daftar Pustaka
1. Tangkilisan HA, Lestari H. Peran Penambahan DHA pada Susu Formula. Sari Pediatri.
2001: 3 (3). H. 147-151
2. Horrocks L, Yeo YY. Health Benefit of Docosahexaenoic Acid (DHA). Pharmacological
Reserch. 1999: 4(3).h.211-214
3. Simarmata N dkk. Peran Asam Lemak Essensial terhadap Perkembangan Otak dan
Ketajaman Pengelihatan. Majalah Kedokteran Nusantara.2012: 45(3).h.177-180
4. Colder PC. The Role of DHA in The First 1000 Days. Ann Nurr Mutab. 2016: 69(1).h.8-
21
5. Diana FM. Omega 3. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2012: 6(2).h.113-115
6. Parti DD. Pengaruh Pemberian Suplemen DHA pada Ibu Hamil terhadap Berat Badan
dan Lingkar Kepala Bayi Baru Lahir. Stomatognatic. 2015: 12(1).h.35-37
7. Colombo dkk. Docosahexaenoic acid (DHA) and Arachidonic Acid (ARA) Balance
Indevelopment Outcome. Prostglandin Leukot Essent Fatty Acid. 2017: 125(1).h.52-56
8. Morse NL dkk. Benefits of Docosahexaenoic Acid, Folic Acid, Vitamin D and Iodine on
Foetal and Infant Brain Development and Function Following Maternal Supplementation
during Pregnancy and Lactation. Nutrients.2012: 4(1). h.800
9. Molloy C dkk. Docosahexaenoic Acid and Visual Functioning in Preterm Infants: A
Review. 2017.125(2).h. 1-6
10. Scientific Opinion of the Panel on Dietetic Products, Nutrition and Allergies. DHA and
ARA and visual development. 2019.941.h.1-4

12

Anda mungkin juga menyukai