Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh

semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan

kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,

sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang

produktif secara social dan ekonomis. Pembangunan Nasional harus

berwawasan kesehatan, yaitu setiap kebijakan publik selalu

memperhatikan dampak pada kesehatan (Kemenkes RI, 2013 dalam

Cope, 2017).

Pembangunan kesehatan pada dasarnya menyangkut semua segi

kehidupan baik fisik, mental maupun social ekonomi, dan perkembangan

pembangunan kesehatan selama ini menjadi perubahan orientasi baik

tata nilai maupun pemikiran, terutama mengenai upaya pemecahan

masalah di bidang kesehatan yang dipengaruhi oleh politik, ekonomi,

social budaya pertahanan dan keamanan serta ilmu pengetahuan dan

teknologi. Perubahan orientasi tersebut akan mempengaruhi proses

penyelenggaraan pembangunan kesehatan disamping hal tersebut dalam

pelaksanaan pembangunan kesehatan perlu memperhatikan jumlah

penduduk yang terdiri dari adat istiadat yang menghuni ribuan pulau yang

1
terpencar-pencar dengan tingkat dan pendidikan social yang beragam

(Depkes RI, 2007)

Untuk mencapai derajat kesehatan nasional yang optimal bagi

setiap penduduk, pelayanan kesehatan harus dilaksanakan secara

menyeluruh dan terpadu dalam pelayanan kesehatan perorangan,

pelayanan kesehatan keluarga maupun pelayanan kesehatan

masyarakat (Depkes RI, 2006 dalam Cope, 2017).

Transmisi malaria telah terjadi di 106 Negara sebanyak 97 Negara

di antaranya merupakan daerah endemis malaria. Sebanyak 3,3 milyar

penduduk dunia tinggal di daerah beresiko tertular malaria. Perkiraan

jumlah kasus malaria di dunia sebanyak 219 juta kasus pada tahun 2013.

Di mana 32 juta kasus terjadi di kawasan asia tenggara. Setiap tahunnya

sebanyak 660 orang menimggal dunia karena malaria, 320 ribu di antara

berbeda di Negara kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Di

perkirakan 35% penduduk Indonesia tinggal di daerah API yang beresiko

tertular malaria (WHO,2013)

Malaria adalah penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh parasit

jenis protozoa dari genus Plasmodium yang secara alamiah ditularkan

lewat gigitan nyamuk Anopheles betina. Sampai saat ini ada 4 spesies

yang secara alamiah dapat menyerang manusia, yaitu Plasmodium

falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale dan Plasmodium

malariae. Penyakit ini masih merupakan masalah kesehatan dunia,

2
terutama di Negara sedang berkemban yang beriklim tropis, termasuk

Indonesia. WHO memasukkan malaria menjadi salah satu penyakit

“Emerging infectious diseases” yang perlu diwaspadai dan ditanggulanggi

dengan saksama. Di Indonesia, terutama Indonesia Bagian Tengah dan

Timur yang umumnya merupakan daerah endemis malaria, penyakit ini

termasuk dalam 10 kelompok penyakit utama yang banyak menyerang

masarakat di pedesaan, sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB),

yang makan banyak korban jiwa. Lebih 50 % penyebabnya adalah

Plasmodium falciparum. Untuk mangantisipasi masaalah ini, tenaga

medis yang menengani traveler harus diingatkan kembali,

penatalaksanaan malaria yang tepat.dalam bahasan ini dapat kita ikuti

penatalaksanaan malaria yang tepat (Irianto, 2014).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota

Ternate didapatkan bahwa jumlah kasus malaria di Puskesmas

Kalumata pada tiga tahun terakhir (tahun 2016, 2017, dan 2018) dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

3
Tabel 1.1
Jumlah Kasus Malaria Per-Puskesmas Di Wilayah Kerja Dinas
Kesehatan Kota Ternate Tahun 2016-1018.

Jumlah Kasus Malaria

No Puskesmas 2016 2017 2018

1 Sulamadaha 332 468 349

2 Siko 1564 2233 186

3 Kalumpang 692 527 445

4 Kota 228 527 445

5 Kalumata 1218 1361 365

6 Gambesi 220 355 227

7 Moti 73 475 273

8 Mayau 54 239 115

9 Hiri 58 39 44

10 Jambula 345 468 217

11 Bahari Berkesan - - 161

Jumlah 4834 6764 2892

Sumber: Data Dinas Kesehatan Kota Ternate Tahun 2018

Berdasarkan data yang di peroleh dari dinas kesehatan Kota Ternate

untuk seluruh wilayah kerja Puskesmas untuk prevalensi kasus malaria

tertinggi berada di puskesmas siko dengan jumlah kasus 2016-2018

4
sebanyak 2.944 kasus . Sedangkan jumlah kasus malaria yang terendah

terdapat di puskesmas hiri yaitu dari tahun 2016-2018 sebanyak 141 kasus.

Berdasarkan data yang diperoleh di wilayah kerja puskesmas

Kalumata jumlah kasus malaria tahun 2016 jumlah kasus Malaria sebanyak

97 pasa tahun 2017 menurun sebanyak 49 pada tahun 2018 meningkat

sebanyak 115 kasus. Data tersebut mengalami penurunan 48 kasus dari

tahun 2016-2017 dan peningkatan kasus malaria dari tahun 2017 ke tahun

2018 sebanyak 66 kasus.(Data sekunder 2016-2018 di Puskesmas

Kalumata Kota Ternate).

B.Rumusan Masalah

Bagaimana manajemen program eliminasi penyakit Malaria di

Puskesmas Kalumata Kota Ternate?

C.Tujuan Penilitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui manajemen program eliminasi penyakit

malaria di Puskesmas Kalumata Kota Ternate.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui perencanaan manajemen program eliminasi

penyakit malaria di Puskesmas Kalumata Kota Ternate.

b. Untuk mengetahui perorganisasian manajemen program eliminasi

penyakit malaria di Puskesmas Kalumata Kota Ternate.

5
c. Untuk mengetahui pengerakan manajemen program eliminasi

penyakit malaria di Puskesmas Kalumata Kota Ternate.

d. Untuk mengetahui pengawasan manajemen program eliminasi

penyakit malaria di Puskesmas Kalumata Kota Ternate.

D. Manfaat Penilitian

1. Manfaat ilmiah

Memberikan informasi yang akan menjadi bahan pengetahuan

masyarakat pada umumnya dalam upaya eliminasi penyakit malaria

agar kasus malaria kedepan menjadi berkurang.

2. Manfaat institusi

Memberikan gambaran dan data kepada pihak institusi agar

dapat meningkatkan kinerja dan kualitas program kesehatan,

khususnya program malaria di puskesmas kalumata dalam rangka

mencapai derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik.

3. Manfaat peneliti

Mengetahui tentang cara penelitian ilmiah terutama tentang

manajemen program eliminasi penyakit malaria, dan dapat menambah

ilmu pengetahuan, wawasan, pengalaman, dan merupakan salah satu

referensi bagi peniliti yang berkaitan dengan manajemen program

mala

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Manajemen

1. Pengertian manajemen

Manajemen adalah upaya mengatur segala sesuatu (sumber

daya) untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam kegiatan mengatur

ini kemudian timbul beberapa masaalah. Siapa yang mengatur,

mengapa harus diatur, dan apa tujuan dari pengaturan tersebut. Dari

pernyataan tersebut maka diperlukan kegiatan mempelajari,

mendalami, dan mempraktikkan konsep manajemn secara baik

sehingga tujuan organisasi dapat dicapai dengan baik (Samsudin,

2006).

Manajemen adalah suatu proses khas, yang terdiri dari

perencanaan, penggerakkan, pelaksanaan, dan pengendalian yang

dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah

ditentukan dengan memanfaatkan manusia dan sumber daya lainnya

(Irmawati, 2008).

Manajemen merupakan ilmu dan seni yang mengatur sumber

daya manusia dan sumber-sumber lainnya untuk mencapai suatu

tujuan secara bersama-sama pula. Dari segi esensinya bahwa

7
manajemen adalah pembentukan karakter manusia baru pengelolaan

secara terstruktur (Efendi, 2014).

Manajemen berarti proses mengkordinasi kegiatan atau aktivitas

kerja sehingga dapat diselesaikan secara efisisen serta efektif dengan

dan melalui orang lain. Selain harus efisien dan efektif,

mengkordinasikan pekerjaan orang lain merupakan hal yang

membedakan posisi manajerial tidak bisa semuanya melakukan apa

yang diinginkannya setiap saat atau setiap tempat (Hasibuan, 2008).

2. Pengertian fungsi manajemen

Di dalam manajemen terdapat atau terdiri dari fungsi-fungsi

manajemen. Secara umum fungsi manajemen terdiri dari empat

aspek yaitu: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan

pengawasan (Kasmir, 2016).

Dalam proses pelaksanaannya, manajemen mempunyai tugas-

tugas dan kegiatan-kegiatan tertentu yang harus dilaksanakan. Tugas

ini dinamai fungsi-fungsi manajemen. Berikut ini di kemukakan fungsi-

fungsi manajemen menurut pendapat beberapa ahli manajemen.

Berikut beberapa pendapat mengenai fungsi manajemen menurut para

ahli yaitu:

a. Menurut henry fayol, fungsi manajemen terdiri atas:

1) Planning (fungsi perencanaan)

2) Organizing (fungsi pengorganisasian)

8
3) Commanding (fungsi perintah)

4) Coordinating (fungsi pengorganisasian)

5) Controlling (fungsi pengawasan)

b. Menurut George r. terry, fungsi manajemen terdiri atas:

1) Planning (fungsi perencanaan)

2) Organizing (fungsi pengorganisasian)

3) Actuating (fungsi pengerakkan)

4) Controlling (fungsi pengawasan)

c. Menurut koontz dan O’Donnel, fungsi manajemen terdiri atas:

1) Planning (fungsi perencanaan)

2) Organizing (fungsi pengorganisasian)

3) Staffing (fungsi penyusunan staf)

4) Directing (fungsi pengarahan)

5) Controlling (fungsi pengawasan)

Fungsi-fungsi manajemen menurut para ahli secara umum

memiliki kesamaan misalnya fungsi perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, pengendalian yaitu untuk mencapai suatu tujuan, dari

beberapa fungsi manajemen menurut para ahli maka dalam penelitian

ini peneliti menggunakan beberapa fungsi manajemen yaitu

perencanaan, pengawasan, penggerakan, pengorganisasian

B. Tinjauan Umum Tentang Perencanaan

1. Pengertian perencanaan (planning)

9
Perencanaan merupakan suatu proses menganalisis dan

memahami sistem yang di anut, merumuskan tujuan umum dan tujuan

khusus yang ingin atau hendak dicapai, memperkirakan segala

kemampuan yang dimiliki, menguraikan segala kemungkinan yang

dapat dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,

menganalisis efektifitas dari berbagai kemungkinan tersebut, serta

mengikatnya, dalam suatu sistem pengawasan yang terus-menerus,

sehingga dicapai hubungan yang optimal antara rencana yang

dihasilkan dengan sistem yang dianut (Darmawan, 2016).

2. Fungsi perencanaan

Ada empat (4) fungsi perencanaan yaitu:

1. Perencanaan sebagai pengarah

Perencanaan akan menghasilkan upaya-upaya pencapaian

tujuan dengan cara yang lebih terkoordinasi. Organisasi yang tidak

menjalankan perencanan sangat mungkin untuk mengalami konflik

kepentingan, pemborosan sumber daya, dan ketidakkeberhasilan

dalam pencapaian tujuan di karenakan bagian-bagian dari

organisasi bekerja secara sendiri-sendiri tanpa ada kordinasi yang

jelas dan terarah. Perencanaan dalam hal ini memegang fungsi

pengarahan dari apa yang harus di capai oleh organisasi.

2. Perencanaan sebagai minimalisasi ketidakpastian

10
Pada dasarnya, segala sesuatu di dunia ini akan mengalami

perubahan. Tidak ada yang tidak di ubah kecuali perubahan itu

sendiri. Perubahan sering kali sesuai dengan apa yang kita

pikirkan, akan tetapi tidak jarang pula perubahan terjadi diluar

perkiraan kita sebelumnya, sehingga menimbulkan ketidakpastian

bagi organisasi. Ketidakpastian inilah yang dapat diminimalkan

melalui kegiatan perencanaan. Dengan adanya perencanaan,

diharapkan ketidakpastian yang mungkin akan terjadi di masa

yang akan dating dapat di antisipasi.

3. Perencanaan Sebagai minimalisasi pemborosan sumber daya.

Perencaan juga berfungsi sebagai minimalisasi pemborosan

sumber daya organisasi yang digunakan. Jika perencaan

dilakukan dengan baik, maka jumlah sumber daya yang

dibutuhkan, cara penggunaannya, dan tujuan penggunaannya

dapat dipersiapkan lebih baik sebelum kegiatan dijalankan.

Dengan demikian, pemborosan terkait dengan penggunaan

sumberdaya yang dimiliki organisasi dapat diminimalkan, sehingga

tingkat efisiensi dari organisasi akan meningkat.

4. Perencaanaan Sebagai Penetapan Standar Pengawasan Kualitas

Perencanaan berfungsi sebagai penetapan standar kualitas

yang harus dicapai oleh organisasi dan diawasi pelaksanaannya

dalam fungsi pengawasan manajemen. Dalam perencanaan,

11
organisasi menentukan tujuan dan rencana-rencana untuk

mencapai tujuan tersebut. Dalam pengawasan, organisasi akan

membandingkan antara tujuan yang ingin dicapai dengan realisasi

atau kondisi faktual dilapangan, mengevaluasi penyimpangan-

penyimpangan yang mungkin terjadi, hingga mengambil tindakan

yang dianggap perlu untuk memperbaiki kinerja organisasi

(Darmawan, 2016).

Perencanaan sangat erat hubungannya dengan fungsi-

fungsi manajemen lainnya terutama dengan pengendalian

(pengawasan) dan penganggaran. Perencanaan sebagai proses

analisis dan pengambilan keputusan yang berakhir apabila suatu

rencana khusus telah dikembangkan. Rencana di laksanakan

melakukan tindakan terinci yang di tujukan untuk mencapai

sasaran yang telah ditetapkan.

3. Jenis-jenis perencanaan

Perencanaan dapat dibedakan dalam beberapa bentuk yang

berbeda.

a. Perencanaan bidang fungsional mencakup rencana produksi,

pemasaran, keuangan, dan personalia, dan setiap faktor

memerlukan tipe perencanaan yang berbeda, misalnya

perencanaan kebutuhan bahan baku, skeduling, produksi, jadwal

12
pemeliharaan mesin, target penjualan, program promosi, dan

sebagainya.

b. Tingkat organisasional termasuk keseluruhan organisasi atau

satuan-satuan kerja organisasi, teknik-teknik dan isi perencanaan

berbeda untuk tingkat yang berbeda pula. Perencanaan organisasi

keseluruhan akan lebih kompleks dari pada perencanaan suatu

satuan kerja organisasi.

c. Karakteristik atau sifat rencana meliputi faktor kompleksitas,

fleksibilitas, keformalan, kerahasiaan, biaya, rasionalitas, kuantitatif

dan kualitatif, misalnya rencana pengembangan produk biasanya

bersifat rahasia, rencana produksi lebih bersifat kuantitatif dibanding

rencana personalia.

d. Unsur-unsur rencana dalam wujud anggaran, program, prosedur,

kebijaksanaan dan sebagainya.

4. Manfaat perencanaan

Adapun manfaat perencanaan dapat kita lihat seperti berikut ini:

a. Perencanaan dapat membuat pelaksanaan tugas menjadi tepat dan

kegiatan tiap unit akan terorganisasi menuju arah yang sama

b. Perencanaan yang di susun berdasarkan penelitian yang akurat

akan menghindarkan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.

c. Perencanaan memuat standar-standar atau batas-batas tindakan

dan biaya sehingga memudahkan pelaksanaan pengawasan.

13
d. Perencanaan dapat digunakan sebagai pedoman dalam

melaksanakan kegiatan, sehingga aparat pelaksana memiliki irama

atau gerak dan pandangan yang sama untuk mencapai tujuan

perusahan.

C. Tinjauan Umum Tentang Pengorganisasian

1. Pengertian pengorganisasian (olrganizing)

Pengorganisasian (organizing) adalah rangkaian kegiatan dalam

fungsi manajemen yang mencakup penghimpunan seluruh sumber

daya atau potensi milik organisasi guna pemanfaatan secara efisiensi

dalam mencapai tujuan (Darmawan, 2016).

2. Langkah-langkah pengorganisasian

Pengorganisasian janganlah semata-mata menitikberatkan pada

pekerjaan yang sifatnya mekanis saja, tetapi juga perlu

dipertimbangkan faktor tingkah laku manusia dan organisasi. Ada

sekurang-kurangnya enam langkah yang perlu dilakukan bila seorang

manajer hendak melakukan tindakan pengorganisasian.

a. Mengetahui tujuan

Tujuan itu perlu dan harus direncanakan lebih dahulu. Bila

tujuan sudah ditetapkan maka langkah selanjutnya adalah

mengetahui apakah yang menampung bekerjanya orang-orang

yang didalamnya sudah sepadan dengan bahan-bahan yang

14
tersedia ditempat kerja yang memadai sehingga sasaran dapat

dicapai menurut tujuan yang dikehendaki.

b. Membagi habis pekerjaan dalam kegiatan-kegiatan bagian,

membagi habis pekerjaan dalam kegiatan-kegiatan bagian, artinya

menjadi tugas seorang manajer untuk menyusun daftar kegiatan

pokok yang lengkap sehingga semuanya terdaftar.

c. Menggolongkan kegiatan ke dalam satuan-satuan yang praktis

artinya langkah ini sudah terjurus kepada bahwa pembagian

pekerjaan sampai pada titik tugasnya dapat dilaksanakan secara

kongret, dapat di wujudkan dengan praktek. Misalnya penjualan,

penyilidikan pasar dan perpoganda.

d. Menentukan kewajiban yang harus dilaksanakan dan menyediakan

peralatan serta tempat atau ruang fisik yang diperlukan. Hal ini

ditekankan pada apa yang diharapkan dari seseorang yang harus

melaksanakan tugasnya.

e. Pengawasan personalita yang cakap

Setelah isi pekerjaan ditetapkan, kewajiban-kewajiban yang

dikemukakan maka langkah berikutnya ialah mengisi pekerjaan

yang ditetapkan itu dengan personalia yang cakap.

f. Mendelegasikan wewenang

Wewenang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan.

Seorang manajer harus mendelehasikan sebagian wewenangnya

15
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan khusus kepada

bawahannya (Efendi, 2014).

3. Manfaat pengorganisasian

a. Pelaksanaan tugas

Dengan pengorganisasian yang efektif setiap anggota dalam

struktur organisasi mengetah kegiatan apa yang harus dilakukan.

b. Hubungan kerja

Hubungan yang tepat dan yang dikehendaki dapat yang

dicapai dengan melalui kehgiatan-kegiatan yang ditetapkan dan

melalui orang-orang yang melakukan kegiatan-kegiatan tersebut.

c. Pendelegasian wewenang

Terdapat cara pendelegasian wewenang dengan cara yang

tepat kepada orang-orang yang tepat sehingga memungkinkan

seseorang untuk melaksanakan tugas, khususnya dengan jelas dan

terarah.

d. Fasilitas kerja

Memungkinkan penggunaan yang sebaik-baiknya atas

personalia dengan fasilitas-fasilitas fisik yang tersedia, ini terjadinya

pertimbangan antara pekerjaan khusus, orang yang harus

mengerjakan dan fasilitas-fasiitas fisik yang tersedia.

D. Tinjauan Umum Tentang Penggerakan

1. Pengertian penggerakan (actuating)

16
Penggerakan (Actuating) adalah usaha untuk menggerakan

anggota kelompok sedemikian rupa sehingga mereka berkeinginan

dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahan yang bersangkutan

dan anggota perusahan tersebut oleh karena anggota itu ingin

mencapai sasaran tersebut (Terry, 2006).

Dalam mengimplementasikan aktivitas organisasi, pelaku

organisasi harus:

a. Merasa yakin dan mampu melakukan suatu pekerjaan

b. Percaya bahwa pekerjaan telah menambahkan nilai untuk diri

mereka sendiri

c. Tidak terbebani oleh masaalah pribadi atau tugas lain yang lebih

penting atau mendesak.

d. Tugas yang diberikan cukup relevan.

e. Hubungan harmonis antar rekan kerja

Adapun tujuan penggerakan antara lain:

a. Menciptakan kerjasama yang lebih efisien

b. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan staf

c. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan

d. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan

motivasi dan prestasi kerja staf

e. Membuat organisasi berkembang secara dinamis.

17
E. Tinjauan Umum Tentang Pengawasan

1. Pengertian pengawasan (controlling)

Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang paling esensial,

sebaik apapun pekerjaan yang dilaksanakan tanpa adanya

pengawasan tidak dapat berhasil. Pengawasan yang hubungan

dengan tindakan atau usaha penyelamatan jalannya perusahan

kearah tujuan yang diinginkan yakni tujuan yang telah direncanakan.

Pengawasan dapat di definisikan sebagai proses untuk menjamin

bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai. Pengertian

menunjukan adanya hubungan yang sangat erat antara perencanaan

dan pengawan, karena dapat dikatakan rencana itulah sebagai standar

atau alat pengawasan bagi pekerja yang sedang berjalan.

Pengawasan berarti bahwa manajer berusaha untuk menjamin bahwa

organisasi bergerak kea rah tujuannya.

2. Fungsi pengawasan

Fungsi dari pengawasan manajemen adalah suatu usaha

sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-

tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik,

membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan

sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-

penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi untuk

18
mengefektifkan dan mengefesienkan sumber daya perusahan agar

tujuan perusahan dapat tercapai.

3. Tipe-tipe pengawasan

Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang paling esensial,

sebaik apapun pekerjaan yang dilaksanakan tanpa adanya

pengawasan tidak dapat dikatakan berhasil. Pengawasan yang

berhubungan dengan tindakan atau usaha penyelamatan jalannya

perusahan kearah tujuan yang diinginkan yakni tujuan yang telah

direncanakan. Adapun tipe-tipe pengawasan sebagai berikut:

a. Pengawasan pendahuluan (feed forward control) atau disebut

steering control yaitu melakukan antisipasi masaalah-masaalah

atatu penyimpangan-penyimpangan dari standar yang dibuat,

sebelum kegiatan tertentu diselesaikan.

b. Pengawasan secara bersamaan (concurrent control) sering disebut

pengawasan Ya-Tidak: yaitu pengawasan yang dilakukan

bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan. Tipe pengawasan ini

merupakan proses yang harus memenuhi persyaratan sebelum

kegiatan dilaksanakan.

c. Pengawasan umpan balik (feed beck control) atau past action

control yaitu: pengawasan yang dilakukan mengukur hasil-hasil dari

suatu kegiatan yang telah selesai.

4. Tahap-tahap pengawasan

19
a. Penetapan standar pengawasan

Standar mengandung arti sebagai suatu satuan pengukuran

yang dapat digunakan sebagai patokan untuk penilaian hasil-hasil,

tujuan, sasaran, kouta, dan target pelaksanaan dapat digunakan

sebagai standar.

b. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan

Artinya menentukan pengukuran dalam pelaksanaan kegiatan

berdasarkan periode waktu berapa kali (how aften) maksudnya

mengukur kegiatannya setiap jam, setiap hari, setiap minggu, setiap

bulan atau setiap tahun. Dan dalam bentuk apa (what form)

pengukuran akan dilakukan apakah tertulis, inspeksi fisual, melalui

telepon. Siapa (who) yang akan terlibat apakah manajer atau staf

departemen.

c. Pengukuran pelaksanaan kegiatan

Pengukuran ini dilakukan sebagai proses yang berulang-ulang

dan terus menerus, berbagai cara untuk melakukan pengukuran

pelaksanaan yaitu:

1) Pengamatan (observasi)

2) Laporan-laporan (reports)

3) Metode-metode otomatis (outomatic methods)

4) Inspeksi pengujian (test) dengan mengambil sampel

20
d. Pembandingan pelaksanaan dengan standar dan analisis

penyimpangan.

Pembandingan pelaksanaan dengan standar dan analisis

pembandingan pelaksanaan nyata dengan pelaksanaan yang

direncanakan dan hasil ini kemungkinan terdapat penyimpangan-

penyimpangan dan pembuat keputusanlah yang mengidentifikasi

penyebab-penyebab terjadinya penyimpangan.

e. Pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan

Tindakan koreksi dapat diambil dalam berbagai bentuk

standard an pelaksanaan diperbaiki dan dilakukan secara bersama

(Efendi, 2014).

F. Tinjauan Umum Tentang Malaria

1. Pengertian Malaria

Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit yang

sebagian siklus hidupnya berada di dalam tubuh manusia dan

sebagian di dalam tubuh nyamuk. Parasit tersebut berkembang baik

dalam hati manusia dan kemudian menginfksi sel darah merah

(WHO, 2015). Malaria terjadi bila eritrosit diinvasi oleh salah satu dari

empat spesies parasite protozoa dari genus plasmodium. Spesies

yang paling banyak dijumpai ialah plasmodium falciparum dan

plasmodium vivax.plasmedium Malariae dijumpai di Indonesia bagian

21
Timur sedangkan plasmodium ovale pernah ditemukan di papua dan

Nusa Tenggara Timur (Atikoh, 2014).

Malaria pada manusia dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :

1) . Malaria Tropika

Malaria tropika juga disebut demam rimba (jungle fever)

Merupakan Malaria terganas dengan mortalitas terbesar yang

disebabkan oleh plasmodium falciparum dengan masa inkubasi 7- 12

hari. Jika tidak diobati Malaria jenis ini akan dapat menyebabkan

penderita mengigau, hingga kematian akibat eritrosit yang

menyumbat kapiler otak. Gejala dari malaria ini ialah berkurangnya

kesadaran dan demam yang tidak menentu dan terkadang terus

menerus dengan suhu yang sangat tinggi (di atas 48C).

2) Malaria Tersiana

Malaria jenis ini disebabkan oleh dua plasmodium, yakni

plasmodium vivax dan plasmodium ovale. Malaria ini tidak

menyebabkan kematian meski tidak dilakukan pengobatan. Ciri-ciri

dari malaria ini ialah penderita mengalami demam secara berkala 3

hari sekali dengan puncak setelah setiap 48 jam. Masa inkubasi

untuk Malaria ini ialah 10-14 hari. Gejala lain yang biasanya terjadi

ialah malaise ialah umum, nyeri kepala, nyeri punggung dan mual.

3) Malaria Kwartana

22
Malaria kwartana mengakibatkan demam berkala 4 hari sekali

dengan puncak demam setiap 72 jam. Gejala malaria ini mirip

dengan malaria tertiana namun gejala pertama biasanya tidak terjadi

antara 18 sampai 40 hari setelah infeksi terjadi. Parasit yang

menyebabkan malaria kwartana ialah plasmodium malariae dengan

masa inkubasi selama 4-6 minggu (Atikoh, 2014).

2. Jenis-Jenis Malaria

Penyebab malaria diindonesia sampai saat ini ada 4 tesis

parasit yang diketahui (Soedarto, 2011 Dalam Nurmaulina, 2017)

a. Plasmodium Falsiparum menyebabkan malaria tropika yang

sering menyebabkan malaria yang berat sehingga menyebabkan

kematian. Gejalanya serangannya timbul berselang setiap dua

hari (48 jam) sekali.

b. Plasmodium Malariae menyebabkan malaria quartana. Gejala

serangannya timbul berselang selama empat hari sekali.

c. Plasmodium Vivax menyebabkan malaria tertian. Gejala

serangannya timbul berselang tiga hari sekali.

d. Plasmodium Ovale disebabkan Plasmodium Ovale (jarang di

jumpai) umunya di afrika (Soedarto, 2011).

3. Penyebab Malaria

23
Malaria disebabkan oleh protozoa, yaitu plasmodium malariae

yang terdiri atas empat speseis (Prihatin, 2012).

a) Plasmodium vivax menyebabkan malaria tertiana.

Spesies ini cenderung mengifeksi sel- sel darah merah yang

muda.

b) Plasmodium malariae menyebabkan malaria quartana.

Mempunyai kecenderungan untuk menginfeksi sel-sel darah

merah yang tua.

c) Plasmodium falcifarum menyebabkan malaria tropica.

Menginfeksi sel darah merah dari segala umur (baik muda

maupun tua). Spesies ini menjadi penyebab 50% malaria di

seluruh dunia.

d) Plasmodium ovale, umumnya di afrika.

Prediksi terhadap sel-sel darah merah mirip dengan plasmodium

vivax (menginfeksi sel-sel darah muda) (Sutisna, 2004 dalam

Duwi Prihatin, 2012).

4. Gejala Malaria

Malaria merupakan penyakit dengan gejala demam, menggigil

secara berkala, berkeringat, sakit kepala, nyeri otot, badan terasa

lemas, nafsu makan menurun, mual dan muntah. Jika tidak diobati

dalam waktu 24 jam, malaria falciparum dapat berkembang cepat

menjadi penyakit malaria yang berat dan dapat menimbulkan

24
kematian. Di daerah endemis malaria, infeksi yang berat pada anak

akan menyebabkan anemia berat dan gangguan pernapasan akibat

asidosis metabolik atau malaria serebral. Pada orang dewasa dapat

terjadi gangguan pada berbagi macam organ tubuh (Nurmaulina,

2017).

5. Pengobatan Malaria

Secara global WHO telah menetapkan dipakainya pengobatan

malaria dengan memakai obat ACT (Artemisinin base Combination

Theraphy). Golongan Artemisinin (ART) telah dipilih sebagai obat utama

karna efektif dalam mengatasi plasmodium yang resisten dengan

pengobatan. Selain itu Artemisinin juga bekerja membunuh plasmodium

dalam semua stadium termasuk gametosis. Juga efektif terhadap semua

spesies, P.falciparum, p. vivax maupun lainnya. Laporan kegagalan

terhadap ART belum dilaporkan saat ini (Prihatin, 2012).

Upaya kuratif pencairan dan pengobatan penderita penyakit

menular juga termasuk dalam upaya pencegah. Dengan melakukan

diagnosis dini dan pengobatan segera yang tepat maka kita telah

mengurangi bahkan menghilangkan sumber penularan penyakit

(Prihatin, 2012)

25
6. Eliminasi Malaria

Eliminasi malaria merupakan komitmen yang harus dilakukan

sebagai upaya menghentikan penularan malaria dalam wilayah geografis

tertentu. Kebijakan pelaksanaan program pengendalian malaria yang

dilakukan menjadi faktor penentu keberhasilannya (Trapsilowati dkk,

2014).

Salah satu strategi dalam Eliminasi Malaria adalah meningkatkan

komitmen pemerintah dan pemerintah daerah dengan menggalang

kemitraan berbagai sektor terkait termasuk sektor swasta, Lembaga

Swadaya Masyarakat (LSM), organisasi profesi dan organisasi

kemasyarakatan (Trapsilowati dkk, 2014)

Upaya untuk menekan angka kesakitan dan kematian dilakukan

melalui program eliminasi malaria. Eliminasi malaria merupakan suatu

upaya untuk menghentikan penularan malaria setempat dalam satu

wilayah geografis. Eliminasi malaria mempunyai empat tahap yaitu:

tahap pemberantasan, tahap pra eliminasi, tahap eliminasi, dan tahap

pemeliharaan. (Anonim, 2011).

Pengendalian penyakit malaria Menular yang merupakan komitmen

global telah menunjukkan pencapaian program yang cukup baik. Annual

Parasite incidence (API) yang menjadi indikator keberhasilan upaya

penanggulangan malaria cenderung menurun dari tahun ke tahun.

Secara nasional kasus malaria selama tahun 2005-2012 cenderung

26
menurun dimana angka API pada tahun 1990 sebesar 4,69 per 1000

penduduk menjadi 1,38 per 1000 pada tahun 2013 dan diharapkan pada

tahun 2014 dapat mencapai target MDGs yaitu API. Penyakit malaria

masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan menjadi salah satu

tujuan ke6 MDGs dan RPJMN 2015-2019 yaitu menurunkan angka

kesakitan malaria. Angka kesakitan malaria berdasarkan API (Annual

Paracite Incidence) adalah jumlah kasus positif malaria per 1000

penduduk pada satu tahun. API ini digunakan untuk menentukan trend

morbiditas malaria dan menentukan endemisitas suatu daerah (masih

terjadi penularan malaria). API juga merupakan salah satu syarat suatu

daerah masuk dalam fase eliminasi yaitu jika API kurang dari 1 per 1000

penduduk. Pada tahun 2014, dengan jumlah kasus 252.027 dan

kelengkapan laporan 90%, API Nasional adalah 0,99 per 1000 penduduk.

Angka tersebut telah mencapai target RPJMN tahun 2014 sebesar 1 per

1000 penduduk. Secara nasional kasus malaria selama tahun 2009 –

2014 cenderung menurun yaitu pada tahun 2009 angka API sebesar 1,85

per 1000 menjadi 0,99 per 1000 penduduk dengan jumlah kasus 252.027

pada tahun 2014. Kerugian akibat penyakit malaria pada tahun 2014

yaitu sebanyak 2,5 triliyun sedangkan biaya pencegahan hanya 2,04

Milyar Kasus malaria terfokus di kawasan timur Indonesia, oleh karena itu

pada tahun 2014- 2015 dilakukan upaya pencegahan berupa pembagian

kelambu secara masal (Total Coverage). Sehingga diharapkan kasus

27
malaria menurun pada 5 tahun mendatang, yang akan berdampak pada

peningkatan jumlah kabupaten/kota dengan API (Depkes, 2019)

Sebagian besar warga Indonesia telah bermukim diwilayah bebas

malaria hal itu berkat Upaya Pemerintah dengan berbagai sektor di

antaranya melalui kerja sama Pemerintah dan program- program

percepatan eliminasi malaria direktur pencegah dan pengendalian

penyakit tular vektor dan zoonotik dr. Elizabeth jane soepardi

mengatakan 72 persen Penduduk Indonesia tinggal di daerah bebas

malaria namun, masih terdapat 10,7 juta penduduk yang tinggal di

daerah endemis menengah dan tinggi malaria. Tingakat Penularan di

Kabupaten atau kota di Indonesia sebagian besar sudah rendah bahkan

bebas sementara kabupaten atau kota yang tinggi tingkat penularannya

berada di kawasan timur indnesia yaitu sebanyak 39 kabupaten atau kota

(Kemenkes, 2018)

Situasi Malaria di Indonesia pada tahun 2017, dari jumlah 514

kabupaten atau kota di Indonesia 266 (52%) di antaranya wilayah bebas

Malaria 172 kabupaten atau kota (33%) Endemis rendah 37 kabupaten

atau kota (7%) endemis menengah, dan 39 kabupaten atau kota (8%)

endemis tinggi. Sementara itu target wilayah eliminasi malaria dari tahun

ke tahun terus bertambah, pada tahun 2016 pemerintah berhasil

mengeliminasi malaria di 247 kabupaten atau kota, 2017 sebanyak 266

28
kabupaten atau kota, dan tahun ini di targetkan 285 kabupaten atau

kota.Wilayah endemis tinggi malaria tersebut berada di papua, papua

barat, dan NTT. Percepatan mencapai bebas malaria perlu di lakukan di

provinsi tersebut. Hal ini merupakan tantangan dalam eliminasi malaria

melalui pengintensifkan penyemprotan rumah secara selekrif,

meningkatkan perlindungan kelompok rentan malaria (ibu hamil dan

balita) integrasi dengan program KIA, dan MTBS, meningkatkan cakupan

deteksi dini dan pengobatan yang tepat serta meningkatkan kesadaran

dan pengetahuan masyarakat untuk melakukan pencegahan. Selain itu,

pemerintah mengupayakan pencegahan malaria melalui pecan kelambu

masal dan pemantauan pengunaanya. Secara Nasional jumlah kelambu

yang didistribusikan untuk seluruh Indonesia sejak tahun 2004 sampai

2017 sebanyak 27,6 juta kelambu (Kemenkes, 2018)

29
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel Dan Kerangka Konseptual

1. Dasar Pemikiran Variabel Yang Di Teliti

Dalam bidang kesehatan masyarakat, manajemen kesehatan

adalah suatu kegiatan atau suatu seni untuk mengatur para petugas

kesehatan dan nonpetugas kesehatan guna meningkatkan kesehatan

masarakat melalui program kesehatan. Dengan kata lain manajemen

kesehatan masyarakat adalah penerapan manajemen umum dalam

sistem pelayanan masyarakat sehingga yang menjadi objek dan

sasaran manajemen adalah sistem pelayanan kesehatan masyarakat

(Notoatmodjo, 2011)

Berdasarkan hal di atas maka pimpinan maupun pengelola

program malaria harus memahami fungsi dari perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan sehingga

pelaksanaan program manajemen eliminasi malaria dapat dilakukan

secara efektif dan efisien.

a. Perencanaan (Planning) adalah memilih dan menghubungkan fakta-

fakta, membuat dan mengunakan asumsi-asumsi berdasar masa

yang akan dating, dalam gambaran dan perumusan kegiatan-

30
kegiatan yang diusulkan dan diperlukan guna mencapai hasil yang

diinginkan (Terry, 2006).

b. Pengorganisasian (Organizing) berarti bahwa para manejer

mengkordinasikan sumber daya manusia dan sumber daya yang

dimiliki organisasi. Lebih lanjut dikatakan bahwa keektifan suatu

organisasi tergantung pada kemampuan untuk menggerakan sumber

daya yang ada untuk mencapai tujuannya (Irmawati, 2008).

c. Penggerakan (Actuating) adalah membuat semua anggota kelompok

agar mau bekerja sama dan bekerja secara iklas tetap bergairah

untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha-

usaha pengorganisasian (Terry, 2006).

d. Pengawasan (Controlling) adalah menentukan apa yang telah

dicapai. Artinya menilai suatu pekerjaan dan apa bila perlu untuk

melakukan tindakan-tindakan pembetulan sedemikian rupah,

sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan sebelumnya (Terry, 2006).

31
2. Kerangka Konsep

Perencanaan

PROGRAM
Pengorganisasian
ELIMINASI MALARIA

Penggerakan

Pengawasan

Keterangan:

: Variabel Independen (Variabel Bebas)

: Variabel Dependen (Variabel Terikat)

B. Defenisi Operasional

1. Program Eliminasi Malaria

Yang dimaksud dengan program eliminasi malaria yaitu suatu

upaya untuk menghentikan penularan malaria setempat dalam satu

wilayah geografis tertentu, dengan tujuan mewujudkan masyarakat

yang hidup sehat, yang terbebas dari penularan malaria secara

bertahap.

32
2. Perencanaan

Perencanaan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu untuk

melihat proses perencanaan dalam program eliminasi malaria dan

apa

yang dilakukan jika terjadi masalah.

3. Pengorganisasian

Pengorganisasian yang dimaksud dalam penilitian ini yaitu

usaha kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dalam

pelaksanaan program malaria adanya struktur kerja atau SOP

(Standar Operasional Prosedur).

4. Penggerakan

Penggerakan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu adanya

motivasi dan komunikasi yang diberikan pemimpin atau pemegang

program kepada para staf sehingga program eliminasi malaria

berjalan sesuai rencana dan tujuan.

5. Pengawasan

Pengawasan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu system

kontrol yang dilakukan oleh tim kerja agar program eliminasi malaria

berjalan dengan efektif dan efisien.

33
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penilitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang

bertujuan untuk mengetahui manajemen program eliminasi Malaria di

Puskesmas Kalumata Khususnya perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan, dan pengawasan di Puskesmas Kalumata.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan juni 2019 dengan

lokasi penelitian di Puskesmas Kalumata Kota Ternate Tahun 2019.

C. Informan dan cara penentuan informan

Informan dalam penelitian ini adalah pengelola program Malaria

dan kepala P2PL sebagai informan utama, sedangkan kepala

Puskesmas kalumata Kota Ternate sebagai Informan kunci.

D. Metode Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer pada penelitian ini yaitu didapat dari hasil

wawancara mendalam dan dokumen. Dalam wawancara dan

dokumen peneliti menggunakan bantuan peralatan yaitu:

a. Alat tulis

b. Pedoman Wawancara

c. Alat Perekam

34
2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Ternate

dan Puskesmas Kalumata Kota Ternate.

E. Prosedur Analisis Data

Data yang didapat melalui wawancara mendalam dan

dokumen kemudian data diolah secara manual dengan cara yaitu :

1. Melakukan transkip dari hasil wawancara mendalam

mengunakan alat perekam suara dan cacatan dilapangan.

2. Melakukan pengelompokan data yaitu mencatat tanggal

wawancara dan krakter atau pola yang sama sesuai dengan

pertanyaan dan tujuan peneliti.

3. Hasil wawancara mendalam digolongkan berdasarkan kategori

jawaban yang dibuat dalam bentuk matriks.

4. Kajian isi yaitu tehnik yang digunakan untuk menarik kesimpulan

melalui usaha menemukan karakteristik pesan yang dilakukan

secara objektif dan sistematis.

F. Metode verifikasi Data

Penyajian data dilakukan dengan cara pengelompokan hasil

wawancara kemudian di interprestasikan serta disajikan dalam

bentuk naskah narasi.

35
DAFTAR PUSTAKA

Atikoh, Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Malaria Di Desa


Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga
Kota Jakarta, Skripsi Sarjana tidak dipublikasikan, Fakultas
Kedokteran Dan ilmu Kesehatan, Universitas Islam negeri Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 2015

Depkes RI, 2007, Profil Kesehatan Indonesia, Jakarta: Depertemen


Kesehatan RI

Darmawan, Ede Surya, 2016, Administrasi Kesehatan Masyarakat, Jakarta


PT. RajaGrafindo Persada.

Depkes ,Rencana aksi rogram pengendalian penyakit dan penyehatan


lingkungan
tahun 2019 http://www.depkes.go.id/resources/download/RAP%20Unit%20
Utma%202015- 2019/5.%20Ditjen%20P2P.pdf diakses 17-04-2019
Efendi, Usman, 2014, Asas manajemen, Jakarta, Penerbit Rajawali Pers
Irianto, Koes, 2014, Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular
Panduan Klinis, Bandung: ALFABETA, CV.

Irmawati, 2008, Analisis Hubungan Fungsi Manajemen Pelaksana Kegiatan


Stimulasi Deteksi Dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang,
Semarang, Dipublikasikan, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Diponegoro.

Kementerian Kesehatan RI, 2013, Laporan akuntabilitas kinerja, Jakarta

Kasmir, DR, 2016, Manajemen Sumber Daya Manusia. Depok, PT.


Rajagrafindo Persada.

Nurmaulina, Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Penderita Malaria


Falciparum Dengan Derajat Infeksi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Hanura Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran Provinsi
Lampung, Skripsi Sarjana tidak dipublikasikan, Fakultas
Kedokteran, Universitas Lampung Bandar Lampung, 2017

Notoatmodjo Soekidjo, 2011, Kesehatan Masyarakat ilmu dan seni, Jakarta,


Rineka Cipta

36
Samsudin, H Sadili, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia,Bandung:
CV.Pustaka Setia

Terry, George R, 2006, Prinsip-Prinsip Manajemen, Jakarta, Alih Bahasa


J.Smith, Bumi Aksara

37
38

Anda mungkin juga menyukai