KEPERAWATAN
O(eh )
Siti R%"(i*h
+,--,-.-+++++-+
MALANG
1-+2
HALAMAN PENGESAHAN
CKD 3CHRONIC KIDNEY DISEASE4 ET CAUSA BATU GINJAL DAN
HEMODIALISA
DI RUANG HEMODIALISA RSUD "$ SAI/UL ANWAR MALANG
O(eh )
SITI RODLIYAH
NIM5 +,--,-.-+++++-+
( ) ( )
CHRONIC KIDNEY DISEASE ET CAUSA BATU GINJAL DAN HEMODIALISA
B5 ETIOLOGI
Batu ginjal kebanyak
kebanyakan
an tidak
tidak diketahu
diketahuii penyebab
penyebabnya.
nya. -amun ada beberapa
macam penyakit
macam penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya batu ginjal antara lain :
renal
renal tubular
tubular acidosis
acidosis dan medullar
medullary
y sponge
sponge kidney
kidney.. $ecara
$ecara epidemi
epidemiolog
ologii
terdapat dua !actor yang mempermudah mempengaruhi terjadinya batu pada
saluran kemih pada
pada seseorang.
seseorang. /aktor0!aktor ini adalah
adalah !aktor intrinsik yang
merupakan keadaan yang berasal dari tubuh seseorang dan !aktor ekstrinsik
yaitu pengaruh yang berasal dan lingkungan disekitarnya.
/aktor intrinsik itu antara lain adalah :
a. 1mur
Penyakit batu saluran kemih paling sering didapatkan pada usia 2&03&
tahun.
b. Hereditair (keturunan).
(keturunan).
Penyakit
Penyakit ini diduga
diduga diturunk
diturunkan
an dari orang tuanya.
tuanya. ,ilapor
,ilaporkan
kan bah4a
bah4a
pada
pada orang
orang yang
yang secara
secara geneti
genetika
ka berba
berbakat
kat terken
terkena
a penyak
penyakit
it batu
batu
saluran kemih konsumsi itamin ' yang mana dalam itamin ' tersebut
banyak
banyak mengandu
mengandung
ng kalsium
kalsium oksalat
oksalat yang tinggi
tinggi akan memudahkan
memudahkan
terbentuknya batu saluran kemih begitu pula dengan konsumsi itamin
, dosis tinggi karena itamin , menyebabkan absorbsi kalsium dalam
usus meningkat.
c. 5enis kelamin
5umlah pasien laki0laki tiga kali lebih banyak dibanding dengan pasien
perempuan.
/aktor ekstrinsiknya antara lain adalah:
C5 Asupan air
"urangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air yang
dikonsumsi dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih.
D5 ,iet 6bat sitostatik untuk penderita kanker juga memudahkan
terbentuknya batu saluran kemih karena obat sitostatik bersi!at
meningkatkan asam urat dalam tubuh. ,iet banyak purin oksalat dan
kalsium mempermudah terjadinya penyakit batu saluran kemih.
E5 7klim dan temperatur 7ndiidu yang menetap di daerah beriklim panas
dengan paparan sinar ultraiolet tinggi akan cenderung mengalami
dehidrasi serta peningkatan produksi itamin ,2 (memicu peningkatan
ekskresi kalsium dan oksalat) sehingga insiden batu saluran kemih akan
meningkat.
/5 Pekerjaan
Penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaanya banyak duduk
atau kurang akti!itas (sedentar life)
G. 7stirahat (bedrest) yang terlalu lama misalnya karena sakit juga dapat
menyebabkan terjadinya penyakit batu saluran kemih.
H. 8eogra!i pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu
saluran kemih lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai
daerah ston belt (sabuk batu).
J5 MANI/ESTASI KLINIS
*ani!estai klinis adanya batu dalam traktus urinarius tergantung pada
adanya obstruksi in!eksi dan edema. "etika batu menghambat aliran urine
terjadi obstruksi menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik dan system
piala ginjal serta ureter proksimal. 7n!eksi (pielone!ritis dan sistitis yang
disertai menggigil demam dan disuria) dapat terjadi dari iritasi batu yang
terus menerus. Beberapa batu jika ada menyebabkan sedikit gejala umum
secara perlahan merusak unit !ungsional (ne!ron) ginjal: sedangkan yang lain
menyebabkan nyeri yang luar biasa dan ketidak nyamanan.
Batu di piala ginjal mungkin berkaitan dengan sakit yang dalam dan terus
menerus diarea kostoertebral. Hemeturia dan piuria dapat dijumpai. -yeri
yang berasal dari area renal menyebar secara anterior dan pada 4anita
mendekati kandung kemih sedangkan pada pria mendekati testis. Bila nyeri
mendadak menjadi akut disertai nyeri tekan ke seluruh area kostoertebral
dan muncul mual dan muntah maka pasien mengalami episode kolik renal.
,iare dan ketidak nyamanan abdominal dapat t erjadi. 8ejala gastrointestinal
ini akibat dari re!le> renointestinal dan proktimitas anatomik ginjal ke
lambung pankreas dan usus besar.
Batu yang terjebak di ureter menyebabkan gelombang nyeri yang luar biasa
akut dan kolik yang menyebar ke paha dan genitalia. Pasien merasa ingin
berkemih namun hanya sedikit urin yang keluar dan biasanya mengandung
darah akibat aksi abrasi! batu. "olompok gejala ini disebut kolik ureteral.
1mumnya pasien akan mengeluarkan batu dengan diameter &3 sampai <
cm secara spontan. Batu dengan diameter lebih dari < cm biasanya harus
diangkat atau dihancurkan sehingga dapat diangkat atau dikeluarkan secara
spontan.
Batu yang terjebak di kandung kemih biasanya menyebabkan gejala iritasi
dan berhubungan dengan in!eksi traktus urinarius dan hematuria. 5ika batu
menyebabkan obstruksi pada leher kandung kemih akan terjadi retnsi
urin.5ika in!eksi berhubungan dengan adanya batu maka kondisi ini jauh
lebih serius disertai sepsis yang mengancam kehidupan pasien
( Brunner#$uddarth %&&3).
K5 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Adapun pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada klien batu kandung
kemih adalah :
a! Urinalisa
?arna kuning coklat atau gelap.
b! "oto #U$
*enunjukkan ukuran ginjal ureter dan ureter menunjukan adanya batu.
c! %ndoskopi ginjal
*enentukan pelis ginjal mengeluarkan batu yang kecil.
d! %#&
*enunjukan ketidak seimbangan cairan asam basa dan elektrolit.
e! "oto Rontgen
*enunjukan adanya di dalam kandung kemih yang abnormal.
f! '(P ) intra *enous plografi !
*enunjukan perlambatan pengosongan kandung kemihmembedakan
derajat obstruksi kandung kemih diertikuli kandung kemih dan
penebalan abnormal otot kandung kemih.
g! (esikolitektomi ) sectio alta !
*engangkat batu esika urinari atau kandung kemih.
h) +itotripsi bergelombang kejut ekstra korporeal.
Prosedur menghancurkan batu ginjal dg gelombang kejut.
i! Pielogram retrograde
*enunjukan abnormalitas pelis saluran ureter dan kandung kemih.
,iagnosis ditegakan dg studi ginjal ureter kandung kemih urogra!i
intraena atau pielogra!i retrograde. 1ji kimia darah dg urine dalam %=
jam untuk mengukur kalsium asam urat kreatinin natrium dan olume
total merupakan upaya dari diagnostik. @i4ayat diet dan medikasi serta
adanya ri4ayat batu ginjal ureter dan kandung kemih dalam keluarga di
dapatkan untuk mengidenti!ikasi !aktor yang mencetuskan terbentuknya
batu kandung kemih pada klien.
L5 PENATALAKSANAAN
$ekitar & dari batu ginjal yang berukuran = mm dapat keluar dengan
sendirinya melalui urin. -amun kebanyakan batu berukuran lebih dari mm
memerlukan interensi. Pada beberapa kasus batu yang berukuran kecil
yang tidak menimbulkan gejala dapat diobserasi selama 2& hari untuk
melihat apakah dapat keluar dengan sendirinya sebelum diputuskan untuk
dilakukan interensi bedah. Tindakan bedah yang cepat perlu dilakukan
pada pasien yang hanya mempunyai satu ginjal nyeri yang sangat hebat
atau adanya ginjal yang terin!eksi yang pada akhirnya dapat menyebabkan
kematian.
Penghi(ng $! !kit
6bat penghilang rasa sakit yang paling cocok untuk nyeri karena batu ginjal
adalah golongan narkotika seperti mor!in demerol atau dilaudid. -amun
standar saat ini untuk menghilangkan nyeri akut karena batu ginjal adalah
penyuntikan ketorolak melalui pembuluh darah.
Inte$#en!i 7e"h
a) +>tracorporeal $hock ?ae Lithotripsy (+$?L) tehnik ini
menggunakan getaran gelombang untuk memecahkan batu dari luar
sehingga batu menjadi serpihan kecil yang pada akhirnya dapat keluar
dengan sendirinya.
b) Percutaneus nephrolithotomy atau pembedahan terbuka dapat
dilakukan pada batu ginjal yang besar atau yang mengalami
komplikasi atau untuk batu yang tidak berhasil dikeluarkan dengan
cara +$?L.
M5 KOMPLIKASI
5ika batu dibiarkan dapat menjadi sarang kuman yang dapat menimbulkan
in!eksi saluran kemih pylonetritis yang akhirnya merusak ginjal kemudian
timbul gagal ginjal dengan segala akibatnya yang jauh lebih parah.
N5 PENCEGAHAN
<) *inum banyak air putih sehingga produksi urin dapat menjadi %0%3 liter
per hari
%) ,iet rendah protein nitrogen dan garam
2) Hindari itamin ' berlebih terutama yang berasal dari suplemen
=) Hindari mengonsumsi kalsium secara berlebihan
3) "onsumsi obat seperti thia;ides potasium sitrat magnesium sitrat dan
allopurinol tergantung dari jenis batunya.
B. CHRONIC KIDNEY DISEASE 3CKD4
+5 DE/INISI
- ,ronical #idne Disease ('",) atau penyakit ginjal tahap akhir
merupakan gangguan !ungsi ginjal yang menahun bersi!at progresi! dan
irreersibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan
metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit menyebabkan
uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah. Hal ini terjadi
karena terjadi bila laju !iltrasi glomerular kurang dari 3& mLmin ($melt;er
# Bare %&&&C Price ?ilson %&&%C $uyono et al %&&<).
- 8agal ginjal kronik adalah kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih dari
2 bulan berdasarkan kelainan patologis atau petanda kerusakan ginjal
seperti proteinuria. 5ika tidak ada tanda kerusakan ginjal diagnosis
penyakit ginjal kronik ditegakkan jika nilai laju !iltrasi glomerulus kurang
dari & mlmenit<D2mE sebagai berikut:
<) "erusakan ginjal F 2 bulan yaitu kelainan struktur atau !ungsi ginjal
dengan atau tanpa penurunan laju !iltrasi glomerulus berdasarkan:
"elainan patologik
Petanda kerusakan ginjal seperti proteinuria atau kelainan
pada pemeriksaan pencitraan
2) Laju !iltrasi glomerulus G & mlmenit<D2mE selama F 2 bulan
15 KLASI/IKASI
Terdapat 3 stadium penyakit gagal ginjal kronis yang ditentukan melalui
penghitungan nilai &lumerular "iltration Rate (8/@). 1ntuk menghitung
8/@ dokter akan memeriksakan sampel darah penderita ke laboratorium
untuk melihat kadar kreatinin dalam darah. "reatinin adalah produk sisa
yang berasal dari aktiitas otot yang seharusnya disaring dari dalam darah
oleh ginjal yang sehat. ,iba4ah ini 3 stadium penyakit gagal ginjal kronis
sebagai berikut :
1ntuk menilai 8/@ (8lomelular /iltration @ate) ''T ('learance 'reatinin
Test) dapat digunakan dengan rumus berikut ini:
.5 ETIOLOGI
1mumnya gagal ginjal kronik disebabkan penyakit ginjal intrinsic di!us dan
menahun. Tetapi hampir semua ne!ropati bilateral dan progresi! akan
berakhir dengan gagal ginjal kronik. 1mumnya penyakit diluar ginjal missal
ne!ropati obstrukti! dapat menyebabkan kelainan ginjal intrinsic dan berakhir
dengan gagal ginjal kronik. 8lomerulone!ritis hipertensi essensial dan
pielone!ritis merupakan penyebab paling sering dari gagal ginjal kronik kira0
kira &. 8agal ginjal kronik yang berhubungan dengan penyakit ginjal
polikistik dan ne!ropati obstrukti! hanya <3 J %& . 8lomerulone!ritis kronik
merupakan penyakit parenkim ginjal progresi! dan di!us seringkali berakhir
dengan gagal ginjal kronik. Laki0laki lebih sering dari 4anita umur %& J =&
tahun. $ebagian besar pasien relati! muda dan merupakan calon utama
untuk transplantasi ginjal.
8lomerulone!ritis mungkin berhubungan dengan penyakit0penyakit
system (8lomerulone!ritis sekunder) seperti Lupus +ritomatosus $itemik
Poliarthritis -odosa 8ranulomatosus ?agener. 8lomerulone!ritis
(8lomerulopati) yang berhubungan dengan diabetes melitus
(8lomerulosklerosis) tidak jarang dijumpai dan dapat berakhir dengan gagal
ginjal kronik. 8lomerulone!ritis yang berhubungan dengan amiloidosis sering
dijumpai pada pasien0pasien dengan penyakit menahun sperti tuberkolosis
lepra osteomielitis dan arthritis rheumatoid dan myeloma.
Penyakit ginjal hipertensi! (arteriolar ne!rosklerosis) merupakan salah satu
penyebab gagal ginjal kronik. 7nsiden hipertensi essensial berat yang
berekhir dengan gagal ginjal kronik kurang dari <& .
"ira0kira <& 0<3 pasien0pasien dengan gagal ginjal kronik disebabkan
penyakit ginjal congenital seperti $indrom Alport penyakit /abbry $indrom
-e!rotik "ongenital penyakit ginjal polikistik dan amiloidosis. Pada orang
de4asa gagal ginjal kronik yang berhubungan dengan in!eksi saluran kemih
dan ginjal (Pielone!ritis) tipe uncomplicated jarang dijumpai kecuali
tuberculosis abses multiple nekrosis papilla renalis yang tidak mendapatkan
pengobatan adekuat. $eperti diketahuine!ritis interstisial menunjukkan
kelainan histopatologi berupa !ibrosis dan reaksi in!lamasi atau radang dari
jaringan interstisial dengan etiologi yang banyak. "adang dijumpai juga
kelainan0kelainan mengenai glomerulus dan pembuluh darah askuler.
-e!ropati asam urat menempati urutan pertama dari etiolgi ne!rotis
interstisial.
,ari data yang sampai saat ini dapat dikumpulkan oleh 'ndonesian
Renal Registr )'RR! pada tahun %&&D0%&&9 didapatkan urutan etiologi
terbanyak sebagai berikut glomerulone!ritis (%3) diabetes melitus (%2)
hipertensi (%&) dan ginjal polikistik (<&) (@oesli %&&9).
a. 8lomerulone!ritis
7stilah glomerulone!ritis digunakan untuk berbagai penyakit ginjal
yang etiologinya tidak jelas akan tetapi secara umum memberikan
gambaran histopatologi ertentu pada glomerulus (*arkum <9).
Berdasarkan sumber terjadinya kelainan glomerulone!ritis dibedakan
primer dan sekunder. 8lomerulone!ritis primer apabila penyakit
dasarnya berasal dari ginjal sendiri sedangkan glomerulone!ritis
sekunder apabila kelainan ginjal terjadi akibat penyakit sistemik lain
seperti diabetes melitus lupus eritematosus sistemik (L+$) mieloma
multipel atau amiloidosis (Prodjosudjadi %&&).
8ambaran klinik glomerulone!ritis mungkin tanpa keluhan dan
ditemukan secara kebetulan dari pemeriksaan urin rutin atau keluhan
ringan atau keadaan darurat medik yang harus memerlukan terapi
pengganti ginjal seperti dialisis ($ukandar %&&).
b. ,iabetes melitus
*enurut American Diabetes Association (%&&2) dalam $oegondo
(%&&3) diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi
insulin kerja insulin atau kedua0duanya.
,iabetes melitus sering disebut sebagai the great imitator karena
penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan
berbagai macam keluhan. 8ejalanya sangat berariasi. ,iabetes melitus
dapat timbul secara perlahan0lahan sehingga pasien tidak menyadari
akan adanya perubahan seperti minum yang menjadi lebih banyak
buang air kecil lebih sering ataupun berat badan yang menurun. 8ejala
tersebut dapat berlangsung lama tanpa diperhatikan sampai kemudian
orang tersebut pergi ke dokter dan diperiksa kadar glukosa darahnya
(?aspadji <).
c. Hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik K <=& mmHg dan tekanan
darah diastolik K & mmHg atau bila pasien memakai obat
antihipertensi (*ansjoer %&&<). Berdasarkan penyebabnya hipertensi
dibagi menjadi dua golongan yaitu hipertensi esensial atau hipertensi
primer yang tidak diketahui penyebabnya atau idiopatik dan hipertensi
sekunder atau disebut juga hipertensi renal ($idabutar <9).
d. 8injal polikistik
"ista adalah suatu rongga yang berdinding epitel dan berisi cairan
atau material yang semisolid. Polikistik berarti banyak kista. Pada
keadaan ini dapat ditemukan kista0kista yang tersebar di kedua ginjal
baik di korteks maupun di medula. $elain oleh karena kelainan genetik
kista dapat disebabkan oleh berbagai keadaan atau penyakit. 5adi ginjal
polikistik merupakan kelainan genetik yang paling sering didapatkan.
-ama lain yang lebih dahulu dipakai adalah penyakit ginjal polikistik
de4asa (adult polcstic kidne disease) oleh karena sebagian besar
baru bermani!estasi pada usia di atas 2& tahun. Ternyata kelainan ini
dapat ditemukan pada !etus bayi dan anak kecil sehingga istilah
dominan autosomal lebih tepat dipakai daripada istilah penyakit ginjal
polikistik de4asa ($uhardjono <9).
95 MANI/ESTASI KLINIS
a. "ardioaskuler yaitu yang ditandai dengan adanya hipertensi (akibat
retensi cairan dan natrium dari aktiitas sistem renin0angiotensin0
aldosteron) pitting edema (kaki tangan sacrum) edema periorbital
!riction rub pericardial serta pembesaran ena leher !rekuensi jantung
yang tidak regular akibat hiperkalemia.
b. 7ntegumen yaitu yang ditandai dengan 4arna kulit abu0abu
mengkilatkulit kering dan bersisik pruritus ekimosis kuku tipis dan
rapuh serta rambut tipis dan kasar. 8atal sering mengganggu pasien
patogenesisnya masih belum jelas dan diduga berhubungan dengan
hiperparatiroidisme sekunder. "eluhan gatal ini akan segera hilang
setelah tindakan paratiroidektomi. "ulit biasanya kering dan bersisik
tidak jarang dijumpai timbunan kristal urea pada kulit muka dan
dinamakan urea frost .
c. Pulmoner yaitu yang ditandai dengan krekeis sputum kental napas
dangkal seta pernapasan kussmaul
d. 8astrointestinal
*ual dan muntah sering merupakan keluhan utama dari sebagian
pasien gagal ginjal kronik terutama pada stadium terminal.Patogenesis
mual dan muntah masih belum jelas diduga mempunyai hubungan
dengan dekompresi oleh !lora usus sehingga terbentuk amonia.Amonia
inilah yang menyebabkan iritasi atau rangsangan mukosa lambung dan
usus halus. "eluhan0keluhan saluran cerna ini akan segera mereda atau
hilang setelah pembatasan diet protein dan antibiotika.
e. -eurologi yaitu yang ditandai dengan kelemahan dan keletihan kon!usi
disorientasi kejang kelemahan pada tungkai rasa panas pada telapak
kaki serta perubahan perilaku
!. *uskuloskletal yaitu yang ditandai dengan kram otot kekuatan otot
hilang !raktur tulang yang disebabkan oleh ketidakseimbangan kalsium0
!os!or serta !oot drop.
g. @eproduksi yaitu ditandai dengan amenore dan atro!i testikuler
($melt;er %&&<C $uyono %&&<C $ukandar %&&).
:5 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Menurut Doenges (2000) adalah sebagai berikut:
Peme$ik!n U$ine
olume Biasanya kurang dari =&& ml %= jam atau urine tak ada(a
nuria)
Peme$ik!n D$h
Peme$ik!n GDA
*agnesium!os!at *eningkat
"alsium *enurun
<) Laboratorium
1ntuk menentukan ada tidaknya kega4atan menentukan derajat 88"
menentukan gangguan sistem dan membantu menetapkan etiologi.
a. Analisa urin dan kultur
?arna PH B5 kekeruhan olume glukosa protein sedimen
$,* keton $,P T""''T
- Pemeriksaan urine %= jam memperlihatkan penurunan
pembersihan kreatinin
- @asio protein atau albumin terhadap kreatinin dalam contoh
urin pertama pada pagi hari atau se4aktu
b. 1reum kreatinin serum ''T (!ungsi ginjal)
- B1- (Blood ureum nitrogen) dan kreatinin pada umumnya
menunjukkan peningkatan kalium meningkat magnesium
meningkat kalsium menurun protein menurun
c. Hemopoesis: Hb Ht !aktor pembekuan
- Hematokrit dan hemoglobin turun
d. +lektrolit A8,
*enurut 8rabes *ark A. %&&
a. B1- dan kreatinin pada umumnya menunjukkan peningkatan
b. Pemeriksaan urine %= jam memperlihatkan penurunan pembersihan
kreatinin
c. Biasanya terdapat asidosis dan anemia normokromiknormositik
sedangkan hiperkalemia dan hiponatremia sering timbul.
*enurut (*ary Baradero. %&&)
a. @adiogra!i atau ultrasound akan memperlihatkan ginjal yang kecil
dan atro!i
b. -ilai B1- serum kreatinin dan 8/@ tidak normal
c. Hematokrit dan hemoglobin turun
d. pH plasma rendah
e. peningkatan kecepatan pernapasan mengisyaratkan kompensasi
pernapasan akibat asidosis metabolik
%) Penunjang
'. 1$8 Pemeriksaan pencitraan ginjal
1ntuk mencari adanya !aktor yang reersibel seperti obstruksi oleh
karena batu atau massa tumor dan untuk menilai apakah proses
sudah lanjut
,. Pielografi 'ntra (ena (P7)
,apat dilakukan dengan cara intraenous in!usion pyelography
untuk menilai sistem peliokalises dan ureter
+. Pemeriksaan Prelogra!i @etrograd
,ilakukan bila dicurigai ada obstruksi yang reersibel.
/. Pemeriksaan +lektrokardiogram (+"8)
1ntuk melihat kemungkinan hipertro!i entrikel kiri tanda0tanda
perikarditis aritmia gangguan elektrolit (hiperkalemia
hipokalsemia). "emungkinan abnormal menunjukkan
ketidakseimbangan elektrolit dan asambasa.
8. /oto Polos Abdomen
$ebaiknya tanpa puasa karena dehidrasi akan memperburuk !ungsi
ginjal. *enilai bentuk dan besar ginjal dan apakah ada batu atau
obstruksi lain.
H. Pemeriksaan /oto ,ada
,apat terlihat tanda0tanda bendungan paru akibat kelebihan air (!luid
oerload) e!usi pleura kardiomegali dan e!usi perikadial.
7. Pemeriksaan @adiologi Tulang
*encari osteodistro!i dan kalsi!ikasi metastatik
5. Arteriogram gin;(
*engkaji sirkulasi ginjal dan mengidenti!ikasi ekstraaskular
massa.
,5 PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Terapi konserati!
Tujuan dari terapi konserati! adalah mencegah memburuknya !aal ginjal
secara progresi! meringankan keluhan0keluhan akibat akumulasi toksin
a;otemia memperbaiki metabolisme secara optimal dan memelihara
keseimbangan cairan dan elektrolit ($ukandar %&&).
,iet
Terapi diet rendah protein (,@P) menguntungkan untuk mencegah
atau mengurangi toksin a;otemia tetapi untuk jangka lama dapat
merugikan terutama gangguan keseimbangan negati! nitrogen.
"ebutuhan jumlah kalori
"ebutuhan jumlah kalori (sumber energi) untuk 88" harus
adekuatn dengan tujuan utama yaitu mempertahankan
keseimbangan positi! nitrogen memelihara status nutrisi dan
memelihara status gi;i.
"ebutuhan cairan
Bila ureum serum F <3& mg kebutuhan cairan harus adekuat
supaya jumlah diuresis mencapai % L per hari.
"ebutuhan elektrolit dan mineral
"ebutuhan jumlah mineral dan elektrolit bersi!at indiidual
tergantung dari L/8 dan penyakit ginjal dasar (underlying renal
disease).
b. Terapi simptomatik
Asidosis metabolik
Asidosis metabolik harus dikoreksi karena meningkatkan serum
kalium (hiperkalemia). 1ntuk mencegah dan mengobati asidosis
metabolik dapat diberikan suplemen alkali. Terapi alkali (sodium
bicarbonat) harus segera diberikan intraena bila pH M D23 atau
serum bikarbonat M %& m+IL.
Anemia
Trans!usi darah misalnya Paked @ed 'ell (P@') merupakan salah
satu pilihan terapi alternati! murah dan e!ekti!. Terapi pemberian
trans!usi darah harus hati0hati karena dapat menyebabkan
kematian mendadak.
"eluhan gastrointestinal
Anoreksi cegukan mual dan muntah merupakan keluhan yang
sering dijumpai pada 88". "eluhan gastrointestinal ini merupakan
keluhanutama (chie! complaint) dari 88". "eluhan
gastrointestinal yang lain adalah ulserasi mukosa mulai dari mulut
sampai anus. Tindakan yang harus dilakukan yaitu program terapi
dialisis adekuat dan obat0obatan simtomatik.
"elainan kulit
Tindakan yang diberikan harus tergantung dengan jenis keluhan
kulit.
"elainan neuromuskular
Beberapa terapi pilihan yang dapat dilakukan yaitu terapi
hemodialisis reguler yang adekuat medikamentosa atau operasi
subtotal paratiroidektomi.
"elainan sistem kardioaskular
Tindakan yang diberikan tergantung dari kelainan kardioaskular
yang diderita.
15 INDIKASI
7ndikasi H, dibedakan menjadi H, emergency atau H, segera dan
H, kronik. Hemodialisis segera adalah H, yang harus segera dilakukan.
7ndikasi hemodialisis segera antara lain (,aurgirdas et al. %&&D):
<) "ega4atan ginjal
a. "linis : keadaan uremik berat oerhidrasi.
b. 6ligouria (produksi urine G%&& ml<% jam).
c. Anuria (produksi urine G3& ml<% jam).
d. Hiperkalemia (terutama jika terjadi perubahan +'8 biasanya "
F3 mmoll).
e. Asidosis berat ( pH GD< atau bikarbonat G<% meIl).
!. 1remia (B1- F<3& mgdL).
g. +nse!alopati uremikum.
h. -europatimiopati uremikum.
i. Perikarditis uremikum.
j. ,isnatremia berat (-a F<& atau G<<3 mmolL).
k. Hipertermia
%) "eracunan akut (alkohol obat0obatan) yang bisa mele4ati membrane
dialisis.
7ndikasi Hemodialisis "ronik
Hemodialisis kronik adalah hemodialisis yang dikerjakan berkelanjutan
seumur hidup penderita dengan menggunakan mesin hemodialisis.
*enurut ",6N7 dialisis dimulai jika 8/@ G<3 mlmnt. "eadaan pasien
yang mempunyai 8/@ G<3mlmenit tidak selalu sama sehingga dialisis
dianggap baru perlu dimulai jika dijumpai salah satu dari hal tersebut di
ba4ah ini (,aurgirdas et al. %&&D) :
a. 8/@ G<3 mlmenit tergantung gejala klinis.
b. 8ejala uremia meliputi : lethargy anoreksia nausea mual dan
muntah.
c. Adanya malnutrisi atau hilangnya massa otot.
d. Hipertensi yang sulit dikontrol dan adanya kelebihan cairan.
e. "omplikasi metabolik yang re!rakter.
.5 CARA KERJA
Hemodialisis terdiri dari 2 kompartemen: <) kompartemen darah %)
kompartemen cairan pencuci (dialisat) dan 2) ginjal buatan (dialiser). ,arah
dikeluarkan dari pembuluh darah ena dengan kecepatan aliran tertentu
kemudian masuk ke dalam mesin dengan proses pemompaan. $etelah
terjadi proses dialisis darah yang telah bersih ini masuk ke pembuluh balik
selanjutnya beredar di dalam tubuh. Proses dialisis (pemurnian) darah terjadi
95 KOMPLIKASI
Hipotensi dapat terjadi selama terapi dialisis ketika cairan di
keluarkan.
+mboli udara merupakan komplikasi yang jarang tetapi dapat saja
terjadi jika udara memasuki sistem askuler pasien.
-yeri dada dapat terjadi karena p'6%menurun bersamaan dengan
terjadinya sirkulasi darah di luar tubuh.
Pruritus dapat terjadi selama terapi dialisis ketika produk akhir
metabolisme meninggalkan kulit.
8angguan keseimbangan dialisis terjadi karena perpindahan cairan
serebral dan muncul sebagai serangan kejang.
"ram otot yang nyeri terjadi ketikacairan dan elektrolit dengan cepat
meningglkan ruang ekstrasel.
*ual dan muntah merupakan peristi4a yang sering terjadi.
ASUHAN KEPERAWATAN SECARA UMUM
+5 Dt *ng 'e$(u "ik;i
a. Biodata
8agal 8injal "ronik terjadi terutama pada usia lanjut (3&0D& th) usia
muda dapat terjadi pada semua jenis kelamin tetapi D& pada pria.
b. "eluhan utama
"encing sedikit tidak dapat kencing gelisah tidak selera makan
(anoreksi) mual muntah mulut terasa kering rasa lelah dan lemas
pusing na!as berbau (ureum) gatal pada kulit sesak na!as.
c. @i4ayat penyakit
$ekarang
,iare muntah perdarahan luka bakar rekasi ana!ilaksis renjatan
kardiogenik hipertensi anemia
,ahulu
@i4ayat penyakit gagal ginjal akut in!eksi saluran kemih batu ginjal
hipertensi penggunaan obat0obat ne!rotoksik Benign Prostatic
Hyperplasia prostatektomi hipertensi.
"eluarga
Adanya penyakit keturunan ,iabetes *ellitus (,*).
d. Tanda ital
Peningkatan suhu tubuh nadi cepat dan lemah hipertensi na!as
cepat dan dalam ("ussmaul) dyspnea.
e. Pemeriksaan /isik :
Perna!asan (B < : Breathing)
8ejala:
-a!as pendek dispnoe nokturnal paroksismal batuk
dengantanpa sputum kental dan banyak.
Tanda
Takhipnoe dispnoe peningkatan !rekuensi Batuk produkti!
dengan tanpa sputum.
'ardioascular (B % : Bleeding)
8ejala
@i4ayat hipertensi lama atau berat. Palpitasi nyeri dada atau
angina dan sesak na!as gangguan irama jantung edema.
Tanda
Hipertensi nadi kuat oedema jaringan umum piting pada kaki
telapak tangan ,isritmia jantung nadi lemah halus hipotensi
ortostatik !riction rub perikardial pucat kulit coklat kehijauan
kuning.kecendrungan perdarahan.
Persyara!an (B 2 : Brain)
"esadaran: ,isorioentasi gelisah apatis letargi somnolent
sampai koma.
Perkemihan0+liminasi 1ri (B = : Bladder)
8ejala :
Penurunan !rekuensi urine ("encing sedikit (kurang dari =&&
cchari) 4arna urine kuning tua dan pekat tidak dapat kencing)
oliguria anuria (gagal tahap lanjut) abdomen kembung diare atau
konstipasi.
Tanda :
Perubahan 4arna urine (pekat merah coklat bera4an) oliguria
atau anuria.
Pencernaan 0 +liminasi Ali (B 3 : Bo4el)
Anoreksia nausea omiting !ektor uremicum hiccup gastritis
erosia dan ,iare
Tulang06tot07ntegumen (B : Bone)
8ejala :
-yeri panggul sakit kepala kram otot nyeri kaki (memburuk saat
malam hari) kulit gatal adaberulangnya in!eksi.
Tanda :
Pruritus demam (sepsis dehidrasi) ptekie area ekimoosis pada
kulit !raktur tulang de!osit !os!at kalsiumpada kulit jaringan
lunak sendi keterbatasan gerak sendi.
15 Dign%! Ke'e$<tn
Pre Hemodialisa
1. -yeri akut berhubungan dengan peregangan dari terminal sara!
sekunder dari adanya batu pada ginjal.
2. 8angguan eliminasi urin berhubungan dengan in!eksi saluran kemih.
3. "eletihan berhubungan dengan tidak mampu mempertahankan
metabolic perikarditis.
5. "elebihan olume cairan berhubungan dengan penurunan haluan urin
metabolik.
!. @isiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan dis!ungsi
ginjal.
10. @esiko harga diri rendah situasional berhubungan dengan penyakit
M%nit%$ Nut$i!i
0 *onitor respon klien terhadap situasi
yang mengharuskan klien makan.
0 jad4alkan pengobatan dan tindakan tidak
bersamaan dengan 4aktu klien makan.
0 *onitor adanya mual muntah.
0 *onitor adanya gangguan dalam proses
mastikasiinput makanan misalnya
perdarahan bengkak dsb.
0 *onitor intake nutrisi dan kalori.
3. "urang Pengetahuan $etelah dilakukan askep 2&Pen"i"ikn ) P$%!e! Pen*kit
Tentang Penyakit ,an menit pengetahuan klien 0 "aji pengetahuan klien tentang
Pengobatannya keluarga meningkat dengan penyakitnya
kriteria hasil: 0 5elaskan tentang proses penyakit
*enjelaskan kembali (tanda dan gejala) identi!ikasi
penjelasan yang diberikan kemungkinan penyebab.
*engenal kebutuhan0 5elaskan kondisi klien
pera4atan dan pengobatan 0 5elaskan tentang program pengobatan
tanpa cemas dan alternati! pengobantan
"lien keluarga kooperati! 0 ,iskusikan perubahan gaya hidup yang
saat dilakukan tindakan mungkin digunakan untuk mencegah
komplikasi
0 ,iskusikan tentang terapi dan
pilihannya
0 +ksplorasi kemungkinan sumber yang
bisa digunakan mendukung
0 instruksikan kapan harus ke pelayanan
0 Tanyakan kembali pengetahuan klien
tentang penyakit prosedur pera4atan
dan pengobatan
. @esiko 7n!eksi $etelah dilakukan askep < jam K%nt$%( in&ek!i
risiko in!eksi terkontrol dengan 0 Ajarkan tehnik mencuci tangan
kriteria hasil: 0 Ajarkan tanda0tanda in!eksi
Bebas dari tanda0tanda0 laporkan dokter segera bila ada tanda
in!eksi in!eksi
0 Tingkatkan masukan gi;i yang cukup
Angka leukosit normal
0 Anjurkan istirahat cukup
Pasien mengatakan tahu
0 Berikan P+-0"+$ tentang risk in!eksi.
tentang tanda0tanda dan
gejala in!eksi P$%tek!i In&ek!i)
0 monitor tanda dan gejala in!eksi
0 Pantau hasil laboratorium
0 Amati !aktor0!aktor yang bisa
meningkatkan in!eksi.
DA/TAR PUSTAKA