DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 1
BAB I ...................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 3
BAB II..................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 4
2.1 KRISTAL...................................................................................................................................... 4
ISOMETRIK ....................................................................................................................................... 6
TETRAGONAL .................................................................................................................................. 7
HEXAGONAL ................................................................................................................................... 8
TRIGONAL ........................................................................................................................................ 9
ORTHOROMBIK ............................................................................................................................. 10
MONOKLIN ..................................................................................................................................... 11
TRIKLIN .......................................................................................................................................... 12
1
PECAHAN [FRACTURE] ............................................................................................................... 17
KEMAGNETAN [MAGNETISM]................................................................................................... 19
2
BAB I
PENDAHULUAN
Materi dasar pembentuk Bumi ini adalah batuan, dimana batuan sendiri adalah kumpulan dari
mineral, dan mineral terbentuk dari kristal-kristal. Jadi intinya, untuk dapat mempelajari ilmu
Geologi, kita harus menguasai ilmu tentang kristal. Ilmu yang mempelajari tentang bentuk-
bentuk, gambar-gambar dari kristal disebut Kristalografi.
Dalam studi Geologi, kita tentunya harus terlebih dahulu menguasai tentang kristal sebelum
mempelajari tingkat selanjutnya dalam ilmu Geologi. Karena itu kristal adalah syarat untuk dapat
mempelajari Geologi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KRISTAL
Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya terkemas secara teratur
dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi , Secara umum, zat cair membentuk kristal
ketika mengalami proses pemadatan. Pada kondisi ideal, hasilnya bisa berupa kristal tunggal.
yang semua atom-atom dalam padatannya “terpasang” pada kisi atau struktur kristal yang sama,
tapi, secara umum, kebanyakan kristal terbentuk secara simultan sehingga menghasilkan padatan
polikristalin. Misalnya, kebanyakan logam yang kita temui sehari-hari merupakan polikristal
Struktur kristal mana yang akan terbentuk dari suatu cairan tergantung pada kimia cairannya
sendiri, kondisi ketika terjadi pemadatan, dan tekanan ambien. Proses terbentuknya struktur
kristalin dikenal sebagai kristalisasi. Contoh dari kristal adalah: kuarsa (SiO2), K2O, Na, SiO2
1. Isometrik
2. Tetragonal
3. Hexagonal
4. Trigonal
5. Orthorombik
6. Monoklin
7. Triklin
2.3 MINERAL
Mineral ialah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam, terbentuk secara anorganik,
mempunyai komposisi kimia pada batas tertentu dan mempunyai atom-atom yang tersusun
secara teratur.
4
Semua mineral mempunyai susunan kimiawi tertentu dan penyusun atom-atom yang beraturan,
maka setiap jenis mineral mempunyai sifat-sifat fisik tersendiri. Dengan mengenal sifat-sifat
tersebut maka setiap jenis mineral dapat dikenal, sekaligus kita mengetahui susunan kimiawinya
dalam batas-batas tertentu.
Macam - macam sifat fisik mineral yang terpenting dalam pengamatan mineral sebagai
identifikasi mineral yaitu, sebagai berikut :
Warna [Colour]
Kilap [Luster]
Cerat / Gores [Streak]
Belahan [Cleavage]
Pecahan [Fracture]
Kekerasan Mineral [Hardness]
Berat Jenis [Specific Gravity]
Transparansi [Transparency]
Keliatan [Tenacity]
Kemagnetan [Magnetism]
Bentuk Kristal [Crystal Shape]
5
BAB III
6
2. Tetragonal
7
3. Hexagonal
8
4. Trigonal
9
5. Orthorombik
10
6. Monoklin
• 3 sumbu
a┴b;b┴c
c < a ≠ 90 derajat
a≠b≠c
• Sumbu a+ dibuat 30 derajat
terhadap c- dan b ┴ c
• Parameter dibuat :
a = 3b
c = 2a
11
7. Triklin
12
3.2 SIFAT FISIK MINERAL
WARNA [COLOUR]
Warna mineral adalah warna yang kita tangkap dengan mata bilamana mineral tersebut terkena
sinar. Warna dari mineral adalah warna yang terlihat di permukaan yang bersih dan sinar yang
cukup.
Warna ini penting untuk membedakan antara warna yang disebabkan oleh campuran atau
pengotoran dan warna asli elemen - elemen utama pada mineral tersebut. Suatu mineral dapat
berwarna terang, transparan (tidak berwarna atau memperlihatkan warna yang berangsur atau
berubah). Warna sangat berariasi, umumnya karena perbedaan kompisisi kimia atau pengotoran
pada mineral.
13
KILAP [LUSTER]
Kilap adalah kenampakan hasil pantulan cahaya pada permukaan mineral. Ini akan tergantung
pada kwalitas fisik permukaan (kehalusan dan trasparansi).
Merupakan sifat optis dari mineral yang rapat hubungannya dengan refleksi dan refraksi. Kilap
sebagai hasil pantulan cahaya dari permukaan mineral.
14
CERAT / GORES [STREAK]
Gores (streak) adalah warna dari serbuk mineral. Terlihat bila mineral digoreskan pada lempeng
kasar porselen meninggalkan warna goresan. Untuk mineral-mineral logam gores dapat dipakai
sebagai petunjuk.
Cerat adalah warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat dapat diperoleh
apabila mineral digoreskan pada bagian kasar suatu keping porselin atau membubuk suatu
mineral kemudian dilihat warna dari bubukan tersebut. Cerat dapat sama dengan warna asli
mineral, dapat pula berbeda. Warna cerat untuk mineral tertentu umumnya tetap walaupun warna
mineralnya berubah-ubah.
Contohnya :
Pirit : Berwarna keemasan namun jika digoreskan pada plat porselin akan meninggalkan
jejak berwarna hitam.
Cinnabar : Berwarna kehitaman namun jika digoreskan pada plat porselin akan
meninggalkan jejak berwarna merah kecoklatan
Augite : Ceratnya abu-abu kehijauan
Biotite : Ceratnya tidak berwarna
Orthoklase : Ceratnya putih
15
BELAHAN [CLEAVAGE]
Belahan adalah kecenderungan dari beberapa kristal mineral untuk pecah melalui bidang lemah
yang terdapat pada struktur kristalnya. Arah belahan ini umumnya sejajar dengan satu sisi-sisi
kristal. Kesempurnaan belahan diperikan dalam istilah sempurna, baik, cukup atau buruk.
Beberapa bentuk belahan ditunjukkan pada Sifat pecah adakalanya tidak berhubungan dengan
struktur kristal, atau mineral tersebut pecah tidak melalui bidang belahannya, yang disebut
sebagai rekahan (fracture).
Belahan merupakan kecenderungan mineral untuk membelah diri pada satu atau lebih arah
tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang mampu membelah yang oleh
disini ialah bila mineral kita pukul dan tidak hancur, tetapi terbelah-belah menjadi bidang
belahan yang licin dan mengikuti bentuk kristal tersebut.
16
PECAHAN [FRACTURE]
Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah dalam arah yang tidak teratur
apabila mineral dikenai gaya. Perbedaan pecahan dengan belahan dapat dilihat dari sifat
permukaan mineral apabila memantulkan sinar. Permukaan bidang belah akan nampak halus dan
dapat memantulkan sinar seperti cermin datar, sedang bidang pecahan memantulkan sinar ke
segala arah dengan tidak teratur.
Konkoidal, permukaan halusdan melengkung
seperti kenampakan kerang atau pecahan
botol. Contoh: Kuarsa
Splintery, permukaan seperti serat atau abon.
Contoh: Asbes dan augit
Even, bila pecahan tersebut menunjukkan
permukaan bidang pecahan halus. Contoh:
Pada kelompok mineral lempung
Uneven, permukaan kasar dan tidak teratur.
Contoh: Pirit, kalkopirit
Hackly, permukaan kasar, tidak teratur dan
runcing. Contoh: Emas
17
Korondum - [9]
Intan - [10]
TRANSPARANSI [TRANSPARENCY]
Transparansi merupakan kemampuan (potongan pipih) mineral untuk meneruskan cahaya.
Suatu obyek terlihat jelas melalui cahaya yang menembus potongan mineral yang transparan.
Bila obyek tersebut terlihat secara samar, dipakai istilah transculent.
18
KELIATAN [TENACITY]
Keliatan (Tenacity) Keliatan adalah tingkat ketahanan pada mineral untuk hancur atau melentur.
KEMAGNETAN [MAGNETISM]
Adalah sifat mineral terhadap gaya magnet.
Dikatakan sebagai feromagnetic bila mineral dengan mudah tertarik gaya magnet seperti
magnetik, phirhotit. Mineral-mineral yang menolak gaya magnet disebut diamagnetic, dan yang
tertarik lemah yaitu paramagnetic.
Kemagnetan merupakan salah satu sifat fisik mineral. Berdasarkan gimana reaksi suatu mineral
kalau dipapar medan magnet, mineral terbagi atas 3 jeniS.
Kemagnetan adalah sifat mineral terhadap gaya tarik magnet. Kemagnetan dapat dibedakan
menjadi 3 macam, yaitu :
Feromagnetik : tertarik kuat oleh magnet, seperti magnetite, pyrrhotite
Paramagnetik : tertarik agak kuat oleh magnet, seperti pyrite.
Diamagnetik : tidak tertarik oleh magnet, seperti kuarsa, gypsum, dll.
Untuk melihat apakah mineral mempunyai sifat magnetik atau tidak kita gantungkan pada seutas
tali/benang sebuah magnet, dengan sedikit demi sedikit mineral kita dekatkan pada magnet
tersebut. Bila benang bergerak mendekati berarti mineral tersebut magnetik. Kuat tidaknya bias
kita lihat dari besar kecilnya sudut yang dibuat dengan benang tersebut dengan garis vertical.
Pada umumnya mineral – mineral yang mengandung unsur Fe dan Ni dalam rumus kimianya
akan bersifat magnetic.
19